Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang
mengkaji perilaku dari zat zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang
mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi , mulai dari kajian
mengenai aliran darah di saluran-saluran kapiler (yang hanya: berdiameter beberapa mikron)
sampai pada kajian aliran minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4
ft sepanjang 800 mil. Prinsip-prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa
pesawat terbang dibuat berbentuk streamline dengan permukaan mulus demi efisiensi
penerbangan yang terbaik, sementara bola golf dibuat dengan permukaan ber-lubang-lubang
(bopak) untuk meningkatkan efisinsinya.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar saya bisa mengetahui dan memahami
materi dan teori dari mata kuliah mekanika fluida.

c. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

 Apa itu fluida dan sebutkan sifat-sifatnya?


 Apa itu konsep kontinyu?
 Apa itu permukaan tegangan permukaan?
 Apa itu statika fluida?
 Apa itu kinematika fluida?
 Jelaskan aliran fluida dan persamaan dasar?
 Apa itu Analisa dimensional?
 Apa itu hukum keseragaman dinamis?
 Apa itu aliran dan pipa?
 Apa itu lapisan batas pada fluida?
 Apa itu hambatan dan gaya angkat?
 Apa itu pengukuran aliran?
 Apa itu statika fluida?
 Apa itu pergerakan fluida?
 Apa itu persamaan diferensial fluida?
 Apa itu aliran internal dan aliran eksternal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fluida dan sifat-sifatnya


Fluida ada 2 macam: cairan dan gas. Watak dari fluida adalah mengalir, mengisi
ruangan yang mewadahinya. Beberapa diantara sifat-sifat fluida adalah:
1. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa per satuan volume,
sedangkan berat spesifik adalah berat per satuan volume.

2. Tekanan: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur (gauge
pressure). Yang disebut terakhir tidak lain adalah tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir
(1 atm). Tekanan fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau barometer (gas).

3. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas termal, dan koefisien
ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi panas yang diperlukan untuk menaikkan
satu satuan massa sebesar satu derajat. Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida
untuk menghantarkan (mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal
menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.

4. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan
incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat incompressible sedangkan gas bersifat
compressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya dinyatakan dalam
bulk compressibility modulus.

Istilah compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah
compressible flow dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas
fluidanya tidak berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan
incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan aliran,
misalnya aliran udara.

5. Viskositas: menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding) diatas lapisan
lainnya. Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan ada tidaknya geseran (shear). Dengan
demikian, viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan tegangan geser yang
terjadi pada partikel-partikel fluida. Dalam hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous
fluid dan inviscid fluid (kadangkala disebut juga nonviscous fluid atau frictionless fluid).
Sebetulnya, semua fluida pasti memiliki viskositas betapapun kecilnya. Namun ketika
viskositasnya sangat kecil dan bisa diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid
fluid.

Fluida yang berada didalam lapis batas (boundary layer) biasanya diperlakukan sebagai
viscous, sedangkan fluida yang berada diluar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid.
Fluida yang berada dalam lapis batas, sebagai akibat dari sifat viskositasnya, akan
membentuk gradien kecepatan.

Pada fluida Newtonian, gradien kecepatan berubah secara linier (membentuk garis lurus)
terhadap besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian, hubungan antara
gradien kecepatan dan besarnya tegangan geser tidaklah linier.

6. Tegangan permukaan (surface tension): adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada
permukaan fluida (cair). Definisi lainnya adalah: intensitas daya tarik-menarik molekular per
satuan panjang pada suatu garis manapun dari permukaan fluida. Dimensi dari tegangan
permukaan adalah gaya per panjang. Contoh bagaimana efek dari tegangan permukaan
adalah, jika sebuah pisau silet diletakkan secara perlahan diatas air maka pisau silet tersebut
tidak akan tenggelam akibat adanya tegangan permukaan air.

 Pengertian Fluida

Fluida merupakan kelompok zat yang dapat mengalir. Kelompok zat yang digolongkan fluida
adalah zat cair dan zat gas. Sedangkan untuk zat padat tidak dapat digolongkan sebagai fluida
dikarenakan zat padat memiliki bentuk yang tetap dan tidak dapat mengalir.

Fluida menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan
dengan adanya fluida manusia dapat bernapas karena menghirup udara dan meminum air.

Begitu pula dengan perkembangan teknologi masa kini. Dengan adanya konsep fluida, maka
pesawat terbang dapat melaju di udara dan kapal laut dapat terapung di permukaan laut.

 Jenis Fluida

1. Fluida Statis

Fluida yang dalam keadaan diam atau fluida yang dalam keadaan bergerak, tetapi
tidak ada beda kecepatan antar partikel karena tidak adanya gaya gesek. Contoh, air di bak.
2. Fluida Dinamis fluida yang dapat bergerak. Dalam hal ini fluida dianggap memiliki
kecepatan konstan (steady), tidak mengalami perubahan waktu, tidak kental, dan tidak
mengalami putaran.

B. Konsep Kontinyu

Mekanika kontinuum adalah sebuah cabang mekanika yang berkenaan dengan


analisis kinematika dan perilaku material mekanika yang dimodelkan sebagai massa kontinu
alih-alih partikel diskret. Matematikawan Prancis, Augustin Louis Cauchy ialah yang pertama
yang merumuskan model tersebut pada abad ke-19, tetapi penelitian dalam bidang ini masih
terus berlanjut hingga kini.

Pemodelan objek sebagai sebuah kontinuum yang menganggap bahwa senyawa objek
tersebut mengisi ruang yang dikuasainya secara utuh. Objek-objek pemodelan dalam cara ini
mengabaikan fakta bahwa materi tersusun atas atom-atom, yang berarti tidaklah kontinu;
bagaimanapun, pada skala panjang yang lebih besar daripada jarak antar-atom, model ini
sangatlah akurat. Hukum-hukum fisika dasar, seperti kekekalan massa, kekekalan
momentum, dan kekekalan energi dapat diterapkan pada model ini untuk
menurunkan persamaan-persamaan diferensial yang menjelaskan perilaku objek-objek
tersebut, dan beberapa informasi tentang material partikel yang dikaji disertakan melalui
suatu hubungan konstitutif.

Mekanika kuantum berkenaan dengan sifat-sifat fisis zat padat dan fluida (zat alir) yang
independen dari sistem koordinat partikel manapun, tempat mereka diamati. Sifat-sifat fisika
ini kemudian disajikan oleh tensor, yakni objek-objek matematika yang memiliki sifat yang
diperlukan untuk menjadi sistem koordinat independen. Tensor-tensor ini dapat dinyatakan
dalam sistem-sistem koordinat untuk keperluan komputasi.

 Konsep kontinuum

Material, seperti zat padat, cair, dan gas, tersusun dari molekul-molekul yang dipisahkan oleh
ruang kosong. Pada skala makroskopik, material-material memiliki rekahan dan
ketidakkontinuan. Bagaimanapun, gejala-gejala fisis tertentu dapat dimodelkan, dengan
anggapan bahwa material-material tersebut wujud sebagai kontinuum, yang berarti materi di
dalam benda tersebut tersebar secara kontinu dan mengisi seluruh wilayah ruang yang
dikuasainya. Kontinuum adalah sebuah benda yang dapat dipecah-pecah secara kontinu
menjadi unsur-unsur infinitesimal dengan sifat-sifat seperti yang dimiliki material yang
berukuran besar.

Kesahihan anggapan kontinuum dapat diperiksa dengan bantuan analisis teoretik, di mana
beberapa periodisitas yang jernih dapat dikenali, atau ergodisitas dan kehomogenan
statistika mikrostruktur berwujud. Lebih spesifiknya, anggapan/hipotesis kontinuum
berengsel pada konsep-konsep volume elementer representatif (RVE) (kadang-kadang disebut
"unsur volume representatif") dan pemisahan skala-skala berdasarkan syarat Hill-Mandell.
Syarat ini menyediakan sebuah tautan antara sudut pandang ahli teori dan ahli percobaan
pada persamaan-persamaan konstitutif (medan-medan kopel atau lentur/taklentur linear dan
taklinear) juga suatu jalan spasial dan statistika yang mereratakan mikrostruktur.

Ketika pemisahan skala-skala tidak dilakukan, atau ketika seseorang ingin mendirikan suatu
kontinuum dengan resolusi yang lebih baik daripada ukuran RVE, maka orang tersebut harus
memanfaatkan suatu elemen volume statistika (SVE), yang pada gilirannya mengarah pada
medan-medan kontinuum acak. Yang disebutkan terakhir menyediakan basis mikromekanika
untuk unsur-unsur berhingga stokastik (SFE). Jenjang-jenjang SVE dan RVE mempertautkan
mekanika kontinuum dengan mekanika statistika. RVE dapat diukur hanya dalam cara
terbatas melalui uji percobaan: ketika tanggapan konstitutif menjadi homogen secara spasial.

Khusus untuk fluida, bilangan Knudsen digunakan untuk mengukur hingga seberapa besar


hampiran kontinuitas dapat dibuat.

Perumusan model

Gambar 1. Konfigurasi benda kontinuum


C. Tegangan permukaan

Anda mungkin juga menyukai