Anda di halaman 1dari 24

.

Artikel: Budaya - Prasasti Ciaruteun

artike galer lokas foru


l i i m

Telah dilihat: 7276x

Penulis : Buyung Akram


Referensi :-

Lokasi : -;Cibungbulang;Bogor
Kordinat
: S6.527794 - E106.691273
GPS
Ketinggian : 152 m
Fotografer : Silhouette

[navigasi.net] Budaya -
Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun dengan
Tanggapan: 0
sepasang tapak kaki dan tulisan
dalam bahasa Sangsekerta
yang tercetak diatasnya Galeri: 16

Batu besar dengan berat delapan ton itu nampak kokoh sekali bernaung dibawah
cungkup. Sepasang "pandatala" (tapak kaki) nampak tercetak jelas pada bagian
atasnya dihiasi dengan sederet prasati berhuruf Palawa dan berbahasa Sangsekerta.
Konon tapak kaki tersebut adalah bekas tapak kaki Maharaja Purnawarman yang
memimpin dan menguasai kerajaan Tarumanegara.

Dari informasi yang diberikan oleh juru kunci lokasi tersebut, bahwa pada awalnya
letak batu tersebut adalah di pinggiran sungai yang terletak kurang lebih 100 meter
di bawah lokasi dimana batu prasasti tersebut berada saat ini. Dan pada tahun 1981
batu itu diangkat dan diletakkan di bawah cungkup seperti apa yang terlihat
sekarang. Karena lokasi awal batu tersebut di tepi Sungai Ciaruteun, maka batu
tersebut dikenal dengan nama Prasasti Ciaruten.
Prasasti Ciaruteun ditulis dalam bentuk puisi 4 baris, berbunyi "vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah
tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam". Yang dapat diartikan sebagai "Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti
(telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara".
Tak jauh dari lokasi ini terdapat pula tiga situs lainnya yakni Prasasti Kebun Kopi (S006.52774 E106.69037), Situs
Congklak (S006.52661 E106.69022) dan Prasasti Batutulis (S006.52328 E106.69109).

Prasasti Kebun Kopi dinamakan


demikian karena prasasti ini diitemukan
di kebun kopi milik Jonathan Rig, dibuat
sekitar 400 Masehi (H Kern 1917).
Prasasti ini dikenal pula dengan Prasasti
Tapak Gajah karena terdapat cetakan
sepasang kaki gajah beserta juga sebuah
prasasti yang berbunyi "jayavis halasya
tarumendrsaya hastinah airavatabhasya
vibhatidam padadavayam" (Kedua jejak
telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang
cemerlang seperti Airawata kepunyaan
penguasa Tarumanagara yang jaya dan
berkuasa). Menurut mitologi Hindu,
Airawata adalah nama gajah tunggangan
Batara Indra dewa perang dan penguasa [navigasi.net] Budaya -
Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan I Prasasti Ciaruteun
Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah Batu berdiri yang terletak disisi
perang Purnawarman diberi nama batu congklak yang mirip
Airawata seperti nama gajah tunggangan tempat duduk
Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera
Kerajaan Tarumanagara berlukiskan
rangkaian bunga teratai di atas kepala
gajah.
Berbeda dengan kedua prasasti diatas, pada situs Batu Congklak penulis sama sekali tidak
menemukan artikel-artikel terkait yang menjelaskannya. Pada situs Batu Congklak ini juga
tidak terdapat sebuah prasasti apapun. Pemberian nama Batu Congklak untuk situs ini
disebabkan batu-batu yang ada disana meiliki cekungan mirip dengan permainan congklak
yang telah lazim dikenal masayrakat. Di situs ini pula tidak terdapat cungkup yang
menaunginya, sehingga praktis akan terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.

Sekitar 300 meter dari situs Batu Congklak ke arah Utara, menyusuri kebun singkong dan [navigasi.net]
jalan setapak di tepi sungai, terdapat prasasti Batu Tulis. Ukuran prasasti ini paling besar Budaya - Prasasti
dibandingkan dengan ketiga prasasti lainnya, dan bagian bawahnya masih terendam aliran Ciaruteun
sungai. Ukurannya yang cukup besar dan tentunya mempunyai bobot yang lebih berat ini Tulisan sangsekerta
pulalah yang mungkin menjadi alasan mengapa prasati ini tidak dipindahkan ke lokasi yang yang terdapat pada
lebih memadai. Sederet tulisan dalam bahasa Sangsekerta juga terlihat cukup jelas pada batu prasasti Batutulis
ini, namun sayang sekali tidak ada literatur yang menjelaskan maknanya
Secara keseluruhan Prasasati Ciaruteun, merupakan objek wisata mengandung nilai sejarah yang cukup menarik untuk
dikunjungi. Hanya saja untuk mencapainya, pengunjung harus berjalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer dari jalan raya atau
dapat pula menggunakan fasilitas ojek yang tersedia. Tidak adanya areal parkir yang memadai bagi kendaraan roda empat
juga menjadi kendala, karena praktis kendaraan yang parkir akan menyita badan jalan dan cukup membahayakan
dikarenakn lokasi parkir tersebut dekat dengan tikungan jalan.

navigasi.net 2003 - 2010


Prasasti Tugu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Prasasti Tugu di Museum Nasional


Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti
tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian
Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai
tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi
pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Penemuan
• 3 Bahan
• 4 Isi
○ 4.1 Teks:
○ 4.2 Terjemahan:
• 5 Rujukan
[sunting] Lokasi
Prasasti Tugu ditemukan di kampung Batutumbuh, desa Tugu, tepatnya pada koordinat
0°06’34,05” BT (dari Jakarta) dan 6°07’45,40”LS yang sekarang menjadi wilayah kelurahan
Tugu selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara
[sunting] Penemuan
Pada tahun 1911 atas prakarsa P.de Roo de la Faille Prasasti Tugu batu dipindahkan ke Museum
Bataviaasch genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) serta
didaftar dengan nomor inventaris D.124.
[sunting] Bahan
Prasasti Tugu dipahatkan pada batu berbentuk bulat telur berukuran ± 1m.
[sunting] Isi
Prasasti Tugu bertuliskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta
dengan metrum Anustubh yang teridiri dari lima baris melingkari mengikuti bentuk permukaan
batu. Sebagaimana semua prasasti-prasasti dari masa Tarumanagara umumnya, Prasasti Tugu
juga tidak mencantumkan pertanggalan. Kronologinya didasarkan kepada analisis gaya dan
bentuk aksara (analisis palaeografis). Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa prasasti ini
berasal dari pertengahan abad ke-5 Masehi. Khusus prasasti Tugu dan prasasti Cidanghiyang
memiliki kemiripan aksara, sangat mungkin sang pemahat tulisan (citralaikha > citralekha) kedua
prasasti ini adalah orang yang sama.
Dibandingkan prasasti-prasasti dari masa Tarumanagara lainnya, Prasasti Tugu merupakan
prasasti yang terpanjang yang dikeluarkan Sri Maharaja Purnawarman. Prasasti ini dikeluarkan
pada masa pemerintahan Purnnawarmman pada tahun ke-22 sehubungan dengan peristiwa
peresmian (selesai dibangunnya) saluran sungai Gomati dan Candrabhaga.
Prasasti Tugu memiliki keunikan yakni terdapat pahatan hiasan tongkat yag pada ujungnya
dilengkapi semacam trisula. Gambar tongkat tersebut dipahatkan tegak memanjang ke bawah
seakan berfungsi sebagai batas pemisah antara awal dan akhir kalimat-kalimat pada prasastinya.
[sunting] Teks:
pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam
yayau//
pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata
purnavarmmana//
prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais
siddhaikavingsakaih
ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka//
pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina//
[sunting] Terjemahan:
“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang
memilki lengan kencang serta kuat yakni Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut,
setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari
tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) beliau pun
menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya,
setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang
Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik,
tanggal 8 paro-gelap bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran
galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana
disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”
Prasasti Cidanghiyang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Prasasti Cidanghiyang adalah salah satu prasasti yang berasal dari kerajaan Tarumanagara dan
terletak di wilayah Pandeglang.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Penemuan
• 3 Jenis bahan
• 4 Isi
• 5 Lihat pula
• 6 Rujukan

[sunting] Lokasi
Prasasti Cidanghiyang terletak di tepi (sungai) Cidanghiyang di desa Lebak, kecamatan Munjul,
kabupaten Pandeglang. Koordinat lokasi prasasti ini adalah 0°55’40,54” BB (dari Jakarta) dan
6°38,27’57”
[sunting] Penemuan
Prasasti Cidanghiyang dilaporkan pertamakali oleh Toebagus Roesjan kepada Dinas Purbakala
ahun 1947 (OV 1949:10), tetapi diteliti pertamakli tahun 1954.
[sunting] Jenis bahan
Prasasti Cidanghiyang dipahatkan pada batu dengan bentuk alami (3 x 2 x 2 meter).
[sunting] Isi
Prasasti Cidanghiyang ditulis dalam aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa
Sansekerta dengan metrum Anustubh (bentuk aksaranya mirip dengan yang digoreskan pada
Prasasti Tugu dari periode yang sama).
Teks: Vikranto ‘yam vanipateh/prabhuh satya parakramah narendra ddhvajabhutena/ srimatah
purnnawvarmanah
Terjemahan: “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari
raja dunia, yang Mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja”.
[sunting] Lihat pula
• Prasasti di Tatar Sunda
• Prasasti Tugu

[sunting] Rujukan
1. OV (Oudheidkundige Verslag) 1949; 1950:20
2. Laporan Tahunan Dinas Purbakala tahun 1954; l962: 5-6
3. Bambang Soemadio (editor), Sejarah Nasional Indonesia II, Jaman Kuna.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:42-43: l984:42
4. Saleh Danasasmita et.al. Rintisan Penelusuran Masa Silam: Sejaah Jawa
Barat, II. Bandung l984:1
5. Peta Topografi: HIND 1090, Sheet 34/XXXIII-C, l945
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Cidanghiyang"
Kategori: Kerajaan Tarumanagara | Prasasti di Indonesia | Prasasti di Tatar Sunda

Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan
• ↑

Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain
• Basa Sunda
• Halaman ini terakhir diubah pada 03:58, 17 April 2010.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
Prasasti Ciaruteun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java From
Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara
sungai Cisadane Bogor. Prasasti tersebut merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Penemuan
• 3 Bahan
• 4 Isi
• 5 Lihat pula
• 6 Rujukan

[sunting] Lokasi
Prasasti Ciaruteun terletak di desa Ciaruteun Hilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor
tepatnya pada koordinat 0°7’2,76” BB (dari Jakarta) dan 6°38’09”.
Tempat ditemukannya prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda: pasir) yang diapit oleh tiga
sungai: [sungai Cisadane|Cisadane]], Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat ini
masih dilaporkan sebagai Pasir Muara, yang termasuk dalam tanah swasta Ciampéa (sekarang
termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang).
Menurut Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara parwa 2, sarga 3, halaman 161 disebutkan
bahwa Tarumanagara mempunya rajamandala (bawahan) yang dinamai "Pasir Muhara".
[sunting] Penemuan
Prasasti Ciaruteun dilaporkan oleh pemimpin Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Weten-
schappen (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1863. Akibat banjir besar pada tahun 1893
batu prasasti ini terhanyutkan beberapa meter ke hilir dan bagian batu yang bertulisan menjadi
terbalik posisinya ke bawah. Kemudian pada tahun 1903 prasasti ini dipindahkan ke tempat
semula. Pada tahun 1981 Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengangkat dan memindahkan prasasti batu
ini agar tidak terulang terseret banjir.
[sunting] Bahan
Prasasti Ciaruteun dibuat dari batu alam.
[sunting] Isi
Prasasti Ciaruteun bergoreskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa
Sansekerta dengan metrum Anustubh yang teridiri dari tiga baris dan pada bagian bawah tulisan
terdapat pahatan gambar umbi dan sulur-suluran (pilin), sepasang telapak kaki dan laba-laba.
Teks:
vikkrantasyavanipat eh
srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam
Terjemahan:
“inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa Visnu (pemelihara) ialah telapak
yang mulia sang Purnnawamman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya
prasasti tersebut). Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
[sunting] Lihat pula
• Tarumanagara
• Bahasa Sansekerta
• Aksara Pallawa
• Bahasa Sunda
• Aksara Sunda
• Bahasa Jawa
• Aksara Jawa
• Bahasa Melayu
• Aksara Melayu
• Bahasa Portugis
[sunting] Rujukan
1. H.P.Hoepermans “Hindoe-Oudheden va Java (1864)” ROD 1913:75
2. J.F.G.Brumund “Bijdragen tot de kennis va het Hindoeisme op Java”
VBG.XXXIII 1868:64
3. A.B.Cohen Stuart “Heilige Voetsporen op Java” BKI 3(X) juga di bahasa Inggris
berjudul: “Sacred Footprints in Java” Indian AntiQuary IV. 1875:355-dst
4. D.van Hinloopen Labberton “Ueber di Bedeutung der Spinne in der Indischen
Literatuur” Zeitschrift der Deutschen Morgenlandischen Geselschaft. 66.
1912:601
5. H. Kern “Over de sanskrit-Opschrifte n van Jambu (Batavia) (± 450 A.D),
Verspreide Geschriften VII. 1917:4-5.
6. J.Ph.Vogel “the Earliest Sanskrit Inscription of Java” POD. I. l925:21-24. Plate
28-29
7. N.J.Krom “Inventaris der Hindoe-oudheden” ROD. 1914, l915:30 (di dalam
keterangan atau catatan nomor 61)
8. R.M.Ng.Poerbatjarak a Riwayat indonesia I l952:12
9. L.Ch.Damais “Les Ecritures d’Origine Indienne en Indonesie et dans le Sud-Est
AsiatiQue Continental” BSEI. XXX(4). L955:365-382. Khususnya prasasti
Ciaruteun.
10.Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Jaman Kuna.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Ciaruteun"
Kategori: Kerajaan Tarumanagara | Prasasti di Tatar Sunda | Prasasti di Indonesia

Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan
• ↑

Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain
• Basa Sunda
• Halaman ini terakhir diubah pada 03:58, 17 April 2010.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan


Prasasti Muara Cianten
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara adalah salah satu prasasti peninggalan
kerajaan Tarumanagara

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Bahan
• 3 Penemuan
• 4 Lihat pula
• 5 Rujukan

[sunting] Lokasi
Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai) Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu
dikenal dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah
kampung Pasirmuara.
[sunting] Bahan
Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami dengan ukuran 2.70 x 1.40 x 140
m3. Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan
pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi.
[sunting] Penemuan
Prasasti ini pertamakali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864.
[sunting] Lihat pula
• Prasasti di Tatar Sunda

[sunting] Rujukan
1. H.P. Hoepermans “Hindoe-Oudheden va Java (1864)” ROD 1913:74
2. J.F.G. Brumund “Bijdragen tot de kennis va het Hindoeisme op Java”
VBG.XXXIII 1868:63-64
3. H. Kern “Eenige Oude Sanskrit-Opschrifte n van ‘t Maleische-schiereil and”
VMKAWL 3(1).1884:9
4. N.J. Krom “Inventaris der Hindoe-oudheden” ROD. 1914, l915:28-29 (di dalam
keterangan atau catatan nomor 59)
5. P.J. Veth, Java II. 1878:46
6. R.D.M. Verbeek “Oudheden van Java” VBG. XLVI. 1891:30-31.
7. Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Zaman Kuna.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Muara_Cianten"
Kategori: Kerajaan Tarumanagara | Prasasti di Indonesia

Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Artikel
• Diskusi

Varian

Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan
• ↑

Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain
• Basa Sunda
• Halaman ini terakhir diubah pada 06:14, 6 Mei 2009.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan


Prasasti Jambu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Prasasti jambu)

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Prasasti Jambu atau Pasir Kolengkak adalah prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara
yang ditemukan di daerah perkebunan jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Penemuan
• 3 Jenis bahan
• 4 Isi
• 5 Lihat pula
• 6 Rujukan

[sunting] Lokasi
Prasasti Jambu terletak di Pasir Sikoleangkak (Gunung Batutulis ±367m dpl) di wilayah
kampung Pasir Gintung, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Koordinat 0°15’45,40” BB (dari Jakarta) dan 6°34’08,11”. Dahulu pada masa kolonial Belanda
lokasi ini termasuk Perkebunan Karet Sadeng-Djamboe tetapi sekarang disebut PT.Perkebunan
XI Cikasungka-Cigudeg- Bogor.
[sunting] Penemuan
Prasasti Jambu ditemukan pertamakali tahun 1854 oleh Jonathan Rigg dan dilaporkan kepada
Dinas Purbakala tahun 1947 (OV 1949:10), tetapi diteliti pertamakali pada tahun 1954.
[sunting] Jenis bahan
Prasasti Jambu dipahatkan pada batu dengan bentuk alami (sisi-sisinya berukuran kurang lebih 2-
3meter).
[sunting] Isi
Prasasti Jambu terdiri dari dua baris aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa
Sansekerta dengan metrum Sragdhara. Pada batu prasasti ini juga terdapat pahatan gambar
sepasang telapak kaki yang digoreskan pada bagian atas tulisan tetapi sebagian amvar telapak
kaki kiri telah hilang karena batu bagian ini pecah.
Prasasti ini menyebutkan nama raja Purnnawarmman yang memerintah di negara Taruma.
Prasasti ini tanpa angka tahun dan berdasarkan bentuk aksara Pallava yang dipahatkannya
(analisis Palaeographis) diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-5 Masehi.
Teks:
siman=data krtajnyo narapatir=asamo yah pura tarumayam/ nama sri purnnavarmma pracura ri
pusara bhedya bikhyatavarmmo/
tasyedam= pada vimbadvayam= arinagarot sadane nityadaksam/ bhaktanam yandripanam=
bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam//
Bunyi terjemahan prasasti itu adalah:
"Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada
taranya yang termashyur Sri Purnawarman yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan
yang baju zirahnya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang
tapak kakinya yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran,
tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."
[sunting] Lihat pula
• Bahasa Sansekerta
• Aksara Pallawa
• Bahasa Sunda
• Aksara Sunda
• Bahasa Jawa
• Aksara Jawa
• Bahasa Melayu
• Aksara Melayu
• Bahasa Portugis

[sunting] Rujukan
1. TBG II 1854:I. (berita penemuan prasasti Jambu oleh Jonathan Rigg)
2. R.H.Th. Friederich “over de Inscriptie van Djamboe” TBG III, 1985:183-189
3. J.Rigg “Bat Tulis on Jambu” TBG III. 1855:189-193
4. H.N.Hoepermans “ Hindoe-Oudheden van Java (1864)” ROD 1913: 75
5. J.F.G.Brumund “Bijdragen tot de kennis van het Hindoeisme op Java” VBG.
XXXIII 1868:65
6. A.B.Cohen Stuart “Heilige voetsporen op Javas” BKI.3(X) 1875.
Diterjemahkeun kana basa Inggris ku Macmillan “Sacredfootprints in Java”
Indian AntiQuary IV. L875: 366-358
7. H.Kern “Over het opschrift van Djamboe” VMKANWL 2(VI). 1877:257-263
(transkripsi dan terjemahan)
8. C.M. Pleyte “Uit Soenda’s voortijd” Het Daghet l905/1906: 176-dst. (dengan
gambar)
9. NB.J.Krom “Inventaris der Hindoe-oudheden” ROD 1914, l915:26-27 (di dalam
keterangan atau catatan nomor 55)
10.J.Ph.Vogel “the Earliest Sanskrit Inscription of Java” POD I l925:24-26. Plate
30, 31.
11.Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Jaman Kuna.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Jambu"
Kategori: Kerajaan Tarumanagara | Prasasti di Indonesia | Prasasti di Tatar Sunda

Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan
• ↑

Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan
Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain
• Basa Sunda
• Halaman ini terakhir diubah pada 09:22, 17 Mei 2010.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan


Prasasti Pasir Awi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea adalah salah satu prasasti peninggalan kerajaan
Tarumanagara

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Lokasi
• 2 Bahan
• 3 Isi
• 4 Penemuan
• 5 Lihat pula
• 6 Rujukan

[sunting] Lokasi
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559m dpl) di kawasan hutan
perbukitan Cipamingkis, desa Sukamakmur, kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor tepatnya pada
koordinat 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) dan 6°32’27,57”
[sunting] Bahan
Prasasti Pasir Awi telah diketahui sejak tahun 1867 dan dilaporkan sebagai prasasti Ciampea.
Peninggalan sejarah ini dipahat pada batu alam.
[sunting] Isi
Prasasti Pasir Awi berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan
(bukan aksara) juga berpahatkan gambar sepasang telapak kaki.
[sunting] Penemuan
Prasasti ini pertamakali ditemokne oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864.
[sunting] Lihat pula
• Prasasti di Tatar Sunda

[sunting] Rujukan
1. N.J. Krom “Inventaris der Hindoe-oudheden” ROD. 1914, l915:28-29 (di dalam
keterangan atau catatan nomor 69)
2. R.D.M. Verbeek “Oudheden van Java” VBG. XLVI. 1891:30-31.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Pasir_Awi"
Kategori: Kerajaan Tarumanagara | Prasasti di Indonesia

Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan
• ↑

Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form

Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain
• Basa Sunda
• Halaman ini terakhir diubah pada 12:25, 12 Maret 2010.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk
lebih jelasnya.
• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan

Anda mungkin juga menyukai