Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN INDUSTRI & K3

“Tugas K3 Di Era Pandemi Covid-19”

DISUSUN OLEH:
Khairus Sidqi 18520054

Zaky Ahmad Alfajar 18520044

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Alloh SWT Yang Lagi Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang. Alhamdulillah kami bersyukur kepada Tuhan YME. Berkat
karunia-Nya makalah ini telah kami selesaikan. Makalah ini bertujuan
untuk melengkapi tugas dan juga dapat digunakan sebagai referensi bagi
para pembaca untuk memahami dan mempelajari tentang Tugas K3 Di Era
Pandemi Covid-19.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu penulis dalam menyelesaikan lapoaran ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan sebaik mungkin dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Demikian yang dapat
penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
dari makalah ini.

Metro,23 Juni 2021

Khairus Sidqi

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Memahami K3 Di Tengah Pandemi Covid-19..........................................3
2.2 Penerapan K3 Di Tengah Pandemi Covid-19................................4
2.3 Peran K3 Dalam Penanganan Covid-19 Di Perusahaan............6
2.4 Perubahan Iklim, Polusi Udara dan Covid-19...........................7
2.5 Pencegahan Covid-19 Di Tempat Kerja....................................8
2.6 Perlindungan Pekerja Di Tengah Pademi Covid-19..................11
2.7 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. .13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan munculnya pandemi


virus Covid-19. Virus yang pada awalnya berkembang di Kota Wuhan China
pada Desember 2019 lalu, kini telah menyebarluas hampir ke seluruh dunia
termasuk Indonesia. Hingga 30 Agustus 2020 organisasi kesehatan dunia
(WHO) telah mencatat terdapat 25 Juta kasus virus Covid-19diseluruh
negara di dunia. Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Virus Covid-19telah mencatat sebanyak 177.571 kasus hingga
1 September 2020. Penyebaran virus Covid-19 saat ini semakin
mengkhawatirkan, bahkan penyebarannya telah berkembang pada area
perkantoran. Kota Padang merupakan salah satu kota di Indonesia dengan
jumlah tingkat penularan virus Covid-19 cukup tinggi telah mencatat lebih
dari 2.000 kasus hingga September 2020.

Saat ini, kekhawatiran meningkat sejalan dengan meluasnya penularan


COVID-19 di beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk menurunkan
tingkat penurunan di sejumlah negara lainnya. Pemerintah, pengusaha dan
pekerja dan organisasi-organisasi mereka menghadapi tantangan besar dalam
upaya mereka memerangi pandemi COVID-19 dan melindungi keselamatan
dan kesehatan di tempat kerja. Di luar krisis yang sedang berlangsung ini, ada
kekhawatiran dalam mengembalikan kegiatan yang mampu mempertahankan
kemajuan yang sudah dicapai dalam menekan penyebarluasan. Laporan ini
menyoroti risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang meningkat akibat
penyebaran COVID-19. Laporan juga mengeksplorasi perangkat-perangkat
untuk mencegah dan mengendalikan risiko penyebaran, risiko psikososial,
ergonomis dan risiko keselamatan dan kesehatan terkait kerja dalam situasi
pandemi ini.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan K3 di tengah pandemi Covid-19?
2. Bagaimana peran K3 dalam penanganan covid-19 di perusahaan?
3. Bagaimana pencegahan covid-19 di tempat kerja?
4. Perlindungan Pekerja di Tengah Pandemi COVID 19

1.3. Tujuan
1. Mengetahui penerapan K3 di tengah pandemi Covid-19
2. Mengetahui peran K3 dalam penanganan covid-19 di perusahaan
3. Mencegah penyebaran virus Covid-19
4. Melindungi pekerja dari virus Covid-19

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Memahami K3 Di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sejumlah pihak termasuk swasta


dituntut menerapkan protokol kesehatan ketat. Fakta itu menjadi penting
adanya terutama terkait keselamatan kerja di tempat produksi atau pabrik.
Menjadi logis adanya, jika dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini roda
perekonomian harus tetap berjalan dengan mengedepankan langkah-langkah
pencegahan dan tentunya K3 dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang selebihnya bisa merujuk dari regulasi pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan RI yang telah menerbitkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan
Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Selain itu pula, biasanya perusahaan atau tempat kerja yang ada telah
memiliki P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merujuk
pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) RI Nomor PER.
04/MEN/1987 yang secara esensial menyebutkan bahwa badan pembantu di
tempat kerja yang ada merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi
efektif dalam penerapan K3, dengan begitu peran aktif perusahaan diharapkan
dapat memutus lebih cepat tali Covid-19 di lingkungan kerja. Pasalnya saat
ini virus Covid-19 bisa menjangkiti siapa saja, dan dimana saja. Langkah
itupun, akan semakin terlengkapi manakala penerapatan K3 semakin
diindahkan dan dipatuhi oleh semua tempat kerja.

Berangkat dari realitas itulah, memahami K3 di tengah Covid-19 ini


menjadi bener-bener urgen adanya. Pasalnya, bagaimanapun juga pandemi
Covid-19 telah memberikan hikmah bahwa perubahan tata kerja baru telah
sama-sama dilaksanakan. Disisi lain, kita tengah memasuki era revolusi
industri 4.0 dimana ada beberapa jenis pekerjaan lama yang hilang dan

3
beberapa jenis pekerjaan baru yang muncul. Dengan muncunya jenis
pekerjaan baru, kemungkinan potensi-potensi bahaya baru saja terjadi.
Strategi pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dilakukan dan diantisapasi agar adaptasi pada kebiasaan baru menjadi
bermakna untuk K3.

Selain itu pula, memahami K3 di tengah pandemi Covid-19 saat ini


menjadi penting adanya untuk diterapkan di lingkungan tempat kerja. Sebab,
bagaimanapun juga penerapan K3 merupakan kunci penting keberlangsungan
usaha dan perlindungan pekerja dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan Covid-19. Oleh sebab itu, peran K3 dalam pelaksanaan
perusahaan amat urgensial. Pasalnya, perannya senantiasa menjaga situasi
kondisi di perusahaan agar kesehatan dan keselamatan kerja tetap terpelihara
dengan baik terus menerus.

2.2 Penerapan K3 di tengah pandemi Covid-19

Masa pandemi yang melanda dunia secara global termasuk Indonesia


telah memaksa seluruh aktivitas hingga kemampuan kerja turut terdampak.
Menjadi logis adanya jika K3 bisa menjadi rujukan atau kunci penting
keberlangsungan usaha di tengah pandemi Covid-19. Pada dasarnya penerapan
protokol K3 tidak dapat dilakukan secara sendirian, karenanya harus ada
kolaborasi dengan para stakeholder.

Idealnya, semua pihak harus mampu bersama-sama mempromosikan


dan menerapkan protokol K3 di tempat kerja masing-masing. Berbagai
kebijakan dan program di masa pandemi ini, sejatinya tatanan kenormalan
baru ketenagakerjaan dapat dijalankan, sehingga tenaga kerja yang ada
idealnya bisa tetap produktif tetapi tanpa mengabaikan protokol kesehatan,
jika hal tersebut direalisasikan maka besar kemungkinan penerapan K3 akan
mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan ekonomi nasional.
Selebihnya seperti apa penerapan K3, berikut ini penulis berusaha
memberikan kontribusi pemikiran tentang penerapan atau implementasi K3 di
tengah pandemi Covid-19.

4
1. Membangun semangat berama memperkokoh safety culture (budaya
keselamatan) yang merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi dan nilai
yang disepakati bersama terkait Keselamatan Kerja. Diterapkannya safety
culture ini setidakknya dapat mencapai derajat performansi K3 yang harus
dipahami dan dijadikan prioritas utama dalam suatu organisasi. Oleh
karena itu, kondisi pandemi Covid-19 saat ini sekiranya jangan
menurunkan semangat untuk terus menerus menggelorakan petingnya
menerapkan K3 di tempat kerja masing-masing.
2. Memunculkan sense menjaga kesehatan dan keselatamatan kerja, sehingga
lebih peduli terhadap pentingnya menjaga budaya K3 dalam pekerjaan
sehari hari. Salah satunya dengan merujuk pada regulasi dari Keputusan
Menteri Nomer 312 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
Penyakit serta regulasi lainnya untuk dapat dijadikan pendoman bagi
semua perusahaan. Hal tersebut, sangat penting untuk mewujudkan nihil
kecelakaan (zero accident) dalam suatu perusahaan.
3. Meningkatnya jumlah karyawan yang menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis teknologi. Berhubung
saat ini masih dalam masa pandemi Covid 19, melalui SMK3 berbasis
teknologi sekiranya seluruh rangkaian kegiatan bisa diselenggarakan
dalam bentuk virtual atau dalam bentuk kegiatan yang sekiranya tidak
memerlukan tatap muka sehingga sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif bisa terealisasi. Hal tersebut, setidaknya sejalan dengan program
pemerintah, dan sesuai dengan arahan Kementerian Tenaga Kerja melalui
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 365 tahun 2020 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bulan K3 Nasional tahun 2021.
4. Penerapan K3 dimasa pandemi Covid-19 sekiranya bisa diterapkan dengan
membuka Posko K3 yang merupakan upaya aktif dengan membuka
layanan informasi konsultasi, dan pengaduan bagi pekerja terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan. Layanan posko ini dapat

5
diakses secara online sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengaksesnya dari manapun dan kapanpun.

Melalui keempat kontribusi pemikiran tentang penerapan K3 di tengah


Covid-19 yang penulis tawarkan diatas, jika terimplementasikan dengan baik,
maka besar kemungkinan kesehatan dan keselamatan kerja bisa terpelihara
dengan baik dan tempat kerja dapat memperkecil potensi penyebaran Covid-
19. Begitupun, seiring dengan adanya vaksin semoga negara kita pun bisa
segera terbebas dari penyakit pandemi ini, sehingga kita dapat segera pulih
dari kondisi kesehatan, kondisi ketenagakerjaan maupun kondisi ekonomi dan
kembali memasuki kondisi normal seperti sedia kala.

2.3 Peran K3 dalam Penanganan COVID-19 di Perusahaan

Pekerja menjadi salah satu kelompok yang berisiko terkena COVID-


19. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan khusus terhadap pekerja lewat
peran K3 mengingat kasus COVID-19 yang terjadi di para pekerja.

Berdasarkan data, pekerja yang dikatakan berisiko adalah pekerja yang


berusia di atas 45 tahun yang memiliki riwayat penyakit lain seperti hipertensi,
diabetes, jantung, paru, dan gangguan sistem imun lainnya. Selain itu, pekerja
berisiko bisa dilihat dari aktivitas yang dilakukan di tempat kerja, riwayat
kontak, dan risiko serta situasi tempat kerja seperti zona merah.

Peran K3 di tempat kerja dapat diimplementasikan dalam bentuk


analisis layers of protection berdasarkan pada swiss cheese model.
Misalnya, primary prevention berupa vaksin yang sampai saat ini belum
ditemukan, secondary prevention lewat social distancing, dan tertiary
prevention saat terdapat kasus COVID-19 melalui testing, tracing, karantina,
isolasi, dan emergency response.

Peran K3 di perusahaan juga berfungsi dalam beberapa hal yaitu


pembaruan informasi dan komunikasi dengan menggunakan sumber-sumber
terpercaya seperti Gugus Tugas COVID-19 dan WHO; edukasi dan promosi
dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan peningkatan pemahaman serta

6
promosi PHBS serta kesehatan kerja; peningkatan kewaspadaan lewat
penyediaan protokol dan SOP dalam menghadapi pandemi COVID-19, serta
pemberian saran dan solusi yang tepat agar pekerja tetap tenang dan mampu
mengatasi stigma terkait COVID-19.

“Selama ini mungkin K3 di perusahaan hanya berfokus pada aspek


keselamatan dalam hal K3, maka saat ini perlu adanya peningkatan kesehatan
kerja lewat health management system dan partisipasi pekerja serta
manajemen keadaan darurat untuk menghadapi COVID-19”, ujar Prof. Fatma.

2.4 Perubahan Iklim, Polusi Udara, dan COVID-19

Perubahan iklim dan polusi udara menjadi hal yang berkaitan dengan
COVID-19. Udara berpolusi seperti tingkat PM 2,5 yang tinggi dapat
menyebabkan beberapa gangguan seperti gangguan fungsi paru, saluran nafas,
PPOK, jantung dan lainnya. Hal tersebut merupakan penyakit kronis yang
berkontribusi terhadap penurunan sistem imun tubuh yang bisa menjadi salah
satu co-morbiditas dari COVID-19.

Berdasarkan penelitian, tercatat risiko kematian COVID-19 terjadi 4,5


kali lebih parah di wilayah berpolusi PM 2,5 lebih tinggi dibandingkan dengan
yang berpolusi rendah. Polusi udara pun dapat mengurangi peluang seseorang
untuk bertahan hidup dari wabah corona. Negara dengan tingkat polusi tinggi
harus mempertimbangkan faktor risiko polusi udara dalam mempersiapkan
pengendalian terhadap pandemi COVID-19 karena polusi udara dapat
meningkatkan angka kematian yang tinggi.

Kondisi pencemaran udara Jakarta berdasarkan penelitian dari data


emisi PM 2,5 di Jakarta menyebutkan bahwa polusi udara diprediksi akan
terus meningkat dan penyakit akibat polusi udara masih terus mengancam. Hal
tersebut berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang mana polusi udara dapat

7
menyebabkan co-morbiditas dari COVID-19 lewat penyakit kronis yang
terjadi.

“Pencegahan dan pengendalian penularan adalah hal yang utama.


Kesiapan dan kapasitas pelayanan kesehatan adalah esensial, termasuk
terhadap dampak perubahan iklim dan polusi udara,” ujar Prof. Budi.

Tak hanya dari sisi perubahan iklim dan polusi udara, dukungan
pendanaan dengan prinsip equity terhadap yang membutuhkan pelayanan
keseahatan, pencegahan dan promosi kesehatan lingkungan, perbaikan
lingkungan, dan peningkatan pengetahuan yang berfokus pada perubahan
perilaku adaptasi kondisi kesehatan, serta saling membantu untuk bertahan di
kondisi sulit serta tak lupa untuk mengikuti aturan menjadi hal yang penting
untuk dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19.

2.5 Pencegahan Covid-19 Di Tempat Kerja

Dalam situasi pandemi Covid-19 roda perekonomian harus tetap


berjalan dengan mengedepankan langkah-langkah pencegahan. Kementerian
Kesehatan RI telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam
Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto mengatakan dunia
usaha dan masyakat pekerja memiliki kontribusi besar dalam memutus mata
rantai penularan karena besarnya jumlah populasi pekerja dan besarnya
mobilitas, serta interaksi penduduk umumnya disebabkan aktifitas bekerja.
''Tempat kerja sebagai lokus interaksi dan berkumpulnya orang
merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi penularannya,'' katanya di
Jakarta, Sabtu (23/5).
Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19
telah menyatakan bahwa PSBB dilakukan salah satunya dengan meliburkan

8
tempat kerja. Namun dunia kerja tidak mungkin selamanya dilakukan
pembatasan, roda perekonomian harus tetap berjalan.
''Untuk itu pasca pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi Covid-
19 yang masih berlangsung, perlu dilakukan upaya mitigasi dan kesiapan
tempat kerja seoptimal mungkin sehingga dapat beradaptasi melalui
perubahan pola hidup pada situasi Covid-19 atau New Normal,'' ujarnya.

Panduan pencegahan penularan Covid-19 secara rinci antara lain :


A. Selama PSBB bagi Tempat Kerja

a. Kebijakan Manajemen dalam Pencegahan Penularan Covid-19

1) Pihak manajemen agar senantiasa memantau dan memperbaharui


perkembangan informasi tentang COVID19 di wilayahnya. (Secara
berkala dapat diakses di http://infeksiemerging.kemkes.go.id. dan
kebijakan Pemerintah Daerah setempat).

2) Pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja yang terdiri dari


Pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 dan petugas Kesehatan yang
diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan Tempat Kerja.

3) Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur untuk


pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid-19 (gejala demam
atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan
pemantauan oleh petugas kesehatan.

4) Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.

5) Pengaturan bekerja dari rumah (work from home).

Menentukan pekerja esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan
pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah.

9
b. Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja selama PSBB berlangsung :

1) Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan


menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self
Assessment Risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk
kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.

2) Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan


mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat
menyebabkan penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.

3) Untuk pekerja shift :

a. Jika memungkinkan tiadakan shift 3 (waktu kerja yang dimulai


pada malam hingga pagi hari)

b. Bagi pekerja shift 3 atur agar yang bekerja terutama pekerja


berusia kurang dari 50 tahun.

4) Mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke rumah,


dan selama di tempat kerja.

5) Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja, pilih
buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu,
dan sebagainya untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika
memungkinkan pekerja dapat diberikan suplemen vitamin C.

6) Memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat,

a. Higiene dan sanitasi lingkungan kerja

10
Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan
pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang
sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu dan tangga, tombol
lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum
lainya.
Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi
udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.

b. Sarana cuci tangan


Menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir).
Memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan
Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar.
Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di
tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, pintu
lift, dll)

c. Physical Distancing dalam semua aktifitas kerja. Pengaturan jarak antar


pekerja minimal 1 meter pada setiap aktifitas kerja (pengaturan meja
kerja/workstation, pengaturan kursi saat di kantin, dll).

d. Mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui


Pola Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat
kerja.

2.6 Perlindungan Pekerja di Tengah Pandemi COVID 19

Ketika kebijakan kebijakan pusat terkait  Social Distancing  atau PSBB 


(Pembatasan Sosial Besar-Besaran) dengan alasan kesehatan, lalu diteruskan
melalui surat edaran beberapa kepala daerah, tidak ada klausul spesifik yang
mengarah kepada perlindungan terhadap pekerja/buruh. Pasalnya tidak semua
Pekerja/buruh bisa bekerja di rumah, hanya pekerja/buruh bagian office yang

11
dimungkinkan bisa melakukan pekerjaannya di rumah. Bagi pekerja/buruh
dibagian lain seperti bagian produksi seperti operator hanya menjadi angan
yang tidak mungkin dilakukan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan jaring pengaman bagi
Pekerja/buruh ketika bekerja. Namun jaring pengaman ini cenderung tidak
pernah menjadi prioritas perusahaan yang ada di Indonesia. Perusahaan selalu
abai terhadap K3, terlihat dari angka Keselakaan Kerja yang terus meningkat
setiap tahunnya.  Tidak kurang ratusan ribu kasus kecelakaan kerja
mengakibatkan ribuan pekerja gugur dalam berjuang untuk menghidupi
keluarganya, Berbicara K3 di tempat kerja hanya menjadi formalitas saja
tanpa melalui riset yang mendalam sesuai prinsip.
Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia K3 tentunya harus
ditingkatkan dan disepakati dengan langkah yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Merujuk Surat Edaran Kementrian Ketenagakerjaan Nomor
M/3/HK.04/III/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pelindungan
Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan COVID-19 maupun  Surat Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementrian
Ketenagakerjaan RI No.5/193/AS.02.02/2020 tertanggal 12 Maret 2020
tentang Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Penyebaran Covid-19 di Tempat
Kerja. Demikian juga Surat Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan RI No.
PK.02.01/B.VI/839/2020 tertanggal 5 Maret 2020 tentang Himbauan
Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja, Pada intinya adalah
perusahaan agar segera mengaktifasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) disetiap perusahaannya untuk merumuskan perencanaan dan
memitigasi melihat peta awal disetiap perusahaan. Namun faktanya tidak
semua perusahaan di Indonesia telah tertib menjalankan amanat regulasi
khususnya yang mengatur tentang P2K3 tersebut. Ini menjadi permasalahan
baru ketika melihat situasi dan kondisi seperti saat ini  terjadi.
Semangat Surat Edaran Kementrian apabila dilihat mendalam adalah
bagaimana tim P2K3 yang diketuai oleh pimpinan perusahaan bisa
merumuskan perencanaan hal-hal apa yang akan dan harus dilakukan sesuai

12
kebutuhan perusahaan tersebut dalam menangani atau memutus mata rantai
penyebaran COVID 19. Hari ini seakan semua gagap dan latah serta terjebak
dengan hal-hal yang tidak subtantif. Dengan demikian perlu duduk bersama
antara tim P2k3, buruh, dan serikat pekerja/buruh untuk membahas
perencanaan tersebut.
Perlindungan pekerja/buruh menjadi hal yang sangat penting saat ini tidak
hanya bagi para pekerja di sektor formal tapi juga para pekerja di sektor
informal. Pemutusan rantai penyebaran penyakit Covid 19 tidak hanya berlaku
di tempat kerja. Namun juga perlu dilakukan lingkungan permukiman buruh
berpenghasilan rendah, kumuh dan memiliki sanitasi yang buruk. Penyediaan
alat pelindung diri seperti masker, atau hand sanitizer saat ini menjadi sangat
mahal dan sangat sulit didapatkan oleh para pekerja yang memiliki
penghasilan yang rendah.

