PENDAHULUAN
daerah. Hal ini diwujudkan dalam pemberian otonomi kepada setiap daerah,
moneter data fiskal, agama serta kewenangan bidang lainnya yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah. Dalam perjalanannya, tetap saja otonomi daerah ini
Masalah kinerja selalu berhubungan dengan proses, hasil dan daya guna,
dalam hal ini kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah
1
2
dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepada
masing-masing pegawai.
Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
Kinerja adalah semua tindakan atau prilaku yang dikontrol oleh individu
jenis yaitu: Kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam
bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. Kinerja kontekstual
akan dinilai efektifitas atau tidak. Bisa saja jika dengan adanya otonomi ini makin
membuat suatu daerah tidak kreatif, malah cenderung menjadi raja-raja kecil guna
melihat efektif atau tidaknya, perlu evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi kinerja
inilah yang pada ujungnya bermuara pada kinerja pegawai, sebagai ujung tombak
Kota Pematangsiantar dan secara sinergis menjalankan visi dan misi di atas.
3
Pematangsiantar tentang susunan dan tata kerjanya diatur dalam Peraturan Daerah
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Melalui PP No. 46
tahun 2011 ini, setiap pegawai di awal tahun harus menyusun jadwal serta
realisasinya di akhir tahun yang disebut dengan Sasaran Kinerja Pegawai atau
SKP. Penilaian SKP ini didasarkan kepada akumulasi perilaku kerja pegawai
yang responsif, transparan dan akuntabel” Berdasarkan visi dan misi tersebut
dalam hal ini tentu saja termasuk PNS di BPBD Kota Pematangsiantar.
terbuka dengan Kepala BPBD. Hasil observasi penulis melihat karyawan kurang
inisiatif dalam bekerja, selalu menunggu perintah dalam bekerja dan juga tidak
Kepala BPBD. Penulis melakukan wawancara terbuka dengan Kepala BPBD dan
berkaitan dengan hal ini, Kepala BPBD menyatakan bahwa kinerja yang fluktuatif
yang baik antara anggota unit organisasi dan staf dalam organisasi, kurang
lancarnya komunikasi antara pimpinan dan staf. Kepala BPBD sebagai pemimpin
antara lain:
5
dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan Kepala Dinas. Akibat yang mungkin
timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang baik adalah peningkatan kinerja
kepala dinas untuk dapat meningkatkan kinerjanya yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan
publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik
untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu
upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila
tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang
pemberian motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam
dengan baik sehingga kinerja dapat meningkat dalam pencapaian tujuan yang
tugasnya dengan baik maka efektivitas kerja pegawai akan tercapai. Lebih
kerja yang baik akan mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan kinerja
diartikan sebagai pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tingkat organisasi, dan
kinerja disebut sebagai performance yang memiliki arti suatu hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
organisasi dengan tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Selain gaya kepemimpinan dan komunikasi, motivasi kerja seorang pimpinan juga
Pematangsiantar yang sesuai dengan tanggung jawab tugas pokok dan fungsinya
Kota Pematangsiantar?
Kota Pematangsiantar;
sebagai berikut: