Topik Materi - Sistem Peradilan Di Indonesia
Topik Materi - Sistem Peradilan Di Indonesia
Kebebasan kehakiman, bersifat menunggu (pasif), dengan itu apabila tidak ada perkara (Pasal
6 UU No.4 tahun 2004)
Pengadilan pengendali menurut hukum tanpa membedakan status seseorang. Pengadilan tidak
hanya mengadili berdasarkan undang-undang, tetapi mengadili menurut hukum. Kekuasaan
ini memberi kebebasan lebih besar kepada hakim (Pasal 5 ayat 1 UU No.4 Tahun 2004).
Selain peradilan negara, tidak dibolehkan ada peradilan-peradilan yang bukan di lakukan oleh
badan peradilan negara (Pasal 3 UU No.4 Tahun 2004).
Lembaga Peradilan Nasional
Mahkamah Agung
Pengadilan
tinggi militer
Pengadilan militer
utama
Pengadilan Militer
pertempuran
Mahkamah Agung
Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA)
adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkunganperadilan tata usaha negara
Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan
Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instasi pemerintah
di daerahnya, apabila diminta (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986)
Mengadakan pelaksanaan atau pengawasan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris,
dan juru sita di daerah hukumnya
Memberikan teguran dan peringatan yang dipandang perlu tanpa mengurangi kepuasan hakim
dalam memeriksa dan memutus perkara
Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil
pengawasannya kepada ketua pengadilan tinggi, ketua mahkamah agung, dan menteri yang
tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris
PERADILAN KHUSUS
• Contoh: thalaq,
pernikahan, waris
DASAR HUKUM
UU No. 7 thn 1989 tentang Peradilan Agama
Wakil Ketua:
Melaksanakan tugas Ketua bila Ketua berhalangan
dan membantu menyusun program kerja
Melakukan pengawasan terhadap pelakasaan tugas
Hakim, pejabat, Kepaniteraan dan Kesekretariatan
SUSUNAN
PENGADILAN TINGGI
AGAMA
Hakim
Memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan dalam
tingkat banding
Melakukan pembinaan dan pengawasan yang ditugaskan
oleh pimpinan
Panitera
Membantu hakim dalam membuat berita acara pemeriksaan
dalam proses persidangan
Bertugas pada bagian administrasi pengadilan, membuat
berita acara, dan tindakan administrasi lainnya
Dalam bertugas dibantu oleh panitera pengganti dan panitera
muda
Lingkungan peradilan di
bawah Mahkamah Agung
yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan
terhadap sengketa Tata
Usaha Negara
Mengadili sengketa Tata
Usaha Negara, contoh
kepegawaian antara
badan/pejabat Tata Usaha
Negara atau administrasi
negara dengan seseorang
atau badan hukum perdata
(PT, Yayasan)
LANDASAN HUKUM
PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA
-Undang-undang no 5 tahun
1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara
-Undan-Undang no 51 tahun
2009 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 5 tahun
1986
TUJUAN DAN FUNGSI
PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
Tujuan:
Memberi perlindungan terhadap ha-hak rakyat yang
bersumber dari hak individu
Memberi perlindungan yang didasarkan kepentikan
bersaing individu yang hidup dalam masyarakat
tersebut
Fungsi:
Menyelesaikan konflik antara pemerintahan dengan
rakyat
Lembaga peradilan di
lingkungan peradilan tata
usaha negara yang
berkedudukan di ibukota
kabupaten atau kota.
Tugas Pokok dan fungsi:
Menerima, memeriksa,
memutus, menyelesaikan
sengketa yang timbul di dalam
bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau badan
hukum perdata dengan badan
atau pejabat (pemerintah) baik
di pusat maupun daerah
PENGADILAN TINGGI
TATA USAHA NEGARA
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan
Tata Usaha yang berkedudukan di ibukota
provinsi
Tugas dan wewenang:
Memeriksa dan memutus sengketa Tata
Usaha Negara tingkat banding
Memeriksa dan memutus di tingkat pertama
dan terakhir sengketa kewenangan
mengadili antara PTUN di daerah hukuman
Peradilan syariah Islam sebagai bagian dari struktur
hukum syariah tidak terpisahkan dari sistem hukum
syariah Islam yang juga mengalami perkembangan
sejalan dengan perkembangan budaya hukumnya.
Prinsip-prinsip dasar peradilan syariah Islam, yaitu:
I. PENYELIDIKAN
II. PENYIDIKAN
III.PENUNTUTAN
1. DAKWAAN
2. EKSEPSI/TANGKISAN/KEBERATAN
5. PLEDOI / PEMBELAAN