C. KONSEP UMUM
1) Delegasi
Delegasi adalah pemindahan tanggungjawab untuk melakukan kegiatan atau tugas dan
memegang akuntabilitas terhadap hasil. Delegasi bermanfaat untuk memperbaiki efisiensi,
meningkatkan produktivitas, dan mengembangkan staf lainnya. Sebagai seorang perawat, harus
bertanggungjawab terhadap penyelengaraan perawatan klien dan akan mendelegasikan kegiatan
perawat kepada asisten. Karena langkah dari proses keperawatan memerlukan perawat untuk
pengambilan keputusan, maka tahap ini tidak akan anda deegasikan kepada asisten atau tenaga
kesehatan lain. Untuk mendukung lingkungan profesional yang baik, setiap anggota tim kerja
keperawatan bertanggungjawab untuk melaksanakan komunikasi profesional yang bersifat terbuka.
Jika dilakukan dengan benar, delegasi dapat memperbaiki efisiensi kerja, produktivitas, dan
peningkatan kerja.
Lima syarat dalam pendelegasian antar tim kesehatan: Tugas yang tepat, kondisi yang tepat,
orang yang tepat, komunikasi/petunjuk yang tepat, supervisi yang tepat. ( Potter & Perry, 2009).
a. Konflik dalam berkomunikasi
Tujuan utama dalam menangani konflik di tempat kerja adalah untuk menemukan kualitas tinggi
dan solusi yang dapat diterima bersama. Dalam banyak contoh, berbagai jenis hubungan dapat
berkembang melalui penggunaan teknik komunikasi manajemen konflik.
Pada situasi klinis sebagai suatu proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
mengikuti langkah:
Memperoleh data faktual: Mendapatkan semua informasi yang relevan tentang isu-isu spesifik yang
terlibat dan sekitar respon perilaku klien untuk masalah perawatan kesehatan.
Pertimbangkan sudut pandang lain: Memiliki beberapa ide tentang apa masalah mungkin relevan
dari sudut pandang orang lain, memberikan informasi penting tentang pendekatan interpersonal
yang terbaik untuk digunakan.
Intervensi awal: Buat forum untuk komunikasi dua arah , sebaiknya bertemu secara berkala dengan
tim kesehatan lain mencakup permasalahan klien.
b. Komunikasi antara perawat-dokter
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal
ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter dalam berbagai
bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan
bergantung pada instruksi medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar
prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri.
Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter. Contoh: Ketika perawat
menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter
bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah.Selain itu
komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu
peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari
pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara
pasti mengenai penyakit pasien.Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah
menggunakan istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis
sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik
serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak
dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter
sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan
perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan
bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih
lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari komunikasi yang baik
pula antara perawat dengan dokter.
Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter:
1) Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi, mengidentifikasi
klien dan diagnosis klien atau orang-orang lain yang terlibat dalam masalah dengan nama.
2) Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah).
3) Menyatakan tujuan
4) Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan praktek klinik.
5) Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan,
mengklarifikasi informasi terutama jika ini percakapan telepon, menentukan kerangka waktu
pelaksanaan). (Arnold & Boogs, 2007).
DAFTAR PUSTAKA