Abstrak
Pentingnya independensi yang dimiliki lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu
untuk mempercepat kinerja lembaga KPK itu sendiri. Namun, disahkannya Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (revisi UU KPK) mengakibatkan
pelemahan terhadap lembaga KPK. Pada penelitian doktrinal ini, metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yaitu metode penelitian hukum yang
mendasarkan pada pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual dengan
menggunakan analisis deskriftif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukan telah
hilangnya independensi KPK dengan diubahnya isi dari Pasal 3 UU KPK. Pelemahan lembaga
KPK terlihat dengan dibentuknya dewan pengawas, kemudian pegawai KPK harus berasal
dari Aparatur Sipil Negara sehingga mengakibatkan terikatnya dengan komando pusat yang
membatasi ruang gerak lembaga KPK.
Kata-kata Kunci: Independensi; KPK ; Korupsi.
Abstract
The importance of the independence of the Corruption Eradication Commission (KPK) is to
accelerate the performance of the KPK itself. However, the enactment of Law Number 19 of
2019 concerning the Second Amendment to Law Number 30 of 2002 concerning the
Corruption Eradication Commission (a revision of KPK Law) has concretely resulted in a
weakening of the KPK institution. This doctrinal research uses a normative legal research
method that is based on the statutory approach and conceptual approach in analytical
descriptive analysis. The result of this study shows that the KPK has lost its independence
by amending the Article 3 of the KPK Law. The weakening of the KPK can be seen through
the formation of a supervisory body, and also the regulation of the State Civil Apparatus as
the compulsory background of KPK staff resulting the KPK has limited space to perform as it
is bound by the central command.
Keywords: Independence; KPK; Corruption.
240 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
3 Hari Sutra Disemadi dan Budi Santoso, ‘Pelaksanaan Fungsi Pembinaan dan Pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Jawa Tengah’ (Tesis,
Universitas Diponegoro 2019).
4 Ari Wibowo, ‘Independensi Kejaksaan Dalamsistem Peradilan Pidana Indonesia’ (2015) 12 (1)
Istinbath Jurnal Hukum 1, 19.
242 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
8 Pasal 3 UU Tipikor.
9 Pasal 13 UU Tipikor.
10 Pasal 14 UU Tipikor.
11 Pasal 15 UU Tipikor.
12 Pasal 16 UU Tipikor.
13 Komisi Pemberantasan Korupsi, ‘Sekilas Komisi Pemberantasan Korupsi’ <https://
www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/sekilas-komisi-pemberantasan-korupsi> diakses 15 januari
2020.
244 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 3) utama secara garis besar adalah
UU No. 31 Tahun 1999 tentang tipikor yang dilakukan pejabat atau
Pemberantasan Tindak Pidana seorang baik di Indonesia mapun
Korupsi; 4) Peraturan Pemerintah No. diluar wilayah Indonesia. Oleh karena
71 Tahun 2000 tentang Tata Cara pemasalah korupsi sangat luas dan
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat terencana maka dibentuklah KPK. Hal
dan Pemberian Penghargaan Dalam ini dapat dilihat dalam bagian
Pencegahan dan Pemberantasan menimbang UU KPK berikut:
Tindak Pidana Korupsi; 5) UU No. 20 a. bahwa dalam rangka mewujud-
Tahun 2001 tentang Perubahan atas kan masyarakat yang adil,
UU No. 31 tahun 1999 tentang makmur, dan sejahtera berdasar-
kan Pancasila dan Undang-
Pemberantasan Tindak Pidana Undang Dasar Negara Republik
Korupsi; 5) UU No. 8 Tahun 2010 Indonesia Tahun 1945, pembe-
Tindak Pidana Pencucian Uang; 6) PP rantasan tipikor yang terjadi
No. 63 Tahun 2005 tentang Sistem sampai sekarang belum dapat
dilaksanakan secara optimal.
