Anda di halaman 1dari 35

NOTA KEBERATAN / EKSEPSI

TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT


UMUM
NOMOR : PDM-80/DEPOK/12/2020
ATAS NAMA TERDAKWA SYAHGANDA NAINGGOLAN

Kepada Yang Terhormat :

Majelis Hakim Yang Memeriksa Dan Mengadili Perkara

Nomor : 619/Pid.Sus/2020/PN.Dpk

Di – Pengadilan Negeri Depok

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register
Perkara : PDM-80/DEPOK/12/2020 Tanggal 03 Desember 2020 terhadap Terdakwa
Atas Nama :

Nama Lengkap : SYAHGANDA NAINGGOLAN


Tempat Lahir : Medan
Umur/Tanggal Lahir : 56 Tahun / 27 November 1964
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Tebet Barat Dalam II E No.24 RT.04 RW.03 Tebet
Barat, Jakarta Selatan atau Alamat Tinggal : Komp.
Griya Tugu Asri Blok C5 No.9.A Kelurahan Tugu
Kec. Cimanggis Kota Depok
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S-3

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 1 | 35


Dalam menyampaikan Nota Keberatan / Eksepsi ini Terdakwa diwakili oleh
Penasihat Hukumnya :

1. Drs. Abdullah Al Katiri SH.


2. Erman Umar SH.
3. Syamsir Jalil SH. MH.
4. Drs.H. M. Sani Alamsyah SH. MBL.
5. Agung Prabowo SH.
6. Muhammad Danial SH.
7. Irlan Superi SH. MH.
8. Andi Syamsul Bahri SH.
9. Dedy Setyawan SH.

Baik bersama-sama atau pun sendiri-sendiri. Berdasarkan Surat Kuasa


Khusus tanggal 21 Desember 2020 untuk menyampaikan Nota Keberatan /
Eksepsi yang akan diuraikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Sebelum kami menguraikan secara yuridis alasan tentang Nota Keberatan / Eksepsi
dalam perkara a quo, izinkanlah kami terlebih dahulu menjelaskan latar belakang
permasalahan Terdakwa Dr. H. Syahganda Nainggolan ;
Bahwa sebenarnya Terdakwa hanyalah korban dari tangan-tangan kekuasaan yang
otoriter saat ini, dimana dengan perkembangan zaman yang serba canggih saat ini
semua orang seharusnya sudah dilindungi dalam menggunakan media sosial termasuk
kepada diri Terdakwa.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Setelah kami Penasihat Hukum Terdakwa mempelajari secara seksama Surat


Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara: PDM-80/DEPOK/12/2020

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 2 | 35


Tertanggal 03 Desember 2020, yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam
persidangan Pengadilan Negeri Depok pada hari Senin Tanggal 21 Desember 2020,
maka izinkanlah kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan Nota
Keberatan / Eksepsi terhadap surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum;

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa terhadap suatu surat dakwaan dapat diajukan keberatan/eksepsi sebagaimana


diatur dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP, yang menentukan:

“Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan


bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau
dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan,
maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk
menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”

Bahwa sebagaimana ketentuan dalam pasal 143 ayat (2) dan (3) KUHAP, bahwa
suatu dakwaan harus jelas dan terinci serta memuat semua unsur tindak pidana yang
didakwakan, yang apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya
surat dakwaan;

Pasal 143 ayat (2) KUHAP, tersebut menentukan:

“Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi:

a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.”

Bahwa dengan berpedoman pada ketentuan pasal 143 ayat (2) KUHAP tersebut,
terdapat dua unsur yang harus dipenuhi dalam suatu surat dakwaan, yaitu:

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 3 | 35


1) Syarat Formil (pasal 143 ayat (2) huruf a), maksudnya adalah surat dakwaan
harus memuat tanggal, ditandatangani oleh Jaksa Penutut Umum serta memuat
nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.

2) Syarat Materiil (pasal 143 ayat (2) huruf b), maksudnya adalah surat dakwaan
harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan.

Pasal 143 ayat (3) KUHAP serta peraturan internal kejaksaan, yaitu Surat
Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor SE-004//J.A/11/1993 tentang
Pembuatan Surat Dakwaan juga mengatur bahwa dalam hal Surat Dakwaan
tidak memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan maka Surat Dakwaan itu harus dibatalkan demi hukum.

Dalam Surat Edaran tersebut dinyatakan bahwa :

“Uraian secara cermat, berarti menuntut ketelitian Jaksa Penuntut


Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang akan diterapkan
bagi Terdakwa. Dengan menempatkan kata “cermat” paling depan dari
rumusan Pasal 143 ayat 2 huruf (b) KUHAP, pembuat undang –
undang menghendaki agar Jaksa Penuntut Umum dalam membuat
Surat Dakwaan selalu bersikap korek dan teliti”

Bahwa pengertian syarat “cermat, jelas dan lengkap” menurut Pedoman Pembuatan
Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia adalah
sebagai berikut:

a. Cermat adalah : Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat


dakwaan yang didasarkan kepada undang-undang yang berlaku bagi terdakwa,
serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan
batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan, antara lain misalnya:
- Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan.
- Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat.

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 4 | 35


- Apakah terdakwa dapat dipertanggungjawabkan dalam melakukan tindak
pidana tersebut.
- Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluwarsa.
- Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem.

b. Jelas adalah : Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur


dari delik yang didakwakan sekaligus mempadukan dengan uraian perbuatan
materiil (fakta) yang dilakukan oleh terdakwa dalam surat dakwaan. Dalam hal
ini haruslah diperhatikan dan jangan sekali-kali mempadukan dalam uraian
dakwaan antara delik yang satu dengan delik yang lain yang unsur-unsurnya
berbeda satu sama lain atau uraian dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian
dakwaan sebelumnya (seperti misalnya menunjuk pada dakwaan pertama)
sedangkan unsurnya berbeda, sehingga dakwaan menjadi kabur atau tidak jelas
(obscuur libel) yang diancam dengan kebatalan.

c. Lengkap adalah : Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur


yang ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya
unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan
perbuatan materilnya secara tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan
itu bukan merupakan tindak pidana menurut undang-undang.

Dengan demikian yang dimaksud Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau
fakta kejadian yang jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga Terdakwa dengan mudah
memahami apa yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat mempersiapkan
pembelaan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya Uraian secara lengkap, berarti Surat
Dakwaan itu memuat semua unsur (elemen) tindak pidana yang didakwakan. Unsur–
unsur tersebut harus terlukis dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam
Surat Dakwaan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP;

Bahwa Surat Dakwaan dalam perkara pidana merupakan pedoman dasar bagi Putusan
Hakim. Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan selain harus
memuat syarat formil dan materil seperti yang dimaksud dalam pasal 143 ayat (2)
KUHAP, juga harus disusun/dirumuskan secara lengkap, cermat, jelas dan tepat

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 5 | 35


dalam menguraikan perbuatan-perbuatan yang dituduhkan telah dilakukan oleh
Terdakwa sesuai rumusan delik yang mengancam perbuatan itu dengan hukuman
(pidana). Jadi dalam Surat Dakwaan tidak boleh kelupaan salah satu dari pada unsur-
unsur dari delik pidana yang didakwakan karena kelupaan mencantumkan salah satu
unsur saja, menyebabkan Surat Dakwaan Batal Demi Hukum, seperti yang ditegaskan
dalam Pasal 143 ayat (3) KUHAP;

Bahwa menurut Pasal 143 ayat (3) KUHAP dengan tegas menyatakan bahwa tidak
dipenuhinya syarat-syarat materil, Surat Dakwaan menjadi BATAL DEMI
HUKUM. Karena pentingnya peranan Surat Dakwaan dalam proses acara pidana,
maka penyusunan Surat Dakwaan menuntut tanggung jawab yuridis sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 143 ayat (3) KUHAP, karena adanya dakwaan tersebut, nasib
seseorang dipertaruhkan dimuka sidang sehubungan adanya perbuatan yang
dianggap telah melanggar suatu ketentuan Hukum Pidana;

Bahwa dalam hubungan dengan ketentuan tersebut diatas, maka bersama ini kami
selaku Penasihat Hukum Terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN akan
menyampaikan Nota Keberatan/Eksepsi atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
yang selengkapnya akan kami uraikan dibawah ini;

Bahwa Terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif sebagaimana terbukti dengan


adanya Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, yakni :

DAKWAAN

PERTAMA

------- Bahwa ia terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN sebagai Sekretaris


Organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada tanggal 12
September 2020, atau setidak-tidaknya pada waktu lain di sekitar bulan September
2020, atau setidak-tidaknya pada waktu lain disekitar Tahun 2020 bertempat dirumah
Terdakwa di Komplek Griya Tugu Asri Blok C5 No.9A Kelurahan Tugu Kecamatan
Cimanggis Kota Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk
dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Depok, menyiarkan berita atau

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 6 | 35


pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:

- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saja,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitternya tersebut dan jumlah yang
mem-follow (mengikutinya) sebanyak 325.

- Bahwa dengan adanya pembahasan Pemerintah terkait Rencana Undang Undang


Omnibus Law Cipta Kerja, ternyata Terdakwa memanfaatkan Akun twitternya
tersebut Kembali pada link URL :https://twitter.com/syahganda selanjutnya
memuat atau mengutip beberapa pemberitaan dari media massa atau media
elektronik dan dengan sengaja Terdakwa memanipulasi atau mengubah atau
menambah berita-berita yang dikutip tersebut dalam keadaan tidak utuh
sebagaimana aslinya, kemudian menyiarkan Kembali dengan cara memasukkan
Kembali ke Akun twitter @syahganda pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 dan terbaca oleh
khalayak ramai berita yang telah di share oleh pembacanya menjadi berita tidak
benar atau pemberitahuan bohong yang menimbulkan ketidak percayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan menghasut, menghimpun masyarakat atau
buruh atau mahasiswa untuk melakukan protes melalui demonstrasi yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan sehingga follower (pengikut) Terdakwa
bertambah menjadi 14.200 follower;

- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92% calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Ini artinya pemerintah mengakui kedaulatan rakyat itu tidak ada, yang
ada kedaulatan cukong2. Itulah sebabnya KAMI mendorong perubahan

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 7 | 35


untuk selamatkan Indonesia dari kekuasaan cukong2 (oligarki),
Kembali ke cita2 Proklamasi.

- Bahwa tulisan Terdakwa pada caption akun twitter @syahganda, tanggal 12


September 2020 jam 2:33 PM tidak berdasar dan tidak dapat dibuktikan,
mengingat pemerintahan yang berkuasa sekarang ini adalah pemerintahan yang
sah dan “mengakui kedaulatan rakyat itu ada” dan “bukan kedaulatan
cukong2” dan juga “bukan kekuasaan cukong2 (oligarki)” sebagaimana
tuduhan Terdakwa;

- Bahwa selanjutnya Terdakwa Kembali menyiarkan berita atau pemberitahuan


bohong yang kedua kalinya pada tanggal 01 Oktober 2020 dengan menggunakan
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1311372477809848321, dan
memposting tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Salah 1 poin pidato Gatot Nurmantyo di karawang tadi kutuk & tolak
RUU Omnibus Law yang sengsarakan buruh. Selamat bergerak tokoh
KAMI, Iswan Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah
Sumirat, dll tokoh buruh. Selamat MOGOK NASIONAL, sukses.

- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU
Omnibus Law yang sengsarakan buruh, padahal pidato Gatot Nurmantyo di
Karawang yang dimuat pada Akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020
tesebut tidak benar dan tidak ada disampaikan sama sekali oleh Gatot
Nurmantyo di Karawang;

- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang kedua kalinya


tersebut dilakukan Terdakwa melalui akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober
2020 dengan memanipulasi pemberitaan dari media massa atau media elektronik
dengan sengaja mengubah atau menambah berita-berita yang dikutip tersebut,
kemudian Terdakwa Kembali memasukkan pemberitahuan bohong tersebut ke
akun twitter @syahganda dengan link URL :
https://twitter.com/syahganda/status/1311372477809848321 pada tanggal 01
Oktober 2020, sehingga terbaca oleh khalayak ramai berupa berita yang tidak
benar dan pembacanya terprovokasi dan menganggap RUU Omnibus Law agar
dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh;

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 8 | 35


- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong tentang RUU omnibus
Law Cipta kerja agar dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh merupakan
berita yang disebarkan Terdakwa agar menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan cara menghasut masyarakat atau buruh
agar melakukan protes atau demonstrasi, Terdakwa dikenal selama ini salah satu
pendiri Serikat Buruh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98)
padahal caption akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut tidak
berdasar karena Rencana Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja tersebut
masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia dan belum menjadi Undang-Undang, bagaimana mungkin Terdakwa
menyimpulkan Rencana Undang-Undang Omnibus Law menyengsarakan buruh,
pernyataan tersebut keliru dan tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerbitkan keonaran dikalangan follower (pengikut) Terdakwa atau masyarakat
yang membaca akun twitter @syahganda tersebut padahal Undang-undang
Omnibus Law Cipta Kerja belum diterapkan. Entah apa maksud dan tujuan
terdakwa memprovokasi buruh dengan menyebut RUU Omnibus Law
menyengsarakan buruh dan mengucapkan selamat bergerak tokoh KAMI, Iswan
Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah Sumirat, dll. Tokoh
buruh dengan memprovokasi selamat MOGOK NASIONAL, akibatnya buruh
melakukan protes dan demostrasi di berbagai tempat di seluruh Indonesia yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan diantaranya terjadi di Jakarta dimulai dari
Patung Kuda dimana fasilitas Umum, Taman Kota, Lampu Taman, Halte Bus di
rusak dan Kantor Kementerian ESDM juga turut terkena lemparan batu oleh
massa demonstrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kertas ditengah jalan
lokais demostrasi.

- Bahwa untuk ketiga kalinya terdakwa Kembali menyiarkan berita atau


pemberitahuan bohong pada tanggal 5 Oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twiter.com/syahganda/status/1313147385665576960 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Saya sudah baca seribuan halaman lebih draf RUU Omnibus Law itu 4
bulan lalu, saya paham burukya RUU itu buat buruh, tani & rakyat.
Beda di USA, Omnibus Law selalu swing antara usul Republic Vs
Demokrat, jadi seimbang. Makanya saya salut & bangga terhadap PKS
& PD yang masih bela Rakyat.

- Bahwa tulisan terdakwa yang ketiga kalinya pada caption akun


twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober 2020 tersebut juga sangat tidak berdasar
dan tidak dapat dibuktikan, meningat Rencana Undang Undang Omnibus Law

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 9 | 35


Cipta Kerja yang diusulkan tersebut dalam bentuk Rancangan Undang
Undang dan belum menjadi Undang-Undang atau masih dalam pembahasan di
Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Ternyata oleh terdakwa
menyiarkan dalam bentuk berita melalui akun twiter@syahganda pada tanggal 5
Oktober 2020 dan menyatakan RUU Omnibus Law itu burukya buat buruh,
tani dan rakyat penilaian terdakwa terhadap RUU Omnibus Law tersebut sangat
tidak berdasar karena Rencana Undang Undang Omnibus Law Cipta Kerja
tersebut masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia dan belum menjadi Undang-Undang.

- Bahwa penyataan terdakwa pada akun twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober


2020 menyebut RUU Omnibus Law itu buruknya buat buruh, tani dan rakyat
merupakan pernyataan tidak dapat diukur terdakwa seberapa buruknya RUU
Omnisbus Law itu bagi buruh, tani dan rakyat kecuali hanya asal men-twit atau
asal menyiarkan berita tanpa didukung data valid tanpa didukung data
hasil survei yang sah dan tidak dapat di pertanggung jawabkan. Terdakwa
tidak seharusnya menyiarkan berita atau pemberitaan bohong yang menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat bagi pembaca melalui akun twitter @syahganda
tersebut kepada mayarakat yang menjadi follower (pengikut) terdakwa.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang


keempat kalinya pada tanggal 8 Oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twitter.com/syahganda/status/1314038544030076928 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Selamat Bergerak Dan Berdemonstrasi Kawan2 Buruh PPMI 98 &


Serikat Buruh kabupaten bogor pagi ini. Saya hanya bisa berdoa bagi
kalian.#OmnibuslawSampah.

- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganda, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak Kawan2 buruh PPMI98 & Serikat Buruh Kabupaten Bogor pagi ini
untuk melakukan Demostrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Seikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demostrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibus Law
Sampah, padahal Rencana Uundang Undang Omnisbus Law Cipta Kerja
diharapkan nantinya akan menjadi Undang-undang Cipta Kerja yang akan
bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia dan bukan bagian dari sampah.
Rencana Undang Undang Omnibus Law tersebut masih dalam proses
pembahasan dilembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-undang bagaimana

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 10 | 35


mungkin terdakwa menyimpulkan Omnibus Law sebagai sampah, penyataan
tersebut keliru dan dengan sengaja terdakwa menerbitkan keonaran dikalangan
rakyat pembaca akun twitter @syahganda tersebut agar menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan cara menghasut kawan2
buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor agar melakukan protes atau
demonstrasi, padahal Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja belum di
terapkan.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong


untuk yang kelima kalinya tanggal 10 Oktober 2020 dengan URL:
https://twitter.com/syahganda/status/1314950785596186625 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Ini benar ya ada aksi? Saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI. Meski pakai masker dan bawa face shield maklum dah
senior, sensitif terhadap covid 19.

- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganga tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi?
selanjutnya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demonstrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demonstrasi karena berkeberatan atas RUU Omnibus Law Cipta Kerja
yang sedang di bahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi Undang-
undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemonstrasi pada aksi
selasa tanggal 13 Oktober tahun 2020 dengan sengaja terdakwa menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganga.

- Bahwa dengan sengaja terdakwa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong,


yang menerbitkan keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syhaganda
dan menimbulkan ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
menghasut kawan2 buruh PPMI98 & serikat buruh dan bergabungnya mahasiswa
berjaket biru dan berjaket almamater kuning dan terlibatnya anak-anak sekolah
menengah atas atau dari kejuruan serta masyarakat turut melakukan protes atau
demonstrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan yang terjadi di Jakarta
diawali dari patung kuda sehingga fasilitas umum, taman kota, lampu taman,
halte bus dirusak dan kantor kementerian ESDM turut terkena lemparan batu oleh
massa demonstrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kertas ditengah jalan
lokasi demonstrasi sekalipun petugas kepolisian menghadang namun perlawanan
tiada henti dari pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu, menggunakan

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 11 | 35


katapel beranak kelereng dan juga melempari petugas keamanan dengan bom
molotof sehingga membuat suasa mencekam dan berjatuhan korban.

- Bahwa protes atau demonstrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan di


Jakarta tersebut, kemudian di ikuti oleh daerah-daerah kota besar di Indonesia.
Namun kepolisian Republik Indonesia dengan dukungan dari TNI dapat
ditertibkan selanjutnya pelakunya di proses hukum. Ternyata aktor dibalik para
pelaku protes dan demonstrasi yang menggerakan massa dibeberapa daerah yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan tersebut merupakan satu grup WA dengan
terdakwa diantaranya Sa’dun Masyhur anggota KAMI dan telah memberitahu
terdakwa melalui Whatsapp nomor 6282111810643 meminta kesediaan terdakwa
agar di Whatsappnya dikeluarkan dari grup WA terdakwa karena Sa’dun Masyur
salah satu anggota KAMI yang kemarin telah menggerakan masa aksi Bem PTN
seindonesia dan berakhir chaos dan banyak yang ditangkap.

- -------Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan


diancam dalam pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana.-----------------------------------------------

ATAU
KEDUA
------- Bahwa ia terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN sebagai Sekretaris
Organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada tanggal 12
September 2020, atau setidak-tidaknya pada waktu lain di sekitar Tahun 2020
bertempat dirumah Terdakwa di Komp. Griya Tugu Asri Blok C5 No.9.A Kel. Tugu
Kec. Cimanggis Kota Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Depok, menyiarkan berita atau
pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:

- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saya,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitter tersebut dan jumlah yang mem-foll
(mengikutinya) sebanyak 325

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 12 | 35


- Bahwa dengan adanya pembahasan Pemerintah terkait Rancangan UU Omnibus
Law Cipta Kerja, ternyata Terdakwa memanfaatkan Akun twitternya tersebut
Kembali pada link URL https://twitter.com/syahganda selanjutnya memuatatau
mengutip beberapa pemberitaan dari media massa atau media elektronik dan
dengan sengaja Terdakwa memanipulasi atau mengubah atau menambah berita-
berita yang dikutip tersebut dalam keadaan tidak utuh sebagaimana aslinya,
kemudian menyiarkan Kembali dengan cara memasukkan Kembali ke Akun
twitter @syahganda pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 dan terbaca oleh
khalayak ramai berita yang telah di share oleh pembacanya menjadi berita tidak
benar atau pemberitahuan bohongyang menimbulkan ketidak percayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan menghasut, menghimpun masyarakat atau
buruh atau mahasiswa untuk melakukan protes melalui demonstrasi yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan sehingga follower (pengikut) Terdakwa
bertambah menjadi 14.200 follower ;

- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 : yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Ini artinya pemerintah mengakui kedaulatan rakyat itu tidak ada,


yang ada kedaulatan cukong2. Itulah sebabnya KAMI mendorong
perubahan untuk selamatkan Indonesia dari kekuasaan cukong2
(oligarki), Kembali ke cita2 Proklamasi

- Bahwa tulisan Terdakwa pada caption akun twitter @syahganda, tanggal 12


September 2020 jam 2:33 PM tidak berdasar dan tidak dapat dibuktikan,
mengingat pemerintahan yang berkuasa sekarang ini adalah pemerintahan yang
sah dan “mengakui kedaulatan rakyat itu ada” dan “bukan kedaulatan cukong2”
dan juga “bukan kekuasaan cukong2 (Oligarki)” sebagaimana tuduhan Terdakwa;

