Anda di halaman 1dari 37

Pasal 24 UUD 1945 tentang kekuasaan kehakiman

Peradilan umum( UU No 2 Tahun1986)

Peradilan agama ( UU No 7 Tahun1989)

Peradilan Militer( UU No 5 Tahun1950 UU No 7 Tahun1989 )

Peradilan Tata Usaha Negara ( UU No 5 Tahun1986)

Kebebasan kehakiman, bersifat menunggu (pasif), dengan itu apabila tidak ada perkara (Pasal
6 UU No.4 tahun 2004)

Pengadilan pengendali menurut hukum tanpa membedakan status seseorang. Pengadilan tidak
hanya mengadili berdasarkan undang-undang, tetapi mengadili menurut hukum. Kekuasaan
ini memberi kebebasan lebih besar kepada hakim (Pasal 5 ayat 1 UU No.4 Tahun 2004).

Selain peradilan negara, tidak dibolehkan ada peradilan-peradilan yang bukan di lakukan oleh
badan peradilan negara (Pasal 3 UU No.4 Tahun 2004).
Lembaga Peradilan Nasional

Mahkamah Agung

Peradilan Umum Peradilan Khusus

Peradilan Peradilan Peradilan Tata Usaha Peradilan


Pengadilan Tinggi
Agama Syariah Islam Negara Militer

Pengadilan Pengadilan Pengadilan Pengadilan Tinggi Pengadilan Tata Usaha Pengadilan


Negeri Tinggi Agama Agama Tata Usaha Negara Negara Militer

Pengadilan
tinggi militer

Pengadilan militer
utama

Pengadilan Militer
pertempuran
Mahkamah Agung
Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA)
adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkunganperadilan tata usaha negara

Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban


utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-
tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :
• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan
• peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan
kekuasaan kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-
ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim
di semua lingkungan peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik
dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan :


• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku,
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya
putusan yang bersangkutan.
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di
bawah Mahkamah Agung yang menjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
pada umumnya. Saat ini peradilan umum diatur
berdasarkan UU No.2 tahun 1986 (Lembaran Negara
No. 20 tahun 1986). Adapun kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan umum dilaksanakan
oleh Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi (biasa disingkat: PT) merupakan sebuah
lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang
berkedudukan di ibu kota Provinsi sebagai Pengadilan
Tingkat Banding terhadap perkara-perkara yang diputus
olehPengadilan Negeri.

Pengadilan Tinggi juga merupakan Pengadilan tingkat


pertama dan terakhir mengenai sengketa kewenangan
mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.

Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-


Undang dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi.
Pengadilan Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT
dan seorang Wakil Ketua PT), Hakim Anggota, Panitera,
dan Sekretaris.
Pengadilan Negeri
Tugas dan Wewenang
Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,penghentian penyelidikan, atau
penghentian tuntutan

Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan

Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instasi pemerintah
di daerahnya, apabila diminta (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986)

Mengadakan pelaksanaan atau pengawasan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris,
dan juru sita di daerah hukumnya

Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan di


selenggarakan dengan seksama dan sewajarnya

Memberikan teguran dan peringatan yang dipandang perlu tanpa mengurangi kepuasan hakim
dalam memeriksa dan memutus perkara

Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil
pengawasannya kepada ketua pengadilan tinggi, ketua mahkamah agung, dan menteri yang
tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris
PERADILAN KHUSUS

Peradilan khusus aadalah lingkungan peradilan dibawah


Mahkamah Agung yang berwenang untuk menangani kasus-
kasus tertentu

Peradilan khusus dibagi menjadi lingkungan Peradilan


Agama, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer
PERADILAN AGAMA
• Peradilan Agama Islam

• Bertugas memeriksa dna


memutus perkara-perkara
yang timbul antara orang-
orang Islam mengenai
bidang hukum perdata
yang diputus berdasarkan
syariat Islam

• Contoh: thalaq,
pernikahan, waris
DASAR HUKUM
UU No. 7 thn 1989 tentang Peradilan Agama

Menurut UU no. 7 thn 1989, ruang lingkup Peradilan Agama terdiri


atas:
Pengadilan Agama: Badan peradilan tingkat pertama yang
bertempat kedudukan sama dengan Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi Agama: Badan peradilan tingkat banding,
berkedudukan sama dengan daerah Pengadilan Tinggi
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan agama, tingkat pertama

Berkedudukan di ibukota Kabupaten atau Kota.

Tugas dan wewenang:


Memeriksa, memutuskan, menyelesaikan perkara-perkara antara
orang beragama Islam di bidang:
Perkawinan
Wasiat, warisan, hibah
Wakaf atau shodaqoh
Ekonomi Syariah

Pengadilan Agama menyelesaikan perkara-


perkara di atas menurut syariah Islam
Lembaga pengadilan di lingkungan peradilan agama

Berkedudukan di ibukota probinsi

Pengadilan tingkat banding/akhir

Tugas dan wewenang:

Megadili perkara yang menjadi kewenangan

Pengadilan Agama dalam tingkat banding

Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa


kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah
hukum
Pimpinan
Ketua
Wakil Ketua
Hakim
Panitera
Juru Sita
Ketua:
memimpin dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelaksanaan tugas Pengadilan
Tinggi Agama
Membagi tugas dan menentukan penanggung
jawab kegiatan

Wakil Ketua:
Melaksanakan tugas Ketua bila Ketua berhalangan
dan membantu menyusun program kerja
Melakukan pengawasan terhadap pelakasaan tugas
Hakim, pejabat, Kepaniteraan dan Kesekretariatan
SUSUNAN
PENGADILAN TINGGI
AGAMA
Hakim
Memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan dalam
tingkat banding
Melakukan pembinaan dan pengawasan yang ditugaskan
oleh pimpinan

Panitera
Membantu hakim dalam membuat berita acara pemeriksaan
dalam proses persidangan
Bertugas pada bagian administrasi pengadilan, membuat
berita acara, dan tindakan administrasi lainnya
Dalam bertugas dibantu oleh panitera pengganti dan panitera
muda
Lingkungan peradilan di
bawah Mahkamah Agung
yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan
terhadap sengketa Tata
Usaha Negara
Mengadili sengketa Tata
Usaha Negara, contoh
kepegawaian antara
badan/pejabat Tata Usaha
Negara atau administrasi
negara dengan seseorang
atau badan hukum perdata
(PT, Yayasan)
LANDASAN HUKUM
PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA

-Undang-undang no 5 tahun
1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara
-Undan-Undang no 51 tahun
2009 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 5 tahun
1986
TUJUAN DAN FUNGSI
PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
Tujuan:
Memberi perlindungan terhadap ha-hak rakyat yang
bersumber dari hak individu
Memberi perlindungan yang didasarkan kepentikan
bersaing individu yang hidup dalam masyarakat
tersebut

Fungsi:
Menyelesaikan konflik antara pemerintahan dengan
rakyat
Lembaga peradilan di
lingkungan peradilan tata
usaha negara yang
berkedudukan di ibukota
kabupaten atau kota.
Tugas Pokok dan fungsi:
Menerima, memeriksa,
memutus, menyelesaikan
sengketa yang timbul di dalam
bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau badan
hukum perdata dengan badan
atau pejabat (pemerintah) baik
di pusat maupun daerah
PENGADILAN TINGGI
TATA USAHA NEGARA
Lembaga peradilan di lingkungan peradilan
Tata Usaha yang berkedudukan di ibukota
provinsi
Tugas dan wewenang:
Memeriksa dan memutus sengketa Tata
Usaha Negara tingkat banding
Memeriksa dan memutus di tingkat pertama
dan terakhir sengketa kewenangan
mengadili antara PTUN di daerah hukuman
Peradilan syariah Islam sebagai bagian dari struktur
hukum syariah tidak terpisahkan dari sistem hukum
syariah Islam yang juga mengalami perkembangan
sejalan dengan perkembangan budaya hukumnya.
Prinsip-prinsip dasar peradilan syariah Islam, yaitu:

1. Dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan


perintah syariah Islam;

2. Kedudukannya merupakan bagian dari system


kekuasaan Negara;

3. Kelembagaanya merupakan symbol syariah


Islam;

4. Dilakukan oleh aparat hukum yang beragama


Islam sebagai bagian dari pengamalan syariah Islam
dan symbol syariah Islam;

5. Berfungsi member pelayanan hukum dan


keadilan berdasarkan syariah Islam, mengawal dan
menegakkan serta mengembangkan syariah Islam;
Peradilan militer adalah lingkungan
peradilan di bawah mahkamah agung yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai
kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak
pidana militer.
Peradilan militer meliputi
1. Pengadilan Militer
2. Pengadilan Militer Tinggi
3. Pengadilan Militer Utama
4. Pengadilan Militer Pertempuran
a. Pengadilan Militer

Pengadilan militer (Dilmil)


adalah pengadilan yang
bertugas untuk memeriksa dan
memutuskan pada tingkat
pertama perkara pidana dan
sengketa Tata Usaha Militer
sebagaimana ditentukan dalam
pasal 40 Undang-Undang
Republik Indonesia no. 31
tahun 1997 yakni prajurit yang
berpangkat kapten ke bawah.
Pengadilan Militer Tinggi (Dimilti) adalah pengadilan
yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat
pertama perkara pidana dah sengketa Tata Usaha Militer
sebagaimana ditentukan dalam pasal 41 UU RI no. 31 tahun
1997 yakni prajurit yang berpangkat mayor ke atas.
Selain itu, pengadilan militer tinggi juga memeriksa
dan memutus pada tingkat banding perkara pidana yang
telah diputus oleh pengadilan militer dalam daerah
hukumnya yang dimintakan banding.
C. PENGADILAN MILITER UTAMA
Pengadilan Militer Utama (Dilmiltama) memeriksa dan
memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa tata usaha
militer yang telah diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan militer
tinggi yang dimintakan banding, memutus pada tingkat pertama dan
terakhir semua sengketa tentang wewenang mengadili antar pengadilan
militer, pengadilan militer tinggi. Hal ini dicantumkan dalam pasal 42
dan pasal 43 UU Republik Indonesia tahun 1997.
Pengadilan Militer Pertempuran merupakan badan
pelaksna kekuasaan kehakiman di lingkungan militer yang
bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama
dan terakhir perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di
medan pertempuran.

Karena berkedudukan di suatu medan pertempuran


sebagai daerah hukumnya, pengadilan militer pertempuran
bersifat mobil atau selalu mengikuti kemana gerak pasukan
pada saat pertempuran tersebut berlangsung.
PROSES PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

I. PENYELIDIKAN

Merupakan suatu rangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya penyidikan lebih lanjut.

II. PENYIDIKAN

Suatu rangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan


barang bukti, dengan bukti tersebut membuat terang tentang kejahatan atau
pelanggaran yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

III.PENUNTUTAN

Tindakan JPU untuk melimpahkan perkara pidana ke PN yang berwenang


dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara pidana dengan
permintaan supaya diperiksa oleh hakim di sidang pengadila
IV. SIDANG Di PENGADILAN

1. DAKWAAN

Dakwaan adalah Tuntutan perkara atau tuduhan yang diajukankepada


hakim oleh seseorang terhadap orang lain

2. EKSEPSI/TANGKISAN/KEBERATAN

Eksepsi adalah Tangkisan, keberatan,atau sanggahan mengenai


formalitas surat dakwaaan/gugatan/permohonan dan tidak
mnyinggung materi pokok perkara

3. PEMERIKSAAN ALAT BUKTI:

4. REQUISITOIR / TUNTUTAN JAKSA

suatu pembuktian tentang terbukti atau tidaknya surat dakwaan

5. PLEDOI / PEMBELAAN

ledoii adalah pembelaan dari terdakwa/penasehat hukumnya terhadap


tuntutan yang diajukan oleh JPU, berdasarkan semua keterangan dalam
proses pembuktian yang menguntungkan pihak terdakwa
6. REPLIK JPU

Adalah jawaban penggugat baik tertulis maupun lisan terhadap jawaban


tergugat atas gugatannya

7. DUPLIK TERDAKWA / PENASEHAT HUKUM

Adalah jawban tergugat terhadap replik yang diajukan penggugat

8. PUTUSAN MAJELIS HAKIM

Menurut KUHAP ada 3 (tiga) macam putusan pengadilan, yaitu :

· Putusan yang mengandung pembebasan terdakwa (vrijspraak)

· Putusan yang mengandung pelepasan terdakwa dari segala tuntutan


hukum (onstlag van rechtvervolging)

· Putusan yang mengandung penghukuman terdakwa


Upaya Hukum Biasa
1. Naik Banding (revisi) ke Pengadilan Tinggi (PT)
2. Kasasi (Pembatalan) ke Mahkamah Agung (MA)

Upaya Hukum Luar Biasa


1. Kasasi Demi Kepentingan Hukum
2. Peninjauan Kembali (PK) Putusan Pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap

Anda mungkin juga menyukai