Anda di halaman 1dari 14

PRATIKUM MINGGU KE 7

PERCOBAAN VII KELARUTAN DAN KONSTANTA


KELARUTAN PRODUK

ALDI NOVRIA HERMAWAN (200205032)


DINDA ENDRIANI (200205034)
INDAH KURNIAWATI (200205030)
NUR FADILA (200205031)
ROHANI (200205033)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2020
I. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa dapat menentukan konstanta kesetimbangan kelarutan produk dan


membedakan nilai Ksp dari kelarutannya

II. DASAR TEORI

Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan


berdasarkan percobaan, namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan teori (Mulyasa, 2008)
Kelarutan merupakan keadaansuatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan homogen. Kelarutan
tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan serta suhu dan tekanan (Lachman, 1986).
Di bidang farmasi, kelarutan memiliki peran penting dalam menentukan bentuk sediaan
dan untuk menentukan konsentrasi yang dicapai pada sirkulasi sistemik untuk
menghasilkan respon farmakologi (Edward dan Li, 2008; Vemulaet al., 2010)
kelarutan rendah yaitu penyerapan buruk, efektivitas obat akan berkurang, dan
dosis yang dibutuhkan akan lebih tinggi(Yellela, 2010; Sharma et al., 2009; Kumar et al.,,
2011) . Dilakukan pendekatan baru untuk memudahkan dan meningkatkan kelarutan serta
laju disolusi obat dengan berbagai cara berupa : perubahan bentuk fisik, perubahan bentuk
kimia(Savjani et al., 2012), Penambahan eksipien hidrofilik, hingga memodifikasi dan
merubah struktur zat dengan dijadikan bentuk garamnya ataupun dijadikan bentuk
kokristalnya(Setyawan dkk., 2013
Kesetimbangan kelarutan adalah sejenis kesetimbangan dinamis yang ada
bila senyawa kimia dalam keadaan padat berada dalam kesetimbangan
kimia dengan larutannya. Padatan dapat larut tanpa perubahan, disertai disosiasi, atau disertai
reaksi kimia dengan konstituen lain, seperti asam atau basa. Setiap jenis kesetimbangan
dicirikan oleh konstanta kesetimbangan yang bergantung pada suhu. Kesetimbangan kelarutan
penting dalam skenario farmasi, lingkungan dan banyak lainnya.
Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya, biasanya
dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh pada suhu tertentu
“jumlah” dapat dinyatakan dalam mol atau gram. Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana
zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat. Larutan jenuh merupakan larutan
dimana zat terlarutnya (molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu. Komposisi zat
terlarut dan zat pelarut dalam larutan dinyatakan konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut zat terlarut dan zat pelarut membentuk larutan disebut pelarutan.

Nilai Ksp menyatakan kelarutan senyawa ionik semakin kecil nilainya, semakin sedikit
kelarutan senyawa tersebut di dalam air. Namun, dalam menggunakan nilai Ksp untuk
membandingkan kelarutan, kita harus memilih senyawa yang memiliki rumus yang sama,
misalnya AgCl dan ZnS, atau CaF2 dan Fe(OH)2. Terdapat dua kuantitas lain yang menyatakan
kelarutan zat; kelarutan molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (mol
per liter), dan kelarutan, yaitu jumlah gram zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (gram per
liter). Perhatikan bahwa semua pernyataan itu mengacu pada konsentrasi dalam larutan
jenuh pada suhu tertentu (biasanya 25)

Hasil Kali Kelarutan Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan
perak klorida padat. Kesetimbangan kelarutannya dapat dinyatakan sebagai berikut. AgCl(s)
Ag+ (aq) + Cl- (aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl
yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl- . Untuk rekasi
38Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, (Jakarta: Erlangga, 1985), h.
329. 39Raymon Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004)

terogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, dapat dituliskan konstanta


kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai sp= [Ag+ ][Cl- ] Dimana Ksp disebut konstanta
hasil kali kelarutan atau hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa
adalah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. Karena
setiap unit AgCl hanya mengandung satu ion Ag+ dan satu ion Cl- , persamaan hasil kali
kelarutannya mudah dituliskan.

