File 3 BAB II Landasan Teori
File 3 BAB II Landasan Teori
A. Landasan Teori
1
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum , Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000, h. 53
2
Ibid, h. 69
3
Ibid, h. 54
Sedangkan menurut Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra bahwa
hukum dapat didifungsikan untuk menghujudkan perlindungan yang
sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melaikan juga predektif dan
antipatif.4
hukum, baik itu yang bersifat preventif maupun dalam bentuk yang
bersifat represif, baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam
dengan pelaku usaha berdasarkan doktrin atau teori yang dikenal dalam
4
Lili Rasjidi dan I.B Wysa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, (Bandung : Remaja
Rusdakarya, 1993) h. 118
kerugian, maka pelaku usaha dapat berdalih bahwa kerugian tersebut
akibat dari kelalaian konsumen sendiri.
5
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2006, h.
61
Adalah memberikan kesempatan kepada konsumen dan
pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan
kewajibannya secara adil.
c. Asas Keseimbangan
Adalah memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil maupun
spiritual.
d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen
Adalah untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
e. Asas Kepastian Hukum
Adalah pelaku maupun konsumen mentaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen serta negara menjamin kepastian hukum.6
3. Teori keadilan
sosial John Rawl dalam bukunya a theory of justice dan juga Ahmad Ali
dan keadilan korektif. Yang pertama berlaku dalam hukum publik, yang
kedua dalam hukum perdata dan pidana. Keadilan distributif dan korektif
diberikan atas pencapaian yang sama rata. Pada yang kedua, yang
8
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Bandung: Nuansa dan
Nusamedia, 2004, h. 25
menjadi persoalan ialah bahwa ketidaksetaraan yang disebabkan oleh,
pada sifat kasus dan yang didasarkan pada watak manusia yang umum
dua penilaian yang terakhir itu dapat menjadi sumber pertimbangan yang
9
Ibid, h. 25
10
Ibid.
yang lain, kendati diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan, tetap
merupakan hukum alam jika bisa didapatkan dari fitrah umum manusia.11
menjelaskan teori keadilan sosial sebagai the difference principle dan the
memberikan manfaat yang paling besar bagi mereka yang paling kurang
beruntung.
perlindungan khusus.
orang-orang akan kehilangan harga diri, lagi pula bahwa pelayanan demi
sebenarnya teori ini lebih keras dari apa yang dianggap normal oleh
11
Ibid, hlm. 26-27
masyarakat. Memang boleh jadi diminta pengorbanan demi kepentingan
masyarakat.
masyarakat yang paling lemah. Hal ini terjadi kalau dua syarat dipenuhi.
antara orang berdasarkan ras, kulit, agama dan perbedaan lain yang
Pada dasarnya proses keadilan adalah suatu proses yang tak pernah
12
John Rawls, A Theory of Justice, Cambridge, Massa Chusetts, The Belknap Press of
Harvard University press, 1971, p.60. Lihat pula terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Uzair
Fauzan dan Heru Prasetyo,2006, Teori Keadilan, Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Sosial dalam Negara, cet-1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar., h. 72
terbaik. Meski demikian Acmad Ali juga menyatakan bahwa yang
namanya “keadilan” sempurna itu tidak ada, yang ada hanyalah sekadar
adalah kelayakan.
mengungkapkan bahwa:
mewujudkan keadilan, itu berarti hukum itu identik atau tumbuh dengan
sebelah”.
13
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (legal teori) dan Teori Keadilan (Judicial
Prudence) termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legis Prudence), Vol-1, Cet-1, Jakarta:
Kencana, 2009, h. 222
ini tidak bisa dilakukan oleh subsistem sosial, melainkan oleh subsistem
budaya, seperti ditunjukan dalam bagian sibernetika di muka.”14
tersebut.
14
Ibid, h. 223
15
Ibid.
dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang bermenfaat.
Sedangkan menurut Malikiyah, Syafi‟iyah, dan Hanbailah, bahwa jual
beli (al-ba‟i) yaitu tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk
pemindahan milik dan kepemilikan.16
16
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung:
2011, h. 168.
c. Kebahagiaan dari suatu komunitas dapat ditingkatkan apabila jumlah
total seluruh kepuasan individu-individu dalam komunitas tersebut
lebih besar skalanya daripada kesedihan/kesengsaraan mereka.17
antara untung rugi yang pasti dan untung rugi yang tidak pasti, di mana
6. Teori Perjanjian
21
Ibid, Fajar Sugianto, h.39
22
Subekti R., Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta: 1987, h. 1
yangmenyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar
benda lain) sebagai ganti dengan dengan jalan yang diijinkan oleh
syara”.27
beli ialah: Tukar menukar harta dengan harta yang sebanding untuk
diizinkan oleh syara‟.28 Selain itu jual beli juga mempunyai tujuan untuk
23
Peter Salim dan Yunny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,
Yogyakarta: Modern English Press, 1991, h. 626.
24
A.W. Munawir, amus AL-Munawir: Arab Indonesia Terlengkap, cet 14, Surabaya:
Pustaka Progesif, 1997, h. 124.
25
Ibid., h. 716.
26
Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Kairo: Dar al-Fath Lili‟lami al-Arabi, 1990, h.
198.
27
Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, h. 198.
28
Imam Taqayyudin, Khifayah Al-akhyar, Semarang: Toha Putra, t,t, h. 239.
negara secara tidak langsung, serta dapat membuat orang lain lebih
terjamin. Sebagai umat beragama, tujuan yang terpenting dalam jual beli
adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT agar jual beli tersebut
usahanya.
Sunnah, dan Ijma‟.29 Al-ba‟i atau jual beli merupakan akad yang
itu seluruhnya adalah mubah, yaitu apabila dengan keridhaan dari kedua-
belah pihak. Kecuali apabila jual-beli itu dilarang oleh Rasulullah SAW.
29
Rahmat Syafe‟i,Fiqih Muamalah untuk UIN,STAIN, PTANIS, dan Umum, Pustaka
Setia, Bandung:2006, h. 74-75
30
al-Fqihul Islami wa Adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az-zuhaili jilid 4 h. 364
31
Dimyauddin Djuani, Pengantar Fiqh Mu‟amalah, h. 70.
Artinya: “ Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
(Al- Baqarah : 275)32
Artinya : dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik. (An-Nisa:5).
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (An-Nisa: 29).33
32
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zilalil Qur‟an (Dibawah Renungan Al-Qur‟an), Jilid 1,Gema
Insani Press, Jakarta: 2000 , h. 372-373
33
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an) ,
Vol 2, Lentera Hati, Ciputat: 2000. h. 331-330
hendaklah kamu peroleh harta itu dengan jalan perniagaan yang
minkum.35
b. Hadis
34
Imam Nawawi Al-Bantani, Alhidayah AL-Quran Tafsir Per kata Tajwid Kode Angka,
Banten: PT Kalim, 2011, h. 84.
35
M. Quraish Shihab, Tfsir Al-Misbah, pesan, kesan dan keserasian Al-Qur‟an vol 2
Ciputat: Lentera Hati, 2000 h. 391-393.
diri, isteri, anak dan pembantunya adalah sedekah.".HR Ibnu
Majjah36
c. Ijma
tanpa bantuan orang lain, namun demikian bantuan atau barang milik
orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya
jual beli adalah mubah (boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual
beli itu bisa berubah menjadi sunnah, wajib, haram, dan makruh.37
d. Berdasarkan Sunnah
36
A Hassan, Bulighul Maram, Bandung: CV Diponegoro, 1999, h. 384.
37
http://hukumjualbelidalamislam.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasar-hukum-
jual-beli.html. Akses 28 November 2014.
38
Mardiani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
h.103-104
Adapun rukun jual-beli menurut Jumhur Ulama ada empat,
yaitu:
a. Bai‟ (penjual)
b. Mustari (pembeli)
c. Shighat (ijab dan qabul)
d. Ma‟qud „alaih (benda atau barang).39
kepada pembeli
karena terpaksa.
39
Ibid, h. 76
c. Syarat benda dan uang yang diperjual belikan sebagai berikut:
1) Bersih atau suci barangnya. Tidak syah menjual barang yang najis
yang tidak ada manfaatnya tidak sah, seperti jual beli lalat,
misalnya jual beli kuda yang sedang lari yang belum diketahui
kapan dapat ditangkap lagi, atau barang yang sudah hilang atau
4) Milik sendiri: tidak sah menjual barang orang lain dengan tidak
5) Mestilah diketahui kadar barang atau benda dan harga itu, begitu
juga jenis dan sifatnya. Jual beli benda yang disebutkan sifatnya
beberapa segi, di lihat dari segi hukumnya, jual beli ada dua macam
yaitu:
40
Imam Taqayyudin, Khifayah Al-akhyar, Semarang: Toha Putra, t,t, h. 239
41
Mahmud Yunus, dan Nadlrah Naimi, Fiqih Muamalah, CP. Ratu Jaya, Medan: 2011,
h. 104-105
a. Jual beli yang sah,adalah jual beli yang telah memenuhi ketentuan
syara‟, baik rukun maupun syaratnya, syarat jual beli antara lain :
1) Barangnya suci
2) Bermanfaat
4) Bisa di serahkan
5) Diketahui keadaannya
b. Jual beli yang batal, adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu
syarat dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak (fasid). Dengan kata
lain, menurut jumhur ulama, rusak dan batal memiliki arti yang sama.
Adapun ulama hanafiyah membagi hukum dan sifat jual beli menjadi
c. Jual beli yang di larang dalam Islam, Jual beli yang dilarang dalam
lain.
Menurut ulama fiqih jual beli anak kecil di pandang tidak sah,
yang baik.
Menurut ulama Safi‟iyah dan Hanabilah, jual beli ini tidak sah,
tidak sah.
(6) Jual beli orang yang terhalang
ataupun sakit.42
alat pertukaran olah orang yang akad, yang biasa di sebut mabi‟
(1) Jual-beli benda yang tidak ada atau di khawatirkan tidak ada
(3) Jual-beli gharar atau di sebut juga dengan jual beli yang tidak
jelas (majhul)
(5) Jual-beli barang yang tidak ada ditempat akad (ghaib), tidak
dapat dilihat.
42
Moh. Rifa‟i,dkk, Terjamah khulasah kifayatul akhyar, CV.Toha putra ,Semarang:
1978, h. 184
Allah ta‟ala melarang jual beli arak, bangkai, babi, anjing, dan
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.43
(8) Jual-beli barang yang sedang dibeli oleh orang lain Jual-beli
memakai syarat.44
B. Konsep Penelitian
43
Al-Qur‟an in Word
44
Ali Imran, Fikih Taharah, Ibadah Muamalah, Cipta Pustaka Media Perintis,
Bandung: 2011.h. 162
Jual beli menurut bahasa artinya menukar sesuatu dengan
saling menukar. Jual beli dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-
bay‟u.
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang
tertulis.
sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang
45
Moh Rifa‟i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap,Toha Putra, Semarang:1978, h. 402.
46
Ali Imran,Fikih Taharah, Ibadah Muamalah, Cipta Pustaka Media Perintis, Bandung
: 2011.
memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban,
3. Konsep Konsumen
berada. Secara harafiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen)
kepentingan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain yang tidak
setiap orang atau keluarga yang mendapatkan barang untuk dipakai dan
47
Janus Sidablok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti,Bandung: 2014. h. 37-38
48
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
2009, h. 22
tidak untuk diperdagangkan.49 Sebagai akhir dari usaha pembentukan
diperdagangkan.”50
4. Konsep Showroom
bernama showroom.
a. Motor
oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan
disebut juga mesin empat tak dan penemuan tersebut dipatenkan pada
51
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor(23-Feb-2015)
dipecat dari perusahaan tersebut dan keduanya mendirikan sebuah
digunakan sebagai bahan bakar mesin empat tak ciptaan Otto. Mereka
dan meletakkan mesin tersebut pada sebuah sepeda kayu. Sepeda kayu
b. Bekas
1. Keranga Pikir
yang relatif lebih murah, serta sepeda motor produksi lama tersebut
52
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor (23-Feb-2015)
memiliki mesin yang kuat dibandingkan dengan mesin sepeda motor
baru.
1. Rahmat Motor Jual beli Motor dan tukar tambah (cash/credit) alamat
4. Roda jaya jual beli sepeda motor second (cash/credit dan tukar
5. Hanna Motor jual beli sepeda motor dan tukar tambah (cash/credit),
6. Ahmad jayadi motor jual beli sepeda motor (cash/credit), Jl. Antang
Raya.
Kutilang.
53
Hasil survey, tanggal 1-2 Maret 2015, foto hasil survey terlampir.
9. Jefri Hasan Motor, jual beli sepeda motor (cash/credit dan tukar
10. Doyo Motor jual beli sepeda motor (cash/credit), Jl. Antang No.1.
pembelian sepeda motor bekas secara kredit. Hanya saja manaka kala
ekonomi syari‟ah bahwa hukum asal jual beli adalah halal dan boleh,
54
Terjemah al-Qur‟an. An-Nisa:29: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu
55
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Seorang muslim
adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang
dagangan yang memiliki cacat kepada saudaranya sesama muslim, melainkan ia harus
menjelaskan cacat itu kepadanya”.HR. Ibnu Majah.
Dari kerangka pikir di atas, maka secara singkat penulis gambar
Latar belakang,
Konsumen memilih sepeda
Proses kegiatan jual beli sepeda
motor bekas untuk dibeli,
motor bekas melalui perjanjian jual beli
selain karena harganya lebih
yang dilaksanakan oleh dealer/Show room
murah, serta memiliki mesin
Motor
yang kuat dibandingkan
sepeda motor baru.
Kepemilikan motor bekas
tersebut dapat dibeli dengan
pembayaran kredit. Pihak
yang memfasilitasi cicilan
tersebut adalah pihak dealer. Latarbelakang perlunya perlindungan Hasil dan
Hasil survey ada 10 (sepuluh) hukum terhadap konsumen/pembeli pembahasan
showroom sepeda motor motor bekas
bekas yang bersedia
memfasilitasi pembelian
secara kredit di kota Palangka
Raya. Fenomena tersebut
menggambarkan adanya
kemudahan bagi masyarakat
kelas bawah untuk Perlindungan hukum terhadap konsumen
memperoleh pembelian sepeda motor bekas melalui perjanjian
sepeda motor, hanya saja jika sewa beli berdasarkan Undang-Undang
terdapat cacat atau rusak Perlindungan Konsumen simpulan
pada kendaraan yang telah di
beli, pihak dealer/showroom
ada sebagian yang tidak
beritikad baik untuk
bertanggung jawab atas
sepeda motor yang rusak
tersebut.