2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Nilai Ksp menyatakan kelarutan senyawa ionik semakin kecil nilainya, semakin sedikit
kelarutan senyawa tersebut di dalam air. Namun, dalam menggunakan nilai Ksp untuk
membandingkan kelarutan, kita harus memilih senyawa yang memiliki rumus yang sama,
misalnya AgCl dan ZnS, atau CaF2 dan Fe(OH)2. Terdapat dua kuantitas lain yang menyatakan
kelarutan zat; kelarutan molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (mol
per liter), dan kelarutan, yaitu jumlah gram zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (gram per
liter). Perhatikan bahwa semua pernyataan itu mengacu pada konsentrasi dalam larutan
jenuh pada suhu tertentu (biasanya 25)
Hasil Kali Kelarutan Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan
perak klorida padat. Kesetimbangan kelarutannya dapat dinyatakan sebagai berikut. AgCl(s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl
yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl- . Untuk rekasi
38Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, (Jakarta: Erlangga, 1985), h.
329. 39Raymon Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004)
MgF2(s) Mg2+ (aq) + 2F- (aq) sp = [Mg2+][F- ] 2 Ag2CO3(s) 2Ag+ (aq) + CO3 2- (aq) = [Ag+ ] 2
[CO3 2- ] Ca3(PO4)2 3Ca2+ (aq) + 2PO4 2- (aq) sp = [Ca2+] 3 [PO4 2- ] 2
Untuk pelarutan padatan ionik dalam larutan berair, salah satu kondisi berikut dapat terjadi:
Kita menggunakan nilai Q, disebut hasil kali ion, untuk menyatakan hasil kali konsentrasi molar ion
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya. Jadi, untuk larutan berair yang mengandung ion Ag+
dan ion Clpada 25 Q = [Ag+ ]0[Cl- ]0 Subkrip nol mengingatkan kita bahwa ini adalah konsentasi awal
dan tidak selalu berarti konsentrasi pada kesetimbangan. Hubungan yang mungkin antar Q dan Ksp.
menghubungkan kelarutan (s) dengan hasil kali kelarutan (Ksp), menentukan pengaruh ion
senama terhadap kelarutan dan menghubugkan Ksp dan pH. Oleh karena itu guru dapat
menyajikan ketiga aspek representasi tersebut ke dalam pembelajaran agar siswa dapat
memahami materi kelarutan dan hasil kelarutan secara utuh.
Dalam menyajikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara utuh dapat ditingkatkan
dengan menggunakan bahan ajar yang tepat. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan multipel representasi pada pelajaran kimia khususnya pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah modul. Modul merupakan bahan ajar cetak yang
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran (Lestari, 2014)
suhu
dan pengadukan
Level representasi yang diterapkan adalah level manusia, makroskopis, dan sub
mikroskopis. Pada bahasan ini, siswa diajak mengamati dari kegiatan sehari-hari misalnya pada
pembuatan oralit memerlukan . Garam tersebut akan lebih cepat larut apabila dalam air panas
daripada air es. Selain itu apabila garam yang dilarutkan diaduk dan yang satu tidak diaduk,
tentukan akan memberikan hasil berbeda. Garam yang diaduk akan larut dan menimbulkan rasa
asin sedangkan garam yang tidak diaduk akan terkumpul di dasar gelas.Pada bagian level
representasi yang diterapkan adalah level manusia dan makroskopis. Sedangkan untuk level sub
mikroskopis diterapkan pada bahasan jenis pelarut, misalnya yaitu alasan air dan minyak tidak
dapat larut.
Pada penyampaian hubungan kelarutan dengan hasilkali kelarutan, level representasi yang
ditekankan yaitu submikroskopis dan simbolis. Pada pembelajaran ini belajar mengenai hal yang
terjadi dalam larutan jenuh, dimana melibatkan reaksi kesetimbangan. Reaksi kimia tersebut
dituliskan menggunakan simbol-simbol kimia. Sehingga dalam penyampaian materi ini observer
juga memberikan penilaian bahawa level representasi yang dikaitkan hanya pada submikroskopis
dan simbolis.
Pada bahasan pengertian hasilkali kela-rutan (Ksp), siswa diberikan contoh mengenai pelarutan
garam perak klorida yang merupakan garam elektrolit sukar larut.
Lalu selanjutnya diajak berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi dari pelarutan tersebut,
misalkan terbentuknya endapan ataupun mnegenai proses ionisasi. Untuk menuliskan proses
ionisasi tentunya diperlukan simbol-simbol kimia. Pembelajaran tersebut tentunya telah mencakup
level makroskopis, submikroskopis, dan simbolis.
Hubungan Ksp dengan pH
Pada sub materi ini pada awalnya menunjukkan keterkaitan masalah gigi berlubang terhadap Ksp
dan pH (level manusia). Selanjutnya siswa diberikan masalah mengenai keterkaitan Ksp dengan
pH (makroskopis). Dari materi sebelumnya (asam basa) yang telah mem-bahas pH, siswa diajak
untuk menentukan pH suatu larutan yang diketahui harga Ksp nya dengan melibatkan persamaan
reaksi dan lambang-lambang kimia (sub mikroskopis dan simbolis)
Nilai Ksp sering sulit diukur sebab konsentrasi suatu zat sangat kecil. Cara umum
untuk menentukannya adalah dengan titrasi pengendapan, dimana sejumlah reagen
ditambahkan sambil melihat hasil pembentukan garam yang tak terlarut, yang menandakan
bahwa larutan tersebut telah jenuh. Dalam eksperimen ini kita dapat menggunakan
pendekatan alternatif sebab salah satu ion garam tak terlarut bersifat basa. Dengan demikian
kita dapat melakukan titrasi asam-basa untuk menentukan sejumlah ion dan menghasilkan
Ksp dari cara tersebut.
Untuk pelarutan padatan ionik dalam larutan berair, salah satu kondisi berikut dapat
terjadi : (1) larutan tak jenuh (2) larutan jenuh atau (3) larutan lewat jenuh. Dengan demikian
jika hasil kali ion adalah Q, untuk menyatakan hasil kali konsentrasi molar ion dipangkatkan
dengan koefisien konsentrasi molar ion dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya.
2- o
Misalnya larutan yang mengandung ion Ca2+ dan ion CO3 pada 25 C.
2-
Q = [Ca2+]o [CO3 ]o
Subskrip o menunjukkan bahwa konsentrasi awal dan tidak selalu berarti konsentrasi pada
kesetimbangan. Hubungan yang terjadi antara Q dan Ksp adalah :
Q < Ksp larutan tak jenuh
2. Erlenmeyer
4. Kertas saring
5. Pipet volume
6. Pipet tetes
7. Corong gelas
8. CaCO3HCl
9. Indikator bromotimol blue
10. Benang
*MSDS CaCO3
-Pertolongan pertama
Mata ; bilas dengan air mengalir selama 15 menit, segera hubungi pihak medis jika terjadi hal
yang berkeanjutan.
Kulit : Bilas dengan air mengalirkemudian lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi.
Tertelan ; Berikan susu/air putih sebanyak 2 gelas, akan terjadi beberapa kali muntah,
konsultasi ke pihak medis untuk lebih lanjut.
*MSDS HCL
-Pertolongan pertama
Mata : Bilas pada pancuran air yang mengalir lebih kurang selama 15 menit naik turunkan
kelopak mata.
Kulit: jika terkontaminasi segera cuci pada air yang mengalir, lepaskan pakaian yang
terkena bahan kemudian cuci.
Terhirup : Cari udara segar dan hidari kerumunan.
Tertelan:Segera minum air putih, jangan muntahkan jika tidak ada perintah medis.
III.CARA KERJA
Prosedur I
1) buatlah Larutan CaCO3 tepat jenuh dengan melarutkan sedikit demi sedikit CaCO 3
dalam 100 mL aquades hingga tepat sebelum terbentuk endapan (CaCO 3 tidak dapat
larut). Identifikasi adakah endapan yang mulai terbentuk dan tulislah dalam data
pengamatan.
