Nomor : 619/Pid.Sus/2020/PN.Dpk
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Register
Perkara : PDM-80/DEPOK/12/2020 Tanggal 03 Desember 2020 terhadap Terdakwa
Atas Nama :
I. PENDAHULUAN
Sebelum kami menguraikan secara yuridis alasan tentang Nota Keberatan / Eksepsi
dalam perkara a quo, izinkanlah kami terlebih dahulu menjelaskan latar belakang
permasalahan Terdakwa Dr. H. Syahganda Nainggolan ;
Bahwa sebenarnya Terdakwa hanyalah korban dari tangan-tangan kekuasaan yang
otoriter saat ini, dimana dengan perkembangan zaman yang serba canggih saat ini
semua orang seharusnya sudah dilindungi dalam menggunakan media sosial termasuk
kepada diri Terdakwa.
Bahwa sebagaimana ketentuan dalam pasal 143 ayat (2) dan (3) KUHAP, bahwa
suatu dakwaan harus jelas dan terinci serta memuat semua unsur tindak pidana yang
didakwakan, yang apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi mengakibatkan batalnya
surat dakwaan;
“Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi:
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.”
Bahwa dengan berpedoman pada ketentuan pasal 143 ayat (2) KUHAP tersebut,
terdapat dua unsur yang harus dipenuhi dalam suatu surat dakwaan, yaitu:
2) Syarat Materiil (pasal 143 ayat (2) huruf b), maksudnya adalah surat dakwaan
harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
dilakukan.
Pasal 143 ayat (3) KUHAP serta peraturan internal kejaksaan, yaitu Surat
Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor SE-004//J.A/11/1993 tentang
Pembuatan Surat Dakwaan juga mengatur bahwa dalam hal Surat Dakwaan
tidak memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan maka Surat Dakwaan itu harus dibatalkan demi hukum.
Bahwa pengertian syarat “cermat, jelas dan lengkap” menurut Pedoman Pembuatan
Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia adalah
sebagai berikut:
Dengan demikian yang dimaksud Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau
fakta kejadian yang jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga Terdakwa dengan mudah
memahami apa yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat mempersiapkan
pembelaan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya Uraian secara lengkap, berarti Surat
Dakwaan itu memuat semua unsur (elemen) tindak pidana yang didakwakan. Unsur–
unsur tersebut harus terlukis dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam
Surat Dakwaan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP;
Bahwa Surat Dakwaan dalam perkara pidana merupakan pedoman dasar bagi Putusan
Hakim. Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan selain harus
memuat syarat formil dan materil seperti yang dimaksud dalam pasal 143 ayat (2)
KUHAP, juga harus disusun/dirumuskan secara lengkap, cermat, jelas dan tepat
Bahwa menurut Pasal 143 ayat (3) KUHAP dengan tegas menyatakan bahwa tidak
dipenuhinya syarat-syarat materil, Surat Dakwaan menjadi BATAL DEMI
HUKUM. Karena pentingnya peranan Surat Dakwaan dalam proses acara pidana,
maka penyusunan Surat Dakwaan menuntut tanggung jawab yuridis sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 143 ayat (3) KUHAP, karena adanya dakwaan tersebut, nasib
seseorang dipertaruhkan dimuka sidang sehubungan adanya perbuatan yang
dianggap telah melanggar suatu ketentuan Hukum Pidana;
Bahwa dalam hubungan dengan ketentuan tersebut diatas, maka bersama ini kami
selaku Penasihat Hukum Terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN akan
menyampaikan Nota Keberatan/Eksepsi atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
yang selengkapnya akan kami uraikan dibawah ini;
DAKWAAN
PERTAMA
- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saja,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitternya tersebut dan jumlah yang
mem-follow (mengikutinya) sebanyak 325.
- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92% calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Ini artinya pemerintah mengakui kedaulatan rakyat itu tidak ada, yang
ada kedaulatan cukong2. Itulah sebabnya KAMI mendorong perubahan
- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU
Omnibus Law yang sengsarakan buruh, padahal pidato Gatot Nurmantyo di
Karawang yang dimuat pada Akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020
tesebut tidak benar dan tidak ada disampaikan sama sekali oleh Gatot
Nurmantyo di Karawang;
Saya sudah baca seribuan halaman lebih draf RUU Omnibus Law itu 4
bulan lalu, saya paham burukya RUU itu buat buruh, tani & rakyat.
Beda di USA, Omnibus Law selalu swing antara usul Republic Vs
Demokrat, jadi seimbang. Makanya saya salut & bangga terhadap PKS
& PD yang masih bela Rakyat.
- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganda, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak Kawan2 buruh PPMI98 & Serikat Buruh Kabupaten Bogor pagi ini
untuk melakukan Demostrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Seikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demostrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibus Law
Sampah, padahal Rencana Uundang Undang Omnisbus Law Cipta Kerja
diharapkan nantinya akan menjadi Undang-undang Cipta Kerja yang akan
bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia dan bukan bagian dari sampah.
Rencana Undang Undang Omnibus Law tersebut masih dalam proses
pembahasan dilembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-undang bagaimana
Ini benar ya ada aksi? Saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI. Meski pakai masker dan bawa face shield maklum dah
senior, sensitif terhadap covid 19.
- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganga tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi?
selanjutnya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demonstrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demonstrasi karena berkeberatan atas RUU Omnibus Law Cipta Kerja
yang sedang di bahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi Undang-
undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemonstrasi pada aksi
selasa tanggal 13 Oktober tahun 2020 dengan sengaja terdakwa menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganga.
ATAU
KEDUA
------- Bahwa ia terdakwa SYAHGANDA NAINGGOLAN sebagai Sekretaris
Organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada tanggal 12
September 2020, atau setidak-tidaknya pada waktu lain di sekitar Tahun 2020
bertempat dirumah Terdakwa di Komp. Griya Tugu Asri Blok C5 No.9.A Kel. Tugu
Kec. Cimanggis Kota Depok atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Depok, menyiarkan berita atau
pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saya,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitter tersebut dan jumlah yang mem-foll
(mengikutinya) sebanyak 325
- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 : yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Salah 1 poin pidato Gatot Nurmantyo di karawang tadi kutuk & tolak
RUU Omnibus Law yang sengsarakan buruh. Selamat bergerak tokoh
KAMI, Iswan Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah
Sumirat, dll tokoh buruh. Selamat Mogok Nasional, sukses
- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU Omnibus
Law yang sengsarakan buruh, padahal pidato Gatot Nurmantyo di Karawang
dimuat pada Akun twitter @syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tesebut tidak
benar dan tidak ada disampaikan sama sekali oleh Gatot Nurmantyo di Karawang
;
- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganda, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor pagi
ini untuk melakukan Demostrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Seikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demostrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibuslaw Sampah,
padahal rencana RUU Omnisbuslaw Cipta Kerja diharapkan nanti akan menjadi
Undang-undang Cipta Kerja yang akan bermanfaat bagi tenaga kerja Indonesia
dan bukan bagian dari sampah. RUU Omnibuslaw tersebut masih dalam proses
pembahasan dilembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-undang bagaimana
mungkin terdakwa menyimpulkan Omnibuslaw sebagai sampah, penyataan
tersebut keliru dan dengan sengaja terdakwa menerbitkan keonaran dikalangan
rakyat pembaca akun twitter @syahganda tersebut agar menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan cara menghasut kawan-
kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor agar melakukan protes
atau demostrasi, padahal Undang-undang Omnibuslaw Cipta Kerja belum
diterapkan.
- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganda tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi ?
selanjunya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demostrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demostrasi karena berkeberatan atas rancangan RUU Omnibuslaw
Cipta Kerja yang sedang di bahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi
Undang-undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemostrasi
pada aksi selasa tanggal 13 Oktober tahun 2020 dengan sengaja menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twiter @syahganda.
Atau
Ketiga
- Bahwa awalnya pada tahun 2010 Terdakwa membuat Akun Twitter @syahganda
dengan link URL : https://twitter.com/syahganda akan tetapi Terdakwa tidak
menggunakannya secara aktif dan hanya menggunakan akun facebooknya saya,
namun Ketika masyarakat sudah mulai ramai menggunakan akun twitter,
Terdakwa Kembali mengaktifkan akun twitter tersebut dan jumlah yang mem-
follow (mengikutinya) sebanyak 325
- Bahwa dengan adanya pembahasan Pemerintah terkait Rancangan UU Omnibus
Law Cipta Kerja, ternyata Terdakwa memanfaatkan Akun twitternya tersebut
Kembali pada link URL https://twitter.com/syahganda selanjutnya memuat atau
mengutip beberapa pemberitaan dari media massa atau media elektronik dan
dengan sengaja Terdakwa memanipulasi atau mengubah atau menambah berita-
berita yang dikutip tersebut dalam keadaan tidak utuh sebagaimana aslinya,
kemudian menyiarkan Kembali dengan cara memasukkan Kembali ke Akun
twitter @syahganda pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 dan terbaca oleh
khalayak ramai berita yang telah di share oleh pembacanya menjadi berita tidak
benar atau pemberitahuan bohong yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat kepada Pemerintah dengan menghasut, menghimpun masyarakat atau
buruh atau mahasiswa untuk melakukan protes melalui demonstrasi yang
- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL
:https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 : yang diposting
Terdakwa dengan tulisan atau kalimat atau kata-kata sebagai berikut :
Salah 1 poin pidato Gatot Nurmantyo di karawang tadi kutuk & tolak
RUU Omnibus Law yang sengsarakan buruh. Selamat bergerak tokoh
KAMI, Iswan Abdullah, Roy Jinto, Abdul Hakim, Arif Minardi, Mirah
Sumirat, dll tokoh buruh. Selamat Mogok Nasional, sukses;
- Bahwa tulisan Terdakwa yang kedua kalinya pada Caption Akun Twitter
@syahganda tanggal 1 Oktober 2020 tersebut juga tidak berdasar dan tidak dapat
dibuktikan, mengingat apa yang disebut Terdakwa seolah-olah ada salah 1 poin
pidato Gatot Nurmantyo sewaktu di Karawang tadi kutuk & tolak RUU Omnibus
Saya sudah baca seribuan halaman lebih draf RUU Omnibuslaw itu
empat bulan lalu, saya paham buruknya RUU itu buat buruh, tani dan
rakyat. Beda di USA, Omnibuslaw selalu swing antara usul Republic
Vs Demokrat, jadi seimbang. Makaya saya salut dan bangga terhadap
PKS dan PD yang masih bela rakyat.
- Bahwa tulisan terdakwa yang keempat kalinya pada caption akun twitter
@syahganga, tanggal 8 Oktober 2020 dengan menyemangati atau mengajak
bergerak kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor pagi
ini untuk melakukan Demonstrasi dan terdakwa salah satu Pendiri Serikat Buruh
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98), ajakan terdakwa
melakukan Demonstrasi tersebut hanya karena menganggap Omnibuslaw
Sampah, padahal rencana RUU Omnisbuslaw Cipta Kerja diharapkan nanti akan
menjadi Undang-undang Cipta Kerja yang akan bermanfaat bagi tenaga kerja
Indonesia dan bukan bagian dari sampah. RUU Omnibuslaw tersebut masih
dalam proses pembahasan di lembaga DPR RI dan belum menjadi Undang-
undang bagaimana mungkin terdakwa menyimpulkan Omnibuslaw sebagai
sampah, pernyataan tersebut keliru dan dengan sengaja terdakwa menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat pembaca akun twitter @syahganda tersebut agar
menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan cara
menghasut kawan-kawan buruh PPMI98 dan serikat buruh kabupaten Bogor agar
melakukan protes atau demostrasi, padahal Undang-undang Omnibuslaw Cipta
Kerja belum diterapkan.
Ini benar ya ada aksi? Saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundara HI. Meski pakai masker dan bawa face shild maklum dah
senior sensitif terhadap covid 19.
- Bahwa tulisan terdakwa yang kelima kalinya pada caption akun twiter
@syahganda tanggal 10 Okober 2020 mempertanyakan ini benar ya ada aksi?
selanjutnya terdakwa mengatakan saya mau ikut aksi selasa 13 Oktober di
Bundaran HI, pertanyaan terdakwa tersebut sekaligus memberitahu akan ikut aksi
demonstrasi pada hari selasa tanggal 13 Oktober 2020 di bundaran HI, terdakwa
melakukan demonstrasi karena berkeberatan atas rancangan RUU Omnibuslaw
Cipta Kerja yang sedang dibahas di Lembaga DPR RI walaupun belum menjadi
Undang-undang dan belum diterapkan, akan tetapi terdakwa ikut berdemonstrasi
Setelah membaca, mencermati dan meneliti Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum,
maka Kami Penasihat Hukum Terdakwa menyampaikan Nota Keberatan/Eksepsi atas
Surat Dakwaan Nomor : Register Perkara : PDM-80/DEPOK/12/2020 Tertanggal 03
Desember 2020, yang akan kami uraikan sebagai berikut:
PERTAMA :
Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 14 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana.-
ATAU
KEDUA :
Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 14 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum
Pidana.
ATAU
KETIGA :
Perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam
pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Maka dengan ini kami akan menyampaikan Nota Keberatan atas didakwakannya
Terdakwa dengan menggunakan UU No. 1 Tahun 1946 karena baik dakwaan pertama
atau kedua atau ketiga keseluruahnnya bertentangan dengan Kedaulatan dan Eksitensi
Negara Republik Indonesia, yang secara tegas telah ditentukan dalam UUD 1945,
sebagai berikut :
Setelah mencermati secara seksama uraian dalam Surat Dakwaan maupun pasal yang
didakwakan, maka secara tegas Penasihat Hukum Terdakwa nyatakan bahwa
Penerapan Pasal-Pasal dalam UU No. 1 Tahun 1946 sebagaimana yang diuraiakan
dalam Surat Dakwaan JPU haruslah dinyatakan tidak dapat diterima, dengan alasan-
alasan sebagai berikut;
Bahwa Dakwaan JPU telah melanggar Hak Dasar Warga Negara tentang kebebasan
untuk menyampaikan informasi yang dilindungi oleh UUD 1945. Pasal 28F UUD
1945 telah menentukan secara Tegas “ Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia. Turunan atas ketentuan Pasal 28F UUD diatur juga s
dalam UU No 39 tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 14 ayat (1) dan (2).
(1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang
diperlukan untuk mengembangkan pribadinya dan lingkungan sosialnya.
(2) Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis sarana yang tersedia.
Bahwa dengan demikian secara yuridis apa yang dilakukan oleh Terdakwa bukanlah
merupakan perbuatan pidana, karena Konstitusi RI yakni UUD 1945 dan UU Hak
Asasi Manusia telah melindungi segenap tumpah darah Indonesia termasuk
melindungi setiap Warga Negaranya untuk menyampaikan pikirannya dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia
Bahwa Indonesia secara tegas sebagai Negara Hukum bukan Negara Kekuasaan, oleh
kareannya sebagai negara Hukum, yang menjadi Panglima tertinggi adalah Hukum,
dan Hukum yang tertinggi adalah UUD 1945, maka segala perbuatan Terdakwa yang
dilindungi oleh UUD 1945 tidak dibenarkan dijadikan dasar untuk mendakwa
Terdakwa ; Oleh karena itu demi Negara Indonesia yang merupakan Negara Hukum
Dakwaan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa haruslah tidak
dapat diterima;
2. EKSEPSI/KEBERATAN
Bahwa dalam Dakwaannya Jaksa Penuntut Umum secara tegas telah menguraikan :
- Bahwa berita yang ditulis atau di-twit pada Akun twitter @syahganda pada link
URL :https://twitter.com/syahganda/status/1304684530264023040 tersebut,
mulanya hanya men-twit dan mengcaption gambar tentang berita Mahfud MD
yang menyatakan 92 persen calon dibayar cukong pada berita cnnindonesia.com
dengan menggunakan media elektronik berupa Handphone merek XIAOMI
Redmi Note 6 Pro warna Hitam Nomor 081386661311 dengan Imei
866857048801928 yang terkoneksi dengan internet dan akun Whatsapp milik
Terdakwa. Pemberitahuan bohong yang dilakukan Terdakwa tersebut diantaranya
terjadi pada tanggal 12 September 2020 jam 2:33 PM pada link URL
Bahwa secara tegas Jaksa Penuntut Umum menguraikan bahwa perkara ini berawal
adanya pernyataan atau berita Mahfud MD, namun anehnya Mahfud MD tidak di
jadikan Terdakwa dalam perkara ini, padahal apa yang dilakukan oleh Mahfud MD
sebagaimana dikutip oleh Jaksa Penuntut Umum adalah Pernyataan yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya dapat diduga sebagai pernyataan dan berita
Bohong yang menyebabkan kegaduhan di Negara Indonesia ; Secara yuridis apa yang
dilakukan oleh Mahfud MD lalu dikutip oleh Terdakwa dan sekarang mengakibatkan
Terdakwa harus diadili di persidangan ini merupakan perbuatan diskriminasi dan
pelanggaran atas Jaminan perlakukan yang sama dihadapan Hukum, sebagaimana
secara tegas telah ditentukan dalam UUD 1945 Pasal 28D (1) Setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Bahwa diadilinya Terdakwa dengan dalih dalam rangka penegakkan hukum dengan
melanggar Konstitusi RI UUD 1945 tidak dapat dibenarkan, karena jaminan atas
perlakukan yang sama dihadapan hukum merupakan perintah UUD 1945 yang harus
pula ditaati oleh Jaksa Penuntut Umum, termasuk secara yuridis jika apa yang
dilakukan Terdakwa dengan menyampaikan informasi dan pendapat merupakan
perbuatan bohong, maka Mahfud MD yang pertama kali memberikan pendapat dan
berita haruslah pula diajukan dipersidangan ini, karena sebagai Pejabat Negara tidak
seharusnya memberikan pernyataan dan berita yang dapat diduga sebagai berita
bohong ; Jika pernyataan atau berita dari Mahfud MD sebagaimana yang diuraikan
3. EKSEPSI / KEBERATAN
Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, jelas dan lengkap menguraikan tentang
tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa yaitu tentang uraian pada peristiwa
twitter yang kedua tanggal 01 Oktober 2020 halaman 2 datar (-) ke 4, twitter ketiga
tanggal 05 Oktober 2020 halaman 3 datar (-) ke 1, twitter keempat tanggal 08
Oktober 2020 halaman 3 datar (-) ke 4 dan twitter kelima tanggal 10 Oktober 2020
halaman 4 datar (-) ke 2,
Bahwa atas kelima peristiwa tersebut diatas Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan
secara jelas cermat dan lengkap tentang alat apa yang dipakai untuk melakukan delik,
jam berapa Terdakwa melakukan delik dan dimana Terdakwa melakukan delik;
Bahwa oleh karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak jelas, cermat dan lengkap
dalam dakwaanya sehingga tidak memenuhi syarat materil dari suatu Dakwaan
sebagaimana dalam pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP, sehingga patut dinyatakan
Batal Demi Hukum atau sebagaimana putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 510
K/Pid/ 1988 tanggal 28 April 1988, yang menyatakan tuntutan penuntut umum tidak
dapat diterima.
Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum merupakan dakwaan yang tidak cermat, tidak
terang, tidak jelas dan tidak lengkap karena Jaksa Penuntut Umum telah
menggabungkan dan telah mempersamakan uraian antara Kebebasan Menyampaikan
Pendapat dengan Menyiarkan Berita Bohong;
Sedangkan Pasal 28 E ayat (3) yaitu “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” Juncto Pasal 28 F Undang-
Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia, termasuk dengan media Twitter.
Selanjutnya turunan dari ketentuan Pasal 28 E ayat (2) dan Pasal 28 E ayat (3)
dan Pasal 28 F Undang Undang Dasar 1945 mengenai “Kebebasan Mengeluarkan
Ayat (2): “Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
kejahatan”.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas, bahwa apa yang telah dilakukan
oleh terdakwa dalam Menyikapi Proses akan disahkannya RUU Omnibus Law oleh
DPR RI yang ditentang dan ditolak oleh jutaan rakyat Indonesia dengan cara
mendukung unjuk rasa buruh, mahasiswa, pelajar maupun aktifis demokrasi dan mau
ikut berdemo untuk menolak disahkannya RUU Omnibus Law karena RUU tersebut
sangat merugikan buruh, petani dan rakyat adalah merupakan perwujudan dari Hak
dan kewajiban Terdakwa sebagai Warga Negara yang dijamin oleh UUD 1945, UU
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat dimuka Umum dan UU Hak Asasi Manusia
maupun Convenant of Human Right.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka uraian dalam Surat Dakwaan menjadi tidak
jelas, tidak cermat dan tidak lengkap;
Untuk itu Mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia berkenan mengadili perkara ini
dengan seadil-adilnya.
III. PETITUM
Berdasarkan seluruh uraian-uraian diatas dengan dasar fakta yuridis, mohon kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutuskan dengan
amar sebagai berikut :
PRIMER :
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia atas dasar pertimbangannya berpendapat lain,
mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).