Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS PERTANIAN
Jl. Pembangunan No. 183 Garut

RKS / SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN
PENGEMBANGAN SARANA PERTANIAN
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERBENGKELAN
TAHUN ANGGARAN 2020

KONSULTAN PERENCANA
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS)

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Nama Kegiatan/ Pekerjaan :


Nama Kegiatan adalah PENGEMBANGAN SARANA PERTANIAN
Nama Pekerjaan adalah PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERBENGKELAN

1.2. Lokasi Pekerjaan :


Lokasi Pekerjaan yang dimaksud Item 1.1. Pasal ini adalah di STA Bayongbong
Jalan Raya Bayongbong-Garut Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut

1.3. Lingkup Pekerjaan Pemborongan :


A. Pekerjaan Persiapan Umum
B. Pekerjaan Struktur
I. Pekerjaan Galian Tanah dan Pondasi
II. Pekerjaan Struktur Beton
III. Pekerjaan Struktur Atap
C. Pekerjaan Arsitektur
I. Pekerjaan Pasangan Dinding
II. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
III. Pekerjaan Palfond
IV. Pekerjaan Lantai
V. Pekerjaan Pengecatan
VI. Pekerjaan Ornamen dan Huruf
D. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
I. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Amarteur
II. Pekerjaan Sanitasi

1.4. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT pekerjaan ini.
2. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT pekerjaan ini.
3. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Panitia
Pelelangan kepada Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/
Rapat Aanwijzing Pekejaan, Risalah Aanwijzing.
4. Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Konsultan Pengawas
pada waktu pekerjaan dilaksanakan.

PASAL 2
SITUASI

2.1. Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga
penawaran.

2.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.

2.3. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan


dilaksanakan.

1
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PASAL 3
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam cm dan
m, kecuali ukuran baja/ besi yang dinyatakan dalam Inc atau MM.

3.2. Permukaan atas lantai ubin (Peil  0,00) adalah 20 cm dari muka tanah
sekitarnya, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan/ kayu terentang 5/7 x 3 M yang diketam rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ke tanah asli sedalam 1 M, ukuran
penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong
dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dipelihara selama pelaksanaan.

3.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-
patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.

3.5. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) Orang Pembantu yang
paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukkan/ prima silang, tali busur
dan lainnya yang diperlukan.

PASAL 4
PEKERJAAN TANAH

4.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :


1. Penggalian pondasi
2. Urugan kembali bekas galian dan penimbunan
3. Pemadatan tanah bawah lantai

4.2. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan


1. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau
sampai tanah keras, apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung
yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
2. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum
3. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung
ke tempat yang direncanakan yang disetujui Direksi, sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan ke tempat yang
disetujui Direksi.

4.3. Harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat,
penimbunan dan pembuangan hasil galian.

2
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PASAL 5
PAPAN BOUWPLANK

5.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/ terentang diserut rata dan
terpasang waterpass dengan peil  0,00 m.
Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran 5/7 cm.
Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh iklim.

5.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.

5.3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib memintakan


pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Direksi.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI

6.1. Pondasi yang dipakai adalah : Pondasi plat setempat, dan pondasi lajur batu
kali.

1. Pondasi Plat
Pondasi plat seperti yang ditunjukan pada gambar kerja dipasang pada tiap-
tiap kolom selasar bangunan lantai I dan pada pondasi tangga.
Pada pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan
pada gambar kerja.
b) Setelah mencapai permukaan tanah, permukaan tanah dilapis pasir urug
setebal 7 cm dan dipadatkan, kemudian diatasnya diberi lapisan lantai
kerja setebal 3 cm dari bahan adukan 1 Pc : 3 Psr.
c) Pemasangan pembesian/penulangan besi plat seperti ditunjukan pada
gambar. Pelaksana/Kontraktor agar dengan cermat meneliti gambar kerja
dan memperoleh petunjuk Konsultan Pengawas.
d) Mortal beton menggunakan mutu beton, K-225, untuk agregat, air semen
dan persyaratan lain lihat pasal pekerjaan beton.

2. Pondasi Batu Kali


Pondasi batu kali terdiri dari pondasi lajur batu kali dan batu kali setempat
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan
pada gambar kerja
b) Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm ditimbris dan
disiram sampai kepadatan maksimum.
c) Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah setebal 15 cm ditimbris pasir
atau batu belah sehingga kokoh.
d) Material batu kali/belah yang keras bermutu baik tidak cacat dan tidak
retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan
terbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.
e) Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1 Pc : 5 Psr.
f) Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik lainnya.

3
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

6.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out titik as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui
Konsultan Pengawas.

6.3. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan


kedalaman, besaran, beban letak dan kondisi dasar galian.
Sebelum pemasangan pondasi dimulai, ijin dari Konsultan Pengawas mengenai
hal tersebut harus didapat secara tertulis.

6.4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke
sloof dan sporing pipa plumbing yang harus menembus pondasi.

6.5. Antara sloof dan pondasi batu kali menerus dipasang stek-stek besi  10 mm
berjarak minimal 1 m.

6.6. Karena adanya perbedaan ketinggian kontur tanah, pemborong harus


memperhatikan kedalaman terhadap tanah dasar/ tanah keras.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

7.1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :


1. Pasangan dinding bata 1/2 batu
2. Plesteran/ acian dinding bata
3. Plesteran/ afwerking permukaan beton

7.2. Bahan yang dipakai adalah :


1. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak,
maksimal belah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan
PUBBI 70. Dalam hal bata merah sulit didapat, pemborong dengan ijin tertulis
dari Direksi dapat mempergunakan bahan bangunan alternatif pengganti batu
bata atau dinding ferrocement (Simpai Wall).
2. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan
dipakai terlebih dulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.
3. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I. 8 type I menurut ASTM
dan memenuhi S 400 standard Portland Cement.
4. Keramik/ porselen warna, buatan dalam negeri, mutu yang baik sekualitas
Mulia.

7.3. Adukan/ Campuran


1. Adukan Trasraam 1 Pc : 3 Psr dilaksanakan untuk :
a) Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof diatas lantai pada
semua dinding yang berhubungan dengan air setinggi 160 cm.
b) Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta
tempat-tempat lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding
c) Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, saluran pasangan
trasraam, plint plesteran, afwerking permukaan beton dan seluruh
pasangan bata 1 Pc : 3 Psr tersebut diatas.

2. Adukan 1 Pc : 5 Psr dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang


tidak trasraam seperti tercantum di atas.

4
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

7.4. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah
vertikal maupun horizontal.
Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi  10 mm dari kolom,
pelaksanaan pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter
setiap hari.
Batu bata sebelum dipasangkan terlebih dahulu dibasahi air.
2. Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1 Pc : 3
Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik, kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang
plesteran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
3. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
4. Untuk plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam
5. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/ afwerking permukaan
beton perlu dikasarkan/ dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3
Psr dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik.
6. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

8.1. Lingkup Pekerjaan


1. Yang termasuk beton bertulang dalam pekerjaan ini adalah :
a) Pekerjaan pondasi plat
b) Pekerjaan sloof beton
c) Pekerjaan kolom struktur dan kolom praktis
d) Pekerjaan balok dan ringbalk termasuk balok lintel
e) Pekerjaan plat beton
2. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
a) Neut-neut dibawah kusen setinggi 10 cm
b) Rabat beton tumbuk

8.2. Bahan-bahan
1. Agregat Beton
a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wets System Stone Crusher.
b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm
d) System penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan
e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%.

2. Agregat Kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras
tidak berpori dan bentuk kubus.
b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampui 20% dari
jumlah berat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin Los Angeles
ASTM-C 131-55.
Gradasi :

5
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

Saringan Ukuran Lewat Saringan


1” 25,00 mm 100
3/4“ 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 - 25
No. 4 4,76 mm 0 - 100
3. Agregat Halus
a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir
Galunggung Tasikmalaya.
b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-
substansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala
jenis substansi tersebut lebih dari 5%
c) Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Untuk beton, pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras.
d) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi
kontaminasi yang tidak diinginkan.

Gradasi :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8” 9,000 mm 100
No. 4 4,760 mm 90 - 100
No. 8 2,380 mm 90 - 100
No. 16 0,190 mm 90 - 100
No. 30 0,595 mm 90 - 100
No. 50 0,297 mm 90 - 100
No. 100 0,149 mm 90 - 100
No. 200 0,074 mm 90 - 100
4. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8 Kontraktor
harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton.
Semen ini harus disimpan pada tempat kering dengan lantai terangkat, agar
terhindar dari air dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari
lapangan.
5. Pembesian/ Penulangan
a) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah.
b) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran
masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan
dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang dinyatakan
dalam gambar.
c) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok
tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan bahan
cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui pengawas.
d) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan harus
sesuai PBI 1971.

6
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

e) Pembuatan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan


gambar konstruksi.
f) Tulangan beton harus diikat kuat dengan kawat beton untuk menjamin
agar besi tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton/ beton
deking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
6. Besi Beton
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
perencana/ pengelola Kegiatan/ konsultan pengawas.
Direksi/ Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah besi tulangan
ditempat yang dianggap perlu sampai maksimum 5% dari tulangan yang ada
ditempat tersebut, meski tidak tertera dalam gambar struktur, tanpa biaya
tambahan.
7. Kawat Pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-
2.
8. Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2.
Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu
diperiksakan pada laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui
pengawas dan biaya sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan air atas biaya sendiri.
9. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZLITH 300 R atau setaraf. Additive yang mengandung Chloride atau nitrat
tidak boleh dipergunakan.

8.3. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan material test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton disyaratkan dapat tercapai.
Dari hasil test tersebut ditentukan oleh pengawas “Deviasi Standard” yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.

1. Pengecoran Beton.
a) Memberitahukan direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor
atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
b) Adukan beton tidak boleh dituangkan bila waktu sejak dicam-purnya air
pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 3
jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengelola Teknis/ Konsultan
Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan
sebagainya, harus mendapatkan persetujuan direksi.
d) Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.

7
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
e) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“Initial Set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran.
f) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 3 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
g) Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras
dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

2. Pemadatan Beton
a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalannya secukupnya
agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
b) Pelaksanaan penuangan serta penggetaran beton adalah sangat penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (Over Vibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
c) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
d) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
e) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih.

3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug dengan pasir padat setebal 10 s/d 15 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu BO
setebal 3 cm, dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dibawah konstruksi beton tersebut.

4. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu beton BO yang digunakan harus dari campuran 1
Pc : 3 Psr : 5 Krl dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar
dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.

5. Slump (Kekentalan Beton)


Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-
1971 adalah sebagai berikut :

Jenis Konstruksi Slump/Max (Cm) Min (Cm)


- Plat, Kolom dan Balok 15 7,5
- Pondasi Telapak 12,5 5,0

bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh melebihi 15,0 cm.

8
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

6. Penyambungan Beton dan Construction Joint


a) Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/ dikasarkan
dan diberi bahan bonding agent seperti : EMAGG CALBOND atau
sejenisnya yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan
yang baru.
b) Rencana/ Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penye-lesaian
satu struktur secara menyeluruh.
c) Dalam schedule tersebut direksi akan memberikan persetujuan dimana
letak construction joint tersebut. Dalam keadaan mendesak direksi dapat
merubah letak construction joint tersebut.
d) Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang
padat serta dengan menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah
2 jam atau kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
e) Bila pada sambungan beton/ coran timbul retak atau bocor perbaikan
dilakukan dengan Concresive SGP Process.

7. Pengujian Kekuatan Beton


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m³ beton harus
dibuat 1 benda uji. Benda uji harus diperiksa kekuatan tekannya di
laboratorium yang disetujui pengawas dan biasanya ketentuan PBI-1971
harus dipenuhi. Mutu beton yang disyaratkan adalah K-225.

8. Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan Core Drilling untuk meyakinkan
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan PBI-1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan benda uji maupun pemeriksaan
lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

8.4. Cetakan Beton


1. Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan norma-lisasi
dibawah ini :
- NI - 2 - 1971
- NI - 3 - 1970

2. Bahan-bahan
a) Bahan pelepas acuan (Releasing Agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
b) Cetakan untuk beton cor ditempat, biasa bahan cetakan harus dibuat dari
kayu terentang kelas II yang cukup kering, tebal dan keras dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan frame work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, serta untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
c) Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
d) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari
hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.

9
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

e) Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.


Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan
dengan permukaan yang halus dan rata.
f) Sebelum beton dituangkan, konstruksi cetakan harus diteliti untuk
memastikan bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih
dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.
g) Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperda-gangkan
(form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaan
agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi dan beton.
h) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi
penyerapan air beton yang baru dituangkan.
i) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Balok Tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat Lantai 21 Hari
Dengan persetujuan Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas cetakan
beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan
75% dari kekuatan pada umur 21 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Pengelola Teknis/ Konsultan Pengawas
sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/ membebaskan
tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-
hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.
j) Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam
dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan
pengurugan tanah kembali.

3. Hasil Pengecoran dan Finishing


a) Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa
cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
b) Permukaan beton yang akan difinishing dengan cat, tidak akan diplester
lagi tetapi langsung diberi plamur dan cat.
c) Pengecatan dapat dilaksanakan setelah pengawas memeriksa dan
menyatakan persetujuannya.

8.5. Lantai Beton Rabat


Beton rabat menggunakan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan ketebalan
sesuai gambar kerja, dibawah rabat beton supaya diurug pasir dengan ketebalan
sesuai gambar dan tanah tersebut harus dipadatkan terlebih dahulu lapis demi
lapis dengan mesin Stamper.

10
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI

9.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1. Lantai Keramik 30 x 30 cm
2. Lantai rabat beton

9.2. Bahan/ Material

1. Lantai keramik 30x30 cm muka kasar (anti slip) sekualitas Roman tidak cacat
dan rata digunakan untuk seluruh ruangan dalam bangunan.

2. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong mengajukan contoh


terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi, bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.

3. Semua ubin keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.

9.3. Adukan
1. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 5 Psr dipakai untuk pemasangan lantai
ubin keramik dalam ketebalan aduk maksimal 3 cm.
2. Lantai kerja dibawah pasangan keramik 30x30 cm dengan adukan 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl dengan ketebalan minimal 5 cm.
3. Lantai beton rabat memakai adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl

9.4. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pemasangan lantai ubin diatas lantai kerja t=7 cm, terlebih dahulu diteliti
kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan pada peil yang
ditentukan.

2. Semua ubin keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air,
pengisian siar-siar harus cukup merata dan padat setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan dengan air semen.

3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak,
turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong,
lantai yang sudah terpasang dipel dan dibersihkan.

4. Lantai rabat beton dipasang diatas pasir urug tebal 5 cm, satu elemen dengan
elemen lainnya harus dipisah, ketebalan rabat beton minimal 7 cm difinish
dengan pukulan sapu lidi.

11
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PASAL 10
PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP BAJA RINGAN

11.1. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok
tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat
sambung, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait sampai ke lokasi
proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja
ringan sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
2. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur
overhang (jika ada), dan batang pengaku / bracing. Yang dimaksud dengan
pengaku / bracing meliputi:
• Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai hot–dipped
Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
• Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped Galvanised
Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
• Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing / cross brace)
memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

11.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan adalah baja high
tensile strength hot-dipped galvanized steel G550 (minimum yield strength
550 MPa) sekualitas PRYDA sebagai berikut:
• Batang utama (chord) memakai hot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z 08
(tebal 0,8 mm) atau 74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z 10 (tebal 1
mm)
• Web memakai hot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal 0,8 mm)
atau 65x26 C 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08 (tebal 0,8 mm) atau
75x40 W 10 (tebal 1 mm)
2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok tembok)
adalah juga high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550
sebagai berikut:
• Reng memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
• Batang-batang pengaku (bracing) memakai hot–dipped Galvanised Steel
35x27 B 50 (tebal 0,5 mm).
• Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari profil hot–
dipped Galvanised Steel 75x40 W 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08
(tebal 0,8 mm)
3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan adalah sekrup khusus
yaitu sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang sesuai dengan
persyaratan pada “Screws – Self Drilling – for The Building and Construction
Industries” (Australian Standard 3566).
4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk menahan
beban vertikal dan horisontal dengan Multigrip (MG), dengan bahan
Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 MPa dan Design Tensile
Strength 150 MPa.
5. Pelapisan (coating) anti karat menggunakan hot–dipped Galvanized coating
Z22 (220 gram/m2) yang sesuai dengan “Specification for Pre-Fabricated
Cold-Formed Steel Roof Trusses” (JKR-Malaysia 20600-0022-2001), dan

12
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

“Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)” (American Society


for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 / A1003M-05)

11.3. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan
komputer menggunakan software Roof dan sesuai dengan Truss System’s
Standards and Specifications.
2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi
kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan /
disediakan / dikerjakan.
4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ringan dilakukan di workshop dan
dilaksanakan dengan mesin rakit / jig
5. Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop maupun
instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtighten.
6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui
7. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan
pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi
perletakan kuda-kuda.
8. Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda
tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada
saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel
pada bagian dari kuda-kuda.
9. Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi
maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun
persetujuan dari direksi.
10. Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan penutup
atap, agar dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin.
Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda-kuda tiba di lokasi proyek.

PASAL 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1. Bahan Penutup Atap

1. Atap motif asbes gelombang dengan bahan bitumen sekualitas Onduline


Atap jenis ini dipasang pada seluruh atap bangunan.
Pada pelaksanaannya harus memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Bahan penutup memiliki kualitas baik dan memenuhi persyaratan PUBB
1971.
b) Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, tidak rata dan berombak
harus diperbaiki atas biaya pemborong.

13
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

12.2. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang
berat dan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan kepada pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Perencana.
Semua perubahan-perubahan ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang.

12.3. Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing,


fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan semua bagian-bagian penutup
atap.

12.4. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu
pabrik. Sebelum dipesan/ dikirim ke lokasi pekerjaan pemborong terlebih dahulu
mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.

12.5. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek kemiringan dan
kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang rata.

12.6. Spesifikasi material

- Material : Selusa Bitumen


- Panjang : 200 cm
- Lebar : 95 cm
- Ketebalan : 0.3 cm
- Tinggi gelombang : 3.8 cm
- Berat : 6.5 kg (3.42 kg / m2)
- Carbon Footprint : 4Kg eq CO/m2
- warna : Brown

PASAL 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

13.1. Pekerjaan Rangka Langit-langit dan Penutupnya.


Lingkup pekerjaan
a. Rangka plafond
b. Penutup plafond

13.2. Persyaratan Bahan dan Teknis


1. Rangka plafond bagian dalam menggunakan rangka Besi Hollow dengan
kualitas baik, ukuran besi hollow yang digunakan adalah 5x4 cm untuk rangka
utama dan 4x4 cm untuk rangka pembagi.
2. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja
strip, klem kabel, dan angker, harus memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam pasal pekerjaan metal dibuku RKS ini.
3. Panel Gypsum Board
• Mempunyai standard SII
• Ukuran panel 60x120 cm atau sesuai gambar kerja
• Tebal panel 9 mm
• Bahan yang akan dipakai harus siku pada sudut-sudutnya, permukaan
rata tidak bergelombang, tidak ada tojolan atau lekukan, dan bebas dari
cacat, noda dan pecah.
• Merk sekualitas “Jaya Board”

14
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

• Digunakan untuk ruangan dalam saja


4. Panel GRC digunakan untuk rambu atap atau bagian luar bangunan
5. Penutup plafond yang dipasang harus dalam keadaan baik dan tanpa cacat
atau noda lainnya (air, minyak, dan kotoran lainnya).
6. Rangka plafond bagian luar menggunakan rangka besi Hollow dengan
kualitas baik, ukuran besi hollow yang digunakan adalah 5x4 cm untuk rangka
utama dan 4x4 cm untuk rangka pembagi
7. Penutup plafond bagian luar menggunakan bahan Spanrell Zinkallum ukuran
100x100 cm penutup plafond yang dipasang harus dalam keadaan baik dan
tanpa cacat atau noda lainnya (air, minyak, dan kotoran lainnnya).
8. Pada tempat-tempat pertemuan dengan dinding, kolom bagia ruang dalam
dipasang list siku 4x6 cm dari bahan Gypsum

13.3. Persyaratan pelaksanaan

1. Sebelum pelaksanaan kontraktor wajib memeriksa dengan seksama gambar


kerja dan memerksa keadaan ditempat pekerjaan yang akan dilaksanakan
serta mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal,
Mekanikal, dan Sanitasi, terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
− Armatur, “Intake” dan “Exhause” Grille dari Ducting
− Intercom, pengabelan dan pemipaan. Dan instalasi-instalsai lain
− Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana
langit-langit, maka kontraktor harus menelitai gambar kerja disiplin yang
bersangkutan
− Bila tidak didapatkan kejelasan, kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas / Direksi, untuk mendapatkan keputusan yang
harus dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada dibawah petunjuk
dan pengarahan dari Konsultan Pengawas / Direksi
− Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari
bahan dan material, prosedur dan pelaksanaan dari pabrik pembuat,
selain mengikuti gmbar kerja dan buku spesifikasi ini.
2. Pekerjaan rangka plafond dan penutup plafond dari bahan besi hollow dan
Gypsum harus memenuhi persyaratan pelaksanaan seperti terurai pada bab
pekerjaan metal / logam pada buku ini
3. Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka
plafond disetujui oleh Konsulta Pengawas /.Direksi
4. Pemasangan “Spanrell” dibuat menggunakan naat, antar panel satu dengan
yang lainnya atau sesuai dengan gambar kerja
5. Bahan untuk list plafond yang dipakai adalah profil Gypsum, sedangkan
bahan untuk semua kayu list plafond yang dipakai adalah kayu Kamper
Samarinda semua bahan harus memenuhi persyaratan
6. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan jarak
pemakuan maksimum 20 cm, berselimg diantara pemakuan langit-langit.
Lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul, kemudian diratakan
dengan permukaan memakai hampelas halus
7. Setiap pertemuan sudut harus diadu manis. Setiap perselingan dan
pertemuan harus tegak lurus dan rapi.
8. Disyaratkan tidak ada sambungan sepanjang kayu / Gypsum utuh yaitu
minimal 300 cm.

PASAL 14
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA

15
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

14.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini meliputi:
a. Pekerjaan pintu dan jendela alumunium (kusen, rangka jendela, rangka
pintu, daun jendela dan daun pintu)
b. Dan pekerjaan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar kerja

14.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan alumunium harus memenuhi persyaratan tebal dan lebar yang
disyaratkan yaitu dengan tebal minimum 2,5 mm dan lebar 4” natural.
b. Semua kusen pintu, jendela terbuat daari bahan alumunium dengan kualitas
baik setara YKK. Ukuran alumunium yang digunakan adalah kusen tebal
min. 2,5 mm dan lebar 4” dan rangka daun pintu dan jendela yang
merupakan ukuran jadi, serta type kusen sesuai dengan gambar rencana.

14.3. Persyaratan Teknis dan Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar shop drawing.
b. Tipe pintu dan jendela yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipeyang
tertera dalam gambar dengan memperhatikan ukuran,bentuk profil, material,
detail arah bukaan,dan lain-lain dengan petunjuk sebagai berikut:
c. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu,jendela, bouvenlight,
yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
• Disyaratkan dipasang angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen
dan jendela dan bouvenlight, minimal3 (tiga) buah untuk kusen pintu
dan masing-masing kusen terluar. Ukuran dan jarak penempatan
sesuai dengan gambar kerja atau menurut petunjuk dari direksi.
• Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi sebelah luar pada dua
batang kusen vertikal dan sebuah batang kusen bagian bawah; untuk
kusen pintu, jendela, maupun bouvenlight.
• Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus benar-benar
tegak lurus, kokoh dan tidak dapat digerak-gerakan, serta
pengerjaannya harus rapi. Sesuai gambar kerja atau petunjuk
konsultan pengawas/direksi.
d. Pekerjaan kusen pintu jendela dan alumunium dan kaca: bentuk profil yang
dipakai untuk kusen,frame pintu dan jendela adalah:
• Pembuatan kusen alumunium harus dipesan/dilakukan oleh pabrik
pembuat berdasarkan detail-detail standar.
• Kusen alumunium sebelum dipasang, terlebih dahulu telah dicat
pabrik/ tidak luntur, kemudian dilindungi agar tidak rusak.
• Pemasangan kaca harus sedemikian hingga tidak akan pecah pada
waktu mengembang. Kaca harus terpasang dengan kokoh, tidak
dapat digerakan dan rapi.
e. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk,tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar
kerja, ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lainnya akibat
kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam gambar pelelangan;dan atau
perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti
hingga disetujui konsultan Pengawas/direksi. Perbaikan, perubahan, dan
penggantian harus dilaksanakan atas biaya kontraktor dan tidak dapat
dklaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.
f. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu diajukan kepada konsultan
pengawas/direksi untuk mendapatkan peersetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan

16
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan


pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagaio pekerjaan kurang.
g. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah dipasang harus
segera dilindungi terhadappengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi
syarat.

PASAL 15
PEKERJAAN GANTUNGAN

15.1. Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan sistem penguncian
ganda (double slaag ) setara merk SES/UNION panjang 20 cm/8.
15.2. Untuk pintu dua daun dan pintu baja pada sisi salah satu daun pintunya dipasang
sloot tanam (atas bawah ) panjang 25 cm produksi dalam negeri SII.

15.3. Setiap daun jendela dilengkapi dengan rambucis dan hak angin type kait
sebanyak satu buah yang dipasang pada bagian tengah daun jendela. Sloot dan
hak angin yang digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas baik (SII).

15.4. Engsel/penggantung daun pintu menggunakan engsel cabut sekualitas patron


ukuran 10 cm sebanyak 3 ( buah ) untuk setiap daun pintu.Sedangkan
penggantung daun jendela menggunakan engsel kupu-kupu ukuran 5 cm dengan
ketebalan 1,2 mm sebanyak 2 (dua ) buah untuk setiap daun jendela. Seluruh
engsel yang digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas baik (SII).

15.5. Semua hardware kunci gantungan, engsel harus diberi pelumas agar berfungsi
baik dan semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan direksi /
pengawas. Bila kunci dan alat penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi
harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.

PASAL 16
PEKERJAAN KACA

16.1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kaca kualitas baik
sekualitas Asahi Mas, rata dan tidak bergelembung, dengan ketentuan kuat
menahan beban angin minimal sampai 40 kg/ m².

16.2. Penggunaan kaca bening adalah :


1. Kaca tebal 5 mm digunakan pada jendela-jendela bagian bawah dan atas
pada daun jendela/ bouvenlich.
2. Satu dan lain hal dilaksanakan sesuai gambar kerja

16.3. Pemasangan kaca harus tepat masuk pada rangkanya, diberi kelonggaran
sedikit sehingga pada waktu kaca/ rangkanya menyusut kacanya tidak pecah.
Setiap pemasangan kaca harus diberi list sesuai gambar detail dan didempul
sesuai dengan penyelesaian cat/ plitur yang dipakai.

17
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

16.4. Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih
dan kokoh, tidak menimbulkan bunyi pada waktu menerima getaran atau tiupan
angin.

16.5. Setelah dipasang kaca harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada
goresan diganti.

PASAL 17
PEKERJAAN PENGECATAN

17.1. Pengecatan Tembok dan Langit-langit


1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan
beton yang tidak dilindungi bahan lain, ring balk dan langit-langit.
2. Cat tembok yang digunakan adalah Sanlex, semua contoh cat terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamur atau didempul
dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga licin
dan rata, pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari Direksi.
4. Khusus pendempulan langit-langit untuk dicat harus dijaga terhadap neut
yang telah terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
5. Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.
6. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah-pecah serta masih tipis
harus diulangi dan diperbaiki atas biaya pemborong.

PASAL 18
PEKERJAAN SANITAIR

18.1. Lingkup Pekerjaan :


1. Saluran pembuangan air hujan

18.2. Persyaratan Umum :


1. Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia
diantaranya :
a) Pedoman plumbing Indonesia 1979

18.3. Persyaratan Bahan dan Persyaratan Pelaksanaan :

1. Pipa-pipa :
a) Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW
(Heavy Duty) seri S 12,5 memenuhi standar SII, berasal dari pabrik yang
sama. Produk setara Maspion , ukuran sesuai gambar kerja.

PASAL 19

18
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

19.1. Lingkup Pekerjaan

Yang diartikan didalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari
pengadaan, pemasangan , pengujian , percobaan dan pemeliharaan instalasi
serta sistemnya yang tergambar serta tertulis dalam spesifikasi teknis dan
gambar dokumen lelang.

Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
seluruh peralatan dan Accessories yang mungkin sacara detail tidak
tergambarkan atau tidak tersepesifikasikan sempurna namun merupakan
hamparan dari instalasi ini sebagai suatu yang bekerja / operasi dengan baik .

Paket pekerjaan ini diperinci secara umum meliputi pengadaan , pemasangan ,


percobaan dan pemeliharaan instalasi daya dan penerangan dalam bangunan,
yang meliputi :

1. Distribusi kabel / non kabel dari panel distribusi (MDP) ke panel-panel


distribusi penerangan dan daya dalam bangunan.
2. Instalasi kabel / non kabel dari panel daya ke mesin-mesin dalam bangunan
bengkel.
3. Instalasi kabel dan non kabel dari panel-panel distribusi sampai terminal
lampu-lampu / fixtures saklar stop kontak dll, dalam bangunan bengkel
maupun kantor.
4. Fixtures lampu ; fitting ; dudukan penggantung dan seluruh komponen yang
diperlukan
5. Pengadaan dan pemasangan panel-panel distribusi lengkap dengan
pentanahan; penunjang; rangka; dudukan lain-lain.
6. Sistem pengentantanahan/grounding baik yang dibawah tanah maupun yang
diatas tanah.
7. Accessories lain yang diperlukan oleh sistem instalasi penerangan dan daya
untuk bisa dipasang dan bekerja dengan baik.

19.2. Penjelasan Sistem

1. Power Supply
Tegangan utama sistem distribusi listrik 380/220 Volt, 3 , 50 Hz , disupply
oleh PLN melalui Panel MDP.

2. Instalasi Penerangan
Pada dasarnya penerangan untuk bangunan kantor dan bengkel supply
dayanya dari masing-masing panel yang ada dalam bangunan, untuk
menghidupkan atau mematikan lampu dapat dilakukan dengan memfungsikan
saklar tunggal/saklar seri yang ada pada bangunan tersebut.

3. Instalasi di Udara
Semua instalasi penerangan/daya yang berada di udara, dipasang diatas
kabel tray/trench cable atau pada rangka kap bangunan.
Kabel-kabel untuk instalasi penerangan/daya dari panel menuju ke fiting
lampu/fixtures melalui rak kabel vertikal, kabel tray dan dimasukan dalam
conduit/pipa atau seperti yang tertera pada gambar.

19
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

4. Panel Board
a) Konstruksi
Semua panel penerangan dan daya harus diperkuat dengan rangka
utama, penggunaan rangka tambahan/rangka sekunder untuk
penerangan peralatan dan kemudahan pemasangan peralatan adalah
diperlukan dan disesuaikan, kemudian pada dinding samping panel harus
dilengkapi dengan ventilasi yang harus dibuat dengan cara punch dan
rapi, untuk bagian depan panel harus dilengkapi dengan pintu, handle
dan kunci panel. Seluruh rangka panel dan pintu harus dibuat dengan
menggunakan plat minimum 1,7 mm kemudian seluruhnya diberi cat
dasar/primer coat dan diberi pelapis cat akhir.

b) Accecoris Panel
Jika dalam pemasangan komponen panel diperlukan rel/busbar,
hendaknya rel/busbar harus terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran
sesuai dengan kemampuan arus’ 150 % dari arus perubahan terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 1987(daftar
no.630/PUIL 1987) dan harus tahan terhadap gaya elektro mekanikal
akibat hubungan singkat, kemudian semua rel harus dicat sesuai urutan
phase dan dipegang oleh bahan isolator kerangka panel. Untuk semua
terminal pencabangan harus diberi lapis tembaga(vertin) dan diskrup
dengan menggunakan mur baud ring dari bahan tembaga. Apabila
incoming/ outgoing feeder yang menuju ke satu terminal terdiri atas
beberapa buah kabel , maka tidak diperkenankan menunjuk lebih dari
satu buah sepatu kabel. Rel utama RST Netral dan pentanahan harus
sesuai dengan PUIL 1978.

c) Pentanahan/Grounding
Panel harus dilengkapi dengan busbar pentanahan/grounding dari bahan
tembaga dan diberi cat kuning/hijau, rangka panel harus terhubung
secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanamkan melalui elektroda
pentanahan.

d) Dudukan, Pondasi, Rangka Pemegang


Panel harus dilengkapi dengan dudukan, baik itu berupa pondasi
pasangan bata/beton atau rangka besi atau dudukan lainnya yang sesuai
dan disetujui. Pondasi/dudukan adalah termasuk dalam lingkungan
pekerjaan ini.

5. Kabel
a) Instalasi Umum
Untuk instalasi pada Bangunan di atas digunakan kabel type NYA, NYM
dan NYY. Rating tegangan 0,6/ 1 KV sesuai disebutkan pada gambar.
Sedangkan untuk kabel Feeder dari PLN menggunakan kabel NYFGBY
dengan Patris tegangan 6/20 KV.
b) Sepatu Kabel
Semua inti kabel diatas 4 mm². Dihubungkan ke terminal harus
menggunakan sepatu kabel sampai dengan penampang 6 mm2
menggunakan “silver plated eroper cable lugs”. Sedang mulai penampang
10 mm² menggunakan “flattimmed cable lugs”.
Hubungan sepatu-sepatu dengan kabel dilakukan dengan jalan tekan
pressed. Setiap akhiran isolasi dari pada kabel-kabel di atas 6 mm² harus
dirapikan dan diikat dengan benang linen.

20
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

c) Klem Kabel
Setiap kabel di klem pada rak kabel tray setiap jarak 1 m, kecuali
disebutkan lain pada gambar. Kalau terdapat beberapa macan ukuran
kabel dan akan menggunakan satu klem, maka diperkenankan
menggunakan bahan tambahan/pembatu agar semua kabel dapat dijepit
oleh satu buah klem tersebut.

d) Sambungan Kabel
Khusus untuk kabel-kabel feeder tidak diperkenankan adanya
sambungan kabel. Semua kabel ditarik penuh dari terminal panel
langsung ke terminal panel.

e) Peralatan Listrik
Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (Rated
Voltage). Minimal 600 V 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.

I Switcher (Load Break Switch) pisau, menggunakan Rotary Switch


dengan pemasangan pada base plate 3 phase 4 Puil.

II Fuse (and frame) Rated Voltage 500 Volt


- Rated fuse, untuk fuse lebih kecil dari 63 amp menggunakan diazed
type dan dari type quick response fuses.

- Untuk arus besar mulai 63 amp menggunakan HRC fuse (NH fuse)
Rated Breaking capacity 1000 KA minimal. Apabila pada gambar
disebutkan pengguanaan miniaturs circuit breaker, maka harus
dipasang dari type yang mempunyai instantaneous tripping value
sebesar dua belas (12) kali arus in (model G breakers).

- Contactor (Rated Voltage 500 Volt), coil beroperasi dengan


tegangan 220 Volt.
f) Jalan Kabel
Kalau tidak disebutkan lain, maka untuk panel-panel ini kabel-kabel
incoming maupun out going itu arahnya dari atas, namun arah dari
bawahpun harus dimungkinkan. Lainnya atau ke peralatan, kecuali
disebutkan lain pada gambar.

6. Fixtures Lampu

a) Flourescent Lamp
I. Armatur harus dari bahan plat minimal 0,7 mm, semua komponen
listrik berada di dalam (built in) lengkap dengan reflektor, seluruh
rumahan harus dilapisi car dasar serta diberi lapisan cat akhir
berwarna putih. Pengecatan dengan cara store enameld (bake
enamelled/car bakar), armatur harus lengkap dengan rangka
dudukan/gantungan.
II. Type Flourescent Lamp/TL
- TL 1x36 W surface montade type TKI
- Flourescent tube type standar untuk lampu-lampu didaerah kantor,
Flourescent tube dengan type warna putih/white.
- Balast, dengan memakai bahan dari bahan polyster ( untuk TL
dengan 2 lampu disusun / digunakan Twin lamp balast anti
stroboscopic . Rated Voltage 220 Volt balast harus dilengkapi

21
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

dengan counection terminal dan rugi/ losses balast tidak lebih dari
40 watt. Losses max 11 watt.
- Capacitor, untuk semua lampu-lampu flourescent disyaratkan
bahwa power faktor harus mencapai paling kurang 0,85 s/d 0,95
untuk itu akan dilakukan pengecualian di lapangan , caranya
dengan menggunakan kapasitor secukupnya dengan rated voltage
220 volt.
- Lampu halders dan sockets ,
Rating lock lamp holder/ fitting, dengan atau tanpa stater socket yang
disempurnakan dengan rumahan yang disempurnakan.

b) Armature Mercury
Armature “ Build in type” electrical connetion, balast, capacitor semua
terpasang dalam rumahan yang identic dengan armature untuk high
pressure mercury, rumah dari armature tersebut dari bahan last
alumunium ratting voltage 220 volt housing frame untuk 220 watt.
Konstruksi rumahan / housing sedemikian rupa adalah kuat, kokoh serta
dapat dengan mudah dibuka untuk maintenace, rumahan dilengkapi
dengan sarana accessories agar mudah / dapat dipasangkan pada tiang
lampu.

7. Instalasi
a) Instalasi Umum
Insatalasi umum menggunakan kabel NYA, NYM dan NYY, kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi , maka semua kabel yang keluar/ masuk
harus dimasukkan ke dalam conduit besi/pipa kabel instalasi feeder
utamanya pada cabel tray tidak perlu dimasukkan ke dalam konduit/ pipa.
Konduit kabel harus diklem dengan rapih pada jaeak 1 meter kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi / gambar, untuk mencegah luka pada
isolasi kabel . Sewaktu-waktu ditarik maka setiap pipa dan jalan masuk
kabel ke panel / terminal box/doos/ fixtures dan lain-lain harus dilengkapi
dengan pengakhiran berupa kabel gland atau semacamnya.
b) Ukuran terkecil adalah penampang 2,5 m² khusus untuk kabel-kabel
yang dipasang pada besi baja C . Rangka kap atau pada cable tray maka
kabel harus disusun rapih mendatar tidak boleh bertumpuk kemudian di
klem yang rapih sehingga tidak akan terlihat dari bawah.
d) kanal penggantung dan perlengkapan lain termsuk dalam pekerjaan ini
sehingga fixtures instalasi dapat terpasang baik dan rapih, canal
penggantung di gantung pada rangka gording sesuai dengan gambar
selain itu terdapat baja pengkait tertentu horizontal antar kanal /
sambungan kanal C.
e) Dalam Instalasi tidak dipergunakan adanya sambungan pada kabel
feeder antar panel sedangkan untuk instalasi penerangan/ stop kontak
maka prinsip instalasinya adalah point to point connection, pengertiannya
adalah bahwa semua sambungan / koneksi banyak dilakukan pada
terminal peralatan , hal ini untuk mencapai dan mengurangi kemungkinan
gangguan yang disebabkan oleh losses contact, ataupun impedansi
besar pada sambungan.
Untuk instalasi penerangan dan stop kontak yang panjang dan berbelok-
belok maka tetap harus ditarik tanpa perlu adanya penyambungan pada
kabel, pemutusan / penyambungan kabel yang dilakukan harus di dalam

22
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

terminal box/ T doos dan dalam penyambungan tersebut harus


diperhatikan hal-hal sbb :
- konduktor harus disambung dengan putaran yang baik dan harus
kokoh.
- Setelah dilakukan sambungan yang baik dengan putaran yang baik
dan kokoh maka perlu dilapisi lagi dengan tape PVC/ Isolasi.
- Sambungan harus ditutup dengan jenis lost atau connection cup yang
baik.
Semua pemasangan peralatan seperti kabel, panel fixture dan lain-lain
harus di pasang dengan baik, kokoh dan secara estetika baik.

19.3. Persyaratan Bahan/Material

1. Syarat Bahan
Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-
material yang dipasang haruslah dari produk terbaru. Untuk material-material
yang tersebut dibawah ini maka pemberi tugas harus dijamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru serta dalam jangka waktu tertentu dinyatakan
masih ada stok dengan jelas menunjukan surat order pengiriman barang
tersebut dari dealer/agen/pabrik.

a) Peralatan panel = Swicth, MCB, MCCB, FUSE CONTACTOR dll.


b) Peralatan lampu = Armatur, Tubelamp,Balast, Capasitor dll.
c) Kabel = Kabel NYA, NYM, NYY, BC, Rel cooper dar
NYFGBY.

2. Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, dan kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu lelang/dalam surat penawaran

PASAL 20
PEKERJAAN ORNAMEN EKSTERIOR

20.1. Untuk pekerjaan Allumunium Composite Panel (ACP) menggunakan bahan


sekualitas SEVEN khusus eksterior dengan rangka besi Hollo.
20.2. Untuk pekerjaan Kisi-kisi hollow List menggunakan besi Hollow 40x40x0,9mm
dan 20x40x0,9 mm dengan finishing cat warna hitam, atau untuk warna di
kordinasikan terlebih dahulu dengan pengawas dan PPK.
20.3. Untuk pekerjaan huruf dan logo menggunakan bahan acrylic dengan dibentuk
menjadi huruf box dan diberi lampu led jadi menyala. Model huruf disesuaikan
dengan gambar perencanaan, adapun untuk warna di kordinasikan terlebih
dahulu dengan pengawas dan PPK.

23
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN

PASAL 21
PEKERJAAN LAIN-LAIN

21.1 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas pemborong diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :
1. Pembuatan Izin Bangunan (IMB) dari Pemda setempat. Surat IMB ini harus
sudah diserahkan kepada Pemimpin Kegiatan sebelum serah terima pekerjaan
pertama
21.2 Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari Kegiatan.
21.3 Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pemborong
untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin
21.4 Pemborong wajib menyerahkan barang penutup atap/ genting sebanyak kurang
lebih 100 buah kepada Kegiatan sebagai cadangan. Bahan tersebut harus
diserahkan sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan ke II.
21.5 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penye-rahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar sempurna.
21.6 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing)

24

Anda mungkin juga menyukai