2) Buatlah kertas saring berbentuk lingkaran. Lipatlah kertas saring tersebut menjadi dua
lalu lipatlah 3 kali lagi.
3) Saringlah sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan menggunakan kertas saring
yang telah dibuat dan tampunglah filtratnya dalam beaker glass.
4) Ambillah sebanyak 25 mL filtratnya, tuangkan pada Erlenmeyer 250 mL.
5) Tuangkan sebanyak 50 mL HCl ke dalam buret.
6) Tambahkan 20 mL aquades dalam filtrat yang sudah dimasukkan dalam erlenmeyer,
tambahkan indikator bromothymol blue sebanyak 2 tetes.
7) Titrasi Larutan tersebut dengan HCl sampai larutan berubah warna menjadi kuning.
8) Hitunglah konsentrasi masing-masing ion dan tentukanlah nilai Ksp nya.
Prosedur II
1) Buatlah larutan CaCO3 jenuh dalam 2 buah beaker glass 100 mL dengan
menambahkan CaCO3 dalam 50 mL aquades sampai serbuk CaCO3 tidak dapat
terlarut dalam aquades (terbentuk endapan).
2) Ambillah sehelai benang sepanjang 20 cm dan celupkan ujung-ujungnya diantara 2
buah larutan CaCO3 pada beaker glass.
3) Tambahkan CaCO3 dalam beaker glass sampai larutan menjadi sangat jenuh dan
benang yang tercelup membentuk stalagtit.
4) Ambillah sebanyak 25 mL larutan CaCO3 jenuh yang sdah dibuat tadi dan titrasi
dengan cara yang sama pada prosedur 1. Kerjakan mulai poin 2 sampai selesai.
I. HASIL PENGAMATAN
I. TUGAS
Jawablah Pertanyaan Berikut!
7. Jika Larutan MgCl2 + Larutan NaOH, tuliskanlah persamaan reaksinya dan nama
endapan yang terbentuk!
Jawab :
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl ( persamaan reaksi nya )
Mg(OH)2= endapan putih
II. PEMBAHASAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan dalam
jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Adapun jenis larutan berdasarkan kelarutannya yaitu:
1. Larutan belum Jenuh
adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya kurang dari nilai
yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi
sehingga larutan yang dihasilkan akan bersifat encer sehingga ketika
ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut
masih mampu melarutkannya kembali.
Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product constant) yaitu hasil
kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.
Senyawa-senyawa ion yang terlarut di dalam air akan terurai menjadi partikel dasar
pembentuknya yang berupa ion positif dan ion negatif. Bila ke dalam larutan jenuh
suatu senyawa ion ditambahkan kristal senyawa ion maka kristal tersebut tidak melarut
dan akan mengendap. Sedangkan Quality control (QC) adalah proses penting yang
wajib dilewati setiap perusahaan atau bisnis, terutama jika mereka memproduksi baik
itu produk maupun jasa.
Jadi, untuk menentukan kelarutan dan hasil kelarutan dari MgCl2 yang di
tambah NaOh dapat diprediksi apakah terbentuk endapan atau tidak, Jika nilai
Qc < Ksp maka larutan tersebut tidak terbentuk endapan, Jika nilai Qc = Ksp maka
larutan tersebut belum terjadi pengendapan, Jika nilai Qc > Ksp maka larutan tersebut
terjadinya endapan.
IV. DAFTAR PUSTAKA
- repository.uin-suska.ac.id BAB II. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020, dari repository.uin-
suska.ac.id › 7. BAB II_2017789PK.pdf
- Nurjanah lubis pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelaruan dan hasil kali kelarutan. 2019 uin suska ac.id.
- Muhamad Mulyadi, jurnal Peneliian dan Kualitatif Serta Pemikiran Daasar Menggabungkanya,
Vol.15.N0.1( januari- juni 2011).
14