2.7 Memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja

Selama pandemi Setiap epidemi bersifat unik dalam berbagai hal.


Patogen (penyakit) infeksi bervariasi secara signifikan dalam tingkat
keparahan, kematian, modalitas penularan, diagnostik, perawatan dan
manajemen. Mengenai distribusi geografis, epidemi dapat terkonsentrasi atau
tersebar luas di tingkat lokal, nasional atau antar-benua. Epidemi dapat
memengaruhi beberapa kelompok rentan atau beberapa komunitas, atau dapat
juga memengaruhi populasi secara keseluruhan. 1 Untuk respons yang bersifat
spesifik, perusahaan akan membutuhkan pemantauan layanan kesehatan kerja,
otoritas layanan kesehatan masyarakat dan para mitra lainnya untuk informasi,
materi dan saran teknis (ILO, 2020i) 10 Dalam menghadapi pandemi:
Memastikan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja Dengan memiliki
rencana kesiapsiagaan darurat yang komprehensif di tempat kerja yang
dirancang untuk mengatasi krisis kesehatan dan epidemi, tempat kerja
mungkin akan lebih siap mengembangkan tanggapan yang cepat,
terkoordinasi dan efektif, seraya menyesuaikan langkahlangkah tersebut
dengan situasi darurat yang secara khusus dihadapi perusahaan (ILO, 2020i).1
Pemantauan terus menerus terhadap kondisi K3 dan penilaian risiko yang

13
tepat akan diperlukan untuk memastikan bahwa langkah-langkah pengendalian
yang secara khusus disesuaikan dengan proses perubahan, kondisi kerja dan
karakteristik angkatan kerja selama masa kritis penularan dan setelahnya
sehingga pengulangan kejadian yang sama dapat dicegah.

14
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran K3 di tempat kerja dapat diimplementasikan dalam bentuk


analisis layers of protection berdasarkan pada swiss cheese model.
Misalnya, primary prevention berupa vaksin yang sampai saat ini belum
ditemukan, secondary prevention  lewat social distancing, dan tertiary
prevention  saat terdapat kasus COVID-19 melalui testing, tracing, karantina,
isolasi, dan emergency response.

Peran K3 di perusahaan juga berfungsi dalam beberapa hal yaitu


pembaruan informasi dan komunikasi dengan menggunakan sumber-sumber
terpercaya seperti Gugus Tugas COVID-19 dan WHO; edukasi dan promosi
dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan peningkatan pemahaman serta
promosi PHBS serta kesehatan kerja; peningkatan kewaspadaan lewat
penyediaan protokol dan SOP dalam menghadapi pandemi COVID-19, serta
pemberian saran dan solusi yang tepat agar pekerja tetap tenang dan mampu
mengatasi stigma terkait COVID-19.

15
DAFTAR PUSTAKA
FKMUI, 2020. Peran K3 dalam Penanganan COVID-19 di Perusahaan serta
Perubahan Iklim, Polusi Udara, dan COVID-19

KEMENKES, 2020. Pencegahan Covid-19 di Tempat Kerja Era New Normal

Irawan, Rian. 2020. Perlindungan Pekerja di Tengah Pandemi COVID 19

2020, Covid -19 dan Dunia Kerja : Dampak dan Tanggapan, Departemen
Standard Ketenagakerjaan Internasional, ILO

Pusat Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kanada (CCOHS). 2019 (22 Oktober,
terakhir diperbarui). K3 Menjawab Lembar Fakta. Kerja Jarak
Jauh/Bekerja dari rumah.

Institusi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (IOSH). virus corona 2020

16

Anda mungkin juga menyukai