Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pembangunan Indonesia adalah bidang

pendidikan. Didalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa setiap

warga Negara berhak mendapat pendidikan. Pemerintah menerbitkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam belas tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut” dan berkaitan dengan hal tersebut maka

ditetapkanlah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Taun 2009

Tentang Standar PAUD (Direktorat PAUD, 2010

Sebagaimana dikemukakan oleh Anderson ( 1993 ),”Early

Childhood education is based on number of methodical didactic

consideration the aim of which is provide opportunities for development of

children personality”, artinya Pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi

kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu

pendidikan anak usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu

menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai

aspek perkembangan anak ( Masitoh, 2005 ; 2 )

1
Kegiatan di Taman Kanak-Kanak tentunya sangat berbeda dengan

kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar, kegiatan di TK dilaksanakan

dengan cara bermain sesuai dengan prinsip TK yaitu “bermain sambil

belajar dan belajar seraya bermain”, hal ini merupakan cara yang paling

efektif, karena dengan bermain anak dapat mengembangkan

kreativitasnya,termasuk perkembangan motorik halus anak, meningkatkan

penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi,

mengikuti imajinasi, mengikuti peraturan tata tertib dan disiplin. Dalam

kegiatan bermain anak menggunakan seluruh aspek panca inderanya.

Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah

pengembangan pembelajaran matematika, seperti yang telah dikemukakan

oleh Sriningsih ( 2008 : 1 ) bahwa praktek-praktek pembelajaran

matematika untuk anak usia dini baik jalur formal maupun nonformal

sudah sering dilaksanakan.

Pengenalan lambang bilangan dari 1 sampai 10 dikelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ditujukan agar anak dapat

mengenal lambang bilangan. Sehingga apabila diminta menunjukan

lambang bilangan, anak dengan mudah dapat menunjukannya dengan tepat

dan benar. Namun kenyataan yang dihadapi sampai minggu ke 8 semester

II Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagian besar anak kelompok A TK Mekar

Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih belum mengenal lambang

bilangan dengan tepat dan benar.

Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari unjuk kerja, baik pada

saat anak melaksanakan tugasnya maupun pada kegiatan Tanya jawab.

2
Namun demikian keberhasilan pembelajaran tidak semata-mata diukur dari

hasil belajar saja akan tetapi juga diukur dari proses pembelajaran. Hal ini

ditegaskan oleh Sudjana (2000:56) yang mengatakan bahwa keberhasilan

suatu pembelajaran dapat ditentukan dari terpenuhinya dua criteria

keberhasilan pembelajaran, yaitu : (1) kriteria ditinjau dari sudut

prosesnya (by process), dan (2) kriteria ditinjau dari sudut hasil yang

dicapainya (by product).Upaya perbaikan kondisi pembelajaran telah

dilakukan sesuai dengan tuntutan peningkatan kualitas pendidikan.

Dari hasil analisis pada pengembangan kognitif melalui kegiatan

menunjukan lambang bilangan hanya 8 anak (40%), 6 orang mendapat

bintang 3 () dan 2 orang mendapat binatang 4 () dari 20

anak yang dapat melaksanakannya,sebaliknya ada 12 anak (60 %) , 5 anak

mendapat bintang 1 () dan 7 anak mendapat bintang 2 () yang belum

bisa menunjukannya, selama ini guru kurang maksimal melaksanakannya

dan senantiasa menghadapi kendala dalam mengembangkan

pengembangan kognitif. Kendala tersebut disebabkan model pembelajaran

yang kurang menarik minat anak, kegiatan pembelajaran berpusat pada

guru dan anak hanya pasif menyimak penjelasan guru sehingga

pengembangan kognitif yang seharusnya menyenangkan menjadi kurang

menarik minat anak. Akibatnya anak kurang mengenal lambang bilangan

yang disebutkan oleh guru, karena guru hanya menyebutkan lambang

bilangan yang ditulis dipapan tulis.

Ketidak mampuan anak dalam mengenal lambang bilangan ini

terlihat pada unjuk kerja anak dalam menunjukan lambang bilangan.

3
Metode pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan tingkat

perkembangan anak dan guru terlalu banyak menggunakan metode

ceramah yang menyebabkan anak menjadi bosan.

Ketidakmampuan anak dalam mengenal lambang bilangan di

kelompok A TK Mekar Sari ini, bila dibiarkan akan membawa dampak

yang serius kepada anak, baik untuk kegiatan mengenal konsep bilangan

maupun pada kegiatan lainnya seperti mengenal penambahan dan

pengurangan.Lebih jauh hal ini akan berdampak pula pada semua bidang

pengembangan, karena pada dasarnya semua bidang pengembangan saling

berkaitan antara pengembangan yang satu dengan pengembangan yang

lainnya.

Berdasarkan pengalaman di atas dan agar anak tertarik untuk

mengenal lambang bilangan maka kegiatan harus dirancang

menyenangkan, tapi sekaligus membuat anak mengenal lambang

bilangan.Strategi belajar mengenal lambang bilangan sambil bermain

dapat diwujudkan dengan melakukan permainan kartu bilangan dan

tongkat berjalan dengan model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick.

Dengan permainan kartu bilangan dan model pembelajaran Make a

Match dan Talking Stick ini,maka peneliti tertarik untuk mengangkat suatu

penelitian dengan judul “ Mengembangkan Kemampuan Kognitif

Anak Dalam Mengenal Lambang Bilangan Melalui Model Make a

Match dan Talking Stick di Kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten

Hulu Sungai Tengah.”

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dan agar

penelitian ini lebih terarah maka perlu dirumuskan berbagai masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan

pengembangan kemampuan kognitif mengenal lambang bilangan

dengan model pembelajaran Make a Match dan Talking Stick di

Kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah ?

2. Bagaimana aktivitas anak dalam kegiatan pengembangan

kemampuan kognitif mengenal lambang bilangan dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick di kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah ?

3. Apakah dengan pelaksanaan model pembelajaran Make a Match dan

Talking Stick dapat meningkatkan perkembangan kemampuan

kognitif anak di kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah dalam mengenal lambang bilangan ?

C. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Pembelajaran kognitif kelompok A TK Mekar Sari, pada materi

mengenal lambang bilangan, selama ini guru kurang maksimal

melaksanakannya dan senantiasa menghadapi kendala dalam

mengembangkan kemampuan kognitif. Kendala tersebut disebabkan

model pembelajaran yang kurang menarik minat anak, kegiatan

pembelajaran berpusat pada guru dan anak hanya pasif menyimak

5
penjelasan guru sehingga pengembangan kemampuan kognitif yang

seharusnya menyenangkan menjadi kurang menarik minat anak.

Akibatnya anak kurang mengenal lambang bilangan..

Apabila hal ini dibiarkan akan mengakibatkan hasil belajar anak

dalam pengembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan masih

rendah dan tidak akan meningkat.Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut

akan menyebabkan menurunnya mutu sekolah tersebut.

Berdasarkan masalah diatas maka pemecahan masalah yang akan

dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick tentang cara memahami

pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang bilangan. Kemudian

peneliti mengambil kesimpulan untuk memecahkan masalah tentang

meningkatkan pengembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan

di kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah akan

digunakan model Make a Match dan Talking Stick melalui media kartu

angka dan Tongkat berjalan .Dalam pemecahan ini direncanakan melalui

tindakan kelas dalam 1 siklus 2 kali pertemuan. Apabila tidak berhasil

dengan baik maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

Rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topic yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu merupakan kartu

soal dan bagian lainnya kartu jawaban. (MM)

2. Membagi kartu kepada setiap anak (MM)

6
3. Membimbing anak mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya (MM)

4. Memberi poin kepada anak yang dapat mencocokan kartunya sebelum

batas waktu yang ditentukan (MM)

5. Setelah satu babak guru mengocok kembali kartu agar setiap anak

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. (MM0

6. Guru memberikan kesimpulan (MM)

7. Guru menyiapkan tongkat (TS)

8. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan

scenario. (TS)

9. Guru meminta anak untuk memahami scenario yang sudah dijelaskan.

(TS)

10. Guru membagikan tongkat kepada masing-masing anak secara

bergiliran (TS)

11. Guru memberikan kesimpulan (TS)

12. Guru melakukan evaluasi (TS)

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang dilakukan

ini adalah untuk mengetahui :

1. Aktifitas guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan

kemampuan kognitif mengenal lambang bilangan dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick di kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

7
2. Aktifitas anak terhadap kegiatan pengembangan kemampuan kognitif

dalam mengenal lambang bilangan dengan model pembelajaran Make

a Match dan Talking Stick di kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten

Hulu Sungai Tengah

3. Hasil pelaksanaan model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick dalam mengenbangkan kemampuan kognitif anak di kelompok

A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam mengenal

lambang bilangan.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam menemukan model pembelajaran yang tepat

untuk pengembangan kognitif anak.

b. Membantu guru dalam menemukan permasalahan-permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran sehingga guru mudah untuk

mengatasinyaa.

c. Meningkatkan kualitas guru sebagai tenaga professional.

d. Memberikan wawasan kepada guru untuk melakukan penelitian

tindakan yang bermanfaat bagi professional dan karier guru

tersebut.

2. Bagi Kepala Sekolah/Sekolah

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah dalam

rangka perbaikan pembelajaran

8
b. Meningkatkan kualitas sekolah dan mampu memberikan

sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan TK pada umumnya.

c. Memberikan motivasi bagi guru-guru yang ada di Taman Kanak-

Kanak tersebut untuk melakukan pembelajaran yang baik.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KERANGKA TEORI

1. Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak

Karakteristik anak usia dini yang khas tersebut seperti

dikemukakan oleh Richard D.Kellough (dalam Hartati, 2005) adalah

sebagai berikut :

a. Anak merupakan Masa Belajar yang Paling Potensial

Masa belajar yang paling potensial disebut juga sebagai

masa peka. Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima

stimulus.Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada

diri anak untuk mengembangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti

fungsi mulut untuk berbicara dan membaca fungsi tangan untuk

menulis, dan sebagainya. Masa “mudah dirangsang” ini sangat

menentukan cepat dan lambatnya anak dalam menerima pelajaran.

Masa belajar paling potensial seperti untuk belajar

membaca dan menulis juga belajar berpikir abstrak (seperti

belajar matematika), pada umumnya datang pada diri anak tepat

pada waktunya. Kedatangan masa peka ini menurut sebagian ahli

hanya sekali seumur hidup.Sehingga keterlambatan memanfatkan

masa yang sangat berharga tersebut akan menyebabkan kesulitan

belajar (Dalyono,2007:177).

10
b. Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar

Anak usia Taman Kanak-Kanak memiliki rasa ingin tahu

yang besar terhadap lingkungannya.Hal ini terlihat dengan adanya

pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh anak,misalnya

tentang warna pelangi,hujan,banjir,dan sebagainya.Tiap anak ingin

mengetahui hal-hal yang ada di lingkungannya dan hal ini akan

menyebabkan mereka gemar melakukan bermacam-macam

kegiatan.

Oleh karena itu hasrat ingin tahu pada anak tersebut perlu

dirangsang dan dikembangkan,agar anak terdorong untuk

mengadakan penyelidikan dan penemuan sendiri di

lingkungannya.

c. Anak adalah Makhluk Sosial.

Mengembangkan hubungan social merupakan tonggak

penting bagi anak-anak. Bagi mereka pengalaman akan menjadi

pengalaman pertama kali mereka harus membicarakan

kesepakatan dengan sebuah kelompok anak-anak sebaya mereka.

Anak usia empat tahun mulai membedakan antara anak-

anak yang mereka suka untuk bermain bersama dan anak-anak

yang tidak mereka sukai.Meskipun kebanyakan persahabatan pada

usia ini dikendalikan oleh pilihan dan kedekatan orang tua, anak-

anak mulai mengajukan permintaan dan jelas sekali bermain lebih

baik dengan beberapa anak daripada mereka bermain dengan

11
anak-anak lain. (Robin, Coplan, Nelson & Cheah, 1999) dalam

Seefeldt & Wasi (2008:85).

d. Anak Bersifat Unik

Setiap anak mempunyai sifat yang unik,tidak semua anak

mengalami perkembangan yang sama.Keunikan perkembangan

pada masing-masing individu itu antara lain disebabkan oleh :

1) Perbedaan kondisi lingkungan internal;

2) Perbedaan kondisi lingkungan eksternal;

3) Perbedaan materi herediter;

4) Perbedaan aktivitas;

5) Perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat-cacat fisik;

6) Perbedaan usia;

7) Perbedaan jenis kelamin; dan

8) Perbedaan hasil belajar

2. Perkembangan Kognitif Anak Taman Kanak-Kanak

a. Pengertian Kognitif

Pengembangan kognitif meliputi perkembangan keterampilan

berpikir seperti pengenalan, pengelompokan, perbandingan,

pertentangan, penahapan, perkiraan, dan pemecahan masalah.

(Nielsen,MD 2008:9)

Kognitif sering diartikan sebagai kecerdasan atau kemampuan

berpikir.Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan

mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang

12
memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan

pengetahuan. (Sumantri, MS 2005:20)

Perkembangan kognitif menunjukan perkembangan cara anak

berpikir,kemampuan anak mengkoordinasikan berbagai cara berpikir

untuk menyelesaikan berbagai masalah dipergunakan sebagai tolak

ukur untuk pertumbuhan kecerdasan,

b. Tujuan Pengembangan Kognitif

Pada dasarnya pengembangan kognitif bertujuan agar anak

mampu melakukan ekksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca

indranya sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak

akan dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh

sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus

memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya

dan orang lain.

c. Fungsi Pengembangan Kognitif

Nielsen, (2008;9) mengemukakan fungsi sasaran

pengembanagn kognitif yaitu :

a. Memasangkan benda dalam hubungan satu-satu

b. Mengenali jumlah benda (0-10) dalam kumpulan

c. Menggunakan indera sebagai cara memperoleh informasi dan

membandingkan benda

d. Menirukan pola sederhana dengan manic-manik,balok,atau

benda lain,Mengurutkan benda dalam jumlah terbatas

berdasarkan ukuran.

13
Seyogyanya fungsi pengembangan kognitif adalah untuk

melatih, meneliti, dan menemukan usaha meningkatkan

berfungsinya kedua belahan otak

d. Tahapan Pengembangan Kognitif Anak

Tahapan perkembangan kognitif anak, menurut Pieget

dalam Sujiono (2008:3.7) secara skematis dapat digambar dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tahap Masa Umur Karakteristik


I Sensori motor 0–2 a. Perkembangan skema melalui reflex-

tahun refleks untuk mengetahui dunianya.

b. Mencapai kemampuan dalam

memersepsikan ketetapan dalam

objek.
II Praoperasional 2–7 a. Penggunaan symbol dan penyusunan

tahun tanggapan internal,misalnya dalam

permainan dan peniruan.


.

Berpikir dan bernalar anak-anak usia tiga, empat dan lima

tahun berubah dan berkembang sangat cepat.Perubahan dalam

pengetahuan ini memungkinkan anak-anak usia 3 – 5 tahun mengerti

konsep-konsep matematika lewat cara baru.Dalam periode ini, anak-

anak mulai melakukan hal-hal berikut :

1) Berpikir tentang symbol /lambang.

2) Memahami kelestarian bilangan

3) Berpikir secara semilogis

14
e. Stimulasi Kognitif Anak TK

Dengan pengembangan kognitif akan lebih mudah bagi orang

dewasa dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak sehingga akan

tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Stimulasi

dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar melalui bermain.

Penyajian akan dilakukan dengan cara mengidentifikasi indicator dan

kemudian dijabarkan tentang kegiatan yang disarankan untuk

dilakukan, seperti :

1) Pengenalan lambang bilangan pada Anak Taman Kanak-

kanak, ada yang berpendapat bahwa di Taman Kanak-kanak

jangan diberikan berhitung apalagi matematika. Padahal alat

yang dimainkan anak di TK mengandung unsur matematika.

Misalnya : bermain balok, ada bentuk-bentuk, bermain

bilangan, mengukur meja dengan tali dan mengelompokan

bentuk-bentuk sesuai ukuran dan seraya bermain menghitung

berbagai macam benda. Kesemuanya adalah bagian dari

matematika. Permainan estimasi sangat digemari anak usia

TK.

2) Menyediakan sarana yang memadai, dalam rangka mencapai

keberhasilan kegiatan belajar mengajar, sarana yang memadai

sebaiknya disediakan oleh TK untuk digunakan oleh guru

maupun anak.Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengadakan sarana yang dibutuhkan, antara lain dengan

15
membeli, membuat, memanfaatkan lingkungan dan

mengembangkan sarana yang telah ada.

Kartu bilangan yang digunakan sebagai alat peraga dalam

pembelajaran ini bisa dengan mudah dibuat oleh guru, karena

kartu bilangan ini berisikan tulisan angka 1 sampai 10. Kartu

ini terbuat dari bahan kertas dupleks berukuran 5 x 5 cm.

Permainan ini dimanfaatkan oleh anak berumur 4 – 6 tahun

dengan tujuan agar anak mengenal lambang bilangan, dan

belajar menghitung.

f. Pengenalan Dini Kemampuan Berhitung

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika,

permainan berhitung anak usia dini diperlukan untuk

mengembangkan pengetahuan dasar matematika sehingga anak

secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih

lanjut disekolah dasar, seperti pengenalan konsep bilangan,

lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi

melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang

menyenangkan.(Fansuri, 2010:1)

Salah satu konsep matematika yang paling penting

dipelajari anak usia tiga, empat dan lima tahun ialah

pengembangan kepekaan pada bilangan. Ketika kepekaan terhadap

bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik

pada hitung menghitung. (Seefeld dan Wasik. 2008:392)

16
Apabila anak sudah menunjukan masa peka (kematangan)

untuk berhitung maka orang tua dan guru di AUD harus tanggap

untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga

kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-

baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang

optimal.

Anak usia AUD adalah masa yang sangat strategis untuk

mengenalkan berhitung dijalur matematika, karena usia dini sangat

peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Diyakini

bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang

dipelajari sesuai minat, kebutuhan dan kemampuannya (Fansuri,

2010:3)

Pendidikan di AUD sangat penting untuk mencapai

keberhasilan belajar pada tingkat selanjutnya. Bloom bahkan

menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to

learn) yang berbentuk pada masa pendidikan AUD aakan tumbuh

menjadi kebiasaan ditingkat pendidikan selanjutnya. Hal ini

bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak mampu membaca,

menulis dan berhitung tetapi juga merupakan cara belajar

mendasar yang meliputi kegiatan memotivasi anak untuk

menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep

diri (perasaan mampu dan percaya diri) melatih kedisiplinan,

keberminatan, spontanitas, inisiatif dan apresiatif (Fansuri, 2010:4)

17
Permainan matematika di TK seyogyanya dilakukan melalui tiga

tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu :

1. Penguasaan konsep

2. Masa Transisi

3. Lambang

Pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya

masalah kesulitan belajar karena belum menguasai konsep

berhitung. Kesenangan anak dalam penguasaan berhitung dapat

dimulai dari diri sendiri ataupun akibat rangsangan dari luar

seperti permainan dalam pesona matematika. Ciri-ciri yang

menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan

berhitung antara lain :

1. Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktifitas

permainan berhitung

2. Anak mulai menyebutkan urutan bilangan tanpa pemahaman.

3. Anak mulai menghitung benda-benda disekitarnya.

4. Anak mulai membanding-bandingkan benda benda dan

peristiwa yang ada sekitarnya.

5. Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangkan angka

dan benda-benda yang ada disekitarnya tanpa sengaja (Fansuri,

2010:5-6)

Salah satu pengaruh dari permainan matematika terhadap

kehidupan anak adalah perkembangan kreatifitas, dengan

permainan matematika akan memberikan kesempatan kepada anak

18
untuk menggunakan pikiran secara kreatif. Anak harus diberi

kesempatan untuk mencoba berfikir baru memecahkan

masalahnya. Salah satu factor penting dalam keberhasilan

kehidupan seseorang dimasa depan adalah sikap dan jiwa

kreativitas, oleh sebab itu kreativitas peserta didik harus

dikembangkan secara optimal (Sujiono, 2007:11,14)

Menurut Malahayati (2009:45) sikap kreativitas harus tumbuh

dalam diri setiap anak dengan kreativitas imajinasi yang ada dalam

pikiran anak-anak semakin berkembang.

Karena itulah, menjadi penting untuk mendorong anak yang mulai

berhitung sejak kecil dan menikmati matematika untuk

mengembangkan kecerdasan logis atau matematis yang kuat.

Perkembangan pengertian bilangannnya bermanfaat dalam

membantunya memahami bagaimana matematika dikaitkan

dengan kehidupan sehari-hari dan hubungan dengan orang lain

(May Lwin dkk, 2008:46)

2. Konsep Belajar Sambil Bermain

a. Pengertian Bermain Sambil Belajar

Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia

bermain. Bermain terungkap dalam berbagai bentuk apabila anak-

anak sedang beraktivitas. Mereka bermain ketika bernyanyi,

menggali tanah,membangun balok warna-warni atau menirukan

sesuatu yang dilihat. Bermain dapat berupa bergerak, seperti berlari,

melempar bola, memanjat atau kegiatan berpikir, seperti menyusun

19
puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula melakukan

bermain kreatif dengan menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.

(Montolalu, 2009;1.2)

Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat

penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu

mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat dipastikan

bahwa yang bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit,

jasmaniah maupun rohaniah.Para ahli berkesimpulan bahwa anak

adalah mahluk yang aktif dan dinamis. Kebutuhan-kebutuhan

jasmaniah dan rohaniah anak yang mendasar sebagian besar dipenuhi

melalui bermain, baik bermain sendiri maupun bersama-sama dengan

teman (kelompok). Jadi bermain itu merupakan kebutuhan anak.

(Montolalu, 2009;1.2)

b. Manfaat Bermain

Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk proses

berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui

pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Penelidikan

Vygotsky (1976) dalam Montolalu, dkk (2009;1.15) membenarkan

adanya hubungan erat antara bermain dan perkembangan kognitif.

Bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi,

mengadakan penelitian-penelitian, mengadakan percobaan-percobaan

untuk memperoleh pengetahuan.

Anak memerlukan waktu yang cukup banyak untuk

mengembangkan dirinya sambil bermain. Hasil penelitian yang telah

20
dilakukan para ilmuan menyatakan bahwa bermain bagi anak-anak

mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak

dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan

imajinasinya. Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-

kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya, membina sikap

hidup positif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin, menambah

perbendaharaan kata dan menyalurkan perasaan tertekan.

Bermain selain bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif,

social emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat yang

besar bagi perkembangan anak secara keseluruhan.

c. Jenis Permainan

Dalam bermain ada dua penggolongan besar dari jenis

permainan. Pertama sesuai dengan pendapat Hurlock, (1978) dalam

Montolalu (2009;6.14), yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Kedua

yaitu bermain kemampuan/keterampilan yang dikembangkan pada diri

anak

3. Pengenalan Lambang Bilangan di PAUD/TK

Belajar mengenal lambang bilangan bisa dilakukan anak dengan

cara menghitung benda, misalnya buah-buahan. Namun cara ia

menghitung tentu saja berbeda dengan cara orang dewasa.

Kemampuannya hanya pada menghitung satu persatu benda yang akan

dihitung sesuai jumlahnya. Misalnya, satu apel, dua apel, tiga apel dan

seterusnya.

21
Keterampilan menghitung berkaitan dengan perkembangan

berpikir anak. Ia sedang berada pada tahap berpikir kongkret, ia

memahami bilangan tiga dari tiga buah jeruk.

Karena taraf pemikiran anak masih kongkret, terkadang diperlukan

media gambar untuk memperlihatkan bentuknya. Jika lambang bilangan

disajikan dalam bentuk menarik, berukuran besar, tertera dalam

permainan balok atau puzzle, terpampang diruang kelas, atau dikarpet

bermain, maka sangat mudah bagi anak untuk lebih memperhatikan.

Intinya, pengenalan jangan dilakukan secara formal karena anak belum

bisa berkonsentrasi dalam waktu lama. Sifat formal ini hanya akan

membuat anak bosan sehingga sulit untuk diajak bekerja sama.

Jangan mengenalkan terlalu banyak angka, cukup satu per satu.

Misalnya kenalkan angka satu dengan satu jari telunjuk, atau dengan

gambar satu balon. Jangan langsung mengenalkan angka sepuluh dengan

menunjukan sepuluh jari, sepuluh gambar bebek. Kita harus memahami

bahwa anak belum bisa memahami konsep yang agak rumit. Bila ingin

mengenalkan beberapa lambang bilangan, berikan jeda sesaat setiap

saatnya sebelum berlanjut kelambang bilangan berikutnya. Ketika anak

ingin bermain disela-sela waktu tersebut, jangan dilarang, biarkan saja

asalkan kita bisa mengajaknya kembali focus.

B. MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

a. Pengertian Model Pembelajaran Make a Match

Make a Match dikembangkan oleh Lorna Current (1994)

dalam Rusman (2011;223). Make a Match atau mencari pasangan

22
merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan kepada anak.

Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu anak disuruh mencari

pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas

waktunya, anak yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.

Agus Suprijono (2010;95) menyebutkan bahwa “hal-hal yang

perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a

Match adalah kartu-kartu”, Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu

berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas

menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan pembawa

kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah

kelompok pembawa kartu berisi jawaban-jawaban. Kelompok ketiga

adalah kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok – kelompok

pertama dan kedua berjajar saling berhadapan.

Jika masing-masing kelompok sudah berada diposisi yang

telah ditentukan maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar

kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mereka

bertemu, mencari pasangan pertanyaan jawaban yang cocok. Berilah

kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Ketika berdiskusi

alangkah baiknya jika ada music instrumentalia yang lembut

mengiringi aktivitas belajar mereka.Hasil diskusi ditandai oleh

pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu

pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.

23
Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukan

pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini

kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok.

Setelah penilaian dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok

pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan

dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara kelompok penilai pada

sesi pertama dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu

pertanyaan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. Posisikan

mereka dalam bentuk U guru kembali membunyikan peluitnya

menandai kelompok pemegang kartu pertanyaan dan jawaban

bergerak untuk mencari, mencocokan, dan mendiskusikan pertanyaan

– jawaban. Berikutnya adalah masing-masing pasangan pertanyaan –

jawaban menunjukan hasil karyanya pada penilai.

Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang

berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu

jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti

apakah betul kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan sudah

cocok. Demikian halnya dengan peserta didik kelompok penilai.

Mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar

atas pasangan pertanyaan-jawaban. Berdasarkan kondisi inilah guru

memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh

peserta didik mengkomfirmasikan hal-hal yang mereka telah lakukan

yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.

24
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Make a Match

Anita Lie (2008;55), langkah-langkah penerapan pembelajaran

kooperatif model Make a Match adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

konsep/topic yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa

kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)

b. Setiap anak mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau

soal dari kartu yang dipegang.

c. Anak mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban)

d. Anak yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

e. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap anak mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

f. Kesimpulan.

c. Peran Guru dalam Model pembelajaran Make a Match

Dalam model pembelajaran tipe Make a Match ini, guru lebih

berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan kearah

pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberikan

pengetahuan pada anak, tetapi juga harus membangun pengetahuan

dalam pikirannya.

Guru juga memfasilitasi diskusi untuk memberikan

kesempatan kepada seluruh peserta didik mengkomfirmasikan hal-hal

yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban

25
dan melaksanakan penilaian. Dalam model pembelajaran tipe Make a

Match ini guru memfasilitasi kegiatan yang akan dilaksanak oleh

anak, seperti kartu pertanyaan dan kartu jawaban serta mengadakan

penilaian dan juga mengajarkan kepada anak keterampilan kerja sama

dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk di miliki

didalam masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya untuk

menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan

keaktifan dan memotivasi anak dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan

pendapat Humalik (1994;116) , “Motivasi yang kuat erat

hubungannya dengan peningkatan keaktifan anak yang dapat

dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu dan motivasi belajar

dapat ditujukan kearah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi

yang dimiliki anak diberi berbagai tantangan akan tumbuh kegiatan

kreatif.

d. Peran siswa dalam Model Pembelajaran Make a Match

Dalam model pembelajaran tipe Make a Match ini melibatkan

partisipasi anak dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi

(Nurhayati,2000) dalam Rusman (2011;203). Dalam model Make a

Match ini anak belajar bekerja sama dengan anggota lainnya dan anak

memiliki dua tanggung jawab yaitu mereka belajar untuk dirinya

sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Anak

juga berperan aktif sebagai anggota dalam kelompok kecil yang akan

melaksanakan permainan.

26
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match

Ilham (2008) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match yaitu sebagai berikut :

a) Kelebihan :

1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

anak.

3. Mampu meningkatkan hasil belajar anak mencapai taraf

ketuntasan belajar secara klasikal 82,50 %.

b) Kelemahan :

1. Waktu yang tersedia terlalu dibatasi sedangkan dalam permainan

guru tidak perlu pembatasan waktu yang penting permainan tuntas.

2. Terlalu menuntut anak untuk mempertanggung jawabkan tugasnya

sampai tuntas.

3. Pembelajaran yang dilaksanakan seperti kompetensi.

c) Cara Mengatasi Kelemahan

Berdasarkan kelemahan dari model pembelajaran tipe

Make a Match di atas, guru perlu mengadakan beberapa

perubahan seperti :

1. Tidak membatasi waktu pada anak untuk melaksanakan

permainan karena anak TK senang bermain, agar keceriaan

anak dalam bermain tidak terputus oleh waktu yang

27
terbatas sehingga permainan tuntas dengan hasil yang

memuaskan.

2. Tidak melaksanakan pembelajaran seperti kompetensi

karena apabila pembelajaran dilakukan seperti kompetensi

akan ada persaingan yang tidak sehat pada anak sehingga

pembelajaran tidak diterima anak dengan ikhlas dari hati

melainkan menginginkan poin/hadiah, bila tidak ada hadiah

anak malas belajar.

C. MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

Model Pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu tipe

model pembelajaran kooperatif yang diterapkan di TK di antara model

pembelajaran kooperatif yang lain.Model pembelajaran kooperatif

Talking Stick adalah pembelajaran dengan menggunakan tongkat.

Adapun langkah-langkah dari model Talking Stick adalah sebagai

berikut :

1. Guru menyiapkan tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

guru memberikan kesempatan kepada anak untuk membaca dan

mempelajari materi.

3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan

mempelajarinya,anak menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada anak, setelah itu

guru memberikan pertanyaan dan anak yang memegang tongkat

28
tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian

besar anak mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.

5. Guru memberikan kesimpulan

6. Evaluasi

D. KERANGKA BERPIKIR

Guru merupakan salah satu faktor tinggi rendahnya mutu hasil

pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan

sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan anaknya melalui

kegiatan belajar mengajar.

Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, guru dapat melakukan

serangkaian aktivitas yang bermuara pada peningkatan hasil

pengembangan anak.Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru yaitu

dengan mempersiapkan alat peraga dan model pembelajaran sesuai

dengan materi pengembangan yang akan dikembangkan.

Salah satu aspek perkembangan kognitif di kelompok A adalah

menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda

sampai 10, hal ini mengarah pada kegiatan mengenal lambang bilangan.

Dalam hal ini peneliti mencoba menyajikan indikator tersebut dengan

menggunakan media kartu angka dengan model pembelajaran Make a

Match. Dan permainan tongkat dengan model Talking Stick. Dengan

permainan kartu angka dan model pembelajaran Make a Match serta

permainan tongkat dan model Talking Stick tersebut diharapkan

29
pengembangan anak dalam mengenal lambang bilangan akan berkembang

sehingga hasil belajarnya pun menjadi lebih meningkat.

E. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan fakta-fakta dilapangan maka

ditentukan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut

“ Jika menggunakan model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick maka perkembangan kemampuan kognitif anak kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam mengenal lambang

bilangan akan meningkat.”

30
BAB. III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam

Depdiknas (2008:23) dijelaskan, penelitian dengan pendekatan

kualitatif sifatnya adalah deskriptif analitik. Data yang diperoleh

seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan dan

catatan lapangan, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Hasil

analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang disajikan dalam

bentuk uraian naratif.

2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(classroom action research) adalah penelitian yang bersifat reflektif

melalui beberapa tahapan dengan sistem berdaur ulang, penelitian

tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan

tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil

tindakan (observation and evaluation),, dan melakukan refleksi

(Reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan dan peningkatan yang

diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Penelitian tindakan kelas yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu

praktik pembelajaran di kelas/kelompok (Arikunto, 2008;3)

31
Kemudian Arikunto(2008;2) mengemukakan bahwa inti dari

batasan tindakan kelas yaitu : (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas.

Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan dari guru yang dilakukan oleh anak. Daur tersebut dapat

digambarkan seperti diagram siklus dibawah ini :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Refleksi
Pengamatan Pelaksanaan

Bagan 1.Alur Kegiatan Siklus Dalam PTK (Suhartini, 2008:2)

32
Berikut adalah tahap-tahap tindakan kelas :

Tahap 1 : Menyusun rencana tindakan kelas (planning)

Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan

Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (Akting)

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan mengenai tindakan kelas

Tahap 3 : Pengamatan (Observasi) dan evaluasi

Tahap ini merupakan kegiatan pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat,

Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan. (Suharsini, 2008;3)

Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas, maka dapat

disimpulkan pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di TK Mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun pelajaran 2013/2014. Subjek

penelitian ini adalah anak kelompok A berjumlah 20 orang yang terdiri

dari 8 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan.

Alasan peneliti memilih tempat penelitian tindakan kelas pada

tempat tersebut diatas karena : (1) anak kurang mampu mengenal lambang

bilangan, (2) untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam

33
mengenal lambang bilangan, (3) karena capaian perkembangan tidak

tercapai

C. Faktor yang Diteliti

Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah :

1). Faktor Aktivitas Guru

Penelitian yang berhubungan dengan guru adalah aktivitas guru dalam

pembelajaran menggunakan model Make A Match dan Talking Stick.

Langkah-langkah nya :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

konsep/topic yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa

kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)

2. Setiap anak mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal

dari kartu yang dipegang.

3. Anak mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (kartu soal/kartu jawaban)

4. Anak yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin

5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap anak mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

6. Kesimpulan.

7. Guru menyiapkan tongkat

34
8. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

guru memberikan kesempatan kepada anak untuk membaca dan

mempelajari materi.

9. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan

mempelajarinya,anak menutup bukunya.

10. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada anak, setelah itu

guru memberikan pertanyaan dan anak yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian

besar anak mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

11. Guru memberikan kesimpulan

12. Evaluasi

2). Faktor Aktivitas Anak

Penelitian yang dilakukan terhadap anak kelompok A TK Mekar

Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sejauh mana perkembangan

kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang dikembangkan setelah

melakukan pembelajaran dengan model Make a Match dan Talking Stick

dengan permainan kartu angka dan permainan tongkat. Oleh karena itu

perlu pengkajian lebih mendalam tentang :

a). Keantusiasan anak dalam melaksanakan tugas memasangkan lambang

bilangan dengan konsep bilangan.

b). Keberanian anak untuk maju kedepan melaksanakan tugas yang

diberikan

35
c). Keaktifan anak dalam memasangkan lambang bilangan dengan konsep

bilangan.

d). Ketepatan anak dalam menghubungkan lambang bilangan dengan

konsep bilangan.

e). Bagaimana anak dalam mengikuti aturan main.

3). Faktor Pengembangan Kognitif

Yaitu pengukuran hasil pengembangan anak setelah melakukan

kegiatan pembelajaran dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru

dan hasil pengamatan unjuk kerja anak terhadap :

a) Menunjuk lambang bilangan 1 – 10

b) Memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10

c) Menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.

d) Menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 10

e) Menirukan lambang bilangan 1-10

D. . Skenario Tindakan

Penelitian pendidikan kelas dilaksanakan 2 siklus, satu siklus terdiri

dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

evaluasi, dan refleksi. Tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus,

masing-masing siklus terdiri dari dua hari dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

adalah sebagai berikut :

36
a. Membuat Rencana Kegiatan Harian dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick

b. Menyusun lembar observasi.

c. Menyiapkan lembar kerja anak

d. Menyiapkan media pembelajaran

e. Menunjuk observer dari teman sejawat

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan

RKH pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match dan

Talking Stick sesuai dengan perencanaan sebelumnya

a. Pelaksanaan Tindakan pertemuan 1 Siklus 1

Bidang Pengembangan : Kognitif

Kelompok : A

Tema / Sub tema : Air, Udara dan Api

/ Udara

Semester / Minggu : II / VIII

Waktu : 8.00 – 10.30

Model Pembelajaran : Make a Match dan

Talking Stick

Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengenal Lambang

bilangan

1) Capaian Perkembangan

a) Terbiasa melakukan ibadah sesuai aturan menurut

keyakinan (NAM)

37
b) Mengendalikan perasaan (SEM)

c) Mengenal Lambang bilangan (Kb)

d) Mengekspresikan diri dengan menyanyi dan memainkan

alat music (F/M)

2) Indikator

a) Berdo’a sebelum melakukan kegiatan (Nam.3.1.a)

b) Sabar menunggu giliran (Sem.4.1.a)

c) Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan

benda-benda samapai 10 (Kb.4.1.c)

d) Meniru lambang bilangan 1 – 10 (kb.4.1.b)

e) Menyanyi lagu anak-anak (Fh.5.2.a)

3) Tujuan Pembelajaran

a) Anak dapat membaca do’a sebelum dan sesudah

melaksanakan kegitaan.

b) Anak mau dan sabar menunggu giliran dalam mencari

pasangan

c) Anak dapat menghubungkan / memasangkan gambar balon

dengan lambang bilangan

d) Anak dapat meniru lambang bilangan 1-10

e) Anak dapat menyanyikan lagu “Balonku ada lima”

4) Metode Pembelajaran

a) Bercakap-cakap

b) Tanya jawab

38
c) Pemberian tugas

5) Materi

a) Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan

konsep bilangan

b) Meniru lambang bilangan

c) Menyanyi lagu “balonku ada lima”

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

I. Kegiatan Awal ( 30 menit) Klasikal

a) Berbaris dihalaman, mengucap salam, berdoa dan menyanyi

b) Tanya jawab tentang kegiatan yang dilaksanakan kemarin dan

menceritakan kejadian yang dialami anak sejak dari rumah

hingga sampai kesekolah.

c) Bercakap-cakap tentang tema yang akan dikembangkan yaitu

tema Air Udara dan api dengan sub tema udara.

d) Menjelaskan materi dan tujuan kegiatan yang akan

dilaksanakan hari ini.

e) Bercakap-cakap tentang sabar menunggu giliran

II. Kegiatan Inti ( 60 menit)

a) Guru menyiapkan 10 kartu konsep bilangan yaitu gambar

balon dengan kartu lambang bilangan 1 sampai 10.

b) Anak dibuat dua kelompok, setiap kelompok beranggotakan

sepuluh orang.

39
c) Setiap anak mendapat satu kartu angka/gambar balon dan

memikirkan jawaban atau soal kartu yang dipegangnya.

d) Anak mencari pasangan kartu yang dipegangnya.

e) Anak yang dapat mencari teman yang kartunya sesuai dengan

yang dipegangnya sebelum batas waktu diberi poin.

f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap anak mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

g) Guru menyuruh anak membentuk lingkaran.

h) Guru menyiapkan tongkat

i) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

j) Guru mengambil tongkat dan mengajak anak bernyanyi sambil

tongkat dijalankan.

k) Dimana lagu berhenti disitu tongkat juga berhenti maka anak

tersebut diberi pertanyaan tentang lambang bilangan atau bisa

juga disuruh mencari pasangannya, demikian seterusnya

sampai sebagian besar anak mendapat giliran.

l) Selesai permainan guru memberikan pujian bagi anak yang

dapat poin terbanyak dan memberi dorongan/motivasi bagi

anak yang belum mendapat poin.

m) Guru membagi LKS tentang meniru lambang bilangan kepada

semua anak

n) Anak mengerjakannya

III. Istirahat ( 30 menit)

a) Mencuci tangan

40
b) Berdoa sebelum makan

c) Makan bekal dari rumah

d) Berdoa sesudah makan

e) Bermain diluar

IV. Kegiatan Akhir ( 30 menit)

a) Menyanyikan lagu “Balonku ada lima”

b) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi

c) Tanya jawab tentang lambang bilangan

d) Diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini tadi

e) Memberi pujian pada anak yang hasil kerjanya baik dan

memberi motivasi pada anak yang kurang bisa melaksanakan

tugasnya

f) Memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan besok

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan II Siklus 1

Pada pertemuan hari ke dua ini kegiatan pengembangan sama

dengan hari pertama hanya materinya saja yang berbeda yaitu :

Bidang Pengembangan : Koghitif

Kelompok : A

Tema / Sub tema : Air , Udara dan Api

/Udara

Semester / Minggu : II / VIII

Waktu : 8.00 – 10.30

Model Pembelajaran : Make a Match dan

41
Talking Stick

Tingkat Pencapaian Perkembangan : Mengenal Lambang

Bilangan

1. Capaian Perkembangan

a) Terbiasa melakukan ibadah sesuai aturan menurut

keyakinan (NAM)

b) Mengedalikan perasaan (SEM)

c) Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan (Mb)

d) Mengenal lambang bilangan (Kb)

e) Mengekspresikan diri dengan menyanyi dan memainkan

alat musik (F/M)

2. Indikator

a) Berdoa sebelum melakukan kegiatan (Nam.3.1.a)

b) Sabar menunggu giliran (Sem.4.1.a)

c) Melakukan dua perintah secara sederhana (Mb.2.1.a)

d) Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan

benda-benda sampai 10 ( Kb.4.1.c)

e) Menunjuk lambang bilangan 1-10 (Fh.5.2.a)

f) Menyanyi lagu anak (Fh.5.2.a)

3. Tujuan Pembelajaran

a) Anak dapat membaca do’a sebelum dan sesudah

melaksanakan kegiatan

b) Anak dapat menunjukan lambing bilangan

c) Anak mau melakukan perintah guru

42
d) Anak dapat menghubungkan lambang bilangan1 sampai 10

e) Anak dapat menyanyikan lagu “Balonku ada lima”

4. Metode Pembelajaran

a) Bercakap - cakap

b) Tanya jawab

c) Pemberian tugas

5. Materi Pembelajaran

a) Menghubungkan lambang bilangan

b) Menunjukan lambang bilangan

c) Menyanyikan lagu” balonku ada lima”

6. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a) Kegiatan Awal (30 menit)

1) Berbaris dihalaman, mengucap salam, berdo’a dan

menyanyi

2) Tanya jawab tentang kegiatan yang dilaksanakan

kemarin dan mendiskusikan kejadian yang dialami

anak sejak dari rumah hingga sampai kesekolah

3) Bercakap-cakap tentang tema yang akan dikembangkan

yaitu tema Air Udara dan Api dan Sub tema Udara

4) Menjelaskan materi dan tujuan kegiatan yang akan

dilaksanakan hari ini

b) Kegiatan Inti (60 menit)

1) Guru menyiapkan 10 konsep bilangan yaitu gambar

balon dengan lambang bilangan 1 sampai 10

43
2) Setiap anak mendapat satu lembar gambar balon dan

lambang bilangan 1 sampai 10

3) Guru menjelaskan cara menghubungkan gambar balon

dengan lambang bilangan

4) Anak menghubungkan gambar balon dengan lambang

bilangan

5) Guru memberikan poin kepada anak yang

menyelesaikan tugasnya sebelum batas waktu yang

ditentukan Guru menyuruh anak membentuk lingkaran.

6.) Guru menyiapkan tongkat

7) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

8) Guru mengambil tongkat dan mengajak anak bernyanyi

sambil tongkat dijalankan.

9) Dimana lagu berhenti disitu tongkat juga berhenti maka

anak tersebut diberi pertanyaan tentang lambang

bilangan atau bisa juga disuruh menunjukan, demikian

seterusnya sampai sebagian besar anak mendapat giliran.

10) Selesai permainan guru memberikan pujian bagi anak

yang dapat poin terbanyak dan memberi

dorongan/motivasi bagi anak yang belum mendapat

poin.

11) Guru memberikan pujian bagi anak yang dapat poin dan

memberi dorongan / motivasi bagi anak yang belum

mendapat poin

44
12) Guru membagi LKS tentang materi menghubungkan

gambar balon dengan lambang bilangan

13) Anak mengerjakannya

c) Istirahat (30 menit)

1) Mencuci tangan

2) Berdo’a sebelum makan

3) Makan bekal dari rumah

4) Berdo’a sesudah makan

5) Bermain diluar

d) Kegiatan Akhir (30 menit)

1) Menyanyikan lagu “balonku ada lima”

2) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan tadi

3) Tanya jawab tentang lambang bilangan

4) Diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini

5) Memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan

besok

6) Berdo’a mau pulang, salam

3. Pengamatan (observasi / Evaluasi)

Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang

telah dilaksanakan. Kegiatan observasi dibantu oleh teman sejawat

yang telah dihubungi terlebih dahulu dan mengerti dalam kegiatan

yang dimaksud agar informasi yang diperoleh benar-benar akurat.

45
4. Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan kelas dan observasi serta evaluasi

guru melakukan refleksi diri tentang kelemahan dan kelebihan yang

dilakukan dalm proses belajar mengajar. Dengan melihat data hasil

observasi dan analisis tersebut dapat diperoleh gambaran apakah

kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan perkembangan kognitif

anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah

dalam mengenal lambang bilangan dengan model pembelajaran Make

a Match dan Talking Stick

E .Data

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah anak kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada semester II tahun

pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang terdiri atas 8 orang

anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan.

2. Jenis Data

Data yang diperlukan adalah data kualitatif yang terdiri dari :

a. Aktifitas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar diambil

melalui observasi dengan tahapan-tahapan mengajar dikelas

seperti apersepsi, motivasi, interaksi belajar mengajar dan evaluasi

oleh observer yang telah dipilih.

b. Aktivitas anak dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick pada materi mengenal lambang bilangan.

46
c. Hasil kegiatan pengembangan yang dicapai oleh anak dalam

mengenal lambang bilangan dapat dilihat dari hasil unjuk kerja

yang dilakukan anak dan hasil observasi ketika anak menyebutkan

lambang bilangan.

3. Teknik Penggalian Data

Agar data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang

diteliti, maka dalam penyusunan angket ini berpedoman pada :

a. Data aktivitas guru diambil melalui observasi dengan tahapan-

tahapan mengajar di kelas seperti apersepsi, motovasi, interaksi

belajar mengajar, dan evaluasi, yang dilakukan oleh observer.

b. Data kegiatan anak diambil melalui aktivitas belajar anak pada

saat kegiatan pengembangan dengan model pembelajaran Make a

Match dan Talking Stick pada materi mengenal lambang bilangan

yang terdiri dari :

1) Keantusiasan anak dalam melaksanakan tugas memasangkan

lambang bilangan dengan konsep bilangan

2) Keberanian anak untuk maju kedepan melaksanakan tugas

yang di berikan.

3) Keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan memasangkan

lambang bilangan.

4) Ketepatan anak dalam menghubungkan lambang bilangan

dengan konsep bilangan.

5) Bagaimana anak dalam mengikuti aturan permainan

47
c. Data hasil pengembangan diperoleh dari setiap kegiatan

berlangsung.

4. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data mengetahui keberhasilan penelitian digunakan

indikator sebagai berikut ;

a. Aktivitas Guru

Teknik analisa data dalam melihat dan menilai tahap kegiatan

melalui rubrik penilaian aktivitas guru dan digunakan skor pada

lembar observasi, dengan ketentuan :

1. Skor 1 diberikan kepada guru yang melaksanakan dengan kurang

baik

2. Skor 2 diberikan kepada gury yang melaksanakan dengan cukup

baik

3. Skor 3 diberikan kepada guru yang melaksanakan dengan baik.

4. Skor 4 diberikan kepada guru yang melaksanakan dengan sangat

baik

Untuk mengetahui persentasi aktivitas guru digunakan rumus

sebagai berikut :

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100
Jumlah Skor Maksimal

48
Interpretasi data aktivitas guru dengan ketentuan :

Interpretasi Angka Persentase Data


Angka Persentase Interpretasi
25 – 44 Kurang baik

45 – 63 Cukup baik

64 – 81 Baik

82 - 100 Sangat baik

b. Aktivitas anak

Teknik analisa data dalam melihat dan menilai tahap kegiatan

dilihat dan dinilai dari beberapa aspek yaitu antusias anak,

keberanian anak, keaktifan, ketepatan ,mengikuti aturan main pada

lembar observasi dengan ketentuan ;

1. Skor 1 diberikan kepada anak yang melaksanakan dengan

kurang aktif

2. Skor 2 diberikan kepada anak yang melaksanakn dengan cukup

aktif.

3. Skor 3 diberikan kepada anak yang melaksanakan dengan aktif

4. Skor 4 diberikan kepada anak yang melaksanakan dengan sangat

aktif

Untuk mengetahui persentase aktivitas anak digunakan rumus

sebagai berikut :

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100
Jumlah Skor Maksimal

49
Data aktivitas anak dapat diinterpretasikan dengan ketentuan sebagai

berikut :

Interpretasi Angka Persentase Data

Angka Persentase Interpretasi


25 - 44 Kurang Aktif

45 - 63 Cukup Aktif

64 - 81 Aktif

8 - 100 Sangat Aktif

c. Hasil Belajar

Teknik analisa data kemampuan anak atau hasil belajar digunakan

tanda  (bintang) pada lembar observasi, dengan ketentuan ;

Keterangan Simbol Kemampuan Anak

Simbol Keterangan
 BB

 MB

 BSH

 BSB

1. Anak yang belum berkembang ( BB) sesuai indikator seperti

diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu

dibantu guru, maka mendapat tanda satu bintang ().

2. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator

seperti diharapkan dalam RKH mendapat tanda dua bintang

().

50
3. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada

indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()

4. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator

seperti diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang

()

5. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas antara lain adalah :

a. Meningkatnya aktivitas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar

diambil melalui observasi dengan tahapan-tahapan mengajar dikelas

seperti apersepsi, motivasi, interaksi belajar mengajar dan evaluasi

oleh observer yang telah dipilih dengan indicator 82 dari nilai

keaktifan dengan kategori sangat baik.

b. Meningkatnya aktivitas anak dalam proses kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dan

Talking Stick pada materi mengenal lambang bilangan secara

individual dengan indikator 82 anak berkembang sangat aktif.dan

secara klasikal dengan indikator 80.

c. Adanya peningkatan hasil kegiatan pengembangan yang dicapai oleh

anak dalam mengenal lambang bilangan dapat dilihat dari hasil unjuk

kerja yang dilakukan anak dan hasil observasi ketika anak

menyebutkan dan memasangkan lambang bilangan dengan indikator

82% anak mendapat nilai bintang  dan bimtang 

51
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52
A. Deskripsi Setting / Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas di TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah, Tahun Pelajaran 2013/1014. Adapun subjek

penelitian ini adalah anak kelompok A berjumlah 20 orang terdiri atas

8 orang anak laki-laki dan 12 orang anak perempuan, dengan bidang

pengembangan kognitif semester II pada tingkat pencapaian

pengembangan mengenal lambang bilangan dengan indikator

menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan benda-

benda sampai 10.

TK Mekar Sari terdiri dari 2 ruangan belajar. Jumlah anak secara

keseluruhan 38 orang yang terdiri dari kelompok A dan B, dengan

pekerjaan orang tua 80% petani. Lokasi sekolah berada dilingkungan

perumahan masyarakat pedesaan. Kepala Sekolah bernama

Hj.Rusipahani dan satu-satunya yang berstatus Pegawai Negeri Sipil

(PNS) ditambah 3 orang honor dengan latar belakang pendidikan S1

PG PAUD. Fasilitas yang dimiliki kurang lengkap, pembelajaran

menggunakan sistem kelompok.

Kegiatan pengembangan pada Tahun Pelajaran 2013/2014

menggunakan Kurikulum 2010 dengan jumlah jam belajar untuk

pengembangan kemampuan kognitif sebanyak 6 jam perminggu

dengan alokasi waktu perjam 30 menit. Dalam kegiatan

pengembangan guru lebih banyak mendominasi sehingga anak

terlihat pasif dan kurang berkembang, dari analisis pada

pengembangan kognitif melalui kegiatan menunjukan lambang

53
bilangan, hanya 8 anak (40%) dari 20 anak yang dapat

melaksanakannya, sebaliknya ada 12 anak (60%) yang belum bisa

menunjukannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)-(BNSP (2006:8). Ketuntasan setiap indikator yang

dikembangkan sebagai pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi

dasar berkisar antar 0 -100%. Kriteria Ideal ketuntasan untuk masing-

masing indikator 75%.

Hal ini berarti perlunya dilakukan usaha-usaha untuk

mengatasinya salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada materi mengenal lambang

bilangan agar kemampuan anak dapat meningkat dan lebih baik dari

sebelumnya.

B. Persiapan Penelitian

1. Proses Ijin Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, penulis

mempersiapkan dan mengurus ijin penelitian baik dari sekolah,

Fakultas, maupun ijin dari Dinas Pendidikan. Ijin penelitian yang

telah penulis peroleh adalah sebagai berikut :

a. Ijin penelitian dari Program Studi PG-PAUD FKIP Unlam

pada tanggal 28 Mei 2014 dengan Nomor:

1213/UN8.1.2.5.3/KM/2014

b. Ijin penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Barabai pada tanggal 09 Juni 2014 dengan Nomor :

070/987/Sekr-2/DIK/2014.

54
c. Ijin penelitian dari Kepala TK Mekar Sari Kecamatan Batang

Alai Selatan tanggal 11 Juni 2014 dengan Nomor : 422/20/TK-

MS/DP/2014.

2. Penunjukan Observer

Observer pada penelitian ini adalah rekan kerja sendiri yaitu guru

kelompok B pada TK Mekar Sari Kecamatan Batang Alai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pemilihan Observer tersebut

didasarkan karena yang bersangkutan sudah berpengalaman

menjadi guru di TK Mekar Sari tersebut.

C. Perencanaan Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan

menyusun program pembelajaran, menyediakan alat peraga atau

media, alat evaluasi dan instrumen pengamatan dalam dua siklus,

dimana dalam dua siklus terdapat empat kali pertemuan.

1. Siklus I

Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk

tindakan kelas siklus I ini sebagai berikut :

a. Pertemuan pertama 2 x 30 menit pada hari Jum’at tanggal 13

Juni 2014 di kelompok A pada kegiatan inti

b. Pertemuan kedua 2 x 30 menit pada hari Sabtu tanggal 14 Juni

2014 di kelompok A pada kegiatan inti.

2. Siklus II

Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk

tindakan kelas siklus II sebagai berikut ;

55
a. Pertemuan pertama 2 x 30 menit pada hari Senin tanggal 16

Juni 2014 di kelompok A pada kegiatan inti

b. Pertemuan kedua 2 x 30 menit pada hari Selasa tanggal 17 Juni

2014 di kelompok A pada kegiatan inti.

D. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I

1. Persiapan

Persiapan dilakukan untuk pelaksanaan pembelajaran Siklus I

sebagai berikut :

a. Membuat RKM, RKH sesuai materi dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick

b. Membuat lembar pengamatan aktivitas guru, lembar

pengamatan aktivitas anak dan pengamatan hasil belajar anak.

c. Menyiapkan media pembelajaran / kartu berpasangan

d. Menyusun LKS tentang materi mengenal lambang bilangan

dengan menyiapkan gambar-gambar yang ada hubungannya

dengan materi.

e. Menyampaikan RPP yang telah dibuat beserta perangkat

pembelajaran kepada observer untuk dipelajari, didiskusikan

dan diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi

waktu yang tersedia

2. Pelaksanaan Siklus I pertemuan I (2 x 60 menit )

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal

13 Juni 2014 pada kegiatan inti dengan proses pembelajaran

sebagai berikut :

56
1) Kegiatan Awal ( ± 30 menit )

Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam

kemudian diteruskan dengan membaca do’a dan menyanyi

bersama, setelah itu mengabsen anak dan mengadakan

appersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

kemudian bercakap-cakap tentang tema yang akan

dikembangkan yaitu tema Air,Udara dan Api dengan Sub

Tema Udara dan percakapan dilanjutkan dengan sabar

menunggu giliran.

2) Kegiatan Inti ( ± 60 menit)

Guru menyiapkan langkah-langkah pembelajaran dengan

model Make a Match dan Talking Stick yaitu menyajikan

10 kartu bergambar balon dan kartu lambang bilangan dari

1 sampai 10, serta sebuah tongkat untuk permainan

Talking Stick, guru menjelaskan pada anak cara bermain

mencari pasangan yaitu ; bagi anak yang memegang kartu

dengan lambang bilangan 1 harus mencari temannya yang

mempunyai kartu yang bergambar balon satu demikian

juga dengan lambang bilangan yang lain harus mencari

pasangan gambar balon yang tepat dan bagi siapa yang

paling cepat mendapat teman yang sesuai dengan kartu

yang dipegang akan diberi poin.Kemudian guru membagi

anak menjadi dua kelompok, dan membagi kartu

bergambar balon kepada sepuluh anak dan kartu lambang

57
bilangan 1 sampai 10 pada sepuluh anak dalam kelompok

yang kedua untuk bermain dalam babak pertama. Lalu guru

memberi aba-aba sebagai tanda permainan dimulai dengan

mengucapkan kata “Mulai Cari Pasangan” dengan suara

yang agak keras dan guru membimbing anak dalam

mencari pasangan kartu.

Selesai babak pertama guru memberi poin pada enam

orang anak yang paling cepat mendapatkan pasangannya.

Kemudian guru mengocok kembali kartu untuk permainan

babak kedua agar setiap anak mendapat kartu yang berbeda

dari sebelumnya. (pada babak kedua ini pelaksanaannya

sama dengan babak yang pertama), demikian seterusnya.

Kegiatan berikutnya guru menyiapkan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan lambang bilangan.Anak diminta

guru membuat lingkaran kemudian bermain menggunakan

tongkat sambil mengenal bilangan dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah semua anak

sudah berada dalam lingkaran kemudian guru menjelaskan

tentang aturan permainan tersebut. Guru meminta anak

untuk berkeliling dalam lingkaran dengan menyanyikan

lagu yang sudah diketahui anak. Dalam permainan tersebut

anak memegang tongkat dan bernyanyi sambil tongkat

dijalankan, dimana lagu berhenti disitu tongkat juga

berhenti, maka anak yang memegang tongkat tersebutlah

58
yang diberi pertanyaan tentang lambang bilangan atau bisa

juga disuruh mencari pasangan, sedangkan anak yang lain

diminta guru untuk memperhatikan. Setelah satu anak

selesai menjawab pertanyaan daru guru maka guru

meminta anak untuk kembali melanjutkan permainan

dengan aturan yang sama sampai sebagian besar anak

mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan.

Kegiatan berikutnya guru membagi LKS dengan materi

meniru lambang bilangan, selama anak melaksanakan

tugas guru berkeliling sambil membimbing anak yang

kurang mampu melaksanakan tugasnya.

3). Kegiatan Akhir (± 30 menit)

Selanjutnya guru membimbing anak menyanyikan lagu :

“Balonku ada lima”

Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya

Hijau kuning kelabu, merah muda dan biru

Meletus balon hijau daar, hatiku sangat kacau

Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat

Pertama guru menyanyikan lagu secara keseluruhan

kemudian menyanyikan lagu sebaris demi sebaris dan anak

mengikuti, selahjutnya guru membacakan kalimat dalam

lagu, anak mengikuti, guru bersama anak menyanyikan

lagu secara berkelompok diiringi oleh guru.

59
Selanjutnya guru mengadakan Tanya jawab secara klasikal

tentang lambang bilangan sebagai pengulangan untuk

mengetahui hasil belajar anak.

Guru mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan hari ini

dan memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan besok

bahwa akan melaksanakan permainan seperti yang dilakukan

tadi. Sebagai penutup kegiatan mengajak anak mengucap do’a

untuk pulang yaitu :

Bismillah Hirahmanirrahim, Bismillahi tawaqaltu Allallahi

dst, artinya :Dengan nama Allah aku menyerahkan diriku dan

tidak ada daya upaya selain dengan kekuatanMu, amin

Anak bersalaman dan pulang

3. Observasi Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat pada materi mengenal

lambang bilangan dengan model pembelajaran Make a Match dan

Talking Stick pada siklus I pertemuan pertama ini diketahui

bahwa pelaksanaaan pembelajaran yang dilakukan seperti kegiatan

pengembangan, aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil belajar

anak Kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah adalah sebagai berikut :

1) Observasi Aktivitas Guru

Hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I Pertemuan 1

yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut

60
Tabel 1.1 Lembar Observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 1

No. Aspek Yang Di amati Skor

1 2 3 4
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep V
atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu
merupakan kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.. Membagi kartu kepada setiap anak V
3. Membimbing anak mencari pasangan yang mempunyai kartu V
yang cocok dengan kartunya
4.. Memberi poin kepada anak yang dapat mencocokan V
kartunyasebelum batas waktu yang ditentukan.
5. Setelah satu babak guru mengocok kembali kartu agar setiap V
anak mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
6. Guru memberikan kesimpulan V
7. Guru menyiapkan tongkat V
8. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan V
menjelaskan skenario

9. Guru meminta anak untuk memahami skenario yang sudah V


dijelaskan
10. Guru membagikan tongkat kepada masing-masing anak secara V
bergiliran
11. Guru memberikan kesimpulan V
12. Guru melakukan evaluasi V
. 16 12
Jumlah 58,3

Keterangan :
25 - 44 = Kurang Baik
45 - 63 = Cukup Baik
64 - 81 = Baik
82 - 100 = Sangat Baik

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = X 100
Jumlah Skor Maksimal

28
= x 100 = 58,3
48

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I pertemuan 1

yaitu : pada kategori cukup baik dengan hasil 58,3 dari hasil pengamatan

observer terhadap aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 tentang

61
peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada anak kelompok A TK Mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2) Observasi Aktivitas Anak

Tabel 1.2 Lembar observasi aktivitas anak siklus I pertemuan 1

ASPEK YANG DIAMATI


NO KLP NAMA ANAK Antusias Keberanian Keaktifan Ketepatan Mengikuti
aturan
main
1. Alya Alvina 2 2 2 1 2
2. Khadijah 1 1 1 1 1
3. M.Hazmi 2 2 1 2 2
4. Noni Liana 1 1 1 1 2
5. Husna 2 2 2 2 2
6. Raudah 2 1 2 2 2
7. Siti Aminah 2 2 2 2 2
8. Anita Apriani 2 2 2 2 2
9. A.Alhapizie 1 2 2 2 2
10. Ahmad Ridwan 2 2 2 2 1
11. Nor’ain 2 2 3 3 2
12. M.Nazwar.A 2 2 2 2 2
13. M.Ramadhani 2 2 2 2 1
14. M.Firdaus.R 2 2 3 2 2
15. Nor Annisa 2 3 2 2 2
16. Rusda 1 1 1 2 1
17. Siti Aminah 2 2 2 2 2
18. M.Noor 2 2 2 2 2
Ferdian
19. M.Nur 2 2 1 1 2
20. Norlatifah 1 1 1 1 1
35 36 36 36 35
178 / 400 = 44,5

Keterangan :
25 - 44 = Kurang aktif
45 - 63 = Cukup Aktif
64 - 81 = Aktif
82 - 100 = Sangat aktif

Jumlah Skor Perolehan


Persentasi = X 100

62
Jumlah Skor Maksimum

178
= 100 = 44,5
400

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus I pertemuan

1 yaitu : kategori kurang aktif dengan hasil 44,5 dari hasil pengamatan

observasi terhadap aktivitas anak pada siklus I pertemuan 1 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK Mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah

3) Hasil Belajar

Tabel 1.3 Lembar penilaian hasil belajar anak siklus I

pertemuan 1

Aspek yang dinilai


No. Nama Anak Ketepatan menghubungkan dan memasangkan gambar dengan
lambang bilangan
¬ ¬¬ ¬¬¬ ¬¬¬¬
1. Alya Alvina V
2. Khadijah V
3. M.Hazmi V
4. Noni Liana V
5. Husna V
6. Raudah V
7. Siti Aminah V
8. Anita Apriani V
9. A.Alhapizie V

63
10. Ahmad Ridwan V
11. Nor’ain V
12. M.Nazwar.A V
13. M.Ramadhani V
14. M.Firdaus.R V
15. Nor Annisa V
16. Rusda V
17. Siti Aminah V
18. M.Noor Ferdian V
19. M.Nur V
20. Norlatifah V
Jumlah Skor 5 28 3 -
Persentase 36 / 80 = 45%

Keterangan :

25% - 44% = ¬ Belum Berkembang (BB)


45% - 63% = ¬¬ Mulai Berkembang (MB)
64% - 81% = ¬¬¬ Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
82% - 100% = ¬¬¬¬ Berkembang Sangat Baik (BSB)

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100%
Jumlah SkorMaksimum

36
= x 100% = 45%
80

Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus I pertemuan 1 yaitu :

kategori Mulai Berkembang (MB) dengan hasil persentase 45% dari

hasil penilaian hasil belajar anak pada siklus I pertemuan 1 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

64
Berdasarkan hasil observasi serta evaluasi terhadap aktivitas guru dan

anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada

pertemuan 1 dapat disimpulkan bahwa hasil anak masih sangat kurang,

untuk observasi aktivitas guru hanya mendapat 58,3, untuk observasi

aktivitas anak 44,5 dan untuk hasil belajar hanya 45%. Dari temuan

tersebut dapat direfleksikan sebagai berikut :

1. Aktivitas Guru

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum maksimal

terlaksana karena ada tahapan-tahapan yang telah direncanakan belum

terlaksana dan tidak sesuai harapan, seperti apersepsi dan melaksanakan

langkah-langkah model masih sangat belum maksimal.

2. Aktivitas Anak

Aktivitas anak belum optimal dilaksanakan karena anak masih

canggung dalam melaksanakan pembelajaran

3. Hasil Belajar

Hasil belajar anak juga belum memuaskan karena masih jauh dari

standar nilai yang diharapkan.

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa guru perlu

melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua

siklus I.

Rekomendasi untuk perbaikan :

Hal yang diperbaiki :

1. Dalam apersepsi dan menjalankan langkah-langkah model

harus lebih dipelajarai dan dikuasai.

65
2. Ketepatan menghubungkan / memasangkan lambang bilangan

Guru harus menjelaskan sejelas-jelasnya cara

menghubungkan/memasangkan lambang bilangan.

4. Pelaksanaan Siklus I pertemuan II ( 2 x 60 menit )

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14

Juni 2014 pada kegiatan inti dengan proses pembelajaran sbb:

1) Kegiatan Awal ( ± 30 menit )

Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam

kemudian diteruskan dengan membaca do’a dan menyanyi

bersama, setelah itu mengabsen anak dan mengadakan

appersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

kemudian bercakap-cakap tentang tema yang akan

dikembangkan yaitu tema Air,Udara dan Api dengan Sub

Tema Udara dan percakapan dilanjutkan dengan sabar

menunggu giliran.

2) Kegiatan Inti ( ± 60 menit)

Guru menyiapkan langkah-langkah pembelajaran dengan

model Make a Match dan Talking Stick yaitu menyajikan

10 kartu bergambar balon dan kartu lambang bilangan dari

1 sampai 10, serta sebuah tongkat untuk permainan

Talking Stick,guru menjelaskan pada anak cara bermain

mencari pasangan yaitu ; bagi anak yang memegang kartu

66
dengan lambang bilangan 1 harus mencari temannya yang

mempunyai kartu yang bergambar balon satu demikian

juga dengan lambang bilangan yang lain harus mencari

pasangan gambar balon yang tepat dan bagi siapa yang

paling cepat mendapat teman yang sesuai dengan kartu

yang dipegang akan diberi poin.Kemudian guru membagi

anak menjadi dua kelompok, dan membagi kartu

bergambar balon kepada sepuluh anak dan kartu lambang

bilangan 1 sampai 10 pada sepuluh anak dalam kelompok

yang kedua untuk bermain dalam babak pertama. Lalu guru

memberi aba-aba sebagai tanda permainan dimulai dengan

mengucapkan kata “Mulai Cari Pasangan” dengan suara

yang agak keras dan guru membimbing anak dalam

mencari pasangan kartu.

Selesai babak pertama guru memberi poin pada delapan

orang anak yang paling cepat mendapatkan pasangannya.

Kemudian guru mengocok kembali kartu untuk permainan

babak kedua agar setiap anak mendapat kartu yang berbeda

dari sebelumnya. (pada babak kedua ini pelaksanaannya

sama dengan babak yang pertama), demikian seterusnya.

Kegiatan berikutnya guru menyiapkan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan lambang bilangan. Anak

diminta guru membuat lingkaran kemudian bermain

menggunakan tongkat sambil mengenal bilangan dari

67
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah

semua anak sudah berada dalam lingkaran kemudian guru

menjelaskan tentang aturan permainan tersebut. Guru

meminta anak untuk berkeliling dalam lingkaran dengan

menyanyikan lagu yang sudah diketahui anak. Dalam

permainan tersebut anak memegang tongkat dan bernyanyi

sambil tongkat dijalankan, dimana lagu berhenti disitu

tongkat juga berhenti, maka anak yang memegang tongkat

tersebutlah yang diberi pertanyaan tentang lambang

bilangan atau bisa juga disuruh menunjukan lambang

bilangan, sedangkan anak yang lain diminta guru untuk

memperhatikan. Setelah satu anak selesai menjawab

pertanyaan daru guru maka guru meminta anak untuk

kembali melanjutkan permainan dengan aturan yang sama

sampai sebagian besar anak mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan.

Kegiatan berikutnya guru membagi LKS dengan materi

menghubungkan gambar balon dengan lambang bilangan,

selama anak melaksanakan tugas guru berkeliling sambil

membimbing anak yang kurang mampu melaksanakan

tugasnya.

3). Kegiatan Akhir (± 30 menit)

Selanjutnya guru membimbing anak menyanyikan lagu :

“Balonku ada lima”

68
Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya

Hijau kuning kelabu, merah muda dan biru

Meletus balon hijau daar, hatiku sangat kacau

Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat

Pertama guru menyanyikan lagu secara keseluruhan

kemudian menyanyikan lagu sebaris demi sebaris dan anak

mengikuti, selahjutnya guru membacakan kalimat dalam

lagu, anak mengikuti, guru bersama anak menyanyikan

lagu secara berkelompok diiringi oleh guru.

Selanjutnya guru mengadakan Tanya jawab secara klasikal

tentang lambang bilangan sebagai pengulangan untuk

mengetahui hasil belajar anak.

Guru mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan hari ini

dan memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan besok

bahwa akan melaksanakan permainan seperti yang dilakukan

tadi. Sebagai penutup kegiatan mengajak anak mengucap do’a

untuk pulang yaitu :

Bismillah Hirahmanirrahim, Bismillahi tawaqaltu Allallahi

dst, artinya :Dengan nama Allah aku menyerahkan diriku dan

tidak ada daya upaya selain dengan kekuatanMu, amin

Anak bersalaman dan pulang

5. Observasi Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat pada materi mengenal

lambang bilangan dengan model pembelajaran Make a Match dan

69
Talking Stick pada siklus I pertemuan kedua ini diketahui bahwa

pelaksanaaan pembelajaran yang dilakukan seperti kegiatan

pengembangan, aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil belajar

anak Kelompok A TK Mekar Sari adalah sebagai berikut :

1) Observasi Aktivitas Guru

Hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar pada siklus I pertemuan II yang

dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Juni dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 1.4 Lembar observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan II

No Aspek Yang Di amati Skor


.
1 2 3 4
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa V
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian
kartu merupakan kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.. Membagi kartu kepada setiap anak V
3. Membimbing anak mencari pasangan yang mempunyai kartu V
yang cocok dengan kartunya
4.. Memberi poin kepada anak yang dapat mencocokan kartunya V
sebelum batas waktu yang ditentukan.
5. Setelah satu babak guru mengocok kembali kartu agar setiap V
anak mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
6. Guru memberikan kesimpulan V
7. Guru menyiapkan tongkat V
8. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan V
menjelaskan skenario

9. Guru meminta anak untuk memahami skenario yang sudah V

70
dijelaskan
10. Guru membagikan tongkat kepada masing-masing anak V
secara bergiliran
11. Guru memberikan kesimpulan V
12. Guru melakukan evaluasi V
. 4 30
Jumlah 70,8

Keterangan :
25 - 44 = Kurang Baik
45 - 63 = Cukup Baik
64 - 81 = Baik
82 - 100 = Sangat Baik

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = X 100
Jumlah Skor Maksimal

34
= x 100 = 70,8
48

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada

tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I

pertemuan II yaitu : pada kategori baik dengan hasil 70,8 dari hasil

pengamatan observer terhadap aktivitas guru pada siklus I pertemuan II

tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah mulai ada peningkatan, itu dapat dilihat dari persentase yang

diperoleh dari Siklus I pertemuan 1 tentang observasi aktivitas guru

yang hanya memperoleh hasil 58,3.