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 13 | 35


- Bahwa selanjutnya Terdakwa Kembali menyiarkan berita atau pemberitahuan
bohong yang kedua kalinya pada tanggal 01 Oktober 2020 dengan menggunakan
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040, dan
memposting tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Salah 1 poin pidato Gatot Nurmantyo di karawang tadi kutuk & tolak
RUU Omnibus Law yang sengsarakan buruh. Selamat bergerak tokoh
KAMI, Iswan Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah
Sumirat, dll tokoh buruh. Selamat Mogok Nasional, sukses

- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU Omnibus
Law yang sengsarakan buruh, padahal pidato Gatot Nurmantyo di Karawang
dimuat pada Akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tesebut tidak
benar dan tidak ada disampaikan sama sekali oleh Gatot Nurmantyo di Karawang
;

- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang kedua kalinya


tersebut dilakukan Terdakwa melalui akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober
2020 dengan memanipulasi pemberitaaan dari media massa atau media elektronik
dengan sengaja mengubah atau menambah berita-berita yang dikutip tersebut,
kemudian Terdakwa Kembali memasukkan pemberitahuan bohong tersebut ke
akun twitter @syahganda dengan link URL :
http://twitter.com/syahganda/status/1311372477809848321 pada tanggal 01
Oktober 2020, sehingga terbaca oleh khalayak ramai berupa berita yang tidak
benar dan pembacanya terprovokasi dan menganggap RUU Omnibus Law agar
dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh ;

- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong tentang RUU omnibus


Law Cipta kerja agar dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh merupakan
berita yang disebarkan Terdakwa agar menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan cara menghasut masyarakat atau buruh
agar melakukan protes atau demonstrasi, Terdakwa dikenal selama ini salah satu
pendiri Serikat Buruh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98)
padahal caption akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut tidak
berdasar karena Rancangan Undang-Undang Omnibuslaw Cipta Kerja tersebut
masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia dan belum menjadi Undang-Undang, bagaimana mungkin Terdakwa

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 14 | 35


menyimpulkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law menyengsarakan
buruh, pernyataan tersebut keliru dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
sehingga menerbitkan keonaran dikalangan follower (pengikut) Terdakwa atau
masyarakat yang membaca akun twitter @syahganda tersebut padahal Undang-
undang Omnibuslaw Cipta Kerja belum diterapkan. Entah apa maksud dan tujuan
terdakwa memprovokasi buruh dengan menyebut rancangan RUU Omnibuslaw
menyengsarakan buruh dan mengucapkan selamat bergerak tokoh KAMI, Iswan
Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah Sumirat,dll. Tokoh
buruh dengan memprovokasi selama mogok nasional, akibatknya butuh
melalukan protes dan demostrasi di berbagai tempat di seluruh Indonesia yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan diantaranya terjadi di Jakarta dimulai dari
Patung Kuda dimana fasilitas Umum, Taman Kota, Lampu Taman, Halte Bus di
rusak dan Kantor Kementerian ESDM juga turut terkena lemparan batu oleh
masa demonstrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kertas ditengah jalan
lokasi demonstrasi.

- Bahwa untuk ketiga kalinya terdakwa Kembali menyiarkan berita atau


pemberitahuan bohong pada tangga 5 oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twiter.com/syahganda/status/1313147385665576960 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Saya sudah baca seribuan halaman lebih draf RUU Omnibuslaw itu
empat bulan lalu, saya paham burukya RUU itu buat buruh, tani dan
rakyat. Beda di USA, Omnibuslaw selalu swing antara usul Republic
Vs Demokrat, jadi seimbang. Makanya saya salut dan bangga terhadap
PKS dan PD yang masih bela Rakyat.

- Bahwa tulisan terdakwa yang ketiga kalinya pada caption akun


twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober 2020 tersebut juga sangat tidak berdasar
dan tidak dapat dibuktikan, meningat RUU Omnibuslaw Cipta Kerja yang
diusulkan tersebut dalam bentuk RUU dan belum menjadi Undang-Undang atau
masih dalam pembahasan di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.
Ternyata oleh terdakwa menyiarkan dalam bentuk berita melalui akun
twiter@syahganda pada tanggal 5 Oktober 2020 dan menyatakan rancangan
Undang-Undang Omnibuslaw itu buruknya buat buruh, tani dan rakyat penilaian
terdakwa terhadap RUU Omnibuslaw tersebut tidak berdasar karena RUU
Omnibuslaw tersebut masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia dan belum menjadi UU.

- Bahwa pernyataan terdakwa pada akun twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober


2020 menyebut RUU Omnibuslaw itu buruknya buat buruh, tani dan rakyat

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 15 | 35


merupakan pernyataan tidak dapat diukur terdakwa seberapa buruknya RUU
Omnibuslaw itu bagi buruh, tani dan rakyat kecuali hanya asal mentwet atau asal
menyiarkan berita tanpa didukung data valid tanpa didukung data hasil survei
yang sah dan tidak dapat di pertanggung jawabkan. Terdakwa tidak seharunya
menyiarkan berita atau pemberitaan bohong yang menerbitkan keonaran
dikalangan rakyat bagi pembaca melalui akun tweeter@syahganda tersebut pada
mayarakat yang menjadi follower (pengikut) terdakwa.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang


keempat kalinya pada tanggal 8 Oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twitter.com/syahganda/status/1314038544030076928 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Selamat bergerak dan berdemonstrasi kawan-kawan buruh PPMI 98


dan serikat buruh kabupaten bogor pagi ini. Saya hanya bisa berdoa
bagi kalian. #OmnibuslawSampah.

- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganda, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor pagi
ini untuk melakukan Demostrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Seikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demostrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibuslaw Sampah,
padahal rencana RUU Omnisbuslaw Cipta Kerja diharapkan nanti akan menjadi
Undang-undang Cipta Kerja yang akan bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia
dan bukan bagian dari sampah. RUU Omnibuslaw tersebut masih dalam proses
pembahasan dilembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-undang bagaimana
mungkin terdakwa menyimpulkan Omnibuslaw sebagai sampah, penyataan
tersebut keliru dan dengan sengaja terdakwa menerbitkan keonaran dikalangan
rakyat pembaca akun twitter @syahganda tersebut agar menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan cara menghasut kawan-
kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor agar melakukan protes
atau demostrasi, padahal Undang-undang Omnibuslaw Cipta Kerja belum
diterapkan.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong


untuk yang kelima kalinya tanggal 10 Oktober 2020 dengan URL:
https://tweeter.com/syahganda/status/134950795596186625 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 16 | 35


Ini benar ya ada aksi? Saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di Bundara
HI. Meski pakai masker dan bawa face shield maklum dah senior
sensitif terhadap covid 19.

- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganda tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi ?
selanjunya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demostrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demostrasi karena berkeberatan atas rancangan RUU Omnibuslaw
Cipta Kerja yang sedang di bahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi
Undang-undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemostrasi
pada aksi selasa tanggal 13 Oktober tahun 2020 dengan sengaja menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganda.

- Bahwa dengan sengaja terdakwa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong,


yang menerbitkan keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganda
dan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
menghasut kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh dan bergabungnya
mahasiswa berjaket biru dan berjaket almamater kuning dan terlibatnya anak-
anak sekolah menengah atas atau dari kejuruan serta masyarakat turut melakukan
protes atau demonstrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan yang terjadi di
Jakarta diawali dari patung kuda sehingga fasilitas umum, taman kota, lampu
taman, halte bus dirusak dan kantor kementerian ESDM turut terkena lemparan
batu oleh masa demostrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kerta ditengah
jalan lokasi demonstrasi sekalipun petugas kepolisian menghadang namun
perlawanan tiada henti dari pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu,
menggunakan katapel beranak kelereng dan juga melempari petugas keamanan
dengan bom molotof sehingga membuat suasa mencekam dan berjatuhan korban.

- Bahwa protes atau demonstrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan di


jakarta tersebut, kemudian diikuti daerah-daerah kota besar di Indonesia. Namun
kepolisian Republik Indonesia dengan dukungan dari TNI dapat ditertibkan
selanjutnya pelakunya di proses hukum. Ternyata actor dibalik para pelaku protes
dan demostrasi yang menggerakan massa dibeberapa daerah yang menyebabkan
anarkis dan kerusakan tersebut merupakan satu grup WA dengan terdakwa
diantaranya Sa’dun Masyhur anggota KAMI dan telah memberitahu terdakwa
melalui Whatsapp nomor 6282111810643 meminta kesediaan terdakwa agar di
Whatsappnya dikeluarkan dari grup WA terdakwa karena Sa’dun Masyur salah
satu anggota KAMI yang kemarin telah menggerakan masa aksi Bem PTN
seindonesia dan berakhir chaos dan banyak yang ditangkap.

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 17 | 35


- -------Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan
diancam dalam pasal 14 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana.-----------------------------------------------

Atau
Ketiga

------- Bahwa ia terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN sebagai Sekretaris


Organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada tanggal 12
September 2020, atau setidak-tidaknya pada waktu lain di sekitar Tahun 2020
bertempat dirumah Terdakwa di Komp. Griya Tugu Asri Blok C5 No.9.A Kel. Tugu
Kec. Cimanggis Kota Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Depok, menyiarkan berita atau
pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :

- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saya,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitter tersebut dan jumlah yang mem-
follow (mengikutinya) sebanyak 325
- Bahwa dengan adanya pembahasan Pemerintah terkait Rancangan UU Omnibus
Law Cipta Kerja, ternyata Terdakwa memanfaatkan Akun twitternya tersebut
Kembali pada link URL https://twitter.com/syahganda selanjutnya memuat atau
mengutip beberapa pemberitaan dari media massa atau media elektronik dan
dengan sengaja Terdakwa memanipulasi atau mengubah atau menambah berita-
berita yang dikutip tersebut dalam keadaan tidak utuh sebagaimana aslinya,
kemudian menyiarkan Kembali dengan cara memasukkan Kembali ke Akun
twitter @syahganda pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 dan terbaca oleh
khalayak ramai berita yang telah di share oleh pembacanya menjadi berita tidak
benar atau pemberitahuan bohong yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan menghasut, menghimpun masyarakat atau
buruh atau mahasiswa untuk melakukan protes melalui demonstrasi yang

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 18 | 35


menyebabkan anarkis dan kerusakan sehingga follower (pengikut) Terdakwa
bertambah menjadi 14.200 follower ;

- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 : yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Ini artinya pemerintah mengakui kedaulatan rakyat itu tidak ada,


yang ada kedaulatan cukong2. Itulah sebabnya KAMI mendorong
perubahan untuk selamatkan Indonesia dari kekuasaan cukong2
(oligarki), Kembali ke cita2 Proklamasi

- Bahwa tulisan Terdakwa pada caption akun twitter @syahganda, tanggal 12


September 2020 jam 2:33 PM tidak berdasar dan tidak dapat dibuktikan,
mengingat pemerintahan yang berkuasa sekarang ini adalah pemerintahan yang
sah dan “mengakui kedaulatan rakyat itu ada” dan “bukan kedaulatan cukong2”
dan juga “bukan kekuasaan cukong2 (oligarki)” sebagaimana tuduhan Terdakwa;

- Bahwa selanjutnya Terdakwa Kembali menyiarkan berita atau pemberitahuan


bohong yang kedua kalinya pada tanggal 01 Oktober 2020 dengan menggunakan
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040, dan
memposting tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Salah 1 poin pidato Gatot Nurmantyo di karawang tadi kutuk & tolak
RUU Omnibus Law yang sengsarakan buruh. Selamat bergerak tokoh
KAMI, Iswan Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah
Sumirat, dll tokoh buruh. Selamat Mogok Nasional, sukses;

- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU Omnibus

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 19 | 35


Law yang sengsarakan buruh, padahal pidato Gatot Nurmantyo di Karawang
dimuat pada Akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tesebut tidak
benar dan tidak ada disampaikan sama sekali oleh Gatot Nurmantyo di Karawang
;

- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang kedua kalinya


tersebut dilakukan Terdakwa melalui akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober
2020 dengan memanipulasi pemberitaaan dari media massa atau media elektronik
dengan sengaja mengubah atau menambah berita-berita yang dikutip tersebut,
kemudian Terdakwa Kembali memasukkan pemberitahuan bohong tersebut ke
akun twitter @syahganda dengan link URL :
http://twitter.com/syahganda/status/1311372477809848321 pada tanggal 01
Oktober 2020, sehingga terbaca oleh khalayak ramai berupa berita yang tidak
benar dan pembacanya terprovokasi dan menganggap RUU Omnibus Law agar
dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh ;

- Bahwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong tentang RUU omnibus


Law Cipta kerja agar dikutuk dan ditolak karena sengsarakan buruh merupakan
berita yang disebarkan Terdakwa agar menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan cara menghasut masyarakat atau buruh
agar melakukan protes atau demonstrasi, Terdakwa dikenal selama ini salah satu
pendiri Serikat Buruh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98)
padahal caption akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut tidak
berdasar karena Rancangan Undang-Undang Omnibuslaw Cipta Kerja tersebut
masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia dan belum menjadi Undang-Undang, bagaimana mungkin Terdakwa
menyimpulkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law menyengsarakan
buruh, pernyataan tersebut keliru dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
sehingga menerbitkan keonaran dikalangan follower (pengikut) Terdakwa atau
masyarakat yang membaca akun twitter @syahganda tersebut padahal Undang-
undang Omnibuslaw Cipta Kerja belum diterapkan. Entah apa maksud dan tujuan
terdakwa memprovokasi buruh dengan menyebut rancangan RUU Omnibuslaw
menyengsarakan buruh dan mengucapkan selamat bergerak tokoh KAMI, Iswan
Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah Sumirat,dll. Tokoh
buruh dengan memprovokasi selama mogok nasional, akibatknya butuh
melalukan protes dan demostrasi di berbagai tempat di seluruh Indonesia yang
menyebabkan anarkis dan kerusakan diantaranya terjadi di Jakarta dimulai dari
Patung Kuda dimana fasilitas Umum, Taman Kota, Lampu Taman, Halte Bus di
rusak dan Kantor Kementerian ESDM juga turut terkena lemparan batu oleh

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 20 | 35


masa demonstrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kertas ditengah jalan
lokasi demonstrasi.

- Bahwa untuk ketiga kalinya terdakwa Kembali menyiarkan berita atau


pemberitahuan bohong pada tangga 5 oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twiter.com/syahganda/status/1313147385665576960 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Saya sudah baca seribuan halaman lebih draf RUU Omnibuslaw itu
empat bulan lalu, saya paham buruknya RUU itu buat buruh, tani dan
rakyat. Beda di USA, Omnibuslaw selalu swing antara usul Republic
Vs Demokrat, jadi seimbang. Makaya saya salut dan bangga terhadap
PKS dan PD yang masih bela rakyat.

- Bahwa tulisan terdakwa yang ketiga kalinya pada caption akun


twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober 2020 tersebut juga sangat tidak berdasar
dan tidak dapat dibuktikan, mengingat RUU Omnibuslaw Cipta Kerja yang
diusulkan tersebut dalam bentuk RUU dan belum menjadi Undang-Undang atau
masih dalam pembahasan di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.
Ternyata oleh terdakwa menyiarkan dalam bentuk berita melalui akun
twiter@syahganda pada tanggal 5 Oktober 2020 dan menyatakan rancangan
Undang-Undang Omnibuslaw itu buruknya buat buruh, tani dan rakyat penilaian
terdakwa terhadap RUU Omnibuslaw tersebut tidak berdasar karena RUU
Omnibuslaw tersebut masih dalam proses pembahasan di Lembaga Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia dan belum menjadi UU.

- Bahwa pernyataan terdakwa pada akun twiter@syahganda, tanggal 5 Oktober


2020 menyebut RUU Omnibuslaw itu buruknya buat buruh, tani dan rakyat
merupakan pernyataan tidak dapat diukur terdakwa seberapa buruknya RUU
Omnisbuslaw itu bagi buruh, tani dan rakyat kecuali hanya asal mentweet atau
asal menyiarkan berita tanpa didukung data valid tanpa didukung data hasil
survei yang sah dan tidak dapat di pertanggung jawabkan. Terdakwa tidak
seharunya menyiarkan berita atau pemberitaan bohong yang menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat bagi pembaca melalui akun tweeter@syahganda
tersebut pada mayarakat yang menjadi follower (pengikut) terdakwa.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong yang


keempat kalinya pada tanggal 8 Oktober 2020 dengan menggunakan URL:
https://twitter.com/syahganda/status/1314038544030076928 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 21 | 35


Selamat bergerak dan berdemonstrasi kawan-kawan buruh PPMI 98
dan serikat buruh kabupaten bogor pagi ini. Saya hanya bisa berdoa
bagi kalian. #OmnibuslawSampah.

- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganga, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor pagi
ini untuk melakukan Demonstrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Serikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demonstrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibuslaw
Sampah, padahal rencana RUU Omnisbuslaw Cipta Kerja diharapkan nanti akan
menjadi Undang-undang Cipta Kerja yang akan bermanfaat bagi tenaga kerja
Indonesia dan bukan bagian dari sampah. RUU Omnibuslaw tersebut masih
dalam proses pembahasan di lembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-
undang bagaimana mungkin terdakwa menyimpulkan Omnibuslaw sebagai
sampah, pernyataan tersebut keliru dan dengan sengaja terdakwa menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twitter @syahganda tersebut agar
menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan cara
menghasut kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor agar
melakukan protes atau demostrasi, padahal Undang-undang Omnibuslaw Cipta
Kerja belum diterapkan.

- Bahwa selanjutnya terdakwa menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong


untuk yang kelima kalinya tanggal 10 Oktober 2020 dengan URL:
https://twitter.com/syahganda/status/134950795596186625 yang memposting
tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :

Ini benar ya ada aksi? Saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI. Meski pakai masker dan bawa face shild maklum dah
senior sensitif terhadap covid 19.

- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganda tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi?
selanjutnya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundaran HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demonstrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demonstrasi karena berkeberatan atas rancangan RUU Omnibuslaw
Cipta Kerja yang sedang dibahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi
Undang-undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemonstrasi

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 22 | 35


pada aksi selasa tanggal 13 Oktober tahun 2020 dengan sengaja menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganda.

- Bahwa dengan sengaja terdakwa menyiarkan berita atau pemberitaan bohong,


yang menerbitkan keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syhaganda
dan menimbulkan ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
menghasut kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh dan bergabungnya
mahasiswa berjaket biru dan berjaket almamater kuning dan terlibatnya anak-
anak sekolah menengah atas atau dari kejuruan serta masyarakat turut melakukan
protes atau demostrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan yang terjadi di
Jakarta diawali dari patung kuda sehingga fasilitas umum, taman kota, lampu
taman, halte bus dirusak dan kantor kementerian ESDM turut terkena lemparan
batu oleh masa demostrasi serta pembakaran ban-ban bekas atau kerta ditengah
jalan lokasi demostrasi sekalipun petugas kepolisian menghadang namun
perlawanan tiada henti dari pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu,
menggunakan katapel beranak kelereng dan juga melempari petugas keamanan
dengan bom molotof sehingga membuat suasana mencekam dan berjatuhan
korban.

- Bahwa protes atau demonstrasi yang menyebabkan anarkis dan kerusakan di


jakarta tersebut, kemudian di ikuti daerah-daerah kota besar di Indonesia. Namun
Kepolisian Republik Indonesia dengan dukungan dari TNI dapat ditertibkan
selanjutnya pelakunya di proses hukum. Ternyata aktor dibalik para pelaku protes
dan demostrasi yang menggerakan massa dibeberapa daerah yang menyebabkan
anarkis dan kerusakan tersebut merupakan satu grup WA dengan terdakwa
diantaranya Sa’dun Masyhur anggota KAMI dan telah memberitahu terdakwa
melalui Whatsapp nomor 6282111810643 meminta kesediaan terdakwa agar di
Whatsappnya dikeluarkan dari grup WA terdakwa karena Sa’dun Masyhur salah
satu anggota KAMI yang kemarin telah menggerakan masa aksi Bem PTN
seindonesia dan berakhir chaos dan banyak yang ditangkap.

-------Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan


diancam dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana.-----------------------------------------------

Setelah membaca, mencermati dan meneliti Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
maka Kami Penasihat Hukum Terdakwa menyampaikan Nota Keberatan/Eksepsi atas
Surat Dakwaan Nomor : Register Perkara : PDM-80/DEPOK/12/2020 Tertanggal 03
Desember 2020, yang akan kami uraikan sebagai berikut:

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 23 | 35


II. EKSEPSI/NOTA KEBERATAN

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa Terdakwa diDakwa melanggar Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 tentang


Undang-Undang Tentang Peraturan Hukum Pidana dan didakwa dengan dakwaan
alternatif sebagai berikut :

PERTAMA :

Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana.-
ATAU

KEDUA :

Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 14 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana.

