Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia modern penuh dengan perkembangan yang tampak sekarang yang


berkompetensi dan terus mencari hal yang sempurna. Hal ini telah tampak dalam
pengorganisasian baik suatu organisasi kecil hingga besar. Seiring itu juga praktek
manajemen dalam suatu organisasi juga berubah dengan teori-teori organisasi yang
semakin mencapai sempurna, namun perkembangan ini juga nantinya akan
membawa keera lama juga. Seperti kita lihat yang dulunya suatu teori berawal dari
teori tradisional, seperti teori Birokrasi oleh Max Weber, lalu berkembang lagi ke
Teori-teori besar Ilmiah oleh F.W. Taylor(1856-1815) yang sekarang menacapai
pada teoi-teori besar Modern.
Dalam teori-teori modern, terdapat banyak sekali teori-teori yang
dikelompokkan dalam teori ini, seperti teori X dan Y, teori Z atau Kazen, teori
Sistem dan teori lainnya. Semua teori ini ada kelebihan serta kekurangannya, baik
dari siklus pengorganisasiannya maupun waktu mengorganisasinya. Dalam
makalah ini akan lebih membahas mengenai teori Sistem yang merupakan
kelompok teori Modern. Melalui pendekatan sistem ini pada organisasi
memberikan kesempatan untuk integrasi dengan memberikan jalan untuk
memandang total organisasi dalam interaksi dengan lingkungannya dan untuk
konseptualisasi hubungan antara berbagai komponen atau subsistem internal
Berfikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena dengan
tidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu. Dalam berfikir sistem ini,
juga dapat dilihat adanya satu kesatuan yang terdiri dari komponen- komponen
seperti atasan, bawahan, klega, dan pihak terkait lainnya. Namun perlu disadari
bahwa satu bagian komponen tidak akan dapat berdiri sendiri dalam mencapai
tujuan organisasi. Dalam hal ini, interaksi, kerja sama, dan komunikasi yang baik
antarkomponen, antarpimpinan, bawahan, kolega, dan yang lainnya, mutlak
dibutuhkan.
Dilihat dari manfaat pemikiran sistemik, pemikiran sistemik sangat penting
untuk diterapkan dalam dunia kesehatan. Masukan (input) dalam pelayanan
kesehatan adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Hasil
pelayanan kesehatan mencakup status kesehatan masyarakat dan ketersediaan
pelayanan kesehatan.
Dalam perspektif pendekatan sistem, sistem sosial tidak bisa dipahami
dengan menguraikan bagian-bagian masalah satu persatu. Menguraikan bagian-
bagian sistem sosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak pada
interaksi antar bagian-bagian tersebut. Berpikir sistem bukan dengan menguraikan
yang kompleks menjadi lebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh
sehingga keterkaitan yang kompleks antar subsistem dapat terlihat. Elemen-elemen
sistem merupakan bagian-bagian yang berinteraksi dalam hubungan timbal balik,
merespons satu sama lain dalam konteks peran-peran. Interaksi (Reciprocity)
berarti komunikasi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Interaksi berarti
kedua pihak saling mempengaruhi ketika berinteraksi satu sama lain. Berpikir
sistem (system thinking) berbeda dengan berpikir sistematik (systematic thinking)
dan berpikir sistemik (systemic thinking). Sehingga penulis berinisiatif untuk
membahas materi tentang system thinking.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori sistem dan berpikir sistem ?


2. Apa manfaat dari teori sistem dan berfikiri sitem ?
3. Apa tujuan dari teori sistem dan Ciri ciri berfikiri sitem ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian teori sistem dan berfikiri sitem


2. Untuk mengetahui manfaat teori sistem dan berfikiri sitem
3. Untuk mengetahui teori sistem dan ciri ciri berpikir sitem
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Tistem dan Berfikiri Sitem

1. Pengertian Teori Sistem


Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan dari bahasa Yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi dan energi.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kata sistem
banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi,
maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan pada
banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian
yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki
hubungan diantara mereka.
Teori Sistem adalah sebuah transdiscliplinary study tentang sistem secara
umum, dengan tujuan mengelusidasi prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
untuk semua jenis sistem untuk semua jenis bidang penelitian. Penemu Teori
Umum Sistem Umum adalah seorang ahli biologi yaitu Van Bertalanffy.
Baginya General System Theory adalah suatu bidnag logic mathematical field
yang bertugas menformulasikan dan mendapatkan prinsip-prinsip umum yang
dapat diterapkan untuk sistem-sistem pada umumnya. Sedangkan Anatol
Rapoport menyatakan," satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan
karena bagian-bagian yang saling tergantung dan sebuah metode yang bertujuan
menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang
disebut sistem teori umum". Teori sistem umum dilandasi oleh asumsi bahwa
hukum-hukum dan konsep-konsep membentuk pondasi bidang-bidang yang
beragam.
2. Pengertian Berpikir Sistem
Berpikir sistemik (Systemic Thinking) adalah sebuah cara untuk
memahami sistem yang kompleks dengan menganalisis bagian-bagian sistem
tersebut untuk kemudian mengetahui pola hubungan yang terdapat didalam
setiap unsur atau elemen penyusun sistem tersebut. Pada prinsipnya berpikir
sistemik mengkombinasikan dua kemampuan berpikir, yaitru kemampuan
berpikir analis dan berfikir sintesis.
Ada beberapa istilah yang sering kita jumpai yang memiliki kemiripan
dengan berpikir sistemik (systemic thinking), yaitu Systematic thinking
(berpikir sistematik), Systemic thinking (berpikir sistemik), dan Systems
thinking (berpikir serba-sistem). Jika dikaji, maka semua istilah itu berakar dari
kata yang sama yaitu “sistem” dan “berpikir”, namun menunjukkan konotasi
yang berbeda, karena itu memiliki tujuan yang berbeda pula.
Konsep sistem setidaknya menyangkut pengertian adanya elemen atau unsur
yang membentuk kesatuan, lalu ada atribut yang mengikat mereka, yaitu tujuan
bersama. Karena itu, setiap elemen berhubungan satu sama lain (relasi)
berdasarkan suatu aturan main yang disepakati bersama. Kesatuan antar elemen
(sistem) itu memiliki batas (boundary) yang memisahkan dan membedakannya
dari sistem lain di sekitarnya.
Berpikir sistematik (sistematic thinking), artinya memikirkan segala sesuatu
berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan
keputusan. Di sini diperlukan ketaatan dan kedisiplinan terhadap proses dan
metoda yang hendak dipakai. Metoda berpikir yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda, namun semuanya dapat dipertanggungjawabkan
karena sesuai dengan proses yang diakui luas.
Berpikir sistemik (systemic thinking), maknanya mencari dan melihat segala
sesuatu memiliki pola keteraturan dan bekerja sebagai sebuah sistem. Misalnya,
bila kita melihat otak, maka akan terbayangkan sistem syaraf dalam tubuh
manusia atau hewan. Bila kita melihat jantung akan terbayangkan sistem
peredaran darah di seluruh tubuh.
Sementara itu berpikir sistemik (systemic thinking) adalah menyadari bahwa
segala sesuatu berinteraksi dengan perkara lain di sekelilingnya, meskipun
secara formal-prosedural mungkin tidak terkait langsung atau secara spasial
berada di luar lingkungan tertentu. Systemic thinking lebih menekankan pada
kesadaran bahwa segala sesuatu berhubungan dalam satu rangkaian sistem.
Cara berpikir seperti berseberangan dengan berpikir fragmented-linear-
cartesian.
Berpikir sistemik (systemic thinking) mengkombinasikan antara analytical
thinking (kemampuan mengurai elemen-elemen suatu masalah) dengan
synthetical thinking (memadukan elemen-elemen tersebut menjadi kesatuan).
Kita harus memahami dan akhirnya memadukan dua kemampuan dasar ini:
melakukan Analisis dan Synthesis. Analisis adalah alat untuk memahami
elemen-elemen suatu permasalahan. Misalnya, mengapa terjadi banjir dan
longsor di suatu daerah? Maka, kita perlu meneliti: saluran air, kondisi tanah,
aliran sungai, kondisi gunung atau hutan di hulu, dan curah hujan yang terjadi.
Setelah itu, kita melakukan sintesis, yakni proses untuk memahami
bagaimana elemen-elemen itu berfungsi secara bersama-sama. Di sini kita
dituntut memahami elemen-elemen tersebut secara mendasar sebelum
memadukannya. Kita bisa melihat hubungan yang jelas antara curah hujan yang
tinggi dengan kondisi hutan atau gunung yang gundul, lalu menyebabkan aliran
sungai yang sangat deras dan akhirnya menyembur ke daerah tertentu. Kondisi
makin parah, apabila saluran air di daerah sangat buruk, sehingga tak bisa
menampung aliran air yang melimpah (banjir) dan kondisi tanah yang rawan
hingga menyebabkan longsor.
Dalam interaksi antar elemen itu kita memahami bahwa segala hal
merupakan bagian dari suatu sistem, dengan kata lain segala hal berinteraksi
satu sama lain. Tak ada suatu perkara di atas muka bumi ini yang berdiri
sendiri, sebab semuanya saling terkait. Memahami proses interaksi ini sulit
karena selain banyak ragamnya, juga terkadang tidak tampak kasat mata, dan
satu sama lain saling mempengaruhi, sehingga tak jelas faktor mana yang lebih
dulu muncul.
Kita perlu pola dari interaksi antar elemen dalam suatu Sistem. Untuk
memahami bekerjanya suatu sistem akan lebih mudah pada tingkat pola, bukan
pada detailnya. Jika kita ingin memahami hutan, maka kita pandang secara
keseluruhan, bukan mengamati pohonnya satu per satu. Berpikir serba-sistem
adalah cara agar kita menemukan pola secara sadar dan proaktif.
Dalam satu persoalan yang kompleks, kita membutuhkan cara berpikir
sistemik yang berbeda dengan cara konvensional. Ada dua langkah dalam
menerapkan berpikir sistemik. Pertama, kita mendaftar dan menemukan
elemen-elemen permasalahan yang ada. Kedua, menemukan tema atau pola
umumnya. Hal ini berbeda jauh dengan mereka yang menerapkan berpikir non-
sistemik, sebab mereka mungkin menemukan dan mendaftar sejumlah elemen
permasalahan, tapi kemudian memilih elemen tertentu untuk menjadi fokus
perhatian. Dalam hal itu, mereka mengabaikan elemen lain yang dipandang tak
berpengaruh, padahal mungkin saja justru paling menentukan pola yang
berkembang di dalam sistem.
Sistems thinking sedikit berbeda systemic thinking. Berpikir sistemik lebih
menekankan pada pencarian pola-hubungan (Pattern), maka berpikir serba-
sistem lebih menekankan pada pemahaman bagaimana (How) elemen-elemen
itu berhubungan. Dengan pemahaman How tersebut, maka kita dapat
menemukan elemen mana yang memiliki pengaruh vital dan solusi yang
komprehensif, sehingga tidak menimbulkan masalah baru.
Cara berpikir serba-sistem juga akan membentuk sikap yang sistemik dalam
merespon permasalahan (systemic attitude), yakni suatu pola perilaku yang
tidak menabrak aturan main (rule of game) yang sudah disepakati dalam satu
sistem tertentu. Sebuah aturan yang ditetapkan dalam sistem memang bersifat
membatasi ruang gerak (self constraining), namun pada saat yang sama
memampukan (self enabling) setiap elemen untuk bekerja sesuai fungsinya dan
berinteraksi dengan elemen lain. Jika tak ada batasan fungsi yang jelas, maka
setiap elemen itu akan saling bertabrakan dan malah berpotensi menghancurkan
sistem secara keseluruhan. Di sinilah pentingnya, berpikir dan bertindak serba-
sistem demi menjaga kesinambungan sistem sendiri. Pengubahan aturan main
dimungkinkan dan dapat diperjuangkan melalui cara-cara legal-rasional,
sehingga sistem itu tumbuh semakin sehat dan matang
B. Manfaat dari Teori Sistem dan Berfikiri Sitem

1. Manfaat Teori sistem


Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan teori sistem, yakni:
dapat diterapkan pada semua ilmu perilaku dan ilmu sosial, memiliki beragam
level yang dapat diterapkan pada semua skala terbesar sampai skala terkecil
atau paling objektif sampai paling subjektif, membahas beragam hubungan
antar aspek sosial, tidak parsial, keseluruhan aspek dipandang dalam konteks
proses khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi, bersifat
integratif.
Buckley memperkenalkan tiga jenis sistem, yaitu: sistem sosial budaya,
sistem mekanis dan sistem organis. Sistem mekanis, kesalingketerkaitan antar
bagian didasarkan pada transfer energi. Sementara dalam sistem organis
kesalingketerkaitan antar bagian lebih didasarkan pada pertukaran informasi
ketimbang pertukaran energi. Sistem sosial budaya, kesalingketerkaitan lebih
didasarkan pada pertukaran informasi.
Dalam memahami sistem sosial, dikenal dua pendekatan, yaitu: pendekatan
sibernetis dan pendekatan ekuilibrium. Pendekatan sibernetis untuk
mempelajari dinamika, pertumbuhan, evolusi dan perubahan sosial. Sedangkan
pendekatan ekuilibrium digunakan untuk mempelajari keseimbangan di tengah
masyarakat.
Teori sistem mengenal dua konsep krusial yaitu: entropi dan negentropi.
Entropi adalah kecenderungan sistem berhenti bekerja, sementara negentropi
adalah kecenderungan sistem pada struktur yang lebih besar. Sistem dalam
suatu masyarakat yang tertutup cenderung entropis, sementara sistem pada
masyarakat yang terbuka cenderung negentropis.
Dalam The Social System, Parsons menengarai dua masalah fungsional yang
harus ditangani oleh sistem sosial apa pun, mulai dari satu pasangan (seperti
suami istri) hingga suatu masyarakat dunia, yaitu: alokasi sumber-sumber daya
di antara berbagai unit sosial dan kecocokan atau integrasi berbagai institusi,
termasuk metode-metode kontrol sosial dan metode-metode yang dapat
digunakan untuk menangani pertentangan dan sengketa.
2. Manfaat Berpikir Sistem
Ilmu berpikir sistem dapat dianalisa setiap masalah dalam penugasan secara
ilmiah, tepat guna dan berhasil guna (efektif dan efesien). Manfaat dari System
thinking antara lain:
a. Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang
mempengaruhi kinerja.
b. Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem
c. Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama.
d. Fenomena dasar yang berkembang dengan memerhatikan interaksi
dariberbagai yang berkaitan.

C. Tujuan Teori Sistem dan Ciri ciri Berpikir sistem

1. Tujuan Teori Sistem


Tujuan dari teori sistem umum mencari prinsip-prinsip umum untuk sistem
secara umum yang memungkinkan para ilmuwan dan para peneliti untuk
berpikir lebih jelas tentang tujuan dari setiap sistem yang mungkin dan tentang
metode yang menjangkaunya. Inti dari Teori Sistem Umum secara sederhana
dapat kita hubungkan dengan suatu organisasi. Pendekatan demikian terhadap
organisasi-organisasi dan analisis organisasi-organisasi sangat bermanfaat.
Dalam proses dikonseptualisasi tujuan-tujuan, struktur tugas-tugas, mekanisme
batas-batas, subsistem-subsistem, input-input, dan transformasi mereka hingga
menjadi output kesemuanya akan mendapatkan arti penting. Dengan demikian
para pimpinan di dalam organisasi sebagai suatu sistem dapat lebih terfokus
kepada tugas dan tanggung jawab yang diserahkan pada mereka sehingga tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.
Klasifikasi Sistem :
a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
c. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
d. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

2. Ciri ciri Berpikir sistem


Salah satu ciri berpikir sistem adalah kesadaran bahwa suatu sistem tidak
akan pernah mungkin untuk mencapai kondisi maksimal, yang ada adalah
optimal.
a. Sebuah sistem pasti memiliki tujuan
b. Sebuah sistem pasti memiliki variabel-variabel (sub-sistem) yang
membangun sistem tersebut melalui sebuah mekanisme keterkaitan
tertentu.
c. Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-
ciri kumpulan komponennya.
d. Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka.
e. Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multi-dimensi:
f. Dimensi Waktu
g. Dimensi Ruang Geografis
h. Dimensi Perspektif
i. Dimensi Ruang Lingkup Sistem
j. Dimensi Ciri Berpikir Sistem

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
alat yang memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi
secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian ,
dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya
mencapai tujuan akhir.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran)
dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang
keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan
Fragmentis.
Berfikir system berarti memikirkan seluruh komponen yang
memperhatikan peran masing-masing komponen, dan bagaimana mereka
berinteraksi satu sama lain untuk satu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh pemimpin. Interaksi yang harmonis atau tidak harmonis
antara komponen yang satu dengan komponen yang lain, antarindividu
dalam satu departemen dan individu dalam departemen yang lain, antara
kolega, dan antara atasan dan bawahan, akan mempengaruhi hasil keluaran
(output) dan berdampak pada tercapai atau tidak tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai