Anda di halaman 1dari 13

1

PENDAHULUAN

Berbagai krisis yang telah melanda membuat masyarakat Indonesia jatuh


dalam kemiskinan, pengangguran tinggi, harga kebutuhan pokok mahal,
meningkatnya tindakan kekerasan dan kriminal, serta permasalahan sosial lain
yang merupakan implikasi dari kesulitan ekonomi yang makin meningkat.
Keadaan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan orang dewasa tetapi juga
dirasakan anak. Kualitas hidup anak sedikit banyak akan dipengaruhi kondisi
sosial ekonomi orang tua, dan anak yang akan terkena imbasnya. Anak sebagai
calon generasi mendatang merupakan harapan bagi suatu bangsa untuk
melanjutkan kehidupan yang akan berlangsung ke
depan. Jika kualitas kehidupan anak saat ini
rendah, bisa dipastikan kondisi bangsa di masa datang
juga akan berkualitas rendah. Hal ini sesuai dengan
Sasaran Pembangunan Millenium Development
Goals (MDG’s) dimana Negara Indonesia
memprioritaskan pada salah satu sasaran, yaitu
meniadakan kemiskinan dan kelaparan. Demikian juga upaya “Sasaran
Penurunan” Angka Kematian Bayi (AKB).
Dalam upaya meningkatkan perhatian dan kepekaan masyarakat terhadap
kebutuhan dan hak anak, pemerintah berinisiatif melahirkan kota ramah anak yang
merupakan wujud kepedulian yang mendalam terhadap kondisi anak Indonesia.
Untuk semakin mengintensifkan kinerja pemerintah dan menyatukan persepsi
tentang kepentingan anak, maka pemerintah Sidoarjo mengembangkan Program
Sidoarjo Kabupaten Ramah Anak (SiKaRa).
Program SiKaRa dibentuk sesuai dengan Instruksi Bupati Sidoarjo Nomor
2 Tahun 2007 Tentang Pengarusutamaan Anak Dalam Pembangunan di
Kabupaten Sidoarjo, dan Instruksi Bupati Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2007 Tentang
Rencana Aksi Sidoarjo Kabupaten Ramah Anak Tahun 2006-2011. Program ini
memprioritaskan kepentingan terbaik bagi anak dan memenuhi hak-hak anak,
yang bekerja sama dengan pihak swasta, LSM, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, juga layanan TeSa
129 atau telepon Sahabat Anak di nomor akses 129.
Keseriusan pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam menangani persoalan
anak, kini lebih dipertajam hingga di tingkat Kecamatan, maka diimplementasikan

OTONOMI AWARDS 2010….


2

dengan program Kecamatan Ramah Anak. Penyusunan model Kecamatan Ramah


Anak ini mencakup beberapa prinsip dasar, antara lain:
a. Menempatkan anak sebagai pusat pembangunan.
b. Menyuarakan hak anak dan mendengarkan suara anak.
c. Mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak.
d. Tidak melakukan diskriminasi dalam pemenuhan dan pemberian
perlindungan hak anak.
e. Menyediakan peraturan, infrastruktur, dan lingkungan tumbuh kembang
anak secara optimal.
Selain itu, Program Kerja Pemerintah yang sensitif anak di bidang
kesehatan antara lain:
a. Membuat database tentang pemantauan kesehatan balita yang
berkelanjutan serta prosentase balita yang mengunjungi posyandu.
b. Prosentase balita yang terimunisasi.
c. Angka endemik penyakit (DB, Diare, ISPA, gondok, anemia).
d. Gizi buruk
e. Berat badan balita
f. Angka Kematian Bayi
g. Penyediaan sarana air bersih dan MCK.
h. HIV/AIDS
i. Kesehatan Reproduksi
j. Angka Kematian Ibu
k. Pemberian ASI
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kondisi pembangunan kesehatan
secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka
kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka
harapan hidup.
Program menurunkan angka kematian bayi (neonatal death) dan
meningkatnya pelayanan kesehatan bayi yang memiliki masalah komplikasi
persalinan dan kelahiran sangat kurang diberlakukan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil survey bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) Tingkat Nasional sebesar
35/1000 KH (Kelahiran Hidup). Sedangkan Angka Kematian Bayi di Kabupaten

OTONOMI AWARDS 2010….


3

Sidoarjo dari hasil Susenas 2005 adalah sebesar 12,51/1000 KH, yang berarti
dalam setiap 1000 KH terdapat sekitar 12 bayi meninggal.
Hal yang sangat menentukan dalam derajat kesehatan anak dapat dicermati
secara runtut sejak dini melalui kondisi ibu dan didapatkan data usia perkawinan
wanita dibawah 17 tahun sekitar 13,08%, padahal usia ini masih termasuk kriteria
anak sebagaimana tercantum dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak. Meskipun pertolongan persalinan bayi oleh tenaga medis di Sidoarjo sekitar
86,04% dan 13% lainnya lahir di luar Kabupaten Sidoarjo, namun masih ada
sekitar 0,06% pertolongan persalinan oleh tenaga non medis (dukun bayi). Dari
data tersebut menunjukkan benang merah bahwa masih tingginya kematian bayi
di Sidoarjo ada yang disebabkan oleh usia perkawinan wanita yang terlalu muda
dan masih adanya pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis.
Begitu juga permasalahan gizi, walaupun terdapat kecenderungan
penurunan, namun masih menjadi issue strategis, di tahun 2004 tercatat 1,13%
anak balita berstatus gizi buruk, 11,50% anak balita berstatus gizi kurang, dan
permasalahan gizi lebih mengena pada 5,22% anak balita. Sedangkan di tahun
2005, tercatat 1,01% anak berstatus gizi buruk dengan kasus tertinggi di
Kecamatan Candi (2,79%), Porong (2,7%), dan Krian (2,1%). Disamping itu,
didapatkan pula 11,64% anak balita berstatus gizi kurang, yang sebarannya
hampir merata di seluruh kecamatan dengan kasus terbesar di Kecamatan Jabon
(20,47%), Tanggulangin (19,14%), dan Waru (13%), dan permasalah gizi lebih
mengenai 4,54% anak balita.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan kematian, yang sebenarnya dapat
dicegah atau diminimalisir melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan
yang tepat. Salah satunya yaitu pentingnya dukungan dan faktor keterampilan
tenaga kesehatan khususnya mengenai penanganan neonatal serta pelayanan
kesehatan bayi yang berkualitas di rumah sakit.
Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah atau
meminimalisir sedini mungkin kematian bayi antara lain pemberian antibiotik
untuk ketuban pecah dini, manajemen suhu bayi baru lahir, imunisasi Tetanus
toxoid, pemberian vitamin A, Steroid Antenatal, persalinan bersih, makanan
tambahan, dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Dari semua intervensi pencegahan
tersebut, pemberian ASI pada bayi merupakan bentuk intervensi yang terbaik
untuk menurunkan Angka Kematian Bayi. Disamping itu, dengan memberikan
ASI atau menyusui dapat meminimalisir biaya untuk membeli susu formula guna

OTONOMI AWARDS 2010….


4

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Hal inilah yang mendasari Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Sidoarjo mengembangkan ”Program Laktasi”, guna mendukung
terwujudnya sistem asuhan neonatal yang lebih komprehensif demi kesehatan ibu
dan bayi. Sedangkan tujuan khusus dari program ini adalah untuk membekali
petugas kesehatan mengenai keterampilan dasar dalam konseling laktasi dan
memberikan pengetahuan dan praktik menyusui / laktasi yang tepat bagi para ibu
sehingga lebih berhasil dalam menyusui bayinya.
Dengan adanya program ini, Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo
juga senantiasa berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat 2010 yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.

OTONOMI AWARDS 2010….


5

REALISASI PROGRAM LAKTASI

1. Definisi ASI Ekslusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan. Bahkan air putih
tidak diberikan dalam tahap ini (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes, ASI perah juga diperbolehkan).
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai menyusui eksklusif:
a. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
b. Menyusui secara eksklusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan
atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
c. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi
mau, siang dan malam.
d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,
disaat tidak bersama anak.
f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

1.1 Manfaat ASI Eksklusif


Untuk Bayi
 Melindungi dari infeksi gastrointestinal.
 ASI mengandung zat-zat gizi yang lengkap.
 ASI mengandung zat penangkal penyakit (Makrofag, Limfosit,
Immunoglobulin, Laktoferin, Lactobacilus bifidus).
 Mudah dicerna dan diserap secara efisien, sehingga bayi sering merasa
lapar.
 ASI tidak menyebabkan alergi.
 ASI mencegah maloklusi/kerusakan gigi.
 Mengoptimalkan perkembangan bayi.
 Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
 Bayi selalu berada dalam suhu yang tepat.
 Mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronik dikemudian hari mis:
- Diabetes melitus
- Penyakit jantung

OTONOMI AWARDS 2010….


6

- Penyakit keganasan

Bagi Ibu
 Mencegah perdarahan pasca persalinan.
 Mempercepat involusi uterus.
 Mengurangi anemia.
 Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara.
 Mengurangi Kanker Indung Telur (Ovarium) dan kanker rahim.
 Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga:
 Memberi jarak antar anak yang lebih panjang atau menunda
kehamilan berikutnya
 Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
 Sebagai metoda KB sementara, dengan syarat:
- Bayi berusia belum 6 bulan dan
- Ibu belum haid kembali dan
- Bayi diberi ASI eksklusif
 Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui
enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui
empat bulan.

Bagi Keluarga
 Mudah pemberiannya
 Menghemat biaya
 Anak sehat, jarang sakit

Bagi Negara
 Menghemat devisa
 Mengurangi polusi
 Menghemat subsidi kesehatan
 Mengurangi morbiditas dan mortalitas anak
 Menghasilkan SDM yang bermutu

OTONOMI AWARDS 2010….


7

Apabila semua bayi ”tidak” minum ASI dalam 6 bulan pertama, Berapa
devisa negara untuk susu formula??
 1 tahun à 4.500.000 bayi lahir
 Untuk memberi bayi makanan buatan selama 6 bulan pertama
diperlukan 5 kaleng pada bulan pertama, 7 kaleng di bulan kedua
dan 8 kaleng sebulan pada 4 bulan berikutnya (total: 44 kaleng).
 1 kaleng susu formula 400 g à Rp 40.000 (tahun 2004), selama 6 bulan:

Rp. 4.500.000 bayi x 44 kaleng x Rp 40.000 =


Rp 7.920 triliun atau US $ 880 juta

1.2 Keuntungan psikologis Menyusui


a. Menyusui membantu ibu dan bayi membentuk hubungan yang erat dan
penuh kasih sayang yang membuat ibu merasa sangat puas secara
emosional. kontak kulit antara ibu dan bayi segera setelah persalinan
membantu mengembangkan hubungan tersebut, proses ini disebut
bonding.
b. Bayi jarang menangis dan akan tumbuh dan berkembang lebih cepat jika
bayi selalu dekat dengan ibunya dan disusui segera setelah dilahirkan.
c. Ibu yang menyusui merespon bayinya dengan cara yang lebih penuh kasih
sayang. ibu jarang mengeluh dalam memenuhi kebutuhan bayi untuk
diperhatikan dan menyusi di malam hari.
d. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan membantu
proses perkembangan intelektual anak. Hasil penelitian terhadap
kecerdasan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang dilakukan pada masa
kanak-kanak menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan IQ secara
signifikan pada bayi yang diberi ASI lebih cerdas dibandingkan dengan
yang diberi susu formula.

1.3 Keuntungan Sosio-Ekonomi Menyusui


Menyusui bayi dengan ASI akan menghemat uang daripada menggunakan
susu formula. Menyusui menghasilkan manfaat sosial ekonomi yang signifikan
bagi Negara, termasuk mengurangi biaya perawatan kesehatan dan mengurangi
orang tua absen dari pekerjaan karena sakit. Insiden penyakit yang rendah pada

OTONOMI AWARDS 2010….


8

bayi yang menyusu, membuat orang tua memiliki waktu yang lebih banyak untuk
memperhatikan anak-anaknya yang lain serta tugas keluarga.

Kesehatan Reproduksi Meningkat

Perkembangan & Pertumbuhan


Emosional dan intelektual
MANFAAT
Proses & hasil pendidikan membaik
Investasi
Kesehatan-
Kemandirian Ekonomi:
Gizi (ASI Partisipasi kerja lebih tinggi
Eksklusif) Pendapatan lebih
dan Tidak tergantung bantuan
Pendidikan
Mutu tenaga kerja meningkat

Kesejahteraan sosial membaik

Kriminalitas menurun

Di Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo, data mengenai lama hari


perawatan pasien di rumah sakit, atau dikenal dengan istilah LOS (Lenght of
Stay), diketahui lebih rendah untuk bayi yang dirawat dengan kasus-kasus BBLR
dan kasus lainnya. Mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Analisis Rawat Inap Tahun 2008

No Ruang keluar HP HR TT BOR TTT LOS TOI BTO


(H+M) (%)
1 VK 2,2 36 1 61.
Bersalin 3,840 52 6 0 5 6 1.1 0.4 384
2 Mawar 10,8 36 3 78.
Ungu B 2,573 90 6 8 3 30 4.1 1.2 67.7

Analisis Rawat Inap Tahun 2009

OTONOMI AWARDS 2010….


9

No Ruang keluar HP HR TT BOR TTT LOS TOI BTO


(H+M) (%)
1 VK
Bersalin 3,298 3,236 366 10 88.4 9 1.3 0.1 329.8
2 Mawar
Ungu B 2,198 8,637 366 38 62.1 24 3.9 2.4 573.8

Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa data LOS pada tahun 2008
dan 2009 di rawat inap bayi adalah tergolong rendah atau dibawah standar yaitu 4
dan 3 hari. Sedangkan standar LOS adalah 6 – 9 hari. Hal ini menunjukkan
rendahnya hari perawatan pasien bayi di Rumah Sakit Daerah Kabupaten
Sidoarjo.

2. Gambaran Pelaksanaan Program


Diawali dengan pemikiran sebagaimana tersebut diatas kami mencoba
merencanakan dan menjalankan beberapa program. Untuk melakukan
peningkatan pelayanan masalah laktasi diperlukan pengetahuan tentang teknik
mengatasi masalah laktasi ini sehingga kami melakukan kerjasama dengan
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) untuk melaksanakan Pelatihan
Manajemen Laktasi yang diikuti 60 peserta yang meliputi :
 Dokter spesialis anak
 Dokter spesialis kandungan dan kebidanan
 Dokter umum yang bertugas di UGD atau ruangan
 Perawat ruang bayi
 Bidan dan perawat ruang bersalin
 Perawat ruang anak
 Perawat pavilyun
 Perawat poli anak
Hal ini ditujukan agar teknik laktasi dikuasai tidak hanya di ruang bayi dan
bersalin tapi merata di semua tempat yang akan kontak dengan bayi, anak serta
ibu. Keberhasilan dari langkah awal ini menjadikan kami berlanjut menuju
pembentukan Poli laktasi yang bertujuan menerima segala rujukan dari dalam
dan luar RS untuk masalah laktasi yang lebih sulit. Didukung 3 konselor laktasi
maka poli laktasi ini tidak hanya menyelesaikan masalah laktasi tapi juga
memberikan informasi dan promosi sejak ibu masih hamil. Secara berkala

OTONOMI AWARDS 2010….


10

mereka memberikan penyuluhaan pada ibu hamil yang melaksanakan Ante


Natal Care (ANC) di RSD Sidoarjo. Untuk meningkatkan pelayanan maka pada
tanggal 12 – 16 Mei 2010 kami sudah merencanakan pelatihan Konselor Laktasi
yag akan dilaksanakan di RSD Sidoarjo bekerja sama dengan Sentra Laktasi
Indonesia (SELASI), program ini bertujuan agar lebih banyak konselor laktasi di
RSD Sidoarjo sehingga pelayanan masalah laktasi bisa meningkat tidak hanya di
dalam RS tapi juga di luar RS.
Kami sadar bahwa meningkatkan cakupan pemberian ASI tidak bisa
dilakukan satu institusi saja, sehingga kami membuat jejaring yang bisa
membantu baik dalam hal promosi maupun sistem rujukan. Kerjasama dengan
Dinas kesehatan Kabupaten sidoarjo berserta jajaran Puskesmas telah dilakukan
sebagai upaya untuk menjalankan sistem rujukan, apabila ada masalah menyusui
maka bila tidak bisa diatasi ditingkat Puskesmas bisa di rujuk ke poli laktasi RSD
Sidoarjo.
Dalam perencanaan selanjutnya kami akan meningkatkan ketrampilan
petugas puskesmas dalam mengatasi masalah laktasi dengan melakukan
pelatihan. Klinik swasta yang sudah jadi jejaring adalah RSB Kirana di Sepanjang
serta Klinik Laktasi di Klinik Citra Gading Medika di Waru, di masa yang akan
datang kami menjajaki dan terus akan menambah jejaring pada pelayanan
kesehatan swasta agar program ini bisa mencakup semua lapisan masyarakat.
Kontak dengan masyarakat kami lakukan dengan memberikan sosialisasi berupa
seminar awam pada setiap awal bulan Agustus dimana setiap awal Agustus
merupakan pekan ASI Sedunia, pada tahun ini, pada Pekan ASI Sedunia kami
sudah merencanakan keterlibatan dalam pelaksanaan Parade ASI se Indonesia
bersama semua jejaring ASI di Indonesia yang dikoordinir Satgas ASI Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Kontak secara langsung dengan masyarakat juga kami laksanakan dengan
membuat Hotline ASI dimana masyarakat dapat bertanya tentang masalah
menyusui 24 jam. Layanan ini penting karena akan membantu kesulitan di
masyarakat secara langsung agar mereka tidak putus asa dalam menggunakan
ASI bila terjadi masalah sewaktu-waktu. Tidak lupa kami menggunakan PIN “Ayo
Menyusui” untuk menggugah semua orang agar mau bersama-sama mendukung
program ini.

OTONOMI AWARDS 2010….


11

Di masa datang keinginan kami adalah ingin menjadi Sentra Laktasi


dengan tidak hanya membantu mengatasi masalah ASi, tetapi juga bisa
mencetak petugas kesehatan yang terampil dan sigap mengatasi permasalahan
laktasi di daerah Sidoarjo dan sekitarnya.

3. Jenis kegiatan Program Laktasi


Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo, sudah memiliki klinik laktasi.
Dimana untuk mempromosikan program tersebut agar lebih dikenal oleh
masyarakat kita sudah melakukan :
1. Seminar tentang pentingnya ASI yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Dharma Wanita Kabupaten Sidoarjo, PKK Kabupaten
Sidoarjo, P3A, tenaga paramedik Rumah Sakit Daerah Sidoarjo, dan
masyarakat awam.
2. Sosialisasi tentang program laktasi yang dihadiri Kepala Dinas Kesehatan,
dokter, bidan Puskesmas Sidoarjo.
3. Mengikuti pelatihan konselor ASI di Jakarta.
4. Memberikan PIN “Ayo Menyusui” serta sosialisasi
program laktasi untuk staf Rumah Sakit Daerah
Sidoarjo.
5. Mendirikan poliklinik laktasi yang langsung ditangani
oleh konselor ASI, serta diberikan wawasan tentang
pentingnya ASI, dan cara menyusui yang benar kepada pengunjung di
poliklinik laktasi.
PIN
6. Di ruang bayi Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo sudah
menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan semaksimal mungkin
membantu ibu dan bayi dapat melakukan hal tersebut.
7. Mengikuti pelatihan manajemen laktasi yang diadakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi.
8. Pelatihan manajemen laktasi:
 Pelatihan outdoor di Rumah Sakit Harapan Kita.
 Pelatihan indoor Manajemen laktasi oleh Tim Perinasia Pusat untuk
dokter, perawat, dan bidan sebanyak 60 orang termasuk petugas Dinas
Kesehatan.

OTONOMI AWARDS 2010….


12

 Rencana pelatihan konselor laktasi dengan peserta sebanyak 20 orang


pada tanggal 12 Mei 2001 selama 5 hari oleh Tim Perinasia Pusat
terdiri dari dokter ahli, dokter umum, perawat, dan bidan.

3. Rincian Biaya
Dana yang dikeluarkan untuk program laktasi di Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :
 Kegiatan Indoor
a. Simposium awam tentang ”Pentingnya ASI” Rp. 2.500.000,-
b. Simposiun awam tentang ”Teknik Menyusui Rp. 2.500.000,-
c. Pelatihan Konselor ASI Rp. 70.167.500,-
d. Pelatihan Manajemen Laktasi Rp. 46.670.000,-
 Kegiatan Outdoor
Pelatihan Konselor Menyusui di Rumah Sakit
Harapan Kita Jakarta Rp. 7.000.000,-
 Kegiatan Promosi
a. Sosialisasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam
Bentuk banner sebanyak 5 buah Rp. 1.000.000,-
b. Pembuatan Leaflet IMD sebanyak 200 lembar Rp. 2.000.000,-
c. Sosialisasi IMD dalam bentuk PIN
Sebanyak 100 buah Rp. 1.000.000,-
Jumlah Rp. 132.837.500,-

4. Prestasi
Prestasi yang pernah diraih oleh Rumah Sakit Daerah Kabupaten Sidoarjo
dalam Program Laktasi antara lain:
 1994 Memperoleh penghargaan Rumah Sakit Sayang Bayi
 1997 Memperoleh penghargaan Rumah Sakit Sayang Ibu
 2001 Memperoleh penghargaan Rumah Sakit Sayang Bayi ke II
 2005 Memperoleh penghargaan pengelola terbaik RSSIB TK propinsi

Keberhasilan pemberian pelayanan berkualitas tinggi pada periode


perinatal dan postnatal kepada ibu dan bayinya tidak hanya memerlukan
kehandalan kinerja dokter, perawat, dan para profesional kesehatan lain, tetapi
juga keterlibatan masyarakat dan sistem organisasi yang memungkinkan para

OTONOMI AWARDS 2010….


13

pelaku kesehatan di bidang kesehatan berfungsi sebagai unit kerja yang kuat.
Semoga dengan diselenggarakannya program ini, Rumah Sakit Daerah Kabupaten
Sidoarjo dapat dikenal oleh masyarakat awam dan berbagai program yang
diselenggarakan dapat sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi.

Dokumentasi (terlampir).

Perda/Perbup (terlampir).

OTONOMI AWARDS 2010….

Anda mungkin juga menyukai