ATAU

KETIGA :

Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Maka dengan ini kami akan menyampaikan Nota Keberatan atas didakwakannya
Terdakwa dengan menggunakan UU No. 1 Tahun 1946 karena baik dakwaan pertama
atau kedua atau ketiga keseluruahnnya bertentangan dengan Kedaulatan dan Eksitensi
Negara Republik Indonesia, yang secara tegas telah ditentukan dalam UUD 1945,
sebagai berikut :

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 24 | 35


1. EKSEPSI/KEBERATAN

DAKWAAN TELAH MELANGGAR HAK DASAR WARGA NEGARA


INDONESIA TENTANG KEBEBASAN UNTUK MENYAMPAIKAN
INFORMASI YANG DILINDUNGI UUD 1945

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa Terdakwa didakwa melanggar UU No. 1 Tahun 1946 tentang Undang-


Undang Tentang Peraturan Hukum Pidana, yakni:
Pasal 14. (1) Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong,
dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman
penjara setinggitingginya sepuluh tahun.
ATAU
KEDUA :
Pasal 14 (2) Barang siapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan
pemberitahuan, yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, sedangkan ia
patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong,
dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun.
Pasal 15. Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang
berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut
dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya
dua tahun;

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 25 | 35


Majelis Hakim Yang Mulia,

Setelah mencermati secara seksama uraian dalam Surat Dakwaan maupun pasal yang
didakwakan, maka secara tegas Penasihat Hukum Terdakwa nyatakan bahwa
Penerapan Pasal-Pasal dalam UU No. 1 Tahun 1946 sebagaimana yang diuraiakan
dalam Surat Dakwaan JPU haruslah dinyatakan tidak dapat diterima, dengan alasan-
alasan sebagai berikut;

Bahwa Dakwaan JPU telah melanggar Hak Dasar Warga Negara tentang kebebasan
untuk menyampaikan informasi yang dilindungi oleh UUD 1945. Pasal 28F UUD
1945 telah menentukan secara Tegas “ Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia. Turunan atas ketentuan Pasal 28F UUD diatur juga s
dalam UU No 39 tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 14 ayat (1) dan (2).

(1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang
diperlukan untuk mengembangkan pribadinya dan lingkungan sosialnya.
(2) Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis sarana yang tersedia.

Bahwa dengan demikian secara yuridis apa yang dilakukan oleh Terdakwa bukanlah
merupakan perbuatan pidana, karena Konstitusi RI yakni UUD 1945 dan UU Hak
Asasi Manusia telah melindungi segenap tumpah darah Indonesia termasuk
melindungi setiap Warga Negaranya untuk menyampaikan pikirannya dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 26 | 35


termasuk twitter yang saat ini justru dipersalahkan oleh Jaksa Penuntut Umum
sebagaimana terurai dalam Surat Dakwaannya.

Bahwa Indonesia secara tegas sebagai Negara Hukum bukan Negara Kekuasaan, oleh
kareannya sebagai negara Hukum, yang menjadi Panglima tertinggi adalah Hukum,
dan Hukum yang tertinggi adalah UUD 1945, maka segala perbuatan Terdakwa yang
dilindungi oleh UUD 1945 tidak dibenarkan dijadikan dasar untuk mendakwa
Terdakwa ; Oleh karena itu demi Negara Indonesia yang merupakan Negara Hukum
Dakwaan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa haruslah tidak
dapat diterima;

2. EKSEPSI/KEBERATAN

DAKWAAN TELAH MELANGGAR HAK DASAR WARGA NEGARA


INDONESIA ATAS PENGAKUAN, JAMINAN, PERLINDUNGAN, DAN
KEPASTIAN HUKUM YANG ADIL SERTA PERLAKUAN YANG SAMA
DIHADAPAN HUKUM YANG DILINDUNGI OLEH UUD 1945

Majelis Hakim Yang Mulia

Bahwa dalam Dakwaannya Jaksa Penuntut Umum secara tegas telah menguraikan :
- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 27 | 35


:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 : yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Ini artinya pemerintah mengakui kedaulatan rakyat itu tidak ada,
yang ada kedaulatan cukong2. Itulah sebabnya KAMI mendorong
perubahan untuk selamatkan Indonesia dari kekuasaan cukong2
(oligarki), Kembali ke cita2 Proklamasi

Bahwa secara tegas Jaksa Penuntut Umum menguraikan bahwa perkara ini berawal
adanya pernyataan atau berita Mahfud MD, namun anehnya Mahfud MD tidak di
jadikan Terdakwa dalam perkara ini, padahal apa yang dilakukan oleh Mahfud MD
sebagaimana dikutip oleh Jaksa Penuntut Umum adalah Pernyataan yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya dapat diduga sebagai pernyataan dan berita
Bohong yang menyebabkan kegaduhan di Negara Indonesia ; Secara yuridis apa yang
dilakukan oleh Mahfud MD lalu dikutip oleh Terdakwa dan sekarang mengakibatkan
Terdakwa harus diadili di persidangan ini merupakan perbuatan diskriminasi dan
pelanggaran atas Jaminan perlakukan yang sama dihadapan Hukum, sebagaimana
secara tegas telah ditentukan dalam UUD 1945 Pasal 28D (1) Setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa diadilinya Terdakwa dengan dalih dalam rangka penegakkan hukum dengan
melanggar Konstitusi RI UUD 1945 tidak dapat dibenarkan, karena jaminan atas
perlakukan yang sama dihadapan hukum merupakan perintah UUD 1945 yang harus
pula ditaati oleh Jaksa Penuntut Umum, termasuk secara yuridis jika apa yang
dilakukan Terdakwa dengan menyampaikan informasi dan pendapat merupakan
perbuatan bohong, maka Mahfud MD yang pertama kali memberikan pendapat dan
berita haruslah pula diajukan dipersidangan ini, karena sebagai Pejabat Negara tidak
seharusnya memberikan pernyataan dan berita yang dapat diduga sebagai berita
bohong ; Jika pernyataan atau berita dari Mahfud MD sebagaimana yang diuraikan

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 28 | 35


dalam Surat Dakwaan JPU bukan merupakan perbuatan pidana, maka secara yuridis
Dakwaan terhadap Terdakwa harus pula tidak dapat diterima karena bukan
merupakan perbuatan pidana. apalagi Dakwaan yang disampaikan terhadap Terdakwa
merupakan pelanggaran terhadap Hukum Yang tertinggi di Negara Indonesia yakni
UUD 1945, maka Dakwaan yang demikian haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;

3. EKSEPSI / KEBERATAN

DAKWAAN TIDAK CERMAT, TIDAK JELAS, TIDAK LENGKAP KARENA


TIDAK MENGURAIKAN TEMPAT DAN WAKTU DILAKUKAN DELIK

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, jelas dan lengkap menguraikan tentang
tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa yaitu tentang uraian pada peristiwa
twitter yang kedua tanggal 01 Oktober 2020 halaman 2 datar (-) ke 4, twitter ketiga
tanggal 05 Oktober 2020 halaman 3 datar (-) ke 1, twitter keempat tanggal 08
Oktober 2020 halaman 3 datar (-) ke 4 dan twitter kelima tanggal 10 Oktober 2020
halaman 4 datar (-) ke 2,

Bahwa atas kelima peristiwa tersebut diatas Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan
secara jelas cermat dan lengkap tentang alat apa yang dipakai untuk melakukan delik,
jam berapa Terdakwa melakukan delik dan dimana Terdakwa melakukan delik;

Bahwa oleh karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak jelas, cermat dan lengkap
dalam dakwaanya sehingga tidak memenuhi syarat materil dari suatu Dakwaan
sebagaimana dalam pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP, sehingga patut dinyatakan
Batal Demi Hukum atau sebagaimana putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 510
K/Pid/ 1988 tanggal 28 April 1988, yang menyatakan tuntutan penuntut umum tidak
dapat diterima.