2) Observasi Aktivitas Anak

Observasi Aktivitas Anak Hasil pengamatan terhadap kegiatan

anak selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

71
pertemuan II yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Juni

2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.5 Lembar observasi aktivitas anak siklus I pertemuan II

ASPEK YANG DIAMATI


N KL NAMA Antusia Keberania Keaktifa Ketepata Mengikut
O P ANAK s n n n i aturan
main
1. Alya Alvina 2 3 3 2 2
2. Khadijah 2 2 2 2 2
3. M.Hazmi 3 3 2 3 2
4. Noni Liana 2 2 2 3 2
5. Husna 3 3 3 3 2
6. Raudah 2 2 3 2 2
7. Siti Aminah 2 2 2 2 2
8. Anita Apriani 2 2 2 2 2
9. A.Alhapizie 2 3 2 2 2
10. Ahmad 2 2 2 2 2
Ridwan
11. Nor’ain 2 2 3 3 2
12. M.Nazwar.A 2 2 2 2 2
13. M.Ramadhan 2 2 2 2 2
i
14. M.Firdaus.R 2 2 3 3 2
15. Nor Annisa 2 3 2 2 2
16. Rusda 2 2 2 2 2
17. Siti Aminah 2 2 2 2 2
18. M.Noor 2 2 2 2 2
Ferdian
19. M.Nur 2 2 2 2 2
20. Norlatifah 2 2 2 2 2
Jumlah 42 45 45 45 40
Persentase 217 / 400 = 54,25

Kriteria Cukup Aktif

Keterangan :

25 - 44 = Kurang aktif

45 - 63 = Cukup Aktif

64 - 81 = Aktif

82 - 100 = Sangat aktif

72
Jumlah Skor Perolehan
Persentasi = X 100
Jumlah Skor Maksimum

217
= 100 = 54,25
400

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus I

pertemuan II yaitu : kategori cukup aktif dengan hasil 54,25 dari

hasil pengamatan observasi terhadap aktivitas anak pada siklus I

pertemuan II yang sebelumnya hanya memperoleh 44,5 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

3) Hasil belajar

Tabel 1.6 Lembar penilaian hasil belajar anak siklus I pertemuan II

Aspek yang dinilai


No. Nama Anak Ketepatan menghubungkan dan memasangkan
gambar dengan lambang bilangan
¬ ¬¬ ¬¬¬ ¬¬¬¬

1. Alya Alvina v
2. Khadijah v
3. M.Hazmi v
4. Noni Liana v
5. Husna v
6. Raudah v
7. Siti Aminah v
8. Anita Apriani v

73
9. A.Alhapizie v
10. Ahmad Ridwan v
11. Nor’ain v
12. M.Nazwar.A v
13. M.Ramadhani v
14. M.Firdaus.R v
15. Nor Annisa v
16. Rusda v
17. Siti Aminah v
18. M.Noor Ferdian v
19. M.Nur v
20. Norlatifah v
Jumlah Skor 30 15 -
Persentase 45 / 80 = 56,25%

Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Keterangan :

25% - 44% = ¬ Belum Berkembang (BB)


45% - 63% = ¬¬ Mulai Berkembang (MB)
64% - 81% = ¬¬¬ Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
82% - 100% = ¬¬¬¬ Berkembang Sangat Baik (BSB)

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100%
Jumlah Skor Maksimum

45
= x 100% =56,25%
80

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada

peningkatan terhadap tahapan-tahapan pembelajaran yang

dilaksanakan pada anak siklus I pertemuan ke II yaitu kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan hasil persentase 56,25%

dari hasil penilaian hasil belajar anak pada siklus I pertemuan ke II

74
tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang sebelumnya

penilaian hasil belajar anak hanya mencapai 45%

6. Hasil Tindakan Siklus I

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama

dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 13 Juni 2014 dan

pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 14 Juni 2014 di Kelompok A

TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan

siklus I pertemuan 1 dan pertemuan II, dimana setiap pertemuan

kita bisa mengukur perkembangan kemampuan anak dalam

menghubungkan dan memasangkan lambang bilangan dengan

grafik tertera dibawah ini :

80
70
60
50 pert 1 : 58.3
40
30 pert 2 : 70.8
20
10
0
pert 1 pert 2

Gambar 1.1 Grafik perbandingan hasil observasi aktivitas guru

pada siklus I pertemuan 1 dan II.

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I pertemuan 1 yaitu

pada kategori Cukup baik sesuai tabel dengan hasil 58,3 dari hasil

75
pengamatan observer terhadap aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1

setelah itu dilakukan pertemuan ke II dengan hasil 70,8 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK Mekar Sari

Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah , Dari

situ terlihat peningkatan aktivitas guru.

60
50
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2

Column1
pertemua 1 = 44.5%

Gambar 1.2 Grafik Perbandingan hasil observasi aktivitas anak

pada siklus I pertemuan 1 dan II.

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak tentang aktivitasnya

pada siklus I pertemuan 1 yaitu pada kategori kurang aktif sesuai tabel

dengan hasil 44,5 dari hasil pengamatan terhadap aktivitas anak pada

siklus I pertemuan 1 setelah itu dilakukan pertemuan ke II dengan hasil

54,25 tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

76
Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari situ terlihat

peningkatan aktivitas anak.

60
50
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2

Column1
pertemua 1 = 45%

77
Gambar 1.3 Grafik Perbandingann penilaian hasil belajar anak

pada siklus I pertemuan 1 dan II

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak tentang hasil belajarnya

pada siklus I pertemuan 1 yaitu pada kategori sesuai tabel dengan hasil

persentase 45% dari hasil pengamatan terhadap hasil belajar anak pada

siklus I pertemuan 1 setelah itu dilakukan pertemuan ke II dengan hasil

persentase 56,25% tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini

dengan model pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada

kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari situ

terlihat peningkatan aktivitas anak.

Dari grafik diatas tentang observasi guru, observasi aktivitas anak, dan

penilaian hasil belajar anak pada siklus I pertemuan 1 dan II tentang

meningkatkan aspek kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan

melalui model pembelajaran Make a Match dan Talking Stick di

kelompok A TK Mekar Sari ada sedikit perbedaan dimana perbedaan

tersebut dapat dilihat dari gambar diatas. Pada pertemuan I observasi

terhadap aktivitas guru hanya mencapai 58,3 sedangkan pada

pertemuan ke II mulai ada peningkatan 70,8 selanjutnya untuk

observasi aktivitas anak pada pertemuan 1 44,5 meningkat menjadi

54,25 sedangkan untuk penilaian hasil belajar anak ada juga

peningkatan yaitu dari 45% meningkat menjadi 56,25%. Tetapi itu

masih belum sesuai dengan persentase yang diharapkan. Untuk itu

78
harus dilanjutkan pada siklus berikutnya agar apa yang diharapkan

dapat tercapai.

7. Refleksi Tindakan Kelas Siklus I Pertemuan Pertama dan

Kedua

Berdasarkan hasil observasi serta evaluasi terhadap aktitas guru

dan anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah dapat disimpulkan bahwa persentase anak kurang

meningkat dari siklus I pertemuan 1 dan II untuk observasi

aktivitas guru dari pertemuan 1 58,3 meningkat menjadi 70,8 pada

pertemuan ke II, observasi aktivitas anak pada pertemuan I 44,5

meningkat menjadi 54,25 pada pertemuan II, sedangkan penilaian

hasil belajar anak untuk pertemuan I dan II 45% dan 56,25%.

Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator adalah

75%.

Dari temuan observasi kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi,

maka direfleksikan sebagai berikut :

1. Aktivitas Guru

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum

berlangsung secara baik, hal ini terlihat dari tahapan-tahapan

mengajar yang telah direncanakan masih ada yang belum

sesuai dengan harapan seperti memotivasi anak siap belajar

79
sehingga masih perlu ditingkatkan kualitas proses

mengajarnya.

2. Aktivitas Anak

Aktivitas anak dalam melakukan pembelajaran agak canggung

karena baru pertama kali melaksanakan model pembelajaran,

walaupun ada peningkatan skor namun hanya mendapat

kategori cukup.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar anak juga belum begitu memuaskan karena masih

dibawah standar nilai yang diharapkan yaitu 82%

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa guru perlu

melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.

E. Pelaksanaan Siklus II

1. Persiapan

Persiapan dilakukan untuk pelaksanaan pembelajaran Siklus II

sebagai berikut :

a. Membuat RKM, RKH sesuai materi dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick

b. Membuat lembar pengamatan aktivitas guru, lembar

pengamatan aktivitas anak dan pengamatan hasil belajar anak.

c. Menyiapkan media pembelajaran / kartu berpasangan

80
d. Menyusun LKS tentang materi mengenal ambing bilangan

dengan menyiapkan gambar-gambar yang ada hubungannya

dengan materi.

e. Menyampaikan RPP yang telah dibuat beserta perangkat

pembelajaran kepada observer untuk dipelajari, didiskusikan

dan diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi

waktu yang tersedia

2. Pelaksanaan Siklus II pertemuan I ( 2 x 60 menit )

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal

16 Juni 2014 pada kegiatan inti dengan proses pembelajaran

sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal ( ± 30 menit )

Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam

kemudian diteruskan dengan membaca do’a dan menyanyi

bersama, setelah itu mengabsen anak dan mengadakan

appersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

kemudian bercakap-cakap tentang tema yang akan

dikembangkan yaitu tema Air,Udara dan Api dengan Sub

Tema Udara dan percakapan dilanjutkan dengan sabar

menunggu giliran.

2) Kegiatan Inti ( ± 60 menit)

Guru menyiapkan langkah-langkah pembelajaran dengan

model Make a Match dan Talking Stick yaitu menyajikan

10 kartu bergambar layang-layang dan kartu lambang

81
bilangan dari 1 sampai 10, serta sebuah tongkat untuk

permainan Talking Stick, guru menjelaskan pada anak cara

bermain mencari pasangan yaitu ; bagi anak yang

memegang kartu dengan lambang bilangan 1 harus mencari

temannya yang mempunyai kartu yang bergambar layang-

layang satu demikian juga dengan lambang bilangan yang

lain harus mencari pasangan gambar layang-layang yang

tepat dan bagi siapa yang paling cepat mendapat teman

yang sesuai dengan kartu yang dipegang akan diberi

poin.Kemudian guru membagi anak menjadi dua

kelompok, dan membagi kartu bergambar layang-layang

kepada sepuluh anak dan kartu lambang bilangan 1 sampai

10 pada sepuluh anak dalam kelompok yang kedua untuk

bermain dalam babak pertama. Lalu guru memberi aba-aba

sebagai tanda permainan dimulai dengan mengucapkan

kata “Mulai Cari Pasangan” dengan suara yang agak keras

dan guru membimbing anak dalam mencari pasangan

kartu.

Selesai babak pertama guru memberi poin pada sepuluh

orang anak yang paling cepat mendapatkan pasangannya.

Kemudian guru mengocok kembali kartu untuk permainan

babak kedua agar setiap anak mendapat kartu yang berbeda

dari sebelumnya. (pada babak kedua ini pelaksanaannya

sama dengan babak yang pertama), demikian seterusnya.

82
Kegiatan berikutnya guru menyiapkan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan lambang bilangan.Anak diminta

guru membuat lingkaran kemudian bermain menggunakan

tongkat sambil mengenal bilangan dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah semua anak

sudah berada dalam lingkaran kemudian guru menjelaskan

tentang aturan permainan tersebut. Guru meminta anak

untuk berkeliling dalam lingkaran dengan menyanyikan

lagu yang sudah diketahui anak. Dalam permainan tersebut

anak memegang tongkat dan bernyanyi sambil tongkat

dijalankan, dimana lagu berhenti disitu

tongkat juga berhenti, maka anak yang memegang tongkat

tersebutlah yang diberi pertanyaan tentang lambang

bilangan dan disuruh menunjukan lambang bilangan,

sedangkan anak yang lain diminta guru untuk

memperhatikan. Setelah satu anak selesai menjawab

pertanyaan dari guru maka guru meminta anak untuk

kembali melanjutkan permainan dengan aturan yang sama

sampai sebagian besar anak mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan..

3). Kegiatan Akhir (± 30 menit)

Selanjutnya guru membimbing anak menyanyikan lagu :

“Layang – layangku”

Layang – layangku ditiup angin

83
Ku ulur benang sepanjang mungkin

Lenggok kekiri, lenggok kekanan

Tinggi semakin tinggi mencapai awan

Pertama guru menyanyikan lagu secara keseluruhan

kemudian menyanyikan lagu sebaris demi sebaris dan anak

mengikuti, selanjutnya guru membacakan kalimat dalam

lagu, anak mengikuti, guru bersama anak menyanyikan

lagu secara berkelompok diiringi oleh guru.

Selanjutnya guru mengadakan Tanya jawab secara klasikal

tentang lambang bilangan sebagai pengulangan untuk

mengetahui hasil belajar anak.

Guru mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan hari ini

dan memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan besok

bahwa akan melaksanakan permainan seperti yang dilakukan

tadi. Sebagai penutup kegiatan mengajak anak mengucap do’a

untuk pulang yaitu :

Bismillah Hirahmanirrahim, Bismillahi tawaqaltu Allallahi

dst, artinya :Dengan nama Allah aku menyerahkan diriku dan

tidak ada daya upaya selain dengan kekuatanMu, amin

Anak bersalaman dan pulang

3. Observasi Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat pada materi mengenal

ambing bilangan dengan model pembelajaran Make a Match dan

Talking Stick pada siklus II pertemuan pertama ini diketahui

84
bahwa pelaksanaaan pembelajaran yang dilakukan seperti kegiatan

pengembangan, aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil belajar

anak Kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah adalah sebagai berikut.

1). Observasi Aktivitas Guru

Hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II Pertemuan 1

yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.7 Lembar Observasi aktivitas guru siklus II pertemuan 1

No Aspek Yang Di amati Skor


.
1 2 3 4
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep V
atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu
merupakan kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.. Membagi kartu kepada setiap anak V
3. Membimbing anak mencari pasangan yang mempunyai kartu V
yang cocok dengan kartunya
4.. Memberi poin kepada anak yang dapat mencocokan kartunya V
sebelum batas waktu yang ditentukan.
5. Setelah satu babak guru mengocok kembali kartu agar setiap V
anak mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
6. Guru memberikan kesimpulan V
7. Guru menyiapkan tongkat V
8. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan V
menjelaskan skenario

9. Guru meminta anak untuk memahami skenario yang sudah V


dijelaskan

85
10. Guru membagikan tongkat kepada masing-masing anak secara V
bergiliran
11. Guru memberikan kesimpulan V
12. Guru melakukan evaluasi V
. 30 8
Jumlah 79,1

Keterangan :
25 - 44 = Kurang Baik
45 - 63 = Cukup Baik
64 - 81 = Baik
82 - 100 = Sang

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = X 100
Jumlah Skor Maksimal

38
= x 100 = 79,1
48
Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II pertemuan 1 yaitu :

pada kategori baik dengan hasil 79,1 dari hasil pengamatan observer

terhadap aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 tentang peningkatan

aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran Make a Match

dan Talking Stick pada anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah.

2). Observasi Aktivitas Anak

Tabel 1.8 Lembar observasi aktivitas anak siklus II pertemuan 1

ASPEK YANG DIAMATI


NO KLP NAMA ANAK Antusias Keberanian Keaktifan Ketepatan Mengikuti
aturan
main
1. Alya Alvina 3 3 3 3 3
2. Khadijah 2 3 3 3 3
3. M.Hazmi 3 3 3 3 3
4. Noni Liana 3 4 3 4 3
5. Husna 3 3 4 3 3
6. Raudah 4 3 3 3 3

86
7. Siti Aminah 3 4 3 3 3
8. Anita Apriani 4 3 4 3 2
9. A.Alhapizie 3 3 3 3 3
10. Ahmad Ridwan 4 4 3 3 3
11. Nor’ain 2 3 3 3 3
12. M.Nazwar.A 3 3 2 3 3
13. M.Ramadhani 3 3 3 3 3
14. M.Firdaus.R 3 3 3 3 3
15. Nor Annisa 3 4 3 3 3
16. Rusda 3 4 4 3 3
17. Siti Aminah 2 3 3 3 3
18. M.Noor 3 3 3 3 3
Ferdian
19. M.Nur 3 3 3 3 2
20. Norlatifah 3 2 2 3 3
Jumlah 60 64 61 61 58
Persentase 304 /400 = 76
Kriteria Aktif

Keterangan :
25 - 44 = Kurang aktif
45 - 63 = Cukup Aktif
64 - 81 = Aktif
82 - 100 = Sangat aktif

Jumlah Skor Perolehan


Persentasi = X 100
Jumlah Skor Maksimum

304
= 100 = 76
400

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus II pertemuan

1 yaitu : kategori aktif dengan hasil 76 dari hasil pengamatan observasi

terhadap aktivitas anak pada siklus II pertemuan 1 tentang peningkatan

aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran Make a

87
Match dan Talking Stick pada kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten

Hulu Sungai Tengah.

