DINAS PERTANIAN
Jl. Pembangunan No. 183 Garut
KEGIATAN
PENGEMBANGAN SARANA PERTANIAN
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERBENGKELAN
TAHUN ANGGARAN 2020
KONSULTAN PERENCANA
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 2
SITUASI
2.1. Pemborong wajib meneliti situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh terhadap harga
penawaran.
2.2. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
1
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 3
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
3.1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar rencana dinyatakan dalam cm dan
m, kecuali ukuran baja/ besi yang dinyatakan dalam Inc atau MM.
3.2. Permukaan atas lantai ubin (Peil 0,00) adalah 20 cm dari muka tanah
sekitarnya, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.
3.3. Ukuran penduga dibuat dari papan/ kayu terentang 5/7 x 3 M yang diketam rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam ke tanah asli sedalam 1 M, ukuran
penduga tersebut merupakan titik ikat tetap yang harus dibuat pemborong
dibawah pengamatan Direksi Lapangan dan dipelihara selama pelaksanaan.
3.4. Ketentuan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi dengan patok-
patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya.
3.5. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) Orang Pembantu yang
paham dalam pengukuran, penyipat datar, penunjukkan/ prima silang, tali busur
dan lainnya yang diperlukan.
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH
4.3. Harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat,
penimbunan dan pembuangan hasil galian.
2
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 5
PAPAN BOUWPLANK
5.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/ terentang diserut rata dan
terpasang waterpass dengan peil 0,00 m.
Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu berukuran 5/7 cm.
Pada papan bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh iklim.
5.2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI
6.1. Pondasi yang dipakai adalah : Pondasi plat setempat, dan pondasi lajur batu
kali.
1. Pondasi Plat
Pondasi plat seperti yang ditunjukan pada gambar kerja dipasang pada tiap-
tiap kolom selasar bangunan lantai I dan pada pondasi tangga.
Pada pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Alas pondasi harus mencapai kedalaman tanah asli seperti ditunjukan
pada gambar kerja.
b) Setelah mencapai permukaan tanah, permukaan tanah dilapis pasir urug
setebal 7 cm dan dipadatkan, kemudian diatasnya diberi lapisan lantai
kerja setebal 3 cm dari bahan adukan 1 Pc : 3 Psr.
c) Pemasangan pembesian/penulangan besi plat seperti ditunjukan pada
gambar. Pelaksana/Kontraktor agar dengan cermat meneliti gambar kerja
dan memperoleh petunjuk Konsultan Pengawas.
d) Mortal beton menggunakan mutu beton, K-225, untuk agregat, air semen
dan persyaratan lain lihat pasal pekerjaan beton.
3
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
6.2. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out titik as
pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui
Konsultan Pengawas.
6.4. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke
sloof dan sporing pipa plumbing yang harus menembus pondasi.
6.5. Antara sloof dan pondasi batu kali menerus dipasang stek-stek besi 10 mm
berjarak minimal 1 m.
PASAL 7
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
4
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
8.2. Bahan-bahan
1. Agregat Beton
a) Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan Wets System Stone Crusher.
b) Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut
ASTM-C 33.
c) Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm
d) System penyimpanan harus sedemikian rupa agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan
e) Agregat harus bersih dari segala kotoran, tidak melebihi 5%.
2. Agregat Kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras
tidak berpori dan bentuk kubus.
b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampui 20% dari
jumlah berat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan mesin Los Angeles
ASTM-C 131-55.
Gradasi :
5
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
Gradasi :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8” 9,000 mm 100
No. 4 4,760 mm 90 - 100
No. 8 2,380 mm 90 - 100
No. 16 0,190 mm 90 - 100
No. 30 0,595 mm 90 - 100
No. 50 0,297 mm 90 - 100
No. 100 0,149 mm 90 - 100
No. 200 0,074 mm 90 - 100
4. PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI - 8 Kontraktor
harus mengusahakan agar satu merk saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton.
Semen ini harus disimpan pada tempat kering dengan lantai terangkat, agar
terhindar dari air dan ditumpuk dalam urutan pengiriman. Semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari
lapangan.