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 29 | 35


4. EKSEPSI / KEBERATAN

DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM KARENA JAKSA PENUNTUT UMUM


MENGGABUNGKAN DAN MEMPERSAMAKAN ANTARA
MENYAMPAIKAN PENDAPAT DENGAN MENYIARKAN BERITA
BOHONG

Majelis Hakim Yang Mulia,

Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum merupakan dakwaan yang tidak cermat, tidak
terang, tidak jelas dan tidak lengkap karena Jaksa Penuntut Umum telah
menggabungkan dan telah mempersamakan uraian antara Kebebasan Menyampaikan
Pendapat dengan Menyiarkan Berita Bohong;

Bahwa sebenarnya perbuatan Terdakwa hanyalah bentuk dari kebebasan


menyampaikan pendapat dimana hal tersebut telah dijamin oleh Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 E ayat (2) dan (3) yang mana Pasal 28 E Ayat (2) tersebut
berbunyi sebagai berikut :

“Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran


dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”

Sedangkan Pasal 28 E ayat (3) yaitu “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” Juncto Pasal 28 F Undang-
Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia, termasuk dengan media Twitter.

Selanjutnya turunan dari ketentuan Pasal 28 E ayat (2) dan Pasal 28 E ayat (3)
dan Pasal 28 F Undang Undang Dasar 1945 mengenai “Kebebasan Mengeluarkan

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 30 | 35


Pendapat” tersebut diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998 Tentang “Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat dimuka Umum”. Kemerdekaan atau kebebasan berpendapat
dimuka umum tersebut merupakan salah satu hak yang mendasar sebagai Hak
Asasi Manusia.

Tujuan kebebasan menyampaikan pendapat yang tercantum dalam konsideran


pada Undang Undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum adalah untuk mewujudkan demokrasi dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Perwujudan kebebasan menyampaikan pendapat dibagi menjadi berbagai macam


bentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Undang Undang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, yaitu: “Kemerdekaan menyampaikan
pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan,
tulisan dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Kemerdekaan menyampaikan pendapat yang bisa diungkapkan dengan


berbagai bentuk mengindikasikan bahwa pendapat bisa disampaikan baik secara lisan
maupun tulisan. Pendapat yang disampaikan tentu membutuhkan ruang sebagai
sarana ekspresi dari pendapat yang hendak disampaikan. Pendapat yang hendak
diekspresikan dalam ruang publik dalam Pasal 1 angka 2 Undang Undang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum tersebut menjelaskan: “Di
muka umum adalah dihadapan orang banyak, atau orang lain termasuk juga di
tempat yang didatangi dan atau dilihat setiap orang.”

Pengaturan mengenai kebebasan berpendapat juga dipertegas oleh UU No. 39


Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 23 ayat (2) yang berbunyi: Setiap
orang bebas untuk menyampaikan, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat
sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun
elektronik.

Pasal 4 huruf C UU Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dimuka Umum


mengatur, Bahwa Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dimuka Umum tersebut

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 31 | 35


bertujuan untuk “Mewujudkan iklim yang kondusif bagi partisipasi dan kreativitas
setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan
berdemokrasi.”

Kreativitas dan partisipasi merupakan bagian dari iklim demokrasi.


Perlindungan terhadap kebebasan berpendapat termasuk hal yang sangat penting.
Pengabaian terhadap perlindungan hak kebebasan berpendapat bisa menyebabkan
menurunnya tingkat partisipasi dan kreativitas dari warga negara. Cara untuk
menyampaikan pendapat juga aspek yang tidak boleh dilupakan sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa bahkan jika siapapun juga menghalangi dengan
paksa kegiatan penyampaian pendapat didepan umum yang legal konstitusional
merupakan suatu tindak pidana seperti diatur dalam pasal 18 ayat (1) dan (2) Undang
Undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum yang bunyinya sebagai berikut :

Ayat (1): “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan


menghalang-halangi hak warga negara untuk menyampaikan pendapat dimuka umum
yang telah memenuhi ketentuan undang undang ini dipidana dengan pidana penjara
paling lama satu tahun”.

Ayat (2): “Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
kejahatan”.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas, bahwa apa yang telah dilakukan
oleh terdakwa dalam Menyikapi Proses akan disahkannya RUU Omnibus Law oleh
DPR RI yang ditentang dan ditolak oleh jutaan rakyat Indonesia dengan cara
mendukung unjuk rasa buruh, mahasiswa, pelajar maupun aktifis demokrasi dan mau
ikut berdemo untuk menolak disahkannya RUU Omnibus Law karena RUU tersebut
sangat merugikan buruh, petani dan rakyat adalah merupakan perwujudan dari Hak
dan kewajiban Terdakwa sebagai Warga Negara yang dijamin oleh UUD 1945, UU
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dimuka Umum dan UU Hak Asasi Manusia
maupun Convenant of Human Right.

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 32 | 35


Dengan demikian dakwaan Penuntut Umum yang menyatakan terdakwa menyiarkan
berita atau pemberitahuan bohong adalah “Inkonstitusional”.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka uraian dalam Surat Dakwaan menjadi tidak
jelas, tidak cermat dan tidak lengkap;

Untuk itu Mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia berkenan mengadili perkara ini
dengan seadil-adilnya.

III. PETITUM

Berdasarkan seluruh uraian-uraian diatas dengan dasar fakta yuridis, mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutuskan dengan
amar sebagai berikut :

PRIMER :

1. Menerima dan Mengabulkan Nota Keberatan (Eksepsi) Penasihat Hukum


Terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register
Perkara : PDM-80/Depok/12/2020, Tanggal 03 Desember 2020 TIDAK
SAH DAN HARUS DIBATALKAN DEMI HUKUM ATAU
DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA;
3. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membebaskan Terdakwa
SYAHGANDA NAINGGOLAN dari Tahanan;
4. Memulihkan hak-hak Terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN dalam
hal kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya;
5. Membebankan biaya perkara kepada negara;

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 33 | 35


Atau,

Apabila Majelis Hakim Yang Mulia atas dasar pertimbangannya berpendapat lain,
mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Majelis Hakim Yang Mulia,

Izinkanlah kami menutup Nota Keberatan/Eksepsi ini dengan do’a:

- YAA ALLAH YAA TUHAN KAMI,


TUHAN PEMILIK KEKUASAAN.

- ENGKAU BERIKAN KEKUASAAN KEPADA SIAPAPUN YANG ENGKAU


KEHENDAKI.

- DAN ENGKAU CABUT KEKUASAAN DARI SIAPAPUN YANG ENGKAU


KEHENDAKI.

- ENGKAU MULIAKAN SIAPAPUN YANG ENGKAU KEHENDAKI

- DAN ENGKAU HINAKAN SIAPAPUN YANG ENGKAU KEHENDAKI

- DITANGAN ENGKAULAH YAA ALLAH YA TUHAN KAMI PEMILIK


SEGALA KEBAJIKAN.

- SUNGGUH, ENGKAU MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU.


- AAMIIN, AAMIIN, AAMIIN YAA ROBBAL ‘AALAMIIN

Demikian Nota Keberatan / Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa SYAHGANDA


NAINGGOLAN disampaikan, atas dikabulkannya diucapkan terima kasih.

Jakarta, 04 Januari 2021

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 34 | 35


Hormat Kami,

Penasihat Hukum Terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN

NOTA KEBERATAN/EKSEPSI Hal. 35 | 35

Anda mungkin juga menyukai