Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LUKA BAKAR

Disusun Oleh :
1. Desi Romansyah 17214030
2. Dina Rahmawati 18215052
3. Dwi Sagita Apriyani 18215056

Tingkat 3A Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
Jl. Arya Santika No.40, Bugel, Margasari, Karawaci, Kota Tangerang, Banten.
Telp. (021)55726558/5572594 Fax (021) 2225218
Tahun Ajaran 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebab kan oleh kontak
terhadap panas kering (api), panas lembab (uap, atau cairan panas), kimiawi (seperti
bahan bahan korosif), bahan – bahan elektrik (arus listrik atau lampu), friksi atau energy
elektromagnetik dan radian. Luka bakar merupakan satu jenis trauma yang memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang kusus mulai
fase awalhingga fase lanjut (Hatta, 2015).

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar
yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat
terganggu, terutama sistem kardiovaskuler. Luka bakar dibedakan menjadi: derajat
pertama, kedua superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Luka bakar derajat satu
hanya mengenai epidermis yang disertai eritema dan nyeri. Luka bakar derajat kedua
superfisial meluas ke epidermis dan sebagian lapisan dermis yang disertai lepuh dan
sangat nyeri. Luka bakar derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis. Luka bakar
derajat ketiga meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis, seringkali kapiler dan
vena hangus dan darah ke jaringan tersebut berkurang. Penanganan dalam penyembuhan
luka bakar antara lain mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel
untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian luka bakar ?
2. Apa etiologi dari luka bakar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi luka bakar ?
4. Bagaimana proses penyembuhan luka bakar ?
5. Bagaimana SOP perawatan luka ?

C. Tujuan Makalah
1. Memahami tentang pengertian luka bakar.
2. Mengetahui apa saja etiologi dari luka bakar.
3. Memahami factor – factor apa saja yang dapat mempengaruhi lika bakar.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana proses penyembuhan luka bakar.
5. Memahami dan mengetahui bagaimana SOP dari perawatan luka bakar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar
yang luas mempengaruhi metablisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua system dapat
terganggu terutama system kardiovaskular (Rahayuningsih, 2012).
Luka bakar dapat merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari kotoran dan
infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena
terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak seimbangan elektrolit dan suhu tubuh,
gangguan pernafasan serta fungsi saraf (Adibah dan Winasis, 2014).

B. Etiologi
1. Luka bakar terminal
Luka bakar terminal (panas) di sebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan panas atau objek – objek panas lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka
bakar yang disebabkan karena terpajan dengan suhu panas. Seperti, terbakar api
secara langsung atau terkena permukaan logam yang panas ( Fitriana, 2014).
2. Luka bakar kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kult dengan asam
atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang
terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat – zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rmah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industry, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).
3. Luka bakar elektrik
Luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari listrik yang
dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak,
tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh
(Rahayuningsuih, 2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanyalebih serius dari apa
yang terjadi dipermukaan tubuh (Fitriana, 2014).
4. Luka bakar radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industry atau sumber
radiasi untuk keperluan terapetikpada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi
(Rahayuningsih, 2012).

C. Faktor yang mempengaruhi berat ringannya Luka Bakar


1. Kedalaman luka bakar
Kedalaman luka bakar dilihatb dari permukaan kulit yang paling luar. Kedalaman
suatu luka bakar terdiri dari dari beberapa ketegori yang didasarkan pada elem kulit
yang rusak seperti pada table berikut :
Derajat dan kedalaman Luka bakar
Derajat Kedalaman Kerusakan Karakteristik
Satu Superfisial Epidermis Kulit kering,
hiperemis, nyeri.
Dua dangkal Superfisial Epidermis dan sepertiga Bula nyeri
kedalaman partial bagian superfisial dermis
(Partial Thickness)
Dua dalam Dalam – Kerusakan dua pertiga Seperti marbel, putih
kedalaman partia bagian superfisial dermis dan keras
(Deep partial dan jaringan dibawahnya
thickness)
Tiga Kedalaman penuh Kerusakan seluruh lapisan Luka berbatas tegas,
(Full thickness) (dermis dan epidermis ) tidak ditemukan
serta lapisan yang lebih buka, berwarna
dalam keciklatan, kasar,
tidak nyeri

Empat Subdermal Seluruh lapisan kulit dan Mengenai struktur


struktur disekitarnya disekitarnya
seperti lemak subkutan,
fasia, otot dan tulang.
2. Luas luka bakar
Terdapat beberapa metodeuntuk menentuka luas luka bakar meliputi rule of nine,
lund and brouwder dan hand palm. Ukuran luka bakar ditentukan dengan presentasi
dan permukan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dan perhitungan bervariasi
menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan luas
luka bakar (Gurnoda dan Lilisari, 2011).
3. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)
Berat ringan nya luka bakar di pengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar
yang mengenai kepala, leher dan dada seriga kali berkaitan dengan komplikasi
pulmoner. Luka bakar yang mengenai wajah sering kali menyebabkan abrasi kornea.
Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan terapi
fisikdan occopasi dan dapat menimbulkan implikasiterhadap kehilangan waktu
bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen (Rahayuningsih,
2012).
Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine dan
feses. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak
adekuatnya ekpansi dinding dada dan terjadinya insufisiensi pulmoner
(Rahayuningsih, 2012).
4. Menkanisme injury
Mekanisme injury merupakan factor lain yang digunakan untuk menentukan berat
ringannya luka bakar. Secara umum luka bakar. Secara umum luka bakar yang
mengalami injury inhalasi memerlukan perhatian khusu. Pada luka bakterielektrik
panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan kerusakan jaringan internal
(Rahayuningsih, 2012).
Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi kerusakan otot dan
jaringan lunak lainnya dapat terjadi lebih luas khususnya bila injury elektrik dan
voltage tinggi. Oleh karena itu voltage tinggi. Oleh karena itu voltage, tipe arus (direc
atau alternating), tempat kontak dan lamanya kontak adalah sangat penting untuk
diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbiditas (Rahayuningsih,
2012).
5. Usia
Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka kematian (morbidity
rate) cukup tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada
kelompok usia 0-1 tahun dank lien yang berusia diatas 65 tahun.
Tingginya static mortalitas dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka bakar
merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti lambatnya
bereaksi, gangguan dalam meninai, dan menurunnya kemampuan morbiditas), hidup
sendiri dan bahaya – bahaya hidup lainnya. Disamping itu juga mereka lebih rentan
terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis dan terjadi tropi pada
bagian – bagian kulit lainnya.

D. Proses Penyembuhan
Penyembuhan luka bakar terdiri dari tiga fase meliputi fasi inflamasi, fase
fibioblastik, dan fase maturasi. Adapun proses penyembuhannya antara lain :
1. Fase inflamasi
Fase terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar. Pada fase ini terjadi
perubahan vascular dan poliferasi seluler. Daerah luka mengalami agregasi
trombosit dan mengeluarkan serotonim serta mulai timbul epitaksis.
2. Fase fibioblastik
Fasi yang dimulai pada hari kle 4 – 20 pasca luka bakar. Pada fase ini timbul
abrobasc yang membentuk kolagen yang tampak secara kliniks sebagai jaringan
granulasi yang berwarna kemerahan.
3. Fase maturasi
Proses pematangan kolagen dan terjadi penurunan aktivitas seluler dan vaskuler. Hal
ini berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari satu tahun dan berakhir jika sudah
tidak ada tanda – tanda inflamasi untuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang
berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.

E. Standar Oprasional Prosedur Perawatan Luka


1. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar.
2. Tujuan
- Mencegah infeksi pada luka
- Mempercepat penyembuhan pada luka
3. Peralatan
- Bak instrument yang berisi:
a. Pinset anatomis 2 buah
b. Pinset chirurgis 2 buah
c. Gunting debridemand
d. Kassa steril
e. Cucing 2 buah
- Peralatan lain terdiri dari:
a. Spuit 5 cc atau 10 cc
b. Sarung tangan
c. Gunting plester
d. Plester atau hifafiks
e. Desinfektant
f. NaCl 0,9%
g. Bengkok
h. Verband atau kasa
i. Obat luka sesuai kebutuhan
4. Prosedur Pelaksanaan
- Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
- Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
- Tahap Kerja
a. Menjaga privacy klien
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
c. Membuka peralatan
d. Memakai sarung tangan
e. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%
f. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%
g. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik.
h. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% 9. Mengeringkan luka dengan
mengguanakan kassa steril
i. Memberikan obat topical sesuai advice pada luka
j. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband atau kasa dan
diberi hifafiks
k. Merapikan pasien
- Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan pada pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawat

Anda mungkin juga menyukai