Anda di halaman 1dari 13

At-Turats Vol. 10 No.

2 (2016) 119 - 132

At-Turats
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam

journal homepage: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats

Pelaksanaan Pembelajaran BCCT


Bagi Anak Usia Dini; Study Pelaksanaan BCCT
Di Tk Islam Mujahidin Pontianak

Nur Hamzah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
hamzah_ptk@yahoo.com

ABSTRAK

Nowadays, there are a lot of pre-school educational institution such as Kindergarten (TK), Raudhatul Atfhal (RA),
Playgrounds, Children Care, Early Childhood Education (PAUD), and so forth. Furthermore, in these educational
institution, study method and approach is developed based on earl childhood characters. One of the ways is named
Beyond Centres and Circle Times (BCCT). Moreover, the BCCT is theoretically a study approach which is held at
the centre or cirlce. The children apparently learn something based on their themes and centre. Besides, there are
still few pre-school institutions performed this model on their schools because it provides more human resources,
spaces, and budget. In Pontianak, some schools have applied this method, and one of them is TK Islam Mujahidin.

Key words: BCCT, Early Childhood

LATAR BELAKANG kannya sejak usia dini yakni 0-8 tahun.


Pendidikan bagi anak di usia dini da- Urgensitas pendidikan pada usia ini
lam banyak kajian akademik sangat urgen. dikarenakan pada anak usia 0-8 tahun adalah
Dikatakan urgen karena ia akan menjadi fun- usia dimana segala bentuk pengalaman yang
damen bagi pembentukkan dan pengemban- diterima anak akan membekas lama. Ditam-
gan segala potensi yang dimiliki manusia. bah lagi bahwa pada usia ini segala macam
Individu bahkan menurut Kholberg dapat aspek potensial manusia tumbuh dan berkem-
diramal karakteristik sosialnya pada usia bang begitu cepat. Perkembangan itu melipu-
remaja sejak ia usia 5-8 tahun. Jika anak pada ti perkembangan fisik, kognitif, sosial dan
usia 5-8 tahun mengalami masa sulit dalam mental. Karena keistimewaan inilah maka
pengembangan sosialnya entah karena dise- masa usia 0-8 tahun disebut oleh para ahli
babkan konflik sosial, perang atau keluarga dengan periode emas (Golden Period). Dise-
yang broken, maka pada saat usia remaja, but periode emas karena pada masa ini anak
mereka akan menjadi individu anti sosial sangat peka terhadap segala macam rangsan-
(Kholberg dalam Nugraha, 58, Tanpa tahun). gan dan stimulus dari luar yang datang ke-
Begitu pula pada aspek pengembangan lain padanya. Bayangkan saja, otak anak umur
sebagaimana yang dirumuskan Gardner ten- 8 tahun telah mencapai 90% volume otak
tang 8 kecerdasan jamak manusia. Semua orang dewasa, dengan demikian untuk umur
kecerdasan tersebut menghendaki pembentu- selanjutnya tinggal menambah 20% saja
119
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

(Hamzah.3.2015). Demikian pula pada as- diselenggarakan pada sentra dan lingkaran.
pek perkembangan lainnya. Di sentra anak belajar sesuai tema dan sen-
Pada zaman sekarang, karena meli- tranya. Anak diberikan aturan bermain saat
hat begitu pentingnya pendidikan di usia dini berada dalam sentra sambil guru mendampin-
maka banyak didirikan lembaga pendidikan gi dan mencatat seluruh kegiatan siswa. Dan
pra-sekolah. Di Indonesia lembaga pendi- terakhir guru meminta anak membereskan
dikan pra-sekolah mengambil bentuk Taman mainannya sekaligus menyuruh mereka men-
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfhal (RA), ceritakan pengalaman saat berada di sentra.
Taman Bermain, Tempat Penitipan Anak, Anak pada kegiatan ini mengkonstruk pen-
Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya dis- getahuan dan pengalamannya sendiri karena
ingkat PAUD) dan lain sebagainya. Dalam aktvitas yang mereka lakukan.
lembaga pendidikan ini selanjutnya dikem- Terdapat beberapa sentra biasanya
bangkanlah beragam pedekatan dan metode yang ada di TK/RA yaitu sentra balok, pasir,
pembelajaran yang sesuai dengan karakteris- air, rumah, rumah ibadah, dapur, seni dan lain
tik anak usia dini. Beberapa model pembela- sebagainya. Karena terdapat beberapa sentra,
jaran tersebut misalnya: pendekatan belajar maka pendekatan ini dilaksanakan kegiatan
Frobel, konsep belajar Hill, Model Monteso- moving class, dimana anak berpindah dari
ry dan termasuk model Beyond Centres and satu sentra ke sentra lain dalam melakukan
Circle Times (selanjutnya disingkat BCCT). pembelajaran. Karena konsep moving class
Untuk diketahui bahwa masing-masing mod- inilah maka anak menjadi tidak bosan sebab
el pembelajaran ini memiliki kelebihan dan menghadapi situasi kelas yang selalu berbe-
kelemahan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu da. Inilah sedikit manfaat model BCCT, yang
pilihan sebuah lembaga pendidikan terhadap pada lembar kerja berikutnya akan penulis
model pembelajaran ini berdasarkan pertim- paparkan lebih rinci.
bangan akademik, kebutuhan dan karakteris-
tik subyektif. SEKILAS TENTANG AUD
Di Indonesia, tidak banyak lembaga Para pakar dalam mendifinisikan dan
pendidikan pra-sekolah menggunakan model membuat batasan tentang anak usia ma-
BCCT dikarenakan ketidaksiapan SDM dan sih belum satu kesepakatan. Di Indonesia,
kekurangan dukungan finansial. Khusus di batasan umur anak usia dini adalah 0-6 tahun,
Pontianak misalkan, berdasarkan data yang sehingga pada usia 7 tahun anak telah dika-
penulis dapat, dari 38 lembaga pendidikan takan siap melaksanakan studi pada jenjang
pra-sekolah, hanya ada 4 (empat) sekolah pendidikan dasar. Namun di banyak negara
yang menggunakan model BCCT yaitu: Ta- dan difinisi umum yang dikemukakan oleh
man Kanak-kanak Islam Mujahidin 1 dan 2, NAEYC (National Association Education for
Taman Kanak-kanak Al-Kautsar dan Taman Young Children) bahwa anak usia dini ada-
Kanak-kanak Islam Az-Azhar. Padahal, jika lah sekelompok individu yang berada pada
model ini diterapkan, banyak kelebihan dan rentang usia antara 0-8 tahun. Berikutnya
manfaat yang diterima oleh anak usia dini un- berdasarkan batasan ini, anak usia dini dike-
tuk memaksinalkan potensi yang dimilikinya. lompokkan menjadi: 1) kelompok bayi yakni
Pendekatan BCCT secara teoritik umur 0-12 bulan; 2) kelompok bermain yak-
dapat dimaknai sebagai pembelajaran yang ni umur 1-3 tahun; 3) kelompok pra-sekolah

