Anda di halaman 1dari 11

Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

Materi Pertemuan ke- 8


PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

Dosen Pengampu : Asri Dwi Ariyani, M.Sc

1. SIKAP/PERILAKU
Sikap adalah suatu hal mengenai kecenderunagn bereaksi baik dengan cara yang
menguntungkan maupun tidak menguntungkan secara konsisten pada orang, objek, ide/gagasan,
atau situasi. Istilah objek sikap digunakan untuk menggabungkan seluruh objek terhadap
seseorang yang mungkin bereaksi. Sikap dipelajari, dibangun dengan baik, dan sulit untuk diubah.
Seseorang belajar tentang/ mendapat sikap dari pengalaman pribadi, orang tua, teman sebaya, dan
kelompok sosial.
Akuntansi keperilakuan harus tahu tentang sikap untuk memahami dan memprediksi
perilaku seseorang. Akuntansi keperilakuan mungkin juga berkepentinagn dalam sikap para
karyawan terhadap sebuah paket kompensasi yang diusulkan, sikap auditor internal terhadap
pengenalan paket perangkat lunak yang baru, dan sikap pelanggan terhadap sebuah perubahan
pengemasan.
- Komponen Sikap
Sikap memiliki komponen kognitif, emosional, dan perilaku. Komponen kognitif
disempurnakan dari gagasan, pandangan, dan kepercayaan slah satunya mengenai objek
sikap komponen emosional atau afektif mengarah pada perasaan terhadap objek sikap.
Perasaan positif meliputi rasa suka, hormat, atau empati. Perasaan negative termasuk rasa
tidak suka, rasa takut, atau benci. Komponen keperilaku mengarah pada bagaimana
seseorang bereaksi terhadap objek sikap.
- Kepercayaan, Pendapat, Nilai, Dan Kebiasaan
Yang berhubungan dekat dengan sikap adalah konsep kepercayaan, pendapat, nilai,
dan kebiasaan. Secara luas, kepercayan mungkin didefenisikan sebagai komponen kognitif
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

atas sikap. Kepercayaan mungkin didasarkan pada dugaan bukti ilmiah, atas prasangka
atau sebaih intuisi.
Opini atau pendapat kadang-kadang didefenisikan sebagai sinonim untuk sikap dan
kepercayaan. Secara umum, opini dipandang sebagai konsep yang lebih sempit dari sikap.
Seperti halnya kepercayaan, pendapat dihubungkan dengan komponen kognitif atas sikap
dan dikaitkan dengan bagaimana seseorang menilai atau mengevaluasi sebuah objek.
Nilai adalah sasaran hidup yang penting dan standar keperilakuan. Nilai adalah dan
perasaan dasar yang mana orang-orang mengorientasikan diri mereka ke arah sasaran yang
lebih tinggi dan mereka membedakan apa yang bermanfaat dan indah dari apa yang jorok
dan tidak sopan. Nilai ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku.
Kebiasaan adalah pola yang tanpa disadari, otomatis, dan berulang dari tanggapan
perilaku. (Siegel;1989:29)
- Fungsi Sikap
Sikap memberikan empat fungsi utama :
1. Pemahaman/pengetahuan/fungsi membantu seseorang memberi arti, menyusun pengertian
dari, informasi atau kejadian baru.
2. Kebutuhan akan kepuasan. Misalnya, orang cenderung untuk membentuk sikap positif
terhadap objek saat memperoleh apa yang mereka inginkan dan bersifat negative terhadap
objek saat dihalangi untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
3. Pembelaan diri melalui pengembangan atau perubahan untuk melindungi orang dari dasar
pengakuan kebenaran tentang diri mereka atau dunia.
4. Ekspresi nilai, orang-orang memperoleh kepuasan dengan mengekspresikan diri mereka
melalui sikapnya.
- Pembentukan dan Perubahan Sikap.
Pembentukan sikap mengarah pada pengembangan sebuah sikap terhadap sebuah objek
ketika tidak terdapat sikap sebelumnya. Perubahan sikap mengarah pada penggantian
sebuah sikap yang telah ada sebelumnya dengan sikap baru. Sikap terbentuk atas dasar
factor psikologi, pribadi/personal, dan sosial.
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

- Teori Perubahan Sikap


Teori perubahan sikap membantu kita memperkirakan permohonan apa yang paling
efektif, yang mana sikap kemungkinan besar berubah sebagai hasil dari permohonan, dan
dalam keadaan tersebut yang mana sebuah permohonan tidak menjadi efektif. Kita harus
mengingat bahwa sikap mungkin berubah tanpa dorongan dari luar. Sebagai contoh, jika
seseorang diarahkan terhadap informasi baru mengenai objek, maka perubahan sikap
mungkin dihasilkan. Karyawan yang setia yang mempelajari bahwa karyawan keuangan
puncak perusahaan telah menggelapkan dana untuk beberapa tahun yang lalu mungkin
mengubah kecenderungannya terhadap perusahaan, eksekutif perusahaan secara umum,
dan pekerjaannya sendiri.

- Teori Stimulus-Respon dan Penguatan


Teori stimulus-respon dan penguatan atas perubahan sikap fokus pada bagaimana
seseorang menanggapi stimulus khusus. Penempatan teori lebih menegaskan komponen
stimulus dari pada respon.

- Teori Penilaian Sosial


Teori penilaian sosial dari perubahan sikap mengambil sebuah pendekatan
pandangan/persepsi. Teori ini mempertimbangkan perubahan sikap sebagai sebuah hasil
dari perubahan bagaimana orang-orang merasa sebuah objek lebih baik dari pada sebuah
perubahan akan objek tersebut. Teori menekankan bahwa kita dapat menciptakan
perubahan kecil dalam sikap individu jika kita mengetahui struktur sikap seseorang saat ini
dan jika kita membuat pemohonan untuk berubah dengan cara sedikit mengancam.

- Teori Konsistesi dan Ketidaksesuaian


Beberapa teori perubahan sikap mengasumsikan bahwa seseorang mencoba untuk
mempertahankan sebuah konsistensi, atau kesesuaian, antara sikap dan perilaku mereka.
Teori ini menegaskan pentingnya gagasan dan kepercayaan seseorang.
Teori konsistensi menyatakan bahwa hubungan antara sikap dan perilakU adalah seimbang
ketika tidak terdapat stress kognitif dalam system.
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

Teori Ketidaksesuaian adalah sebuah variasi dari teori konsistensi. Teori ini berkaitan
dengan hubungan antara unsure kognitif (informasi, kepercayaan, dan gagasan).
Ketidaksesuaian kognitif terjadi ketika seseorang mempunyai dua kondisi yang
bertentangan.

- Teori Persepsi Diri


Teori ini menyatakan bahwa orang-orang mengembangkan sikap mereka berdasarkan cara
mereka mengobservasi dan menginterpretasikan perilakunya.. dengan kata lain, teori
menempatkan bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi lebih kepada sikap dibentuk
setelah perilaku terjadi sehingga sikap akan menjadi konsisten dengan perilaku. Teori
fungsional menyatakan bahwa sikap membantu orang untuk memperoleh kebutuhannya,
seperti diskusi ada awal bab. Sehinggan untuk mengubah sikap sesorang kita harus
menemukan apa kebutuhan dari orang tersebut.
2. MOTIVASI
Motivasi adalah proses memulai kesadaran dan tindakan dengan maksud tertentu. Motivasi
adalah kunci untuk memulai, manjalankan, memelihara dan mengarahkan perilaku. Motivasi juga
terkait dengan reaksi subjektif yang terjadi selama proses ini. Manajer dan akuntan perilaku harus
memotivasi orang-orang pada level ini pada kinerja yang diharapkan agar tujuan organisasi
tercapai. (Siegel;1989:34)
Motivasi adalah konsep yang penting untuk akuntan perilaku karena efektivitas organisasi
tergantung pada performa orang-orang sebagaimana mereka diharapkan bekerja. Manajer dan
akuntan perilaku harus memotivasi orang-orang ke tingkat performa yang diharapkan ini agar
sasaran organisasi dapat dicapai. Motif adalah faktor tunggal yang mencetuskan pross motivasi.
Sebagai contoh, beberapa orang menginginkan uang, sementara yang lain menginginkan
kekuasaan, ketenaran, atau keamanan. Motif adalah sifat alami seseorang. Orang dari keluarga
yang sejahtera mungkin mencari pekerjaan yang memberikan rasa pencapaian/prestasi dan harga
diri. Orang lain dari keluarga miskin mungkin mencari pekerjaan yang menawarkan kebebasan
dari kekhawatiran keuangan.
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

- Teori Kebutuhan
Sebagaimana yang kita ketahui mengenai teori motivasi yakni teori hirarki kebutuhan
Maslow. Teori ini digunakan dimana seseorang termotivasi oleh hasrat mereka untuk
memenuhi hirarki kebutuhan yang diinginkan: kebutuhan-kebutuhan dasar psikologi,
kebutuhan-kebutuhan social dan kepemilikan (pertemanan dan cinta), kebutuhan atas
penghargaan diri (dihargai, pengakuan, kekuatan, dan status) dan kebutuhan akan aktualisasi
diri (pemenuhan akan potensi yang dimiliki).
Berdasarkan teori Maslow, setelah seseorang memenuhi kebutuhan yang diinginkan dari
yang paling rendah sampai kebutuan yang paling tinggi, hal ini menjadi penting dalam
mengarahkan prilaku. Hal ini tidak sepenuhnya bahwa kebutuhan yang paling rendah
merupakan kepuasan yang lengkap dan selanjutnya menjadi kebutuhan yang lebih tinggi. Teori
tersebut juga merupakan salah satu kepuasan yang diperlukan dan bukan pemotivator dalam
jangka lama.
Konsep hirarki kebutuhan tidak akan didukung dengan baik hanya dari penelitian empiris.
Hal ini terjadi karena di Amerika Serikat, dimana banyak penelitian telah ada yang
menghubungkan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah lebih pada kepuasan. Beberapa
peneliti-peneliti bertanya akan gagasan mengenai struktur kebutuhan manusia yang kompleks
dimasukkan dalam hirarki yang diinginkan. Kritik lainnya berpendapat bahwa teori tersebut
tidak dapat memprediksikan suatu prilaku.
Walaupun terdapat kelemahan, teori kebutuhan Maslow adalah penting bagi para manajer
dan prilaku akuntan untuk diketahui karena hal itu memusatkan perhatian pada kebutuhan
individu dan pengakuan yang serupa dengan pemberian insentif yang mungkin tidak hanya
merupakan kepuasan yang menjadi kebutuahan setiap orang.
Konsep ERG merupakan sebuah peningkatan dari hirarki kebutuhan. Konsep tersebut
mengusulkan tiga kategori kebutuhan: keberadaan (hasrat fisik dan materi), hubungan
kekerabatan (pertemanan dan kepemilikan) dan pertumbuhan (pengembangan personal dan
pemenuhan diri). Hal ini berbeda dengan hirarki kebutuhan Maslow bahwa tidak dengan
mudah memenuhi kebutuhan baik yang paling tinggi maupun rendah dan walaupun hal
tersebut dapat memberikan kepuasan, sama halnya dengan kebutuhan yang menjadi motivasi
yang dominan. Sebagai contoh, seorang eksekutif yang frustasi akan usahanya dalam
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

pemenuhan kebutuhan berupa keakraban mungkin dapat termotivasi oleh keinginan untuk
memperoleh tambahan gaji.
Teori kebutuhan yang ketiga dalam motivasi yakni teori kebutuhan atas penghargaan oleh
McClelland yang mengemukakan semua motif, termasuk kebutuhan untuk penghargaan yang
sedang dipelajari. Karenanya, waktu kritis untuk mengembangkan motivasi ini adalah sejak
kanak-kanak yang memungkinkan untuk pembelajaran struktur sampai anak-anak, dan
selanjutnya meningkatkan harapan mereka dan mengembangkan kebiasaan bekerja untuk
mengaktualisasikan harapannya.
Ketika kebutuhan akan penghargaan adalah penting bagi kesuksesan bisnis, seseorang
dengan posisi eksekutif yang tinggi juga memiliki kebutuhan yang kuat untuk kekuasaan.
Dengan demikian, teori kebutuhan untuk penghargaan tidak membantu kita untuk menjelaskan
motivasi untuk semua orang dan seharusnya digunakan dalam kombinasi bersama dengan teori
lainnya untuk mengerti akan pemenuhan motivasi.
Teori 2 Faktor Hezberg berfokus pada dua bagian dari imbalan atas kerja; yaitu upah yang
berhubungan dengan kepuasan pekerjaan (pemotivasi) dan yang berhubungan dengan
ketidakpuasan pekerjaan (factor hygiene). Pemotivator, yang berhubungan dengan bagian dari
pekerjaan, termasuk di dalamnya promosi, pengakuan, tanggung jawab, pekerjaannya, dan
potensi untuk pengaktualisasian diri. Faktor hygiene, yang berhubungan dengan bagian dari
pekerjaan, atau lingkungan dimana pekerjaan tersebut dilakukan, termasuk di dalamnya
keamanan dalam bekerja, gaji, aturan perusahaan, kondisi kerja, dan hubungan personal dalam
bekerja.
Teori ini bagi motivator dapat menghubungkan kepuasan kerja tapi juga ketidakpuasan.
Faktor hygienis berhubungan dengan kepuasan tetapi juga ketidakpuasan. Dengan demikian,
karyawan termotivasi oleh sesuatu seperti pengakuan dan kemajuan dalam perusahaan.
Peningkatan gaji tidak akan memotivasi, itu hanya untuk melindungi ketidakpuasan kerja.

- Teori Ekspektasi
Teori ekspektasi terhadap motivasi diasumsikan bahwa pada level ini, motivasi dalam
melakukan tugas bergantung pada kenyakinannya mengenai imbalan atas tugas tersebut.
Dengan kata lain, struktur motivasi ada ketika pengharapan seseorang atas penerimaan imbalan
atas kinerja dari tugas yang dilakukannya masing-masing.
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

Pada umumnya, motivasi adalah hasil dari harapan, instrument, dan Valance. Ekspektasi
memberikan kemungkinan yang dirasakan bahwa tindakan spesifik akan menghasilkan sebuah
hasil yang spesifik. Sebagai contoh, karyawan-karyawan mungkin percaya bahwa kinerja yang
memuaskan akan dihasilkan dengan promosi. Valance adalah kekuatan dimana seseorang
merasa untuk bagian dari hasil. Sebagai contoh, bagaimanakah pentingnya promosi bagi
karyawan ? Instrumen menunjukkan efek kausal dari hasil awal pada hasil-hasil yang di masa
depan. Sebagai contoh, sebuah valansi memiliki nilai karena merupakan hasil dari harapan
yang dipercayai sebagai instrument yang memberikan hasil lainya. Keinginan karyawan untuk
promosi mungkin dapat dilihat sebagai instrumen yang ditransfer ke kantor pusat.
Teori distinguish antara imbalan interistik dan imbalan ekstristik. Imbalan intristik adalah
kreasi internal dan dihasilkan dari melakukan pekerjaannya sendiri, meliputi perasaan untuk
memperoleh penyelesaian dari melakukan pekerjaan dengan baik atau perasaan puas ketika
proyek telaksana dengan lengkap dan sukses. Imbalan ekstrinsik meliputi upah, pengakuan,
keamanann kerja, dan promosi yang mewakili pembayaran atas kinerja. Teori motivasi yang
digunakan adalah sebuah fungsi antara kedua imbalan intrinsic dan ekstrinsik.
3. PERSEPSI
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan
yang benar terhadap situasi ( Miftah Thoha: 1996. hal.123)
Persepsi adalah bagaimana seseorang memandang atau menginterpretasikan kejadian,
tujuan, dan manusia. Tindakan manusia yang didasarkan tanpa memperhatikan persepsi lainnya
yang secara akurat maupun tidak mencerminkan realitas. Pada kenyataannya, realitas adalah apa
yang setiap orang rasakan untuk melakukannya. Deskripsi seseorang terhadap suatu realitas
mungkin jauh dari deskripsi dari orang yang lain. Definisi formal dari persepsi adalah proses
dimana kita menseleksi, mengorganisir, dan dorongan interpretasi ke dalam pemikiran dan
koheren dengan gambaran dunia.
Para manajer dan prilaku akuntansi harus mengembangkan persepsi yang akurat bagi
seseorang yang mereka anggap ideal. Perbedaannya bahwa mereka merasa antara kunci dari
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

sekelompok orang dapat memberikan sejumlah kesuksesan atau ketidaksuksesan operasi. Sebagai
contoh, sebuah rencana manajer harus mengembangkan persepsi masing-masing pembimbing,
pelanngan utama, kesatuan pekerja, penjualan yang representatif, dan manajer-manajer lainnya.
Rencana manajer harus mampu mengoreksi kekuatan maupun kelemahan dari setiap pembimbing
dalam lingkungan tersebut.
Prilaku para akuntan perlu mengetahui tentang persepsi karena persepsi tersebut mem
bentuk seseorang untuk berkembang ke dalam ide dan sikapnya mempengaruhi prilaku. Jika dapat
mengembangkan potensi karyawan bagi perusahaan dengan promosi dan kompensasi yang adil,
bahwa seseorang yang bergabung dalam perusahaan dan menjadi pekerja yang memuaskan. Jika
aturan yang diberikan tidak adil, maka calon karyawan yang bergabung bersama perusahaan
lainnya atau lebih sedikit dari total pekerja yang produktif. Beberapa pengaplikasian berdasarkan
persepsi yang telah didiskusikan sebelumnya.
Dorongan Fisik Vs Kecenderungan Individu
Pengalaman seseorang di dunia berbeda-beda karena adanya kemandirian persepsi antara
kedua dorongan fisik dan kecenderungan individu. Dorongan fisik merupakan masukan dari
pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, dan berbicara. Kecenderungan individu termasuk
tujuan, kebutuhan, sikap, pembelajaran masa lalu dan harapan. Persepsi berbeda oleh setiap orang
karena kemampuan pancaindera dalam merespon mungkin memiliki fungsi yang berbeda, tetapi
pada dasarnya karena kecenderungan yang berbeda. Dengan demikian, kesamaan aturan
perusahaan akan mengakibatkan penangkapan yang berbeda oleh pekerja produksi, manajer
menengah, dan top manajemen.
Empat faktor lainnya yang diasosiasikan dengan kecenderungan individu adalah
kekeluargaan, perasaan, kepentingan dan emosi. Pada umumnya orang merasa tujuan sederhana
lebih cepat daripada tujuan yang tidak sederhana. Sebagai contoh jika kita ketahui bahwa manajer
baru merupakan seorang anggota pada The Elks atau Lions, hubungan kekeluargaan dalam
organisasi dapat berdampak lebih baik—walaupun tidak semudah itu anggota Tutles atau Tiger,
kehilangan kekeluargaan dalam organisasi akan mengakibatkan pengembangan persepsi yang
lebih lambat.
Perasaan seseorang terhadap suatu tujuan atau seseoarang juga berefek pada persepsi. Ini
merupakan sebuah tendensi bagi seseorang untuk mencari lebih banyak informasi mengenai tujuan
terhadap yang mereka pegang sebagai kekuatan positif atau perasaaan negatif. Secara sederhana,
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

yang lebih penting adalah manusia atau tujuannya, informasi lebih yang ditunjukkan. Pada dua
kasus, informasi lebih yang didapatkan tentang sebuah tujuan, persepsi yang lebih lengkap dari
tujuan.
Akhirnya, kondisi emosional seseorang dapat memberikan efek pada persepsi. Persepsi
mungkin dapat bergantung secara masing-masing, apakah kita telah memiliki hari yang baik atau
hari yang buruk, apakah perasaan riang gembira atau depresi dan selanjutnya.
Penyelesaian, Pengorganisasian, dan Dorongan Interpretasi
Persepsi yang telah dikemukakan di atas merupakan proses dimana kita menyeleksi,
mengorganisasi, dan menginterpretasikan dorongan. Kita tidak hanya untuk merasakan sedikit dari
bagian untuk semua dorongan yang kita perlihatkan. Jadi secara sadar atau tidak sadar, kita
menyeleksi apa yang kita rasakan. Biasanya kita melakukan seleksi untuk mempersepsikan sesuatu
yang kita temukan lebih menarik atau lebih penting.
Apa yang kita seleksi untuk perasaan yang secara khas bergantung pada sifat dari
dorongan, harapan kita dan motiv kita. Sifat dari dorongan yang dimaksudkan seperti factor-faktor
seperti atribut fisik, desain, dan dorongan lainya yang berlainan, “buzz words” dan nama-nama
cabang. Harapan merupakan dasar dari pengalaman yang kita rasakan dan kita kondisikan. Secara
frekuensinya, kita melihat apa yang kta harapkan terjadi dan termotivasi untuk merasakan apa yang
kita butuhkan dan inginkan. Sebagai contoh, ketergantungan pada kebutuhan-kebutuhan atau
harapan-harapan, kita tidak hanya melihat “baik” atau “buruk” dari situasi-situasi yang berbeda.
Biasanya seseorang mencari simpati dari luar dan dorongan atas kesenangan dan
menghindari rasa sakit atau dorongan yang berupa ancaman. Mereka mungkin seperti tidak merasa
penting, mungkin kehilangan informasi bahwa hal itu bukan suatu konsistensi terhadap
kepercayaan yang berlebih-lebihan atau sederhana “turn off” untuk melindungi dirinya dari
dorongan yang bombarder.
Persepsi Relevan Untuk Akuntan
Akuntan perilaku dapat mengaplikasikan pengetahuaan akan persepsinya ke dalam
aktivitas-aktivitas perusahaan. Misalnya, dalam evaluasi kinerja, tata cara dimana seseorang
dihargai dipengaruhi oleh akurasi dari persepsi supervisor. Dalam keputusan seleksi karyawan
manajer haruslah sensitif terhadap kemungkinan bahwa keputusan mereka mungkin saja biasa
terhadap kesan pertama yang berpengaruh atau tidak.
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

Selalu terdapat risiko dalam mengambil keputusan bisnis. Keputusan manajer tergantung
pada risiko yang mereka tetapkan dan toleransinya pada risiko. Seseorang yang mengambil risiko
tinggi cenderung menjadi "kelompok sempit". Dan mereka yang mengambil risiko rendah adalah
"kategori luas", yang memilih wilayah lebih luas dari alternatif.

PEMBELAJARAN ( LEARNING )
Pola pemikiran dan keprilakuan yang orang bawah ke dalam lingkungan kerja mereka yang
merefleksikan pengalaman, persepsi, dan motivasi mereka. Pola keperilakuan ini bias sehingga
tidak optimal terhadap organisasi. Untuk itu perilaku akuntan harus akrab dengan hal yang bersifat
prinsip dengan teori pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses di mana perilaku yang baru
terjadi sebagai hasil motivasi, pengalaman, dan pengulangan pada respon untuk situasi tertentu.
Kombinasi motivasi, pengalaman, dan terjadi pengulangan dalam bentuk kondisi klasik dan
operasional.
Kondisi Klasik (Pavlov’sDog)
Pavlov mengamati anjing yang mengeluarkan air liur tidak hanya ketika makan tetapi juga
ketika mereka mengamati makanan. Makanan yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
menyebabkan tanggapan keperilakuan yang tidak sesuai terjadi. Pada pengalamannya, Pavlov
pertama kali membunyikan bel kemudian memberi makan anjing. Pertama anjing hanya
mengeluarkan air liur ketika diperlihatkan makanan. Tetapi setelah perlakuan demikian dilakukan
berulang-ulang, anjing akhirnya mengeluarkan air liur pada saat bel berbunyi. Pada kasus ini bel
(ransangan) diikuti dengan respon yang sesuai kondisi. Hubungan antara sebuah ransangan dengan
respon yang sesuai kondisi disebut Classical Conditioning.
Operant Conditioning
Pada classical conditioning rangsangan murni diikuti oleh sebuah balasan di mana
menghasilkan respon. Pembelajaran yang bersifat prinsip telah diaplikasikan pada kebanyakan
organisasi. Hasilnya dalam bentuk pengatuan bonus dan penghargaan lainnya yang telah dibangun
untuk memperbaiki produktifitas, mengurangi perbaikan dan ketidakhadiran dan membuat
karyawan lebih tanggap kepada kebutuhan konsumen.
4. KEPRIBADIAN
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis dari dalam diri. Yang menentukan dan
merefleksikan bagaimana respon seseorang terhadap lingkungannya. Tidak ada dua orang yang
Akuntansi Perilaku || Semester 4 || AKUNTANSI _UAA

memiliki persamaan dalam karakter pribadi secara khusus. Aplikasi utama dari teori kepribadian
dalam organisasi merupakan prediksi keperilakuan. Pengujian personalitas dapat menentukan
siapa yang lebih efektif dalam tekanan pekerjaan, siapa yang merespon dengan baik setiap kritikan,
siapa yang pertama kali dipuji sebelum berbicara tentang perilaku yang tidak diinginkan, siapa
yang memiliki kemampuan memimpin, siapa yang senang bekerja berpartisipasi dalam lingkungan
kerja.

Anda mungkin juga menyukai