Anda di halaman 1dari 11

Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Pada

Anak Usia Dini


Analisa Fitria

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari

Mathematics has been quite familiar in our daily life. In the field of education,
Mathematics is regularly presented from the elementary up to the higher education
level. Nevertheless, Math seems like a haunting danger for most children. The data
from The Third International in Mathematics and Science Study shows that in 2012 the
Maths intelligence of Indonesian secondary students ranked at 34 of 38 nations being
surveyed. Thus, it is necessary to start introducing Math to children since their early
age. However, Introducing and teaching maths for children will be obviously different
with that of the adults.

Keywords: learning, mathematics, early childhood, method, content.

Dalam kehidupan sehari hari sebenarnya matematika sering digunakan baik itu
disadari atau tidak. Di Lingkungan Pendidikan pun, Matematika adalah salah satu
pelajaran yang selalu hadir disetiap jenjang pendidikan, mulai tingkat dasar bahkan
di perguruan tinggi.Tetapi, bukan rahasia lagi bahwa matematika merupakan salah
satu momok bagi sebagian anak. Hal ini dapat dilihat dari data Third (Trends)
International in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan bahwa
kemampuan matematika peserta didik SMP di Indonesia di tahun 2012 berada di
urutan 34 dari 38 negara yang disurvei. Untuk itu sepertinya tidak ada salahnya
untuk mengenalkan matematika kepada anak sejak usia dini. Namun perlu
diperhatikan bahwa membelajarkan matematika kepada anak usia dini ini tentu
berbeda dengan orang dewasa baik itu mengenai metode maupun kontennya.

Kata Kunci: Pembelajaran, matematika, anak usia dini, metode, konten.

Matematika memiliki pengaruh yang permasalahan.Hal ini salah satunya


besar dalam kehidupan mungkin disebabkan karena kajian
manusia.Disadari maupun matematika yang bersifat abstrak.
tidak,sebenarnya seseorang tidak lepas Beberapa para ahli berpendapat
dengan matematika.Hal itu dapat bahwa Matematika pada hakikatnya
dilihat dari bagaimana orang-orang merupakan sistem aksiomatis deduktif
dewasa bisa menyelesaikan berbagai formal. Sebagai suatu sistem
permasalahan yang ada dengan konsep- aksiomatis, matematika memuat
konsep dan pemikiran matematika. komponen-komponen dan aturan
Misalnya menentukan luas tanah, komposisi atau pengerjaan yang dapat
menjumlahkan harga dari setiap total menjalin hubungan secara fungsional
barang yang dibeli, mengukur jarak dari antar komponen, dan itu bersifat
rumah ke sekolah dll. Tetapi bagi sistematis.Untuk itu, suksesnya
sebagian besar orangmenganggap kemampuan matematika seseorang
bahwa matematika merupakan mata sangat dipengaruhi akan penguasaan
pelajaran yang amat berat dan sulit. matematikanya sejak dasar. Oleh
Matematika itu bersifat kaku, tidak karena itu, anak sejak dini perlu
dapat berkembang dan hanya memiliki dikenalkan atau bahkan dibelajarkan
satu jawaban yang benar untuk setiap tentang matematika, bergelut, dan

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 45
Analisa Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika

merasakan matematika sebagai bagian deduktif, bahasa, seni, ratunya ilmu,


kehidupannya.Tetapi satu hal yang ilmu tentang struktur yang
harus diingat, bahwa seyogyanya terorganisasikan, dan ilmu tentang pola
interaksi dan aktifitasnya bekerja dan hubungan (Ruseffendi 1997, 73-
menggunakan matematika harus 74).
menantang, menarik, dan menjadi Matematika disebut ilmu deduktif,
kebutuhannya, bukan karena dipaksa sebab dalam matematika tidak
atau terpaksa.Dengan demikian, perlu menerima generalisasi yang
cara-cara dan strategi yang benar berdasarkan pada observasi,
sesuai dengan karakteristik anak eksperimen, coba-coba (induktif) seperti
maupun matematika itu sendiri. halnya ilmu-ilmu lain. Kebenaran
Jangan sampai belajar anak yang masih generalisasi dalam matematika harus
pada usia dini disamakan dengan cara dapat dibuktikan secara deduktif.
belajar orang dewasa atau seperti Matematika adalah bahasa, sebab
kebutuhan anak yang memiliki matematika merupakan bahasa simbol
tingkatkematangan berpikir yang yang berlaku secara universal
tinggi.Karena, hal ini akan berimplikasi (internasional) dan sangat padat makna
terhadap sikap dan tanggapannya yang dan pengertian. Sebagai seni, dalam
antipati terhadap matematika yang matematika terlihat adanya
belum memuaskan.Menurut Ruseffendi keteraturan, keterurutan dan
(1991, dalam Anggriamurti, 2009) konsisten, sehingga matematika indah
bahwa “terdapat anak-anak yang dipandang dan diresapi seperti hasil
setelah belajar matematika yang seni.Sedangkan sebagai ratunya ilmu,
sederhanapun banyak yang tidak matematika adalah bahasa, ilmu
dipahami, banyak konsep yang deduktif, ilmu tentang keteraturan,
dipahami secara keliru”. Nah, mungkin ilmu tentang sruktur yang
perlu dikenal terlebih dahulu apa dan terorgasisaikan dengan baik dan
bagaimana matematika karakteristik merupakan pelayan ilmu lainnya.
matematika itu sendiri dan sejak kapan Soedjadi (2000) memberikan enam
serta bagaimana sebaiknya matematika definisi atau pengertian tentang
itu dikenalkan atau bahkan matematika, yaitu: (1) Matematika
dibelajarkan kepada anak. adalah cabang ilmu pengetahuan eksak
dan terorganisir dengan baik, (2)
Definisi Matematika dan Matematika adalah pengetahuan
Karakteristiknya tentang bilangan dan kalkulasi, (3)
Matematika adalah pengetahuan
Matematika adalah salah satu alat
tentang penalaran logik dan
berpikir, selain bahasa, logika, dan
berhubungan dengan bilangan, (4)
statistika (Suriasumantri 1999, 167). Di
Matematika adalah pengetahuan fakta-
pihak lain matematika merupakan ilmu
fakta kuantitatif dan masalah tentang
yang berperan ganda, yakni sebagai
ruang dan bentuk, (5) Matematika
raja dan sebagai pelayan ilmu. Sebagai
adalah pengetahuan tentang struktur-
raja, matematika merupakan bentuk
struktur yang logik, dan (6) Matematika
logika paling tinggi yang pernah
adalah pengetahuan tentang aturan-
diciptakan oleh pemikiran manusia,
aturan yang ketat.
sedangkan sebagai pelayan, matematika
Andi Hakim Nasution (1982, 12)
menyediakan sistem logika serta model-
yang diuraikan dalam bukunya, bahwa
model matematika dari berbagai segi
istilah matematika berasal dari kata
kegiatan keilmuan. Menurut
Yunani, mathein atau manthenein yang
Russeffendi, matematika sebagai: ilmu

46 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55
Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Analisa

berarti mempelajari.Kata ini memiliki dari fungsi matematika itu sendiri,


hubungan yang erat dengan kata matematika itu berfungsi
Sansekerta, medha atau widya yang mengembangkan kemampuan
memiliki arti kepandaian, ketahuan, menghitung, mengukur, menurunkan
atau intelegensia.Dalam bahasa dan menggunakan rumus matematika
Belanda, matematika disebut dengan sederhana yang diperlukan dalam
kata wiskunde yang berarti ilmu kehidupan sehari-hari melalui materi
tentang belajar (hal ini sesuai dengan bilangan, pengukuran dan geometri.
arti kata mathein pada matematika). Matematika juga berfungsi
Sedangkanorang Arab, menyebut mengembangkan kemampuan
matematika dengan „ilmu al-hisab yang mengkomunikasikan gagasan dengan
berarti ilmu berhitung. Di Indonesia, bahasa melalui model matematika yang
matematika disebut dengan ilmu pasti dapat berupa kalimat dan persamaan
dan ilmu hitung..(Abdusysyakir 2007, matematika, diagram, grafik atau tabel.
5). Pada umumnya orang awam hanya Tujuan pembelajaran
akrab dengan satu cabang matematika matematikaadalah:
elementer yang disebut aritmetika atau
ilmu hitung yang secara informal dapat (1) Melatih cara berpikir dan bernalar
didefinisikan sebagai ilmu tentang dalam menarik kesimpulan,
berbagai bilangan yang bisa langsung misalnya melalui kegiatan
diperoleh dari bilangan-bilangan bulat penyelidikian, eksplorasi,
0, 1, -1, 2, – 2, …, dst, melalui beberapa eksperimen, menunjukkan
operasi dasar: tambah, kurang, kali dan kesamaan, perbedaan, konsisten
bagi. dan inkonsistensi.
Matematika secara umum (2) Mengembangkan aktivitas kreatif
ditegaskan sebagai penelitian pola dari yang melibatkan imajinasi, intuisi,
struktur, perubahan, dan ruang; tak dan penemuan dengan
lebih resmi, seorang mungkin mengembangkan pemikiran
mengatakan adalah penelitian bilangan divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
dan angka. Dalam pandangan formalis, membuat prediksi dan dugaan, serta
matematika adalah pemeriksaan mencoba-coba.
aksioma yang menegaskan struktur (3) Mengembangkan kemampuan
abstrak menggunakan logika simbolik memecahkan masalah
dan notasi matematika; pandangan lain (4) Mengembangkan kemampuan
tergambar dalam filosofi matematika menyampaikan informasi atau
(www.wikipedia.org). mengkomunikasikan gagasan antara
Sedangkan dalam Kamus Besar lain melalui pembicaraan lisan,
Bahasa Indonesia (KBBI), matematika catatan, grafik, peta, diagram, dalam
didefinisikan sebagai ilmu tentang menjelaskan gagasan
bilangan, hubungan antara bilangan, Dari tujuan di atas jelaslah bahwa
dan prosedur operasional yang belajar matematika tidak sekedar dapat
digunakan dalam penyelesaian masalah menyelesaikan suatu soal melalui
mengenai bilangan. (Hasan Alwi 2002, berbagai operasi hitung, tetapi lebih
723) jauh dari itu, seperti yang telah
Seperti yang kita ketahui disebutkan yaitu matematika dapat
matematika diberikan dalam setiap meningkatkan kreativitas dan bernalar
jenjang pendidikan di Indonesia.Mulai anak.Di saat belajar matematika, anak
dari tingkat dasar bahkan sampai akan selalu dihadapkan dengan proses
perguruan tinggi.Mengapa?Jika dilihat penalaran, terutama dalam bentuk jika
p maka q. Misalnya Pada beberapa