120
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

yakni umur 4-5 tahun dan; 4) kelompok usia c. Anak memiliki daya imaginasi dan fanta-
sekolah berada pada umur 6-8 tahun (Hartati; si yang sangat tinggi. Bagi seorang anak,
2005, 8). sebuah balok kayu dapat menjadi sebuah
Sebagai individu, anak usia dini ten- pesawat terbang, mobil atau rumah. Ben-
tu memiliki karakteristik perkembangan dan da mati dibuat seolah bernyawa dan hidup.
hal tersebutlah yang membedakannya den- Dengan boneka anak dapat bermain, berin-
gan individu lainnya. Beberapa karakteristik teraksi dan berdialog. Dengan benda pula
tersebut dirangkum menurut beberapa ahli kadang anak mengekspresikan emosinya
psikologi adalah sebagai berikut: seperti suka, senang, marah, sedih dan
a. Anak usia dini memiliki sifat egosentris lain-lain.
yang tinggi. Anak cendrung melakukan, d. Anak adalah Pebelajar Ulung. Usia AUD
melihat dan menilai dari sudut pandang adalah usia dimana proses perkembangan
mereka sendiri. Penilaian, moral dan sub- baik fisik, kognitif, sosia-emosional, mor-
jektifitas masih sangat kental menguasai al, bahasa, dan motorik sangat drastis dan
emosi mereka. Sifat egosentrisme bi- cepat. Contoh saja perkembangan sel otak,
asanya muncul pada kehendak anak yang pada usia pra-natal setiap menit sel otak
mesti terwujud. Anak kadang pada saat akan tumbuh sebanyak 250 sel, sehingga
menginginkan sesuatu maka dengan cara pada saat kelahiran anak telah memiliki mi-
apapun akan dilakukannya, termasuk me- lyaran. Berikutnya saat lahir, bayi memili-
minta orang dewasa yang melaksanakann- ki 25% berat otak orang dewasa, usia 3-4
ya. Jika yang menjadi kehendak anak tidak tahun telah ada 75%, dan ketika usia 5-6
terpenuhi maka anak akan berontak den- tahun 90% otak anak dari otak orang de-
gan menangis, teriak, marah dan lain-lain. wasa. Sedemikian cepatnya perkemban-
Agar egosentrisme ini tereliminir pada usia gan fisik, demikian pula perkembangan
lanjut mereka, maka orang dewasa harus belajar AUD. AUD dikenal sebagai indivi-
melakukan intervensi melalui pendidikan du pebelajar ulung karena kemampuannya
dan pengajaran (Hamzah,2015,2). dalam menyerap, menguasai dan menerap-
b. Anak memiliki rasa ingin tahu yang be- kan pembelajaran. Contoh saja dari aspek
gitu besar dan dalam. Apa saja yang dili- penguasaan bahasa. Umur 1 tahun anak
hat, didengar, dirasakan dan dialami oleh sudah mengusai 40 kata dan beberapa bu-
anak, akan menyebabkan mereka menel- lan kemudian menjadi ratusan. Menurut
isik terhadap hal tersebut. Mereka akan Tompkins bahwa kosakata anak akan ber-
berusaha mencari tahu secara detail ten- tambah sebanyak 3000 pertahun. Terha-
tang kejadian tersebut yakni apa, menga- dap hal ini, bandingkan dengan perolehan
pa dan bagaimana. Dari sinilah kemudian belajar pada kita orang dewasa (Hamzah,
terjadi proses trial and error. Anak selalu 2015,3).
berusaha menjelajahi dunia sekitar mereka e. Ciri Emosi; Kaitan dengan emosi anak
dan berinteraksi dengan hal tersebut. Un- usia dini, menurut Hurlock eskpresi emo-
tuk memenuhi rasa ingin tahu, anak sering si muncul secara beragam pada diri anak
mengajukan banyak pertanyaan dan tak seperti kasih sayang, gembira, sedih, takut,
jarang orang dewasa tidak mampu men- iri hati dan amarah. Emosi kasih sayang
jawab pertanyaan tersebut (Ibid,2015,3). dimunculkan oleh anak saat ia berusaha

121
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

menyayangi kedua orang tuanya, saudara ibatkan banyak orang. Emosi yang beri-
atau orang lain yang ia telah kenal. Emosi kutnya adalah gembira. Pada saat gembira
kasih sayang juga muncul pada binatang anak akan tertawa, tersenyum, sumringah,
kesayangan atau benda-benda lain mi- semangat, bertepuk tangan, meloncat, ber-
likinya seperti boneka, atau mainan lain. lari, berteriak girang dan lain-lain. Hal-hal
Kasih sayang diungkapkan melalui per- yang dapat menimbulkan emosi gembira
ilaku seperti memeluk, mencium, meminta diantaranya: anak mendapatkan mainan
gendong atau menggendong, ingin selalu baru, baju baru, buku baru dan lain-lain,
bersama, tidak mau terpisah dan lain se- dapat menyelesaikan satu pekerjaan, se-
bagainya. Kebalikan dari rasa sayang ada- dang menonton atau menyaksikan tayan-
lah amarah. Emosi amarah anak biasanya gan favorite, mendapatkan makanan kesu-
diungkapkan melalui memukul orang atau kaan, sedang melakukan aktvitas kesenan-
benda, melempar, berteriak, menangis, gan atau hoby dan yang pasti adalah pada
merajuk, tidak mau disentuh, mengger- saat bermain. Kebalikan emosi gembira
tak dan lain-lain. Sementara beberapa hal adalah emosi sedih. Saat sedih anak akan
yang dapat membuat anak marah yaitu ungkapkan dengan menangis, tidak se-
apabila keinginannya tidak terpenuhi, ti- mangat, cemberut, atau bahkan tidak mau
dak terpuaskan hasratnya seperti makan melakukan aktvitas rutin seperti makan, ke
atau minum belum kenyang, mainan yang sekolah atau bermain sekalipun. Terhadap
dimilikinya rusak dan lain sebagainya. beberapa ungkapan emosi ini, orang dewa-
Emosi berikutnya adalah iri hati. Iri hati sa tidak perlu terlalu khawatir karena se-
pada anak dapat disebabkan karena anak bagaimana yang dituliskan oleh Goelman
hendak memiliki barang yang bukan mi- bahwa diantara ciri emosi pada anak usia
likinya apakah itu mainan atau benda lain dini adalah bahwa ia bersifat sementara
yang kadang tidak ada hubungannya den- alias tidak menetap, cepat berubah dari
gan yang ia butuhkan tetapi karena barang satu emosi ke emosi berikutnya dan tidak
tersebut berada pada orang lain maka ia selamanya demikian. Walaupun demikian,
menghendakinya. Wujud dari emosi iri orang dewasa niscaya mengawal dan men-
hati ini anak akan meminta kepada orang garahkan pada emosi positif.
tua untuk mengambilkan benda tersebut, f. Ciri yang lain adalah bahwa AUD mer-
mengeluhkan bahwa benda atau mainan- upakan individu penjelajah. Segala hal se-
nya tidak bagus, atau bahkan yang paling lalu mengundang rasa ingin tahu mereka,
ekstrim adalah mengambil secara paksa oleh sebab itu untuk memenuhi rasa ingin
benda tersebut. Pada kasus ini sesungguhn- tahunya ini ia senantiasa menanyakan ke-
ya yang terjadi bukan anak ingin memiliki pada orang dewasa yang ada disekitarnya.
benda sepenuhnya melainkan ia tidak rela Pertanyaan kadang sederhana, tetapi sering
jika benda tersebut berada pada anak lain. kali juga sangat radikal tentang apa, men-
Selain karena sebab hendak memiliki ben- gapa dan bagaimana. Begitu radikalnya,
da, iri hati seorang anak juga dapat muncul banyak orang dewasa tidak mampu men-
karena kemampuan yang ia miliki tidak jawab pertanyaan anak tersebut. Pertanyaan
sama sebagaimana anak lain, misalkan biasanya oleh anak diulang berkali-kali seh-
selalu kalah dalam permainan yang mel- ingga hasrat ingin tahu mereka terpuaskan.

122
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

MODEL BCCT PROSEDUR PELAKSANAAN BCCT


Terdapat dua jenis pendekatan dalam Berikut penulis uraikan prosedur
pembelajaran AUD , yaitu: (1) pendekatan pelaksanaan model BCCT dalam pembelaja-
pembelajaran yang berorientasi atau berpu- ran sebagaimana hasil observasi yang dilaku-
sat pada siswa (student centered approach) kan di TK Islam Mujahidin 1 Pontianak. Na-
dan (2) pendekatan pembelajaran yang ber- mun sebelum itu, penulis terlebih dahulu akan
orientasi atau berpusat pada guru (teacher paparkan kondisi sarana dan media pembela-
centered approach). Dari dua pendekatan ini, jaran yang tersedia sebagai penunjang utama
berikutnya lahir berbagai macam model dan pelaksanaan pembelajaran BCCT.
metode pembelajaran, semisal model belajar 1) Kondisi Sarana Sentra Persiapan
Frobel, konsep belajar Hill, Model Monteso- Sentra persiapan adalah area untuk
ry, metode lingkari kalender, presentasi dan anak meningkatkan kemampuan kognitif,
cerita, proyek sederhana, kerja kelompok pengatahuan, dan sains sederhana. Pada area
besar, kunjungan dan lain sebagainya terma- ini anak bermain dengan angka, menghitung,
suk model Beyond Centre and Circle Time menjumlah, mengurang, percobaan ilmiah
(BCCT). sederhana seperti mengelompokkan warna,
Model BCCT atau sentra ini proses mencampur warna, bermain geometri, men-
pembelajarannya berpusat di sentra main dan cocokkan dan lain sebagainya.
saat dalam lingkaran. Sesaat sebelum anak Berdasarkan hasil wawancara dan
bermain, anak oleh guru diklasikalkan dalam obsevasi, maka sarana yang harus disiapkan
bentuk melingkar mengelilingi guru. Ia bisa pada sentra ini meliputi: pensil, spidol, tikar
dilakukan dengan duduk ditikar atau duduk spon, kubus angka, macam-macam puzzle,
di kursi. Dalam posisi lingkaran inilah guru gambar angka, gambar huruf, ABACUS,
melakukan kegiatan pendahuluan pembela- sempoa angka domino, tangga kubus, kubus
jaran. Pembelajaran dibuka dengan salam, angka, kubus huruf, puzzle geometri, puzzle
mengabsen, menanyakan kabar anak, ber- angka, puzzle cat, puzzle benda, jam, pohon
do’a, menyampaikan tema pembelajaran dan hitung, papan angka puluhan, boneka tangan,
tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan maket pakaian adat, tikar spon, menyanyam,
secara menyenangkan karna diselingi dengan crayon, lem, kertas origami, spidol, buku
lagu, gerak tari atau senam, tepukan dan lain- gambar dan lain sebagainya.
lain. Kegiatan dalam lingkran juga dilakukan
ketika penutupan pembelajaran, dimana guru 2) Sentra Ibadah
melakukan recalling, memotivasi, melaku- Sentra ibadah adalah salah satu sudut
kan penguatan dan do’a. dimana anak diajarkan materi tentang iba-
Selain pembelajaran dalam lingkaran, dah dengan segala variannya, dengan tujuan
substansi BCCT adalah saat anak dalam area untuk mengembangkan secara maksimal ke-
bermain. Dalam area bermain, sentra harus cerdasan moral-spiritual anak. Dengan kec-
memenuhi 3 jenis main yang dapat mengako- erdasan spiritualnya anak diharapkan sampai
modasi seluruh perkembangan anak. Ketiga kepada pemahaman akan Tuhan sebagai Kua-
kelompok main tersebut yakni (1). Main sen- sa dan Pencipta. Dengan kecerdasan spiritual
sorimotor atau fungsional, (2). Main peran, pula diharapkan anak dapat mengembangkan
dan (3) main pembangunan. perilaku agamis dalam kehidupan sehari-hari.

123
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

Mainan yang tersedia pada sentra ini dasan motorik halus anank. Berdasarkan hasil
meliputi: gambar masjid, gambar ka’bah, observasi peneliti bahwa sarana yang tersedia
gambar orang sedang sholat, gambar orang pada sentra alam ini meliputi: biji-bijian, pa-
berwudhu, gambar huruf hi’jaiyah, kaligrafi, sir, air, tanah, tepung, daun, kayu, pewarna,
pohon hijaiyah, beraneka puzzle dan masih crayon, kuas, botol dan lain sebagainya.
banyak yang lainnya lagi. Adapun kegiatan pembelajaran yang
biasa dilakukan pada sentra ini yaitu: finger
painting, colase, play doh, melukis, me-
mancing ikan, mennggunting, menggoreng,
mengayak, mencampur warna, memasukkan
biji-bijian dalam wadah dan masih banyak
lagi. Sebagaimana hasil pengamatan, bah-
wa kondisi sarana dan mainan yang tersedia
pada sentra ini sangat baik, lagi pula karna
memang bahan yang tersedia cukup banyak
dan mudah didapat di alam.

Gambar: Salah satu media yang terdapat


dalam sentra ibadah

3) Sarana Sentra Alam


Sentra alam adalah satu sudut belajar
yang dalamnya terdapat bahan-bahan alam
baik benda hidup maupun benda alam mati.
Tujuan sentra alam adalah agar anak dapat
mengembangkan kecerdasan naturalistik atau
lingkungan. Tidak hanya itu, area ini juga Gambar: anak sedang menggunting kulit
sangat berguna untuk mengasah kemampuan singkong dan mencetak di sentra
kognitif anak dengan percobaan sains seder- bahan alam
hananya, kecerdasan matematika dan kecer-

124
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

4) Sarana Sentra Bermain Peran


Sentra bermain peran adalah sentra
dimana anak diajarkan tentang peran mikro
semisal profesi sebagai polisi, tentara, pe-
madam kebakaran, guru, penjual, kasir, dok-
ter, perawat dan lain sebagainya. Pada area
ini anak diminta memerankan profesi terse-
but sesuai dengan tema yang diangkat pada
saat pembelajaran tersebut. Semisal tema ten-
tang kesehatan, maka anak dibagi perannya
sebagai pembaca antrian, apoteker, perawat,
Gambar: Aktivitas anak ketika memerankan
pasien dan demikian selanjutnya pada tema
sebagai dokter
yang berbeda.
Adapun tujuan dari area bermain per-
an ini adalah untuk melatih anak mengem- 5) Sarana Sentra Seni & Kreativitas
bangkan kemampuan bahasanya, berkomu- Pada sentra ini, anak diajak untuk ber-
nikasi sesuai dengan peran yang dimainkan, main dan belajar tentang alat musik, bunyi,
memainkan peran, melatih kemampuan men- menggambar, menganyam, membuat adonan,
dengar, menggunakan alat-alat yang digu- membuat bentuk dari adonan, menggunting
nakan, melatih kepercayaan diri, menumbuh- bentuk, menjahit dan lain sebagainya. Dalam
kan minat terhadap satu profesi, menumbuh- pembelajaran dengan tema musik, anak dia-
kan bakat dan cita-cita. jarkan mengenai bentuk-bentuk alat musik,
Sama halnya dengan sentra-sentra mulai dari alat musik tiup, pukul, petik, tekan
lain, beberapa alat yang tersedia pada area ini (piano), dan gesek. Tidak sampai disitu, mer-
yaitu karpet, lemari atau rak tempat menyim- eka juga belajar mengenai bunyi alat musik
pan mainan, papan tulis, kursi, meja dan alat- dan cara sederhana memainkan alat musik.
alat mainan sesuai dengan tema. Berdasarkan termasuk yang diajarkan oleh guru juga ada-
hasil observasi beberapa sarana yang tersedia lah tentang irama. Pada tema ini, secara khu-
pada area ini seperti baju dokter, baju polisi, sus aspek pengembangan yang dimunculkan
baju tentara dan beberapa mainan pelengkap. yaitu pengembangan motorik halus dan aspek
Pada saat observasi, hari itu tema yang diajar- kecerdasan musikal. Walaupun demikian as-
kan guru kepada anak adalah kesehatan. Alat pek lain seperti pengembangan bahasa, kog-
permainan yang disiapkan oleh guru meliputi nitif dan emosional juga sekaligus disentuh.
meja obat, kursi antrian, kartu antrian, obat, Untuk mendukung pembelajaran pada
stateskop dan lain-lain. Tentang kondisi sara- sentra ini, berdasarkan hasil observasi bah-
na pada area ini, terlihat semuanya baik. wa sarana yang tersedia pada sentra seni dan
kreativitas meliputi: alat musik mainan sep-
erti gitar, gendang, rebana, kerekan, suling,
harmonika, angklung, terompet, piano, ane-
ka jenis puzzle, crayon, buku gambar, pensil,
gunting, dan masih banyak lagi yang lainnya.

125
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

6) Sarana Sentra Balok 2).Pijakan pengalaman Sebelum main, 3). Pi-


Sentra balok adalah sudut dimana jakan pengalaman saat main, 4). Pijakan pen-
anak belajar tentang geometri, bangunan, galaman setelah main.
matematika sederhana, konsep kesimbangan
bangunan, bentuk bangunan dan termasuk a. Pijakan Lingkungan
warna. Tujuan dari sentra ini adalah untuk Secara sederhana pijakan lingkun-
mengembangkan kecerdasan visual-spasial gan adalah aktivitas guru mempersiapkan
anak agar dapat mengenali dan membeda- kondisi, tempat, peralatan, administrasi dan
kan bangun ruang, termasuk dapat memban- lain-lain sebelum dilakukan permainan pada
tu mengembangkan kecerdasan matematika sentra. Lingkungan bermain disiapkan den-
anak karena geometri adalah salah satu dasar gan mengelar `karpet atau kursi untuk ke-
dari matematika. giatan bermain. Kegiatan ini dapat dilakukan
diluar atau di dalam ruangan. Secara teoritik
lingkungan bermain yang bermutu adalah
lingkungan main mendukung tiga jenis main
yakni: sensorimotor atau main fungsional,
main peran (makro/mikro) dan main pemba-
ngunan (sifat cair.bahan alam&terstruktur).
Berdasarkan hasil observasi dan waw-
ancara pada langkah awal pendekatan BCCT,
beberapa hal yang dilakukan oleh guru yaitu
guru menyiapkan tempat dan alat permainan
sesuai dengan tema, memilih jenis permain-
Gambar: Lemari Balok an, cerita, lagu dan gerak serta merencanakan
waktu pembelajaran. Adapun persiapan ad-
ministratif yang dilakukan guru yakni meny-
Berdasarkan hasil observasi penulis iapkan catatan obsevasi, catatan perkemban-
bahwa sarana yang tersedia pada sentra balok gan anak (bahasa, sosial-emosional, kognitif,
ini meliputi balok susun natural, balok susun dan moral-spiritual).
stoples, balok susun besar, balok susun kecil,
menara segi enam, menara segi tiga, balok b. Pijakan Pengalaman Sebelum Main
tangga warna, rambu lalu lintas dan lain-lain. Kegiatan pijakan sebelum bermain
Sementara hasil wawancara dengan guru, dapat juga disebut sebagai kegiatan pembu-
bahwa mainan yang tersedia pada area ba- kaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah meny-
lok diantaranya berbagai jenis mainan balok, iapkan kondisi awal baik mental maupun
gambar-gambar, puzzle dan lain sebagainya. fisik anak sebelum masuk pada kegiatan inti
Selanjutnya tentang prosedur pem- pembelajaran. Kegiatan pembukaan dilaku-
belajaran dengan model BCCT dapat digam- kan dengan cara membentuk lingkaran kecil
barkan sebagai berikut. Pembelajaran dengan antara pendidik dan anak. Jumlah satu rom-
model BCCT mengunakan empat langkah bongan belajar paling maksimal 20 anak.
pijakan untuk mencapai mutu pengalaman Sebagaimana halnya kegiatan pem-
main yaitu; 1). Pijakan lingkungan Main, bukaan pada pembelajaran disekolah yaitu

126
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

mengucapkan salam, doa, mengabsen kehad- tahapan berikutnya.


iran siswa, menyampaikan tema pembelaja- 3. Kegiatan berikutnya adalah guru menyam-
ran, melakukan apersepsi, menyampaikan tu- paikan tema pembelajaran yakni menab-
juan pembelajaran dan memberikan motivasi ung. Kegiatan ini tujuannya adalah agar
awal, dalam kegiatan pembukaan di taman anak mengetahui apa yang akan mereka
kanak-kanak juga demikian. pelajari dan alami pada satu hari kegiatan
Berdasarkan hasil observasi, prosedur pembelajaran.
kegiatan pijakan sebeleum bermain telah 4. Setelah menyampaikan tema, guru berceri-
dilakukan oleh guru di TK Mujahidin 1 Pon- ta tentang tema (menabung) dengan meng-
tianak. Secara sangat rinci dapat digambar- gunakan media gambar tampak depan
kan sebagai berikut: bank dan beberapa sudut tampak dalam
1. Anak berbaris rapi untuk memasuki sen- bank. Guru menceritakan uang yang harus
tra, berikutnya mengucapkan salam ke- dihemat penggunaanya, menabung adalah
pada guru, dan sambil menyalami guru perilaku baik, menabung dapat dilakukan
anak secara tertib memasuki sentra. Pada di bank, dan tata cara menabung dibank.
kegiatan ini anak diajarkan untuk berlaku Pada kegiatan ini guru mengaitkan isi cer-
disiplin, tertib, antri, sopan dan menghor- ita dengan konteks kehidupan sehari-hari
mati guru. Pada ranah ini maknanya guru anak, termasuk memberikan penguatan
telah melakukan pengembangan aspek sikap dan perilaku positif/negatif yang
moral-spiritual dan sosial-emosional anak. harus dilakukan/dihindari anak. Pada ke-
2. Sesaat anak telah berada pada sentra, guru giatan ini juga guru mengenalkan anak
mempersilakan anak duduk melingkar di- pada istilah/kosakata baru seperti bank,
atas karpet. Selanjutnya guru mulai mem- buku tabungan, teller, costumer service
buka pembelajaran dengan mengucapkan dan lain-lain. Pada kegiatan ini guru juga
salam kepada anak, menanyakan kabar, menyelinginya dengan nyanyian dan tepu-
menanyakan anak yang tidak masuk se- kan. Pada kegiatan ini hampir semua aspek
kolah (mengabsen), berdoa, secara bersa- dikembang, mulai dari aspek kognitif, ba-
ma-sama berikrar anak sholeh, bernyanyi hasa, sosial-emosional, moral-spiritual ter-
dan bertepuk tangan. Kegiatan doa dan masuk fisik motorik anak. Aspek bahasa,
menanyakan kabar anak merupakan ke- kognitif dan sosial-emosional dikembang-
giatan untuk mengembangkan aspek spir- kan melalui kegiatan bercerita, sementara
itual dan sosial anak. Sementara kegiatan aspek motorik baik kasar maupun halus
bernyanyi dan bertepuk tangan adalah ke- dikembangkan dengan kegiatan nyanyian
giatan untuk mengembangkan aspek kog- dan tepukan.
nitif, aspek bahasa, aspek emosional dan 5. Langkah selanjutnya menyampaikan ke-
motorik. Kegiatan yang dibuka dengan giatan pembelajaran dan permainan yang
bernyanyi juga bertepuk tangan adalah akan dilakukan dalam hal ini adalah peran
kegiatan yang sangat menyenangkan bagi mikro bank. Pada kegiatan ini guru men-
anak, karena memang demikian karakter- jelaskan tentang permainan, alat permain-
istik psikologis mereka. Kondisi psikolo- an yang akan digunakan dan cara menggu-
gis awal yang menyenangkan akan menja- nakan mainan.
di pra-kondisi kesiapan belajar anak pada 6. Kegiatan berikutnya, guru menjelaskan

127
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

tata aturan permainan dan lama waktu da- dimaksudkan untuk mengawasi anak,
lam bermain; membantu apabila anak menemui kesu-
7. Selanjutnya guru menunjuk anak untuk litan dalam kegiatan bermain mereka.
memainkan peran, sebagai nasabah, tell- 2. Hal lain yang dilakukan oleh guru adalah
er, costumer service, securty dan pembagi memberikan penguatan positif. Dalam
kartu antrian. pendekatan BCCT ini, anak mengkon-
8. Kegiatan terakhir kegiatan transisi dima- struk pengalaman dan pengetahuannya
na anak diminta siap untuk bermain. Pada sendiri, tetapi sangat penting guru mem-
kegiatan transisi ini ada waktu sekitar 15 berikan penguatan positif terhadap apa
menit dimana guru mempersilakan anak yang anak lakukan. Tujuan dari kegiatan
untuk mempersiapkan diri, ke toilet dan ini agar perilaku menjadi menetap seperti
lain sebagainya. perilaku antri saat di bank, bersikap ra-
mah, tertib dan lain sebagainya.
c. Pijakan Saat Bermain 3. Sambil anak memainkan perannya,
Kegiatan pijakan saat bermain adalah guru sembari mengajak anak berdialog.
kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan ini Melakukan dialog adalah kegiatan un-
anak memainkan peran sesuai dengan sentra tuk mengembangkan kemampuan baha-
yang ia masuki. Mereka berbagi peran dalam sa dan kognitif anak. Dengan berdialog,
permainan dan saling bergantian saat per- anak mengasah kemampuan komuni-
mainan. Jika misalnya satu permainan hanya kasinya dan menyatakan perasaannya da-
untuk 5-10 orang, maka sisa anak bermain lam kalimat secara berani.
pada tema lain pada satu sentra yang sama. 4. Dalam kegiatan dialog, guru hendaknya
Setelah selesai satu permainan, maka anak dapat memancing pertanyaan. Memanc-
digilir untuk memainkan peran baru. ing pertanyaan tujuannya adalah untuk
Pada pijakan ini, posisi guru hanya menggugah rasa ingin tahu anak terhadap
sebagai fasilitator yang mengarahkan dan sesuatu yang baru, mengembangkan ke-
mengatur permainan. Waktu yang diperlukan beranian dan kematangan berkomunikasi
untuk kegiatan ini paling sedikit 60 Menit. dan memperkuat kemampuan bahasanya.
Ada banyak manfaat kegiatan ini diantaranya 5. Mendampingi anak yang menemui kesu-
memberikan pengalaman baru, mengembang- litan dengan permainannya;
kan kemampuan komunikasi, meningkatkan 6. Mengingatkan dan mengenalkan anak
penguasaan kosakata, mengembangkan daya dengan kosakata baru;
imaginasi, memperkaya daya kreatif dan 7. Mengelola kelas agar selalu tertib dan
yang paling penting adalah menumbuhkan kondusif;
kemampuan bersosialisasi. 8. Mengingatkan anak akan aturan per-
Pada kegiatan main ini berdasar- mainan;
kan hasil observasi penulis pada sentra per- 9. Mengingatkan anak akan peran mereka;
an mikro, beberapa hal yang dilakukan oleh 10. Memperkuat gagasan dan konsep penge-
guru TK Mujahidin Pontianak meliputi: tahuan atau pengalaman;
1. Guru mengatur, mengarahkan dan mem- 11. Memberitahukan anak tentang waktu
bimbing anak terhadap bermain per- bermain;
an yang mereka lakukan. Kegiatan ini 12. Meminta anak untuk membereskan main-

128
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

an mereka; mengembangkan seluruh potensi AUD


13. Dan yang paling penting adalah guru yang meliputi aspek kognitif, sosial-emo-
mengobservasi, mendokumentasi, men- sional, moral spiritual, fisik, visual spasial,
catat dan mengevaluasi perkembangan natural dan bahasa;
anak pada saat permainan dilangsung- 2. Sebagaimana spirit konstruktivisme,
kan. BCCT menjadi model pembelajaran yang
dapat membuat anak menjadi kreatif dan
d. Pijakan Setelah Bermain inovatif;
Pijakan setelah bermain adalah kegia- 3. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan
tan yang dilakukan oleh guru dan anak sesaat penuh makna (Joyfull Learning), anak ti-
ketika selesai bermain. Anak dan guru kem- dak bosan dengan pembelajarannya kare-
bali duduk melingkar. Dalam kegiatan ini me- na secara reguler bergantian belajar dalam
minta anak menceritakan kembali terhadap sentra berbeda, anak sangat antusia, apre-
apa yang telah mereka lakukan, menanyakan siatif dan dinamis dalam pembelajaran
perasaan, memajang hasil karya dan melaku- yang sedang dilangsungkan;
kan penguatan positif. 4. Anak mengkonstruksi sendiri pengetahuan
Berdasarkan hasil observasi pada ke- dan pengalamannya;
giatan pijakan setelah bermain, guru TK Mu- 5. Mengajarkan anak mandiri dalam melaku-
jahidin Pontianak melakukannya sebagaima- kan satu pekerjaan;
na prosedur pendekatan BCCT. Hal tersebut 6. Mengajarkan anak bertanggung jawab ter-
dapat dideskribsikan sebagi berikut: hadap pekerjaannya;
1. Guru meminta anak untuk membereskan 7. Mengajarkan anak bersosialisasi karena
mainan dan menyimpan main pada tempat permainan kolaboratif dalam sentra;
yang telah ditentukan; 8. Guru menjadi fukos dan mendalam men-
2. Guru melakukan kegiatan Recalling yaitu guasai proses pembelajaran satu sentra di-
meminta anak menceritakan kembali pen- mana ia ditugaskan.
galaman saat mereka memerankan atau
memainkan permainan; F. Kesimpulan dan Rekomendasi
3. Guru menanyakan perasaan anak pada saat Berdasarkan hasil penelitian mini dan
kegiatan permainan; kajian akademik, maka dapat disimpulkan se-
4. Guru kembali memberikan penguatan bagai berikut:
positif dan; 1. Sentra pendukung pelaksanaan BCCT
5. Guru melakukan motivasi akhir terkait dapat meliputi: sentra persiapan, sentra ba-
permainan dan tema pembelajaran. han alam, sentra seni dan kreativitas, sen-
tra ibadah, sentra balok dan lain sebagain-
E. Keunggulan Model Pembelajaran ya tergantung kehendak pihak sekolah.
BCCT Membangun sentra harus disertai dengan
Jika diterapkan secara prosedural, konsekuensi melengkapi dengan media
konsisten dan berkelanjutan, model BCCT permainan yang sesuai;
memiliki keunggulan untuk melejitkan po- 2. Prosedur pelaksanaan pembelajaran model
tensi anak usia dini diantaranya: BCCT meliputi pijakan lingkungan, pija-
1. Model BCCT dapat secara maksimal kan sebelum bermain, pijakan saat ber-

129
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

main dan pijakan setelah bermain; workshop secara lebih intens.


3. Keunggulan model BCCT meliputi: secara 2. Lembaga Pendidikan Pra-sekolah
maksimal mengembangkan seluruh poten- a. Kepada lembaga pendidikan pra-sekolah
si AUD yang meliputi aspek kognitif, so- seperti TK/RA dapat menginisiasi meng-
sial-emosional, moral spiritual, fisik, visu- gunakan pembelajaran dengan pendekatan
al spasial, natural dan bahasa; sebagaima- BCCT;
na spirit konstruktivisme, BCCT menjadi b. Mensosialisasikan dengan orang tua anak
model pembelajaran yang dapat membuat melaui pertemuan atau seminar agar dapat
anak menjadi kreatif dan inovatif; mendukung untuk melaksanakan BCCT.
Pembelajaran menjadi menyenang-
kan dan penuh makna (Joyfull Learning),
anak tidak bosan dengan pembelajarannya DAFTAR RUJUKAN
karena secara reguler bergantian belajar da-
lam sentra berbeda, anak sangat antusia, apre- B. Hurlock, (2007) Psikologi Perkembangan
siatif dan dinamis dalam pembelajaran yang Suatu Pendekatan Sepanjang
sedang dilangsungkan; Anak mengkonstruk- Rentang Kehidupan, Eralangga,
Jakarta
si sendiri pengetahuan dan pengalamannya;
Mengajarkan anak mandiri dalam melakukan Gunarsa, Singgih, (1990) Dasar dan Teori
satu pekerjaan; Perkembangan Anak, PT. BPK
Mengajarkan anak bertanggung Gunung Mulia, Jakarta
jawab terhadap pekerjaannya; Mengajarkan Guntur, Hery Tarigan, (1993) Sastra dan
anak bersosialisasi karena permainan kolab- Perkembangan Insani Anak, Pen-
oratif dalam sentra; Guru menjadi fukos dan erbit Mimbar Pendidikan bahasa
dan Seni, Bandung
mendalam menguasai proses pembelajaran
satu sentra dimana ia ditugaskan. Hartati, Sofia, (2005) Perkembangan Belajar
Karena kelebihan dan keunggulan Anak Usia Dini, Depdiknas, Ja-
BCCT maka dapat direkomendasikan beber- karta
apa hal sebagai berikut: Jamaris, Martini, (2006) Perkembangan dan
Pengembangan Anak Usia Taman
1. Stake Holder Terkait Kanak-kanak, Jakarta: Grasindo
a. Karena pendekatan BCCT dianggap salah Jo Ann Brewer, (2007) Early Childhood Ed-
satu pendekatan terbaik dalam pembelaja- ucation; Preschool Through Pri-
ran bagi AUD, maka stake holder terkait mary Grades
dapat membantu melalui kebijakan mau- J. Wantah, Maria, (2005) Pengembangan Di-
pun sokongan finansial lembaga pendi- siplin dan Pembentukan Moral,
dikan pra-sekolah dapat melaksanakan Jakarta: Dep. DIKNAS
pendekatan. Karena pelaksanaan pendeka- Kamtani, (2005) Bermain Melalui Gerak dan
tan ini memerlukan biaya yang tinggi, sey- Lagu di Taman Kanak-kanak,
ogyanya intervensi pemerintah dipenting- Depdiknas, Jakarta
kan untuk dapat merealisasikannya. Masitoh dkk, (2005) Pendekatan Belajar Ak-
b. Mensosialisasikan pendekatan BCCT ke- tif di Taman Kanak-kanak, Dep-
pada guru TK/RA melalui seminar atau diknas, Jakarta

130
Nur Hamzah / At-Turats Vol. 10 No. 2 (2016) 119 - 132

Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati, Metode


Pengembangan Sosial Emosion-
al, Jakarta: Universitas Terbuka,
tanpa tahun
Sudrajat, Achmad, Perkembangan Moralitas
Anak, http://anakciremai.blog-
spot.com.
Sujiono, Yuliani Nyrani, Konsep Dasar Pen-
didikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, 2007
_______ dan Bambang Sujiono, (2005)
Menu Pembelajaran Anak Usia
Dini, Jakarta: Yayasan Citra Pen-
didikan Indonesia

131

Anda mungkin juga menyukai