Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KUALITAS AIR

ACARA IV
COLORIMETRI
UJI KADAR FOSFAT METODE ASAM ASKORBAT

Dosen Pengampu:
Dra. Alif Noor Anna, M.Si.

Pranata Laboratorium:
Ilyas Ayub Ariseno, S.Geo.

Asisten:
Sulistiani
Anggraini Noor Lia Sari
Annisa Jauza Satriani
Inasyari Nur Damayanti
Luthfika Kuffana
Oky Nur Setiyani
Wahyu Widyarani
Yuni Fitriani

Disusun Oleh:
Faisal Yazid Abdullah
E100190224/Kelas B/Daring
Jumat, jam 3-4

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
ACARA 4
COLORIMETRI
UJI KADAR FOSFAT METODE ASAM ASKORBAT

I. TUJUAN
- Menguji kadar fosfat pada sampel air
- Menganalisis kesuburan perairan berdasarkan kandungan fosfat pada
sampel air

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat:
- Alat uji kolorimetri
- Milimeter blok
b. Bahan
- Larutan Baku Fosfat 10 mg P/L
- Larutan Kerja Fosfat 0.0 mg P/L, 0.2 mg P/L, 0.4 mg P/L, 0.6 mg P/L, 0.8
mg P/L, 1.0 mg P/L
- H2SO4 5 N
- K(SbO)C4H4O6.1/2H2O (Kalium Antimoni Oksida Tartrat Hemihidrat)
- (NH4)6Mo7O24.4H2O (Heksammonium Heptamolibdat Tetrahidrat)
- C6H8O6 (Asam Askorbat/Vitamin C)
- Indikator PP (Phenolphtalein)
- Larutan Campuran

III. LANDASAN TEORI


Fosfat (PO4) merupakan senyawa yang berasal dari unsur fosfor (P).
Fosfor merupakan unsur yang berada di golongan V A atau merupakan unsur
halida. Fosfor umumnya berasal dari batuan yang mengandung unsur fosfor
(misalkan fosforit). Fosfar yang larut dalam air akan membentuk senyawa
fosfat. Selain batuan dapat juga berasal dari hasil aktivitas pertanian. Fosfor
dalam biokimia merupakan salah satu unsur esensial selain Nitrogen dan
Kalium yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan organisme. Fosfor
merupakan komponen esensial pada membran sel, asam nukleat (DNA dan
RNA), dan transfer energi (ATP). Pada air permukaan faktor pembatas utama
pertumbuhan organisme adalah Nitrogen (N) dan Fosfor (P). Fosfat merupakan
salah satu bentuk fosfor di perairan yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
dan sangat mempengaruhi produktivitas perairan. Apabila kadar fosfat di air
permukaan tinggi makan dapat menyebabkan eutrofikasi.
Bentuk fosfat ada bermacam-macam seperti: Fosfat Terkondensasi
(Jenuh), Orthofosfat, dan Fosfat Organik. Fosfat jenuh merupakan senyawa
yang memiliki ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 yang terikat dengan senyawa
lain. Orthofosfat merupakan senyawa yang umum di perairan. Fosfat organik
terdapat pada tiap sel organisme (misalkan DNA). Metode uji fosfat umumnya
ada 2 jenis yaitu metode digesti dan metode colorimetri. Uji digesti umumnya
digunakan untuk menguji fosfat organik dan fosfat terkondensasi. Uji
kolorimetri digunakan untuk mengukur kadar orthofosfat. Uji digesti harus
melalui ekstraksi terlebih dahulu menggunakan bahan asam (H 2SO4) dan atau
bahan pengoksidasi (K2S2O8).
Uji kolorimetri merupakan suatu metode uji kimia yang mengukur kadar
suatu larutan berdasarkan spektrum warna. Sptektrum warna diketahui terdapat
beberapa jenis yaitu sinar IR (Infrared), Visible (Sinar Tampak), dan UV
(Ultraviolet). Setiap spektrum memiliki panjang gelombang masing-masing.
Sinar infra merah umumnya memiliki panjang gelombang (λ) di atas 750 nm
(nanometer); sinar tampak memiliki λ sekitar 400-750 nm; dan UV memiliki λ
di bawah 400 nm.
Uji kolorimetri berdasarkan pada prinsip Lambert-Beer yaitu hubungan
linier antara penyerapan intensitas cahaya melewati suatu substansi dan bahan
penyusun suatu substansi. Pada hukum ini dikenal istilah Transmittance (T) dan
Absorbance (A). Transmittance (Pancaran) didefinisikan sebagai rasio antara
pancaran sinar datang (I0) dan sinar terserap (I).
Keterangan: (1)
T = Transmittance (%)
I = Intensitas cahaya sinar terserap
I0 = Intensitas cahaya sinar datang
Sementara itu, Absorbance (Serapan) merupakan besar intensitas cahaya
yang telah diserap oleh suatu substansi yang direpresentasikan dalam persamaan
logaritma.

