Rangkuman Review Kimter
Rangkuman Review Kimter
RANGKUMAN REVIEW
Dosen Pembimbing :
Oleh :
BAHAN KIMIA
a. B3
Zat atau bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan
hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya. Karena
sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan
penanganan yang khusus. Klasifikasi B3 diklasifikasikan menjadi, B3 yang dapat
dipergunakan, dan B3 dilarang digunakandan
b. Non B3
Bahan tidak berbahaya dan tidak beracun
c. Simbol B3 (SESUAI PERMEN LH No. 3 tahun 2008)
1. Mudah meledak (explosive)
2. Pengoksidasi(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Dan
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan
hitam.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut
:
• Terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
• Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
• Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
• Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
o
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 C dan titik
o
didih lebih rendah atau sama dengan 35 C;
o o
• Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 C – 21 C;
4. Beracun (toxic)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
• Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan
tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD 50 (amat sangat
beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
• Sifat bahaya toksisitas akut
6. Iritasi (irritant)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
• Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
• Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
• Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
• Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang
berarti dapat merubah genética;
• Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik.
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
e. CHEMICAL HAZARD
• Bahaya (Hazard):
Suatu situasi yang memiliki potensi atau kapabilitas menyebabkan
cedera atau membahayakan pekerja, kerusakan properti, kerugian atau
kontaminasi ke lingkungan.
• Resiko (Risk):
Situasi apapun yang mempunyai probabilitas menyebabkan cedera atau
membahayakan kepada manusia, kerusakan pada properti, kerugian atau
kontaminasi ke lingkungan.
• Accidents:
Adanya kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan dan tidak
tepat yang membawa cedera atau membahayakan kepada pekerja,
kerusakan pada properti, kerugian atau kontaminasi ke lingkungan.
BAB 2
MSDS (Material Safety Data Sheet)
Kemudahan Kemudahan
Proteksi
terbakar melepaskan energi
f. SDS
KEBAKARAN
a. PENGERTIAN
Suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu ;
bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber
energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera
bahkan kematian.
b. KLASIFIKASI
- Kebakaran Kelas A
- Adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar seperti
kayu, kain, kertas, atau plastik.
- Kebakaran kelas B
- Adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda cair atau gas yang mudah terbakar
seperti bensin, cat, thinner, gas LPG, dan gas LNG.
- Kebakaran kelas C
Adalah kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan komponen elektrik (listrik)
seperti televisi, refrigerator, instalasi listrik, dan lain sebagainya.
- Kebakaran kelas D
Adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda metal yang mudah terbakar seperti
potassium, sodium, aluminium, dan magnesium.
SEL AKI
- Sel aki disebut sebagai sel penyimpan, karena dapat menyimpan listrik dan dapat
dikeluarkan setiap saat dibutuhkan.
- Anode terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal
berlapis PbO2.
- Keduanya dicelupkan dalam larutan asam sulfat, namun kedua elektrode itu tidak
larut dalam larutan asam sulfat.
- Reaksi kimia yang terjadi dalam pemakaian sel aki
o Anoda Pb
o Katoda PbO₂
- Dengan berubahnya kedua elektroda Pb dan PbO₂ menjadi PbSO₄, maka daya aki
makin berkurang.
- Untuk mengaktifkan aki yang sudah tidak dapat mengalirkan elektron, dimana
larutan elektrolit H2SO4 28 % sudah berubah menjadi H2O, maka aki dapat diisi
dengan pelarut murni H2O dan aki dihubungkan dengan sumber tenaga listrik
DC.
- Ketika pengisian elektron, maka terjadi pelepasan ion sulfat (SO4 2-), sehinga
terjadi larutan elektrolit H2SO4 28% kembali.
- Reaksi kimia yang terjadi dalam pengisian sel aki
o Tujuan pengisian sel aki adalah mendapatkan kembali elektroda Pb dan
PbO₂ yang telah berubah menjadi PbSO₄.
o Cara pengisian aki adalah mengalirkan arus listrik searah dari kutub
negatif ke kutub positif atau dalam arah yang berlawanan dengan
bekerjanya aki, sehingga terjadi reaksi kebalikannya.Pada elektroda Pb
terjadi perubahan PbSO₄ menjadi Pb
o Pada elektroda Pb terjadi perubahan PbSO₄ menjadi Pb
--------------------------------------------------------------
-----------
BAB 5
KONSEP MOL
BAB 6
MEMBUAT LARUTAN
o NaOH
o KOH
Membuat larutan KOH 1 N sebanyak 500 mL:
Larutan KOH 1 N= larutan KOH 1M, artinya liter larutan KOH
konsentrasinya 1M, terdapat 1mol KOH = 1mol x 5,611 gram/
mol= 5,611 gram.
Timbang KOH sebanyak 5,611 gram
Masukkan KOH sebanyak 5,611 gram dalam gelas piala
200 ml, tambahkan aquadest kira-kira 100 ml. Aduk
hingga KOH larut semua.
Pindah larutan tersebut ke dalam labu ukur volume 500 ml,
tambahkan aquadest sampai tanda batas. labu ukur 500 ml
tersebut.
o H2SO4
Larutan 30% sebanyak 500 ml
Tahap 1:
Mencari molaritas H2SO4 98% mempunyai densitas 1,8 kilogram/
liter.
gram
Berat molekul (Mr) zat H2SO4 = 98
mol
Larutan H2SO4 98% mempunyai densitas 1,8 kilogram/ liter
Molaritas Larutan H2SO4 98% =
banyaknya mol zat H 2 SO 4
1liter (1000 mL) Larutan H 2 SO 4 98 %
Larutan H2SO4 98% mempunyai densitas 1800 gram/ liter 1000 mL
Larutan H2SO4 98% mempunyai berat 1800 gram, jadi banyaknya
98
zat terlarut H2SO4 = x 1800 gram=1764 gram =
100
1764 gram
x 1 mol = 18 mol.
98 gram
Tahap 2:
RUMUS PENGENCERAN
N1 V1=N2V2 atau M1 V1=M2V2
Larutan H2SO4 akan terurai menjadi: H2SO4 2 H + + SO4 2-
1. Gunakan Jas Praktikum dan alat pelindung diri (APD), yaitu kaca mata,
masker dan sarung tangan khusus disediakan untuk penggunaan kamar
asam
3. Masukkan H2O kedalam labu takar sebanyak 0,5 volume labu takar
6. Masukkan H2O kedalam labu takar tersebut hingga batas volume labu
takar 500 mL(gunakan botol semprot yang berisi H2O untuk penambahan
sedikit hingga batas volume labu takar)
CATATAN PENTING
Larutan H2SO4 98% (Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat
dalam kemasan botol gelap), sebanyak 1 L atau 2,5 L diletakkan di kamar asam,
karena bersifat korosif dan toxic dan apabila ditambahkan H 2O (air) akan terjadi
letupan (lihat MSDS), maka untuk pengenceran di kamar asam, H 2O dimasukkan dulu
ke labu takar 500 ml sebanyak 0, 5 volume labu takar, kemudian dimasukkan H2SO4
98% pekat dengan pipet ukur dengan volume 105, 5 mL secara perlahan lahan agar
tidak terjadi letupan.
BAB 7
Pengeringan (Drying)
Wet pulp mengandung 80% air, setelah pengeringan didapatkan 60% air teruapkan.
Hitung : a). Massa dried pulp (pulp kering tidak bercampur H2O)
Setelah pengeringan wet pulp, didapatkan 60% H2O yang teruapkan = 0,6 (0,80kg) = 0,48 kg
H2O dalam dried Pulp = H2O dalam wet pulp – H2O yang teruapkan = (0,80 – 0,48) kg =
0,32 kg
MASUK KELUAR
KERTAS YANG KELUAR DARI
WET PULP ALAT DRYING MASIH BASAH
0,20 0,20
DRIED PULP KG DRIED PULP KG
H2O DALAM WET 0,80 0,32
PULP KG H2O DALAM DRIED PULP KG
0,48
H2O YANG TERUAPKAN KG
1,00 1,00
JUMLAH KG JUMLAH KG
Contoh:
Bahan bakar gas terdiri dari 80% C2H6 dan 20% O2 dibakar dengan oksigen menggunakan
udara 300% excess (berlebih)
O2 dibutuhkan dari udara untuk pembakaran sempurna = (280 – 20) gmol = 260 gmol
Udara dianggap sangat bersih, maka hanya ada N2 =79% dan O2 =21%
reaksi 1 reaksi 2
Menghitung O2 sisa :
O2 sisa yang tidak terbakar (ikut keluar di exhaust gas)= (800 – 244) gmol = 556 gmol
Komposisi bahan bakar, udara yang masuk dan exhaust gas (gmol)
KOROSI
- PENGERTIAN
Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya
fungsi mekanis logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika
bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam
jangka waktu yang cukup lama dan secara terus menerus.
- TERBENTUKNYA
Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah
proses terjadinya reaksi redoks (reduksi oksidasi) secara spontan. Contohnya,
korosi pada besi akan membentuk oksida besi (Fe2O3.xH2O). Besi akan
teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi. Persamaan reaksi
yang berlangsung adalah sebagai berikut.
