Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Persamaan dan Perbedaan pada Masing-masing Jurnal

Berdasarkan kajian terhadap tiga jurnal yaitu jurnal nasional mengenai

teknik pemeriksaan loopography pada kasus kanker colon maka penulis

akan membahas sebagai berikut:

5.1.1 Menurut Gando Sari, (2019) dengan judul “loopography examination

for colon cancer cases in tanggerang district public hospital”.

Teknik pemeriksaan loopography adalah teknik pemeriksaan

secara radiologis pada saluran pencernaan bagian bawah (colon)

dengan memasukkan media kontras positif ke dalam colon melalui

lubang buatan pada daerah abdomen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengevaluasi fungsi anatomi dan fisiologi dari colon bagian distal

hingga ke anus pada kondisi klinis kanker colon. Metode Penelitian ini

dilakukan di Instalasi radiologi RSU Kabupaten Tangerang pada bulan

November sampai dengan Desember 2018, menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan loopography di RSU

Kabupaten Tangerang tidak memerlukan persiapan khusus. Jenis

kontras yang digunakan yaitu jenis kontras media yang bersifat water

soluble seperti iohexol dengan takaran 1 : 3 yang dicampurkan NaCl.

Pemasukan bahan kontras loopography ini dapat melalui stoma bersih

atau anal. Alat yang digunakan pada pemeriksaan loopography di

Instalasi Radiologi RSU Kabupaten Tangerang yaitu pesawat DR


dengan fluoroskopi. Proyeksi rutin yang dilakukan untuk pemeriksaan

loopography di RSU Kabupaten Tangerang adalah Plan foto

Abdomen, Antero Posterior (AP) dan Lateral. Namun pada kasus

tertentu terkadang juga perlu memakai proyeksi Oblique sebagai

tambahan jika ada anatomi yang kurang terlihat jelas karena

overlap/superposisi.

5.1.2 Jurnal Kedua Menurut Sri Mulyati, (2019) dengan judul “Pemeriksaan

Loopography dengan pasien post hartmann prosedur di dapartemen

Radiologi RSPAU dr. S Hardjolukito Yogyakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemeriksaan

loopography dengan pasien pasca prosedur Hartmann, pemberian

media kontras dan untuk mengetahui alasan penggunaan proyeksi

Anterior Posterior (AP) dan Oblique (RPO dan LPO). Metode penelitian

adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data

dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan loopography

dengan pasien pasca prosedur Hartmann di bagian radiologi RSPAU

dr. S. Hardjolukito Yogyakarta dilakukan dengan persiapan diet pasien

berserat rendah, banyak air dan puasa sebelum pemeriksaan kurang

lebih 10 jam pemeriksaan. Persiapan alat yaitu menggunakan pesawat

DR tanpa menggunakan pesawat fluoroscopi Pemberian media

kontras pada pemeriksaan loopography dengan pasien pasca

prosedur Hartmann adalah media kontras NaCl larut air dengan

perbandingan 1: 4. Volume total 650 cc. Pemberian media kontras

melalui anus dan stoma.


5.1.3 Jurnal Ketiga Menurut Mersy. S Padang, (2020) dengan judul

“Adenkarsinoma Colon”

Kanker kolorektal (KKR) adalah keganasan yang berasal dari

jaringan usus besar, yang menyerang usus besar dan rektum. Di

Indonesia pada tahun 2018, kanker kolorektal menduduki posisi

keempat dari keseluruhan diagnosis kanker dengan jumlah kasus

30.017 (8,6% dari seluruh kasus kanker di Indonesia). Kami

melaporkan sebuah kasus kanker colon (adenokarsinoma) pada

seorang perempuan usia 34 tahun. Diagnosis ditegakkan

berdasarkan anamnesis adanya buang air besar cair diserta darah,

nyeri perut hilang timbul, perubahan pola defekasi. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium dan nyeri tekan

bagian hipocondria kanan. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan

kolonoskopi dan didapatkan hasil tumor colon curiga

adenocarcinoma, kolitis kronik curiga kolitis ulseratif, dan hemoroid

interna. Hasil patologi anatomi dari kolonoskopi yaitu kolitis kronis

dengan displasia colon ascenden dan hasil patologi anatomi jaringan

tumor berupa adenokarsinoma colon (diferensiasi sedang).

Tatalaksana yang diberikan untuk pada pasien ini berupa tindakan

reseksi luas dengan anastomosis dan direncanakan untuk terapi

adjuvan.

Menurut penulis dari dua jurnal nasional terdapat beberapa

persamaan, yaitu kedua jurnal menggunakan Water soluble sebagai

media kontras, kedua jurnal menggunakan pesawat DR, kedua jurnal


sama-sama menggunakan kateter untuk memasukkan media kontras

melewati anal dan stoma.

Perbedaan dari kedua jurnal terdapat perbedaan proyeksi,

perbandingan media kontras dan prosedur pemeriksaan yaitu, pada

jurnal pertama Gando Sari, (2019). Menggunakan proyeksi Plan foto

Abdomen, Anterior Posterior (AP) dan Lateral. Sedangkan jurnal yang

kedua Sri Mulyati, (2019). Menggunakan proyeksi Anterior Posterior

(AP) dan Oblique (RPO dan LPO). Pada jurnal Gando Sari, (2019),

yaitu menggunakan media kontras 1 : 3, sedangkan pada jurnal Sri

Mulyati, (2019) menggunakan media kontras 1 : 4. Prosedur yang

digunakan pada jurnal Gando Sari, (2019) yaitu tidak memerlukan

persiapan khusus, menggunakan pesawat fluoroskopi, sedangkan

pada jurnal Sri Mulyati, (2019) memerlukan persiapan khusus seperti

diet rendah serat, banyak minum air dan melakukan puasa 10 jam

sebelum pemeriksaan, tidak menggunakan pesawat fluoroskopi.

Menurut penulis jurnal yang ketiga yaitu Mersy.S Padang,

(2020) tidak ada persamaan dan perbedaan dari kedua jurnal, karena

jurnal yang ketiga membahas tentang hasil dan patologi pada kanker

kolorektal.

5.2 Kekurangan dan Kelebihan pada Masing-masing Jurnal

Menurut penulis pada teknik pemeriksaan dan prosedur pada

loopography. Menurut jurnal Gando Sari, (2019), Sri Mulyati, (2019),

Mery.S.Padang, (2020) dan Mery.S.Padang, (2020) memiliki kekurangan

dan kelebihan. Kekurangan pada jurnal Gando Sari, (2019) yaitu, tidak

menggunakan proyeksi Oblique (RPO dan LPO) seharusnya menggunakan


proyeksi Oblique (RAO dan LPO) agar lebih spesifik pada pemeriksaan,

pada prosedur tidak menyebutkan volume pada media kontras dan tidak

ada memerlukan persiapan khusus pada pasien. Kekurangan dari jurnal Sri

Mulyati, (2019) yaitu, tidak menggunakan proyeksi Lateral, seharusnya

juga menggunakan proyeksi Lateral, pada prosedur tidak menggunakan

peswat fluoroskopi seharusnya menggunakan pesawat fluoroskopi agar

sesuai dengan teori. Kekurangan pada Mersy.S.Padang, (2020) yaitu tidak

menyebutkan metode dalam penelitian. Sedangkan kelebihan pada jurnal

Gando Sari, (2019) yaitu, pada proyeksi plan abdomen tampak hasil

gambar pendahuluan, marker pada stomata kotor di bagian lateralis dan

stomata bersih dibagian medialis dari sisi kanan tubuh pasien (sisi colon

ascendens). Tampak symphisis pubis tidak terpotong, dan batas kedua sisi

lateral abdomen tidak terpotong dan bagian atasnya tampak dinding

diafragma Anterior Posterior (AP) tampak kontras mengisi ileum, colon

ascenden, flexura hepatika, colon tranversum, flexure lienalis, colon

descenden, sigmoid hingga rectum, sedangkan proyeksi Lateral tampak

kontras mengisi seluruh colon termasuk fleksura, dan colon sigmoid

dengan proyeksi tersebut mendapatkan hasil yang maksimal. Kelebihan

pada jurnal Sri Mulyati, (2019) yaitu, pada post media kontras proyeksi

Anterior Posterior (AP) sudah mampu memperlihatkan keseluruhan colon,

proyeksi Oblique (RAO dan LPO) mampu memperlihatkan daerah-daerah

lekukan yaitu fleksura dan mampu melihat bagian-bagian yang tidak dapat

dilihat pada proyeksi AP, dengan proyeksi tersebut mendapatkan hasil

yang maksimal. Kelebihan pada jurnal Mersy.S.Padang, (2020) yaitu,

menjelaskan tentang patologi pada kanker kolorektal, diagnosa kanker


kolorektal, penyebab kanker kolorektal, pemeriksaan penunjang dan

penatalaksanaan kanker kolorektal.

5.3 Analisis

Menurut Textbook Lampignano dan Kendrick, (2018) pemeriksaan

dilakukan dengan proyeksi wajib yaitu, Anterior Posterior (AP), Lateral dan

Oblique (RPO dan LPO) yang bertujuan untuk memperlihatkan seluruh

bagian colon. Proyeksi Lateral yang bertujuan untuk melihatkan rectum dan

colon sigmoid distal. Proyeksi Oblique (RAO) bertujuan untuk

memperlihatkan bagian flexura lienalis dan colon desenden, sedangkan

proyeksi (LAO) bertujuan untuk melihatkan flexura hepatika dan colon

asenden. Sedangkan menurut jurnal Gando Sari, (2019) pemeriksaan

menggunakan proyeksi plan abdomen, anterior posterior (AP) dan lateral

gambaran radiograf diambil setelah pemasukkan media kontras melalui

stoma. Jurnal Sri Mulyati, (2019) pemeriksaan menggunakan proyeksi

anterior posterior (AP) dan proyeksi oblique (RAO dan LPO) pengambilan

gambaran foto radiograf di ambil setelah media kontras dimasukkan melalui

stoma dengan pemasukan media kontras per cc. Jurnal Mersy.S.Padang,

(2020) tingkat penyembuhan dan kelangsungan pada kanker kolorektal

tergantung pada stadium KKR. Klasifikasi tahapan kanker digunakan untuk

menentukan luas atau ekstensi kanker dan nilai prognostik pasien. Sistem

yang paling banyak digunakan ialah sistem TNM American Joint Committee

on Cancer (AJCC) 2010.

Anda mungkin juga menyukai