Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM DESINFEKTAN

Disusun oleh:

1. Alifia Karomatus Syifa


2. Siti Rokayah

Kelas : XI. IPA 3

Guru Pembimbing : Sismiyeni, S.Pd

SMA NEGERI 1 MARTAPURA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan laporan praktikum. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul membuat disenfektan tepat waktu.laporan
membuat disenfektan disusun guna memenuhi tugas pada mata pelajaran kimia di SMA N 1
Martapura. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang membuat disenfektan

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Sismiyeni selaku guru mata
pelajaran kimia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan laporan ini.

Martapura,30 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
LAPORAN PRAKTIKUM DESINFEKTAN..............................................................................................3
A.  TUJUAN...............................................................................................................................................3
B.  DASAR TEORI.....................................................................................................................................3
C.  MATERI DAN METODE.....................................................................................................................5
D.  URAIAN HASIL PRAKTIKUM...........................................................................................................5
E.   KESIMPULAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR REFERENSI...............................................................................................................................9
LAMPIRAN..............................................................................................................................................10
LAPORAN PRAKTIKUM DESINFEKTAN

A.  TUJUAN
Membuat cairan desinfektan

B.  DASAR TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai berbagai macam senyawa kimia baik
organik maupun anorganik bersifat racun terhadap jasad renik. Sehubung dengan itu usaha
manusia dalam mengatasi jasad renik. Penyebab penyakit banyak dilakukan menggunakan
bahan kimia. Senyawa kimia yang mematikan jasad renik disebut dengan disinfektan.
Disinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk
mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Beberapa kelompok utama disinfektan yaitu:
1.      Fenol dan persenyawaan penolat
2.      Alkohol
3.      Hidrogen
4.      Logam berat dan persenyawaannya
5.      Detergen
6.      Aldehid
7.      Kemosferilisator gas
8.      Oxidator
9.      Aerosol
10.  Yodium
11.  Zat warna
12.  Preparat Chlor
13.  Sabun

Cara kerja zat-zat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
berbeda-beda antara lain dengan merusak dinding, mengubah permeabilitas sel, menghambat
kerja enzim, menghambat seintesis protein, dan asam nukleat dan sebagai anti metabolik.
Disinfektan digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan dan kontaminasi dengan mikroba.
Pengendalian yang dimaksud yang dimaksud artinya semua kegiatan yang dapat membunuh,
menghambat, dan sebagai anti metabolik.

Mikroorganisme yang dihambat mempunyai proses penghambatan yang sama dan perbedaannya
adalah sifat resisten yang berbeda-beda antara lain mikroorganisme satu dengan yang lainnya.
Sifat resisten ini dapat dipengaruhi oleh kandungan lipid pada membran selnya. Teknik dan cara-
cara yang digunakan dapat dengan cara fibrik atau kimiawi diantaranya dapat menggunakan
senyawa-senyawa fenolik, alcohol, chlor, iodium, dan senyawa-senyawa lain yang mempunyai
ciri komposisi molekuler yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi.
Disinfektan merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen dengan cara
kimiawi atau fisik. Disinfeksi mempunyai daya kerja terhadap vegetatif dari mikroorganisme,
tetapi belum tentu mematikan sporanya, sedangkan antiseptis merupakan proses yang mencakup
inakvikasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimiawi. Antiseptik dapat bersifat
bakterisidal atau bakteri kostatik. Proses bakteri kostatik hanya menghentikan pertumbuhan
bakteri. Istilah disinfeksi dan antiseptis secara umum sulit dibedakan, sehingga penggunaanya
boleh dikatakan sinonim.(Lay,1990)

Komponen-komponen disimpektan terdiri dari:

1. Garam atau basa yang kuat dengan komponen-komponen ammonium yang terdiri dari
empat bagian.
2. Adanya unsur radikal dalam gram atau basa tersebut.
3. Radikal merupakan golongan alifat dan asam sulfat (Dwidjoseputro,1984).

Menurut Pelzar dan Chan menyatakan bahwa bakteri yang lebih muda kurang daya tahannya
terhadap, disinfektan jika dibandingkan bakteri yang luar yang memberikan hasil zona hambat
yang terbentuk. Hal ini juga sesuai dengan sifat dari dinding sel dari bakteri.

Struktur dinding bakteri gram positif adalah tebal dan berlapis tunggal dengan kandungan
peptidoglikan yang tinggi serta lebih resisten terhadap gangguan fisik maupun kimia
dibandingkan dengan struktur dinding sel dari kedua jenis bakteri ini jelas berbeda karena bakteri
gram negatif. Permeabilitas dinding sel dari jenis bakteri ini jelas berbeda karena bakteri gram
negatif mengandung peptidoglikan lebih sedikit sehingga memiliki pori-pori yang besar
dibanding gram positif sehingga bakteri gram positif lebih rentan terhadap antibiotik.
(Lehninger, 1982)

Rusaknya membran sitoplasma berkaitan dengan tegangan permukaan yang mempengaruhi


lapisan / membran sel dari bakteri yang bersifat elatis. Tegangan permukaan tersebut akan
diteruskan kedalam membran sitoplasma kemudian sel beradaptasi di dalamnya. Adanya
diinfeksi yang bersifat bakteri ostatik merubah tegangan permukaan yang ada sehingga bakteri
tidak dapat menyesuaikan diri dan terhambat pertumbuhannya.

Salah satu cara pengujian desinfektan yang umumnya dipakai di laboratorium dalah metode
pengeceran dimana kekuatan desinfektan dinyatakan dengan koefisien fenol. Metode koefisien
fenol merupakan uji yang telah dibukukan dengan baik. Dalam metode ini, mikroorganisme uji
dimasukkan dalam larutan fenol murni dan larutan zat kimia yang akan di evaluasi pada berbagai
taraf pengenceran. Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan dan dihitung dengan cara
membandingkan aktivitas suatu larutan fenol dengan pengenceran terhadap aktivitas larutan zat
kimia dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji.(Schlegel dan Schmidt,1994)
C.  MATERI DAN METODE
 Alat dan Bahan
1. Wipol (cairan pevbersih lantai)
2. Pemutih baju
3. Botol semprot
4. Gayung
5. Ember

 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yg akan di gunakan
2. Siapkan air bersih sebanyak 1 liter [takaran sesuai kemenkes ri
3. Campurkan air dengan cairan pebersih lantai [wipol]
4. Pastikan Tercampur Rata .
5. Masukan cairan yg sudah di buat kedalam botol semprot

D.  URAIAN HASIL PRAKTIKUM

1.      Hasil Praktikum
a.    Kontrol
Terdapat koloni yang jumlahnya lebih sedikit dari hasil yang dilakukan desinfektan.
b.    Air kran
Terdapt dua jenis koloni berwana agak putih dan berwarna kuning.
c.    Desinfektan (Lifebouy)
Terdapat bakteri dalam satu koloni yang brejumlah paling banyak dan berbentuk bintik-
bintik.

2.      Evaluasi Hasil Praktikum


Desinfekatan merupakan suatu unsur kimia yang digunakn untuk mematikan jasad renik pada
permukaan, tetapi terlalu beracun untuk dipakai langsung pada jaringan. Penggunaan desinfektan
harus memperhatikan sifat beracun atau tidaknya bahan tersebut pada jaringan menyebabkan
rasa sakit atau tidak, memakan logam atau tidak, dan stabil atau tidak stabil.
Mikroorganisme yang ada di sekitar kita dapat menyebabkan banyak bahaya, penyakit dan
kerusakan. Mikroorganisme tersebut disingkirkan atau dihambat pertumbuhannya atau bisa
dibunuh. Salah satunya dengan bahan kimia yang disebut desinfektan. Bahan anti mikrobial
kimia tersebut dapat dikelompokkan menjadi tujaun golongan utama yaitu fenol dan
persenyawaannya, alkohol, halogen, logam berat dan persenyawaanya, detergen, aldehida, dan
kemosterilisator gas. Namun yang digunakkan dalam praktikum mikrobiologi yaitu alkohol 70%,
antis, hand soap cair, sabun sirih, detol cair, tisu basah, sabun. Dalam praktikum kali ini
kelompok kami mendapat bagian sabun lifebuoy sebagai desinfektan.
Sabun adalah ikatan antara Natrium atau Kalium dengan asam lemak tinggi dan bersifat
germicida walaupun tidak begitu kuat, misalnya terhadap Pneumococcus dan Streptococeus,
sedangkan bakteri-bakteri lainnya lebih tahan. Sabun juga menyebabkan menurunnya tegangan
permukaan, sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang bersifat
germicida sering ditambahkan pada sabun. (Indah, 2003)
Ciri-ciri desinfektan yang ideal adalah sebagai berikut :
1. Harus bersifat mikrobial
2. Stabil
3. Mudah homogen
4. Tidak beracun pada manusia
5. Aktif pada suhu kamar
6. Tidak menimbulkan karat
7. Dapat menghilangkan bau
8. Bersifat sebagai detergen
9. Tidak mudah bereaksi dengan tanah organic
10. Harganya harus lebih murah dan terjangkau
11. Kemampuan untuk menembus kelarutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan diantaranya yaitu:


 Kadar Desinfektan
Konsentrasi desinfektan tergantung pada bahan yang akan didesinfektan dan pada organisme
yang akan dihancurkan. Konsentrasi yang tinggi dapat membunuh mikroorganisme tetapi jika
kosentrasi rendah maka hanya sebatas menghambat pertumbuhannya saja tidak mampu
mematikan.
 Waktu yang Diberikan Kepada Desinfektan Untuk Bekerja
Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variabel, tetapi waktu yang cukup
bagi desinfeksi untuk bekerja sangat membantu dalam menghambat atau membunuh mikroba.
 Suhu Desinfektan
Semakin tinggi suhunya maka kerja desinfektan semakin cepat
Dan meningkat.
 Keadaan Medium sekeliling
Ph dan adanya benda asing yang mungkin dapat mempengaruhi kerja desinfektan disamping itu
juga pengaruh dari jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada dan keadaan desinfeksi.
Mekanisme pertumbuhan desinfektan terhadap mikroorganisme adalah sebagai berikut :
 Kerusakan pada dinding sel
Struktur dinding sel dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya
setelah selesai membentuk.
 Perubahan permeabilitas sel
Permeabilitas sel dirusak sehingga pertumbuhan sel terhambat dan sel akan mati.
 Perubahan molekul protein
Protein akan terdenaturasi dan asam-asam nukleat rusak tanpa adanya perbaikan strukturnya
kembali seperti semula.
 Penghambat kerja Enzim.
Reaksi biokimia terhambat dan menyebabkan metabolisme terganggu atau sel akan mati.
Dalam praktikum ini desinfektan yang kami gunakan yaitu sabun tidak dapat mematikan bakteri
seratus persen karena masih ditemukan beberapa bakteri.

E.   KESIMPULAN
 Desinfektan adalah agen atau zat kimia yang digunakan untuk proses desinfeksi.
 Desinfeksi adalah yang bersifat membunuh, mencegah atau memindahkan
mikroba.
 Mekanisme pertumbuhan desinfektan terhadap mikroorganisme adalah sebagai
berikut:
1. Kerusakan pada dinding sel
2. Perubahan permeabilitas sel
3. Perubahan molekul protein
4. Penghambat kerja Enzim.
5. Dalam praktikum ini desinfektan yang kami gunakan yaitu sabun tidak
dapat mematikan bakteri seratus persen karena masih ditemukan beberapa bakteri.
6. Sabun adalah ikatan antara Natrium atau Kalium dengan asam lemak
tinggi dan bersifat germicida walaupun tidak begitu kuat, misalnya terhadap
Pneumococcus dan Streptococeus, sedangkan bakteri-bakteri lainnya lebih tahan.
DAFTAR REFERENSI

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Surabaya Entgang, Indah. 2003.


Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Fardiat, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Jawetz, MD Ernest. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta
Kusharyanti, Dyah Fitri. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi Unsoed.
Purwokerto Lay, Bibian. 1990. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta Lehninger. 1982. Dasar-
Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta
Miller, Larussa DJ dan Deinzer ML. 1982. The Acute Toxic Ity of Monochloropredixin and
Beand H. Hidroxy Namochlora Diphenil Eter In Mice Toxica, Environ Health; 10 (4-5): 699-797
Pelazar, MJ. Dan Ecs Chan. 1988.
Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. UI Press. Jakarta
LAMPIRAN
Nama : Alifia Karomatus Syifa

Kelas : XI. IPA 3

Tempat tanggal lahir : OKUT, 20 April 2004

Hobi : Menulis dan membaca

Nama : Siti Rokayah

Kelas : XI. IPA 3

Tempat tanggal lahir : OKUT, 23 Agustus 2004

Hobi : Membaca

Anda mungkin juga menyukai