Abstrak
Kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting saat pembelajaran. khususnya pada bidang
geometri. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui analisis pengaruh pembelajaran Treffinger
berbantuan media audio visual, terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian Quasy Eksperimental Design, Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah menggunakan uji Anova dan uji komparasi ganda menggunakan uji scheffe’.
Pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Cluster Random Sampling.
Pengumpulan data penelitian ini yaitu :Wawancara, Observasi, Tes, Dokumentasi. Instrumen
dalam penelitian ini berbentuk tes.Untuk mengukur kemampuan berfikir kritis matematis.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Anova diperoleh nilai F hitung =20,01>3,12 =
F tabel artinya terdapat pengaruh pembelajaran treffinger berbantuan media audio visual terhadap
kemampuan berpikir kritis matemaris peserta didik. Adapun kesimpulan uji lanjut bahwa
pembelajaran treffinger berbantuan media audio visual memberikan kemampuan berpikir kritis
matematis yang lebih baik dibandingan dengan pembelajaran konvensional berbantuan media
audio visual.
Abstract
Mathematical critical thinking skills are essential during learning. especially in geometry fields.
The objectives in this study are to know the analysis of the influence of Treffinger's learning with
the help of audio visual media, on the mathematical critical thinking abilities of students. This type
of research is Quasy Experimental Design research, The data analysis technique in this study is
using the Anova test and the double comparison test using scheffe's test. The sampling that will be
used in this study is Cluster Random Sampling. The collection of this research data is: Interviews,
Observations, Tests, Documentation. The instruments in this study are test-shaped. To measure
mathematically critical thinking abilities. Based on the data analysis results using the Anova test
obtained a value of Fhitung=20.01>3.12 = Ftabel meaning there is an influence of treffinger learning
assisted by audio visual media on the critical thinking abilities of students. As for the conclusion
of further test that treffinger learning assisted by audio visual media provides better mathematical
critical thinking ability compared to conventional learning assisted by audio visual media.
PENDAHULUAN
Di era 4.0 membuat hakekat menuntut ilmu menjadi bentuk kegiatan yang
seharusnya setiap individu dalam mencukupi kebutuhan (Amalia, 2014; Ardi,
2015). Selain itu, usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang
didapat dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses
transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan (Herlinda et al.,
2017; Metro & Metro, 2020; Romadhon, 2018; Santi, 2019). Adapun dalam
Pembelajaran sebagai proses interaksi dalam proses belajar yang terdiri dari
semua komponen yang ada (Inah, 2015; Pane & Dasopang, 2017; Winataputra et
al., 2014). Komponen pembelajaran tersebut diantaranya guru, siswa, materi,
media, sumber belajar dan lingkungan (Hendarwati, 2013; Mahnun, 2012;
Tafonao, 2018). Semua komponen tersebut harus dapat berinteraksi untuk bisa
meraih tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Sesmiarni, 2016).
Hal lain yang dibutuhkan dalam pembelajaran ialah kemampuan Berpikir
secara kritis. Kemampuan berpikir kritis yang ditingkatkan dalam pembelajaran
matematika supaya dapat membantu peserta didik dalam memahami ide-ide yang
ada dalam matematika tersebut (Purnawanto, 2019; Purwanti, 2015; Siswono,
2016). Berpikir kritis juga disertai dengan alasan dan mengulas lagi segala sesuatu
yang telah dihadapi secara matang sebelum mengambil suatu keputusan
(Purwanti, 2015; Rosnawati, 2012). Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat, karena di masyarakat kita akan menemukan berbagai
masalah yang perlu diselesaikan (Azis, 2015; Suharsono & Yogantara, 2020).
Dan masalah, mengevaluasinya serta mengambil kesimpulan atas kondisi tersebut
(Asmawati, 2015; Hidayat, 2019; Mujib & Mardiyah, 2017) . Berdasarkan uraian,
media pembelajaran diatas, peneliti memilih untuk menggabungkan antara Audio-
Visual. Dengan adanya Kemampuan berpikir kritis yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, pembelajaran dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan lainnya (Liberna, 2015; Nugroho & Rachman, 2013; Solihah, 2019).
Komponen pembelajaraan juga diantaranya media pembelajaran yang
digunakan (buku paket) yang materinya disajikan dengan padat dan tidak menarik
(Utariyanti et al., 2016). Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih
menarik bagi peserta didik (Fadhli, 2016). Salah satu alternatif untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis ada media pembelajaran dan pembel
ajaran treffinger (Winarti, 2016). Sebab Pembelajaran Treffinger memperhatikan
masalah keterampilan berpikir secara kritis dan berfikir secara kreatif (Budiarti,
2015; Hasanah et al., 2018; Santoso & Sos, 2015). Berdasarkan uraian mengenai
macam-macam media pembelajaran diatas, peneliti memilih untuk
menggabungkan antara Audio-Visual. Adapun hal terbaru yang telah belum diteliti
sebelumnya Treffinger dipadukan dengan kemampuan berpikir kritis dan audio
viual . dan penelitain sejenis dengan pembelajaran Treffinger (Rochaya et al.,
2019) terhadap pemcahan masalah, (Ulya & Rahayu, 2017) terhadap komunikasi
matematis, (Muliyani et al., 2017) terhadap kemampuan berpikir kreatif.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan adalah Quasy
Eksperimental Design. Penelitian ini siswa dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama dan kelompok kedua adalah kelompok eksperimen, dan
kelompok ketiga adalah kelompok kontrol. Populasi penelitian ini yaitu siswa
kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Terbanggi Besar. Dalam penelitian ini
sampel diambil tiga kelas.
Pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
Cluster Random Sampling. Pengumpulan data penelitian ini yaitu :Wawancara,
Observasi, Tes, Dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk
tes.Untuk mengukur kemampuan berfikir kritis matematis, Sebelum digunakan
instrument diuji kelayakan terlebih dahulu dengan menentukan Uji Validitas, Uji
Tingkat Kesukaran, Uji Daya Pembeda, Uji Reliabilitas . Teknik Analisis Data Uji
Prasyarat Uji Normalitas yang digunakan peneliti adalah uji Liliefors. Dan Uji
Homogenitas yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak menggunakan uji Bartlet . Uji hipotesis
dalam penelitian ini adalah dengan ANOVA satu arah, karena untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan nilai antara tiga kelompok eksperimen. Adapun alur
penelitian ini debagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, data nilai kemampuan berpikir kritis matematis
diperoleh dengan melakukan uji coba tes kemampuan berpikir kritis matematis
yang terdiri dari 8 soal uraian tentang himpunan, pada peserta didik diluar kelas
populasi sampel penelitian yang sudah memperoleh materi pembelajaran tersebut.
Uji coba dilakukan pada oleh 30 peserta didik kelas VII C SMP N 1 Terbanggi
Besar pada tanggal 13 Agustus 2020. Data hasil uji coba tersebut dianalisis untuk
mengetahui karakteristik tiap butir soal yang meliputi uji validitas, tingkat
kesukaran, daya beda dan uji reliabilitas.
Pengambilan data kemampuan berpikir kritis matematis dilakukan setelah
proses pembelajaran pada materi bilangan pecahan. Setelah data kemampuan
berpikir kritis matematis dikumpulkan, kemudian data tersebut digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian.
Tabel 1
Data nilai kemampuan berpikir kritis matematis
Kelas ( X maks) ( X min ) Ukuran Tendensi Ukuran Variasi
Sentral Kelas
x́ M0 Me R Sd
Eksperimen 1 100 60,00 78,65 75,00 81,25 27,50 7,71
Eksperimen 2 100 60,00 80,40 86,25 82,50 30,00 8,26
Kontrol 100 52,50 67,70 75,00 67,50 27,50 7,06
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-
rata kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen 2 memiliki rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis lebih tinggi dari kelas eksperimen 1dankelas kontrol. Hasil perhitungan
selengkapnya deskripsi data amatan kemampuan berpikir kritis matematis.
Uji yang digunakan untuk menguji hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah uji-t. Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
meggunakan uji-t Uji normalitas dan Uji homogenitas Rangkuman analisis
perhitungan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama disajikan pada Tabel 6
berikut :
Tabel 2
Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK DK RK Fhitung Ftabel
Model 2368,79 2 1184,396 20,01 3,12
Pembelajaran
Galat 4260,38 72 59,17
Total 6629,17 74
Hal tersebut di atas lah yang menyebabkan adanya perbedaan antara pembelajaran
treffinger berbantuan mvideo interaktif dengan pembelajaran konvensional
berbanbtuan video interaktif terhadap kemampuan berpikir krtis matematis peserta
didik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran treffinger berbantuan
video interaktif memberikan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik
dibandingkan pembelajaran konvensional berbantuan video interaktif. Seperti
penelitiain sebelumnya dengan pembelajaran Treffinger yang baik digunakan
Pencapaian akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam setting mode
Treffinger lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa.Selain
itu, pencapaian akhir kejujuran siswa yang mendapatkan pembelajaran (Rochaya
et al., 2019). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan
pembelajaran treffinger mencapai pembelajaran kelengkapan, baik secara individu
maupun klasik dan (Ulya & Rahayu, 2017) terhadap komunikasi matematis. Dan
terhadap kemampuan berpikir kreatif pembelajaran Treffinger mendapat respon
positif dari siswa (Muliyani et al., 2017).
9
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F. (2014). Etika Bisnis Islam: Konsep dan Implementasi pada Pelaku
Usaha Kecil. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 6(1), 133–142.
Hasanah, U., Gummah, S., & Herayanti, L. (2018). Perbedaan hasil kemampuan
berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa menggunakan handout berbasis
pemecahan masalah. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu Dan
Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram, 6(1), 38–45.
Herlinda, S., Hidayat, S., & Djumena, I. (2017). Manajemen pelatihan hantaran
dalam meningkatkan kecakapan hidup warga belajar di Lembaga Kursus
dan Pelatihan. Journal of Nonformal Education and Community
Empowerment, 1(1), 1–9.
Inah, E. N. (2015). Peran komunikasi dalam interaksi guru dan siswa. Al-Ta’dib,
8(2), 150–167.
Metro, L. A. I., & Metro, A. L. I. (2020). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Labuhan Mulya, Kecamatan Way
Serdang, Kabupaten Mesuji.
Muliyani, M., Leny, L., & Suharto, B. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Treffinger terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar
Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 5 Banjarmasin Tahun
Pelajaran 2016/2017. JCAE (Journal of Chemistry And Education), 1(1),
86–92.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333–352.
Rochaya, M., Fatah, A., & Rafianti, I. (2019). Pendekatan Pemecahan Masalah
Dalam Setting Model Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Dan Kejujuran. Seminar & Conference Proceedings Of Umt.
Santoso, H., & Sos, S. (2015). Pengembangan berpikir kritis dan kreatif
pustakawan dalam penulisan karya ilmiah. Jurnal Univeritas Negeri
Malang. Hlm, 1–17.
Winataputra, U. S., Delfi, R., Pannen, P., & Mustafa, D. (2014). Hakikat Belajar
dan Pembelajaran. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran, 1–46.
13