5. Pembesian/ Penulangan
a) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
maupun basah.
b) Besi penulangan harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran
masing-masing. Besi penulangan rata harus sesuai dengan persyaratan
dalam NI - 2 yang dinyatakan sebagai U-24 seperti yang dinyatakan
dalam gambar.
c) Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan
kotoran lain, apabila harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok
tanpa mengurangi diameter penampungan besi, atau dengan bahan
cairan sejenis “Vikaoxy Off” yang disetujui pengawas.
d) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan harus
sesuai PBI 1971.
6
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
8.3. Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan material test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton disyaratkan dapat tercapai.
Dari hasil test tersebut ditentukan oleh pengawas “Deviasi Standard” yang akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan.
1. Pengecoran Beton.
a) Memberitahukan direksi selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor
atas pelaksanaan pekerjaan beton secara menyeluruh.
b) Adukan beton tidak boleh dituangkan bila waktu sejak dicam-purnya air
pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 3
jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Pengelola Teknis/ Konsultan
Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.
c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat pembantu seperti talang, pipa chute dan
sebagainya, harus mendapatkan persetujuan direksi.
d) Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu
bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras.
7
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
Adukan beton tidak boleh lebih dari 2 meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
e) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami
“Initial Set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi
plastis karena getaran.
f) Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah
harus diberi lantai dasar setebal 3 cm agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
g) Bila pengecoran harus berhenti sementara beton sudah menjadi keras
dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitances) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat.
Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang lekat
pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
2. Pemadatan Beton
a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalannya secukupnya
agar didapat beton padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
b) Pelaksanaan penuangan serta penggetaran beton adalah sangat penting.
Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya dan dijaga agar tidak
berlebihan (Over Vibrate). Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi
pengantongan beton-beton tidak akan diterima.
c) Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan beton.
d) Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan
pemadatan yang baik.
e) Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti
dan terlatih.
3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus
diurug dengan pasir padat setebal 10 s/d 15 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan mutu BO
setebal 3 cm, dengan adukan 1 Pc : 3 Psr dibawah konstruksi beton tersebut.
4. Beton Rabat
Beton rabat dengan mutu beton BO yang digunakan harus dari campuran 1
Pc : 3 Psr : 5 Krl dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar
dimana dibawahnya terlebih dahulu harus diberikan pasir padat 10 cm.
bila tidak menggunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak
boleh melebihi 15,0 cm.
8
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
8. Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan Core Drilling untuk meyakinkan
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan PBI-1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan benda uji maupun pemeriksaan
lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Bahan-bahan
a) Bahan pelepas acuan (Releasing Agent) harus sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
b) Cetakan untuk beton cor ditempat, biasa bahan cetakan harus dibuat dari
kayu terentang kelas II yang cukup kering, tebal dan keras dengan diberi
penguat-penguat secukupnya sehingga keseluruhan frame work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada
waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk, serta untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
c) Rencana (Design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
d) Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari
hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
9
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
10
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI
1. Lantai keramik 30x30 cm muka kasar (anti slip) sekualitas Roman tidak cacat
dan rata digunakan untuk seluruh ruangan dalam bangunan.
3. Semua ubin keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
9.3. Adukan
1. Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 5 Psr dipakai untuk pemasangan lantai
ubin keramik dalam ketebalan aduk maksimal 3 cm.
2. Lantai kerja dibawah pasangan keramik 30x30 cm dengan adukan 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl dengan ketebalan minimal 5 cm.
3. Lantai beton rabat memakai adukan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
1. Pemasangan lantai ubin diatas lantai kerja t=7 cm, terlebih dahulu diteliti
kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan pada peil yang
ditentukan.
2. Semua ubin keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air,
pengisian siar-siar harus cukup merata dan padat setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan lantai dapat dilakukan dengan air semen.
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak,
turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong,
lantai yang sudah terpasang dipel dan dibersihkan.
4. Lantai rabat beton dipasang diatas pasir urug tebal 5 cm, satu elemen dengan
elemen lainnya harus dipisah, ketebalan rabat beton minimal 7 cm difinish
dengan pukulan sapu lidi.
11
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 10
PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP BAJA RINGAN
12
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
12.2. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang
berat dan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan kepada pengawas
lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Perencana.
Semua perubahan-perubahan ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang.
12.4. Untuk seluruh bahan bangunan harus menggunakan penutup atap dari satu
pabrik. Sebelum dipesan/ dikirim ke lokasi pekerjaan pemborong terlebih dahulu
mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
12.5. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek kemiringan dan
kerataan rangka atap sehingga diperoleh bidang yang rata.