Keterangan: (2)
A = Absorbance

Nilai pancaran awal suatu cahaya adalah 100 %. Jika suatu larutan tidak
menyerap cahaya apapun maka nilai pancaran akan tetap sama. Semakin banyak
cahaya yang terserap oleh suatu substansi maka nilai pancaran akan semakin
menurun. Besar penyerapan juga tergantung pada konsentrasi (dapat dicirikan
berupa kepekatan warna). Semakin besar konsentrasi larutan (warna pekat)
maka semakin banyak cahaya yang terserap. Oleh karena itu, nilai pancaran
semakin menurun dan nilai serapan semakin meningkat. Nilai serapan (A) juga
dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut (berdasarkan hukum Lambert-
Beer):

Keterangan: (3)
A = Serapan (tidak ada satuan)
ℇ = Koefisien Serapan Molar (Absorbsivitas)
L/mol.cm c = Konsentrasi Molar (M atau mol/L)
l = Panjang Lintasan Optis (cm)
Metode uji kolorimetri untuk uji fosfat menggunakan berbagai macam
bahan pereduksi misalkan: SnCl2 (Stannous II Chloride atau Timah II Klorida),
C6H8O6 (Asam Askorbat/Vitamin C), dan VMo 7O24 (Vanadomolibdat). Semua
memiliki persyaratan penggunaan yang berbeda. Praktikum ini menggunakan
metode asam askorbat karena metode ini memiliki presisi/ketelitian yang tinggi.
1. Prosedur Uji Fosfat
Prosedur uji kesadahan terdiri dari tahap uji pembuatan kurva standar/kalibrasi
dan uji fosfat air. Prosedur uji dapat dimulai dari pembuatan larutan apabila
bahan untuk uji sudah habis atau belum ada. Asisten harus membuat larutan
baku fosfat dan larutan kerja fosfat. Prosedur uji mengacu pada SNI 06-
6989.31-2005.
a. Prosedur Pembuatan Bahan:
- Larutan Campuran (Larutan tahan 4 jam)
Dalam gelas beker yang ada H2SO4 5N 25 mL, masukkan berturut-turut 7.5
mL Larutan (NH4)6Mo7O24.4H2O, 2.5 mL Larutan K(SbO)C4H4O6.1/2H2O,
dan 15 mL C6H8O6. Larutan Campuran berwarna biru-kehijauan.
b. Prosedur Pembuatan Larutan Kerja Fosfat (0.0 mg P/L, 0.2 mg P/L, 0.4
mg P/L, 0.6 mg P/L, 0.8 mg P/L, 1.0 mg P/L):
- Pipet 0 mL (hanya aquades), 2 mL, 4 mL, 6 mL, 8 mL, dan 10 mL larutan
baku masukkan ke dalam masing-masing labu ukur 100 mL
- Tambahkan aquades hingga tanda batas
- Tutup kemudian homogenkan
c. Prosedur Pembuatan Kurva Standar/Kalibrasi:
- Ambil masing-masing larutan kerja sebanyak 50 mL dan masukkan
masingmasing ke dalam erlenmeyer (ukuran 100 mL atau 125 mL atau 250
mL).
- Beri 1 tetes indikator PP (Phenolphtalein). Jika terbentuk warna pink tetesi
dengan H2SO4 5N sampai warnanya hilang.
- Tambahkan Larutan Campuran sebanyak 8 mL ke dalam masing-masing
erlenmeyer yang berisi larutan kerja. Kemudian biarkan selama 10 menit.
- Masukkan larutan dalam erlenmeyer tadi ke dalam tabung kuvet sampai
tanda batas (antara gambar lingkaran putih dan garis vertikal putih).
- Masukkan tabung kuvet ke dalam spektrofotometer pada λ 660 nm. Baca
absorbansinya.
- Buat kurva kalibrasi/standar menggunakan rumus regresi linier dalam kertas
millimeter blok. Sumbu X adalah konsentrasi pengenceran dan Sumbu Y
adalah absorbansi.
d. Prosedur Uji Fosfat:
- Ambil sampel sebanyak 50 mL dan masukkan masing-masing ke dalam
erlenmeyer (ukuran 100 mL atau 125 mL atau 250 mL).
- Beri 1 tetes indikator PP (Phenolphtalein). Jika terbentuk warna pink tetesi
dengan H2SO4 5N sampai warnanya hilang.
- Tambahkan Larutan Campuran sebanyak 8 mL ke dalam masing-masing
erlenmeyer yang berisi sampel. Kemudian biarkan selama 10 menit.
- Masukkan larutan dalam erlenmeyer tadi ke dalam tabung kuvet sampai
tanda batas (antara gambar lingkaran putih dan garis vertikal putih).
- Masukkan tabung kuvet ke dalam spektrofotometer pada λ 660 nm. Baca
absorbansinya.
- Hitung konsentrasinya menggunakan rumus regresi yang didapat dari kurva
kalibrasi.
IV. FORMAT TABEL HASIL PENGUKURAN
a. Tabel Persamaan Regresi Linear

Volume
Larutan Larutan Konsentrasi Absorbansi
xy x2 y2 (xy)2
Kerja Baku (x) (y)
(mL)

1 0 0,0 0,03 0 0 0,0009 0

2 2 0,2 0,053 0,0106 0,04 0,0028 0,0001

3 4 0,4 0,11 0,044 0,16 0,0121 0,0019

4 6 0,6 0,15 0,09 0,36 0,0225 0,0081

5 8 0,8 0,2 0,16 0,64 0,04 0,0256

6 10 1 0,28 0,28 1 0,0784 0,0784

Σ 30 3 0,823 0,5846 2,2000 0,1567 0,1141

Rata-rata 0,5 0,1372 0,0974 0,3667 0,0261 0,0190

b. Table Kadar Fosfat

SAMPEL KADAR FOSFAT

SAMPEL 1 24,884140836 mg P/L

SAMPEL 2 25,2456 mg P/L

SAMPEL 3 25,606379778 mg P/L


V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Praktikum kualitas air ini membahas tentang pengujian kualitas air dengan
Uji kolorimetri pada dasarnya uji kimia yang mengukur kadar suatu larutan
berdasarkan spektrum warna. Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Fosfat dalam perairan terdapat dlam bentuk senyawa
anorganik terarut dan senyawa organic.
Praktikum acara 4 ini melakukan pengujian sempel air yang setiap
sampelnya dilakukan beberapa percobaan.Pada sempel 1 uji pertama mendapatkan
hasil kadar fosfat 24,88 mg P/L. sampel 2 menghasilkan kadar fosfat 25,24 mg P/L,
dan sampel yang ke 3 menghasilkan 25,60 mg P/L.
Konsentrasi yang bernilai negatif ini menunjukkan bahwa sampel air yang
dianalisis mengandung anion fosfat yang sangat sedikit sehingga konsentrasi
tersebut tidak masuk kedalam daerah kurva kalibrasi yang telah dibuat sebelumnya.
Dilihat dari nilai absorbansinya pun sangat kecil sehingga sudah dapat diduga
bahwa kandungan anion fosfat dalam sampel sangat kecil. Pada analisis ini,
diperoleh nilai konsentrasi negatif karena kandungan yang sangat kecil. Jika ingin
mendapat hasil analisis yang positif mungkin metode analisis yang digunakan
bukan dengan kurva kalibrasi namun dengan metode penambahan standar ataupun
metode lainnya.
Larutan campuran pada praktikum kali ini dapat bertahan hingga 4 jam.
Bentuk fosfat ada bermacam-macam seperti: Fosfat Terkondensasi (Jenuh),
Orthofosfat, dan Fosfat Organik. Fosfat jenuh merupakan senyawa yang memiliki
ikatan kovalen rangkap 2 atau 3 yang terikat dengan senyawa lain. Orthofosfat
merupakan senyawa yang umum di perairan.
VI. KESIMPULAN

1. Fosfat merupakan salah satu bentuk fosfor di perairan yang dapat


dimanfaatkan oleh tumbuhan dan sangat mempengaruhi produktivitas
perairan.
2. Bentuk fosfat ada bermacam-macam seperti: Fosfat Terkondensasi (Jenuh),
Orthofosfat, dan Fosfat Organik.
3. Uji kolorimetri merupakan suatu metode uji kimia yang mengukur kadar
suatu larutan berdasarkan spektrum warna.
4. Sampel pertama dapat diketahui bahwa memiliki hasil kadar fosfat 24,88 mg
P/L
5. Sampel kedua dapat diketahui bahwa menghasilkan kadar fosfat 25,24 mg
P/L
6. Sampel ketiga dapat diketahui bahwa menghasilkan kadar fosfat 25,60 mg
P/L.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Z. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi dan
metode analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian 27(3): 99-105. (Diakses pada
kamis 08 April 2021)

Erlangga. Basseit, J. 1991. Buku Ajar VOGEL Kimia Analisis Kuantitatif


Anorganik . Jakarta : Buku kedokteran EGC (Diakses pada kamis 08 April
2021)

Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA.
2014. Biokimia Harper Edisi 29. Manurung LR, Mandera LI, penerjemah.
Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper’s
Illustrated Biochemistry, 29th Ed. (Diakses pada kamis 08 April 2021)
LAMPIRAN

A. REGRESI LINIER
𝛴𝑥.𝛴𝑦
𝛴𝑥𝑦−
𝑛
a= 2 (𝛴𝑥)²
𝛴(𝑥 )−
𝑛
3.0,959
0,6456−
6
= (3)²
2,2−
6

0,6456−0,4795
= 2,2−1,5
0,1661
= = 0,237285716286 = 0,237
0,7

b = y-a.x
= 0,1598 – (0,237.0,5)
= 0,1598 – 0,1185
= 0,00413
Rumus y = ax + b
= 0,237 + 0,00413
B. Konsentrasi fosfat tiap sempel
1000
1 = PO₄ = X 1,2442070418
50

= 24,884140836 mgP/L
1000
2 = PO₄ = X 1,2622630153
50

= 25,24526 mg P/L
1000
3 = PO₄ = X 1,2803189889
50

= 25,606379778 mgP/L
C. KADAR FOSFAT (mg P/L)
(0,097−0,51045)
1=C= −0,3323
−0,4194
=
−0,3323

= 1,2442070418
(0,091−0,51045)
2=C= −0,3323
−0,4195
=
−0,3323
= 1,2622630153
(0,085−0,51045)
3=C= −0,3323
−0,42545
= −0,3323

= 1,2803189889

𝑛𝛴𝑥𝑦−𝛴𝑥.𝛴𝑦
R=
√(𝑛.(𝛴𝑥 2)−(𝛴𝑥)2)(𝑛.(𝛴𝑦 2 )−(𝛴𝑦)2 )

(6.0,6456)−(3.0,959)
=
√(6𝑥(2,2)−32 )(6.0,192863)−(0,959)²

3,8736−2,877
=
√(13,2−9).(1,157178−0,919681)
0,9966
=
√4,2.0,237497
0,9966
=
√0,9974874

= 0,999110364702
R² = 0,998221520855
Tabel Persamaan Regresi Linear
Volume
Larutan Larutan Konsentrasi Absorbansi
xy x2 y2 (xy)2
Kerja Baku (x) (y)
(mL)

1 0 0,0 0,03 0 0 0,0009 0

2 2 0,2 0,053 0,0106 0,04 0,0028 0,0001

3 4 0,4 0,11 0,044 0,16 0,0121 0,0019

4 6 0,6 0,15 0,09 0,36 0,0225 0,0081

5 8 0,8 0,2 0,16 0,64 0,04 0,0256

6 10 1 0,28 0,28 1 0,0784 0,0784

Σ 30 3 0,823 0,5846 2,2000 0,1567 0,1141

Rata-rata 0,5 0,1372 0,0974 0,3667 0,0261 0,0190

Anda mungkin juga menyukai