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 47
Analisa Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika

kasus berikut (DES, 1986), anak harus berpikir siswa-siswanya (siswa SD yang
menggunakan kemampuan bernalarnya berusia di bawah 11 tahun pada
untuk menarik kesimpulan: umumnya belum dapat berpikir
abstraks). Karena sifat abstraksnya itu
 Jika Andi lebih tinggi dari Bani maka guru harus memulai dalam
dan Bani lebih tinggi dari belajar matematika dari konkrit (nyata)
Chandra, maka Andi akan lebih menuju abstraks. Misal, jika guru akan
tinggi dari Chandra. mengajarkan penjumlahan bilangan
 Jika Johan berumur 10 tahun cacah “2 + 3 = 5”, tahap-tahapnya
dan Amir berumur dua tahun adalah sebagai berikut:
lebih tua, maka Amir berumur (1) Ambilah contoh-contoh benda
12 tahun. yang dapat mewakili bilangan 2
 Jika besar dua sudut pada suatu dan bilangan 3, misalnya apel,
segitiga adalah 600 dan 1000 kelereng, jeruk, dan
maka sudut yang ketiga adalah sebagainya.
1800 – (1000 + 600) = 200. Hal ini (2) Lakukan penggabungan antara
didasarkan pada teori dua apel dengan tiga apel
matematika yang menyatakan menjadi satu wadah, suruhlah
bahwa jumlah besar sudut-sudut siswa untuk menghitung satu
suatu segitiga adalah 1800. persatu apel yang sudah
 Jika (x – 1) (x + 10) = 0 maka x = dijadikan satu wadah tersebut.
1 atau x = –10. (3) Tulislah kejadian tersebut
 Untuk menentukan hasil dari dalam kalimat: “dua apel
998 + 1236 maka saya dapat digabungkan dengan tiga apel
mengambil (meminjam) 2 nilai menjadi lima apel” atau “dua
dari 1236 untuk ditambahkan ke apel ditambah tiga apel sama
998 sehingga menjadi 1000. dengan lima apel”
Dengan demikian 998 + 1236 (4) Lakukan penggunakan
sama nilainya dengan 1000 + lambang bilangan dan simbol-
1234 yang bernilai 2234. Jadi, simbol/lambang-lambang
998 + 1236 = 1000 + 1234 = matematika yang digunakan,
2234. seperti: “2 apel + 3 apel = 5
Dengan demikian jelaslah bahwa apel” (catatan: dalam
selama mengikuti pelajaran menjumlah atau mengurang
Matematika, aplikasi penalaran sering jangan mengambil contoh
ditemukan meskipun tidak secara benda yang berbeda, misalnya:
formal disebut sebagai belajar 2 apel + 3 jeruk = ?)
bernalar.Tetapi dengan aplikasi (5) Gunakan kalimat matematika
penalaran ini, diharapkan para siswa yang sebenarnya, yaitu : 2 + 3 =
akan semakin tajam kemampuan 5
bernalarnya. (6) Suruhlah siswa untuk
Materi pelajaran matematika membuat kalimat biasa dari
termasuk materi yang abstraks, oleh kalimat matematika “2 + 3 = 5”
karenanya hanya orang-orang yang yang lainnya, misalnya yang
dapat berpikir abstraks saja yang dapat sedang dibicarakan adalah
mempelajari matematika. Bagi siswa jeruk atau pisang.
sekolah dasar akan kesulitan belajar Tahap (5) dari contoh di atas
matematika, jika gurunya tidak merupakan bentuk abstraks, karena
menyesuaikan dengan kemampuan

48 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55
Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Analisa

kalimat matematika “2 + 3 = 5” dapat 3. Mempelajari komunikasi sosial.


diterapkan dalam berbagai kasus. Bayi yang baru lahir telah siap
melaksanakan kontrak sosial
Anak Usia Dini dan Karakteristiknya dengan lingkungannya.
Komunikasi responsif dari orang
Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang
dewasa akan mendorong dan
Sisdiknas pada Bab I Pasal 1 ayat 14
memperluas respon verbal dan
berbunyi Pendidikan usia dini adalah
non verbal bayi.
suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan Berbagai kemampuan dan
usia enam tahun ( 0 – 6 tahun) yang ketrampilan dasar tersebut merupakan
dilakukan melalui pemberian modal penting bagi anak untuk
rangsangan pendidikan untuk menjalani proses perkembangan
membantu pertumbuhan dan selanjutnya.
perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam b. Usia 2 – 3 tahun
memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak pada usia ini memiliki
Anak usia dini (0 – 6tahun) adalah beberapa kesamaan karakteristik
individu yang sedang mengalami proses dengan masa sebelumnya. Secara fisik
pertumbuhan dan perkembangan yang anak masih mengalami pertumbuhan
sangat pesat. Bahkan dikatakan yang pesat. Beberapa karakteristik
sebagai lompatan perkembangan, khusus yang dilalui anak usia 2 – 3
karena itulah maka usia dini dikatakan tahun antara lain :
sebagai golden age (usia emas) yaitu
usia yang sangat berharga dibanding 1. Anak sangat aktif
usia-usia selanjutnya. Usia tersebut mengeksplorasi benda-benda
merupakan fase kehidupan yang unik. yang ada di sekitarnya. Ia
Secara lebih rinci akan diuraikan memiliki kekuatan observasi
karakteristik anak usia dini sebagai yang tajam dan keinginan belajar
berikut : yang luar biasa. Eksplorasi yang
a. Usia 0 – 1 tahun dilakukan oleh anak terhadap
benda-benda apa saja yang
Pada masa bayi perkembangan fisik
ditemui merupakan proses
mengalami kecepatan luar biasa, paling
belajar yang sangat efektif.
cepat dibanding usia selanjutnya.
Motivasi belajar anak pada usia
Berbagai kemampuan dan ketrampilan
tersebut menempati grafik
dasar dipelajari anak pada usia ini.
tertinggi dibanding sepanjang
Beberapa karakteristik anak usia bayi
usianya bila tidak ada hambatan
dapat dijelaskan antara lain :
dari lingkungan.
1. Mempelajari ketrampilan motorik 2. Anak mulai mengembangkan
mulai dari berguling, merangkak, kemampuan berbahasa. Diawali
duduk, berdiri dan berjalan. dengan berceloteh, kemudian
2. Mempelajari ketrampilan satu dua kata dan kalimat yang
menggunakan panca indera, belum jelas maknanya. Anak
seperti melihat atau mengamati, terus belajar dan berkomunikasi,
meraba, mendengar, mencium memahami pembicaraan orang
dan mengecap dengan lain dan belajar mengungkapkan
memasukkan setiap benda ke isi hati dan pikiran.Anak mulai
mulutnya. belajar mengembangkan emosi.

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 49
Analisa Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika

Perkembangan emosi anak merasakan aman dan tentram


didasarkan pada bagaimana secara psikologis.
lingkungan memperlakukan dia.
Sebab emosi bukan ditemukan 2. Siklus belajar anak selalu
oleh bawaan namun lebih berulang dimulai dari
banyak pada lingkungan. membangun kesadaran,
melakukan eksplorasi,
c. Usia 4 – 6 tahun
memperoleh penemuan untuk
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki selanjutnya anak dapat
karakteristik antara lain : mempergunakannya.

1. Berkaitan dengan perkembangan


fisik, anak sangat aktif
3. Anak belajar melalui interaksi
melakukan berbagai kegiatan.
social dengan orang dewasa dan
Hal ini bermanfaat untuk
teman sebayanya.
mengembangkan otot-otot kecil
maupun besar.
4. Minat anak dan
2. Perkembangan bahasa juga keingintahuannya memotivasi
semakin baik. Anak sudah belajarnya.
mampu memahami pembicaraan
orang lain dan mampu 5. Perkembangan dan belajar anak
mengungkapkan pikirannya harus memperhatikan perbedaan
dalam batas-batas tertentu. individual.
3. Perkembangan kognitif (daya
6. Anak belajar dengan cara dari
pikir) sangat pesat, ditunjukkan
sederhana ke rumit , konkret ke
dengan rasa ingin tahu anak
abstrak, dari gerakan ke verbal
yang luar biasa terhadap
dan dari ke-akuan ke social.
lingkungan sekitar. Hal itu
terlihat dari seringnya anak
Prinsip pembelajaran Anak Usia Dini :
menanyakan segala sesuatu yang
1. Anak sebagai pembelajar yang
dilihat.
aktif.
4. Bentuk permainan anak masih 2. Anak belajar melalui sensori dan
bersifat individu, bukan panca indera.
permainan sosial. Walaupun 3. Anak membangun pengetahuan
aktifitas bermain dilakukan anak sendiri.
secara bersama. 4. Anak berpikir melalui benda
konkret.
5. Anak belajar dari lingkungan.
Membelajarkan Matematika Pada
Anak Usia Dini Melihat dari beberapa hal tersebut
diatas, maka bermain adalah suatu
Kegiatan belajar pada anak usia dini kegiatan yang tepat bagi anak usia dini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: untuk bereksplorasi dan belajar.Seperti
telah kita ketahui bahwa semboyan
1. Anak belajar dengan sebaik- kegiatan pengembangan pada anak usia
baiknya apabila kebutuhan dini adalah ”bermain sambil belajar dan
fisiknya terpenuhi serta belajar seraya bermain”. Bermain
adalah pekerjaan anak-anak dan anak-

50 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55
Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Analisa

anak selalu ingin bermain. Dalam yaitu (1) anak belajar dari konkrit
bermain anak-anak mengembangkan menuju yang representasional, hingga
sesuatu yang berbeda dan membedakan pemikiran abstrak, (2)pemahaman awal
pendekatan yang terbaik. Dalam anak terhadap matematika tumbuh
bermain anak-anak menggunakan melalui pengalaman-pengalaman
bahasa untuk melancarkan kegiatan, dalammembuat kumpulan objek-objek
menjelajah dan menyaring bahasa konkrit, (3) kemajuan awal anak
mereka ketika mereka bicara dan dimulai dari yang sudah
mendengarkan anak-anak lainnya. diketahuimenuju yang tidak diketahui,
Menurut Mayesty (1990) bermain (4) anak belajar matematika dari
adalah kegiatan yang dilakukan pengetahuan yang sederhana
sepanjang hari oleh anak, menurut menujupengetahuan dan keterampilan
anak bermain adalah hidup dan hidup yang kompleks.
untuk bermain. Piaget (1990) Pound (2008)berpendapat prinsip
berpendapat bahwa bermain adalah untuk mengajarkan matematika lebih
suatu kegiatan yang dilakukan mudah adalah (1) mengajarkan
berulang-ulang dan menimbulkan matematika sejak dini atau melahirkan
kesenangan bagi diri seseorang, anak yang matematis, (2)menggunakan
Sedangkan Patern (1991) lagu-lagu atau rima, atau puisi-puisi
mendefinisikan bahwa bermain sebagai yang menarik, (3) membuatnya nyata,
sarana sosialisasi diharapkan melalui atauberkaitan dengan kehidupan
bermain dapat memberikan sehari-hari. Selain itu, Anak sejak dini
kesepakatan pembelajaran anak yang perlu melakukan kegiatan kegiatan
menyenangkan. Jika kita lihat akan matematika yang dikemas dalam
karakteristik matematika yang semi permainan yang menyenangkan :
formal dan prosedural, maka untuk itu (1)membedakan berbagai objek-objek
kegembiraan anak ketika belajar perlu visual dengan sebutan (verbal)-nya,
tetap dijaga, agar mereka tetap menggunakan symbol noktah-noktah,
menyukai matematika dan belajar terus atau lainnya, (2) membuat hubungan
menerus. antara sejumlah bunyi-bunyian
Schwartz (2005) menekankan bahwa dengansejumlah objek nyata, (3)
bermain untuk melatih pemahaman mengenali tanda-tanda bilangan yang
dan keterampilan siswa, meskipun diambil dari sekelompok himpunan,(4)
permainan atau aktivitas bermain mendemonstrasikan kemampuan
merupakan aktivitas yang dapat membedakan antara dimensi dua,
berfungsi untukpengembangan dan seperti segitiga, persegi, danlingkaran,
belajar aspek lain. Mooney, et.al (2008) (5) menunjukkan pemecahan masalah
menjelaskan bahwa anak belajar yang menarik, konsentrasikan untuk
matematika melalui permainan dan menyelesaikanmasalah yang sederhana,
eksplorasi seperti bercerita, (6) mulai dengan kategorisasi benda-
mendengarkan cerita, dan membuat benda, dan menginvestigasi
cerita, bernyanyi, permainan imajinatif, sebabakibatnya, (7) mencari dan
maupun bermain peran.Kegiatan- menemukan pola yang ada.
kegiatantersebut lebih menarik dan Doman& Doman (dalam Paund,
menyenangkan siswa terlibat dalam 1999) mengklaim bahwa anak-anak
aktifitas-aktifitas yang dapat dilatih sejak barulahir mengenal
mencakupdunianya.Schwartz (2005) kelompok-kelompok noktah-noktah
memberikan petunjuk/aturan tentang dalam duabelasan, limabelasan, dan
pembelajaran matematika untukanak, bahkantujuhbelasan. Anak-anak

