OLEH :
ILHAM RAMADHAN
NIM:PO71202210080
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAMBI
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Acute respiratory distress syndrome
A. DEFENISI
Sindrom gangguan pernapasan akut (Acute respiratory distress syndrome - ARDS)
merupakan manifestasi cedera akut paru-paru, biasanya akibat sepsis, trauma, dan infeksi
paru berat. Secara klinis, hal ini ditandai dengan dyspnea, hipoksemia, fungsi paru-paru
yang menurun, dan infiltrat difus bilateral pada radiografi dada.
Sindrom distres respiratorik akut merupakan bentuk edema pulmoner yang
menyebabkan gagal respiratorik akut dan disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas
membran alveolokapiler. Cairan terakumulasi dalam interstisium paru-paru dan ruang
alveolar. ARDS parah bisa menyebabkan hipoksemia yang sulit disembuhkan dan fatal,
tetapi pasien yang sembuh mungkin hanya mengalami sedikit kerusakan paru-paru atau
tidak sama sekali (Guntur, 2011).
B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya akut respiratori distres sindrom ialah
Syok sepsis , hemoragis, kardiogenik dan analfilatik
Trauma ; kontusio pulmonal dan non pulmonal
Infeksi : pneumonia dan tuberculosis
Koagulasi intravaskuler diseminata
Emboli lemak
Aspirasi kandungan lambung yang sangat asam
Menghirup agen beracun, asap dan nitrogen oksida dan atau bahan korosif
Pankreatitis
Toksisitas oksigen
Penyalahgunaan obat-obatan dan narkotika
Sindrom sepsis tampaknya menjadi faktor resiko paling umum, tetapi secara
keseluruhan risiko akan meningkat secara multifaktor. Transfusi darah merupakan risiko
independen faktor. Usia lanjut dan rokok berhubungan dengan peningkatan risiko ARDS,
sementara konsumsi alkohol tampaknya tidak memiliki pengaruh. Sebuah studi menunjukkan
bahwa kematian akibat ARDS pertahun mengalami penurunan, tetapi pria dan orang kulit
hitam memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan dan groups. ras
lainnya
Tabel 1 Kondisi Klinis yang berkaitan dengan kejadian ARDS
Cedera paru-paru langsung Cedera paru-paru tidak langsung
Pneumonia Sepsis
Aspirasi gaster Trauma berat
Trauma inhalasi Pankreatitis Akut
Tenggelam Bypass kardiopulmonal
Kontusi paru Tranfusi massif
Emboli lemak Overdosis obat
Reperfusi edema paru pasca
transplantasi paru-paru atau
embolectomy paru
C. PATOFISIOLOGI
D. KLASIFIKASI
1. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang paru-parunya
normal secara structural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.
2. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik
seperti bronchitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam(penyakit penambang
batubara) Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang
memburuk secara bertahap Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali ke
nasalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
E. MANIFESTASI KLINIS
ARDS biasanya timbul dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah kerusakan awal
pada paru. Setelah 72 jam 80% pasien menunjukkan gejala klinis ARDS yang jelas.
Awalnya pasien akan mengalami dispnea, kemudian biasanya diikuti dengan pernapasan
yang cepat dan dalam. Sianosis terjadi secara sentral dan perifer, bahkan tanda yang khas
pada ARDS ialah tidak membaiknya sianosis meskipun pasien sudah diberi oksigen.
Sedangkan pada auskultasi dapat ditemui ronkhi basah kasar, serta kadang wheezing.
Analisa gas darah pada awalnya menunjukkan alkalosis respiratorik (PaO 2 sangat
rendah, PaCO2 normal atau rendah, serta peningkatan pH). Foto toraks biasanya
memperlihatkan infiltrat alveolar bilateral difus yang mirip dengan edema paru atau batas-
batas jantung, namun siluet jantung biasanya normal
PaO2 yang sangat rendah kadang-kadang bersifat menetap meskipun konsentrasi
oksigen yang dihirup (FiO2) sudah adekuat. Keadaan ini merupakan indikasi adanya pintas
paru kanan ke kiri melalui atelektasis dan konsolidasi unit paru yang tidak terjadi
ventilasi. Keadaan inilah yang menandakan bahwa paru pasien sudah mengalami bocor di
sana-sini, bentuk yang tidak karuan, serta perfusi oksigen yang sangat tidak adekuat
(Guntur, 2011)
F. KOMPLIKASI
Superinfeksi bakteri paru berupa bakteri gram negatif (Klebsiella, Pseudomonas,
dan Proteus spp) serta bakteri gram positif Staphylococcus aureus yang resisten
merupakan penyebab utama meningkatnya mortalitas dan morbiditas akibat ARDS.
Tension pneumothorax juga bisa terjadi akibat pemasangan kateter vena sentral dengan
positive pressure ventilation (PPV) serta positive end-expiratory pressure (PEEP). Pasien
ARDS yang dirawat dengan bantuan ventilasi mekanis akan mengalami penurunan
volume intravaskular serta penekanan curah jantung hingga berakibat penurunan transpor
O2 dan kegagalan organ. Lemah, lesu, tak bergairah, seakan di ambang kematian,
merupakan gejala umum yang dirasakan pasien ARDS (Guntur, 2011).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Selain hipoksemia, gas darah arteri sering awalnya menunjukkan alkalosis
pernapasan. Namun, jika ARDS terjadi dalam konteks sepsis, asidosis metabolik yang
dengan atau tanpa kompensasi respirasi dapat terjadi (Guntur 2011)
Bersamaan dengan penyakit yang berlangsung dan pernapasan meningkat, tekanan
parsial karbon dioksida (PCO2) mulai meningkat. Pasien dengan ventilasi mekanik
untuk ARDS dapat dikondisikan untuk tetap hiperkapnia (hiperkapnia permisif) untuk
mencapai tujuan volume tidal yang rendah yang bertujuan menghindari cedera paru-paru
terkait ventilator.
Kelainan lain yang diamati pada ARDS tergantung pada penyebab yang
mendasarinya atau komplikasi yang terkait dan mungkin termasuk yang berikut :
a. Hematologi. Pada pasien sepsis, leukopenia atau leukositosis dapat dicatat.
Trombositopenia dapat diamati pada pasien sepsis dengan adanya koagulasi
intravaskular diseminata (DIC). Faktor von Willebrand (vWF) dapat meningkat
pada pasien beresiko untuk ARDS dan dapat menjadi penanda cedera endotel.
b. Ginjal. Nekrosis tubular akut (ATN) sering terjadi kemudian dalam perjalanan
ARDS, mungkin dari iskemia ke ginjal. Fungsi ginjal harus diawasi secara ketat.
c. Hepatik. Kelainan fungsi hati dapat dicatat baik dalam pola cedera hepatoseluler
atau kolestasis.
d. Sitokin. Beberapa sitokin, seperti interleukin (IL) -1, IL-6, dan IL-8, yang
meningkat dalam serum pasien pada risiko ARDS.
2. Radiologi
Pada pasien dengan onset pada paru langsung, perubahan fokal dapat terlihat sejak
dini pada radiograf dada. Pada paien dengan onset tidak langsung pada paru, radiograf
awal mungkin tidak spesifik atau mirip dengan gagal jantung kongestif dengan efusi
ringan. Setelah itu, edema paru interstisial berkembang dengan infiltrat difus. Seiring
dengan perjalanan penyakit, karakteristik kalsifikasi alveolar dan retikuler bilateral
difus menjadi jelas.Komplikasi seperti pneumotoraks dan pneumomediastinum
mungkin tidak jelas dan sulit ditemuakn, terutama pada radiografi portabel dan dalam
menghadapi kalsifikasi paru difus. Gambaran klinis pasien mungkin tidak parallel
dengan temuan radiografi. Dengan resolusi penyakit, gambaran radiografi akhirnya
kembali normal
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal/ jam masuk RS : .......................................................
Ruang : ........................................................
No. Register : .......................................................
Diagnosa Medis : .......................................................
Tanggal Pengkajian : .......................................................
IDENTITAS KLIEN
Nama : ........................................... Suami/Isteri/Ortu :
.
Umur : ........................................... Nama : ......................................
.
Jenis Kelamin : ........................................... Pekerjaan : ......................................
.
Agama : ........................................... Alamat : ......................................
.
Suku/ bangsa : ........................................... ......................................
.
Bahasa : ........................................... Penanggung : ......................................
. Jawab
Pendidikan : ........................................... Nama : ......................................
.
Pekerjaan : ........................................... Alamat : ......................................
.
Status : ........................................... ......................................
.
Alamat : ...........................................
.
...........................................
.
KELUHAN UTAMA
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
3. Pola eliminasi
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
4. Pola aktivitas
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum :
Kesadaran : ................................................. GCS : ......................................
BB sebelum sakit : ................................................. TB : ......................................
BB saat ini : .................................................
BB ideal : .................................................
Perkembangan BB : .................................................
Status gizi : .................................................
Status Hidrasi : .................................................
Tanda-tanda vital :
TD : ............... mmHg Suhu : .................. 0C
N : ............... x/mnt RR : .................. x/mnt
2. Kepala
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
3. Leher
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
4. Thorak (dada)
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
5. Abdomen
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
6. Tulang belakang
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
7. Ekstremitas
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
8. Genitalia dan anus
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
9. Pemriksaan neurologis
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
2. Radiologi
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
3. Lain-lain
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
TERAPI
1. Oral
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
2. Parenteral
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
3. Lain-lain
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
Jambi, ................................................
Mahasiswa
ILHAM RAMADHAN
NIM. PO71202210080
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tak Efektif berhubungan dengan Meningkatnya tahanan jalan
nafas (edema interstisisial).
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Kehilangan surfaktan menyebabkan
kolaps alveoli
A. Effect of topical glaucoma medication on tear lipid layer thickness in patients with
unilateral glaucoma
1. Tentukan PICO
P: pasien glukoma unilateral
I: pemberian obat glukoma topical
C: tidak ditemukan dalam artikel
O: ketebalan lapisan lipid pada pasien glaucoma
2. Pertanyaan klinis
Pada pasien glukoma unilateral apakah obat topikal glaukoma dapat efektif untuk
mengurangi ketebalan lapisan lipid pada mata?
3. Review artikel
Tahun 2019
Judul Effect of topical glaucoma medication on
tear lipid layer thickness in patients with
unilateral glaucoma
Tujuan Untuk membandingkan ketebalan lapisan
lipid (LLT) menggunakan interferometer
permukaan okular LipiView
(TearScience® Inc, Morrisville, NC)
antara mata yang diobati dengan obat
glaukoma dan yang tidak diobati
mata normal pada pasien glaukoma
unilateral, dan mengevaluasi efek obat
glaukoma topikal pada
Parameter LLT pada mata glaukoma.
Method Partisipan dalam studi banding cross-
sectional ini adalah: pasien glaukoma
unilateral yang diobati dengan obat
glaukoma topikal selama lebih dari 12
bulan.