3). Hasil Belajar

Tabel 1.9 Lembar penilaian hasil belajar anak siklus II

pertemuan 1

Aspek yang dinilai


No. Nama Anak Ketepatan menghubungkan dan memasangkan
gambar dengan lambang bilangan
¬ ¬¬ ¬¬¬ ¬¬¬¬
1. Alya Alvina v
2. Khadijah v
3. M.Hazmi v
4. Noni Liana v
5. Husna v
6. Raudah v
7. Siti Aminah v
8. Anita Apriani v

88
9. A.Alhapizie v
10. Ahmad Ridwan v
11. Nor’ain v
12. M.Nazwar.A v
13. M.Ramadhani v
14. M.Firdaus.R v
15. Nor Annisa v
16. Rusda v
17. Siti Aminah v
18. M.Noor Ferdian v
19. M.Nur v
20. Norlatifah v
Jumlah Skor 57 4
Persentase 61 / 80 = 76,25%

Kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Keterangan :

25% - 44% = ¬ Belum Berkembang (BB)


45% - 63% = ¬¬ Mulai Berkembang (MB)
64% - 81% = ¬¬¬ Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
82% - 100% = ¬¬¬¬ Berkembang Sangat Baik (BSB)

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100%
Jumlah SkorMaksimum

61
= x 100% = 76,25%
80

Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus II pertemuan 1

yaitu : kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan hasil

persentase 76,25% dari hasil penilaian hasil belajar anak pada siklus II

89
pertemuan 1 tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan

model pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A

TK mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Dalam Siklus II pertemuan I memang sudah mengalami peningkatan

tapi belum mencapai hasil maksimal jadi diteruskan dengan siklus II

pertemuan kedua.

4. Pelaksanaan Siklus II pertemuan II ( 2 x 60 menit )

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17

Juni 2014 pada kegiatan inti dengan proses pembelajaran

sebagai berikut :

1). Kegiatan Awal ( ± 30 menit )

Guru memulai pelajaran dengan mengucap salam

kemudian diteruskan dengan membaca do’a dan menyanyi

bersama, setelah itu mengabsen anak dan mengadakan

appersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

kemudian bercakap-cakap tentang tema yang akan

dikembangkan yaitu tema Air,Udara dan Api dengan Sub

Tema Udara dan percakapan dilanjutkan dengan sabar

menunggu giliran.

2). Kegiatan Inti ( ± 60 menit)

Guru menyiapkan langkah-langkah pembelajaran dengan

model Make a Match dan Talking Stick yaitu menyajikan

10 kartu bergambar layang-layang dan kartu lambang

bilangan dari 1 sampai 10, serta sebuah tongkat untuk

90
permainan Talking Stick,guru menjelaskan pada anak cara

bermain mencari pasangan yaitu ; bagi anak yang

memegang kartu dengan lambang bilangan 1 harus mencari

temannya yang mempunyai kartu yang bergambar layang-

layang satu demikian juga dengan lambang bilangan yang

lain harus mencari pasangan gambar layang-layang yang

tepat dan bagi siapa yang paling cepat mendapat teman

yang sesuai dengan kartu yang dipegang akan diberi

poin.Kemudian guru membagi anak menjadi dua

kelompok, dan membagi kartu bergambar balon kepada

sepuluh anak dan kartu lambang bilangan 1 sampai 10 pada

sepuluh anak dalam kelompok yang kedua untuk bermain

dalam babak pertama. Lalu guru memberi aba-aba sebagai

tanda permainan dimulai dengan mengucapkan kata

“Mulai Cari Pasangan” dengan suara yang agak keras dan

guru membimbing anak dalam mencari pasangan kartu.

Selesai babak pertama guru memberi poin pada delapan

orang anak yang paling cepat mendapatkan pasangannya.

Kemudian guru mengocok kembali kartu untuk permainan

babak kedua agar setiap anak mendapat kartu yang berbeda

dari sebelumnya. (pada babak kedua ini pelaksanaannya

sama dengan babak yang pertama), demikian seterusnya.

Kegiatan berikutnya guru menyiapkan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan lambang bilangan. Anak

91
diminta guru membuat lingkaran kemudian bermain

menggunakan tongkat sambil mengenal bilangan dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelah

semua anak sudah berada dalam lingkaran kemudian guru

menjelaskan tentang aturan permainan tersebut. Guru

meminta anak untuk berkeliling dalam lingkaran dengan

menyanyikan lagu yang sudah diketahui anak. Dalam

permainan tersebut anak memegang tongkat dan bernyanyi

sambil tongkat dijalankan, dimana lagu berhenti disitu

tongkat juga berhenti, maka anak yang memegang tongkat

tersebutlah yang diberi pertanyaan tentang lambang

bilangan, sedangkan anak yang lain diminta guru untuk

memperhatikan. Setelah satu anak selesai menjawab

pertanyaan daru guru maka guru meminta anak untuk

kembali melanjutkan permainan dengan aturan yang sama

sampai sebagian besar anak mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan.

Kegiatan berikutnya guru membagi LKS dengan materi

menghubungkan gambar layang-layang dengan lambang

bilangan, selama anak melaksanakan tugas guru berkeliling

sambil membimbing anak yang kurang mampu

melaksanakan tugasnya.

3). Kegiatan Akhir (± 30 menit)

Selanjutnya guru membimbing anak menyanyikan lagu :

92
“Layang - layangku”

Layang-layangku ditiup angin

Ku ulur benang sepanjang mungkin

Lenggok kekiri lenggok kekana

Tinggi semakin tinggi mencapai awan

Pertama guru menyanyikan lagu secara keseluruhan

kemudian menyanyikan lagu sebaris demi sebaris dan anak

mengikuti, selahjutnya guru membacakan kalimat dalam

lagu, anak mengikuti, guru bersama anak menyanyikan

lagu secara berkelompok diiringi oleh guru.

Selanjutnya guru mengadakan Tanya jawab secara klasikal

tentang lambang bilangan sebagai pengulangan untuk

mengetahui hasil belajar anak.

Guru mendiskusikan kegiatan yang telah dilakukan hari ini

dan memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan besok

bahwa akan melaksanakan permainan seperti yang dilakukan

tadi. Sebagai penutup kegiatan mengajak anak mengucap do’a

untuk pulang yaitu :

Bismillah Hirahmanirrahim, Bismillahi tawaqaltu Allallahi

dst, artinya :Dengan nama Allah aku menyerahkan diriku dan

tidak ada daya upaya selain dengan kekuatanMu, amin

Anak bersalaman dan pulang

5. Observasi Evaluasi

93
Berdasarkan hasil observasi oleh pengamat pada materi mengenal

lambang bilangan dengan model pembelajaran Make a Match dan

Talking Stick pada siklus II pertemuan kedua ini diketahui bahwa

pelaksanaaan pembelajaran yang dilakukan seperti kegiatan

pengembangan, aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil belajar

anak Kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah

adalah sebagai berikut.

1). Observasi Aktivitas Guru

Hasil pengamatan observer tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar pada siklus II pertemuan II yang dilaksanakan

pada hari Selasa tanggal 16 Juni dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.10 Lembar observasi aktivitas guru Siklus II pertemuan II

No. Aspek Yang Di amati Skor

1 2 3 4
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa V
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian
kartu merupakan kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban
2.. Membagi kartu kepada setiap anak V
3. Membimbing anak mencari pasangan yang mempunyai V
kartu yang cocok dengan kartunya
4.. Memberi poin kepada anak yang dapat mencocokan V
kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan.
5. Setelah satu babak guru mengocok kembali kartu agar setiap V
anak mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
6. Guru memberikan kesimpulan V
7. Guru menyiapkan tongkat V
8. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan V
menjelaskan skenario

9. Guru meminta anak untuk memahami skenario yang sudah V


dijelaskan

94
10. Guru membagikan tongkat kepada masing-masing anak V
secara bergiliran
11. Guru memberikan kesimpulan V
12. Guru melakukan evaluasi V
. 18 24
Jumlah 87,5

Keterangan :
25 - 44 = Kurang Baik
45 - 63 = Cukup Baik
64 - 81 = Baik
82 - 100 = Sangat Baik

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = X 100
Jumlah Skor Maksimal

42
= x 100 = 87,5
48

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada

tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II

pertemuan II yaitu : pada kategori sangat baik dengan hasil 87,5 dari

hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru pada siklus II

pertemuan II tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan

model pembelajaran kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah ada peningkatan, itu dapat dilihat dari persentase yang

diperoleh dari Siklus II pertemuan I tentang observasi aktivitas guru

yang hanya memperoleh 79,1

2.). Observasi Aktivitas Anak

Observasi Aktivitas Anak Hasil pengamatan terhadap kegiatan

anak selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II

95
pertemuan II yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Juni

2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.11 Lembar observasi aktivitas anak siklus II pertemuan II

ASPEK YANG DIAMATI


NO KLP NAMA ANAK Antusias Keberanian Keaktifan Ketepatan Mengikuti
aturan
main
1. Alya Alvina 4 3 4 4 3
2. Khadijah 4 4 4 3 3
3. M.Hazmi 3 4 4 3 3
4. Noni Liana 4 3 3 4 3
5. Husna 4 4 4 3 3
6. Raudah 4 3 3 3 3
7. Siti Aminah 3 4 3 4 3
8. Anita Apriani 4 4 4 3 3
9. A.Alhapizie 4 4 3 4 3
10. Ahmad 4 4 4 3 3
Ridwan
11. Nor’ain 3 3 3 3 3
12. M.Nazwar.A 4 4 4 3 3
13. M.Ramadhani 4 4 4 3 3
14. M.Firdaus.R 4 4 4 3 3
15. Nor Annisa 4 3 3 4 3
16. Rusda 4 4 4 3 3
17. Siti Aminah 3 4 3 3 3
18. M.Noor 3 4 4 3 3
Ferdian
19. M.Nur 4 3 4 4 3
20. Norlatifah 3 3 3 3 3
Jumlah 74 73 72 66 60
Persentase 345 / 400 = 86,25

Kriteria Sangat Aktif

Keterangan :
25 - 44 = Kurang aktif
45 - 63 = Cukup Aktif
64 - 81 = Aktif
82 - 100 = Sangat aktif

Jumlah Skor Perolehan


Persentasi = X 100
Jumlah Skor Maksimum

96
345
= 100 = 86,25
400

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-

tahapan pembelajaran yang dilaksanakan anak pada siklus II

pertemuan II yaitu : kategori sangat aktif dengan hasil 86,25 dari

hasil pengamatan observasi terhadap aktivitas anak pada siklus II

pertemuan I yang sebelumnya hanya memperoleh 76 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

3). Hasil belajar

Tabel 1.12 Lembar penilaian hasil belajar anak siklus II pertemuan II

Aspek yang dinilai


No. Nama Anak Ketepatan menghubungkan dan memasangkan
gambar dengan ambing bilangan
¬ ¬¬ ¬¬¬ ¬¬¬¬

1. Alya Alvina v
2. Khadijah v
3. M.Hazmi v
4. Noni Liana v
5. Husna v
6. Raudah v
7. Siti Aminah v
8. Anita Apriani v
9. A.Alhapizie v

97
10. Ahmad Ridwan v
11. Nor’ain v
12. M.Nazwar.A v
13. M.Ramadhani v
14. M.Firdaus.R v
15. Nor Annisa v
16. Rusda v
17. Siti Aminah v
18. M.Noor Ferdian v
19. M.Nur v
20. Norlatifah v
Jumlah Skor 42 24
Persentase 66 / 80 = 82,5%

Kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB)

Keterangan :

25% - 44% = ¬ Belum Berkembang (BB)


26% - 50% = ¬¬ Mulai Berkembang (MB)
51% - 75% = ¬¬¬ Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76% - 100% = ¬¬¬¬ Berkembang Sangat Baik (BSB)

Jumlah Skor Perolehan


Persentase = x 100%
Jumlah Skor Maksimum

66
= x 100% =82,5%
80

Berdasarkan data hasil diatas, menunjukan bahwa ada

peningkatan terhadap tahapan-tahapan pembelajaran yang

dilaksanakan pada anak siklus II pertemuan ke II yaitu kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan hasil persentase 82,5% dari

hasil penilaian hasil belajar anak pada siklus I pertemuan ke II

98
tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang sebelumnya

penilaian hasil belajar anak hanya mencapai 76,25%

6. Hasil Tindakan Siklus II

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 dan

pertemuan kedua hari Selasa tanggal 17 Juni 2014 di Kelompok A

TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan

siklus II pertemuan 1 dan pertemuan II, dimana setiap pertemuan

kita bisa mengukur perkembangan kemampuan anak dalam

menghubungkan dan memasangkan lambang bilangan dengan

grafik persentase tertera dibawah ini :

88
86
84
82
80
78
76
74
pertemuan 1 pertemuan 2

pertemuan 2 : 87.5
pertemua 1: 79.1

99
Gambar 1.4 Grafik perbandingan hasil observasi aktivitas guru

pada siklus II pertemuan 1 dan II.

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II pertemuan 1 yaitu

pada kategori baik sesuai tabel dengan hasil 79,1 dari hasil pengamtan

observer terhadap aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 setelah itu

dilakukan pertemuan ke II dengan hasil persentase 87,5 tentang

peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK Mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari situ terlihat peningkatan

aktivitas guru.

100
88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
pertemuan 1 pertemuan 2

Column1
pertemua 1 = 76%

Gambar 1.5 Grafik Perbandingan hasil observasi aktivitas anak

pada siklus II pertemuan 1 dan II.

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan anak tentang aktivitasnya pada siklus

II pertemuan 1 yaitu pada kategori sesuai tabel dengan hasil 76 dari

hasil pengamatan terhadap aktivitas anak pada siklus II pertemuan 1

setelah itu dilakukan pertemuan ke II dengan hasil 86,25 tentang

101
peningkatan aspek kognitif anak usi dini dengan model pembelajaran

Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK Mekar Sari

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari situ terlihat peningkatan

aktivitas anak.

88
86
84
82
80
78
76
74
72
70
pertemuan 1 pertemuan 2

Column1
pertemua 1 = 76.25%

Gambar 1.6 Grafik Perbandingann penilaian hasil belajar anak

pada siklus II pertemuan 1 dan II

102
Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa ada tahapan-tahapan

pembelajaran yang dilaksanakan anak tentang hasil belajarnya pada

siklus II pertemuan 1 yaitu pada kategori Berkembang sesuai Harapan

(BSH) sesuai tabel dengan hasil persentase 76,25% dari hasil

pengamatan terhadap hasil belajar anak pada siklus II pertemuan 1

setelah itu dilakukan pertemuan ke II dengan hasil persentase 82,5%

tentang peningkatan aspek kognitif anak usia dini dengan model

pembelajaran Make a Match dan Talking Stick pada kelompok A TK

Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari situ terlihat

peningkatan aktivitas anak.

Dari grafik diatas tentang observasi guru, observasi aktivitas anak, dan

penilaian hasil belajar anak pada siklus II pertemuan 1 dan II tentang

meningkatkan aspek kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan

melalui model pembelajaran Make a Match dan Talking Stick di

kelompok A TK Mekar Sari ada sedikit perbedaan dimana perbedaan

tersebut dapat dilihat dari gambar diatas. Pada pertemuan I observasi

terhadap aktivitas guru hanya mencapai 79,1 sedangkan pada

pertemuan ke II ada peningkatan 87,5, selanjutnya untuk observasi

aktivitas anak pada pertemuan 1 76, meningkat menjadi 86,25,

sedangkan untuk penilaian hasil belajar anak ada juga peningkatan

yaitu dari 76,25% meningkat menjadi 82,5%.

7. Refleksi Tindakan Kelas Siklus II Pertemuan Pertama dan

Kedua

103
Berdasarkan hasil observasi serta evaluasi terhadap aktitas guru

dan anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu Sungai

Tengah dapat disimpulkan bahwa pada siklus II hasil observasi

aktivitas guru semakin meningkat dari 79,1 menjadi 87,5, untuk

observasi aktivitas anak meningkat menjadi 76 dan 86,25,

sedangkan penilaian hasil belajar anak untuk pertemuan I dan II

yaitu 76,25% dan 82,5%. Dari temuan observasi kegiatan

pembelajaran dan hasil evaluasi, maka direfleksikan sebagai

berikut :

1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakn guru berlangsung

sangat baik, hal ini terlihat dari tahapan-tahapan mengajar

yang telah direncanakan telah seluruhnya dilaksanakan dengan

baik dan mencapai standar indikator keberhasilan yang telah

ditentukan yaitu pelaksanaan pembelajaran guru dikatakan

berhasil bila 82% tahap-tahap pembelajaran dilaksanakan

dengan kategori sangat baik

2. Aktivitas anak melakukan model pembelajaran, telah berjalan

efektif dan pada pertemuan terakhir sesuai harapan dengan

kategori sangat aktif

3. Hasil belajar anak berada diatas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sesuai dengan ketetapan. Oleh karena itu maka akan

diadakan terus model pembelajaran pada anak kelompokA TK

Mekar Sari.

104
Berdasarkan beberapa data dan temuan serta hasil refleksi

diatas, maka terjadi peningkatan yang sangat memuaskan pada

siklus II pertemuan I dan II baik dilihat dari aktivitas guru,

aktivitas anak, maupun hasil belajar anak.

Berdasarkan hasil observasi siklus I pada pertemuan pertama dan

kedua serta siklus II dua kali pertemuan dapat diketahui bahwa aktivitas

guru, anak dan hasil belajar anak telah meningkat, sehingga telah

mencapai bahkan melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini berhasil dan hipotesis yang

menyatakan “Jika melalui Model Make a Match dan Talking Stick akan

dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal

lambang bilangan dikelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah” dapat diterima.

F. Pembahasan

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada

siklus I dengan dua kali pertemuan dan siklus II dengan dua kali

pertemuan juga, mengembangkan kemampuan kognitif dalam mengenal

lambang bilangan melalui model Make a Match dan Talking Stick di

kelompok A TK Mekar Sari baik aktivitas guru, aktivitas anak dan hasil

belajar selalu mengalami peningkatan pada setiap kali pertemuan.

105
Hasil pembahasan kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas

guru, aktivitas anak dan hasil belajar pada pembelajaran kognitif dalam

mengenal lambang bilangan adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan terhadap

aktivitas guru pada siklus I dan siklus II diperoleh data perbandingn

yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.13 Perbandingan Aktivitas Guru siklus I dan Siklus II

Waktu Penelitian

No Aktivitas Guru Siklus


I II
1. Pertemuan I 58,3 79,1
2. Pertemuan II 70,8 87,5

106
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2

siklus I
siklus II

Berdasarkan tabel diatas dapat disajukan bentuk grafik sebagai

berikut :

Gambar 1.7 Grafik Perbandingan Aktivitas Guru pada

siklus I dan II

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru saat

melaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang

107
bilangan dengan menghubungkan dan memasangkan lambang

bilangan melalui model Make a Match dan Talking Stick terjadi

peningkatan persentase aktivits guru yaitu dari 58,3 pada pertemuan

I siklus I, 70,8 pada pertemuan II siklus I, dan 79,1 pada pertemuan

I siklus II menjadi 87,5 pada pertemuan II siklus II.

Hasil ini berarti telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan yaitu apabila aktivitas guru mencapai ≥ 82% pada saaat

melaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang

bilangan melalui model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick.

Selama penelitian berlangsung pada pelaksanaan siklus I aktivitas

guru belum begitu maksimal karena masih ada kegiatan

pembelajaran tidak terlaksana baik seperti dalam memberikan

penjelasan dan dalam menyimpulkan hasil pembelajaran maka

dilaksanakanlah penelitian pada siklus II dengan hasil yang

maksimal. Dari penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus

tersebut peneliti berpendapat bahwa penelitian ini sesuai dengan

harapan dimana tata cara guru dalam menjelaskan dan dalam

menyimpulkan dapat dimengerti oleh anak karena guru sangat

menentukan keberhasilan anak. Norika, Alfis. (2009). Berpendapat

bahwa guru merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun

dalam sistem pendidikan. Guru juga sangat menentukan

108
keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses

belajar mengajar.

Melalui model Make a Match dan Talking Stick guru dapat

menjalankan perannya sebagai pengelola kegiatan yang baik,

sehingga pembelajaran bagi anak menjadi lebih bermakna. Hal ini

menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Make a Match

dan Talking Stick meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran.

Hasil temuan dilapangan oleh peneliti sebelumnya pernah dilakukan

oleh Nelly Herlina (2011) melakukan penelitian dengan judul “

Pelaksanaan Model Make a Match untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa anak dalam mengenal huruf pada anak

kelompok A TK Rakat Mufakat Barabai Kabupaten Hulu Sungai

Tengah”. Dari pelaksanaan model Make a Match dapat disimpulkan

bahwa mengenal huruf pada anak kelompok A TK Rakat Mufakat

Barabai mengalami peningkatan. Penelituan inindilaksanakan dalam

dua siklus, pada siklus I anak memperoleh nilai rata-rata 68% dan

mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata 85%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat diterapkan pada

pembelajaran dikelompok A TK Rakat Mufakat Barabai Kabupaten

Hulu Sungai Tengah Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Aktivitas Anak

109
Hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan terhadap anak pada

siklus I dan II diperoleh data perbandingan yang disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 1.14 Perbandingan Aktivitas anak siklus I dan siklus II

Waktu Penelitian

No Aktivitas Guru Siklus


I II
1. Pertemuan I 44,5 76
2. Pertemuan II 54,25 86,25

Berdasarkan tabel diatas disajikan bentuk grafik sebagai berikut :

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2

siklus I
Column
1

110
Gambar 1.8 Grafik Perbandingan Aktivitas Anak pada

siklus I dan II

Permainan dengan menggunakan model Make a Match dan

Talking Stick pada pengembangan anak lebih aktif dalam belajar,

anak dapat memahami materi dengan cepat dan juga dapat

mendorong anak untuk berani maju kedepan dan percaya diri untuk

mencari pasangannya, sehingga aktivitas anak pada setiap pertemuan

selalu meningkat.

Pembelajaran yang paling efektif untuk anak usia dini adalah

melalui suatu kegiatan yang berorientasi bermain, menurut Frobel

karena bermain yang kreatif dan menyenangkan, melalui bermain

kreatif anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua

kemampuannya.

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas anak saat

melaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang

bilangan melalui model pembelajaran Make a Match dan Talking

Stick terjadi peningkatan aktivitas anak yaitu dari 44,5 pada

pertemuan I siklus I, 54,25 pada pertemuan II siklus I, dan 76 pada

pertemuan I siklus II, 86,25 pada pertemuan II siklus II.

111
Hasil ini berarti telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan yaitu apabila aktivitas anak mencapai ≥82% pada saat anak

melaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang

bilangan melalui model Make a Match dan Talking Stick.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Trianto (2007:42)

bahwa “Model pembelajaran Make a Match bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi anak, memfasilitasi anak dengan kelompok,

serta memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dan

belajar bersama- sama yang berbeda latar belakangnya”.

Selama proses pembelajaran dalam dua siklus terlihat ada

peningkatan terhadap aktivitas anak hal itu tidak lepas dari peran guru

dalam melaksanakan proses belajarmengajar walaupun pada siklus

pertama masih ada kekurangan. Demi meningkatkan aktivitas anak

diperlukan langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan.Hal yang harus dilakukan dengan menggunakan

metode yang cocok dengan kondisi anak agar anak dapat berpikir

kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka,

kreatif dan inovatif.

Peningkatan aktivitas anak dalam pembelajaran Make a Match dan

Talking Stick ini terjadi disebabkan juga karena anak senang dengan

kegiatan ini karena ini merupakan teknih yang benar-benar baru dan

menarik dilaksanakan oleh anak.Seperti yang disebutkan teori bahwa

teknik ini sangat cocok untuk anak karena didalamnya terdapat

kegiatan belajar sambil bermain yang sesuai dengan usia anak. Hal ini

112
berlandaskan pada pendapat para ahli diantaranya menurut Johnson &

Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif

adalah memaksimalkan belajar anak adalah untu kpeningkatan

prestasi akademik dan penambahan baik secara individu maupun

kelompok dan menurut Zamroni (2000) mengemukakan bahwa

manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi

kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level

individual. Jadi dengan pembelajaran kooperatif, anak dalam proses

pembelajarannya dapat lebih aktif sehingga meningkatkan kreativitas

anak dan hasil belajar anak.

3. Hasil belajar

Hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan terhadap hasil

belajar pada siklus I dan II diperoleh data perbandingan yang

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.15 Perbandingan Hasil Belajar siklus I dan siklus II

Waktu Penelitian

No Hasil Belajar Siklus


I II
1. Pertemuan I 45 76,25
2. Pertemuan II 56,25 82,5

Berdasarkan tabel diatas disajikan bentuk grafik sebagai berikut :

113
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pertemuan 1 pertemuan 2

siklus I
Column
1

Gambar 1.9 Grafik perbandingan Hasil Belajar Pada siklus I dan II

Gambar 1.9 Grafik perbandingan Hasil Belajar Pada Siklus I dan II

Berdasarkan hasil observasi terhadap hasil belajar saat

melaksanakan pembelajaran kognitif dalam mengenal lambang bilangan

melalui model Make a Match dan Talking Stick terjadi peningkatan

persentase hasil belajar yaitu dari 45,5% pada peretemuan I siklus I,

56,25% pada peretemuan II siklus I, dan 76,25% pada pertemuan I siklus

114
II, 82,5% pada peretemuan II siklus II.Hasil ini berarti telah mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu apabila hasil belajar

mencapai ≥82% anak mendapat nilai  anak berkembang sangat

baik (BSB) pada saat melaksanakan pembelajaran kognitif dalam

mengenal lambang bilangan melalui model Make a Match dan Talking

Stick.

Dengan menggunakan model Make a Match dan Talking Stick

pada mengembangkan kognitif hasil belajar pada setiap pertemuan

mengalami peningkatan, itu berarti model Make a Match dan Talking Stick

merupakan salah satu model pembelajaran dengan prinsip bermain seraya

belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan mengenal lambang bilangan.

Menurut pendapat Djamarah (2000: 45) hasil adalah prestasi dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu

maupun kelompok, Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan

perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan,

sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimism dirilah yang

mampu untuk mencapainya.

Adapun pendapat Arikunto (1990 :133) mengatakan hasil belajar

adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak

dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur

115
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengamatan observer saat melaksanakan pembelajaran

untuk mengembangkan kognitif anak dalam mengenal lambang

bilangan melalui model Make a Match dan Talking Stick, aktivitas

guru menjadi meningkat itu dapat dilihat dari indikator

keberhasilan aktivitas guru dengan kategori sangat baik.

2. Aktivitas anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah tahun ajaran 2013/2014 untuk mengembangkan

kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan melalui model

Make a Match dan Talking Stick, aktivitas anak menjadi lebih

meningkat dibandingkan sebelumnya itu terlihat dari peningkatan

aktivitas anak dengan kategori sangat aktif.

3. Hasil belajar anak kelompok A TK Mekar Sari Kabupaten Hulu

Sungai Tengah tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan hasil belajar

untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal

lambang bilangan melalui model Make a Match dan Talking Stick

sangatlah bermanfaat karena dapat meningkatkan hasil belajar

anak. Itu terlihat dari indikator keberhasilan Berkembang Sangat

Baik.

116
B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang diuraikan dapat dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Kepada guru agar selalu rutin melatih dan membimbing serta

mengembangkan pengembangan kognitif anak dalam mengenal

lambang bilangan dengan menggunakan berbagai alat peraga/media

sebagai sumber belajar juga menggunakan model pembelajaran yang

sesuai dengan indikator yang dikembangkan..

2. Bagi Kepala Sekolah

Kepada kepala sekolah disarankan untuk membina dan membimbing

guru serta memberikan masukan kepada guru agar menerapkan model

pembelajaran yang cocok diterapkan di Taman Kanak-Kanak.

117
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Mubiar, M.Pd. 2008. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka

Amin, Saiful.2011. Model Pembelajaran Make a Match

Arikunto,S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT.Bumi Aksara

Asman Jamal Ma’mur. Maret 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara

Diknas, 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan


Nasional Jakarta

Dimyanti & Mudjiono.2009 Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta

Diknas. 2011. Piket Diklat Guru Taman Kanak-Kanak Atraktif. Jakarta

Daljono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta

Ghony, Djunaidy. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang ; UIN Malang Press

Harjanto Bob, dkk.2011. Agar Anak Tidak Takut Pada Matematika. Yogyakarta :
Gramedia

Hasan Maimunah. 2003. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogjakarta : Diva

Hildayani, Rini, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka

http://www.wyw 1 d. worldpress.com/2014/04/01/model-pembelajaran-make a
match.

http://www.gurupknwordpress.com/2014/04/03 make a match

Iskandar. 2011.Psikologi Pembelajaran. Jakarta :Referinsi

118
Kementerian Pendidikan Nasional.2010. Bermain Bilangan. Workshop
Pembelajaran di TK

Kemendikmas. 2010. Kurikulum TK .Pedoman Pengembangan Program


Pembelajaran DiTaman Kanak-Kanak. Jakarta : Dirjen Manajemen
Dikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD

Martinis Yamin, Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia
Dini. Gaung Persada (GP) Press Jakarta

Masitoh, dkk.2005.Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Puskur

Moeslichatoen. Metode Pengajaran di TK. Jakarta : Rineka Cipta

Montolalu, dkk.2006.Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka

Muthoharoh, Hafiz. 2009. Tujuan Dan Manfaat Tindakan Kelas (Online )


www.scribd. Com.school –work. Home-work. ( diakses tanggal 1 April
2014 )

Ngalimun. 2010. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka

Nurbuka Cholid dan Ahmadi abu. 2002. Metodeologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara

Rahayu. Pengertian Model Make A Match : online diakses tanggal 16 Maret 2014

Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalismr


Guru, Jakarta, Rajawali Pers

Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Rueneka


Cipta

Sudjana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru


Algresindo

119
Sujiono, Yuliani Nuriani, dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :
Universitas Terbuka

Sujiono Nurani Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta ; PT Macanan Jaya Cemerlang

Suriansyah, Akhmad, dkk.2011. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini.


Banjarmasin : Comdes

Suyadi. 201. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta ; Deva Prees

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta.PT.Bumi Aksara

Wardhani, Igak, dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka

120

Anda mungkin juga menyukai