Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKHLAK TASAWUF

KEUTAMAAN AKHLAK
Dosen Pengampu : Dr. H. M. Jamil. MA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nurini Siregar

Afira Zulfa

Muhammad Adji
Puspa Rahmadani

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A.2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat serta
Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai
Rahmatanlil Alamin.

Makalah ini disusun untuk mengetahui tentang Keutamaan Akhlak. Dimana dalam makalah
ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari
isi, maka kami memohon maaf dan kritik, serta saran dari dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Medan, 4 Oktober 2017

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………… 2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………..3

BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………4

a. Latar Belakang…………………………………………………………..………………4
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………..…………...5
c. Tujuan …………………………………………………………………………..………5

BAB II Pembahasan………………………………………………………………………...6

1. Pengertian Akhlak…………………………………………………………………..6
2. Prinsip Akhlak Dasar……………………………………………………………….6
3. Keutamaan Akhlak………………………………………………………………….7
4. Keutamaan Akhlak Bagi Islam……………………………………………………..10

BAB III Penutup……………………………………………………………………………14

1. Kesimpulan…………………………………………………………………………14
2. Saran………………………………………………………………………………..14

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membuka lembaran kehidupan rumah tangganya
dengan Aisyah  yang telah banyak dikenal. Aisyah laksana lautan luas dalam kedalaman ilmu
dan takwa. Di kalangan wanita, dialah sosok yang banyak menghafal hadits-hadits Nabi, dan di
antara istri-istri Nabi, dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki istri Nabi yang lain.
Ayahnya adalah sahabat dekat Rasulullah yang menemani beliau hijrah. Berbeda dengan istri
Nabi yang lain, kedua orang tua Aisyah melakukan hijrah bersama Rasulullah.

Ketika wahyu datang kepada Rasulullah, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya di
dunia dan akhirat, sebagaimana diterangkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah :

            “Jibril datang  membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi Shallallahu
alaihi wassalam, lalu berkata, ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.”

            Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah yang menerangkan kesuciannya
dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian akhlak ?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip akhlak dasar ?
3. Apa saja yang termasuk keutamaan akhlak ?
4. Bagaimana keutamaan akhlak bagi islam ?

C. Tujuan
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui
tentang keutamaan akhlak dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi
pengetahuan bagi kita semua.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang berasal dari bahasa arab yang berarti
perangai, tingkah laku atau tabiat. Tiga pakar bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Ghazali
dan Ahmad amin, mengatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat mmunculkan perbuatan baik tanpa mem pertimbangan pikiran dahulu.

Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang, tidak hanya sekali
atau hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.

2. Prinsip Akhlak Dasar

A. Prinsip Sikap Baik

Prinsip ini mempunyai arti yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Rupa-rupanya
mempunyai dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang yang belum
kita kenal tanpa takut. Karena sikap dasar itu kita dapat mengandaikan bahwa orang lain
(kecuali mempunyai alasan khusus) tidak akan lansung mengancam atau merugikan kita. Karena
sikap dasar itu kita selalu mengandaikan bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap yang baik,
melainkan sikap yang buruk. Jadi yang biasa pada manusia bukan sikap memusuhi dan
maumembunuh, melainkan sikap bersedia untuk menerima baik dan membantu. Oleh karena itu
berulang kali kita dapat mengalami bahwa orang yang sama sekali tidak kita kenal, secara
spontan membantu kita dalam kesusahan. Andaikata tidak demikian, andaikata sikap dasar
manusia adalah negatif, maka siapa saja harus kita curigai, bahkan kita pandang sebagai
ancaman.

B. Prinsip Keadilan
Keadilan tidak sama dengan sikap baik. Di sini suatu paham keadilan yang sederhana
harus mencukupi. Adil pada hakikatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya. Dan karena pada hakekatnya semua orang itu sama nilainya sebagai

6
manusia, maka tuntutan dasariah keadilan ialah perlakuan yang sama kepada setiap orang, tentu
dalam situasi yang sama.
Suatu perlakuan yang tidak sama adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan kenapa
ketidaksamaan dapat dibenarkan. Suatu peralakuan yang tidak sama selalu perlu dibenarkan
secara khusus, sedangkan perlakuan yang sama dengan sendirinya betul kecuali terdapat alasan-
alasan khusus. Secara singkat keadilan menuntut agar kita jangan mau mencapai
tujuan-tujuan, termasuk yang baik, dengan melanggar hak seseorang.

C. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri


Prinsip ketiga ini bahwa manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu
yang bernilai pada dirinya sendiri. prinsip ini berdasarkan paham bahwa manusia adalah person,
pusat pengertian dan berkehendak, yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk berakal
budi. Prinsip ini mempunyai dua arah. Pertama, kita dituntut agar tidak membiarkan diri diperas,
diperalat, diperkosa atau diperbudak. Kedua. Kita jangan sampai membiarkan diri terlantar. Kita
mempunyai kewajiban bukan hanya terhadap orang lain, melainkan terhadap diri kita sendiri.
kita wajib untuk mengembangkan diri.

C. Keutamaan Akhlak

1.Kejujuran
Dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara moral adalah kejujuran. Sorang
muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin; benar hati, benar perkataan dan
benar perbuatan. Antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antara
perkataan dan perbuatan. Benar hati, apabila hati dihiasi dengan iman kepada Allah dan bersih
dari segala penyakit hati. Benar perkataan apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran
bukan kebatilan. Dan benar perbuatan, apabila semua yang dilakukan sesuai dengan syari’at
Islam.

2.Nilai-nilai Otentik
Otentik berarti asli. Manusia otentik adalah manusia yang menghayati dan menunjukkan
diri sesuai dengan keasliannya, dengan kepribadian yang sebenarnya. Manusia yang tidak
otentik adalah manusia yang dicetak dari luar, yang dalam segala-galanya menyesuaikan diri
dengan harapan lingkungan; orang yang seakan-akan tidak mempunyai kepribadian sendiri

7
melainkan terbentuk oleh peranan yang ditimpakan kepadanya oleh masyarakat.

3. Kesediaan untuk Bertanggung Jawab


Kejujuran sebagai kualitas dasar kepribadian moral menjadi operasional dalam kesediaan
untuk bertanggung jawab. Itu, pertama, berarti kesediaan untuk melakukan apa yang harus
dilakukan, dengan sebaik mungkin. Kedua, dengan denikkian sikap bertanggung jawab
mengatasi segala etika peraturan. Ketiga, dengan demikan wawasan orang yang bersedia untuk
bertanggung jawab secara prinsipial tidak terbatas. Ia tidak membatasi perhatiannya pada apa
yang menjadi urusan dan kewajibannya, melainkan merasa bertanggung jawab dimana saja ia
diperlukan. Keempat, kesediaan untuk bertanggung jawab termasuk kesediaan, untuk diminta,
dan untuk memberikan pertanggung jawaban atas tindakan-tindakannya, atas pelaksanaan tugas
dan kewajibannya. Kesediaan untuk bertanggung jawab demikian adalah tanda kekuatan
batinyangmantap.

4.Kemandirian Moral
Keutamaan yang perlu kita capai apabila kita ingin mencapai kepribadian moral yang
kuat adalah kemandirian moral. Kemandirian moral berarti bahwa kita tak pernah ikut-ikutan
saja dengan pelbagai pandangan moral dalam lingkungan kita, melainkan membentuk penilaian
dan pendirian sendiri dan bertindak sesuai dengannya. Kemadirian moral adalah kekuatan batin
untuk mengambil sikap moral sendiri dan untuk bertindak sesuai dengannya. Mandiri secara
moral berarti bahwa kita tidak dapat dibeli oleh mayoritas, bahwa kita tidak akan pernah akan
rukun hanya demi kebersamaan kalau kerukunan itu melanggar keadilan.

5. Keberanian Moral
Sikap mandiri pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk selalu membentuk
penilaian sendiri terhadap suatu masalah moral. Maka kemandirian terutama merupakan
keutamaan intelektual atau kognitif. Sebagai ketekadan dalam bertindak sikap mandiri disebut
keberanian moral. Keberanian moral berarti berpihak pada yang lebih lemah melawan yang
lebih kuat, yang memperlakukannya dengan tidak adil. Keberanian moral tidak menyesuaikan
diri dengan kekuatan-kekuatan yang ada kalau itu berarti mengkompromikan kebenaran.

6. Kerendahan Hati

8
Keutamaan yang hakiki bagi kepribadian yang mantap adalah kerendahan hati.
Kerendahan hati tidak berarti bahwa kita merendahkan diri, melainkan bahwa kita melihat diri
seada kita. Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan
kenyataannya. Orang yang rendah hati tidak hanya melihat kelemahannya, melainkan juga
kekuatannya. Tetapi ia tahu bahwa banyak hal yang dikagumi orang lain padanya betrsifat
kebetulan saja. Ia sadar bahwa kekuatannya dan juga kebaikannya terbatas. Tetapi ia telah
menerima diri. Ia tidak gugup atau sedih karena ia bukan seorang manusia super. Maka ialah
orang tahu diri dalam arti yang sebenarnya.

7. Realistik dan Kritis


Sikap realistik mesti berbarengan dengan sikap kritis. Tanggung jawab moral menuntut
agar kita terus-menerus memperbaiki apa yang ada supaya lebih lebih adil, lebih sesuai dengan
martabat manusia, dan supaya orang-orang lebih bahagia. Prinsip-prinsip moral dasar adalah
norma kritis yang kita letakkan pada keadaan. Tanggung jawab moral yang nyata menuntut
sikap realistik dan kritis. Pedomannya ialah untuk menjamin keadilan dan menciptakan suatu
keadaan masyarakat yang membuka kemungkinan lebih besar bagi anggota-anggota untuk
membangun hidup yang lebih bebas dari penderitaan dan lebih bahagia.

9
D. Keutamaan Akhlak Bagi Islam

Akhlak merupakan bagian dari syari’at Islam, yakni bagian dari perintah dan larangan Allah.
Akhlak merupakan sifat yang harus dimiliki seorang muslim guna menyempurnakan
pengamalannya terhadap Islam. Secara bahasa, akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti
kebiasaan (al- sajiyyah) dan tabiat (al-thab’u).
Sedangkan secara istilah, akhlak adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang
muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sifat-sifat Akhlak ini
nampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas —seperti ibadah,
mu’amalah dan lain sebagainya apabila ia melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut secara
benar.

Kekhususan- kekhususan Akhlak Islami

1. Akhlak Islami tidak mungkin dipisahkan dari hukum-hukum syari’at lainnya, semisal
ibadah, mu’amalah, dan lain-lain. Khusyu’ misalnya, ia tidak akan tampak kecuali di dalam
sholat. Begitu pula jujur dan amanah akan tampak di dalam mu’amalat. Sehingga, Akhlak tidak
mungkin dipisahkan dari perintah-perintah dan larangan-larangan Allah lainnya, sebab, Akhlak
merupakan sifat yang tidak akan tampak pada diri seseorang kecuali tatkala ia melakukan
aktivitas tertentu.

2. Akhlak Islami tidak tunduk kepada keuntungan materi (al-naf’iyyah al-maadiyah). Yang
dituntut dari seorang muslim adalah terhiasinya dirinya dengan sifat-sifat Akhlak ini, yang
kadang membawa kemudharatan dan kadang mendatangkan kemanfaatan. Berkata jujur di
hadapan penguasa yang zhalim misalnya, dan keberanian melakukan kritikan kepada penguasa
itu, maka hal itu bisa jadi akan membuatnya menanggung siksaan. Rasulullah saw bersabda:
Pemimpin para syuhada adalah hamzah dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang
zhalim dan menasehatinya, kemudian penguasa itu membunuhnya

3. Akhlak Islami sebagaimana halnya aqidah Islam selaras dengan fitrah manusia.
Misalnya, memuliakan tamu dan membantu orang sedang yang membutuhkan selaras dengan

10
naluri mempertahan eksistensi diri (ghariizat ul baqa). Khusyu’ dan tawaadhu’ sesuai dengan
naluri beragama(ghariizat ut tadayyun). Sedangkan kasih sayang dan berbuat kebajikan, sejalan
dengan naluri melestarikan jenis (ghariizat al-nau’).
Berakhlak mulia merupakan salah satu sifat para Nabi, Rasul, shiddiqun (orang-orang
yang berkata benar), dan orang-orang shalih.
Dengan sifat ini akan diraih derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia. AllahTa’ala
telah mengkhususkan Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam dengan ayat yang mulia. Disebutkan
padanya akhlak yang terpuji dan adab yang baik, yaitu Firman Allah ‘Azza wa Jalla:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Akhlak yang baik akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang, sedangkan akhlak yang
buruk dapat menumbuhkan rasa saling benci, iri, dan acuh.

Anjuran untuk berakhlak Mulia

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk berakhlak mulia dan
berpegang teguh dengannya. Beliau juga menyebutkan akhlak yang baik dengan ketakwaan
dalam satu hadits. Akhlak yang baik tercermin dalam wajah yang berseri-seri di hadapan orang
lain, melakukan perbuatan yang baik, tidak menyakiti orang lain. Semua perbuatan ini harus
disertai dengan perkataan yang baik dan sopan, tidak membuat orang marah, dan tidak pula
menyakiti hati orang lain. Oleh karena itu, perhatikanlah wahai saudaraku yang mulia, pengaruh
yang besar dan ganjaran yang banyak dapat diperoleh dari perbuatan yang baik dan terpuji.

Akhlak yang baik adalah tanda keimanan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akhlak yang baik itu merupakan
bentuk dari sempurnanya iman. Setiap muslim diperintahkan untuk mengucapkan perkataan
yang baik dan lembut agar timbangan kebaikannya bertambah berat, bahkan senyum yang tidak
memberatkan seorang muslim sedikitpun juga akan mendapatkan ganjaran yang baik.

Tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengajak untuk berakhlak yang
baik dan tidak menyakiti orang sangat banyak. Perjalanan hidup beliau merupakan teladan
dalam akhlak yang baik kepada diri beliau sendiri, istri-istrinya, para tentangganya, orang-orang

11
yang lemah dari kalangan kaum muslimin, orang-orang yang tidak tahu, bahkan akhlak beliau
kepada kaum kafir,

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

(QS. al-Ma`idah: 8) “…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,


mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa…”

Keutamaan-keutamaan akhlak yang mulia

Dalam al-Qur`an dan as-Sunnah terdapat banyak nash yang menganjurkan untuk berakhlak baik
dan memuji orang-orang yang menghiasi diri mereka dengannya, serta menyebutkan keutamaan-
keutamaan yang diperoleh oleh mereka yang memiliki akhlak yang mulia.

1. Akhlak yang mulia merupakan penyebab masuknya si pemilik akhlak tersebut ke dalam
jannah (surga)

2. Akhlak yang mulia merupakan penyebab seorang hamba dicintai oleh Allah Ta’ala

3. Akhlak yang mulia termasuk penyebab seorang muslim dicintai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam

4. Akhlak yang mulia mendapatkan timbangan yang paling berat di hari kiamat

5. Akhlak yang mulia meninggikan derajat seseorang di sisi Allah

6. Akhlak yang mulia merupakan sebaik-baik amalan manusia

7. Akhlak yang mulia menambah umur dan menjadikan rumah makmur.


12
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang, tidak hanya sekali atau
hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.

Prinsip- prinsip akhlak dasar :

a. Prinsip sikap baik


b. Prinsip keadilan
c. Prinsip hormat terhadap tentang diri sendiri

Keutamaan akhlak :

a. Kejujuran
b. Nilai-nilai otentik
c. Kesediaan untuk bertanggung jawab
d. Kemandirian moral
e. Keberanian moral
f. Kerendahan hati
g. Realistik dan kritis

Keutamaan akhlak bagi islam adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang
muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sifat-sifat Akhlak ini
nampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas seperti ibadah,
mu’amalah dan lain sebagainya apabila ia melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut secara
benar. Kekhususan- kekhususan Akhlak Islami.

13
2. Saran

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca
semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Dahulukan Akhlak diatas fiqih, Jakarta : PT. Mizan Publika

Abdul Halim Mahmud, Ali. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.

Kartanegara, Mulyadhi. 2006. Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta : Erlangga

http://www.suara-islam.com/read/al-islam/akhlak/19086/Keutamaan-Akhlak

https://www.dalamislam.com/akhlaq/akhlak-dalam-islam

14

Anda mungkin juga menyukai