Anda di halaman 1dari 2

Buah yang memiliki rasa asam-manis ini sudah tidak asing lagi dikalangan

masyarakat. Dengan nama Latin Mangifera indica, memiliki warna kuning,


berbentuk sedikit lonjong, serta mempunyai berbagai macam nama yang unik.
Maka tidak heran jika mangga adalah buah yang cukup digemari.

Disisi lain, perawatannya cukup mudah, hanya saja tergantung pada diri kita.
Hal ini banyak membuat pohon mangga tumbuh liar Dan pasti berbuah cukup
banyak. Berbeda dengan yang dirawat oleh sang pemilik.

Sama seperti pohon mangga yang berada disekitar lapangan sekolahku. Mereka
tumbuh tinggi, berbuah melimpah, Dan sangat rimbun. Biasanya pada jam
istirahat, beberapa murid memilih duduk dibawah pohon daripada duduk di
dalam kelas. Sangat menyejukkan saat angin sepoi-sepoi mengenai beberapa
helaian daun. Menerbangkan mereka keatas Dan menjatuhkannya di permukaan
tanah.

Tetapi, kerimbunan pohon bukanlah menjadi pusat perhatiannya para murid. Si


mangga lah yang menjadi pusat tujuan mereka. Kenapa begitu? Karena mereka
menjadi incaran disaat musimnya. Dan tentu saja, belum waktunya masak,
mereka telah bertuan. Bukan lain lagi jika yang melakukan seperti itu adalah
kakak kelas. Aku rasa tradisi seperti itu sudah turun temurun disekolahku, ha ha
ha.

Mereka, kakak kelasku, sangat unik dalam menandai kepemilikan buah. Tiap
aku perhatikan, banyak sekali coretan bolpoin atau polesan kuas ataupun
cekungan-cekungan kecil pada permukaan buah. Entah apa yang mereka
gambar atau tulis, intinya itu sudah ada yang punya. Ah, sedikit mengecewakan
jika setiap buah telah memiliki tuan. Kami ataupun diriku sendiri selalu
mengalah sebagai adik kelas.
Hal paling berkesan saat memetik. Beribu Cara kakak kelasku agar buah itu
bisa turun jatuh. Mulai dari yang menyogok dengan tongkat pramuka, dilempar
dengan batu, ataupun langsung memanjat pohonnya. Jujur saja, paling ampuh
Dan paling lucu itu memanjat pohon. Walaupun Cara yang paling manjur, tapi
tetap saja, beberapa guru selalu memperingatkan agar hati-hati. Untungnya
selama aku menginjakkan sebagai siswa disana, belum ada kejadian seperti itu.

Jika sudah, kadang ada kakak kelasku yang mau membagi ke adik kelasnya.
Aku rasa itu haruslah, membagi sebagian buah miliknya, ha ha ha. Tapi, selama
ini aku tidak pernah mendapatkan buah matang, Sama saja :(

Namun begitu, aku sangat menikmati buah yang tertanam di halaman sekolah
sendiri. Rasanya sangat berbeda jika milik pribadi dengan milik banyak orang.
Walaupun tidak semanis dengan yang dijual pedagang, ha ha ha.

Sayangnya, tahun ini tidak ada tradisi tahunan itu. Ya, pandemi merusak
semuanya. Seharusnya tahun ini sudah ada rencana untuk mengincar satu
ataupun dua, tapi harus dibatalkan semua itu. Aku hanya berharap jika pandemi
segera selesai, agar kami bisa menikmati buah mangga Dan merasakan
rimbunnya pohon :)

Anda mungkin juga menyukai