pasien Nn. AZ dengan Gastritis akut yang dilaksanakan pada tanggal 13 sampai
keperawatan. Hasil pengkajian pada kasus ini diperoleh dengan cara anamnesa,
3.1.1 Pengkajian
Darurat Puskesmas Bandar Baru pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 20.15
WIB. Pasien mengatakan sakit perut, dengan skala nyeri 4, lokasi sakit
di bagian perut atas sebelah kiri, frekuensi sering, durasi sakit yang
3 kali, tidak sanggup makan dan badannya terasa lemas tidak mampu
pasien merasa cemas dan khawatir terhadap kondisinya saat ini, ingin
28
29
kg. Didapatkan data dari hasil pemeriksaan fisik bagian abdomen yang
jam sebelum makan), antasida syr 3xc1 dan paracetamol tab 3x1.
pada pasien tentang penyebab nyeri yang dirasakan oleh pasien, atur
posisi pasien yang nyaman, ajarkan pada pasien tekhnik relaksasi tarik
napas dalam, anjurkan pada pasien untuk istirahat yang cukup dan
hangat, anjurkan pada pasien untuk makan sedikit tetapi sering dan
rasa takut, dengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien
hari kedua tindakan yang dilakukan oleh penulis adalah mengkaji ulang
obat, pada hari ketiga penulis juga melakukan tindakan mengkaji ulang
makan sedikit tetapi sering dan berkolaborasi dengan ahli gizi diet yang
makan sedikit tetapi sering dan berkolaborasi dengan ahli gizi diet yang
gastritis akut adalah untuk diagnosa nyeri akut pada hari pertama
demontrasi relaksasi tarik napas dalam. Evaluasi pada hari kedua untuk
dan apabila nyeri muncul pasien melakukan relaksasi tarik napas dalam.
kg. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada hari kedua pasien masih
nya seperti ini, pasien ingin cepat pulang kerumah dan pasien tampak
Evaluasi pada hari kedua pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi,
teratasi.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Pengkajian
tanda serta gejala dari suatu gangguan aktual juga risiko yang
pasien juga sering memakan mie, makan makanan yang pedas- pedas
dan sering minum kopi, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
aspirin, steroid, dan asam empedu yang juga disebabkan oleh diet
yang tidak benar, makan yang terlalu banyak dan terlalu cepat atau
yang paling utama adalah nyeri perut disebabkan karena pola makan
lapisan lambung.
(NANDA, 2017).
Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Brunner
& Suddarth (2015) yaitu rasa terbakar di lambung dan akan menjadi
semakin parah ketika sedang makan, disusul dengan nyeri ulu hati,
nasfu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin. Selain itu perut akan terasa nyeri, pedih
(kembung dan sesak) di bagian atas perut (ulu hati), merasa lambung
lapar, sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut.
gejala ini tentu saja harus berusaha untuk tetap makan dan sebaiknya
makannya.
pulang kerumah.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Wahyu (2011)
(Wilkinson,2010).
NANDA (2017).
3.2.3. Intervensi
nyeri dapat dikendalikan oleh pasien dan adanya laporan lisan terkait
kaji karakteristik nyeri pasien, atur posisi pasien yang nyaman, ajarkan
untuk makan sedikit tetapi sering dan kolaborasi dengan ahli gizi diet
rasa takut, dengarkan pasien dengan penuh perhatian dan dorong pasien
3.2.4. Implementasi
dari hasil peneltian menunjukkan ada hubungan antar pola pola makan
3.2.5. Evaluasi
relaksasi tarik napas dalam pertama kali pada pasien, pasien belum
muntah tidak ada lagi , pasien melakukan anjuran makan sedikit tetapi
yang disediakan serta pasien juga sudah mengerti makanan yang perlu
pengobatan.