Anda di halaman 1dari 4

Reservoir 

panas bumi adalah suatu tempat terakumulasinya sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas
lainnya. Karakterisasi dan potensi dari reservoir panas bumi perlu dilakukan
evaluasi. Evaluasi tersebut harus di laksanakan pada setiap tahap kegiatan, yaitu mulai dari
tahap survey pendahuluan, eksplorasi, penilaian kelayakan hingga ke tahap eksploitasi dan
saat pemanfaatannya. Semakin banyak data yang diperoleh, semakin baik tingkat kepastian
dan semakin kecil resiko yang akan dihadapi.

Menurut Edwards (1982), reservoir panas bumi dibedakan menjadi empat jenis,
yaitu reservoir hidrothermal (hydrothermal reservoir), reservoir  bertekanan
tinggi (geopressured reservoir), reservoir batuan panas kering (hot dry rock Reservoir),  dan
reservoir magma (magma reservoir).  Dari empat jenis reservoir panas bumi tersebut,
reservoir yang paling banyak dimanfaatkan hingga sekarang yaitu reservoir hidrothermal.
Reservoir hidrothermal adalah sistem panas bumi dimana reservoirnya mengandung uap, air,
atau campuran keduanya, tergantung tekanan dan temperatur reservoirnya.

Sistem panasbumi dapat dibagi berdasarkan beberapa parameter yaitu

1.1 Sistem Temperatur Rendah


 Akuifer Cekungan Sedimen (Aquifers in sedimentary basin)
 Akuifer Dasar Dibawah Cekungan Sedimen (Basement aquifer beneath
sedimentary basins)
 Sistem Mataair panas ( Warm spring systems )
 Sistem Tekanan (Geopressured systems)
1.2 Sistem Temperatur Menengah (Intermediate temperature system) ialah sumber panas
berupa intrusi dalam atau hot upper crust (kerak bagian atas yang panas). Contohnya
Cisolok-Cisukarame, Citaman-Banten, Aluto Lagano (Ethiopia), El Tatio (Cili).
1.3 Sistem Temperatur Tinggi (High temperature system) sistem ini hanya terdapat dalam
tatanan tektonik lempeng active plate margin, yang umumnya berasosiasi dengan
vulkanisme dan deformasi kerak bumi

Sumber energi panas terbentuk bumi karena adanya tumbukan antara lempeng Pasifik,
lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan antara lempeng India-Australia di
sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara menghasilkan zona penunjam di
kedalaman 160 -210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan sekitar 100 km di bawah
Pulau Sumatera.
Menurut White (1967), fluida yang terkandung dalam reservoir hidrothermal berasal
dai air permukaan, antara lain air hujan (air meteorik) yang meresap masuk ke bawah
permukaan dan terpanaskan oleh suatu sumber panas.air tersebut akan masuk melalui rekahan
– rekahan ke dalam batuan permeable. Sumber panas akan mengalir secara konduksi melalui
batuan, dan secara konveksi melalui fluida. Sistem hidrothermal memilik empat komponen
utama, yaitu sumber panas, daerah resapan untuk menangkap air hujan dan atau air lelehan
salju (air meteorik), batuan reservoir (batuan tempat fluida), dan fluida / air yang membawa
panas dari reservoir ke permukaan bumi.

Sistem hidrothermal umumnya terletak di perbatasan lempeng tektonik, antara lain


sistem hidrothermal di Italy, New Zeland, Indonesia, Philipina, Jepang, Amerika, Mexico, El
Savador, dan beberapa negara lainnya. Sistem ini terbentuk karena adanya  interaksi antara
lempeng – lempeng tektonik tersebut, yang merupakan batangan batuan setebal 64 – 145 km
yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng – lempeng ini bergerak secara perlahan dan
terus – menerus.

Batuan pada sistem hidrothermal umumnya adalah batuan rekahan. Apabila struktur
geologi memungkinkan maka air tersebut akan mengalir melalui rekahan – rekahan dan atau
batuan permeable, dan kemudian muncul di permukaan, yaitu pada saat temperatur air telah
mencapai temperatur titik didihnya.

Adanya keaneragaman dari sifat batuan dan intensitas panasnya, menyebabkan sistem
panas bumi mempunyai karakteristik yang unik. Menurut Hochstein (1990), berdasarkan
pada besarnya temperatur maka sistem panasbumi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
sistem atau resevoir bertemperatur tinggi (>2250C), sistem atau reservoir bertemperatur
sedang (1250C sampai 2250C), dan sistem atau reservoir bertemperatur rendah (1250C).

Kedalaman rekahan dapat diperkirakan pada waktu pemboran dan dari data hasil
pengujian sumur. Pada pemboran, adanya rekahan dapat diindikasikan oleh dua hal, yaitu
terjadinya hilang sirkulasi lumpur, atau oleh adanya peningkatan kandungan Klorida di dalam
lumpur. Kepastian adanya rekahan diperoleh dari uji hilang air.

Sistem Panas Bumi di Indonesia

Di lihat berdasarkan karakteristiknya, sistem panas bumi yang terletak di jalur gunung
api di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusatenggara, Maluku, dan ujung utara Pulau Sulawesi
umumnya mempunyai temperatur yang cukup tinggi. Pada daerah ini, sistem panas bumi
dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu sistem panas bumi yang berkaitan dengan
gunung api aktif saat sekarang (resen) dan sistem panas bumi yang berkaitan dengan gunung
api kuarter yang sudah tidak aktif dan berumur lebih tua.

Pada kedalaman yang lebih besar, jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat
basa dan lebih cair dengan kandungan gas magnetik yang lebih tinggi. Sehingga hasilnya
ialah erupsi gunung api yang lebih kuat dan endapan vulkanik yang lebih tebal serta
terhampar luas. Sistem panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berakaitan dengan gunung
api andesitisriolitis (sumber magma bersifat lebih asam dan kental), sedangkan di Pulau Jawa,
Nusatenggara dan Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat
andesitis-basaltis (sumber magma bersifat lebih cair). Akibat adanya sistem penunjam yang
berbeda, menyebabkan munculnya sumber – sumber panas bumi yang berkaitan dengan
gunung – gunung api muda. Sistem panas bumi di Pulau Sumatera lebih dikontrol oleh sistem
patahan regional. sedangkan di Pulau Jawa sampai Sulawesi, sistem panas buminya lebih
dikontrol oleh sistem pensesaran yang bersifat lokal.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Innayat. Karakteristik reservoir panas bumi.


http://inayaturrahmawati.blogspot.co.id/2016/04/kaakterisasi-reservoir-panas-bumi.html

Reinesin. Klasifikasi sistem panas bumi. http://reinesin.blogspot.co.id/2012/03/klasifikasi-


sistempanasbumi-klasifikasi.html

Anda mungkin juga menyukai