Manajemen Sumber Daya Manusia Oleh karena itu pemberantasan
KPK; 7) UU No. 46 Tahun 2009 tentang tipikor perlu ditingkatkan secara
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi; 8) profesional, intensif, dan berkesi-
PP No. 103 Tahun 2012 tentang nambungan karena korupsi telah
merugikan keuangan negara, per-
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah ekonomian negara, dan meng-
No. 63 Tahun 2005 tentang Sistem hambat pembangunan nasional;
Manajemen Sumber Daya Manusia b. bahwa lembaga pemerintah yang
menangani perkara tipikor belum
KPK; 9) UU No. 6 Tahun 2011 tentang
berfungsi secara efektif dan
Keimigrasian.14 efisien dalam memberantas
Melihat tugas dan wewenang KPK tipikor.
maka hal yang harus diketahui bahwa Secara ringkas dapat dilihat UU
dalam menangani kasus, KPK diberi KPK inilah awal mula KPK dibuat
kewenangan memperpendek jalur sebagai suatu lembaga negara yang
birokrasi dan proses dalam penun- diharapkan dapat menyelesaikan
tutan yang sering dilakukan oleh perkara korupsi di Indonesia. Tetapi
kejaksaan. Jadi KPK dapat dikatakan pada tahun 2019 terjadi revisi pada
mengambil sekaligus dua peranan UU KPK sehingga dari pengertian
yaitu tugas Kepolisian dan Kejaksaan lemabaga serta alasan lembaga KPK
yang selama ini kurang berdaya dalam menjadi berubah. Dalam hal
memerangi korupsi. Di samping itu, menimbang revisi UU KPK diubah
KPK diberi kewenangan untuk menjadi:
melakukan pengawasan, penelitian, a. bahwa dalam rangka mewujud-
atau penelaahan terhadap instansi kan masyarakat yang adil,
yang menjalankan tugas dan makmur, dan sejahtera berdasar-
wewenang yang berkaitan dengan kan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
pemberantasan korupsi dan instansi Indonesia Tahun 1945, perlu
16 I Gusti Ayu E. Yuliantari, ‘Pembentukkan KPK Sebagai Lembaga Negara Khusus Dalam Pembe-
rantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia’ (2015) 2 (2) Jurnal Hukum Undiknas 171, 180.
246 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
17 Hendra Nurtjahjo, ‘Lembaga, Badan, dan Komisi Negara Independen (State Auxiliary Agencies)
di Indonesia: Di Tinjauan Hukum Tata Negara’ (2005) 35 (3) Jurnal Hukum dan Pembangunan
275, 287.
18 Gunawana Tauda, ‘Kedudukan Komisi Negara Independen Dalam Struktur Ketatanegaraan
Republik Indonesia’ (2011) 6 (2) Pranata Hukum 171, 182.
19 The Law Dictionary, ‘What Is Independence’ (The Law Dictionary) <https://thelawdictio
nary.org/independence/> diakses 25 November 2019.
INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI: BENARKAH ADA? 247
muncul karena: 20 1) adanya tugas dan kemurnian dan keaslian hasil penyi-
kewenangan kenegaraan yang dikannya. Selain kewenangan yang
semakin kompleks yang memerlukan diberikan secara atribusi, harus
suatu lembaga independensi yang diketahui bahwa independensi KPK
cukup untuk dapat menjalankan mengandung dua makna, yaitu inde-
tugas dan wewenagan tersebut; 2) pendensi institusional atau kelem-
adanya upaya empowerment terhadap bagaan dan independensi fungsional.
tugas lembaga negara yang sudah ada Independensi institusional atau
denga cara membentuk lembaga baru kelembagaan memiliki arti sebagai
yang lebih spesifik dan terorganisir. lembaga yang mandiri dan harus
Berbicara mengenai independensi bebas dari intervensi oleh pihak lain
maka ada beberapa kriteria sebuah di luar sistem, pihak dan sistem ini
lembaga pendukung dikatakan haruslah dijelaskan secara terperinci
independen yaitu:21 1) dinyatakan dalam UU KPK. Berdasarkan sejarah
secara tegas oleh kongres dalam pembentukan peraturan dalam
perundang-undangan bahwa lembaga mencegah tipikor maka dibentuklah
tersebut independen; 2) presiden tidak KPK yang diatur dalam UU. Bertolak
secara bebas memutuskan pember- pada Pasal 3 UU KPK yang
hentian pemimpin dari suatu lembaga; menyatakan bahwa KPK memiliki sifat
3) kepemimpinana yang kolektif bukan independen dalam melaksanakan
suatu kepemimpinan; 4) kepemim- tugas dan wewenangnya agar tidak
pinan tidak dikuasai oleh pertain dipengaruhi oleh kekuasaan mana-
tertentu; 5) masa jabatan pemimpin pun, jika dikaitkan dengan karakte-
komisi habis tidak secara bersamaan ristik independensi yaitu dari sudut
tetapi begantian. struktural dan fungsional, berdasar-
KPK yang diberi wewenang oleh kan UU KPK maka independensi
UU untuk menyelesai problem korupsi fungsional adalah kemandirian dalam
di Indonesia, kewenangan yang menjalankan tugas dan fungsinya
diberikan kepada KPK merupakan dalam hal ini yaitu penyidikan,
kewenangan atribusi yaitu ialah penyelidikan serta penuntutan yang
pemberian kewenangan oleh pembuat ditugaskan oleh UU KPK. Jika dilihat
UU sendiri kepada suatu organ dari fungsi dan wewenang KPK
pemerintahan, baik yang sudah ada tersebut dapat dikatakan memiliki
maupun yang baru sama sekali. fungsi eksekutif. Sedangkan lembaga
Wewenang atribusi itu diberikan oleh KPK secara struktural harus dilihat
legislator yaitu sebagai pembuat UU, dari sudut kelembagaan negara.
sehingga KPK memiliki tugas dan Berdasarkan UU KPK lembaga KPK
tanggung jawab seperti lembaga adalah lembaga negara sampiran atau
negara lainnya. Oleh sebab itu KPK semi atau lembaga penunjang.
memiliki sistem kerja sendiri yang Dengan adanya revisi UU KPK,
mandiri tanpa campur tangan pihak independensi fungsional dan struk-
lain, sistem ini merupakan sifat turalnya memiliki pemaknaan yang
independen KPK untuk menjaga berbeda jika dibandingkan dengan UU
20 Miranda Risang Ayu, ‘Kedudukan Komisi Independen Sebagai State Auxiliary Institusions dan
Relevansinya Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia’ (2009) 1 (1) Jurnal Konstitusi 53, 69.
21 Ibid.
248 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
KPK. Dalam hal ini lembaga KPK KPK memiliki independen yang tidak
secara struktural harus dilihat dari murni secara struktural karena secara
sudut kelembagaan negara. Berdasar- konsep benar KPK adalah lembaga
kan revisi UU KPK maka KPK secara independen dan hal ini disebutkan
struktural merupakan lembaga dalam revisi UU KPK dengan masih
eksekutif (Pasal 3 revisi UU KPK). adnaya kata “independensi”. Akan
Sedangkan independensi fungsional tetapi menurut penulis, secara teknis
adalah kemandirian dalam menjalan- KPK tidak lagi independen karena
kan tugas dan fungsinya dalam hal dalam melakukan tugas dan wewe-
ini yaitu penyidikan, penyelidikan nangnya, KPK membutuhkan izin dari
serta penuntutan yang ditugaskan dewan pengawas.
oleh UU KPK maka jika dilihat dari Secara teori fungsional, lembaga
fungsi dan wewenang KPK tersebut yang independen tidak boleh di inter-
dapat dikatakan memiliki fungsi vensi oleh lembaga lain. Pada UU KPK
eksekutif karna fungsi penyidikan, jelas bahwa KPK hanya bertanggung
penyelidikan dan penututan adalah jawab dalam hal membuat laporan
milik kepolisian dan kejaksaan yang kepada Presiden, Dewan Perwakilan
merupakan lembaga eksekutif. Daerah dan Badan Pengawasan
Hal di atas diperjelas dengan Keuangan (Pasal 7 ayat 2 UU KPK).
adanya teori terhadap jenis-jenis Tetapi dengan dibentuknya dewan
independensi menurut Zainal Arifin pengawas yang dipilih langsung oleh
Mochtar yaitu lembaga non struktural Presiden, maka KPK harus melapor-
dapat diartikan sebagai lembaga di kan segala aktifitas kepada dewan
luar cabang kekuasaan yang telah pengawas, yang mengakibatkan apa-
ada. Lembaga ini dibentuk untuk bila dalam memberi laporan dan
membantu presiden, menteri atau meminta izin untuk melakukan penya-
dalam hal koordinasi atau pelaksa- dapan menjadi terhambat dan tidak
naan dalam kegiatan tertentu atau cepat.22 Hal ini sangat jelas bahwa KPK
membantu tugas dari departemen memiliki sifat independen yang diatur
tertentu. Akan tetapi lembaga ini tidak oleh UU walaupun independennya
masuk dalam struktur organisasi bukan independen mutlak apabila
kementerian, departemen atau lem- dilihat dari dua teori di atas. Hal ini
baga non departemen. Sehingga dapat karena adanya tumpah tindih wewe-
diartika lembaga non struktural ini nang dalam pemberantas korupsi
tidak berada pada struktur mana pun, dengan lembaga lain seperti Kepolisian
menjadi lembaga negara independen. dan Kejaksaan.23 Ketidakmurnian
KPK sebagai lembaga negara yang independensi yang dimiliki KPK
independen berdasarkan UU KPK karena independensinya hanya secara
adalah benar secara strukturalnya hukum atau dogmatik yaitu tertulis
karena tidak masuk dalam lembaga dan di atur oleh UU, tetapi secara
negara yang sudah ada, tetapi dengan teknis dalam menjalankan tugas dan
adanya revisi UU KPK maka lembaga wewenangnya KPK tidak bebas karena
22 A. Sakti Ramdhon Syah R, Dasar-Dasar Hukum Tata Negara: Suatu Kajian Pengantar Hukum
Tata Negara dalam Perspektif Teoritis Filosofis (CV. Social Politic Genius 2019) 128-129.
23 Achmad Badjuri, ‘Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sebagai Lembaga Anti Korupsi
di Indonesia (The Role Of Indonesian Corruption Exterminate Commission In Indonesia’ (2011)
18 (1) Jurnal Bisnis dan Ekonomi 84, 96.
INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI: BENARKAH ADA? 249
harus berpatokkan pada izin khusus menilai lembaga KPK terlalu Super
untuk melakukan penyadapan. power. Hal ini harus dikatakan secara
Selain permasalahan di atas tegas bahwa KPK dibentuk bukan
banyaknya syarat yang harus untuk mengambil alih tugas pembe-
dipenuhi oleh apabila KPK ingin rantasan korupsi dari lembaga-
menangani kasus korupsi secara lembaga yang ada sebelumnya.
mandiri. Syarat-syarat ini berdasar- Hal ini dapat terlihat tujuan
kan penjelasan UU KPK yaitu: a) adanya independensi KPK dijelaskan
melibatkan aparat penegak hukum, dalam penjelasan UU KPK yang berisi
penyelenggara negara, dan orang lain Meningkatnya tipikor yang tidak
yang ada kaitannya dengan tipikor terkendali akan membawa bencana
yang dilakukan oleh aparat penegak tidak saja terhadap kehidupan
perekonomian nasional tetapi juga
hukum atau penyelenggara negara; b) pada kehidupan berbangsa dan
mendapat perhatian yang meresahkan bernegara pada umumnya. Tipikor
masyarakat; dan c) menyangkut keru- yang meluas dan sistematis juga
gian negara sebesar 1.000.000.000,00 merupakan pelanggaran terhadap
hak-hak sosial dan hak-hak
(satu miliar rupiah). ekonomi masyarakat, dan karena itu
Syarat-syarat di atas merupakan semua maka tipikor tidak lagi dapat
syarat yang harus dipenunhi apabila digolongkan sebagai kejahatan biasa
lembaga KPK ingin melakukan proses melainkan telah menjadi suatu
kejahatan luar biasa. Begitupun
penyidikan sampai penuntutan secara dalam upaya pemberantasannya
mandiri. Kembali lagi jika membica- tidak lagi dapat dilakukan secara
rakan sifat independensi KPK maka biasa, tetapi dituntut cara-cara yang
luar biasa.Penegakan hukum untuk
bila dilihat dalam UU KPK maka KPK
memberantas tipikor yang dilakukan
memiliki tugas dan wewenang dalam secara konvensional selama ini
melakukan penyelidikan, penyidikan terbukti mengalami berbagai
dan bahkan penuntunan. Hal ini hambatan. Untuk itu diperlukan
metode penegakan hukum secara
Seakan-akan apabila dilihat hanya
luar biasa melalui pembentukan
secara kasat mata maka kita berpikir suatu badan khusus yang mempu-
bahwa KPK ini memiliki super power nyai kewenangan luas, independen
dalam memberantas tindak pidana serta bebas dari kekuasaan mana-
pun dalam upaya pemberantasan
korupsi, seoalah-olah Indonesia hanya tipikor, yang pelaksanaannya dila-
mempercayakan pemberantasan kukan secara optimal, intensif,
korupsi terhadap KPK, padahal efektif, profesional serta berkesi-
nyatanya UU ini masih memberi hak nambungan.
kepada lembaga pemerintah seperti KPK yang memiliki tugas pokok
kepolisian dan kejaksaan untuk memberantas tipikor, yaitu korupsi
membantu pemberantasan tipikor. yang merupakan kata umum, korupsi
Apabila ingin melakukan proses memiliki akibat yang menyebabkan
penyidikan sampai penuntutan secara kerugian negara dan masyarakat di
mandiri maka harus memenuhi bidang ekonomi. Agar menyelesaikan
beberapa syarat seperti di atas. permasalah korupsi maka KPK
Bahkan UU KPK ini memperbolehkan diberikan sifat independensi berdasar-
masyarakat ikut andil dalam hal kan UU. Hal ini sangat membantu
pelaporan serta pengaduan yang pemberatasan korupsi, dapat dilihat
berkaitan dengan tipikor. Berdasarkan dengan KPK yang memiliki banyak
penjelasan ini, maka salah apabila kita prestasi. Misalnya pada tahun 2017
250 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan maka lembaga negara yang memiliki
indeks persepsi korupsi (IPK) atau kewenangan menangani tipikor selain
corruption perseption index (CPI) KPK adalah Kepolisian dan Kejaksaan.
Indonesia berada di peringkat ketiga Oleh sebab itu pada proses penanga-
se-Asean. Ini menunjukkan bahwa nan tipikor, seperti pada tahapan
negara Indonesia berada di arah yang penyidikan maka KPK memiliki
benar dalam memberantas korupsi.24 kewajiban dan hak untuk berkoor-
Menurut Penjelasan UU KPK, menye- dinasi dengan lembaga penegak
butkan peran KPK yaitu seba- hukum yang sedang menangani kasus
gai trigger mechanism, yang berarti tipikor. Pelaksanaan koordinasi terse-
mendorong atau sebagai stimulus agar but meliputi juga koordinasi dengan
upaya pemberantasan korupsi oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Badan
lembaga-lembaga yang telah ada Pengawasan Keuangan dan Pemba-
sebelumnya menjadi lebih efektif dan ngunan, Inspektorat pada kemen-
efisien. Selain peranan yang dimiliki terian, atau lembaga pemerintah non
oleh lembaga KPK, adapun tugas KPK kementerian.26
adalah: koordinasi dengan instansi Berbicara mengenai lembaga KPK
yang berwenang melakukan pembe- tidak akan habisnya, maka menjadi
rantasan tipikor; supervisi terhadap isu yang sangat menghebohkan yaitu
instansi yang berwenang melakukan pada pertengahan tahun 2019 terjadi
pemberantasan tipikor; melakukan demo besar-besaran yang dilakukan
penyelidikan, penyidikan, dan penun- oleh para mahasiswa Indonesia. Salah
tutan terhadap tipikor; melakukan satu yang menjadi pembahasan demo
tindakan-tindakan pencegahan yaitu menolak revisi UU KPK. Alasan
tipikor; dan melakukan monitor dibalik demo ini karena dirasa UU ini
terhadap penyelenggaraan pemerin- melemahkan KPK dalam melaksana-
tahan negara.25 kan tugas dan wewenangnya sehingga
Dalam menjalankan tugas dan yang menjadi pokok-pokok pembahas-
wewenangnya, secara ekplisit UU KPK an yang dilakukan oleh mahasiswa
memang mengatur bahwa KPK adalah yaitu dianggapnya adanya pelemahan
lembaga negara yang memiliki terhadap lembaga KPK. Hal ini
independensi, meski independensi- disebabkan adanya pengangkatan
nya tidaklah mutlak karena masih dewan pengawas yang dapat memper-
adanya koordinasi dengan lembaga lambat kerja KPK serta diubahnya isi
lain, apalagi dalam hal penyidikan Pasal 3 UU KPK yang awalnya KPK
serta dimasukannya KPK di bawah memiliki sifat independensi dan bebas
kewenangan lembaga eksekutif. dari pengaruh kekuasaan mana pun,
Dalam hal koordinasi KPK bersama diubah dalam revisi UU KPK Pasal 3
lembaga penegak hukum lainnya menjadi:
24 Lani Diana Wijaya, ‘KPK: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Peringkat Ketiga se-ASEAN’
(Tempo.Co, 11 Desember 2017) <https://nasional.tempo.co/read/1041232/kpk-indeks-
persepsi-korupsi-indonesia-peringkat-ketiga-se-asean/full&view=ok> diakses 24 November
2019.
25 Komisi Pemberantasan Korupsi, ‘Sekilas Komisi Pemberantasan Korupsi’ (KPK, 6 Desember
2017) <https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/sekilas-komisi-pemberantasan-korupsi>
diakses 25 November 2019.
26 Hibnu Nugroho, ‘Efektivitas Fungsi Koordinasi dan Supervisi Dalam Penyidikan Tindak Pidana
Korupsi Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi’ (2013) 13 (3) Jurnal Dinamika Hukum 392, 401.
INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI: BENARKAH ADA? 251
27 Ahmad Rofiq, Hari Sutra Disemadi dan Nyoman Serikat Putra Jaya, ‘Criminal Objectives
Integrality in the Indonesian Criminal Justice System’ (2019) 19 (2) Al-Risalah 180, 190.
28 Hendra Nurtjahjo, ‘Lembaga, Badan, dan Komisi Negara Independen (State Auxiliary Agencies)
di Indonesia: Di Tinjauan Hukum Tata Negara’ (n 11).
29 Gunawana Tauda, ‘Kedudukan Komisi Negara Independen Dalam Struktur Ketatanegaraan
Republik Indonesia’ (n 12).
252 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
pemimpin komisi tidak habis secara menjadi ASN yang terdiri dari Pegawai
bersamaan, tetapi bergantian Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(staggered terms).30 (P3K) dan ASN. Merujuk UU No. 5
Berdasarkan pengertian kategori Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
dan independensi di atas maka bebe- Negara dan pegawai tetap KPK non
rapa pasal yang menjadi permasa- ASN akan masuk dalam kategori dari
lahan dan menjadi tanda tanya besar P3K. Sedangkan pegawai negeri yang
bagi penulis dalam revisi UU KPK ini diperkerjakan akan berstatus sebagai
yaitu secara normatif dalam Pasal 1 ASN. Menurut penulis hal tersebut
angka 6, yang menyebutkan pegawai akan menghilangkan independensi
KPK berasal dari aparatur sipil negara dalam hal ini bukan independensi
(ASN); Pasal 3 menyebutkan KPK secara norma, tetapi dalam menjalan-
merupakan lembaga negara yang kan tugas pegawai sebagai KPK yaitu
masuk ke dalam rumpun kekuasaan penanganan perkara tipikor bukan
eksekutif yang bersifat independen menjadi fokus utama lagi karena telah
dalam pelaksanaan tugas dan adanya sistem kenaikan pangkat dan
wewenangnya; Pasal 11 ayat (2), pengawasan sampai mutasi akan
menyebutkan apabila KPK tidak berkoordinasi dalam beberapa hal
melibatkan aparat penegak hukum, dialakukan oleh kementerian terkait.
penyelenggara negara, dan orang lain Lebih lanjut, P3K yang merupakan
yang ada kaitannya dengan tipikor pegawai KPK non ASN tidak
yang dilakukan oleh aparat penegak mempunyai hak promosi dan jaminan
hukum atau penyelenggara negara, yang sama sebagaimana pegawai
dan/atau menyangkut kerugian negeri sipil. wadah pegawai akan
negara 1 miliar rupiah maka KPK wajib digantikan oleh korpri karena seluruh
menyerahkan penyelidikan, penyidi- ASN harus tergabung dalam wadah
kan dan penuntutan kepada kepo- tunggal korpri sehingga tidak akan
lisian atau kejaksaan; Pasal 12 B ada lembaga yang mewakili kepen-
ayat (1), yang menyatakan wewenang tingan pegawai KPK. Hal yang
KPK dalam melakukan penyadapan dikhawatirkan apabila anggota KPK
dilaksanakan setelah dapat izin dari ASN maka akan terjalin keterikatan
dewan pengawas. dengan pemerintah eksekutif. Seperti
Berdasarkan 4 Pasal yang yang kita ketahui sistem ini mirip
menjadi pro dan kontra dalam revisi dengan sistem Kepolisan dan
UU KPK sehinga menimbulkan Kejaksan, yang mana sistem ini
pertanyaan mengenai masih adakah menganut sistem komando. Sehingga
independensi KPK. Pasal 1 angka 6, ruang gerak KPK sangat terbatas yang
yang menyebutkan pegawai KPK mengakibatkan apabila tidak mengi-
berasal dari ASN merupakan pasal kuti komando maka akan adanya
pertama yang dianggap sebagai pasal sanksi kode etik yang diberikan.
kontra. Berdasarkan revisi UU KPK Padahal kasus yang ditangani KPK
maka pegawai tetap KPK akan selalu berisi pejabat tinggi negara
berubah statusnya kepegawainnnya Indonesia.
30 Miranda Risang Ayu,’ Kedudukan Komisi Independen Sebagai State Auxiliary Institutions dan
Relevansinya Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia’ (n 14) 71.
INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI: BENARKAH ADA? 253
31 Yasmira Mandasari Saragih, ‘Analisis Yuridis kewenangan Komisi Pemberantas Tindak Pidana
Korupsi Sebagai Penuntut Pelaku Tindak Pidana’ (2018) 5 (1) Jurnal Ilmu Hukum 33, 44.
32 Fitria Chusna Farisa, ‘Jadi Lembaga Eksekutif, KPK Dikhawatirkan Hanya Jadi Perpanjangan
Tangan Presiden’ (Kompas, 17 September 2019) <https://sains.kom pas.com/read/
2019/09/17/19271831/jadi-lembaga-eksekutif-kpk-dikhawatirkan-hanya-jadi-perpanjangan-
tangan> diakses 6 Mei 2020.
33 Kontan, ‘KPK Lembaga Eksekutif atau Independent?’ (Kontan.co.id, 16 Juli 2017)
<https://nasional.kontan.co.id/news/kpk-lembaga-eksekutif-atau-independen> diakses 6 Mei
2020.
254 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]
34 Rahma Sari, ‘DPR Ketuk Palu KPK Layu’ (2019) 5 (2) Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
160, 171.
35 Pasal 12 ayat (1) revisi UU KPK.
INDEPENDENSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI: BENARKAH ADA? 255
36 CNN Indonesia, ‘Dewan Pengawas dan Segudang Curiga Intervensi Pada KPK’ (CNN Indonesia,
19 September 2019) <https://www.cnnindonesia.com/nasional/201909 20204301-32-
432456/dewan-pengawas-dan-segudang-curiga-intervensi-pada-kpk> diakses 6 Mei 2020.
37 CNN Indonesia, ‘Rincian Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas KPK’ (CNN Indonesia, 21
Desember 2019) <https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191220173845-20-458773/rinc
ian-tugas-dan-wewenang-dewan-pengawas-kpk> diakses 6 Mei 2020.
256 REFLEKSI HUKUM [Vol. 4, No. 2, 2020]