MgF2(s) Mg2+ (aq) + 2F- (aq) sp = [Mg2+][F- ] 2 Ag2CO3(s) 2Ag+ (aq) + CO3 2- (aq) = [Ag+ ] 2
[CO3 2- ] Ca3(PO4)2 3Ca2+ (aq) + 2PO4 2- (aq) sp = [Ca2+] 3 [PO4 2- ] 2

Untuk pelarutan padatan ionik dalam larutan berair, salah satu kondisi berikut dapat terjadi:

(1) larutan tak jenuh,

(2) larutan jenuh atau

(3) larutan lewat jenuh.

Kita menggunakan nilai Q, disebut hasil kali ion, untuk menyatakan hasil kali konsentrasi molar ion
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya. Jadi, untuk larutan berair yang mengandung ion Ag+
dan ion Clpada 25 Q = [Ag+ ]0[Cl- ]0 Subkrip nol mengingatkan kita bahwa ini adalah konsentasi awal
dan tidak selalu berarti konsentrasi pada kesetimbangan. Hubungan yang mungkin antar Q dan Ksp.

menghubungkan kelarutan (s) dengan hasil kali kelarutan (Ksp), menentukan pengaruh ion
senama terhadap kelarutan dan menghubugkan Ksp dan pH. Oleh karena itu guru dapat
menyajikan ketiga aspek representasi tersebut ke dalam pembelajaran agar siswa dapat
memahami materi kelarutan dan hasil kelarutan secara utuh.
Dalam menyajikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara utuh dapat ditingkatkan
dengan menggunakan bahan ajar yang tepat. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan multipel representasi pada pelajaran kimia khususnya pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah modul. Modul merupakan bahan ajar cetak yang
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran (Lestari, 2014)

faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yang meliputi:


 jenis pelarut

 suhu

 dan pengadukan

Level representasi yang diterapkan adalah level manusia, makroskopis, dan sub
mikroskopis. Pada bahasan ini, siswa diajak mengamati dari kegiatan sehari-hari misalnya pada
pembuatan oralit memerlukan . Garam tersebut akan lebih cepat larut apabila dalam air panas
daripada air es. Selain itu apabila garam yang dilarutkan diaduk dan yang satu tidak diaduk,
tentukan akan memberikan hasil berbeda. Garam yang diaduk akan larut dan menimbulkan rasa
asin sedangkan garam yang tidak diaduk akan terkumpul di dasar gelas.Pada bagian level
representasi yang diterapkan adalah level manusia dan makroskopis. Sedangkan untuk level sub
mikroskopis diterapkan pada bahasan jenis pelarut, misalnya yaitu alasan air dan minyak tidak
dapat larut.
Pada penyampaian hubungan kelarutan dengan hasilkali kelarutan, level representasi yang
ditekankan yaitu submikroskopis dan simbolis. Pada pembelajaran ini belajar mengenai hal yang
terjadi dalam larutan jenuh, dimana melibatkan reaksi kesetimbangan. Reaksi kimia tersebut
dituliskan menggunakan simbol-simbol kimia. Sehingga dalam penyampaian materi ini observer
juga memberikan penilaian bahawa level representasi yang dikaitkan hanya pada submikroskopis
dan simbolis.
Pada bahasan pengertian hasilkali kela-rutan (Ksp), siswa diberikan contoh mengenai pelarutan
garam perak klorida yang merupakan garam elektrolit sukar larut.

Lalu selanjutnya diajak berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi dari pelarutan tersebut,
misalkan terbentuknya endapan ataupun mnegenai proses ionisasi. Untuk menuliskan proses
ionisasi tentunya diperlukan simbol-simbol kimia. Pembelajaran tersebut tentunya telah mencakup
level makroskopis, submikroskopis, dan simbolis.
Hubungan Ksp dengan pH
Pada sub materi ini pada awalnya menunjukkan keterkaitan masalah gigi berlubang terhadap Ksp
dan pH (level manusia). Selanjutnya siswa diberikan masalah mengenai keterkaitan Ksp dengan
pH (makroskopis). Dari materi sebelumnya (asam basa) yang telah mem-bahas pH, siswa diajak
untuk menentukan pH suatu larutan yang diketahui harga Ksp nya dengan melibatkan persamaan
reaksi dan lambang-lambang kimia (sub mikroskopis dan simbolis)

Nilai Ksp sering sulit diukur sebab konsentrasi suatu zat sangat kecil. Cara umum
untuk menentukannya adalah dengan titrasi pengendapan, dimana sejumlah reagen
ditambahkan sambil melihat hasil pembentukan garam yang tak terlarut, yang menandakan
bahwa larutan tersebut telah jenuh. Dalam eksperimen ini kita dapat menggunakan
pendekatan alternatif sebab salah satu ion garam tak terlarut bersifat basa. Dengan demikian
kita dapat melakukan titrasi asam-basa untuk menentukan sejumlah ion dan menghasilkan
Ksp dari cara tersebut.

Untuk pelarutan padatan ionik dalam larutan berair, salah satu kondisi berikut dapat
terjadi : (1) larutan tak jenuh (2) larutan jenuh atau (3) larutan lewat jenuh. Dengan demikian
jika hasil kali ion adalah Q, untuk menyatakan hasil kali konsentrasi molar ion dipangkatkan
dengan koefisien konsentrasi molar ion dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya.

2- o
Misalnya larutan yang mengandung ion Ca2+ dan ion CO3 pada 25 C.

2-
Q = [Ca2+]o [CO3 ]o

Subskrip o menunjukkan bahwa konsentrasi awal dan tidak selalu berarti konsentrasi pada
kesetimbangan. Hubungan yang terjadi antara Q dan Ksp adalah :
Q < Ksp larutan tak jenuh

Q < Ksp Larutan jenuh


[Ca2+]o [CO3 ]o <
Q <x Ksp
8,0 10 Larutan lewat jenuh
2+
[Ca ] [CO3 ] = 8,0
x 10
[Ca2+]o [CO3 ]o >
8,0 x 10
Lalu selanjutnya diajak berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi dari pelarutan tersebut,
misalkan terbentuknya endapan ataupun mnegenai proses ionisasi. Untuk menuliskan proses
ionisasi tentunya diperlukan simbol-simbol kimia. Pembelajaran tersebut tentunya telah mencakup
level makroskopis, submikroskopis, dan simbolis.
Hubungan Ksp dengan pH
Pada sub materi ini pada awalnya menunjukkan keterkaitan masalah gigi berlubang terhadap
Ksp dan pH (level manusia). Selanjutnya siswa diberikan masalah mengenai keterkaitan Ksp
dengan pH (makroskopis). Dari materi sebelumnya (asam basa) yang telah mem-bahas pH, siswa
diajak untuk menentukan pH suatu larutan yang diketahui harga Ksp nya dengan melibatkan
persamaan reaksi dan lambang-lambang kimia (sub mikroskopis dan simbolis)

III. ALAT DAN BAHAN


1. Beaker glass

2. Erlenmeyer

3. Buret dan statif

4. Kertas saring

5. Pipet volume

6. Pipet tetes

7. Corong gelas

8. CaCO3HCl
9. Indikator bromotimol blue

10. Benang
*MSDS CaCO3
-Pertolongan pertama
 Mata ; bilas dengan air mengalir selama 15 menit, segera hubungi pihak medis jika terjadi hal
yang berkeanjutan.
 Kulit : Bilas dengan air mengalirkemudian lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi.
 Tertelan ; Berikan susu/air putih sebanyak 2 gelas, akan terjadi beberapa kali muntah,
konsultasi ke pihak medis untuk lebih lanjut.

-Sifat fisik dan kimia


 Bentuk : Padat
 Warna ;Abu muda
 Bau:Tidak berbau
 pH: 9,5-10,5 PADA 100 G/L 20 drajat celcius

*MSDS HCL
-Pertolongan pertama
 Mata : Bilas pada pancuran air yang mengalir lebih kurang selama 15 menit naik turunkan
kelopak mata.
 Kulit: jika terkontaminasi segera cuci pada air yang mengalir, lepaskan pakaian yang
terkena bahan kemudian cuci.
 Terhirup : Cari udara segar dan hidari kerumunan.
 Tertelan:Segera minum air putih, jangan muntahkan jika tidak ada perintah medis.

-sifat fisik dan kimia


 Gasnya berwarna kuning kehijauan
 Berbau merangsang
 Titik leleh -1010 c
 Massa jenis 3,21 gr/cm3

III.CARA KERJA

Prosedur I

1) buatlah Larutan CaCO3 tepat jenuh dengan melarutkan sedikit demi sedikit CaCO 3
dalam 100 mL aquades hingga tepat sebelum terbentuk endapan (CaCO 3 tidak dapat
larut). Identifikasi adakah endapan yang mulai terbentuk dan tulislah dalam data
pengamatan.
2) Buatlah kertas saring berbentuk lingkaran. Lipatlah kertas saring tersebut menjadi dua
lalu lipatlah 3 kali lagi.
3) Saringlah sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan menggunakan kertas saring
yang telah dibuat dan tampunglah filtratnya dalam beaker glass.
4) Ambillah sebanyak 25 mL filtratnya, tuangkan pada Erlenmeyer 250 mL.
5) Tuangkan sebanyak 50 mL HCl ke dalam buret.
6) Tambahkan 20 mL aquades dalam filtrat yang sudah dimasukkan dalam erlenmeyer,
tambahkan indikator bromothymol blue sebanyak 2 tetes.
7) Titrasi Larutan tersebut dengan HCl sampai larutan berubah warna menjadi kuning.
8) Hitunglah konsentrasi masing-masing ion dan tentukanlah nilai Ksp nya.

Prosedur II
1) Buatlah larutan CaCO3 jenuh dalam 2 buah beaker glass 100 mL dengan
menambahkan CaCO3 dalam 50 mL aquades sampai serbuk CaCO3 tidak dapat
terlarut dalam aquades (terbentuk endapan).
2) Ambillah sehelai benang sepanjang 20 cm dan celupkan ujung-ujungnya diantara 2
buah larutan CaCO3 pada beaker glass.
3) Tambahkan CaCO3 dalam beaker glass sampai larutan menjadi sangat jenuh dan
benang yang tercelup membentuk stalagtit.
4) Ambillah sebanyak 25 mL larutan CaCO3 jenuh yang sdah dibuat tadi dan titrasi
dengan cara yang sama pada prosedur 1. Kerjakan mulai poin 2 sampai selesai.

I. HASIL PENGAMATAN

No Nama Zat Pemerian Larut/Tidak Ada endapan/tidak


Larut* ada endapan*
1 MgCl2 padat Berbentuk Tidak larut Tidak ada endapan
seperti
Kristal dan
berwarna
putih
2 MgCl2 + Air Larutan dan Larut Tidak ada endapan
berwarna
putih
3 NaOH padat Berbentuk Tidak larut Tidak ada endapan
seperti
Kristal dan
berwarna
putih
4 NaOH + Air Larutan dan larut Tidak ada endapan
berwarna
putih
5 Larutan MgCl2 + Larutan dan Larut Ada endapan putih
Larutan NaOH berwarna
putih

I. TUGAS
Jawablah Pertanyaan Berikut!

1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan (S = solubility)?


Jawab : Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.

2. Apa yang dimaksud dengan Konstanta Hasil Kali Kelarutan (KSP)?


Jawab : Hasil Kali Kelarutan Ksp adalah Hasil kali kelarutan ialah hasil kali
konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan
ionisasinya.

3. Apa yang dimaksud dengan QC?


Jawab : Quality control (QC) adalah proses penting yang wajib dilewati setiap
perusahaan atau bisnis, terutama jika mereka memproduksi baik itu produk maupun
jasa. QC ini harus dilewati dalam proses desain produk, software development,
penjualan produk yang diproduksi secara massal, dan masih banyak lagi.

4. Apa yang dimaksud dengan larutan belum jenuh?


Jawab : Larutan belum Jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat
terlarutnya kurang dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak
tepat habis bereaksi sehingga larutan yang dihasilkan akan bersifat encer sehingga
ketika ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut
masih mampu melarutkannya kembali.

5. Apa yang dimaksud dengan larutan tepat jenuh?


Jawab : Larutan tepat Jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat
terlarutnya sesuai atau tepat dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung
tepat habis bereaksi dan terbentuk kesetimbangan dimana laju pelarutan dan laju
pengendapan memiliki nilai yang sama sehingga ketika ditambahkan lagi zat
terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut sudah tidak mampu
melarutkannya kembali dan akan terbentuk endapan.

6. Apa yang dimaksud dengan larutan lewat jenuh?


Jawab : Larutan lewat Jenuh adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat
terlarutnya lebih dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat
habis bereaksi sehingga larutan yang dihasilkan akan menghasilkan endapan
sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi
atau pelarut sudah tidak mampu melarutkannya kembali dan akan menghasilkan
endapan yang lebih banyak.

