Anda di halaman 1dari 9

MENYIMAK VIDEO PERKULIAHAN KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI

BANDUNG (ITB) DI SITUS BERBAGI VIDEO YOU TUBE

RANGKUMAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Fisika I : Kimia Kuantum yang diampu
oleh Samik, S.Si., M.Si

Oleh

Mohammad Afifudin Armadani (18030194020)

Galih Putri Romadhona (18030194026)

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Kimia

Program Studi Pendidikan Kimia

2019
Struktur dan Ikatan Kimia (K12141)

“Spektrum Rotasi dan Vibrasi (rangkuman)”

Pertemuan 23 (8 Desember 2014)

Oleh Muhammad A. Martoprawito, Ph.D

1. Spectrum Rotasi Vibrasi


Referensi Dari Atkins Chapter 13
Ada alat spektometer untuk mendeteksi cahaya atau gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan, diserap atau dihamburkan molekul. Jika ada molekul yang melewati
gelombang, maka alat tersebut aan mendeteksi berapa banyak yang diserap, bias juga
bukan melewati gelombang tetapi dipanaskan sampai berpijar lalu berapa yang
dipancarkan. Lalu yang terakhir berapa yang dihamburkan. Jadi ada sinaar datang diserap
molekul, lalu dipanaskan tereksitasi karena dipanaskan terjadi tumbukan sehingga
vibrasinya naik atau jika panasnya luar biasa elektroniknya yang naik. Atau bias juga
rotasinya yang naik. Spektrumnya disebut spectrum pancar. Jadi nanti ada spectrum serap
da spectrum pancar.
a. Ada atom hydrogen dari merah ke ungu lalu ada hitam untuk elektronik
b. Ada hitam tetapi ada garis merah ke nila.
Manakah yang spectrum pancar? Mana yang serap?
Serap atas dan pancar yang bawah. Jadi ketika warna putih dilewatkan pada suatu atom,
lewat semua kecuali yang pas diperlukan untuk eksitasi sehingga pas digunakan untuk
eksitasi diserap sehingga menghasilkan warna hitam. Artinya warna itu hilang dari spekto.
Itu namanya spectrometer. Spectrometer ada 3, yaitu :
a. Spectrometer UV untuk elektronik
b. Spectrometer UV-Vis untuk elektronik
c. Spectrometer IR untuk vibrasi
d. Spectrometer microwave untuk rotasi
2. Prinsip kerja

2
Dua berkas sinar dengan intensitas sama keluar dari sumber cahaya, yang saatu
lewat wadah larutan dengan zat terlarut, yang satu dengan wadah dengan pelarut saja. Pas
keluar dari wadah mana yang intensitasnya rendah?

Intensitas rendah yang lewat larutan, karena ketika lewat larutan akan ada
molekul-molekul zat terlarut yang akan menyerap cahaya. Lalu dibandingkan intensitas
dari wadah yang pelarut dengan wadah larutan. Pasti yang dari larutan yang lebih rendah,
diketahuilah yang diserap. Salah satu diteruskan melewati larutan cuplikan yang akan
larut melewati pelarutnya saja. Lalu intensitas yang melewati larutan dibandingkan
dengan yang tidak oleh suatu detector. Itu prinsip percobaannya.

Misal kita pas cuplikan larutan dengan zat terlarut, yang satu pelarut saja. Ada
cahaya yang lewat sini, ada cahaya yang lewat sini. Lalu nanti ada detector yang
membandingkan. Pakai nalar sederhana, kita pasti sudah tahu kalau ada zat terlarut segini
dengan larutan segini, ini lewat intensitas disini dengan disini dengan I 0 yang sama pasti
lebih kecil yang bawah asalkan kepekatan atau konsentrasinya sama, artinya akan
bergantung pada lebar yang kita sebut D/L dengan bergantung pada konsentrasi. Cuma
ternyata tidak linear, artinya yang diserap bukan I2 tetapi I2 - I0 (yang diserap). Logika
sederhana yang diserap mestinya bergantung pada konsentrasi dengan bergantung pada
lebar. Hubungan antara yang diserap dengan konsentrasi adalah I = I 0 x 10-(suatu tetapan) x
konsentrasi x D

D adalah lebar cuplikan, jika konsentrasi makin besar maka 10 - menjadi lebih
kecil, jadi intensitas yang lewat menjadi lebih kecil. Kalau makin lebar cuplikannya juga
semakin kecil.

Intensitas lewat = I

Intenstas sebelum lewat = I0

Transmitan = I - I0

Absorbans = log (I / I0 )

Absorbans berbanding lurus dengan konsentrasi dan tebal

A=Ɛ[J]D

3
Jadi, absorbans adalah suatu besaran yang diciptakan sehingga persamaan yang
tadinya 10sekian menjadi linear. Absorbans berbandig luruss dengan konsentrasi . itu adalah
intensitas akibat serapan oleh zat.

Pada bab ini kita akan membahas spectrum rotasi dan vibrasi. Dimulai dari
spectrum rotasi dengan anggapan vibrasi tidak terjadi. Untuk molekul sederhana vibrasi
nenerlukan foton di daerah inframerah, sedangkan energy rotasi diperlukan di daaerah
gelombang mikro.

Jadi satu hal, pola energy tingat rotasi molekul akan mirip dengan komponen
sudut dari gerak electron di sekeliling inti atom. Maksudnya, kalau atom maka bilangan
kuantumnya ML kalau atom diganti molekul tetapi tetap bicara electron maka M menjadi
λ. Tetapi yang dibicarakan adalah molekul yang berputar maka billangan kuantumnya
sendiri adalah J. kemiripannya kalau molekul dalam atom berputar, bilangan kuantumnya
adallah L dengan ML, kalau molekulnya berputar bilangan kuantumnya menjadi J dan M J .
J dari 0,1,2, MJ dari –J sampai +J. mirip dengan –l sampai +l.

Kemiripan lain adalah dari susunan pola energy. Energy akibat berputar adalah l (l
+ 1) sesuatu, ada juga energy menjauh dan mendekat. Disini rumusnya akan berubah
menjadi J (J+1).

Momen inerssia = ƐMi Ri2

Jadi tekniknya, molekul ditentukan pusat massanya dimana, kemudian jika di


ujung maka MA < MB. kalau pusat massanya ditengah maka ssama. Ma Ra2 (ke pusat massa)
+ MbRb2 (pusat massa).

Untuk diatomic µR2, dengan µ adalah massa tereduksi.

3. Tingkat energy rotasi molekul

Rotasi iitu ada kemiripan antara molekul berputar dengan eektron berputar.
Electron berputar, bilangan kuantumnya adalah L. molekul berputar bilangan kuantumnya
adalah J. secara klasik,

EL = ½ IA ωA2

Energi rotasi total = ½ Erot A + Erot B

4
J = momentum sudut

J = I ω  secara umum

Tetapi rotasi bergantung pada molekulnya yang digolongkan menjadi 3 golongan.


Sebenarnya 4 golongan,tetapi 1 tidak dibahas karena terlalu rumit,yaitu rotasi Asimetris.

1. Rotasi steris : ketiga I sama


Maka secara kuantum J = J (J + 1) ћ2
2I
Atau Hc x B x J (J + 1), dengan B = 1 (cm-1)
λ
2. Rotasi simetris : dua I sama ( suatu b dan c)
1 tegak lurus sumbu a atau sumbu utama molekul
E = J2 + ( 1 + 1 ) J2
2 2JB 2JC
Eenergi secara klasik 1
ω2
energy secara kuantum
B (dari I tegak lurus) = J (J + 1) + (A + B) K
J harus 0, 1, 2, K harus 0, +1, -1 sampai +J, -J. K adalah suatu bilangan kuantum dari
suatu kedua
( 1 + 1 ) J2
2JB 2JC
Sedangkan J dari ssuku pertama J2
2I
3. Rotasi linear : salah satu I nol
Tingkat energy seperti steris karena linear
E = JC2 + JB2
2 I

4. Degenerasi Dan Efek Stark

 Degenerasi karena komponen energi pada sumbu Z berdasarkan bilangan


kuantum M j

5
Ada koordinat internal dan ada koordinat lab.x,y,z = koordinat absolut dalam ruang,
sedangkan a,b,c (koordinat internal) tergantung molekulnya sedang bagaimana. Bilangan
kuantum M j itu analog dengan bilangan kuantum untuk elektron yang mengelilingi inti
yang disebut sebagai M l, dimana bilangan kuantum azimutnya disebut l.Kalau misalnya
l=0,1,2 , … dst (bisa digunakan untuk menghitung momentum sudut total dari elektron
yang mengelilingi inti, yang rumusnya :

El =l ( l+1 ) … .(sesuatu),

untuk momentum sudutnya :

L= √ l ( l+1 ) ħ

M l=−l … … …+l , M lmenggambarkan E pada sumbu z karena dirotasi elektron yang


rumusnya :
L z=M l x ħ
Maka j=0,1,2 , … dst, menghasilkan energi yang rumusnya :
E j= j ( j+1 ) …(sesuatu), untuk momentum sudutnya :

L= √ j ( j +1 ) ħ
ħ2
Sesuatunya adalah
2I
M j =− j … … …+ j ( M j itu adalah energi E j=M j x ħ

L2
Karena secara klasik E=
2I
J2
E=
2I

Kalau misalnya kita punya J = 2


2 x 3 x ħ2
E=
2I
Sedangkan M j =−2 ,−1,0,1,2
Terserah komponen dalam momentum sudutnya seperti apa, energi totalnya tetap

2 x 3 x ħ2
E=
2I
6
Inilah yang disebut degenerasi, Mj nya beda-beda , tetapi energinya sama. Definisi
yang lebih benar dari degenerasi : keadaan kuantum yang berbeda tapi dengan energi
yang sama

 Khusus Simetrik : Degenerasi Karena K, Kecuali Pada K = 0


Hal ini dikarenakan untuk yang simetrik energi tidak berhenti sampai disini :

2 x 3 x ħ2
E=
2I
2 x 3 x ħ2 ( 2
Tetapi : E= + A−B ) x hC x K
2I
Kalau K = 0, maka yang diblok merah habis. Ketika K adalah 1 atau -1 menghasilkan
energi yang sama. Artinya energi K = 2 dan K = -2 adalah sama, energi K=3 dan K =
-3 sama.

Contoh :

Kalau J = 2 , K = -2,-1,0,1,2
Jadi untuk pasakan J,K = (2,-2) ada 10 degenerasi
 Efek Stark : Pengaruh Medan Magnet Pada Tingkat Energi Rotasi
Jadi suatu molekul yang punya momen dipol.

H N H, punya momen dipol karena N negatif dan H positif. Titik pusat


negatifnya ada pada N dan titik pusat positifnya da pada tengah-tengah H. Arah
momen dipol dari pusat positif ke pusat negatif. Kalau NH3 dimasukkan ke dalam
medan magnet maka arah momentum sudut dari molekul

7
(dalam ħ) . j = 2 . gambar diatas . penggambarannya : dengan energi sekian molekul
berputar dengan 5 cara . cara pertama adalah arah momentum sudutnya mendatar ,
komponen dalam arah z nya nol. Dst. Jadi molekul punya momentum sudut sekian
tapi orientasinya bisa macem-macem. Orientasi itu ditentukan oleh komponen zat
tertentu.

Momentum sudut dalam arah y dan arah z , dalam arah y pasti hilang. Karena ada
ke acakan dalam arah momentum sudut untuk komponen ke arah bidang xy. Misal :
M j =1dan M j =2memiliki energi yang sama. Sekarang kalau itu disimpan dalam
medan magnet. M j =0 dengan M j=1energinya berbeda. Energi yang paling rendah itu
adalah energi yang searah dengan arah medan magnet.

J=2
M j = -2,-1,0,+1,+2
Kuning = searah
Merah = melawan
Jika dalam medan magnet
Efek stark adalah terjadinya splitting energi rotasi molekul yang tadinya sama
menjadi berbeda kalau diberi medan.. Logikanya kalau berlawanan arah energinya
akan tinggi kalau searah energinya akan rendah. Namun molekulnya tidak dipaksa
untuk tidak berputar, kalau ada medan magnet yang berlawanan akan langsung
bergerak mengikuti orientasi medan.
4. Transisi rotasi
 Aturan seleksi : ∆ j=± 1 ∆ M 1=0 ,± 1
Jadi bisa pindah dari J1 ke j2. Tapi kalau Mj nya = 0, maka Mj nya bisa tetap 0 bisa
juga pindah ke -1 bisa ke +1

5. Vibrasi Molekul Diatom


1 2 d2 V
 Secara klasik : V = k x x=R−R c k =
2 d x2( )o

8
 Persamaan schrodinger :
−ħ d 2 φ 1 2
+ k x φ=Eφ
2m df d x 2 2
 Solusi persamaan :
1
1 k
 E v =( v + )ħω
2
ω= ( )
m ef
2
v = 0,1,2

( 12 ) v acsen
G ( v )= v+

1
1 k
v acsen= ( )
2 Πl m ef
2

Untuk membedakan besaran di vibrasi dan rotasi dalam satuan bilangan gelombang,
kalau yang dirotasi dilambangkan dengan F (huruf besar), kalau di vibrasi dilambangkan
dengan G (huruf besar)

6. Transisi Vibrasi
 Aturan seleksi : ∆ v=± 1
 Transisi vinrasi akibat gelombang elektromagnetik hanya dapat terjadi jika vibrasinya
menyebabkan perubahan momen dipol
 Green house gases : NO2, CO2, CO, H2O dll
 Non-green houses gases : O2, H2, He

Anda mungkin juga menyukai