Anda di halaman 1dari 7

Diskusi pertama, 28 agustus 2020

deskripsi Analisis kebutuhan AUD

ANALIS1S KEBUTUHAN ANAK USIA DINI

1. Pengertian Analisis Kebutuhan


2. Analisis

Menurut kamus bahasa Indonesia analisis adalah kata bantu penguraian suatu pokok
atas berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antarbagian
untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan; proses
pencarian jalan keluar yang berangkat dari dugaan akan kebenaranya; penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.[1]

2. Kebutuhan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan


hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan.

3. Anak Usia Dini


4. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun
5. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun
6. Kesimpulan

Analisis kebutuhan Anak Usia Dini adalah: Suatu usaha untuk mengetahui segala
sesuatu yang dibutuhkan anak pada usia 0-6 tahun agar anak siap melanjutkan
pendidikan selanjutnya.

Dimensi-dimensi perkembangan anak fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual


berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi memengaruhi dan
dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat membatasi
atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya.
Sebagai contoh, ketika para bayi mulai belajar berjalan, kemampuan mereka untuk
menjelajahi lingkungan menjadi meluas dan pergerakan mereka ini, pada gilirannya,
memengaruhi perkembangan kognitif mereka. Demikian juga perkembangan dalam
keterampilan berbahasa memengaruhi kemampuan anak-anak untuk membangun
hubungan-hubungan sosial dengan orang dewasa dan anak-anak yang lain, dan pada
gilirannya keterampilan-keterampilan dalam interaksi sosial ini dapat mendukung atau
menghambat perkembangan bahasa mereka.

Karena dimensi-dimensi perkembangan tersebut berhubungan satu sama lain, kita


seharusnya menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk
mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak
berkembang secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya. Sebagai
pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antarsemua bagian
perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum untuk berbagai
kelompok usia anak. Kurikulum untuk bayi, anak-anak batita (bayi sampai usia tiga
tahun), dan anak usia prasekolah hampir pasti digerakkan oleh kebutuhan untuk
mendukung perkembangan yang sehat pada semua bagian diri anak. Sementara untuk
anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha
untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual
yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.[2]

Untuk membentuk generasi terbaik, kebutuhan aiyik usia dini harus terpenuhi. Anak
usia dini adalah anak dengan usia 0-6 tahun. Beberapa orang menyebut fase atau masa
ini sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak
jika dewasa, baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak
faktor yang akan sangat memengaruhi dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan,
tetapi apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada mereka pada usia dini akan
tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh yang dominan dalam menentukan
setiap pilihan dan langkah hidup mereka. Ada tiga kebutuhan mendasar bagi seorang
anak pada usia dininya, yaitu:

1. Nutrisi: nutrisi saat hamil. Sejak seorang ibu mengetahui dirinya hamil, dia
harus memotivasi dirinya untuk memberikan gizi terbaik pada janinnya. Dengan
makan makanan bergizi tinggi dan menghindari hal-hal yang dapat merugikan
perkembangan janinnya.

 ASI ekslusif di awai kehidupan bayi Pemberian ASI ekslusif adalah tonggak
pertama untuk membentuk generasi yang sehat dan cerdas. Sangat disarankan untuk
tidak memberikan makanan atau minuman selain ASI (termasuk susu formula),
karena bayi hanya membutuhkan ASI di masa 6 bulan pertama kehidupannya.
 Makanan Pendamping ASI yang tepat. Pengenalan makanan semipadat pertama
pada anak bisa dimulai setelah anak berusia 6 bulan. Sebaiknya mulai dikenalkan
makanan yang mengandung karbohidrat yang dihaluskan dan dicampur dengan
ASI.
 Pemberian gizi yang seimbang pada anak usia batita dan balita. Pada masa
batita dan balita, seorang anak sudah makan makanan keluarga yang dikenalkan
sejak usia 1 tahun. Gizi seimbang harus diperhatikan dan kalau bisa hindarkan dari
pemakaian penyedap rasa.[3]

1. Stimulasi sangat penting untuk tumbuh kembangnya anak. Stimulasi bisa


dimulai sejak anak dalam kandungan dengan memperdengarkan hal-hal yang
positif, membacakan buku, menceritakan kejadian sehari-hari pada janin.
Menginjak kelahirannya, permainan secara fisik dapat menstimulasi bayi, baik
menstimulasi pendengaran dengan mengajaknya membaca buku, bernyanyi, bunyi-
bunyian. Menstimulasi penglihatan dengan memperlihatkan warna-warna cerah.
Termasuk bermain, bermain adalah hak anak untuk lebih meningkatkan
kecerdasannya. Dengan bermain, banyak hal yang bisa dicapai pada anak usia dini,
dan jangan pernah menganggap bermain adalah hal yang tidak penting.
2. Kasih sayang adalah hal sangat mutlak yang harus diberikan pada anak. Otak
anak memiliki 100 milyar sel. Dengan kasih sayang dan stimulasi yang tepat sel-sel
tersebut, akan saling bersambungan. Marilah kita limpahi anak-anak kita dengan
kasih sayang dan bukan dengan kemanjaan.
3. Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di
mana kemampuan- kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-
pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan, keterampilan-
keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya.

Perkembangan anak-anak dalam semua bagiannya dipengaruhi oleh abilitas mereka


untuk membangun dan memelihara sebuah hubungan primer yang positif secara
konsisten dengan orang- orang dewasa dan anak-anak yang lain. Hubungan-hubungan
primer ini berawal dalam keluarga, tetapi kemudian meluas seiring berjalannya waktu,
termasuk guru-guru, anak-anak, dan anggota- anggota komunitas; oleh karena itu,
praktik-praktik yang sesuai dengan tahapan perkembangan seharusnya
memperhatikan dengan baik kebutuhan- kebutuhan fisik, sosial, dan emosi
sebagaimana halnya perkembangan intelektual.

Analisis kebutuhan anak adalah salah satu cara seorang pendidik untuk mencari acuan pembuatan
program belajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Proses belajar anak dilakukan
berdasarkan pinsip-prinsip perkembangan pada anak yaitu bahwa anak belajar secara holistik,
belajar dilakukan dalam tahapan mulai dari yang sederhana hingga ke kompleks, dari yang mudah
hingga ke yang sukar, dari konkrit ke abstrak, dari diri sendiri ke orang lain, dari keseluruhan ke
bagian-bagian, anak belajar dalam kecepatannya masing-masing
Perkembangan anak selanjutnya dilakukan berdasarkan perkembangan pada tahapan sebelumnya,
dan adanya periode-periode terbaik pada anak untuk melakukan proses belajar. Selain itu, proses
belajar pada anak berdasarkan pada prinsip bahwa anak adalah pembelajar yang aktif, proses belajar
anak dipengaruhi oleh kematangan, lingkungan, anak belajar dari pengalaman interaksi sosial dan
pengalaman fisik, gaya belajar masing-masing anak berbeda, anak belajar melalui media bermain.

Berdasarkan hasil riset, program pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak
menghadirkan pengalaman pendidikan yang positif untuk anak-anak. Dalam hal ini, anak tidak
hanya menunjukkan prestasi yang baik, namun sikap mereka terhadap sekolah juga positif, mereka
tetap antusias dan optimis. Hal ini seringkali menjadi masalah bagi anak-anak yang belajar di kelas
yang mengabaikan kebutuhan mereka akan pendidikan yang unik dan individual. Untuk
menganalisis kebutuhan anak, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Kita perlu memahami apa yang sedang terjadi pada anak. Setiap anak adalah unik sehingga
kebutuhan seorang anak akan berbeda dengan anak yang lain. Lakukan observasi yang berulang
dalam mengamati tingkah laku anak. Sesuaikan dengan tugas perkembangannya pada saat itu.
Kenalilah apa yang dibutuhkan anak untuk berkembang saat ini (apakah saat ini anak sedang ingin
melatih kemampuan-kemampuan dasar untuk berkomunikasi? Apakah saat ini anak sedang minta
perhatian untuk memastikan bahwa dia memang akan mendapat perhatian dan rasa aman?
Apakah anak sedang ingin mengembangkan kemampuan motoriknya? Apakah anak sedang
mengungkapkan sesuatu? dan lain selanjutnya). 
2. Dari hasil observasi yang dilakukan maka kita melakukan pertimbangan tentang apa yang
terjadi pada anak berdasarkan teori yang terkait. Apabila belum mendapatkan kesimpulan dari
observasi, observasi dapat dilakukan lebih dari satu kali. Jangan mengambil sebuah keputusan
yang terpaksa dalam memperlakukan anak. Buat kesimpulan yang tajam dari hasil observasi.
3. Dari hasi observasi, kita akan melakukan analisis apa yang sedang terjadi pada anak dan
menyiapkan rencana kegiatan yang dibutuhkan oleh anak terkait dengan analisis yang sudah
dilakukan.
4. Untuk bisa melakukan hal tersebut diatas, maka pendidik perlu belajar mengenali berbagai
media yang menarik baik berupa cara-cara, kegiatan-kegiatan atau materi yang bisa menarik anak
dan mengemasnya dalam program-program kegiatan yang menarik, sedemikian rupa sehingga
anak selalu merasa tertantang ingin mencobanya sendiri dan mampu menyelesaikan permasalahan
yang ditemukan saat melakukan analisis. 
5. Lakukan evaluasi dari program yang sudah dibuat, apakah terjadi perubahan pada anak
setelah melakukan program yang diberikan. Lanjutkan dengan kesimpulan dan pemilihan program
selanjutnya

Hal yang penting yang perlu dilakukan adalah penulisan secara sistmatis dan obyektif pada
perkembangan anak. Catatan anak sangat penting untuk melakukan perlakuan dan pembuatan
program selanjutnya. Selain itu NAEYC (National Association for the Education of Young Children),
menuliskan pendidikan yang patut dan sesuai dengan perkembangan anak (DAP) menekankan pada
beberapa hal berikut :

1. Anak yang seutuhnya. Para profesional anak usia dini menyebut perkembangan anak dan
pembelajaran dari suatu perspektif yang holistik, akan menciptakan kurikulum yang mencakup
kebutuhan emosi, sosial, kognitif, dan fisik anak.
2. Program yang berdasarkan pada perbedaan individu. Perencanaan dan penerapan program
ditujukan untuk mengadaptasi kebutuhan yang berbeda- beda, dan minat anak-anak.
3. Pentingnya inisiatif anak dalam beraktifitas. Anak adalah pembuat keputusan aktif dalam
proses pembelajaran. Para guru harus memiliki wawasan yang luas tentang tanggapan anak yang
membangun.
4. Permainan sebagai sarana untuk belajar. Permainan adalah sesuatu yang bernilai dan
fasilitasnya bisa didalam ruangan maupun diluar ruangan.
5. Kelas yang fleksibel, yang dapat memberikan stimulasi kepada anak. 
6. Kurikulum yang terintegrasi. Isi kurikulum ( seperti sains, matematika, dan ilmu sosial)
dikombinasikan dalam lingkungan aktivitas sehari-hari.
7. Learning by doing. Anak-Anak terlibat langsung dalam pengalaman yang kongkrit dengan
materi. Aktivitas di mana mereka berpartisipasi dengan sesuatu yang relevan dengan lingkungan.
8. Memberikan aneka pilihan bagi anak-anak tentang apa yang akan mereka pelajari  dan
bagaimana mereka  belajar. Para guru menyediakan suatu kesempatan yang luas dalam aktivitas
sehingga anak-anak boleh memilih dan  anak-anak dapat meraih tujuan belajar dengan melalui
banyak cara.
9. Penilaian secara berkesinambungan : anak-anak secara individual dan program secara
keseluruhan. Praktisi menggunakan berbagai strategi penilaian, termasuk yang formal dan teknik
informal. Penilaian yang distandardisasi ditekankan untuk menuju pencapaian berdasarkan
dokumentasi.
10. Bekerjasama dengan orang tua. Orang tua merupakan partner yang penting dalam
pengambilan keputusan dalam proses pendidikan. Keterlibatan mereka dalam pendidikan anak
mereka dipandang sebagai sesuatu yang penting dan diharapkan.

Manfaat Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini


Kadang-kadang kita sebagai pendidik kurang mengetahui tujuan dari pendidikan itu sendiri, bahwa
pendidikan itu memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan-kemampuan
dirinya berkebang sehingga bermanfaat untu kepentingan hidupnya sebagai individu, warga Negara
atau wagra masyarakat sehinggga pendidikan perlu melakukan usaha sadar, disengaja dan
berencana dalam memilih isi dan materi, strategi kegiatan dan evaluasi yang sesuai.

Artinya bahwa setiap yang kita berikan pada anak haruslah melalui proses sadar yang memiliki misi
dan tujuan tertentu. Dengan demikian analisis kebutuhan merupakan salah satu cara membuat
proses belajar menjadi sebuah proses sadar dengan mempersiapkan program yang cocok bagi anak
didik kita. Selain itu berikut manfaat yang dapat kita dapatkan dari analisis kebutuhan anak usia
dini :

1. Dengan menganalisis kebutuhan anak maka dapat mengoptimalkan perkembangan karena


akan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pada usianya.
2. Pendidik akan lebih bersikap responsif, yaitu mengenali kebutuhan kebutuhan anak untuk
berkembang dan bertindak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan anak tersebut.
3. Dapat meminimalisir perlakuan yang salah pada anak, pendidik juga tidak mudah
melakukan judgment pada tingkah laku anak.

Upaya yang dilakukan orang tua Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal yaitu
dengan asupan nutrisi dan gizi seimbang lewat makanan yang dikonsumsi nya, tetapi terkadang
anak menolak jenis makanan tertentu padahal kandungan gizi pada makanan tersebut sangat
bagus.

Pertanyaanya, Bagaimana cara untuk mensiasati agar anak tersebut mau mengonsumsi makanan
tersebut?

karena seperti yang kita ketahui sendiri bahwa untuk tumbuh secara optimal anak harus
mendapatkan gizi yang seimbang dari makanan yang di konsumsi jadi gk bisa hanya mengonsumsi
satu jenis makanan tertentu saja selama terus menerus kan.

Alasan utama anak tidak mau makan sama sekali biasanya karena memiliki “ketakutan”
tersendiri mengenai makanan tersebut. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak yang baru saja
hendak mencoba makan jenis makanan baru atau pernah mencobanya tapi tidak suka.
Kekhawatiran tersebutlah yang kemudian membuat anak pilih-pilih makan. Tindakan tersebut
seolah menjadi bentuk pertahanan bagi dirinya dalam memilah makanan, meski sebenarnya yang
di sajikan yakni makanan sehat untuk anak.

Menurut saya cara yang paling tepat dilakukan untuk mensiasati agar anak tersebut mau
memakan makanan sehat yang telah kita sediakan yaitu dengan memberikan variasi atau
menyajikan makanan dengan tampilan yang menarik. Misalnya berikan anak sepiring makanan
dengan tampilan yang menarik dengan membentuk nasi menjadi berbentuk wajah, kemudian
menggunakan sayur dan lauk sebagai pemanisnya.Dan bisa membentuk sayur wortel menjadi
sebuah mahkota, atau timun sebagai rumputnya. Orangtua berkreasi sendiri untuk menemukan
variasi tampilan yang menarik di piring makan anak.

Kemudian dengan memberikan variasi rasa kepada makanan anak dengan menawarkan rasa
makanan yang gurih dan buah buahan yang manis Semakin banyak variasi makanan dan
tampilan makanan menarik yang dimakan anak, tentu akan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan
anak.

ara untuk mensiasati agar anak mau mengomsunsi makanan yg tidak mau di komsumsi adalah
dengan cara pengenalan berbagai macam rasa makanan kepada anak sejak baru mulai belajar
makan, anak yg berusia 6 bulan sudah harus di kenalkan dengan berbagai jenis makanan
seimbang dan bergizi sehingga apalagi anak sudah berusia lebih dari 2 atau 3 tahun bahkan sampe
dewasa tidak akan menjadi anak yg pemilih dalam hal makanan

Anda mungkin juga menyukai