Anda di halaman 1dari 8

Tugas Hermeneutik 2

26 Maret 2021

Kelompok 2

Tafsir Alegori – Tipe

Yosephine Nawaningtyas

Putu Cakra Amazonia

Yohana

Didit Prasetyo

Diambilkan dari Ulangan 18 : 15, Ibrani 4 : 14, Ibrani 9 : 12

Penafsiran Type Ulangan 18:15

15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan
dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

Dapat disimpulkan bahwa pernyataan Tuhan yang disampaikan oleh Musa bahwa nabi yang akan
dibangkitkan dari antara saudara-saudara mu dan dari antaramu adalah nabi yg berasal dari umat Israel
atau nabi yang berasal dari salah satu suku Israel atau nabi yang memiliki hubungan langsung dengan
umat Israel secara asal usul nya. Karena Kitab Ulangan berkaitan secara langsung dengan umat Israel.
Artinya Nabi yang di janjikan untuk di bangkit kan adalah Nabi dari umat Israel itu sendiri bukan dari
bangsa lain diluar Israel.

Penafsiran Type Ibrani 4 : 14

Konteks

Ibrani 4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

Penulis Kitab Ibrani banyak menyinggung tentang Yesus sebagai Imam Besar. Sebelumnya dia sudah
menyebut Yesus sebagai imam besar yang menaruh belas-kasihan dan setia (ibrani 2:17). Sebutan
“Imam Besar” (dengan huruf kapital) yang ditujukan kepada Yesus dalam kitab ini secara keseluruhan
muncul sebanyak 16 kali. Walaupun topik ini dibahas di berbagai tempat di Kitab Ibrani, namun kali ini
kita hanya akan menyoroti Ibrani pasal 4 ayat 14.

Yesus sebagai Imam Besar bukan sekedar konsep teoritis yang abstrak. Konsep ini memiliki kaitan erat
dengan kerohanian kita. Karena Imam Besar adalah agung, memiliki otoritas atas segala sesuatu dan
Anak Allah, maka Ia sanggup memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam situasi apapun. Berita ini
jelas merupakan penghiburan besar bagi penerima Kitab Ibrani yang sedang menghadapi penganiayaan
dan ajaran sesat dari pihak orang Yahudi (4:1, 11; 10:32-33, 39). Dalam situasi ditekan mereka mungkin
saja akan putus harapan dan lemah, namun mereka harus mengingat bahwa Imam Besar yang telah
mendamaikan mereka dengan Allah adalah Imam Besar yang mulia, tinggi atau jauh melampaui manusia
yaitu Yesus Kristus.

Analisa

Persamaan dan Perbedaan Penyebutan imam besar pada masa PL dan PB

Imam Besar adalah jabatan imam yang paling tinggi yang dipercaya sebagai wakil umat di hadapan
Allah., serta berperan sebagai pengantara yang kudus antara umat dengan Allah. hanya Imam Besar
yang diizinkan masuk ke dalam ruang Maha Suci dari Bait Suci.

Perbedaannya adalah didalam Perjanjian Lama, kita mengenal fungsi Imam Besar sebagai pengantara
antara umat dan Allah. Imam Besar lah yang masuk ke tempat Maha Kudus membawa darah lembu atau
domba jantan sekali dalam satu tahun untuk memperdamaikan umat Israel dengan Tuhan. Dalam
Perjanjian Lama untuk menjadi imam besar harus dari keturunan dari Harun ( suku Lewi) .

Sedangkan dalam perjanjian baru Yesus Kristus adalah Imam Besar yang Berbeda dengan Imam Besar
Lainnya. Sekarang ini Yesus Kristus bertindak sebagai Imam Besar bagi orang percaya di Sorga. Yesus
menjadi Imam Besar dengan membawa darah-Nya sendiri sekali untuk selama-lamanya. Ketika Bapa
menerima darah Yesus maka hubungan antara manusia dengan Bapa bisa dipulihkan.

Imam Besar kita "telah melintasi semua langit," menurut ibrani 4:14. Di dalam peringatan ini, di atas
ciptaan Allah disamakan dengan Bait Allah, sehingga Tempat yang Maha Suci bisa disamakan dengan
sorga.

Kalau begitu, maka "melintasi semua langit" mirip dengan tugas Imam Besar di Israel yang setiap tahun
memasuki Tempat yang Maha Suci dengan darah binatang.

