Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PROSES KEPERAWATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada

pasien Nn. AZ dengan Gastritis akut yang dilaksanakan pada tanggal 13 sampai

dengan tanggal 15 Mei 2019. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,

analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi

keperawatan. Hasil pengkajian pada kasus ini diperoleh dengan cara anamnesa,

observasi, pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan keperawatan.

3.1. Proses Keperawatan

3.1.1 Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada pasien berinisial Nn. AZ ,

umur 25 tahun, jenis kelamin perempuan, agama islam, alamat

Meunasah Kumuneng, kabupaten pidie, pasien masuk Instalasi Gawat

Darurat Puskesmas Bandar Baru pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 20.15

WIB. Pasien mengatakan sakit perut, dengan skala nyeri 4, lokasi sakit

di bagian perut atas sebelah kiri, frekuensi sering, durasi sakit yang

dirasakan lebih kurang 15 menit, dan nyeri perut terasa di peras.

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa mual, muntah sudah

3 kali, tidak sanggup makan dan badannya terasa lemas tidak mampu

melakukan aktivitas ringan. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa

pasien merasa cemas dan khawatir terhadap kondisinya saat ini, ingin

cepat pulang ke rumahnya dan pasien sudah 3 bulan yang lalu

28
29

menderita penyakit lambung. Apabila penyakitnya kambuh, pasien

selalu memeriksanya ke tempat praktek dokter terdekat. Faktor

pencetus penyakitnya kambuh dikarenakan oleh pasien sering makan

mie, makan makanan yang pedas-pedas dan sering minum kopi.

pada pemeriksaan fisik Nn. Az tampak lemah, dengan tingkat

kesadaran composmentis, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan

meliputi Tanda-tanda Vital Suhu Tubuh : 36,30 C, Tekanan Darah :

100/70 mMhg, Nadi : 87 kali/menit, Pernafasan : 20 kali/menit. Pasien

juga mengalami penurunan berat badan dalam 1 bulan ini sebanyak 2

kg. Didapatkan data dari hasil pemeriksaan fisik bagian abdomen yang

bermasalah adalah dari hasil pada pemeriksaan dengan palpasi terdapat

adanya nyeri tekan dibagian perut bawah sebelah kanan. Sedangkan

hasil pemeriksaan fisik bagian anggota tubuh lainnya adalah normal.

Terapi Farmakologi yang didapatkan IVFD RL 20 Tetes Permenit,

injeksi Ranitidin 1 ampul/12 jam, domperidon tab 3x10 mg (setengah

jam sebelum makan), antasida syr 3xc1 dan paracetamol tab 3x1.

3.1.2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengakajian dan observasi yang sudah

dilakukan dapat dirumuskan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan ansientas.


30

3.1.3 Intervensi keperawatan

Perencanaan keperawatan yang disusun untuk diagnosa

keperawatan nyeri akut adalah kaji karakteristik nyeri pasien, jelaskan

pada pasien tentang penyebab nyeri yang dirasakan oleh pasien, atur

posisi pasien yang nyaman, ajarkan pada pasien tekhnik relaksasi tarik

napas dalam, anjurkan pada pasien untuk istirahat yang cukup dan

ciptakan lingkungan yang nyaman. Rencana Keperawatan dengan

diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

adalah pantau keadaan umum pasien, kaji tanda-tanda vital pasien,

timbang berat badan pasien, sajikan makanan dalam keadaan yang

hangat, anjurkan pada pasien untuk makan sedikit tetapi sering dan

kolaborasi dengan ahli gizi diet yang sesuai dengan pasien.

Intervensi diagnosa ansietas adalah gunakan pendekatan yang

menenangkan, jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur, temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

rasa takut, dengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien

untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepi, intruksikan

pada pasien untuk melakukan tekhnik relaksasi tarik napas dalam.

3.1.4 Implementasi Keperawatan

Adapun tindakan yang dilakukan pada pasien untuk diagnosa

nyeri akut pada hri pertama adalah mengkaji karakteristik nyeri

pasien,menjelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri yang dirasakan

oleh pasien, mengatur posisi pasien yang nyaman, mengajarkan pada


31

pasien tekhnik relaksasi tarik napas dalam, menganjurkan pasien untuk

istirahat yang cukup dan menciptakan lingkungan yang nyaman. pada

hari kedua tindakan yang dilakukan oleh penulis adalah mengkaji ulang

karakteristik nyeri pasien, mengatur posisi pasien yang nyaman,

menciptakan lingkungan yang nyaman dan melakukan pemberian terapi

obat, pada hari ketiga penulis juga melakukan tindakan mengkaji ulang

karakteristik nyeri pasien, mengatur posisi pasien yang nyaman dan

menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup.

Implementasi diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada hari pertama adalah mengkaji keadaan umum

pasien, mengkaji makanan yang disukai oleh pasien, menyajikan

makanan dalam keadaan yang hangat, menganjurkan pada pasien untuk

makan sedikit tetapi sering dan berkolaborasi dengan ahli gizi diet yang

sesuai dengan pasien. Implementasi pada hari kedua adalah menyajikan

makanan dalam keadaan yang hangat, menganjurkan pada pasien untuk

makan sedikit tetapi sering dan berkolaborasi dengan ahli gizi diet yang

sesuai dengan pasien dan implementasi pada hari ketiga adalah

mengkaji keadaan umum pasien, menyajikan makanan dalam keadaan

yang hangat, menganjurkan pada pasien untuk makan sedikit tetapi

sering dan melakukan injeksi obat sesuai intruksi dokter.

Implementasi diagnosa ansietas pada hari pertama adalah

menggunakan pendekatan yang menenangkan pada pasien,

menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur,


32

menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa

takut, mendengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien

untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepi, menganjurkan

pada pasien untuk melakukan tekhnik relaksasi tarik napas dalam.

implementasi pada hari kedua adalah menemani pasien untuk

memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut, mendengarkan

pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepi, menganjurkan pada

pasien untuk melakukan tekhnik relaksasi tarik napas dalam.

3.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan

gastritis akut adalah untuk diagnosa nyeri akut pada hari pertama

adalah pasein mengatakan masih nyeri perut, pasien nyaman diatur

posisi dalam posisi semifowler, dan pasien mampu melakukan

demontrasi relaksasi tarik napas dalam. Evaluasi pada hari kedua untuk

diagnosa nyeri akut adalah pasien mengatakan nyeri sudah mulai

berkurang tetapi sesekali maih terasa nyeri, pasien banyak beristirahat

dan apabila nyeri muncul pasien melakukan relaksasi tarik napas dalam.

Evaluasi pada hari ketiga pasien menyatakan nyeri dapat terkontrol

dan masalah sudah teratasi.

Evaluasi yang dilakukan oleh penulis dengan diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada hari


33

pertama adalah pasien mengatakan tidak sanggup makan, pasien hanya

mampu menghabiskan ¼ makanan porsi yang disediakan dan pasien

juga mengalami penurunan berat badan dalam 1 bulan ini sebanyak 2

kg. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada hari kedua pasien masih

merasa tidak sanggup makan, pasien hanya mampu menghabiskan ½

makanan porsi yang disediakan dan pasien berusaha makan sedikit –

sedikit tetapi sering. Evaluasi pada hari ketiga adalah pasien

menyatakan sudah sanggup makan dan mampu menghabiskn makanan

yang disediakan dan masalah sudah teratasi.

Evaluasi yang dilakukan oleh penulis dengan diagnosa ansietas

pada hari pertama adalah pasien mengatakan khawatir dengan kondisi

nya seperti ini, pasien ingin cepat pulang kerumah dan pasien tampak

gelisah. pasien tampak kooperatif dan mampu mengungkapkan

perasaanya secara terbuka serta pasien juga melakukan demontrasi

relakasi tarik napas dalam untuk mengurangi cemas yang dirasakannya.

Evaluasi pada hari kedua pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi,

pasien kooperatif dalam melakukan pengobatan dan masalah sudah

teratasi.

3.2. Pembahasan

3.2.1. Pengkajian

Pengkajian merupakan bagian dari proses keperawatan,

menduduki urutan pertama dari langkah dalam melakukan proses

keperawatan, agar dapat melakukan pengkajian dengan baik, maka


34

diperlukan pemahaman, latihan dan ketrampilan untuk mengenal

tanda serta gejala dari suatu gangguan aktual juga risiko yang

ditampilkan oleh pasien.

Dari hasil pengkajian perawat didapatkan data bahwa pasien

mengalami nyeri perut bagian bawah sebelah kanan, pasien tampak

memegang perut dan meringis. pemerikasan fisik yang dilakukan pada

bagian abdomen adalah pada pemeriksaan dengan palpasi terdapat

adanya nyeri tekan.

Hasil pengkajian juga didapatkan data faktor pencetus bahwa

pasien juga sering memakan mie, makan makanan yang pedas- pedas

dan sering minum kopi, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Mansjoer (2009) bahwa penyebab gastritis akut adalah Beberapa

makanan berbumbu termasuk cuka, lada, atau mustard, alkohol,

aspirin, steroid, dan asam empedu yang juga disebabkan oleh diet

yang tidak benar, makan yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau

makan makanan yang pedas dan terlalu banyak bumbu.

Menurut asumsi peneliti gejala yang dirasakan oleh pasien

yang paling utama adalah nyeri perut disebabkan karena pola makan

yang tidak teratur sehingga kerja saluran pencernaan meningkat serta

jenis makanan yang meransang perlu diperhatikan agar tidak merusak

lapisan lambung.

Hasil pengkajian perawat juga didapatkan bahwa pasien

mengatakan tidak sanggup makan, dan merasa mual. Pengertian mual


35

tersendiri adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan

seperti gelombang dibelakang tenggorokan, epigastrium atau abdomen

yang dapat menyebabkan dorongan atau kebutuhan untuk muntah

(NANDA, 2017).

Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Brunner

& Suddarth (2015) yaitu rasa terbakar di lambung dan akan menjadi

semakin parah ketika sedang makan, disusul dengan nyeri ulu hati,

mual dan sering muntah, tekanan darah menurun, pusing, keringat

dingin, nadi cepat, kadang berat badan menurun , disertai dengan

nasfu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik,

keluar keringat dingin. Selain itu perut akan terasa nyeri, pedih

(kembung dan sesak) di bagian atas perut (ulu hati), merasa lambung

sangat penuh ketika sehabis makan, sering sendawa bila keadaan

lapar, sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut.

Asumsi peneliti Mual muntah merupakan salah satu gejala

yang di alami oleh pasien dengan gastritis. Pasien yang mengalami

gejala ini tentu saja harus berusaha untuk tetap makan dan sebaiknya

pasien mendapatkan dorongan dari semua dukungan dan pertolongan

yang bisa diberikan sebisa mungkin untuk meningkatkan nafsu

makannya.

Hasil pengkajian lain didapatkan bahwa pasien mengatakan

khawatir akan kondisi yang dirasakannya saat ini, pasien tampak

gelisah, pasien terlihat letih dan tidak semangat, pasien juga


36

mengulang-ngulang kalimat yang sama dan selalu mengatakan ingin

pulang kerumah.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Wahyu (2011)

bahwa Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik

yang dapat meransang peningkatan produksi asam lambung, sehingga

jika seseorang mengalami stress bisa muncul kelainan dilambungnya.

3.2.2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang telah penulis

temukan dapan dirumuskan dignosa keperawatan yaitu masalah

keperawatan yang pertama yaitu nyeri akut. Diagnosa yang diangkat

oleh penulis nyeri akut sesuai dengan batasan karakteristik.

Nyeri akut adalah sensori yang tidak menyenangkan dan

pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial.

Nyeri akut dapat di ukur dengan menggunakan skala nyeri

(Wilkinson,2010).

Masalah keperawatan kedua adalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Data ini didukung oleh pasien

mengatakan tidak nafsu makan, dan merasa mual. Diagnosa yang

diangkat oleh penulis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh sesuai dengan batasan karakteristik. Masalah

keperawatan ketiga adalah ansietas. Perawat menegakkan diagnosa ini


37

berdasarkan Data di atas sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

NANDA (2017).

Menurut Wilkinson, dkk (2018) Adapun diagnosa keperawatan

yang dapat muncul pada pasien dengan gastritis akut berdasarkan

teeori yaitu nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan

tubuh, hipertermia dan intolerasi aktifitas. Pada kasus ini diagnosa

hipertermia tidak ditemukan karena pasien tidak mengalami

peningkatan suhu badan dan tubuhnya tidak teraba hangat. intoleransi

aktivitas juga tidak muncul karena pasien tidak mengalami kelemahan

dan tidak mempunyai masalah kardiovaskular.

3.2.3. Intervensi

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan

direncanakan kepada pasien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan

sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi (Potter &Perry, 2010).

Dalam intervensi ditulis sesuai dengan kriteria intervensi NIC dan

NOC. Kriteria hasil dengan diagnosa keperawatan nyeri akut adalah

nyeri dapat dikendalikan oleh pasien dan adanya laporan lisan terkait

penurunan skala nyeri.

Intervensi keperawatan untuk diagnosa nyeri akut adalah adalah

kaji karakteristik nyeri pasien, atur posisi pasien yang nyaman, ajarkan

pada pasien tekhnik relaksasi tarik napas dalam, dan ciptakan

lingkungan yang nyaman.


38

Intervensi keperawatan dengan diagnosa ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah pantau keadaan umum

pasien, kaji tanda-tanda vital pasien, timbang berat badan pasien,

sajikan makanan dalam keadaan yang hangat, anjurkan pada pasien

untuk makan sedikit tetapi sering dan kolaborasi dengan ahli gizi diet

yang sesuai dengan pasien.

Intervensi diagnosa ansietas gunakan pendekatan yang

menenangkan, jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur, temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

rasa takut, dengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien

untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepi, intruksikan

pada pasien untuk melakukan tekhnik relaksasi tarik napas dalam.

Menurut asumsi peneliti rencana keperawatan dibuat untuk pedoman

dalam melakukan implementasi kepada pasien dan mengatasi masalah

yang di alami oleh pasien.

3.2.4. Implementasi

Tindakan keperawatan perawat adalah mengakji skala nyeri

pasien, menanyakan pada pasien lokasi nyeri yang dirasakan oleh

pasien, memberikan penyuluhan kesehatan terkait nyeri kepada pasien

untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan melakukan terapi

relaksasi tarik napas dalam pada pasien serta berkolaborasi dengan

dokter dalam pemberian terapi analgesik (Wilkinson, 2010).


39

Adapun penelitian terkait yang dilakukan oleh Intan (2017)

tentang “Relaksasi Tarik Napas Dalam untuk Mengurangi Nyeri pada

Pasien dengan gastritis” hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

signifikan antara upaya penurunan nyeri dengan relaksasi tarik napas

dalam pada penderita gastritis.

Tindakan yang diberikan pada pasien dengan masalah

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi adalah dengan

mempertahankan nutrisi pada pasien dengan cara mempertahankan

asupan makanan. Untuk mengurangi mual muntah perawat

menganjurkan pada pasien untuk makan sedikit tetapi sering dan

menganjurkan untuk minum 30 menit sebelum dan sesudah makan.

Tujuan manajemen nutrisi secara umum adalah untuk menyediakan

makan yang cukup kalori dan protein, mengoreksi defisit nutrisi,

mencegah keadaan immunosupresi dan meminimalkan penurunan

berat badan (Noorwati, 2007).

Adapun penelitian terkait yang dilakukan oleh Ronasari, dkk

(2017) tentang “ hubungan pola makan dengan timbulnya gastritis

pada pasien di Universitas Muhammadiyah Malang Center (UMMC)”

dari hasil peneltian menunjukkan ada hubungan antar pola pola makan

dengan timbulnya gastritis pada pasien di UMCM.

Implementasi pada diagnosa ansietas adalah menggunakan

pendekatan yang menenangkan pada pasien, menjelaskan semua

prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur, menemani pasien


40

untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut,

mendengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepi, menganjurkan pada

pasien untuk melakukan tekhnik relaksasi tarik napas dalam.

3.2.5. Evaluasi

Hasil evaluasi pada diagnosa pertama Nyeri akut

menunjukkan bahwa selama hari rawatan dan pemberian terapi

relaksasi tarik napas dalam secara berulang. Pasien mengalami

penurunan skala nyeri secara bertahap. Perawat mengajarkan terapi

relaksasi tarik napas dalam pertama kali pada pasien, pasien belum

dapat merasakan efeknya. Setelah dilakukan rutin selama dua hari

pasien mengatakan bahwa telah merasa baikan, pasien mengatakan

nyeri tetapi tidak seperti sebelum mendapatkan terapi relaksasi tarik

napas dalam. Pasien mengalami penurunan skala nyeri dari 4 menjadi

2. Perawat juga memberikan penyuluhan kepada pasien agar dapat

melakukan terapi ini terus bersama keluarga.

Hasil evaluasi harian pada diagnosa kedua ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menunjukkan bahwa selama hari

rawatan dan pemberian tindakan keperawatan pada pasien, pasien

tidak mengalami penurunan berat badan, turgor kulit elastis, mual

muntah tidak ada lagi , pasien melakukan anjuran makan sedikit tetapi

sering dan pasien sudah mampu menghabiskan makanan dalam porsi


41

yang disediakan serta pasien juga sudah mengerti makanan yang perlu

dihindari bagi penderita gastritis..

Evaluasi pada diagnosa ketiga ansietas, setelah dilakukan

intervensi selama dua hari rawatan yaitu pasien menujukkan sudah

lebih baikan, tidak tampak gelisah lagi dan kooperatif menjalankan

pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai