Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang menganut

azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah. Hal ini diwujudkan dalam pemberian otonomi kepada setiap daerah,

berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

menyatakan bahwa pemberian kewenangan otonomi kepada daerah

Kabupaten/Kota didasarkan kepada azas desentralisasi saja dalam wujud otonomi

yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Kewenangan otonomi ini mencakup keleluasaan daerah dalam

menyelenggarakan pemerintahan yang meliputi kewenangan bidang pemerintahan

kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, keadilan,

moneter data fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya yang ditetapkan

dengan peraturan pemerintah. Dalam perjalanannya, tetap saja otonomi daerah ini

harus lebih baik terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tolok

ukur ini harus diukur sejauh-mana pemerintahan daerah dalam menjalankan

amanah otonomi tersebut. meskipun demikian, suatu organisasi ataupun

pemerintahan daerah, efektifitasnya roda pemerintahan tetap berujung pada

kinerja karyawan atau pegawai yang ada di dalamnya.

Masalah kinerja selalu berhubungan dengan proses, hasil dan daya guna,

dalam hal ini kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah

1
2

dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepada

masing-masing pegawai.

Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)

individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh

kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta

keinginan untuk berprestasi lebih baik (Wibowo, 2016).

Kinerja adalah semua tindakan atau prilaku yang dikontrol oleh individu

dan memberikan kontribusi bagai pencapaian tujuan-tujuan. Kinerja terbagi dua

jenis yaitu: Kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam

bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. Kinerja kontekstual

memberikan sumbangan pada keefektifan organisasi dengan mendukung keadaan

organisasional, sosial dan psikologis.

Sebagaimana yang disebutkan bahwasanya otonomi daerah pada akhirnya

akan dinilai efektifitas atau tidak. Bisa saja jika dengan adanya otonomi ini makin

membuat suatu daerah tidak kreatif, malah cenderung menjadi raja-raja kecil guna

melihat efektif atau tidaknya, perlu evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi kinerja

inilah yang pada ujungnya bermuara pada kinerja pegawai, sebagai ujung tombak

dari pelaksana program dan kebijakan pemerintah daerah.

Pemerintah Kota Pematangsiantar memiliki beberapa Unit Kerja, yakni

Dinas, Badan, Kantor, Bagian, BUMD, Kecamatan, Sekretariat Daerah dan

Sekretariat DPRD. Keseluruhan Unit Kerja ini dibawah kepemimpinan Walikota

Kota Pematangsiantar dan secara sinergis menjalankan visi dan misi di atas.
3

Salah satu Unit Kerja Pemerintah Kota Pematangsiantar adalah Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang merupakan badan penyelenggara

penanggulangan bencana daerah di Kota Pematangsiantar. BPBD Kota

Pematangsiantar tentang susunan dan tata kerjanya diatur dalam Peraturan Daerah

Kota Pematangsiantar No.1 Tahun 2011. Pegawai di Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) merupakan Aparatur Sipil Negara dengan status

Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di Kota Pematangsiantar. Tugas mereka

merupakan pengejahwantahan dari kepala daerah yaitu Walikota Kota

Pematangsiantar, dan bertanggungjawab secara struktur kerja kepada Walikota.

Pegawai di BPBD kinerjanya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun

2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Melalui PP No. 46

tahun 2011 ini, setiap pegawai di awal tahun harus menyusun jadwal serta

perencanaan kerja yang akan dilaksanakannya di tahun tersebut, untuk dinilai

realisasinya di akhir tahun yang disebut dengan Sasaran Kinerja Pegawai atau

SKP. Penilaian SKP ini didasarkan kepada akumulasi perilaku kerja pegawai

(yang memberikan kontribusi 40%) masing-masing unsur penilaian orientasi

pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan,

ditambah dengan penilaian kinerja pegawai (memberikan kontribusi nilai 60%)

dengan masing-masing unsur penilaian kuantitas, kualitas, waktu serta biaya

perencanaan kerja di awal tahun, dibandingkan dengan kuantitas, kualitas, waktu

serta biaya yang timbul di akhir tahun setelah pelaksanaan pekerjaan.

Visi dan misi Kota Pematangsiantar adalah: “Mewujudkan pemerintahan

yang bersih dengan sasaran pembangunan meningkatnya kinerja PNS/THL di


4

lingkungan pemerintahan Kota Pematangsiantar; dan terwujudnya pemerintahan

yang responsif, transparan dan akuntabel” Berdasarkan visi dan misi tersebut

maka Pemerintahan Kota Pematangsiantar bertekad menciptakan kinerja PNS,

dalam hal ini tentu saja termasuk PNS di BPBD Kota Pematangsiantar.

Studi pendahuluan, melalui wawancara dengan Kepala BPBD, kinerja

PNS BPBD Kota Pematangsiantar cenderung menurun. Guna mengamati dan

mendalami permasalahan ini, penulis melakukan observasi langsung dan tidak

langsung terhadap pegawai di BPBD Kota Pematangsiantar dan juga wawancara

terbuka dengan Kepala BPBD. Hasil observasi penulis melihat karyawan kurang

inisiatif dalam bekerja, selalu menunggu perintah dalam bekerja dan juga tidak

banyak melakukan komunikasi dengan atasan mereka secara langsung, yakni

Kepala BPBD. Penulis melakukan wawancara terbuka dengan Kepala BPBD dan

berkaitan dengan hal ini, Kepala BPBD menyatakan bahwa kinerja yang fluktuatif

ini disebabkan kurangnya motivasi kerja terhadap staff, kurangnya kerjasama

yang baik antara anggota unit organisasi dan staf dalam organisasi, kurang

lancarnya komunikasi antara pimpinan dan staf. Kepala BPBD sebagai pemimpin

anggota organisasi tidak lepas kaitannya dengan aktivitas-aktivitas para pegawai

yang perlu diatur dan disusun sebaik-baiknya. Berdasarkan observasi dan

wawancara dengan Kepala BPBD, penulis menyimpulkan sementara bahwa

kinerja pegawai BPBD Kota Pematangsiantar dipengaruhi oleh beberapa hal

antara lain:
5

1. Gaya kepemimpinan pada pegawai BPBD Kota Pematangsiantar.

Gaya kepemimpinan dalam instansi/organisasi merupakan hal penting

dalam sebuah era organisasi modern yang mengkehendaki adanya demokratisasi

dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan Kepala Dinas. Akibat yang mungkin

timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang baik adalah peningkatan kinerja

dinas/instansi tersebut. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan bagi seorang

kepala dinas untuk dapat meningkatkan kinerjanya yang sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan

publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik

dalam peningkatan kinerja.

2. Motivasi kerja pegawai BPBD Kota Pematangsiantar.

Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi

untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu

upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila

seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai

tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang

tinggi. Untuk mengatasi hambatan dan kesulitan maka diperlukan adanya

pemberian motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pencapaian tujuan organisasi. Dengan motivasi para pegawai dapat bekerja

dengan baik sehingga kinerja dapat meningkat dalam pencapaian tujuan yang

telah direncanakan. Apabila pimpinan di Kepala BPBD dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik maka efektivitas kerja pegawai akan tercapai. Lebih

jelasnya pimpinan yang memiliki gaya kepemimpinan, komunikasi, serta motivasi


6

kerja yang baik akan mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan kinerja

pegawai, sehingga akan menunjang tercapainya tujuan organisasi. Kinerja dapat

diartikan sebagai pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tingkat organisasi, dan

kinerja disebut sebagai performance yang memiliki arti suatu hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan

organisasi dengan tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Selain gaya kepemimpinan dan komunikasi, motivasi kerja seorang pimpinan juga

dapat mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai pimpinan BPBD Kota Pematangsiantar. Masalah-masalah di atas dalam

jangka panjang akan menghambat terciptanya kinerja pegawai BPBD Kota

Pematangsiantar yang sesuai dengan tanggung jawab tugas pokok dan fungsinya

dengan berpedoman pada peraturan daerah.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis merasa tertarik melakukan

penelitian tentang kinerja pegawai di BPBD Kota Pematangsiantar dalam

memenuhi tugas pokok dan fungsinya, serta faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya, dengan konteks demikian maka penulis memilih judul .

“Analisis Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja pegawai

(Studi Kasus Pada BPBD Kota Pematangsiantar)”

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

BPBD Kota Pematangsiantar?


7

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai BPBD

Kota Pematangsiantar?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

BPBD Kota Pematangsiantar;

2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai BPBD

Kota Pematangsiantar;

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi dan menambah wawasan sehubungan

dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai;

2. Bagi pimpinan BPBD Kota Pematangsiantar, sebagai bahan masukan dalam

membuat kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kinerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai