Anda di halaman 1dari 15

Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878

https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713

KERJASAMA INDONESIA CINA DALAM BELT AND ROAD INITIATIVE


ANALISA PELUANG DAN ANCAMAN UNTUK INDONESIA

Artha Yudilla1
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Riau, arthayudilla@soc.uir.ac.id1

ABSTRAKSI

Belt and Road Initiative merupakan kebijakan mega proyek pemerintah Cina di masa
presiden Xi Jinping tahun 2016 yang bertujuan untuk membangun kembali jalur sutra
baik jalur sutra darat maupun laut. Kebijakan ini merupakan penyempurnaan dari
kebijakan dengan visi yang sama di tahun 2013 yakni kebijakan One Belt One Road
(OBOR). Perubahan nama dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman akan kata
"one" dan tidak mengacu pada One China Policy. Hingga saat ini telah terdapat enam
koridor jalur sutra darat yang menghubungan Cina dengan negara-negara di kawasan
Asia dan Eropa melalui jalur kereta api cepat. Sejumlah pelabuhan-pelabuhan
internasional di berberapa negara Asia juga telah dibangun. Total pendanaan mega
proyek ini diperkirakan bernilai triliunan US Dolar. Oleh karena itu Cina memprakarsai
pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di tahun 2015 yang
bertujuan untuk memberi bantuan pendanaan infrastruktur negara-negara anggota
dan juga menyokong kebijakan Belt and Road Initiative. Total anggota AIIB hingga saat
ini berjumlah 69 negara termasuk negara-negara besar seperti Inggris, Jerman, dan
Perancis dan juga negara-negara miskin kawasan Afrika. Indonesia telah menyetujui
kerjasama pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung di tahun 2016 dan
mulai direalisasikan di tahun 2018. Sejumlah kritikan muncul terkait keputusan
Indonesia bergabung menjadi anggota AIIB dan ikut dalam program Belt and Road
Initiative. Oleh karena itu penelitian ini akan mencoba untuk menganalisa peluang
Indonesia dengan melihat posisi tawarnya berdasarkan teori Geopolitik dan Alliance
Transition Theory, bagaimana hubungan interdependence tercipta dan apakah ancaman
seperti debt trap diplomacy itu benar adanya.

Kata Kunci: Belt and Road Initiative, Poros Maritim Global, Geopolitik, Alliance
Transition Theory, Debt Trap Diplomacy

52
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
A. Latar Belakang
Sejak tahun 2016 Indonesia Gambar 1 Pemetaan proyek One Belt One Road
sepakat melakukan kerjasama Tahun 2015 (Chinatradeweek, 2015)
dengan program kebijakan Belt and
Road Initiative Cina melalui berbagai
bentuk pendanaan dan transfer
tenaga Kerja dari Cina dalam
pembangunan sejumlah
infrastruktur guna peningkatan
ekonomi politik Indonesia. Belt and
Road Initiative sendiri merupakan
kebijakan ambisius yang
dikeluarkan pemerintah Cina di
tahun 2016 yang bertujuan untuk
mengembalikan bahkan melebihi
kejayaan masa lampau sebagai Terlihat bahwa proyek ini
negara besar yang menguasai merupakan proyek yang ambisius
perdagangan dunia melalui jalur dengan melibatkan 68 negara dan
perdagangan antar negara yang estimasi dana triliunanan US Dolar .
dikenal dengan istilah jalur sutra. Sampai saat penelitian ini dilakukan
Belt and Road Initiative ini terdapat enam koridor jalur sura
merupakan bentuk penyempurnaan darat yang telah dibentuk
kebijakan sebelumnya di tahun 2013 yakni:(Kompasiana, 2017)
yang dikenal dengan nama One Belt 1. Cina-Mongolia-Rusia
One Road (OBOR) dimana Belt di sini 2. New Eurasia Land Bridge
dimaknai sebagai 21st Century Silk 3. Cina-Asia Tengah-Asia Barat
Road Economic Belt atau jalur sutra 4. Cina-Semenanjung Indocina
darat yang menghubungkan Cina 5. Cina-Pakistan
dengan negara-negara Eropa, Afrika, 6. Banglades-Cina-India-Myanmar
dan Asia Barat sedangkan road Selain itu Cina juga membangun
berarti 21st Century Maritim Silk aliran pipa-pipa minyak dan gas
Road atau jalur sutra laut yang serta jalur kereta api cepat lintas
menghubungkan Cina dengan negara. Cina bahkan memprakarsai
negara-negara Asia Tengah dan berdirinya Asian Infrastructure
Tenggara, jalur lainnya adalah Ice Invesement Bank (AIIB) di tahun
Road yang menghubungan Cina 2015, sebagai organisasi pendanaan
dengan Rusia dan benua Artik. internasional yang memberikan
Pemetaan mega proyek ni terlihat bantuan pendanaan infrastruktur ke
pada gambar di bawah ini sejumlah negara, terutama negara

52
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
dengan wilayah strategis yang dilalui
jalur sutra. Pendanaan dapat
diberikan secara langsung maupun
berupa investasi .
Pemerintah Cina menyatakan
bahwa kebijakan Belt and Road
memiliki prinsip peaceful
cooperation atau kerjasama damai
dan saling menguntungkan. Hingga
saat penelitian ini dilakukan, total
negara yang sudah bergabung
Gambar 2 Peta Blueprint Kebijakan Poros
menjadi angota AIIB berjumlah 68
Maritim Global (kabari, 2017)
negara dan Indonesia adalah salah
satu negara yang sangat mendukung
Dengan kebutuhan akan modal
Belt and Road Initiative. Negara-
yang sangat besar ini bukan tidak
negara major power seperti Inggris,
mungkin Indonesia akan menjadi
Jerman dan Perancis juga masuk
salah satu partner paling erat
menjadi anggota non regional
dengan Cina dikarenakan kebijakan
Kebijakan Cina ini komplemen
Belt and Road Initiative yang
dengan kebijakan Poros Maritim
ditawarkan Cina memang berupa
Global (Global Maritime Fulcrum)
peminjaman dana infrastruktur.
Presiden Joko Widodo di tahun 2014
Berikut sejumlah program yang
yang memiliki visi untuk
telah ditawarkan Cina kepada
mengoptimalkan tangible power
Indonesia.:(Insprasi, 2018)
sektor maritim yang sangat
Beberapa proyek yang ditawarkan
potensial dan menjadikan Indonesia
oleh pemerintah Indonesia adalah:
sebagai negara middle power yang
1. Kawasan Industri Terpadu
semakin kuat secara ekonomi politk
Sei Mangkei di Sumatera
dan pertahanan di wilayah Asia
Utara,
Pasifik. Kebijakan ini juga
2. Pembangunan infrastruktur
merupakan mega proyek yang
di kawasan pariwisata
membutuhkan dana hinga ratusan
Toba-Sumatera Utara,
triliun rupiah untuk pembangunan
3. Bandara Sam Ratulangi di
24 pelabuhan (total biaya sekitar
Sulawesi Utara,
39.5 triliun rupiah), dan pembelian
4. Pembangkit listrik tenaga
609 kapal (total biaya sekitar 57.31
air 9.000 MW di Sungai
triliun rupiah). Berikut peta cetak
Kayan-Kalimantan Utara.
biru kebijakan Poros Maritim Global
Pemerintah Indonesia juga
Indonesia
menawarkan beberapa proyek
53
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
investasi untuk pembangunan jalan Pakistan yang harus merelakan
tol dan kereta ke Tiongkok. Namun sejumlah wilayah territori mereka
hingga saat ini sebenarnya baru dikuasai Cina akibat kesepakatan
terdapat satu bentuk kerjasama hutang yang dilakukan.
nyata Belt and Road Initiative antar Dikhawatirkan pola yang sama
Indonesia-Cina yakni pembangunan terjadi di Indonesia. Pendapat
jalur kereta api cepat Jakarta- lainnya yang mendukung krtitikan
Bandung tahun 2016 yang baru ini adalah bahwa sebenarnya
mulai direalisasikan tahun 2018 lalu terdapat alternatif kerjasama lain
Meskipun demikian sejumlah seperti TPP (Trans Pacific
kritikan muncul terkait keputusan Partnership)yang diprakarsai
Indonesia ini. Salah satunya adalah Amerika, ADB (Asian Development
tidak konsisten nya arah kebijakan Bank) yang diprakarsai Jepang dan
luar negeri Indonesia yang ASEAN yang merupakan rezim
seharusnya bersifat bebas aktif regional Indonesia dan dianggap
menjadi terlihat semakin berpihak sebaga joint force negara-negara
ke Cina. Selain itu kerjasama ini Asia Tenggara terlebih sejak tahun
dinilai sebagai ketidaktegasan 2010 ASEAN sudah membuat
Indonesia dalam menyikapi kebijakan Master Plan for ASEAN
tindakan Cina yang belum lama Connectivity yang memiliki visi yang
mencoba untuk mengklaim perairan sama dengan Poros Maritim Global
pulau Natuna menjadi salah satu Indoensia, BRI Cina dan TPP
wilayah yang masuk ke dalam nine Amerika yakni meningkatkan
dash line territory nya dan konektifitas antar negara-negara
melanggar kedaulatan Indonesia partner.
berdasarkan Hukum laut
Internasional (UNCLOS). Berdasarkan pemikiran diatas
Kritikan lain berupa kurang Peneliti akan mencoba menganalisa
cermat nya pemerintah Indonesia apa yang menjadi faktor pendorong
dalam menilai motif dibalik proyek bagi Indonesia maupun Cina untuk
besar Cina ini karena strategi yang bekerjasma dalam mega proyek Belt
dilakukan yang adalah pemberian and Road Initiative ini serta apa saja
hutang dalam jumlah besar yang peluang dan ancaman kerjasama ini
menurut beberapa ahli ekonomi untuk Indonesia. Penelitian ini juga
politik kemungkinan adalah bentuk akan mencoba memberikan
debt trap diplomacy Cina untuk alternatif kebijakan untuk
menciptakan ketergantungan pemerintah terkait kerjasama ini.
negara partner seperti yang terjadi Penelitian ini akan mencoba
di Srilanka, Laos, Bangladesh dan menjelaskan fenomena kerjasama

54
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
megara proyek antara Indonesia- kawasan maupun dengan cara-cara
Cina dalam Belt and Road Initiative coersive. Seharusnya negara pemilik
ini dengan menganalisa beberapa land power atau sea power mampu
key points sebagai berikut: Apa memanfaatkan power yang
peluang dan ancaman Belt and Road dimilikinya dan memiliki posisi
Initiative untuk Indonesia? tawar yang bagus dalam kerjasama
Terdapat beberpa konsep yang terkait kawasan dengan negara lain.
dijadikan pisau analisa untuk Alasan kerjasama hal ini dapat
menjelaskan alasan kerjasama dijelaskan dari sudut pandang
Indonesia Cina terkait Belt and Road geopolitik dimana Belt and Road
Initiave ini. Konsep-konsep tersebut Initiative sebenarnya merupakan
adalah: kebijakan pemerintah Cina untuk
1. Geopolitik memaksimalkan kembali jalur sutra
Konsep geopolitik merupakan (darat dan laut) guna meningkatkan
konsep hubungan internasional power baik ekonomi politik maupun
yang menyatakan bahwa satu militer nya dalam hubungan
kawasan / geografi memegang internasional. Indonesia merupakan
peran yang cukup signifikan untuk salah satu negara yang dilalui jalur
menentukan arah kebijakan luar sutra tepatnya jalur sutra maritim.
negeri satu negara. Unsur-unsur Cina membutuhkan Indonesia untuk
seperti lokasi, luas wilayah, iklim, menyempurnakan peta jalur sutra
topografi, demografi, sumbar daya nya. Terlebih kawasan laut
alam, dan pemanfaatan science / Indonesia memang merupakan
teknologi menjadi sangat penting. kawasan yang sangat strategis dan
Geopolitik melihat power satu memiliki potensi luar biasa. Hal ini
negara dari dua sudut pandang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh
yakni land power (Halford, 1904) Indonesia untuk memiliki posisi
dan sea power (Thayer, 1890). tawar yang bagus dengan Cina. Di
Negara yang memiliki kawasan / samping itu Indonesia juga memiliki
geografi yang startegis dan potensial kepentingan berupa kebijakan Poros
akan membuat kebijakan luar negeri Maritim Global yang bertujuan
negara yang bersangkutan menjadi mengoptimalkan kawasan maritim
cenderung berupaya untuk untuk peningkatan power baik
mengeksplore lebih dan ekonomi, politik, maupun militer.
memaksimalkan kawasan itu, dan Hal ini berarti kebijakan Poros
negara tetangga juga akan berusaha Maritim Global Indonesia dan
untuk mendapatkan keuntungan kebijakan Belt and Road Initiave Cina
dari wilayah tersebut, baik berupa merupakan dua kebiajakan yang
kerjasama dengan negara pemilik complementary dan seharusnya bisa

55
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
memberi keuntungan bagi kedua dibutuhkan untuk menjaga
pihak dari sudut pandang geopolitik stabilitas internasional (tidah
2. Alliance Transistion Theory adanya clash of interset yang
Meneliti lebih dalam lagi terkait berujung konflik terbuka karena
hubungan kerjasama ini, peneliti dipercaya negara hegemon ini akan
menilai perlunya pisau analisis yang mampu menjadi ruler sebagai
lebih kritis dan melihat penyebab negara dengan hierarki tertinggi)
kerjasama bukan hanya dari yang dikenal dengan konsep
keuntungan ekonomi yang di dapat hegemonic stability yang menurut
tapi lebih dari itu yakni power dan teori transisi kekuasan (power
posisi dalam perpolitikan transition theory) akan mengalami
internasional. Maka penelitian ini perubahan jika terdapat satu negara
kemudian mencoba untuk melihat berkekuatan besar lainnya (major
fenomena kerjasama dan power)yang tidak puas dengan
korelasinya dengan “perang” dua sistem yang hegemon dan berusaha
negara besar saat ini yakni USA dan untuk mengubah sistem dengan
Cina. Oleh karena itu konsep yang menantang negara hegemon. Hal
juga sangat penting adalah Alliance inilah yang terjadi saat ini dimana
Transition Theory Cina terlihat menantang USA untuk
Alliance Transiiton Theory (Kim, mengubah sistem internasional
2015) merupakan konsep yang yang hegemon atau mengubah
dibuat oleh Woosam Kim untuk sistem unipolar menuju bipolar.
melihat peran aliansi khususnya Oleh karena itu kerjasama Belt
middle power dalam konstelasi and Road Initiative seharusnya
perpolitikan dunia. Konsep ini memberi peluang Indonesia untuk
merupakan penyempurnaan dari memiliki posisi tawar yang cukup
teori Great Power Theory khususnya bagus karena Cina sendiri
Power Transition Theory (Organski, membutuhkan Indonesia selain
1958). Konsep ini berlandaskan utnuk jalur sutra maritim juga
pada pandangan neorealisme yang sebagai “aliansi” dan poros kawasan
melihat bahwa pada dasarnya Asia Tenggara serta gerbang untuk
negara-negara dunia memiliki bekerja sama dengan ASEAN . Selain
kepentingan dalam bekerjasama itu menurut teori ini, jika negara
dengan memandang sistem memilih untuk beraliansi dengan
internasional yang meskipun negara penantang dan ternyata
mengalami interkoneksi tapi masih negara penantang akan mampu
penuh dengan kecurigaan oleh mengungguli negara hegemon,
karena itu sistem internasional yang maka negara aliansi akan menjadi
memiliki satu negara hegemon “angkatan pertama” aliansi negara

56
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
hegemon baru yang tentunya akan militer menjadi lebih mengutamakan
mendatangkan banyak kemudahan kerjasama khususnya ekonomi.
dan keuntungan dalam sistem Selain peluang yang akan didapat
internasional karena berdasarkan Indonesia, terdapat juga beberapa
teori great power negara-negara ancaman yang akan dihadapi terkait
dengan kedekatan dan kemiripan kerjasama Belt and Road Initiative
dengan negara hegemon akan sama- yang baru dimulai ini. Ancaman-
smaa bisa mendapatkan status quo ancaman tersebut akan dianalisa
dan keuntungan politik lainnya. dengan menggunakan konsep:
Adapun peluang kerjasama Belt 4. Neokolonialisme
and Road Initiative ini dapat Neokolonialisme merupakan
memberikan peluang yang bagus konsep dari teori kritis yang
untuk ekonomi politik Indonesia mengkritisi sisi negatif dari
dilihat dari sudut pandang: neoliberalisme dimana kerjasama
3. Interdependence (Saling antar dua negara dengan
ketergantungan) ketimpangan kekuatan cenderung
Konsep interdependence hanya akan menghasilkan
merupakan konsep yang dihasilkan dependensi (ketergantungan
dari pemikiran neoliberalist (Nye, sepihak). Neokolonialisme sendiri
1988 ) dan (Keohane, 1977) yang merupakan istilah yang
memandang bahwa sistem dipekerkenalkan oleh Kwame
internasional sebagai sistem yang Nkrumah, Presiden pertama pasca
meskipun bersifat anarki (tidak ada kemerdekaan Ghana, dan juga
otoritas yang lebih tinggi antara satu menjadi bahasan utama dalam
negara dengan negara lain karena tiap- tulisan Jean Paul Starte (Starte,
tiap negara memiliki kedaulatan / hak 1964).
untuk menentukan nasibnya sendiri), Neokolonialisme merupakan
bukanlah merupakan sistem yang bentuk kolonialisme / imperialisme
sarat konflik, dan kerjasama adalah baru dimana kapitalisme pada
solusi yang tepat untuk tiap-tiap akhirnya membuat negara-negara
negara mendapatkan kepentingan besar “mengusai” negara-negara
negaranya tanpa harus konflik. kecil. Hubungan yang pada awalnya
Hubungan saling ketergantungan berupa kerjasama berubah menjadi
(interdependence) ini dihasilkan dari bentuk “penjajahan” dimana negara
kerjasama saling menguntungkan dengan power yang lebih rendah
tersebut. Saat ini sistem internasional pada akhirnya harus merelakan
sudah jauh berubah dari yang tadinya kedaulatannya diintervensi secara
sarat konflik khususunya konflik tidak langsung oleh negara
berkekuatan lebih besar. Langkah

57
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
yang digunakan biasanya berupa pemerintah Indonesia telah sangat
kerjasama / investasi dengan terbuka dengan inisiatif yang bisa
bargaining position yang tidak adil mempromosikan pembangunan
dimana negara investor akan infrastruktur di Indonesia. Tujuan BRI
menekan negara penerima untuk untuk mempromosikan infrastruktur
mengikuti peraturan / syarat yang dan pengembangan konektivitas ini
dibuat negara investor. sejalan dengan upaya pemerintah
B. Hasil dan Diskusi untuk meningkatkan ketersediaan dan
Belt and Road Initiative dan kualitas infrastruktur di Indonesia,
Infrastruktur Indonesia khususnya dalam mempromosikan
Infrastruktur negara tidak konektivitas dalam negeri dan daerah.
memadai dan relatif belum Tawaran untuk bergabung dengan
berkembang untuk mempertahankan BRI direspons positif, karena
pembangunan ekonomi, apalagi untuk menyediakan kesempatan untuk
mendukung pusat perdagangan kelas menemukan alternatif sumber
dunia. Diperkirakan bahwa Indonesia pembiayaan untuk pembangunan
menghabiskan sekitar 24 persen dari infrastruktur. Pada bulan Mei 2017,
PDB-nya setiap tahun untuk logistik. Presiden Joko Widodo menghadiri
Selain itu, perkembangan baru KTT BRI yang pertama di Beijing. Ingat
tampaknya telah menunjukkan bahwa tujuan utama dari BRI adalah
infrastruktur yang tidak memadai untuk memfasilitasi sub-regional,
mungkin telah mengakibatkan regional dan inter-regional integrasi
pertumbuhan ekonomi lebih rendah lebih dekat dengan cara meningkatkan
dari sebaliknya dan menghambat transportasi dan logistik fasilitas
investasi lebih lanjut, termasuk negara peserta, misalnya, jalan, rel
investasi asing. kereta api dan pelabuhan, yang
Saat ini, kendala anggaran diperlukan untuk memfasilitasi
merupakan perhatian utama dari perdagangan di antara mereka . Selain
pemerintah untuk membiayai proyek- inisiatif ini sejalan dengan aspirasi
proyek infrastruktur. kemampuan Indonesia untuk menjadi negara yang
pemerintah untuk menaikkan dana lebih berorientasi maritim seperti
melalui penerbitan utang juga dibatasi yang dinyatakan dalam program
oleh hukum. Di bawah hukum yang Presiden Joko Widodo Global Maritime
ada, defisit anggaran pemerintah tidak Fulcrum.
dapat melebihi tiga persen dari PDB. Belt and Road Initiative dan Poros
Sementara itu, jumlah investasi yang Maritim Global
dibutuhkan untuk mempertahankan Meningkatkan konektivitas antar
pembangunan ekonomi negara sangat pulau serta pembangunan dan
besar. Terhadap latar belakang ini, peningkatan infrastruktur di dalam

