Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN

Pada prinsipnya uji pressure build up adalah dengan memberikan


gangguan tekanan pada sumur. Gangguan ini akan menyebabkan timbulnya
tekanan yang bergerak menyebar kearah luar dari sumur. Sejalan dengan waktu,
impuls tekanan ini akan bergerak kearah luar dan akhirnya akan mencapai batas
(ri).
Analisa uji pressure buildup pada sumur-sumur diatas mengunakan
metode pressure derivative dengan software (simulator Ecrim 4.02). Pada
dasarnya pengujian ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi sumur
selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian
menutup sumur tersebut. Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan
yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah
tekanan dasar sumur). Dari data tekanan yang didapat kemudian dapat ditentukan
permeabilitas formasi dan ada tidaknya kerusakan formasi (skin factor).
Hambatan yang terjadi dalam menganalisa dengan mengunakan metoda
Horner adalah pengaruh wellbore storage yang mendominasi segmen data awal.
Pada segmen data awal bentuk kurva yang dihasilkan merupakan garis lengkung
pada kertas semilog, dimana mencerminkan penyimpangan dari garis lurus akibat
adanya kerusakan formasi disekitar lubang bor atau adanya pengaruh wellbore
storage. Selain pengaruh wellbore storage, data uji ulah tekanan tidak dapat
dianalisa akibat pengujian berlangsung kurang lama. Idealnya untuk menganalisa
data yang dihasilkan uji sumur dengan baik, maka pengujian sumur harus
berlangsung cukup lama sehingga data tekanan yang didapat merupakan data
tekanan formasi yang sebenarnya.
Horner plot pada semi log menunjukkan hubungan antara tekanan
penutupan dasar sumur (Pws) dengan horner time. Kondisi ideal semi log (Horner
plot) menunjukkan adanya satu garis lurus. Dengan mengetahui kemiringan garis
lurus ini maka permeabilitas formasi dan harga skin faktor yang menunjukkan

61
62

adanya kerusakan atau perbaikan formasi disekitar lubang sumur dapat dihitung.
Dengan mengekstrapolasikan kemiringan garis lurus pada harga
t / (t p  t )  1 maka didapatkan harga (P*) akan sama dengan tekanan awal

reservoir (Pi).
Harga faktor kerusakan formasi (skin factor) memberikan indikasi tentang
keadaan formasi disekitar lubang bor, apakah formasi tersebut baik (mengalami
perbaikan), yang ditunjukkan dengan harga skin yang negatif (–), atau formasi
tersebut mengalami kerusakan, ditandai dengan harga skin yang positif (+). Selain
harga skin, indikasi yang lain adalah permeabilitas efektif minyak serta Flow
Efficiency.. Besar kecilnya harga indikator – indikator yang menunjukkan keadaan
disekitar lubang bor, besarnya sangatlah relatif, tidak ada satu harga yang pasti,
akan tetapi tergantung pada kondisi dan keadaan lapangan tersebut.
Pada Sumur LGS, dari PBU test yang pertama dengan metode manual
didapatkan harga skin sebesar 22 dan harga permeabilitas sebesar 206 mD
Sedangkan dengan menggunakan Ecrim 4.02. memberikan harga skin sebesar 30
dan permeabilitas efektif sebesar 229 mD serta model reservoir yang didapatkan
yaitu homogen karena garis kurva tekanan cenderung linear pada grafik log horner
time dan memiliki satu IARF (infinite acting radial flow). Dari data diatas
didapatkan harga skin positif, hal ini mengindikasikan bahwa pada sumur ini,
formasi disekitar lubang sumur mengalami kerusakan. Harga produktivitas
formasi pada sumur LGS sebesar 4.7 bbl/d/psi, dan nilai flow efficiency sebesar
0.2 serta dengan menggunakan tubing 3.423” didapatkan laju alir optimum
sebesar 1300bopd. Dengan hasil perhitungan IPR menggunakan metode Vogel
kombinasi dua fasa, diperoleh harga Qmax sebesar 4068 bopd.F
Berdasarkan hasil perhitungan, kurva IPR masih berpotongan dengan
tubing intake sehingga metode produksi pada sumur LGS masih dapat
menggunakan natural flow.
Hasil yang didapatkan metode Horner secara manual tidaklah sama dengan
hasil dari metode Horner secara Ecrim 4.02. simulator. Perbedaan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pada waktu penentuan end of
wellbore storage, slope, tekanan reservoir dan P1jam. Dalam analisa dengan
63

menggunakan Ecrim 4.02. simulator memiliki keuntungan, yaitu dapat dengan


cepat mendapatkan hasil analisa dibandingkan dengan menggunakan metode
manual. Akan tetapi analisa dengan menggunakan Ecrim 4.02. simulator juga
memiliki kelemahan, yaitu terdapat beberapa kasus yang hasil plotnya tidak
benar-benar mirip dengan model data yang ditampilkan, sehingga hasil analisa
yang didapatkan tidak sama dengan kondisi reservoir yang sebenarnya. Hal ini
dikarenakan fleksibilitas simulator dalam melakukan ploting data kurang. Oleh
karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik, perlu dilakukan koreksi atau
perbandingan dengan data hasil perhitungan dengan cara manual.

Anda mungkin juga menyukai