7. Jika Larutan MgCl2 + Larutan NaOH, tuliskanlah persamaan reaksinya dan nama
endapan yang terbentuk!
Jawab :
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl ( persamaan reaksi nya )
Mg(OH)2= endapan putih

II. PEMBAHASAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan dalam
jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Adapun jenis larutan berdasarkan kelarutannya yaitu:
1. Larutan belum Jenuh
adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya kurang dari nilai
yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi
sehingga larutan yang dihasilkan akan bersifat encer sehingga ketika
ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut
masih mampu melarutkannya kembali.

2. Larutan tepat Jenuh


adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya sesuai atau tepat
dari nilai yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tepat habis bereaksi
dan terbentuk kesetimbangan dimana laju pelarutan dan laju pengendapan
memiliki nilai yang sama sehingga ketika ditambahkan lagi zat terlarut
kedalamnya maka fase pendispersi atau pelarut sudah tidak mampu
melarutkannya kembali dan akan terbentuk endapan.

3. Larutan lewat Jenuh


adalah larutan dimana fase terdispersi atau zat terlarutnya lebih dari nilai
yang dibutuhkan atau reaksi yang berlangsung tidak tepat habis bereaksi
sehingga larutan yang dihasilkan akan menghasilkan endapan sehingga
ketika ditambahkan lagi zat terlarut kedalamnya maka fase pendispersi atau
pelarut sudah tidak mampu melarutkannya kembali dan akan menghasilkan
endapan yang lebih banyak.
Hasil Kali Kelarutan Ksp adalah Hasil kali kelarutan ialah hasil
kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan
ionisasinya. Sedangkan Quality control (QC) adalah proses penting yang wajib dilewati
setiap perusahaan atau bisnis, terutama jika mereka memproduksi baik itu produk
maupun jasa. QC ini harus dilewati dalam proses desain produk, software development,
penjualan produk yang diproduksi secara massal, dan masih banyak lagi.
Contoh :
MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl ( persamaan reaksi nya )

Mg(OH)2= endapan putih
III. KESIMPULAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam
Berdasarkan wujud zat terlarut dan pelarut, larutan dapat dibagi atas tujuh macam. Dari
tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam larutan, tetapi zat berwujud
padat dan cair tidak dapat membentuk larutan dalam pelarut berwujud gas.

Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product constant) yaitu hasil
kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing.
Senyawa-senyawa ion yang terlarut di dalam air akan terurai menjadi partikel dasar
pembentuknya yang berupa ion positif dan ion negatif. Bila ke dalam larutan jenuh
suatu senyawa ion ditambahkan kristal senyawa ion maka kristal tersebut tidak melarut
dan akan mengendap. Sedangkan Quality control (QC) adalah proses penting yang
wajib dilewati setiap perusahaan atau bisnis, terutama jika mereka memproduksi baik
itu produk maupun jasa.
Jadi, untuk menentukan kelarutan dan hasil kelarutan dari MgCl2 yang di
tambah NaOh dapat diprediksi apakah terbentuk endapan atau tidak, Jika nilai
Qc < Ksp maka larutan tersebut tidak terbentuk endapan, Jika nilai Qc = Ksp maka
larutan tersebut belum terjadi pengendapan, Jika nilai Qc > Ksp maka larutan tersebut
terjadinya endapan.
IV. DAFTAR PUSTAKA
- repository.uin-suska.ac.id BAB II. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020, dari repository.uin-
suska.ac.id › 7. BAB II_2017789PK.pdf

- http://staffnew.uny.ac.id KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN ( Ksp). Diakses pada


13 Januari 2020, dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/ksp+(10).pdf

- http://smartlab.co.id. LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN. Diakses 14 Januari 2020,


darihttp://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_MAGNESIUM_CHLORIDE(INDO).pdf

- Nurjanah lubis pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi
kelaruan dan hasil kali kelarutan. 2019 uin suska ac.id.

- Muhamad Mulyadi, jurnal Peneliian dan Kualitatif Serta Pemikiran Daasar Menggabungkanya,
Vol.15.N0.1( januari- juni 2011).

14

Anda mungkin juga menyukai