58
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
negeri adalah perhatian utama dari masuknya pekerja asing. Sementara
pemerintah Indonesia di bawah itu, China saat ini menderita kelebihan
pemerintahan Jokowi. Hal ini karena kapasitas di sejumlah industri seperti
Indonesia adalah negara kepulauan baja, semen dan beberapa orang lain..
terbesar di dunia, dengan 13.466 Menurut satu laporan China telah
pulau besar dan kecil tropis berencana untuk PHK antara 5-
(Indonesia Departemen Pariwisata, 6.000.000 pekerja sebagai bagian dari
2016). Pada KTT Asia Timur ke-9 pada upaya untuk mengekang kelebihan
bulan November 2014, Presiden kapasitas industri dan polusi (Reuter,
Indonesia, Joko Widodo, 2016). Hal ini karena fakta bahwa
mempromosikan konsep dari China memiliki lebih dari target
Indonesia Global Maritime Fulcrum infrastruktur dan konstruksi
(GMF), yang kemudian menjadi dasar perumahan. .
dari kebijakan maritim Indonesia. Sementara itu, telah dilaporkan di
Sebagai tindak lanjut, pada tahun media nasional tentang keberadaan
2016 pemerintah melalui sejumlah besar pekerja Cina di
Kementerian Koordinator Indonesia Morowali, Sulawesi Tengah. PT
untuk Kelautan menerbitkan buku Indonesia Morowali Industrial Park
putih tentang Kebijakan Samudera (IMIP) sedang membangun sebuah
Indonesia pada tahun 2016. Untuk taman industri. Dan Cina berbasis
membantu mewujudkan GMF ini memiliki 66,25 persen saham di IMIP
pemerintah memilih kerjasama BRI sementara perusahaan pertambangan
dengan skema pembiayaan bisnis-ke- Indonesia Bintangdelapan Grup
bisnis (B-to-B). 2017). memiliki 33,75 persen. Kehadiran
Belt and Road Initiative dan Isu sejumlah besar pekerja Cina di sana
Tenaga Kerja Asing telah menarik perhatian media di
Selain peluang untuk memajukan Indonesia. Beberapa mengatakan
infrastruktur dan merealisasikan bahwa jumlahnya ribuan dan banyak
Poros Mritim Global, terdapat juga dari mereka tidak memiliki izin kerja
bebrapa ancama. Pertama adalah yang tepat dan kehadiran mereka
kekhawatiran tentang potensi telah memicu friksi dengan pekerja
masuknya sejumlah besar pekerja lokal (Jakarta Post, November 15,
Cina. Ini adalah keprihatinan yang 2017).
wajar. Indonesia sendiri sedang Belt and Road Initiative dan
berjuang untuk membuat lebih dari Neraca Perdagangan dan Beban
dua juta pekerjaan setiap tahun untuk Fiskal
mengakomodasi pendatang baru ke Ada juga isu neraca perdagangan
dalam pasar tenaga kerja dan, Indonesia dengan China. Selama
karenanya, ingin membatasi beberapa tahun terakhir, Indonesia

59
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
telah mengalami defisit perdagangan meningkatkan pendapatan terbatas,
terus-menerus dengan China. dengan penerimaan pajak kurang dari
pembiayaan infrastruktur di bawah 11 persen dari PDB. Hal ini
BRI diharapkan meningkat impor dari mengakibatkan defisit keseimbangan
China sebagai investor China akan primer fiskal - menyiratkan
cenderung menggunakan suku cadang, pemerintah perlu mengeluarkan utang
komponen dan juga peralatan dari baru untuk membayar bagian dari
China. Kekhawatiran ini tampaknya pembayaran bunga. pembangunan
masuk akal karena, terlepas dari mana infrastruktur yang intensif dalam
pembiayaan infrastruktur berasal beberapa tahun terakhir telah
impor Indonesia akan cenderung menimbulkan kekhawatiran atas
meningkat, karena sebagian besar kemampuan pemerintah untuk
bagian yang diperlukan harus diimpor. mengelola risiko utang.
Akhirnya, neraca perdagangan total C. Kesimpulan
Indonesia akan memburuk karena Terlihat bahwa peluang
pembangunan infrastruktur telah kerjasama Belt and Road Initiative
meningkatkan impor. Dalam hal ini, ini dapat memberikan peluang yang
pemerintah tidak punya pilihan lain bagus untuk ekonomi politik
selain memperbaiki rencana Indonesia dilihat dari sudut
pembangunan. perbaikan pandang Interdependence (Saling
infrastruktur kemungkinan untuk ketergantungan) yang mana terkait
meningkatkan daya saing negara yang, studi kasus Belt and Road Initiave
pada gilirannya, akan meningkatkan ini, terlihat bahwa hubungan
neraca perdagangan di masa depan. kerjasama yang sudah telah lama
Indonesia juga harus mencoba untuk terjadi antara Indonesia dan Cina
menghindari menjadi menimbulkan interdependence
overdependence pada teknologi yang (saling ketergantungan) antara
berasal dari satu negara. Dengan kata kedua negara khususnya di bidang
lain, itu harus mencoba melakukan ekonomi poltik. Cina merupakan
diversifikasi sumber-sumber negara pengekspor barang barang
teknologi. manufaktor terbesar di Indonesia,
Pada isu terkait, ada juga hampir semua barang-barang
kekhawatiran atas dampak buruk manufaktur yang dijual di pasar
potensi pembiayaan infrastruktur BRI Indonesia merupakan produk impor
pada beban fiskal pemerintah dan dari Cina. Terlihat bahwa Indonesia
keberlanjutan. Selama tiga tahun jelas merupakan partner kerjasama
terakhir, utang pemerintah telah ekonomi yang cukup potensial
meningkat lebih dari 40 persen. untuk Cina.
Kapasitas pemerintah Indonesia untuk

60
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Sejalan dengan dirumuskannya menjadi yuan dan renmimbi atau
kebijakan Global Maritime Fulcrum dollar Cina. Cara berikutnya adalah
oleh pemerintah Indonesia di tahun dengan mendominasi pasar maupun
2014 dan wacana pembangunan kultur lokal dengan produk-produk
kembali jalan sutra di tahun 2013 atau kultur dari negara “penjajah”.
yang disempurnakan menjadi Belt Di sini negara yang “dijajah” bahkan
and Road Initiave oleh pemerintah tidak sadar telah “dijajah”. Pola ini
Cina di tahun 2016, kedua negara ini terjadi seiring dengan
jelas menjadi semakin bergantung meningkatnya arus globalisasi dan
satu sama lain. Cina membutuhkan westernisasi yang mengakibatkan
Indonesia untuk memperkuat jalur kedaulatan dan nasionalisme
sutra maritim kawasan Asia semakin melemah. Eksploitasi
Tenggara, dan Indonesia sumber daya alam secara berlebihan
membutuhkan Cina untuk oleh negara “penjajah” ini juga dapat
pendanaan infrastruktur Poros menjadi ancaman
Maritim Global. D. REFERENSI
Selain peluang yang akan Anam, Syaiful dan Ristiyani. (2018).
didapat Indonesia, terdapat juga Kebijakan Belt and Road Initiative
beberapa ancaman yang akan (BRI) Tiongkok pada Masa
dihadapi terkait kerjasama Belt and Pemerintahan Xi Jinping. Jurnal
Road Initiative yang baru dimulai ini. ilmiah Hubungan internasional. Vol
Hal ini sejalan dengan maraknya isu 14 No 2 2018
debt trap diplomacy (diplomasi Anwar, D.F. (1990). Indonesia’s
jebakan hutang ) yang dituduhkan Relations with China and Japan:
kepada Cina dengan cara pemberian Images, Perception, and Realities.
bantuan atau penanaman modal Contemporary Southeast Asia, Vol.
besar-besaran yang membuat 12, No. 3 December 1990
negara penerima kesulitan untuk __________. (2013). Reinvention in
membayar dan pada akhirnya harus Indonesia’s Foreign Policy Strategy.
merelakan kedaulatan nya EastAsia Forum Quarterly. Vol. 5 No.
diintervensi oleh negara pemberi 4 October-December 2013
pinjaman dengan membuat Arase, David. (2015). China’s Two Silk
kebijakan yang sesuai dengan Roads: Implications for Southeast Asia.
keinginan negara pemberi pinjaman Singapura: ISEA Perspective Asian
seperti yang terjadi di Srilanka, Infrastructure Investment Bank
Pakistan dan negar-negara di (AIIB). Article of Agreement.
kawasan Afrika berupa penguasaan http://www.aiib.org/en/about-
sejumlah pelabuhan internasional aiib/basic-
dan mengubah mata uang nasional

61
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Aswicahyono, H & Deni International Relations.
Friawan. (2008). Rowman & Littlefield
Infrastructure Connely, A.L. (2015).
Development in Indonesia. Sovereignty and the Sea:
ERIA Research Project President Joko Widodo’s
Report 2007-2: Foreign Policy Challenges.
Chiba Blanchard, J.M.F & Contemporary Southeast Asia.
Flint, C. (2017). The 37 No. 1. 2015
Geopolitics of China’s Copper, J.F. (2016). China’s
Maritim Silk Road Foreign Aid and
Initiative. http: Investment
//doi.org/10.1080/14650 Diplomacy. Volume
045.2017.1291503 1 Nature, Scope,
Brugier, Camille. (2014). and Origin. New
China’s Way: The New Silk York City: Palgrave
Road. European Union Macmillan
Institute for Security Keohane, RO and Joseph
Studies.http://www.iss.eu Nye. (1977). Power
ropa.eu/sites/default/files and
/EUISSFiles/Brief_14_New Interdependence.W
_Silk_Road.pdf orld Politics in
Transition. Boston:
Little, Brown
Burchill, Scott. (2005). The Nye, Joseph. (1988).
National Interest in Neorealism and
International Neoliberalism.
Relations Theory. World Politic.
New York: Palgrave Boston: Little
Macmillan Brown
Cai, Peter. (2015). Dunne, T.Kurki. M, & Smith, S.
Understanding China’s Belt (2013). International
and Road Initiative. Lowy Relations Theories :
Institute.
http://www.lowyinstitute.org Discipline and
/sites/default/files/document Diversity
s/UnderstandinChina’sBeltan
dRoadInitiative_WEB.pdf Dharma Negara, Siwage dan
Cohen, S.B. (2014). Geopolitics Leo Suryadinata.
: The Geography of (2018). Indonesia

62
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
and China’s Belt and Pengantar
Road Initiative: Hubungan
Perspectives, Issues, Internasional Teori
and Prospects. dan Pendekatan.
ISEAS Yogyakarta:
Ebihara, Abubakar. (2011). Pustaka Pelajar
Pengantar Analisa Politik Luar Kim, Woosang. (2015).
Negeri: dari Realisme Rising China Pivotal
Middle Power South
sampai Korea and Alliance
Konstruktivisme. Transition Theory.
Bandung: Nuansa IASR
Mahan, Alfred
Flint, C. (2011). Thayer.
Introduction to (1890).
Geopoitics. The
Routledge. Influence
http://www.rotle of Sea
dge.com/Introduc Power
tion-to- Upon
Geopolitics- History
3rdEdition/Flint/ 1660-
p/ 1783.
book/978113819 Boston:
2164 Little
Brown
Hussein, Z. (2014). and
Indonesia’s Company
Key in China’s Mckinder, Halford.
Vision of (1904).The
Maritime Silk Geographical Pivot
Road. of History. The
http://www.i Geographical
ndonesia- Journal Vol 23 No 4
digest.net/328 1904
3maritime.ht Organski , A F K. (1958).
m World Politics. New York
Jackson, Robert dan Georg
Sorensen. (2013).

63
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Pattiradjawane, R.L. (2016). Defence-
The Indonesian Perspective Security, and
Toward Rising China: Economy in
Southeast
Balancing the Asia: an
National Interest. Indonesian
Asian Journal of Perspective.
Comparative Politics. Jakarta : LIPI
Pres
Pradhan, Sanjeevan. (2016). China’s
Maritime Silk Route and Indonesia’s Global Sriyanto, Nanto. (2018).
Global Maritime
Maritime Fulcrum Indonesia-
Fulcrum: China Growing
Complemen Relations and
ts and Indonesia
Contradicti Middlepowermentsh
ons. ip in East Asia
Institute of Region. Jurnal
Chinese Kajian Wilayah Vol.
Studes. 9 No. 1 2018
Delhi
Ramadhan, Iqbal. (2018). Starte, Jaean paul.
China’s belt Road (1964). Colonialism and
Initiative: Dalam Neocolonialism.
Pandangan Teori Routledge France
Geopolitik Klasik. Wicaksana, I G W.
Intermestic: Journal (2017). Indonesia’s
of International Maritime Connectivity
Studies. Volume 2, Development:
nO 2 mEI 2018. Domestic
issn.2503-443X and
Internation
Sinaga, LC. (2015). al
The Dynamics Challenges.
of Indonesia- Asian
China Journal of
Relations in Political
Politics, Science

64
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia
Journal of Diplomacy and International Studies P-ISSN: 2656-3878
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index E-ISSN 2656-8713
Yagci, Mustafa. (2018).
Rethinking in Light
of China’s Belt and
Road Initiative.
Uluslararsi Iliskiler
Vol. 15 No 57 2018
Zhao Hong. (2015).
China’s New Maritime Silk
and Road: Implications and
Opportunities for Southeast
Asia, Trends in Southeast
Asia.

65
Artha Yudilla
Kerjasama Indonesia Cina Dalam Belt And Road Initiative Analisa Peluang Dan Ancaman Untuk
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai