Demam persisten/ terus-menerus selama 24 jam dengan perbedaan suhu tertinggi dengan suhu terendah kurang dari 1°C (beberapa literatur menyebut kurang dari 0,4°C). Dapat ditemukan pada pasien pneumonia. - Demam remiten (remitten fever) Demam naik turun, namun suhu terendah tidak mencapai suhu tubuh normal, fluktuasi antara suhu tertinggi dengan terendah >l°C. Demam remiten merupakan pola demam tersering pada anak. - Demam intermiten (intermitten fever) Demam naik turun dengan suhu terendah mencapai suhu tubuh normal, fluktuasi antara suhu tertinggi dengan terendah >1°C. Tidak spesifik, merupakan pola demam tersering kedua setelah demam remiten. - Demam hektik (hektik or septik fever) Berupa demam intermiten atau remiten, namun perbedaan suhu tertinggi dengan suhu terendah sangat besar. Dapat ditemukan pada infeksi berat seperti sepsis. - Demam bifasik (biphasic fever/saddle back fever) Demam untuk beberapa hari kemudian demam turun sekitar satu hari, kemudian demam muncul kembali. Dapat ditemukan pada demam dengue. - Demam tertian (tertian fever) Merupakan bagian dari demam intermiten tetapi sangat spesifik. Demam terjadi setiap 3 hari, ditemukan pada malaria tertiana. Siklus demam sesuai dengan siklus multiplikasi parasite - Demam kuartana (quotidian fever) Bagian dari demam intermiten tetapi sanagt spesifik. Demam terjadi setiap 4 hari, ditemukan pada malaria kuartana. Siklus demam sesuai dengan siklus multiplikasi parasite - Demam tivus inversus (reversal of the diurnal/thypus inversus fever) Temperatur lebih tinggi pada pagi hari di banding pada waktu sore atau malam (kebalikan dari pola suhu diurnal). Dapat ditemukan pada salmonelosis, TBC milier, abses hati, dan endokarditis bakterialis Florensia Niwele 112019193
- Demam berkepanjangan (prolonged fever)
Menggambarkan suatu demam yang disebabkan oleh satu jenis penyakit dengan lama sakit yang lebih lama dari biasanya. Misal penyakit infeksi saluran napas atas dengan penyebab virus yang berlangsung lebih dari 10 hari. - Demam rekuren (recurrent fever) Demam yang timbul kembali setelah mengalami fase tubuh normal untuk beberapa waktu tanpa dapat diprediksi kapan timbulnya lagi, bila terjadi pada masa penyembuhan disebut demam rekrudesens. Perbedaan dengan demam periodik adalah orangtua dapat memprediksi kapan timbulnya kembali episode demam berikut. - Demam periodik (periodic fever) Merupakan demam berulang selama beberapa hari atau minggu disusul fase afebris dengan lama yang tidak teratur, kemudian demam timbul kembali. Dapat ditemukan pada penyakit infeksi seperti Brucellosis, keganasan, dan penyakit noninfeksi lain. Demam periodik yang berlangsung lebih dari 2 tahun jarang sekali disebabkan oleh penyakit infeksi atau keganasan. Beberapa penyakit demam periodik yang diturunkan secara genetik adalah familia mediterranean fever (FMF), hyper-IgD syndrome, dan tumor necrosis factor (TNF receptor- associated periodic syndrome. - Demam relapsing (relapsing fever) Terjadi pengulangan dari siklus demam tinge yang berlangsung 3-10 hari atau beberapa minggu diikuti oleh fase afebris dala Ditemukan pada penyakit Hodgkin, brucellosis oleh B, melitensis, dan infeksi oler spirochactal spp.
Sumber: Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi IV. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2018.