- PENCEGAHAN
o Usahakan logam tidak mengalami kontak langsung dengan udara luar.
Bagaimana caranya? Dengan membuat lingkungan di sekitar logam bebas
oksigen, yaitu mengalirkan gas karbondioksida.
o Melalui pengecatan, permukaan logam tidak akan bersinggungan langsung
dengan udara luar yang mengandung oksigen dan uap air. Dengan
demikian, logam tidak akan mudah mengalami korosi.
o Menggunakan elektroplating, yaitu melapisi permukaan logam secara
elektrokimia. Permukaan logam yang akan dilapisi berperan sebagai
katoda, sedangkan pelapisnya—dalam hal ini logam lain—berperan
sebagai anoda.
Contoh elektroplating ini bisa kamu lihat di badan mobil. Sebenarnya,
badan mobil itu terbuat dari besi atau baja. Pernahkah kamu lihat badan
mobil berkarat? Tentu tidak ya. Hal itu karena badan mobil sudah dilapisi
dengan logam lain, yaitu krom, sehingga terlihat lebih indah dan mengilap.
o Perlindungan katoda atau pengorbanan anoda dilakukan dengan cara
menyambungkan logam yang akan dilapisi dengan logam yang memiliki
potensial elektroda lebih kecil. Logam dengan potensial elektroda lebih
kecil berperan sebagai anoda yang nantinya akan mengalami reaksi
oksidasi (logam yang akan terkorosi). Selama logam pelapis atau anodanya
masih ada, logam yang dilapisi (katoda) tidak akan mengalami korosi.
Itulah mengapa reaksi ini disebut pengorbanan anoda atau perlindungan
katoda.
o Membuat paduan (alloy) dengan cara mencampurkan besi dengan logam
lain yang tahan korosi seperti nikel atau krom. Campuran ini dikenal
sebagai baja stainless.
- Deret Volta
o Deret kereaktifan logam yang diurutkan bedasarkan harga potensial
reduksi standart
C2H6 : 80 gmol
O2 : 20 gmol
CO2
CO
C2H6
O2
N2
H2O
- TIPE KOROSI
1. Galvanic atau Bimetallic Corrosion
2. Crevice Corrosion
Korosi local yang diakibatkan terjebaknya elektrolit sebagai lingkungan
korosif di celah-celah yang terbentuk diantara peralatan konstruksi
3. Pitting Corrosion
Korosi lokal yang menusuk ke arah ketebalan logam dan mengakibatkan
konstruksi mengalami kebocoran,yang sering terjadi pada stainless-steel
lingkungan stasioner dan non-oksidator.
4. Erosion/Abrasion Corrosion
Korosi yang diakibatkan oleh fluida yang bergerak, sering terjadi pada
peristiwa kavitasi di impeller pompa dan sudu-sudu turbin
5. Stress Corrosion Cracking (SCC)
Cracking akibat adanya stress dan korosi berbarengan. Permukaan logam
terbentuk lapisan berupa kromat (Cr2O32-) yang merupakan bahan keramik,
yang akhirnya pecah, lalu terekspos oleh lingkungan yang korosif dan
membentuk lapisan oksida baru, yang selanjutnya pecah lagi oleh stress
6. Fretting Corrosion
Korosi yang terjadi pada konstruksi yang bergerak dengan mengalami
gesekan.
7. Hydrogen Attack
Logam menjadi rapuh akibat penetrasi hidrogen kedalaman logam
8. Filiform Corrosion
Korosi yang terbentuk seperti cabang-abng di permukaan logam yang tertutupi
cat. Ciri khasnya bentuknya menyebar di permukaan logam dengan arah
perkembangan korosi horizontal sepanjang permukaan logam dan tidak
mengarah ke dalaman logam.
- SEL VOLTA
o Anode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi.
o Katode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi.
o Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
o Rangkaian luar, yaitu kawat konduktor yang menghubungkan anode
dengan katode.
o Jembatan garam, yaitu rangkaian dalam yang terdiri dari larutan garam.
Jembatan garam memungkinkan adanya aliran ion-ion dari setengah sel
anode ke setengah sel katode, dan sebaliknya sehingga terbentuk rangkaian
listrik tertutup
E°sel = E°katode – E°anode
o Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif),
sedangkan anode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil
(negatif)
o Ex/.
o Al3+(aq) + 3e− → Al(s) E° = −1,66 V
o Ag+(aq) + e− → Ag(s) E° = +0,80 V
a. Reaksi oksidasi di anode → E° lebih negatif → Al
Reaksi reduksi di katode → E° lebih positif → Ag
Diagram sel: Al | Al3+ || Ag+ | Ag