PASAL 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
14
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 14
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA
15
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
16
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 15
PEKERJAAN GANTUNGAN
15.1. Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan sistem penguncian
ganda (double slaag ) setara merk SES/UNION panjang 20 cm/8.
15.2. Untuk pintu dua daun dan pintu baja pada sisi salah satu daun pintunya dipasang
sloot tanam (atas bawah ) panjang 25 cm produksi dalam negeri SII.
15.3. Setiap daun jendela dilengkapi dengan rambucis dan hak angin type kait
sebanyak satu buah yang dipasang pada bagian tengah daun jendela. Sloot dan
hak angin yang digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas baik (SII).
15.5. Semua hardware kunci gantungan, engsel harus diberi pelumas agar berfungsi
baik dan semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan direksi /
pengawas. Bila kunci dan alat penggantung terpasang ternyata tidak berfungsi
harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.
PASAL 16
PEKERJAAN KACA
16.1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kaca kualitas baik
sekualitas Asahi Mas, rata dan tidak bergelembung, dengan ketentuan kuat
menahan beban angin minimal sampai 40 kg/ m².
16.3. Pemasangan kaca harus tepat masuk pada rangkanya, diberi kelonggaran
sedikit sehingga pada waktu kaca/ rangkanya menyusut kacanya tidak pecah.
Setiap pemasangan kaca harus diberi list sesuai gambar detail dan didempul
sesuai dengan penyelesaian cat/ plitur yang dipakai.
17
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
16.4. Pemasangan kaca harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih
dan kokoh, tidak menimbulkan bunyi pada waktu menerima getaran atau tiupan
angin.
16.5. Setelah dipasang kaca harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada
goresan diganti.
PASAL 17
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 18
PEKERJAAN SANITAIR
1. Pipa-pipa :
a) Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW
(Heavy Duty) seri S 12,5 memenuhi standar SII, berasal dari pabrik yang
sama. Produk setara Maspion , ukuran sesuai gambar kerja.
PASAL 19
18
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
Yang diartikan didalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari
pengadaan, pemasangan , pengujian , percobaan dan pemeliharaan instalasi
serta sistemnya yang tergambar serta tertulis dalam spesifikasi teknis dan
gambar dokumen lelang.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
seluruh peralatan dan Accessories yang mungkin sacara detail tidak
tergambarkan atau tidak tersepesifikasikan sempurna namun merupakan
hamparan dari instalasi ini sebagai suatu yang bekerja / operasi dengan baik .
1. Power Supply
Tegangan utama sistem distribusi listrik 380/220 Volt, 3 , 50 Hz , disupply
oleh PLN melalui Panel MDP.
2. Instalasi Penerangan
Pada dasarnya penerangan untuk bangunan kantor dan bengkel supply
dayanya dari masing-masing panel yang ada dalam bangunan, untuk
menghidupkan atau mematikan lampu dapat dilakukan dengan memfungsikan
saklar tunggal/saklar seri yang ada pada bangunan tersebut.
3. Instalasi di Udara
Semua instalasi penerangan/daya yang berada di udara, dipasang diatas
kabel tray/trench cable atau pada rangka kap bangunan.
Kabel-kabel untuk instalasi penerangan/daya dari panel menuju ke fiting
lampu/fixtures melalui rak kabel vertikal, kabel tray dan dimasukan dalam
conduit/pipa atau seperti yang tertera pada gambar.
19
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
4. Panel Board
a) Konstruksi
Semua panel penerangan dan daya harus diperkuat dengan rangka
utama, penggunaan rangka tambahan/rangka sekunder untuk
penerangan peralatan dan kemudahan pemasangan peralatan adalah
diperlukan dan disesuaikan, kemudian pada dinding samping panel harus
dilengkapi dengan ventilasi yang harus dibuat dengan cara punch dan
rapi, untuk bagian depan panel harus dilengkapi dengan pintu, handle
dan kunci panel. Seluruh rangka panel dan pintu harus dibuat dengan
menggunakan plat minimum 1,7 mm kemudian seluruhnya diberi cat
dasar/primer coat dan diberi pelapis cat akhir.
b) Accecoris Panel
Jika dalam pemasangan komponen panel diperlukan rel/busbar,
hendaknya rel/busbar harus terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran
sesuai dengan kemampuan arus’ 150 % dari arus perubahan terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 1987(daftar
no.630/PUIL 1987) dan harus tahan terhadap gaya elektro mekanikal
akibat hubungan singkat, kemudian semua rel harus dicat sesuai urutan
phase dan dipegang oleh bahan isolator kerangka panel. Untuk semua
terminal pencabangan harus diberi lapis tembaga(vertin) dan diskrup
dengan menggunakan mur baud ring dari bahan tembaga. Apabila
incoming/ outgoing feeder yang menuju ke satu terminal terdiri atas
beberapa buah kabel , maka tidak diperkenankan menunjuk lebih dari
satu buah sepatu kabel. Rel utama RST Netral dan pentanahan harus
sesuai dengan PUIL 1978.
c) Pentanahan/Grounding
Panel harus dilengkapi dengan busbar pentanahan/grounding dari bahan
tembaga dan diberi cat kuning/hijau, rangka panel harus terhubung
secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanamkan melalui elektroda
pentanahan.
5. Kabel
a) Instalasi Umum
Untuk instalasi pada Bangunan di atas digunakan kabel type NYA, NYM
dan NYY. Rating tegangan 0,6/ 1 KV sesuai disebutkan pada gambar.
Sedangkan untuk kabel Feeder dari PLN menggunakan kabel NYFGBY
dengan Patris tegangan 6/20 KV.
b) Sepatu Kabel
Semua inti kabel diatas 4 mm². Dihubungkan ke terminal harus
menggunakan sepatu kabel sampai dengan penampang 6 mm2
menggunakan “silver plated eroper cable lugs”. Sedang mulai penampang
10 mm² menggunakan “flattimmed cable lugs”.
Hubungan sepatu-sepatu dengan kabel dilakukan dengan jalan tekan
pressed. Setiap akhiran isolasi dari pada kabel-kabel di atas 6 mm² harus
dirapikan dan diikat dengan benang linen.
20
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
c) Klem Kabel
Setiap kabel di klem pada rak kabel tray setiap jarak 1 m, kecuali
disebutkan lain pada gambar. Kalau terdapat beberapa macan ukuran
kabel dan akan menggunakan satu klem, maka diperkenankan
menggunakan bahan tambahan/pembatu agar semua kabel dapat dijepit
oleh satu buah klem tersebut.
d) Sambungan Kabel
Khusus untuk kabel-kabel feeder tidak diperkenankan adanya
sambungan kabel. Semua kabel ditarik penuh dari terminal panel
langsung ke terminal panel.
e) Peralatan Listrik
Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan (Rated
Voltage). Minimal 600 V 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.
- Untuk arus besar mulai 63 amp menggunakan HRC fuse (NH fuse)
Rated Breaking capacity 1000 KA minimal. Apabila pada gambar
disebutkan pengguanaan miniaturs circuit breaker, maka harus
dipasang dari type yang mempunyai instantaneous tripping value
sebesar dua belas (12) kali arus in (model G breakers).
6. Fixtures Lampu
a) Flourescent Lamp
I. Armatur harus dari bahan plat minimal 0,7 mm, semua komponen
listrik berada di dalam (built in) lengkap dengan reflektor, seluruh
rumahan harus dilapisi car dasar serta diberi lapisan cat akhir
berwarna putih. Pengecatan dengan cara store enameld (bake
enamelled/car bakar), armatur harus lengkap dengan rangka
dudukan/gantungan.
II. Type Flourescent Lamp/TL
- TL 1x36 W surface montade type TKI
- Flourescent tube type standar untuk lampu-lampu didaerah kantor,
Flourescent tube dengan type warna putih/white.
- Balast, dengan memakai bahan dari bahan polyster ( untuk TL
dengan 2 lampu disusun / digunakan Twin lamp balast anti
stroboscopic . Rated Voltage 220 Volt balast harus dilengkapi
21
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
dengan counection terminal dan rugi/ losses balast tidak lebih dari
40 watt. Losses max 11 watt.
- Capacitor, untuk semua lampu-lampu flourescent disyaratkan
bahwa power faktor harus mencapai paling kurang 0,85 s/d 0,95
untuk itu akan dilakukan pengecualian di lapangan , caranya
dengan menggunakan kapasitor secukupnya dengan rated voltage
220 volt.
- Lampu halders dan sockets ,
Rating lock lamp holder/ fitting, dengan atau tanpa stater socket yang
disempurnakan dengan rumahan yang disempurnakan.
b) Armature Mercury
Armature “ Build in type” electrical connetion, balast, capacitor semua
terpasang dalam rumahan yang identic dengan armature untuk high
pressure mercury, rumah dari armature tersebut dari bahan last
alumunium ratting voltage 220 volt housing frame untuk 220 watt.
Konstruksi rumahan / housing sedemikian rupa adalah kuat, kokoh serta
dapat dengan mudah dibuka untuk maintenace, rumahan dilengkapi
dengan sarana accessories agar mudah / dapat dipasangkan pada tiang
lampu.
7. Instalasi
a) Instalasi Umum
Insatalasi umum menggunakan kabel NYA, NYM dan NYY, kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi , maka semua kabel yang keluar/ masuk
harus dimasukkan ke dalam conduit besi/pipa kabel instalasi feeder
utamanya pada cabel tray tidak perlu dimasukkan ke dalam konduit/ pipa.
Konduit kabel harus diklem dengan rapih pada jaeak 1 meter kecuali
disebutkan lain pada spesifikasi / gambar, untuk mencegah luka pada
isolasi kabel . Sewaktu-waktu ditarik maka setiap pipa dan jalan masuk
kabel ke panel / terminal box/doos/ fixtures dan lain-lain harus dilengkapi
dengan pengakhiran berupa kabel gland atau semacamnya.
b) Ukuran terkecil adalah penampang 2,5 m² khusus untuk kabel-kabel
yang dipasang pada besi baja C . Rangka kap atau pada cable tray maka
kabel harus disusun rapih mendatar tidak boleh bertumpuk kemudian di
klem yang rapih sehingga tidak akan terlihat dari bawah.
d) kanal penggantung dan perlengkapan lain termsuk dalam pekerjaan ini
sehingga fixtures instalasi dapat terpasang baik dan rapih, canal
penggantung di gantung pada rangka gording sesuai dengan gambar
selain itu terdapat baja pengkait tertentu horizontal antar kanal /
sambungan kanal C.
e) Dalam Instalasi tidak dipergunakan adanya sambungan pada kabel
feeder antar panel sedangkan untuk instalasi penerangan/ stop kontak
maka prinsip instalasinya adalah point to point connection, pengertiannya
adalah bahwa semua sambungan / koneksi banyak dilakukan pada
terminal peralatan , hal ini untuk mencapai dan mengurangi kemungkinan
gangguan yang disebabkan oleh losses contact, ataupun impedansi
besar pada sambungan.
Untuk instalasi penerangan dan stop kontak yang panjang dan berbelok-
belok maka tetap harus ditarik tanpa perlu adanya penyambungan pada
kabel, pemutusan / penyambungan kabel yang dilakukan harus di dalam
22
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
1. Syarat Bahan
Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-
material yang dipasang haruslah dari produk terbaru. Untuk material-material
yang tersebut dibawah ini maka pemberi tugas harus dijamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru serta dalam jangka waktu tertentu dinyatakan
masih ada stok dengan jelas menunjukan surat order pengiriman barang
tersebut dari dealer/agen/pabrik.
2. Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, dan kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu lelang/dalam surat penawaran
PASAL 20
PEKERJAAN ORNAMEN EKSTERIOR
23
RKS (SPESIFIKASI TEKNIS) GUDANG ALSINTAN
PASAL 21
PEKERJAAN LAIN-LAIN
21.1 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas pemborong diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :
1. Pembuatan Izin Bangunan (IMB) dari Pemda setempat. Surat IMB ini harus
sudah diserahkan kepada Pemimpin Kegiatan sebelum serah terima pekerjaan
pertama
21.2 Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari Kegiatan.
21.3 Meskipun telah ada pengawasan dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pemborong
untuk itu pemborong harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin
21.4 Pemborong wajib menyerahkan barang penutup atap/ genting sebanyak kurang
lebih 100 buah kepada Kegiatan sebagai cadangan. Bahan tersebut harus
diserahkan sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan ke II.
21.5 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penye-rahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar sempurna.
21.6 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing)
24