Laporan PKL Ak3u Kelompok 3
Laporan PKL Ak3u Kelompok 3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PESAWAT ANGKAT ANGKUT DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
DISAJIKAN OLEH:
DANANG PURWANTO
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan makalah tentang penanggulangan
kebakaran, pesawat angkat dan angkut serta konstruksi bangunan.
Makalah ini merupakan bentuk aplikasi dari pelatihan calon ahli K3 umum yang
dilaksanakan oleh PT. Fresh consultan bekerja sama dengan Dinas tenaga kerjadan
transmigrasi tanggal 18November 2019– 30 November 2019. Makalah ini berisi tentang
Konstruksi Bangunan, Pesawat Angkat dan Angkut serta Penanggulangan Kebakaran yang
telah dipelajari pada pelatihan calon ahli K3 umum.
Akhirnya tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Saya,
Danang Purwanto
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................................4
1.3 Ruang Lingkup..........................................................................................................5
1.4 Dasar Hukum............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN………....................................................................................6
2.1 Kebakaran..............................................................................................................6
2.1.1 Definisi Kebakaran................................................................................................6
2.1.2 Penyebab kebakaran...............................................................................................6
2.1.3 Klasifikasi kebakaran……………………………………………………………..9
2.1.4 Penanggulangan Kebakaran ……………………………………………………..10
2.2 Pesawat Angkat dan Angkut .................................................................................12
2.2.1 Pengertian Pesawat Angkat dan Angkut................................................................12
2.2.2 Jenis-Jenis Pesawat Angkat dan Angkut................................................................12
2.2.3 Peralatan Angkat....................................................................................................12
2.2.4 Pita Transport.........................................................................................................16
2.2.5 Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan Angkut..................................18
2.2.6 Alat Angkut Ril......................................................................................................20
2.2.7 Pemeriksaan dan Pengujian...................................................................................21
2.2.8 Sumber Potensi Bahaya Pada Pesawat Angkat dan Angkut..................................22
2.2.9 Potensi Penyebabnya Kecelakaan..........................................................................22
2.3 Konstruksi Bangunan.............................................................................................27
2.3.1 Definisi Konstruksi Bangunan ..............................................................................27
2.3.2 Klasifikasi Proyek Konstruksi...............................................................................29
2.3.3 Jenis-Jenis Bahaya Pada Kegiatan Konstruksi .....................................................29
2.3.4 Strategi Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi ...................................................30
2.3.5 Pengawasan K3 onstruksi dan Sarana Bangunan .................................................31
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................35
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................35
Daftar Pustaka.................................................................................................................36
Makalah AK3 Umum Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring semakin cepatnya perkembangan industri dengan penerapan teknologi tinggi
dan penggunaan bahan serta peralatan yang semakin kompleks, sehingga memerlukan tenaga
kerja yang ahli dan terampil. Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam
penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi ataupun bahan berbahaya
yang terus meningkat dan modern.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleks dan
canggihnya penerapan teknologi pada peralatan yang digunakan di proses industri yang
berlangsung, maka potensi bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung atau tidak langsung yang berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan sekitarnya.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah
mengeluarkan berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti Undang
Undang (UU) No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, PERMENAKER No.PER-
01/MEN/1980 tentang K3 pada Kontruksi Bangunan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut serta khususnya KEPMENAKER
No.KEP-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya inspeksi
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, karena unsur yang ada dalam keselamatan dan
kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Konstruksi Bangunan, Pesawat Angkat Angkut dan Penanggulangan Kebakaran akan
menjadi topik pembahasan pada makalah ini.
PEMBAHASAN
2.1 KEBAKARAN
digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia.
Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, karena banyak peluang yang dapat
terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki, sedangkan definisi khususnya adalah
suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsure penyebab kebakaran yaitu bahan padat,
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai
definisi kebakaran secara umum adalah sesuatu yang benar-benar terbakar yang
seharusnya tidak terbakar dan dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata,
terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian.
Unsur penyebab kebakaran terjadi karena ada tiga unsur / sumber yaitu:
1. Bahan padat seperti kayu, kain, kertas, plastik dan lain sebagainya dan jika
1. Kelalaian
kelalaian ini misalnya lupa mematikan kompor, merokok ditempat yang tidak
2. Kurang Pengetahuan
pengetahuan akan penyebab kebakaran misalnya tidak mengerti akan jenis bahan
bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak
3. Peristiwa Alam
4. Penyalaan Sendiri
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan yang mudah terbakar, panas dan
kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa bahan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengjaaan misalnya dari unsure sabotase,
cepat/berantai antara bahan bakar dan zat asam (udara) dalam perbandingan yang tepat dan
disertai adanya panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat menjadi sumber
Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa pada dasrnya kebakaran atau api sendiri
terdiri dari 3 unsur yang saling terkait satu dengan yang lain yang disebut sebagai segitiga api
atau fire triangle yang apabila ketiga unsur tidak lengkap maka persyaratan dapat terjadinya
1. Bahan yang mudah terbakar; yaitu barang padat, cair dan gas (kayu, kertas, textile,
2. Panas/suhu; seperti panas dari sinar matahari, energy elektron (listrik statis atau
dinamis), panas dari energi mekanik (gesekan), reaksi kimia dan perubahan kimia
3. Oksige; yang dimana makin besar kadar oksigen maka api akan menyala makin
hebat.
Proses pembakaran tidak mungkin terjadi tanpa salah satu dari unsur tersebut diatas.
Kedengarannya sangat sederhana, tetapi sering kali sangat sulit dikendalikan apabila
kebakaran sudah terjadi. Namun demikian hal ini penting sekali dipahami dalam rangka
Kebarakan merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan, namun dapat terjadi
karena ulah manusia. Penyebab terjadinya kebakaran antara lain peristiwa listrik,
merokok tidak pada temoatnya, gesekan atau benturan, house keeping yang tidak baik.
beberapa jenis, sesuai dengan bahan yang terbakar. Bahan pemadam untuk masing-masing
1. Kelas A
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar,
contohnya; kertas, kayu, karet, maupun plastik. Cara mengatasinya bisa dengan
2. Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti pada cairan
combustible dan cairan flammable, contohnya; bensin, minyak tanah, oli dan
bahan serupa. Cara mengatasinya dengan menggunakan bahan seperti foam lebih
disarankan.
3. Kelas C
Yang termasuk dalam kebakaran ini adalah alat0alat uang dijalankan oleh listrik.
pemadam kebakaran yang non konduktif agar terhindar dari sengatan listrik. Yang
merusak lingkungan maka pemadaman dengan bahan halon sudah tidak lagi
pemadam kebakaran kelas a dan b asalkan aliran listrik terlebih dahulu dimatikan.
4. Kelas D
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan logam yang mudah
Bahan pemadamnya adalah powder khusus kelas d yaitu serbuk kimia Sodium
5. Kelas K
Yang termasuk dalam kebakaran kelas ini adalah yang melibatkan media
memasak misalnya minyak goring (baik yang berbahan dasar tumbuhan atau
hewan). Untuk mengatasinya bisa menggunakan serbuk kimia basah yang khusus
Usaha penyelamatan dengan menyediakan sarana dari daerah atau tempat bahaya,
seperti sirine/alarm, tangga dan pintu darurat (emergency door) serta membuat prosedur
kebakaran dan penyelamatan usaha pencegahan kebakaran akibat bencana alam, membuat
penyekat atau pemisah pada bangunan dan kamar-kamar mesin atau penyimpanan bahan-
bahan berbahaya seperti dinding, pintu pemisah (fire wall, fire door) dan lain-lain.
pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana
Berdasarakan peraturan ini juga pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan
tersebut meliputi:
sarana evakuasi.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 yang dimaksud
dengan pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan
untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara
Jenis-jenis peswat angkat dan angkut menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
1. Peralatan angkat
2. Pita transport
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985, Peralatan
Angkat adalah alat angkat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat
naik dan menurunkan muatan meliputi antara lain lier, takel, alat angkat listrik,
hidrolik, pneumatic, gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran
menara, keran gantry, keran overhead, keran portal, keran magnet, keran lokomotif,
ulir sekerup pada suatu jarak yang cukup untuk pengencang. Jika perlu harus
Makalah AK3 Umum Page 12
dilengkapi dengan mur penjamin atau gelang pegas efektif. Garis tengah tromol
gulung sekurang-kurangnya berukuran 30 kali diameter tali baja dan 300 kali
diameter kawat baja yang terbesar. Tromol gulung harus dilengkapi dengan flense
pada setiap ujungnya, sekurang-kurangnya 2½ kali garis tengah tali baja. Ujung tali
baja pada tromol gulung harus dipasang dengan kuat pada bagian dalam tromol dan
sekurang-kurangnya harus dibelit 2 kali secara penuh pada tromol saat kait beban
berada pada posisi yang paling rendah. Tali baja yang digunakan untuk mengangkat
harus:
maksimum
Semua peralatan angkat harus dilengkapi dengan rem yang secara efektif dapat
mengerem suatu bobot yang tidak kurang dari 1½ beban yang diijinkan. Dalam
diatur dengan sandi isyarat yang seragam dan yang benar-benar dimengerti. Sebelum
memberikan isyarat untuk menaikkan muatan, pemberi isyarat harus yakin bahwa:
bawahnya digunakan oleh mesin yang bergerak. Jika peralatan angkat beroperasi
tanpa muatan, penjaga sling atau penjaga rantai harus mengaitkan sling atau rantainya
pada kait secara kuat sebelum bergerak, operator harus menaikan kait secukupnya
yang tergantung. Peswat, alat-alat, bahian instalasi listrik pada peralatan angkat harus
berlaku. Semua peralatan angkat yang digerakan dengan tenaga listrik harus
dilengkapi dengan alat batas otomatis yang dapat menghentikan motor, bila muatan
muatan dihentikan.
Alat kontrol dari peralatan angkat listrik harus dilengkapi dengan suatu alat
yang dapat mengendalikan secara otomatis tuas atau tombol pada posisi netral, jika
tuas atau tombol tersebut dilepaskan. Setiap peralatan angkat yang dijalnkan dengan
tenaga listrik harus dilengkapi dengan alat pembatas otomatis yang dapat
menghentikan tanaga tarik beban, jika muatan melewati batas tertinggi yang diijinkan.
secara kuat dan aman. Tuas pengontrol katup peralatan angkat pneumatik gantung
harus dilengkapi dengan alat yang dapat mengembalikan tuas kontrolnya secara
otomatis ke posisi netral, jika handle pada tali kontrol. Kemudian untuk setiap gondola
4. Kelebihan tali baja yang berada diatas tanah selama gondola tergantung
sekurang-kurangnya 1m.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1985 yang dimaksud
dengan Pita Transport adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
transport antara lain adalah eskalator, ban berjalan dan rantai berjalan. Konstruksi
mekanis pita transport harus cukup kuat untuk menunjang muatan yang telah
ditetapkan baginya. Semua pita transport harus dibuat sedemikian rupa sehingga titik-
titik geser yang berbahaya antara bagian-bagian atau benda uang berpindah atau tetap
Pita transport yang ditinggalkan dan sering dilalui harus dilengkapi dengan
tempat jalan kaki atau teras pada seluruh panjangnya dengan lebar tidak kurang dari
45cm dan mempunyai sandaran standar dan atau pengaman pinggir. Lantai atau taras
kerja pada tempat-tempat bongkat dan muat dalam kondisi anti slip. Lantai, teras dan
tempat jalan kaki disamping pita transport harus bersih dari sampah dan bahan-bahan
pada pita transport harus disediakan jembatan yang memenuhi syarat. Tenaga kerja
dilarang berdiri dikerangkat penahan pita transport terbuka pada saat memuat atau
membongkar dan memuat, pada akhir perjalanan dan awal pengambilan dan atau pada
berbagai tempat lain yang memadai harus diperlengkapi dengan alat untuk
menghentikan mesin ban transport dalam keadaan darurat. Pita transport yang
membawa muatan melebihi sudut kemiringan harus dilengkapi dengan alat mekanis
yang dapat mencegah mesin berbalik dan membawa muatan kembali kearah tempat
Jika dua ban transport atau lebih beroperasi bersama harus dipasang alat
pengaman yang dapat mengatur bekerja sedemikian rupa sehingga kedua pita
transport harus berhenti apabila salah satu pita transport tidak dapat bekerja secara
terus menerus. Jika pita transport membentang sampai pada tempat yang tidak
kelihatan dari pos kontrol, harus dilengkapi dengan gong, peluit atau lampu semboyan
dan harus digunakan oleh operator sebelum menjalankan mesin. Pita transport harus
dilengkapi dengan sistem pelumasan otomatis. Sudut kemiringan dari setiap eskalator
harus tidak melebihi 30 o dari arah bidang datar. Bidang injak eskalator terbuat dari
bahan yang padat, rata dan tidak licin dan bila terbuat dari logam yang mempunyai
bahan yang dapat menghasilkan sesuatu ikatan terhadap jejak kaki pemakai. Satu
motor listrik dilarang untuk menggerakan 2 atau lebih eskalator berdampingan, dan
sekurang-kurangnya 10 kecuali rantai yang terbuat dari baja tuang yang dianeling
dengan sistem elektro mekanis yang bekerja secara otomatis yang dapat
menghentikan eskalator apabila sumber tanaga putus. Setiap eskalator yang digerakan
dengan listrik yang mempunyai pase banyak harus dilengkapi dengan peralatan yang
dapat mencegah motor berputar balik atau bila adanya kegagalan pase.
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan ialah pesawat atau
alat yang digunakan untuk memindahkan muatan atau orang dengan menggunakan
kemudi baik di dalam atau di luar pesawat dan bergerak di atas suatu landasan
maupun permukaan. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan antara
lain adalah truk, truk Derek, traktor, gerobak, forklift dan kereta gantung. Semua
peralatan pelayanan pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai keseragaman dalam fungsi, gerak dan
permukaan sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh operator. Pesawat
angkutan di atas landasan dengan motor bakar dilarang dijlalankan di daerah yang
terdapat bahaya kebakaran dan atau peledakan dan atau ruangan tertutuup. Pesawat
angkutan di atas andasan sebelum memuat dan membongkat muatan rem haris
digunakan jika di atas tanjakan roda harus diganjal. Pesawat angkutan di atas landasan
dengan motor bakar harus dijalankan dengan aman sesuai dengan kecepatan yang
telah ditentukan. Lantai kerja yang dilalui pesawat angkutan landasan harus:
2. Tidak mempunyai belokan dengan sudut yang tajam, tanjakan yang terjal,
Truk, truk Derek, traktor dan sejenisnya harus dilengkapi dengan lampu-
muatan menggunakan gerobak harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Gerobak dorong yang beroda satu atau dua harus dilengkapi dengan pelindung tangan
berhenti. Jika memuati gerobak dorong beroda tiga, muatan yang berat harus
ditempatkan dibagian belakang bawah dan muatan harus seimbang. Forklift harus
dilengkapi dengan atap pelindung operator dan bagian yang bergerak atau berputar
diberi tutup pengaman. Dalam keadaan jalan garpu harus berjarak setinggi-tingginya
15cm dari permukaan jalan. Bila mengendarai forklift dibelakang kendaraan lain
Forklift tidak boleh digunakan selain untuk mengangkat, mengangkut dan menumpuk
barang.
Gambar 2.3. Pesawat angkat dan angkut jenis pesawat angkutan di atas landasan
Alat angutan ril adalah alat angkutan yang bergerak di atas jalan ril. Alat
angkutan jalan ril antara lain adalah: lokomotif, gerbong dan lori. Bahan konstruksi
dan perlengkapan jalan ril harus cukup kuat, tidak cacat dan memenuhi syarat. Barang
tarik wesel, kawat-kawat sinyal atau bagian-bagian lain dari peralatan jalan ril yang
berbahaya haris dilindungai dan atau dilengkapi dengan peralatan pengaman. Jalan ril
melebihi:
2. 400 pada jalan ril dengan lebar yang kurang dari 1.435 m
3. 200 pada semua jalan ril dengan sudut lereng 2 persen atau leboh.
Jalan ril diatas jembatan atau kuda-kuda yang panjangnya 30 meter atau lebih
harus dilengkapi dengan ril pengaman. Kuda-kuda jalan ril pada kedua sisinya harus
dilengkapi dengan peralatan jalan kaki pada bagian luarnya dan mempunyai ruang
bebas sekurang-kurangnya 1m antara pagar dan muatan dengan ukuran yang paling
besar. Lubang-lubang pembongkaran muatan di bawah jalan ril harus diberi tutup
terali yang memenuhi syarat. Jika alat angkutan jalan berada didekat bangunan,
sehingga tenaga kerja tidak dapat berdiri atau lewat dengan aman antara bangunan
dan pesawat yang berjalan maka harus dipasang alat penghalang disamping bangunan
dan dilarang adanya pintu pada bangunan yang menuju jalan ril.
Gambar 2.3 Pesawat angkat dan angkut jenis alat angkutan jalan ril
Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan. Untuk pengujian beban
lebih, harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah beban maksimum yang diujikan.
Besarnya tahanan isolasi dan instalsi listrik pesawat angkat dan angkut harus
Instalasi Listrik). Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan ankut
pengujian selanjutnya 1 tahun sekali. Pemeriksaan dan pengjuian ini dilakukan oleh
Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain. Biaya
pengusaha.
Seperti kita ketahui pada suatu bagian-bagian pesawat angkat dan angkut
menerima beban kerja yang cukup besar dan tinggi. Bagian ini harus dibuat dengan
konstruksi yang kuat untuk dapat menahan beban kerja dan harus dilaksanakan
tersebut mampu menahan beban. Pemilihan bahan juga harus sesuai dengan standar
pembuatan pesawat angkat dan angkut yang digunakan dan mempunyai sertifikatbahan
yang memberikan keterangan sifat-sifat mekanik dan komposisi kimia bahan tersebut.
menjamin bahwa pesawat angkat dan angkut tersebut aman selama pengoperasian.
Makalah AK3 Umum Page 22
Kecelakaan pada pesawat angkat dan angkut dapat disebabkan karena pada
bagian tertentu dari pesawat angkat dan angkut mengalami kerusakan/perlemahan dan
mendapat beban yang sangat kuat yang diberikan melebihi beban maksimum yang
persyaratan, tetapi jika kualiytas pengoperasiannya tidak sesuai dengan prosedur akan
angkut, yaitu:
Pada dasarnya pemilihan bahan untuk konstruksi pesawat angkat dan angkut
haruslah dari bahan yang tepat dan memang diperuntukan untuk pembuatan
pesawat angkat dan angkut, sesuai dengan standar yang telah diakui diseluruh
dunia.
Pemilihan bahan yang salah dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
pencemaran lingkungan kerja. Oleh karena itu, petunjung dan prosedur yang
adanya kearpuhan pada bahan, juga dapat terjadi penuaan bahan. Hal ini dapat
terjadi karena:
a. Bahan didiamkan dalam waktu yang lama tanpa pembebanan, disebut juga
penuaan alam.
digunakan sebagai bahan pesawat angkat dan angkut. Jika hal ini tidak
pesawat angkat dan angkut yang bersangkutan yang pada akhirnya mengakibatkan
kecelakaan.
dengan membuat perencanaan gambar konstruksi peswat angkat dan angkut yang
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan beban yang diterima
pesawat angkat dan angkut karena diharapkan bahan tersebuh mampu menahan,
desain pembuatan suatu peralatan mekanik yang berlaku diseluruh dunia seperti
SNI, ASME, JIS, DIN, dll. Kesalahan dalam desain perhitungan kekuatan
dilakukan sewaktu pesawat angkat dan angkut masih berada di dalam pabrik yang
ini dilakukan dengan menggunakan sinar radio aktif (x-ray atau gamma ray)
Bila hasil pemeriksaan merusak dan tidak merusak ini baik, maka dilakukan
pengujian statis dan dinamis atas pesawat angkat dan angkut. Pemeriksaan
terhadap pengujian statis dan dinamis ini harus dilakukan dengan seteliti mungkin
dan angkut dioperasikan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Akibat
kerusakan pada pesawat angkat dan angkut dan kemungkinan juga dapat
semuanya harus dijaga dan diusahakan agar dapat berfungsi/bekerja dengan baik
dan akurat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan perawatan secara teratur dan
pemeliharaan
boleh diabaikan. Dengan perawatan secara teratur dan teliti akan lebih mudah
diketahui secara dini adanya kelainan-kelainan yang terdapat pada pesawat angkat
dan angkut seingga kerusakan yang lebih berat akan dapat dihindari.
6. Kelalaian operator
karena itu faktor manusia yang dominan adalah sikap mental terhadap keselamtan
dengan ceroboh, dimana seharusnya dia dapat melakukannya dengan aman”. Hal
ini tentunya tidak terlepas dari kebiasaannya, yang biasanya menganggap mudah,
Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal
sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Pada umumnya definisi konstruksi bangunan itu terdiri dari dua suku kata
berarti suatu benda yang dibangun atau didirikan untuk kepentingan manusia dengan
tujuan, biaya dan waktu tertentu. Konstruksi bangunan berarti suatu cara atau teknik
membuat atau mendirikan bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,
atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan
bangunan, tukang kayu dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah
konstruksi.
berikut:
rendah
kondisinya
lain:
4. Pekerja proyek; adalah para pekerja yang bekerja pada kegiatan proyek
konstruksi
sebagainya.
pada pembangunannya.
Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industry
kilang minyak, industri berat, industri dasar, pertambangan, nuklir dan lain
sebagainya.
1. Physical Hazard
Merupakan faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, getaran, cahaya, radiasi
2. Chemical Hazard
Merupakan faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas
4. Mechanical Hazard
5. Physiological Hazard
Yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat
kebosanan
6. Biological Hazard
Merupakan jenis bahaya yang disebabkan oleh makhluk hidup ataupun virus.
sebagai berikut:
1. Identification
2. Evaluation
4. Implementasi
kebijakan K3 terpadu.
5. Monitoring
3. Pengesahan akte
3.1 KESIMPULAN
Secara garis besar dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 3
unsur dasar terjadinya kebakaran yaitu; sumber panas, benda yang mudah terbakar dan
oksigen. Untuk menanggulanginya sudah diatur dalam Kepmenaker No. KEP. 186/ MEN/
1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Pada pembahasan mengenai pesawat angkat dan angkut dapat diambil kesimpulan
bahwa pesawat angkat dan angkut adalah pesawat atau alat yang digunakan untuk mengangkat
atau memindahkan sebuah barang dengan jarak dan berat tertentu. Untuk pengoperasian
pesawat tersebut operator pesawat angkat dan angkut haruslah mentaati peraturan keselamatan
dan kesehatan kerja seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
No.Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut serta lebih rinci terdapat dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per.09/MEN/VII/2010tentang
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut,
Untuk pembahasan pada konstruksi bangunan dapat disimpulkan bahwa hubungan
yang baik antara pegawai proyek, perusahaan dan pemerintah itu mutlak harus dipeerhatikan.
Sehingga perpaduan antara pengetahuan dan prosedur tentang K3 dari beberapa pihak dapat
dijalankan. Pelaksanaan prosedur K3 dalam pekerjaan konstruksi bangunan juga sudah diatur
dengan berbagai aturan yang jelas memberikan batasan-batasan dalam pekerjaan konstruksi
agar pekerjaan konstruksi berjalan dengan baik tanpa menimbulkan bahaya. Dalam prosedur
K3 juga telah memberikan langkah-langkah dalam mencegah dan menangani bahaya dan
kecelakaan dalam proyek konstruksi.