Anda di halaman 1dari 2

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Karakteristik dan Penanganan Bahan

Uraian Pengamatan
Wujud Warna Bau Densitas
Minyak Cairan Kuning Khas minyak 910 – 930
Jelantah kecoklatan goreng kg/m3
Methanol Cairan Tidak Tidak berbau 792 kg/m3
berwarna
Indikator PP Cairan Tidak Tidak berbau 1,277 g/cm3
berwarna
KOH Cairan Tidak Tidak berbau 2.044 g/cm3
berwarna

3.2 Deskripsi Karakteristik dan Penanganan Produk

Pengamatan Keterangan
Wujud Cairan
Warna Tidak berwarna (kuning jernih transparan)
Bau Bau khas biodiesel
Densitas (15°C) 872,1 kg/m3
Titik nyala (flash point) 110°C
Viskositas (40°C) 3,85°C mm2/sec
Kandungan air 445 mg/kg

3.3 Pembahasan

Bahan baku yang digunakan adalah minyak goreng bekas yang diperoleh dari
hasil penggorengan rumah tangga. Minyak goreng bekas ini memiliki %FFA kurang
dari 5%, sehingga bisa langsung dilakukan proses transesterifikasi untuk
menghasilkan biodiesel. Berikut adalah hasil analisa minyak goreng bekas:

Karakteristik Fisika - Kimia Hasil Analisa


Warna Kuning Kecoklatan
Bau Menyengat Khas Minyak Goreng Bekas
Densitas 0,949 g/mL
Kadar FFA 2,526 %
Tabel Hasil Analisa Sifat Fisika-Kimia Minyak Goreng bekas (Data Skunder)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kadar FFA dalam minyak goreng
bekas sebesar 2,526%, sehingga dapat langsung dilakukan proses transesterifikasi.
Katalis homogen yang banyak digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah katalis
basa/alkali seperti kalium hidroksida (KOH) dan Natrium Hidroksida (NaOH).
Katalis yang digunakan dalam praktikum ini yaitu katalis KOH. Katalis homogen
umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara
kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses
yang memulihkan katalisnya (Wikipedia, 2015).

DAPUS

CAHYATI, E. D., & LESTARI PUJANINGTYAS. 2017. Pembuaatan Biodiesel


dari Minyak Goreng Bekas dengan Proses Transesterifikasi Menggunakan
Katalis KOH. Surabaya : Institut Teknologi Sepulus Nopember

Anda mungkin juga menyukai