Anda di halaman 1dari 2

Podcast Pukul 12.

00
tentang yang pernah ada, singgah dan tak lupa meninggalkan kisah
Duduk dipojok sudut cafe, memandang jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan
pukul 12 siang. Waktu yang tepat untuk mendengarkan podcast di waktu senggang, membuka
ipadnya mencari aplikasi spotify dan mengetikkan 'Jean talk' di bar pencarian. Tepat sekali Jean
baru meng-upload satu podcast terbaru berjudul 'remember him', cukup membuat Juna terkejut
saat Jean membawa podcast bertemakan cinta, biasanya dia akan membawakan hal hal seputar
musik, cerita horror atau sesuatu yang menyenangkan. Tapi karena Juna pendengar setia Jean,
yang jatuh cinta karena suara Jean. Juna akan mendengarkan semua podcast Jean, apapun
temanya. Lelaki itu memesan sepiring cheesecake dan segelas kopi americano untuk
menemaninya kali ini. Jemarinya menekan 'play' agar podcastnya segera dimulai.
"Hello everyone, welcome back. Jean in here will tell you a story." pembukaan iconic Jean yang
akrab ditelinga Juna membuatnya tertawa membayangkan saat recording se-ekspresif apa Jean.
"Selamat malam, pagi, sore dan juga siang. Mau kapanpun kalian dengerin podcast ini, aku alias
Jean bakal nemenin kalian di waktu senggang". Juna dengan reflek menjawab 'selamat siang'.
podcast Jean bagaikan hipnotis, kamu bisa terbawa didalam cerita bahkan terkadang kamu bisa
merasakan Jean benar benar berada disampingmu ketika kesepian.
"Hai, udah lama ya kita gak berbincang, kangen deh hehe. Oh iya hari ini aku mau cerita tentang
sesuatu yang beda. Biasanya aku bahas sesuatu yang gak ada hubungannya dengan cinta kan?
Untuk kali ini mewakili rasa rindu dan nostalgia, aku mau cerita tentang dia. lya, kalian bener..
gak salah.. emang dia. Dia yang dimasa lalu pernah ada, pernah singgah, dan pernah mengukir
kenangan bersama." Jean membawakan kalimat itu dengan tenang namun tetap menarik, Juna
mengubah posisinya menjadi menidurkan kepalanya dimeja, fokus dengan kalimat kalimat jake
yang lembut nan indah.
"Gimana ya cara mendeskripsikan dia? Aku gak mau ngomongin tentang fisik sih, tapi lebih ke
sifat dia yang pernah buat aku jatuh cinta." Kalimat yang diakhiri kekehan dari Jean. "Aku tau
cinta tanpa alasan itu gak ada. Tapi pas aku jatuh cinta ke dia seakan semua hal dari dia itu
menarik.. aku gak bohong, kalian boleh bilang aku bucin kok. Tapi beneran deh ketika kalian
jatuh cinta ke seseorang kalian bakal melihat orang itu dari sudut yang berbeda."
Juna meminum kopinya, dan masih menikmati podcast Jean dengan menyuapkan cheesecake
yang terasa manis.
"Mengingat lagi tentang dia, senyuman dan pemikiran dia yang bikin aku jatuh cinta waktu itu.
Dia memang bukan orang yang selalu dapat juara kelas, tapi pemikiran dia tentang kehidupan
yang dia pandang sebagai 'tantangan' yang selalu memotivasi aku buat keluar dari zona nyaman."
Tidak bisa Juna bayangkan betapa beruntung orang yang dikagumi oleh Jean.
"Sampai akhirnya kita deket, aku beruntung kenal dia.. walaupun kita sibuk satu sama lain,
dipenghujung hari akan selalu ada 'how was your day?' itu simpel tapi efeknya yang bikin
kangen haha. Terkadang kangen waktu dimana kita berbagi cerita satu sama lain, tanpa beban.
Mencoba menyemangati satu sama lain pakai kata kata yang sama, but thanks to god, i met him
in my life." lanjut Jean.
"Tapi kata pepatah selalu benar, tak ada yang sempurna pada kisah cinta seseorang, dan itu benar
benar nyata." Jean terdengar menghela napas pada ujung kalimat, entah kenapa Juna merasakan
atmosfer kesedihan disini. "Sayangnya aku bukan orang yang dia cari." Juna menutup mulutnya
memilih fokus dengan cerita "kalau dibuat lagu mungkin bakal sama banget dengan hate u, i
love u dari gnash dilirik 'you want her, you need her and i'll never be her' haha terdengar miris
memang ketika kalian mencintai orang yang malah mencintai orang lain. Tapi siapa yang harus
disalahin menurut kalian?"
Juna dalam hati menjawab "keadaan."
"Kalau aku bakal jawab.. gak ada yang bisa disalahin. Itu bukan salahku menaruh hati ke orang
yang tujuannya bukan kearahku. Aku juga gak bisa menyalahkan dia yang hatinya ada ditempat
lain. Mau nyalahin keadaan? Aku rasa itu bukan hal yang bisa disalahkan, karna pada dasarnya
cinta gak pernah salah, tapi kadang cinta datang disaat dan ditempat yang belum tepat." Juna
cukup terpukau dengan pemikiran Jean.
"Kalian tau apa yang selanjutnya terjadi? Mereka berdua jadian. Orang yang aku suka jadian
dengan orang yang selalu jadi pujaannya. Apa saat itu ngerasa kesel atau marah? iya pastinya.
Ngerasa kalo aku ini siapa sih? kenapa aku gak bisa jadi dia? kenapa harus aku yang tersakiti?"
lagi lagi Jean terkekeh dibelakang kalimat. "Tapi setelah melewati itu semua, perlahan-lahan
bayangan tentang dia terlupakan, tentang perasaan yang tak tersampaikan apalagi tak terbalas."
Americano Juna telah habis karna telalu asik dengan dengan podcast Jean. "Kalau ditanya 'Jen lo
kangen dia gak sih? Jen lo masih sayang dia gak sih?' iya, aku kangen dia. Karna ini podcast
ditunjukkan untuknya haha, tapi aku masih bingung sebenarnya aku ini rindu orangnya atau
kenangan yang dia buat ya? Kayak talk overnight, night deep talk hal hal kayak gitu yang
mungkin aku gak bisa didapetin dari orang lain." Jean menghela napasnya "dan untuk
selanjutnya, aku cuma mau bilang you can forget the person, but believe me, you can't forget the
memories."
Juna baru saja ingin keluar dari aplikasi karna biasanya penutup podcast akan sama saja,
sebelum..
"Dan terakhir, podcast ini didedikasikan untuk Junandra Revano. Lelaki yang pernah hadir,
pernah singgah dan membuat memori bersama. Aku gak berharap kamu dengerin podcast ini tapi
aku kangen.. semoga kita bisa ketemu dilain waktu, dengan perasaan lain atau mungkin dengan
hati masing masing yang sudah terisi oleh orang lain. Sekian dari Jean, orang yang pernah
berharap dirimu untuk menetap."
Podcast mati, sudah habis. Juna masih terdiam, hanya menatap ipad dengan tatapan kosong.
Lima menit berlalu sampai akhinya dua sudut bibirnya terangkat. "See you really soon Jen, let's
meet again and create new journey.. with me." Juna menatap kaca diruangan. "See you Korea, i
must meet my future Indonesia and.. Jean."

Anda mungkin juga menyukai