Anda di halaman 1dari 4

BAB III

GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

III.1. Penyelidikan Geologi Terdahulu


III.1.1 Litostatrigrafi

Pada penyelidikan terdahulu daerah telitian didominasi oleh 3 batuan


yaitu batubara, batupasir serta batulempung. Batubara dengan ciri
warna hitam, getas-keras, kilap dari bright dull sampai silky, cleat
rapat-renggang, beberapa tempat ditemukan mineral pirit. Batupasir
dengan ciri warna putih kecoklatan sampai abu-abu gelap, sedang –
kasar, lunak – keras, porositas baik, pemilahan buruk-baik, setempat
ditemukan lensa konglomerat/pebble lag. Batulempung, warna abu-
abu terang sampai gelap, ukuran lempung, porositas buruk, lunak,
beberapa tempat karbonan, dan ada yang menunjukkan struktur
menyerpih.

Secara litostratigrafi, dari hasil surface mapping terdapat 2 satuan


geologi di daerah penyelidikan, yaitu :
Satuan Batubara sisipan batupasir, dicirikan dengan munculnya batupasir,
meliputi seam batubara A1 sampai seam batubara B3. Setara dengan
Formasi Pulau Balang, lingkungan pengendapan laut dangkal.
Satuan Batubara Batupasir, dicirikan dengan semakin banyaknya batupasir
yang muncul, yang menunjukkan secara regional terjadi proses
regresi. Meliputi seam batubara C1 sampai seam batubara D2. Setara
dengan Formasi Balikpapan, lingkungan pengendapan delta plain.

III.2.GEOLOGI LOKAL DAN SUMBER DAYA MINERAL

10
Daerah penyelidikan dipengaruhi oleh antiklin di arah baratlaut dan
sesar mengiri di timurlaut. Ini terlihat dari kemiringan lapisan yang
semakin melandai ke arah tenggara.

Sumber daya mineral yang terdapat di daerah penyelidikan adalah


batubara. Untuk mengetahui potensi dan prospek batubara di daerah
penyelidikan maka dilakukan pemetaan detail, pemboran dan analisa
kualitas batubara.

III.3. HASIL PENYELIDIKAN UMUM

11
Singkapan batubara yang ditemukan di daerah penyelidikan sebanyak
°
91 singkapan, dengan kedudukan bervariasi antara N 35 E sampai N
º
120 E dengan rata – rata jurus perlapisan ke arah Timurlaut –
Baratdaya. Kemiringan batuan antara 10 º – 80º. Dengan ketebalan
singkapan batubara antara 0.5 m – 6 m. Berdasarkan data tersebut
dan dikorelasikan dengan hasil interpertasi kedudukan singkapan
batubara dapat dilakukan 12 penarikan seam batubara. Interpretasi
penyebaran lapisan batubara juga dibantu dengan asumsi dari
penyebaran Formasi di peta geologi regional Lembar Samarinda.
Secara litostratigrafi, dari hasil surface mapping terdapat 2 satuan
geologi di daerah penyelidikan, yaitu :
Satuan Batubara sisipan batupasir, dicirikan dengan munculnya batupasir,
meliputi seam batubara A1 sampai seam batubara B3. Setara dengan
Formasi Pulau Balang, lingkungan pengendapan laut dangkal.
Satuan Batubara Batupasir, dicirikan dengan semakin banyaknya batupasir
yang muncul, yang menunjukkan secara regional terjadi proses regresi.
Meliputi seam batubara C1 sampai seam batubara D2. Setara dengan
Formasi Balikpapan, lingkungan pengendapan delta plain.

III.3.1. Morfologi

Pengamatan morfologi di daerah penyelidikan bertujuan untuk


mengetahui kondisi awal lapisan penutup batubara (overburden).
Berdasarkan data lapangan, morfologi daerah penyelidikan berbentuk
perbukitan bergelombang landai sampai agak curam dan ini membuat
adanya variasi dalam hal besarnya overburden. Hal ini juga
dipengaruhi besarnya kemiringan lapisan batuan.

III.3.2 Struktur Geologi

12
Daerah penyelidikan dipengaruhi oleh antiklin di arah baratlaut dan
sesar mengiri di timurlaut. Ini terlihat dari kemiringan lapisan yang
semakin melandai ke arah tenggara. Dari data di lapangan rata-rata
kemiringan lapisan batuan di bagian baratlaut adalah 55 º berangsur
turun menjadi 10º ke arah tenggara. Malah beberapa titik ditemukan
kemiringan mencapai 80º. Semakin menjauhi sumbu antiklin semakin
landai kemiringan lapisan batuan.

Pengaruh sesar mengiri di timurlaut terlihat dari singkapan-singkapan


batuan di bagian tenggara sebagian besar cendrung memiliki jurus
yang besar mendekati N 220º E dan arah kemiringan ke baratdaya

13

Anda mungkin juga menyukai