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 51
Analisa Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika

kurang dari enam bulan dapat lainnya.Menghitungmemerlukan


memasangkan dua atau tiga kotak- kemampuan yang lebih dan tiap anak
kotakpada bilangan yang sama dan tidak sama perkembangannya. Kalau
mereka sudah dapat menandai operasi kita perhatikan, terkadang anak
sederhana kelompok-kelompok lebih tidakmemiliki nama untuk suatu
dari tiga objek tetapi hasilnya belum kelompok sesuatu, dia hanya
benar. Mereka belajar waktu dan pola mengatakan “banyak” bukan
sepertimenyadari perubahan hari, “tiga”ataulainnya. Anak masih memiliki
ritme, dan lagu.Anak juga belajar keterbatasan untuk melakukan operasi
tentang jarak, mereka bilangan yang sederhana.Padatahap ini
berusahamenjangkau objek-objek yang seharusnya diberikan pengalaman yang
dekat maupun jauh.Anak juga berkaitan dengan kemampuan
menyadari ukuran dan bentuk matematis, karenaanak-anak yang
dariobjek-objek di sekitarnya.Anak pada berbakat matematis di sekolah adalah
tahap ini menunjukkan aktivitas yang mereka berasal dari keluarga yang
terkait dengan benda-benda fisik, terbiasadengan menggunakan simbol-
dikatakan Bruner sebagai enaktif atau simbol matematis seperti penggunaan
sensorimotor menurut Piaget. Anak kalender, kalkulator, atauwaktu.
pada tahaprepresentasi simboliknya ini
menggambarkan suatu objek, misalkan Konten Standar Matematika untuk
truk dengan suara “duk dudk..”. Anak Usia Dini
Simboliknya masih digambarkan
sebagai tindakan fisik.Perkembangan Konten Standar Matematika untuk
berpikir matematis anak dari 3 sampai anak usia dini menurut NCTM (National
5 tahun ditandai dengan anak- Council of Teachers of Mathematics)
anakberusaha merepresentasikan adalah sebagai berikut :
pemahaman matematisnya melalui
simbol-simbol yang didasarkanpada 1. Angka dan pengoperasiannya
gabungan simbol-simbol yang Adalah salah satu kemampuan
ditemukan sendiri dan yang didapat bermatematika yang digunakan anak
dari refleksi budayasekitarnya.Anak dalam konsep bilangan atau
sudah dapat membedakan antara pemahaman angka, yang membuat
bilangan-bilangan dan huruf, meskipun hubungan antara pengoperasiannya
merekatidak yakin mana label yang dan angkanya ditandai dengan
benar.Anak sudah memiliki penambahan dan pengurangan.
kemampuan untuk menciptakan Misalnya : anak diminta untuk
suatusimbol untuk membantu mereka menghitung bentuk – bentuk
mengingat bilangan-bilangan.Anak berdasarkan warna, lalu setelah itu
dapat mengingat bilangandalam situasi ajaklah anak – anak untuk
yang bermakna.Anak bahkan sudah menghitungnya bersama –
dapat merepresentasikan nol yang sama.Siapkan beberapa buah mainan
sebenarnyarelatif terakhir untuk mobil-mobilan dan balok asesoris.
bilangan.Anak mulai menyadari relasi Ajaklah anak untuk menyusun barisan
matematis, meskipun ukuran antrian mobil. Berikan gagasan untuk
dankuantitasnya bersifat personal dan meletakan batasan pada setiap mobil
idenya subjektif.Ketika menggambarkan dengan menggunakan balok asesoris.2.
keluarganya, diadiidentifikasi yang Ajukan anak dengan pertanyaan
lebih kecil daripada ukuran anggota seperti, “ Berapa umurmu sekarang?”
keluarga Ketika anak menjawab ” dua” maka
tunjukan dengan dua jari sambil

52 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55
Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Analisa

mengucapkan “dua”.3. Ajaklah anak mengajak anak bermain sambil


untuk bersama-sama bermain mengamati berbagai benda di
menumpuk beberapa balok atau sekelilingnya. Anak akan belajar bahwa
kardus. Ketika selesai, tanyakan pada benda yang satu mempunyai bentuk
anak, “bangunan siapa yang lebih yang sama dengan benda yang satunya.
tinggi”. Biarkananak berkata “punyaku Ketika anak melihat buah apel dan
yang lebih tinggi”. Kemudian mintalah bercerita, “Buah apel ini bentuknya
anak untuk menghitung balok atau seperti bola,” maka sebenarnya anak
kardus yang sudah ditumpuknya. sedang mengembangkan pengertian
tentang geometri. Orang tua yang
2. Aljabar memiliki anak usia 1-3 tahun
Adalah salah satu kemampuan dapat menyediakan balok-balok lunak
bermatematika yang digunakan anak atau kardus-kardus bekas obat dari
dalam sistematika angka yang memiliki berbagai ukuran agar anak bisa
pola secara natural dan terstruktur. bereksplorasi dan membangun.
Misalnya Anak – anak diajak untuk Misalnya kita mengenalkan pada anak
membangun pikiran dan ide dalam konsep ruang, yang mana atas, bawah
meneruskan pola yang dimulai oleh dan di depan dan di belakang. Dengan
orang tua, contohnya anak diminta menggunakan media buah buahan dan
untuk mengurutkan permen bertangkai meja (konsep bangun datar) Yaitu
dan permen yang tak bertangkai. Atau dengan menaruh buah di bawah atau di
mengurutkan es krim berdasarkan atas meja, atau bisa juga menaruh kue
bilangan.Atau 1).Mengajak anak di dalam atau di luar kotak kue (konsep
bermain menyusun antrian mobil- bangun ruang)
mobilan membentuk pola barisan
merah, hitam, merah, hitam, merah, 4. Pengukuran
hitam 2).Mengajak anak bermain Adalah salah satu kemampuan
membuat rantai gelang dari kertas bermatematika yang digunakan anak,
warna putih, biru, hijau, putih, biru, yang melibatkan angka untuk
hijau. mengetahui ukuran suatu benda jadi
angka yang merupakan hasil dari
3. Geometri pengukuran itu, dapat dibandingkan
Pengertian yang geometri yang pada benda yang sejenis.
dimaksud di sini adalah anak mengenal Misalnya: ajak anak-anak bermain
bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi toko-tokoan, dan menaruh beberapa
empat, persegi, lingkaran) yang sama buah plastik di atas alat ukur mainan
dan posisi dirinya dalam suatu ruang. (timbangan), misalnya jika berat buah
Anak bisa paham tentang pengertian diatas timbangan adalah 2 kg, maka
ruang yang dimaksud di sini ketika harganya 10 ribu (konsep berat),
mereka sadar akan posisi dirinya mengajak anak mengukur panjang dan
dihubungkan dengan benda-benda dan lebar rak mainan menggunakan balok
penataan di sekelilingnya. Anak belajar unit, mengajak anak menghitung
tentang lokasi/tempat dan letak/posisi, jumlah cangkir berisi pasir yang
seperti: di atas, di bawah, pada, di diperlukan untuk mengisi penuh
dalam, di luar. Selain itu, anak juga sebuah ember kecil dengan pasir,
belajar tentang pengertian jarak, mengajak anak mengukur karpet
seperti: dekat, jauh, dll. Mengenalkan menggunakan pita.
hubungan geometri dan ruang pada5. Analisis data dan kemungkinannya
anak bisa dilakukan dengan cara

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 53
Analisa Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika

adalah salah satu kemampuan kongkrit. Misal, bagi balita cukup


bermatematika yang digunakan anak dengan belajar membandingkan ukuran
dalam menganalisis data dari kelas lalu seperti "besar", "kecil", "lebih besar",
dituangkan dalam bentuk "lebih kecil" (pre-operasional).
grafik.Pengetahuan tentang grafik Sedangkan pada usia TK sudah boleh
merupakan bentuk perluasan dari masuk ke pengenalan angka, seperti 1,
memilih dan mengelompokan. Membuat 2, 3 sampai 10 (kongkrit). Belajar
grafik merupakan cara anak untuk matematika bisa di mana dan kapan
menampilkan bermacam-macam saja.Kalau kita kreatif, lingkungan di
informasi/data dalam bentuk yang sekitar anak bisa jadi "modul"
berlainan. Misalnya anak membuat matematika yang bagus.Angka-angka
grafik sederhana tentang jenis sepatu ada di mana pun.Pohon, rumah,
yang dipakai anak. Beberapa contoh gedung, orang, dll, semua bisa
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua dihitung.Hitunglah bersama-sama
untuk mengembangkan pengumpulan, anak, sembari jemari Anda
pengaturan dan tampilan data pada memperlihatkan jumlahnya.Untuk lebih
anak: memudahkan anak belajar matematika,
a. Mengajak anak mengumpulkan tak ada salahnya selalu berhitung.
bermacam-macam daun-daunan. Tengoklah sekeliling apa saja yang bisa
Kemudian mengajak anak dihitung. Misal, menghitung jumlah
mengelompokan bentuk daun-daunan anak tangga di mal, menghitung
tersebut. Setelah itu, buatlah daftar permen di toples, menghitung anak
tentang jumlah daun untuk setiap ayam yang sedang mencari makan, dan
bentuknya dengan cara menyusun sebagainya. Bahkan setiap benda –
daun-daun yang sama menjadi barisan benda yang ada disekitar juga bisa
tegak lurus ke atas. Ajak anak dijadikan pengenalan akan geometri,
mencatat jumlah setiap kelompok daun. misalnya, jam bulat yang berbentuk
b. Mengajak anak membuat grafik lingkaran, note book yang berbentuk
tentang keadaan cuaca setiap hari segiempat dan sebagainya. Dapat
dalam 1 bulan. disimpulkan bahawa kapanpun dan
dimanapun, matematika bisa
Kesimpulan dikenalkan pada anak usia dini.

Berdasarkan uraian di atas dapat


dilihat bahwa pengenalan matematika
memang seyogyanya diajarkan sejak
anak berada di usia sekolah dasar.
Tetapi, karena sekarang banyak juga
lembaga - lembaga PAUD yang
mengharapkan anak didiknya
menguasai berhitung dan sejenisnya
yang berkaitan dengan matematika.
Atau setidaknya mengerti satu
ditambah satu hasilnya dua (hitungan
sederhana), tidak ada salahnya
memperkenalkan matematika pada
anak-anak usia pra-sekolah dan TK.
Hanya saja, sebaiknya konsep
pengenalan pada usia tersebut belum

54 Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55
Mengenalkan dan Membelajarkan Matematika Analisa

Referensi Sholehuddin, M. Drs. 1997.Konsep


Dasar Pendidikan Pra Sekolah,
Abdusysyakir. 2007. Ketika Kyai IKIP Bandung.
Mengajar Matematika. Malang: UIN- Sudjud, Aswarni.1997. Konsep
Malang Press. Pendidikan Pra Sekolah, FIP IKIP
Andi Hakim Nasution. 1982. Landasan Yogyakarta.
Matematika. Bogor: Bhratara. Mooney, Claire., Briggs, Mary., Fletcher,
Ernest, P. 1991. The Philosophy of Mike., Hansen, Alice., McCullouch,
Methematics Education. London: Judith. 2009.Primary Mathematics:
Falmer. Teaching, Teory, and Practice.
Freudental, H. 1991. Revisiting Exeter: Learning.
Mathematics Education. MattersPound, Linda. 2008.Thinking
Netherlands: Kluwer Academic and Learning about Maths in the
Publishers. Early Years.New York: Routledge
Hasan Alwi, dkk. 2002. Kamus Besar Schwartz, Sydney L. 2005.Teaching
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Young Children Mathematics.
Pustaka. Westport, CT: Praeger.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Soedjadi, R. 2000.Kiat Pendidikan
Usia Dini Kementrian Pendidikan Matematika di Indonesia:
Nasional, 2011. Konsep Matematika Konstatasi Keadaan Masa Kini
untuk Anak Usia Dini, Jakarta. MenujuHarapan Masa
Marsudi, Saring, dkk. 2008. depanJakarta.
Perkembangan Peserta Didik. The Liang Gie. 1999.Filsafat
Surakarta: Universitas Matematika: Epistemologi
Muhammadiyah Surakarta. Matematika.Yogyakarta: Pusat
Hurlock, Elizabeth B. Belajar IlmuBerguna.
1992.Perkembangan Anak, Jilid
Ikan Mas, Jakarta : Erlangga.
Makalah Seminar.
1998.Mengembangkan Potensi Anak
Usia Dini di Ambarukmo Palace
Hotel Yogyakarta, 24 September.
Perkembangan Sosial Anak.2013.
(Online).(http://h4md4ni.wordpress
.com/perkembang-anak/).Diakses
tanggal 13 Desember.
Padmonodewo, Soemiarti, Buku Ajar
Pendidikan Pra Sekolah,
Depdikbud, Dirjen Dikti.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun
1990.Tentang Pendidikan Pra
Sekolah.
Pound, L. 1999. Mathematics at Home
and at School. In:Supporting
Mathematical Development in the
Early Years . Buckingham: Open
University Press, pp 1-15.

Mu’adalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 2, Juli–Desember 2013, 45-55 55

Anda mungkin juga menyukai