Dulu, Imam Besar hanya memasuki Tempat yang Maha Suci di Yerusalem,

tetapi Imam Besar kita (Yaitu Yesus Kristus) lebih "Agung," karena Dia "telah melintasi semua langit."

Dengan ditolong oleh "Imam Besar Agung," maka kita bisa "teguh berpegang pada pengakuan iman
kita."

Penafsiran
Pertama, Yesus adalah Imam Besar Agung. Di dalam Alkitab tidak ada satu imam pun yang disebut
dengan dua keterangan “besar dan agung” sekaligus. Sebutan ganda seperti ini hanya diterapkan pada
Yesus satu kali ini saja. Di tempat lain Yesus hanya disebut sebagai “Imam Besar” (5:1) atau “Imam
Agung” (10:21).

Dalam PL (LXX, Septuaginta) sebutan “imam agung” juga tidak pernah muncul. Sebutan ganda tersebut
berfungsi untuk memberi penekanan: Yesus adalah Imam Besar yang melebihi imam besar lain dari
keturunan Harun!

Mengapa Yesus disebut sebagai “Imam Besar Agung”? Karena dia adalah imam menurut
peraturan Melkisedek (ibrani 5:6). Berdasarkan hal ini Yesus bukan hanya seorang imam tetapi dia juga
adalah seorang raja, sama seperti Melkisedek (Kej 14:18). Jabatan rangkap ini jelas unik. Dalam PL
seorang imam besar tidak menjabat sebagai raja, begitu pula sebaliknya. Tetapi konteks Ibrani 4:14
mendukung ide tentang jabatan rangkap ini. Di tempat lain penulis Kitab Ibrani mengajarkan keunggulan
keimaman Melkisedek atas Harun dari kisah Abraham (nenek moyang Harun) memberi persembahan
kepada Melkisedek (7:1-17), namun di Ibrani 4:14 dia tidak menyinggung tentang hal itu. Keunggulan
keimaman Yesus atas Harun lebih berhubungan dengan posisi Yesus sebagai Imam Besar dan Raja, sama
seperti Melkisedek.

Kedua, Yesus melintasi semua langit. Menurut tradisi Yahudi langit dibagi menjadi 7 tingkat, sedangkan
menurut 2Korintus 12:2 Paulus diangkat sampai tingkat ke-3. Kita tidak bisa mengetahui dengan pasti
berapa jumlah tingkatan langit. Paulus tidak menyatakan secara eksplisit bahwa tingkat ke-3 adalah yang
tertinggi. Sebagian penafsir meyakini bahwa surga terdiri dari tiga tingkat. Terlepas dari pandangan
mana yang benar, tambahan ”semua” dalam terjemahan LAI:TB di Ibrani 4:14 tidak sepenuhnya salah,
karena menurut Efesus 4:10 Yesus memang ”telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit”.

Ketika dikatakan bahwa Yesus telah melintasi semua langit, maka makna yang tersirat di balik
frase ini adalah ”kekuasaan yang mutlak”. Yesus duduk di sebelah kanan Bapa sedangkan musuh-musuh-
Nya dijadikan tumpuan kaki (Mzm 110:1). Penulis Kitab Ibrani beberapa kali mengutip teks ini (1:13; 8:1;
10:12-13). Dia juga mengutip Mazmur 110:4 (”Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut
Melkisedek”) berkali-kali (5:6; 6:20; 7:17, 21). Konteks Mazmur 110:1-7 memang membicarakan tentang
Mesias yang menjadi imam menurut peraturan Melkisedek dan Ia akan mengalahkan semua musuh-Nya
(Mzm 110:2, 5-7). Teks-teks dalam PB yang menyinggung tentang keberadaan Yesus di surga juga
menekankan sisi kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Dia naik jauh lebih tinggi dari semua langit untuk
memenuhkan segala sesuatu (Ef 4:14). Bapa mendudukkan Yesus di sebelah kanan-Nya supaya ”jauh
lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang
dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang” (Ef 1:20-21).

