BAB I
PENDAHULUAN
1945) mengatur dan melindungi kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia (HAM).
Amanat ini tertuang dalam Pasal 28H ayat (1) yang memuat, “setiap orang berhak
1
2
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Indonesia Tahun 1945. Segenap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan saya saing
bangsa.2
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1)
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ,Pasal 1
3
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
Sesuai hak atas kesehatan tersebut diatur lebih lanjut dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang selanjutnya dalam tulisan
seseorang tidak sederajat secara kondisional dan tidak akan mampu memperoleh
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
setinggi-tingginya.
“Tenaga kesehatan harus mematuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional”4
3
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 46
4
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan , Pasal 29 ayat (1)
4
Hal inilah yang dapat dijadikan dasar pasien atau keluarga untuk menuntut
2009 tentang Kesehatan tersebut setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan dapat menuntut ganti rugi terhadap seseorang
kesehatan.
menurut teori etis ini adalah semata-mata untuk mencapai keadilan dan
memberikan haknya setiap orang, sedangkan tujuan hukum menurut teori utilities
adalah untuk memberikan manfaat atau faedah bagi setiap orang dalam
5
Titik Triwulan Tutik dan Shita Febriana, Perlindungan Hukum Bagi Pasien , Jakarta, Prestasi
Pustaka Publiser, 2010, hlm. 63
6
Yunasril Ali, Dasar-Dasar Ilmu Hukum , Jakarta, Penerbit Sinar Grafika, 2009
5
lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
“ Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan /atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan”8
7
Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB II Asas dan Tujuan
8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 1
6
menjelaskan bahwa :
“ Tenaga kesehatan terdiri dari , tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga
keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional
dan tenaga kesehatan lainnya”9
9 Oktober 2015 bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta ; Bidan sebagai
salah satu tenaga kesehatan strategis yang memiliki tugas dan fungsi memberikan
khususnya kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh kembang bayi dan balita.
dan dinamis.10
yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
untuk di register, sertifikasi dan atau secara sah mendapatkan lisensi untuk
bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama masa hamil, masa persalinan
dan masa nifas, memimpi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
9
Ibid, Pasal 11
10
https://www.ibi.or.id/en/article_view/A20151016001/the-midwifery-international-scientific-
conference-2015.html, diakses pada tanggal 15 Februari 2020 pukul 16.00 WIB
7
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
sebagai pelaksana program pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari
pemerintah. Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
11
Keputusan Menteri Kesehatan No. 369/MENKES/SKIII/2007 tentang Standar Profesi Bidan
12
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
13
Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. Pasal 8
8
orang lain sebagai individu . Dalam pelayanan kebidanan sebagai subyek hukum
adalah bidan, memberikan pelayanan dan tanggung jawab terhadap segala sesuatu
sebagai tanggung jawab hukum dapat dilihat dari aspek hukum perdata, hukum
tugasnya, harus memiliki Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) dan Surat Izin
Praktik Bidan (SIPB). Surat Tanda Registrasi Bidan adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah kepada bidan yang telah memiliki sertifikat kompetensi
Praktik Bidan adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
14
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 58
15
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, Pasal 1
9
antenatal pada kehamilan normal, persalinan normal, ibu nifas normal, ibu
dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,
menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif,pemberian uterotonika pada
pada kelompok ibu hamil dan pemberian surat keterangan kehamilan dan
kelahiran.17
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), jika tidak
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, juga harus tunduk pada kode
etik yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Pasal 24 ayat (1) dan (2) UU
Kesehatan). Sehingga seorang bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan tidak saja
16
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, Pasal 19 ayat 2
17
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, Pasal 19 ayat 3
10
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu (kalau terjadi apa-apa boleh
Tanggung jawab perdata disebut sebagai tanggung gugat. Tanggung gugat yaitu
tenaga kesehatan juga diperlukan bantuan dari pihak lain, agar pelayanan
kesehatan tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pihak lain ini adalah
pihak yang menyediakan sarana kesehatan seperti rumah sakit, medical center,
Puskesmas, balai pengobatan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta
melalui lembaga yayasan. Di dalam rumah sakit, medical center, Puskesmas dan
seorang pasien datang ke tempat praktik bidan untuk minta pelayanan pengobatan
18
Departemen Pendidikan, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4, Pusat Bahasa, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
11
dengan penerima jasa kesehatan didasarkan pada dua ciri, yaitu adanya
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menentukan bahwa: “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
dan kewajiban yang lahir dari perjanjian penyembuhan tersebut harus dapat
dipertahankan dan dilaksanakan oleh para pihak. Apabila salah satu pihak tidak
hal-hal tersebut di atas, selanjutnya dalam tulisan singkat ini akan dicoba untuk
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Apabila suatu negara
masih tinggi Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, maka semakin
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012
masih tinggi yaitu AKI 359/100.000 kelahiran Hidup 20 dan AKB 32/1000
Kelahiran Hidup21.
Dari data di Provinsi Banten dalam kurun waktu dua tahun terakhir yaitu
tahun 2017-2018 kasus kematian ibu cenderung meningkat dari 227 kasus
menjadi 247 kasus atau meningkat 8,8% dari tahun sebelumnya, namun
berbanding terbalik dengan data kematian bayi dalam periode tersebut cenderung
menurun yaitu 1246 di tahun 2017 dan 1156 di tahun 2018 atau menurun 7,2%
Lebak yang angka kematian ibu dan bayi yang cenderung meningkat yaitu angka
Dan pada periode Januari sampai dengan Juli tahun 2020, kematian Ibu di
Provinsi Banten mancapai 141 kasus. Pada tahun 2018 jumlah bidan di Kabupaten
Lebak sebanyak 932 orang, tahun 2019 jumlah bidan meningkat menjadi 1138,
tahun 2020 sebanyak 1377 bidan dan yang praktik Mandiri tahun 2018 sebanyak
99 orang dan tahun 2019-2020 sebanyak 164, perlu dilihat legalitas terutama
11
Bidan Praktik Mandiri.
20
Mathernal and Child Health Integrated Program ( MCHIP), Buku panduan pembelajaran
KIBBLA Terpadu, bagian Tantangan Puskesmas Mampu Poned 24 Jam. MCHIP USAID.
Jakarta, 2012, Hal. 1
21
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Buku Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak ( PWS-KIA ), Kementrian Kesehatan.
Jakarta, 2010, Hal.1
22
Data Kematian Ibu Dan Kematian Bayi, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, tahun 2017-2018
13
kewenanganya. Penulis menerima laporan laporan bahwa ada salah satu bidan
yang praktik swasta di Kabupaten Lebak. Kami dari IBI Kab. Lebak melakukan
kandungan dan dilakukan USG dengan hasil bayi yang dikandungnya tersebut
mengalami kelainan bawaan, yaitu perutnya besar (Ascites) dan saat mau bersalin
nanti , ibu tersebut ingin bersalin di tempat bidan “E”. Ketika itu pembukaan
sudah lengkap tetapi bayi susah keluar dan bidan “E” meminta pertolongan ke
bidan yang lebih senior yaitu bidan “S” yang bertugas di Rumah Sakit. Akhirnya
pasien tersebut di ambil alih oleh bidan “S” yang dipanggil ketempat praktik
bidan “E”. Sedangkan di depan bidan prakek swasta tersebut itu terdapat Rumah
Sakit Provinsi, tetapi bidan ‘E” lebih memilih memanggil bidan “S”.
Pada akhirnya pasien di tolong oleh bidan “S” dengan hasil kepala putus dan
badan bayi tersebut masih tertinggal di dalam rahim ibunya. dan pasien tersebut di
Dalam hal ini Bidan Praktik Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol
dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan
ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan
B. Identifikasi Masalah
Kesehatan?
Kesehatan?
C. Tujuan Penelitian
Tenaga Kesehatan.