Ketiga, Yesus adalah Anak Allah. Sebutan ”Anak Allah” di sini pasti berbeda dengan status orang
percaya sebagai ”anak-anak Allah” (bdk. Yoh 1:12-13; Rom 8:15-16; Gal 4:6). Yesus adalah Anak Allah
secara hakekat, bukan dari cara adopsi seperti kita. Dia memiliki hakekat keilahian sama seperti Bapa.
Orang-orang Yahudi pernah mencoba merajam Yesus dengan batu karena dianggap menghujat ketika Ia
mengatakan ”bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan
Allah” (Yoh 5:18). Imam besar Kayafas juga menganggap Yesus sebagai penghujat ketika Ia menegaskan
bahwa Ia adalah Anak Allah yang datang dalam kemuliaan (Mat 26:63-65).
Keempat, penulis Kitab Ibrani menasehatkan jemaat untuk tetap memegang teguh pengakuan
iman mereka (ayat 14b). Kata ”berpegang teguh” dalam bahasa Yunani adalah kratew. Kata ini bukan
sekedar menunjuk pada tindakan memegang yang sembarangan, misalnya meraba atau menyentuh,
tetapi memegang dengan kuat. Kata ini bahkan dipakai juga untuk upaya menangkap seseorang dengan
paksa (Mat 14:3). Berdasarkan makna seperti ini, tidak salah kalau LAI:TB maupun berbagai versi Inggris
memahami kratew sebagai ”memegang teguh”.

Di samping harus memegang teguh, jemaat juga harus terus-menerus memegang teguh. Kata
”berpegang teguh” di ayat ini memakai present tense yang menyiratkan tindakan terus-menerus. Kita
seringkali mampu berpegang teguh tetapi hanya untuk sementara waktu. Tuhan ingin agar kita secara
konsisten berpegang teguh.

Penerapan

Ibrani 4 ayat 14 menolong kita senantiasa untuk menguatkan iman mengatasi perasaan putus asa.
Karena kita mempunyai Imam Besar Agung yaitu Tuhan Yesus. Dengan pernyataan ini kita akan
senantiasa berpegang teguh kepada Dia yang adalah Imam Besar Agung kita.

ini mengingatkan kita bahwa kita memang adalah imam-imamNya di dunia ini, asal kita pegang dengan
teguh pada iman kita. Semua keperluan-keperluan kita sebagai imam-imam disediakan oleh Dia yang
adalah Imam Besar kita. Imam-imamNya harus berharap kepada Dia yang adalah Imam Besar. Ini
berguna sekali untuk menguatkan kehidupan rohani kita.

Kita harus berpegang teguh pada pengakuan iman kita kepada Kristus, apapun keadaan kita sekarang.
Kita mungkin berada dalam pergumulan yang berat, kebingungan, keputusasaan dan penderitaan, tetapi
kita harus tetap teguh karena Imam Besar Agung kita adalah Yesus Kristus yang mulia, tinggi dan jauh
melampaui manusia yang sanggup menolong kita.

Penafsiran Type Ibrani 9:12

Thema : Kristus adalah Imam Besar yang sempurna

“ dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan
membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan
dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal ”.

1. Konteks :
Kristus adalah imam besar yang lebih sempurna, tidak seperti imam besar mereka yang masuk ke dalam
tempat yang Mahakudus, dengan darah lembu jantan dan kambing, melainkan dengan darah-Nya
sendiri, yang dilambangkan oleh darah hewan-hewan itu, dan sangat jauh lebih berharga. Dan ini, Bukan
untuk satu tahun saja, yang menunjukkan ketidaksempurnaan imamat/Para Imam Perjanjian Lama
tersebut, sehingga secara perlambangan hanya menghasilkan penangguhan hukuman atau
pengampunan untuk satu tahun. Tetapi Imam Besar kita (Yesus Kristus) masuk ke dalam sorga satu kali
untuk selama-lamanya, dan telah menghasilkan bukan suatu penundaan sementara tahunan, melainkan
penebusan kekal, dan karenanya tidak perlu masuk setiap tahun diruang Maha Kudus seperti yang
dilakukan nenek moyang mereka.

2. Analisa :
1. Latar Belakang Tipe /ayat (Ibrani (9:12)itu disampaikan ?
 Siapa yang memberikan tipe itu, yaitu :
Penulis surat Ibrani (belum jelas penulisnya siapa masih dalam perdebatan)
 Ditujukan kepada siapa :
Kepada orang Yahudi di perantauan untuk mengingatkan ajaran yang benar tentang
Kristus/Yesus.
 Apa maksud dari Ibrani 9:12 , yaitu mengingatkan orang-orang Yahudi akan tata cara ibadah
yang dilakukan oleh nenek moyang merupakan hal yang sia-sia. Mereka diingatkan bahwa
ada seorang Imam Besar, yaitu Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang sempurna sekaligus
sebagai korban (hanya sekali saja)untuk menggantikan darah hewan(rutin) yang harus
dikorbankan bagi penebusan dosa. Mereka tidak perlu lagi melakukan tata ibadah mereka
yang lama yang mengharuskan membawa hewan untuk dikorbankan bagi dosa mereka.

3. Kesamaan dan perbedaan : Tipe (PB)VS Anti Tipe (PL) Ada


 Kesamaan yang dapat kita lihat di sini adalah tentang Imam Besar yang masuk ke dalam tempat
yang kudus (baik di PL maupun di PB)
 Perbedaan :

PERBEDAAN
Analisa Kristus/Yesus (baru) Para Imam/ Lewi (lama)
Tipe vs Anti tipe
Bagaimana caranya Kristus sebagai Sedangkan para Imam besar dulu
sebagai seorang Imam Besar hanya 1 kali tapi harus berkali-kali ke tempat kudus.
Imam Besar untuk selamanya-lamanya ke
dalam tempat yang kudus

Apa yang Melalui Darah-Nya Terletak pada darah hewan yang


dilakukan ? (Yesus )sendiri harus dikorbankan

Tentang Kristus adalah Imam Besar yang sedangkan Para Imam PL tidak
kesempurnaan sempurna sempurna.

Hasilnya yang .Hasil yang Yesus lakukan adalah Hasil yan para Imam lakukan hanya
dilakukan untuk memberikan kelepasan bersifat sementara akan dosa
yang kekal akan dosa

4. Makna teologis dan rohani


Dari penjelasan di atas, dapat kita pelajari beberapa hal.

1., Yesus Kristuslah Imam Besar yang sempurna untuk menebus dosa manusia. Dengan
darah-Nya kita bisa mendapatkan kelepasan kekal akan dosa
2. Kisah di dalam ibrani 9:12 didasari sebuah peristiwa bersejarah pada zaman Musa, yang
dilakukan nenek moyang mereka, yaitu tugas Para Imam besar yang diperbolehkan masuk ke
ruang Maha kudus untuk mempersembahkan korban.
3. Jelaslah bagi kita bahwa apa yang sudah lakukan Yesus seperti yang tercantum di dalam
9:11 adalah Sebagai Imam Besar sekaligus Korbannya

5. Penerapan dalam kehidupan kita


1. Percaya dan sungguh-sungguh kepada Yesus sebagai Imam dan korban yang sempurna yang
dapat melepaskan kita dari dosa.
2. Jangan hidup dalam kesia-siaan hanya untuk memperoleh pengampunan dosa/kesalahan, misal
: dengan cara menyiksa diri baik fisik maupun jiwa. Itu justru membuat semakin jauh hubungan
kita dengan Tuhan.
3. Datang kepada Tuhan jika kita mempunyai dosa dan kesalahan.
4. Tuhan hanya meminta kita untuk datang dan percaya kepada-Nya dengan sungguh-sungguh
(bertobat).

Kesimpulan dari ketiga ayat Ulangan 18 : 15, Ibrani 4 : 14, Ibrani 9 : 12

keluaran 18 : 15 yang menjadi imam besar pengantara antara umat dan Allah adalah Musa, karena
dalam segala sesuatu nya bangsa israel meminta pertolongan kepada musa untuk mempersembahkan
korban kepada Allah.

Dalam Ibrani 4 : 14 kita memiliki Imam besar Agung yaitu Yesus Kristus, Anak Allah.

Dalam ibrani 9 : 12 menjelaskan dari ibrani 14 ayat 4 bahwa Yesus Kristus imam besar agung yang telah
menjadi Korban bagi umat manusia dan membawa persembahan Tubuhnya sendiri sebagai
persembahan kepada Allah. Untuk menebus dosa manusia.

Jadi dari ketiga ayat ini masih ada hubungan baik dalam perjanjian lama maupun dalam perjanjian baru,
yaitu musa meminta suatu tanda untuk menyelamatkan bangsa israel dari mesir. Lalu dimasa itu Tuhan
menyuruh musa menentukan imam bagi suatu peringatan antara hubungan Tuhan dengan bangsa
israel, yaitu dengan mempersembahkan korban . didalam perjanjian baru (ibrani 4 : 14 dan ibrani 9 : 12)
meripakan cara yang baru untuk mendapatkan keselamatan dan kelepasan akan dosa umat manusia,
yaitu percaya kepada Yesus. Karena Dialah Imam Besar Agung, Anak Allah sekaligus korban yang
sempurna untuk menyelamatkan manusia yang juga dinubuatkan oleh Musa.

Anda mungkin juga menyukai