15
Tenaga Kesehatan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
E. Kerangka Pikir
saing bangsa.24
undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Bidan merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi
daerah yang tidak memiliki bidan, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar
24
Tim peneribit, Kitab Undang-Undang Tentang Kesehatan dan Kedokteran, Buku Biru,
Jogjakarta, 2012, hlm 10
25
Keputusan Menteri Kesehatan No. 369 tentang Standar Profesi Bidan
17
26
kewenangan. Dan apabila di daerah terpencil yang tersebut telah ada bidan,
kewenangan ini ditujukana agar bidan mengetahui dengan jelas batas-batas tugas
Bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin
wanita selama mada hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum
pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif,
pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan
medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak
hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi
dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga
antenatal, persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari
ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah
26
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Buku Saku Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
FKPP, Bandung, 2003, Hlm 31
27
Reddy Tengker, S.H, Hak Pasien, C.V Mandar Maju, Bandung, 2007, Hlm 3
18
lainnya.28
Kebidanan, dan Kode Etik Profesi. Standar Profesi ini, wajib dipatuhi dan
untuk memberikan:
peristiwa hukum yang berintukan hubungan antar subjek hukum yang wujudnya
dalam bentuk hak dan kewajiban antar subjek hukum yang satu terhadap yang
lannya. Pengertian hak dan kewajiban adalah pengertian korelatif, artinya dalam
sebuah hubungan hukum maka hak dari salah satu pihak adalah kewajiban dari
28
Sujianti dan susanti, Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi, Nuha Medika, 2009,
Hal.2
29
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan
30
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2017 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, pasal 18
31
Mochtar K & Arief S, Pengantar Ilmu Hukum. Alumni, Bandung, 2000, hlm 89-90
19
Profesi kebidanan dan tenaga medis lainnya merupakan suatu profesi yang
telah ditentukan pula agar bidan tidak dituntut atau digugat telah bertindak yang
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan
praktik sesuai standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang karena memiliki
kriteria :
kerugian.
Hak dan Kewajiban bidan, bidan mempunyai hak dan kewajiban yaitu:33
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari pasien
dan/atau keluarganyan;
peraturan perundang-undangan;
diberikan.
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
sudah selayaknya untuk dihormati dan dilaksanakan oleh para pihak. Prinsip
Hukum diperlukan untuk mengatur semua tenaga kesehatan agar sadar taat
dan patuh terhadap hukum yang belaku. Adanya sanki yang jelas terhadap
bersikap ceroboh. Oleh karena itu, apabila terbukti seorang tenaga kesehatan
perlu dikaji apakah ada pidana yang dapat diberlakukan kepada profesi ini.36
Risk (risiko bila dilakukan dan bila tidak dilakukan). 37 Dalam tindakan
pasien.
35
Pasal 1234 KUHPerdata, tentang wanprestasi
36
Isfandyarie, Anny, Malpraktik Dan Resiko Medik Dalam Kajian Hukum Pidana, Jakarta,
Prestasi Pustaka, 2005, hal 46-48.
37
D.Y Tan MDJD, Medical Practive, Understanding The Law, Managing The Risk, World
Scientific Publishing, Co, Pte, Ltd, Singapore, 2006, hlm 89
22
karena itu negara tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan
38
belaka, tetapi berdasarkan hukum. Secara luas hukum dapat diartikan tidak
Hukum sangat berperan dalam mengatur setiap hubungan hukum yang timbul
baik antar individu dengan individu maupun antar individu dengan masyarakat
40
dalam berbagai aspek kehidupan. Selain mempunyai kewenangan atau hak,
tertentu. Dalam kaidah-kaidah hukum positif pihak yang diatur, yakni tiap orang
41
dipandang dan dilindungi oleh tatanan hukum sebagai subjek hukum. Subjek
hukum adalah sesuatu yang menurut hukum dapat memiliki hak dan kewajiban
susunan sosial, keseluruhan peraturan tingkah laku yamg berlaku dlam suatu
38
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989,
hlm 538
39
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum dalam Rangka Pembangunan Nasional, Bina
Cipta Bandung, 1986, hlm 3
40
Veronica Komalasari, Hukum dan Etika Dalam Praktik Dokter, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1989, Hlm 73
41
Ibid
42
Dudu Duswara Machmudin, Pengantar Ilmu Hukum Sebuah Sketsa, Refika, Bandung, 2003,
hlm 32
23
sanksi bila dilanggar. Tujuan pokok dari hukum ialah menciptakan suatu tatanan
kesalahan yang diperbuat oleh seseorang akan dikenakan sanksi yang sesuai,
ketertiban umum agar masyarakat dapat hidup damai, tentram dan aman.
58 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak menuntut ganti rugi
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang telah melakukan kesalahan wajib
kesalahannya.
sebagai berikut:
43
Soeparto, Pitono, dkk, Etik dan Hukum Dibidang Kesehatan, Surabaya, Airlangga University,
2008, hlm 129
24
diperbuat.44
yang di berikan kepadanya menimbulkan kerugian atau tidak bagi pihak lain.
Hingga saat itu, filsafat yang telah dianut selama berabad-abad dituding telah
44
Suwoto Mulyosudarmo, Peralihan Kekuasaan, Newaksara, Gramedia, Jakarta, 1997, hlm. 42.
25
gagal dalam menawarkan teori semacam itu, fungsi logika sebagai sarana
serta para koleganya dari Jerman. Pound menyatakan bahwa hukum adalah
telah menggantikan fungsi agama dan moralitas sebagai instrumen penting untuk
kewajiban atas kerugian yang ditimbulkan terhadap pihak lain. Pada sisi lain
ditimbulkan oleh suatu tindakan, tetapi juga karena suatu kesalahan.45 Suatu
konsep yang terkait dengan teori kewajiban hukum adalah konsep tanggung
untuk suatu perbuatan tertentu adalah bahwa dia dapat dikenakan suatu sanksi
Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, Diterjemahkan dari edisi yang diperluas oleh Drs.
45
pembangunan adalah untuk menjamin bahwa perubahan itu terjadi dengan cara
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
asas-asas hukum disiplin profesi adalah yang berkaitan dengan Kode Etik
46
Lihat Hans Kelsen dalam Jimly Assidiqie dan M. Ali Syafaat, Teori Hans Kelsen tentang
Hukum, Sekjend Mahkmaah Konstitusi, Jakarta, 2006, hlm. 65.
47
Mochtar Kusumatmadja, Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan, Unpad, Bandung. 2006,
hlm 19-20
48
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta , hlm 3
27
2. Sifat Penelitian
gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang
3. Jenis Data
Sebagai bahan pendukung penulisan ini , maka diperlukan data primer dan
sekunder. Data primer berupa data yang langsung diperoleh dari data yang
primer yaitu data yang diperoleh dari Al Qur’an, buku buku dan peraturan
kepustakaan dan kasus-kasus yang terdapat dalam berita. Hasil penelitian dari
data yang diperoleh tersebut, dipelajari serta dibahas sebagai suatu bahan
1) Al Qur’an
2) Hadits
Kebidanan
Kesehatan
Tenaga Kesehatan
penelitian ini, jurnal, pendapat para pakar, kasus-kasus yang terdapat dalam
50
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Metode, Tehnik, Bandung, TNP, 2010, hlm.
25
29
BAB II
51
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 24
52
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya, 1997, hlm. 576.
53
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.
54
Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
30
tidak dipenuhi oleh salah satu pihak yang melakukan perjanjian, hal
tersebut juga membuat pihak yang lain mengalami kerugian akibat haknya
tidak dipenuhi oleh salah satu pihak tersebut. Tanggung jawab hukum
hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik
lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum orang lain
55
Khairunnisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, Pasca Sarjana,
Medan 2008, hlm. 4
56
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi Pustaka,
Jakarta, 2010, hlm 48
57
Widiyono, Wewenang Dan Tanggung Jawab, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 27
31
58
Friedrich august von hayek, Tanggung jawab individu, Pradya Paramitha, jakarta,
2001, hlm. 102
32
sekarang.”
3) Tanggungjawab sosial
59
George Bernard Shaw, Persaingan Masyrakat, Rajawali press, jakarta, 1999, hlm. 90
33
sosial. Istilah ini dianggap sebagai bentuk khusus, lebih tinggi dari
terhadap orang lain seperti ini tentu saja dapat diterapkan di luar
pelayanan medis yang mana pihak pasien merasa dirugikan maka perlu
35
untuk diketahui siapa yang terkait di dalam tenaga medis tersebut. Tenaga
apakah kesalahan tersebut dilakukan oleh bidan atau tenaga medis yang
lain. Setiap masalah yang terjadi baik sengaja maupun tidak sengaja perlu
merugikan pasien.
Tahun 2009, sebagai berikut : 1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan
akan terjadi atau apa yang bisa ia harapkan. Keteraturan yang intinya
60
Mohtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Alumni, Bandung,
Tahun 2000, hal. 49 – 50.
37
subyek hukum serta mempunyai hak dan kewajiaban dalam hukum dan,
maka akan timbul akibat hukum, terutama ketidak puasan dari sisi pasien
unsur:
a. Kecakapan
61
Toto Tohir, Transformasi KUHPerdata Indonesia dari Kodifikasi ke SeKtoral, 2015.
62
W. Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
Tahun 2008 hal. 3
63
Nusye Ki Jayanti, Penyelesaian Hukum dalam Malpraktik Kedokteran, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, hal 22
38
b. Beban kewajiban
c. Perbuatan
perjanjian tertentu.
istilah yang menunjuk pada kata tanggung jawab, yakni Liability (the
yang luas (a broad legal term), yang didalam nya mengandung makna
65
Henry Campbell Black,1979, Black’s Law Dictionary, Fifth Edition, st. Paul Minn, West
Publishing co. USA, hal. 823
66
Ibid
40
Malpraktik
1. Teori Kewenangan
2. Pendelegasian Wewenang
68
Ibid
69
Indrohato, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, dalam Paulus Efendie Lotulung,
Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1994, hlm. 65
70
Stout HD, de Betekenissen van de wet, dalam Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan
Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah, Alumni, Bandung, 2004, hlm.4.
42
pendelegasian yang diberikan oleh bidan, dan pada pasal 27 ayat (4)
Mandiri.
Suryani Soepardan, (2007), Suryani Soepardan, Konsep Kebidanan, Jakarta: Buku Kedokteran
71
bahaya.
a. Kewenangan atributif
b. Kewenangan delegatif
c. Kewenangan pendelegasian
badan yang lebih tinggi kepada pejabat atau badan yang lebih
72
Nur Basuki Winanmo. (2008). Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana Korupsi,
Laksbang Mediatama, Yogyakarta, hlm. 70-75.
45
undangan;
wewenang tersebut;
wewenang tersebut.73
73
Ibid, hlm.94.
46
(3) Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
secara pendelegasian.
3. Malpraktik
dasar kelalaian atau kesalahan seorang tenaga kesehatan dalam hal ini
karena bentuk, sifat dan tujuan tindakan yang dilakukan oleh seorang
sebagai malpraktik.
4. Jenis-jenis Malpraktik
a. Malpraktik Etik
b. Malpraktik Yuridis
sebagai berikut:
tindakan medis yang dilakukan mencapai hasil yang baik. Ada dua
puluh empat ruang lingkup standar pelayanan bidan yang meliputi: (1)
standar); (4) standar pelayanan nifas (tiga standar); dan (5) standar
52
dapat ditekan. Saat ini banyak terjadi gugatan terhadap bidan, rumah
sebagai berikut: (1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
KUHPerdata.
akibat wanprestasi;
yaitu kerugian yang merupakan akibat langsung dan serta merta dari
atau rumah sakit. Untuk itu lembaga hukum yang dipergunakan adalah
dari waktu ke waktu. Seperti “mit wif” pada suku Anglo Saxon, “wise
75
Farid Husin, Asuhan kehamilan berbasis bukti, Sagung seto, Jakarta, 2014, Hal 1
56
diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta
asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan,
didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
78
melakukan praktik bidan. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
77
Sujianti dan susanti, Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi, Nuha Medika, 2009,
Hal.2
78
Rury Narulita sari, Konsep Kebidanan, Graha Ilmu, 2012, Hal.3
79
Mustika Sofyan dkk, 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI, 2007, Hal.16
58
80
Setiawan, Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan, Trans Info Media, 2010, Hal. 26
59
kebidanan.”
tanggung jawabnya sendiri serta pada asuhan pada bayi baru lahir dan
anak.
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
daruratan.
mencakup:
asuhan klien.
b. Menentukan diagnosis.
yang dihadapi.
telah disusun.
81
Atik Purwandari. Konsep Kebidanan: Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta. 2006. EGC. Hal. 5
82
Safrudin dan Hamidah. 2007. Op.,Cit., Hal 56
61
bersama klien.
tersebut :
62
menghindari resiko
ambil
mencakup:
klien.
telah disusun.
bersama klien.
klien,
telah diberikan.
persalinan.
masa persalinan.
telah disusun.
64
keluarga.
telah dibuat.
diberikan.
nifas.
masa nifas.
65
masalah.
diberikan.
klien.
bersama klien.
masyarakat/klien, mencakup:
bersama masyarakat.
83
Suryani Supardan, Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan, EGC, 2008, Hal. 69
67
mencakup:
dan masyarakat.
68
kader.
berencana, mencakup:
kerjanya, mencakup:
hasil pengkajian.
unsur-unsur terkait.
70
bimbingan.
lengkap.
care)
84
Laela Chomsiyah. Sembilan Tugas Pokok Bidan. 2012. http://ellachomsiyah.blogspot.com/.
Diakses 18 Juli 2013.
71
neonatal care)
kerja puskesmas
kebidanan
subur
tinggi
Ciri-ciri Profesional:85
kebutuhan klien
objektif klien.
kesehatan,menyatakan:
Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Peraturan ini
berisi tentang syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi bidan sebagai salah
Undang
d. Peraturan Pemerintah
farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas kesehatan dan teknologi yang
masyarakat.
lainnya serta diakui oleh hukum untuk menjalankan praktik dan /atau
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
menopause, bayi baru Iahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta
komunitasnya.87
asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai
86
PerMenKes RI Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
BAB I Pasal 1 ayat 5
87
Setiawan, Op.,Cit., Hal. 26
88
Nurul Jannah, Konsep Kebidanan, Ar-Ruzz Media, 2011, Hal. 20
76
integral dan sistem pelayanan kesehatan, yang diberikan oleh bidan yang
kesehatan.
didasari etika dan kode etik bidan.90 Manajemen Asuhan Kebidanan adalah
pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan
kegawat daruratan. 93
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan Anak. Bidan dapat praktik di
90
Ibid
91
Ibid
92
Ibid
93
Ikatan Bidan Indonesia, Bidan Menyongsong Masa Depan, PPIBI 2007, Hal.19
94
Ibid
78
Sebelum dapat melakukan praktik, bidan harus memiliki Surat Ijin Praktik
Bidan (SIPB). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang
Surat Ijin Praktik Bidan diterbitkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Kota
asuhan kebidanan di Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Sakit Ibu dan Anak,
Rumah Bersalin, praktik mandiri dan lain-lain harus mempunyai Surat Ijin
Praktik Bidan yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dimana
bidan bekerja. SIPB berlaku di satu tempat selama 5 tahun atau selama STR
dengan tinjauan agar hukum memiliki kinerja yang baik. Salah satu kinerja
yang membedakan dengan yang lain adalah bahwa hukum memiliki kaidah
95
PerMenKes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan BAB I Pasal 1 Ayat 5
96
Ibid
97
Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 1 Ayat 3
98
Ibid
79
Selain itu untuk mengendalikan setiap kegiatan atau prilaku individu atau
kesamaan seperti dispensasi, izin, dan konsesi. Izin adalah suatu keputusan
handeling waarop in het algemeen belang special toezicht vereist is, maar die,
in het algemeen, niet als onwenselijk wonder beschouwd” ( perkenan/ izin dari
khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang
sama sekali tidak dikehendaki (S.J Fockema Andreae) dalam buku Ridwan
HR,101
kebidanan secara mandiri. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) didapat dengan
tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya pemberian SIPB dengan
3. Biaya pelaporan102
D. Fungsi Bidan
berikut :
1. Fungsi Pelaksana
tertentu.
102
Y. Sri Pudyatmoko. Perizinan: Problem dan Upaya Pembenahan. 2009, Hal. 78
81
risiko tinggi.
prasekolah.
wewenangnya.
wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola
kebidanan.
3. Fungsi Pendidik
4. Fungsi Peneliti
kebidanan.
berencana.
E. Organisasasi Bidan
83
Pada tahun 1951 OP IBI terdaftar sebagai anggota Kongres wanita Indonesia
(KOWANI), dan menjadi anggota Kowani yang aktif sampai dengan saat ini.
Pada tahun 1956 OP IBI menjadi anggota Confederation Of Midwives (ICM) dan
menjadi anggota ICM yang aktif sampai saat ini Ikatan Bidan Indonesia pada
pertemuan ICM Regional Asia Fasifik juga mengikuti Kongres ICM. Sebagai
anggota ICM, IBI selalu mengikuti kebijakan persatuan bidan dunia tersebut baik
dalam pendidikan, pelayanan dan organisasi. Pada tahun 1985 IBI terdaftar di
secara pesat dengan memiliki Pengurus Daerah (Tingkat Provinsi) 32, Pengurus
cabang 445 (Tingkat Kabupaten/Kota) dan 1944 Pengurus Ranting (untuk tiap
103
Setiawan, Op.Cit, 2002, Hal. 5
104
PP IBI, Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Masa Bakti 2008-2013, PP IBI, Tahun 2010, Hal. 1
84
BAB III
IBI Banten memiliki jumlah anggota Tahun 2018 932 bidan, tahun 2019
1.238 bidan, dan tahun 2020 1377 bidan, yang bekerja baik di institusi
serta Bidan Praktik Mandiri. Dari 1377 bidan yang ada di Pengurus
Cabang Lebak hanya ada 165 bidan yang memiliki praktik bidan mandiri.
Kabupaten Lebak sudah memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kematian Bayi bisa
tercapai.
JUMLAH GANGUAN
NO BULAN KEMATIAN SISTEM
GANGGUAN
IBU PERDARA HIPERTENSI DLM PEREDARAN
INFEKSI METABOLIK LAIN2
HAN KEHAMILAN DARAH
(DM, dll)
(JANTUNG,
STROKE,dll
1 JANUARI 2 1 0 0 1 0 0
2 FEBRUARI 3 1 0 0 1 0 1
3 MARET 1 1 0 0 0 0 0
4 APRIL 1 0 1 0 0 0 0
86
5 MEI 4 3 0 0 0 0 1
6 JUNI 7 0 1 2 1 0 3
7 JULI 4 2 1 0 0 0 1
8 AGUSTUS 2 1 1 0 0 0 0
9 SEPTEMBER 4 0 3 1 0 0 0
10 OKTOBER 1 0 0 1 0 0 0
11 NOVEMBER 2 0 0 2 0 0 0
12 DESEMBER 4 2 0 2 0 0 0
Kab. Lebak 35 11 7 8 3 0 6
Sumber Data Dinkes Provinsi Banten
sebanyak 35 orang pada tahun 2019 hal ini tentunya menjadi perhatian
1. Ibu hamil dengan Pre Eklamsi Berat (PEB), datang ke Bidan Praktik
proses rujukannya.
87
tindakan dalam praktik kebidanan secara etis, serta harus memiliki etika
upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya salah satu upaya yang
Tabel 3.2 Hasil Observasi Tugas, Peran dan Fungsi Bidan Praktik
Mandiri di Kabupaten Lebak, Desa Malingping Tahun 2020
No Pernyataan Hasil
1 Bidan melaksanakan peran sebagai pelaksana 100% menjawab selalu.
diantaranya dengan melaksanakan tugas mandiri bidan.
2 Bidan melaksanakan tugas kolaborasi. 100% menjawab selalu.
3 Bidan melaksanakan tugas ketergantungan. 80% menjawab kadang-
kadang, 20% menjawab
selalu.
4 Bidan senantiasa melaksanakan peran sebagai 100% menjawab selalu.
88
pengelola.
5 Bidan senantiasa melaksanakan peran sebagai 5% menjawab kadang-
pendidik. kadang, 95% menjawab
selalu.
6 Bidan melaksanakan peran peneliti 25% menjawab kadang-
kadang, 75% menjawab
selalu.
7 Bidan melaksanakan fungsi sebagai pelaksana. 5% menjawab kadang-
kadang, 95% menjawab
selalu.
8 Bidan melaksanakan fungsi sebagai pengelola. 100% menjawab selalu.
9 Bidan melaksanakan fungsi sebagai pendidik. 100% menjawab selalu.
10 Bidan melaksanakan fungsi sebagai peneliti. 25% menjawab kadang-
kadang, 75% menjawab
selalu.
11 Bidan melaksanakan kolaborasi dengan tim kesehatan 5% menjawab kadang-
lainnya. kadang, 95% menjawab
selalu.
12 Bidan melakukan layanan rujukan sesuai dengan 100% menjawab selalu.
indikasi yang tepat.
Sumber : Peneliti, 2020
produktif.
saat ini belum memadai, baik dari segi jenis, kualifikasi, jumlah,
pembangunan kesehatan;
masih lemah;
belum cukup.
Jakarta.
nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk
dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh
praktik Kebidanan.
Kebidanan yang sampai saat ini sebagian besar masih pada jenis
pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai
99
janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga
keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.
disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Bidan diakui
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan
kebidanan.
dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
rujukan.
evaluasi.
Praktik Bidan
tempat praktik Bidan desa; serta waktu Praktik Mandiri Bidan yang
desa.
ibu nifas normal, ibu menyusui dan konseling pada masa antara dua
kehamilan.
darah pada ibu hamil, pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu
kelahiran.
106
penyakit tertentu;
pemerintah;
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan;
edukasi; dan
Pasal 23 ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal telah tersedia
bekerja.
dengan ketentuan:
untuk:
peraturan perundangan-undangan;
prosedur operasional;
kematian;
dan
tugasnya.
memiliki hak:
dan/atau keluarganya;
kewenangan; dan
BAB IV
Kesehatan
atau bidan yang diberikan tugas khusus, mereka samasama memiliki tugas
sebagai tenaga kesehatan yang memiliki hak dan kewajiban sebagai tenaga
dibedakan menjadi :
112
kesehatan.
1) Fungsi Pelaksana
masa praperkawinan.
tertentu.
risiko tinggi.
prasekolah.
wewenangnya.
wewenangnya.
2) Fungsi Pengelola
kebidanan.
3) Fungsi Pendidik
4) Fungsi Peneliti
kebidanan.
berencana.
tersebut ada ibu hamil yang perlu perhatian setiap orang, (JAMILAH)
jemput bola setiap ibu yang akan melahirkan dan begitu pula dengan bidan
tetapkan.
kesehatan, Bidan tentunya harus taat dan patuh terhadap ketentuan yang
Kesehatan.
dua macam dasar gugatan. Gugatan dalam hukum perdata dapat dilakukan
yang berkepentingan.
106
Siti Ismijati Jenie, “Tanggung Jawab Perdata di dalam Pelayanan Medis (Suatu Tinjauan dari
Segi Hukum Perdata Materiil)”, Mimbar Hukum, Volume 18, Nomor 3, 2006, Hlm. 307
118
praktik mandiri.
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Pemerintah Provinsi
"keadaan tertentu" yakni suatu kondisi tidak adanya tenaga kesehatan yang
Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Bidan dapat
izin, yaitu Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) untuk bidan yang menjalankan
praktiknya secara mandiri (bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang
sudah memenuhi persyaratan) atau Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) untuk
1464/2010):
berencana.
pasien. Kode etik diharapkan mampu menjadi sebuah pedoman yang nyata
harus melihat penapisan awal terlebih dahulu apakah pasien ini beresiko,
rujukan terencana.
pelayanan yang tidak sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diatur
bertentangan dengan:
audit oleh dewan audit khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan
sanksi yang tegas, agar bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya. Sanksi
berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak/kewajiban bidan
dengan ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan
kode etik maka penyelesaian atas hal tersebut dilakukan oleh wadah
dan dihadapkan ke muka pengadilan. Maka IBI melalui MPA dan MPEB
dengan standar profesi, maka IBI melalui MPA wajib memberikan bantuan
pengadilan.
123
kecuali harus taat, juga termasuk orang asing yang berada dalam yuridiksi
berikut:
yang berupa luka (termasuk luka berat), cacat, atau meninggal dunia
Res Ispa Loquitor (the thing spekas for it self) dengan mudah dapat
tentang ada atau tidaknya kelalaian atas tindakan yang dilakukan oleh
bidan harus ditinjau secara cermat dan teliti kasus per kasus. Hakim yang
yang sudah dilaksanakan sudah sesuai atau belum yang sesuai dengan
kelalaian.
yaitu :
107
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung: Alumni,1989, hlm. 197.
126
tersebut.
pengawasannya”.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan :
B. Saran
kepentingannya tersebut. Salah satu sifat dan tujuan dari hukum adalah untuk
Peran Dinas Kesehatan dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menurut teori peran
adalah sebagai pemegang peran atau aktor dan pasien merupakan target.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989.
Data Kematian Ibu Dan Kematian Bayi, Dinas Kesehatan Provinsi Banten,
tahun 2017-2018.
Reddy Tengker, S.H, Hak Pasien, C.V Mandar Maju, Bandung, 2007.
Sujianti dan susanti, Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi,
Nuha Medika, 2009.
Perundang – Undangan
Internet
https://www.ibi.or.id/en/article_view/A20151016001/the-midwifery-
international-scientific- conference-2015.html, diakses pada
tanggal 15 Februari 2020 pukul 16.00 WIB