Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK B DENGAN DIAGNOSA

MEDIS HYDROSEPHALUS DI RUANGAN NURI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

OLEH :

KELOMPOK 7

1. ELISABETH D. KARINA RANI


2. ENI ERLINDA
3. ENIKE N. RUMBEWAS
4. SENDI TIMBUAT

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA PROGRAM STUDI


DIPLOMA III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN RS.
MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS

A.   DEFINISI HIDROSEFALUS
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikelserebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani,
2001).
Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan
serebro spinal (Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi
yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari
jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan
kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan
serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya
peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010)
Jenis Hidrosefalus dapat diklasifikasikan menurut:
1.  Waktu Pembentukan
a.  Hidrosefalus Congenital, yaitu Hidrosefalus yang dialami sejak dalamkandungan
dan berlanjut setelah dilahirkan
b.  Hidrosefalus Akuisita, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah bayidilahirkan atau
terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan (Harsono,2006).
2.  Proses Terbentuknya Hidrosefalus
a.  Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara mendadak yang
diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal)
b.  Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah cairanCSS
mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007)
3.  Sirkulasi Cairan Serebrospinal
a.  Communicating, yaitu kondisi Hidrosefalus dimana CSS masih biaskeluar dari
ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
b.  Non Communicating, yaitu kondis Hidrosefalus dimana sumbatanaliran CSS
yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yangmenghubungkan ventrikel-
ventrikel otak (Anonim, 2003).
4.  Proses Penyakit
a.  Acquired, yaitu Hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi yangmengenai otak
dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkusotak (meninges).
b.  Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau
cederatraumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak
atauathrophy (Anonim, 2003).
B.   ETIOLOGI HIDROSEFALUS
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan
CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah:
1.      Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau infeksi
intrauterine meliputi :
a. Stenosis aquaductus sylvi
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Syndrom Dandy-Walker
d. Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2.      Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan
a. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat
penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain.
penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
b. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV /
akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari
cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
c. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan
yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
C.   FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINALIS
a.      Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian
CSF di perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF
ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;
1.     Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar
2.     Parenchym otak
3.     Arachnoid
b.     Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat
pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel
lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui
aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu pasang foramen Lusckha
CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari
foramen Magindie menuju cisterna magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam
rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra
tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri.
Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi
arachnoid.
D.   PATOFISIOLOGI HIDROSEFALUS
Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler
mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan
mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat
pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami
pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat
merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada
kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi
dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi
peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan
mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit
keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada
ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas
yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar
pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol
memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type
hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris
dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga
membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan
ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam
absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi
kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan
menyebabkankematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route
kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi
keadaan kompensasi.

 Pathway HIDROSEFALUS
E.   MANIFESTASI KLINIS HIDROSEFALUS
Manifestasi klinis Hidrosefalus dibagi menjadi 2 yaitu : anak dibawah usia 2
tahun, dan anak diatas usia 2 tahun.
1.  Hidrosefalus dibawah usia 2 tahun
a. Sebelum usia 2 tahun yang lebih menonjol adalah pembesaran kepala.
b. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan tidak berdenyut.
c. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap mengkilap dengan
pelebaran vena-vena kulit kepala.
d. Tulang tengkorak tipis dengan sutura masih terbuka lebar cracked pot sign
yakni bunyi seperti pot kembang yang retak pada perkusi.
e. Perubahan pada mata.
a) bola mata berotasi kebawah olek karena ada tekanan dan penipisan tulang
supra orbita. Sclera nampak diatas iris, sehingga iris seakan-akan seperti
matahari yang akan terbenam
b) strabismus divergens
c) nystagmus
d) refleks pupil lambat
e) atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada chiasma optikum
f) papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masih terbuka.
2.  Hydrochepalus pada anak diatas usia 2 tahun.
Yang lebih menonjol disini ialah gejala-gejala peninggian tekanan intra kranial
oleh karena pada usia ini ubun-ubun sudah tertutup
F.    KOMPLIKASI HIDROSEFALUS
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Kerusakan otak
c. Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abs
es otak.
d. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
e. Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi organ dalam rongga
abdomen,fistula,hernia, dan ileus.
f. Kematian

G.   PEMERIKSAAN PENUNJANG HIDROSEFALUS


a. Pemeriksaan fisik:
i. Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting
untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
ii. Transiluminasi
b. Pemeriksaan darah:
i. Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
c. Pemeriksaan cairan serebrospinal:
i. Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau
meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan
kemungkinan ada infeksi sisa
d. Pemeriksaan radiologi:
i. X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang
melebar.
ii. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
iii. CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan
sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya
H.   PENTALAKSANAAN MEDIS HIDROSEFALUS
1.  Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan
genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari perkawinan antar
keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas
fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar
suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu
lahir.
2.  Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada
umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan
dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika
dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan.
Pembarian diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan
“pada kasus didapat” dapat sembuh spontan ± 40 – 50 % kasus.
3.  Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat
absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan
juga dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut :
a.  Ventrikulo Peritorial Shunt
b.  Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian
pada keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya :
kateter “shunt” obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari
ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan
ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan
raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk
selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau
dislokasi.
4.  Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.

Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :


1.      Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau
upaya meningkatkan resorbsinya.
2.      Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi
radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu
malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar
ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.
3.      Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas
drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum.
baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada
hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2
hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka
kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat
shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan
intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
A.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS
1.    Anamnesa
a.  Riwayat penyakit / keluhan utama
Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer.
b.  Riwayat Perkembangan
Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras
atau tidak.
Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.
2.    Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi :
 -Anak dapat melihat keatas atau tidak.
 -Pembesaran kepala.
 -Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.
b) Palpasi
 -Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
 - Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga
fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c) Pemeriksaan Mata
- Akomodasi.
- Gerakan bola mata.
-Luas lapang pandang
 -Konvergensi.
 -Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas.
 -Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

3.    Observasi Tanda-Tanda Vital


Didapatkan data – data sebagai berikut :
·         Peningkatan sistole tekanan darah.
·         Penurunan nadi / Bradicardia.
·         Peningkatan frekwensi pernapasan.
4.    Diagnosa Klinis
Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari
pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )
·         Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “ Crakedpot “
(Mercewen’s Sign
·         Opthalmoscopy : Edema Pupil.
·         CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi
komputer.-
·         Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN HIDROSEFALUS


1.  Resiko cidera b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan
sederhana, ketidak mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2.  Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan
mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana, ketidak
mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
3.  Deficit self care b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan
sederhana, ketidak mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
4.  Perubahan fungsi keluarga mengalami situasi krisis ( anak dalam catat fisik ) b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan
mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana,
ketidakmampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
C Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Resiko cidera Setelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga mampu1.  Kendalikan lingkungan
menciptakan lingkungan kondusif dengan kriteria hasil: dengan : Menyingkirkan
bahaya yang tampak
 Keselamatan fisik dapat dipertahankan jelas, mengurangi
 Adanya pelindung dan alat bantu untuk klien potensial cedera akibat
jatuh ketika tidur
misalnya menggunakan
penyanggah tempat
tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah,
gunakan pencahayaan
malam hari siapkan
lampu panggil
2.  Jelaskan pada keluarga
pentingnya keselamatan
pada anak dan cara
pencegahan untuk
cidera.
3.  Anjurkan pada keluarga
untuk mengawasi segala
aktifitas klien yang
membahayakan
keselamatan.
4.  Beri alat bantu
misal:tongkat
2. Resiko gangguan Setelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga mampu
1.    Berikan makanan lunak
nutrisi : kurang dari melakukan perawatan sederhana dirumah  dengan kriteria hasil: tinggi kalori tinggi
kebutuhan tubuh          Berat badan ideal protein.
         Tidak muntah 2.    Berikan klien makan
         Tidak terjadi malnutrisi dengan posisi semi
fowler dan berikan
waktu yang cukup untuk
menelan.
3.    Ciptakan suasana
lingkungan yang
nyaman dan terhindar
dari bau – bauan yang
tidak enak..
4.    Timbang berat badan
bila mungkin.
5.    Jagalah kebersihan
mulut ( Oral hygiene)
6.    Berikan makanan
ringan diantara waktu
makan
7.    Beri penjelasan pada
keluarga tentang
makanan yang baik
dikonsumsi anak
3. Deficit self care Setelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga dapat1.   Kaji ketidakmampuan
menciptakan lingkungan  kondusif dengan kriteria hasil: klien dalam perawatan
diri
 Klien dapat melakukan perawatan diri dengan mandiri atau dibantu 2.   Kaji tingkat fungsi fisik
 Klien bersih dan tidak bau 3.   Kaji hambatan dalam
berpartisipasi dalam
perawatan diri,
identifikasi untuk
modifikasi lingkungan
4.   Jelaskan pada keluarga
pentingnya kebersihan
diri
5.   Jelaskan dan ajarkan
cara perawatan diri
meliputi:mandi,
toileting , berpakaian.
4. Perubahan fungsi Setelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan Keluarga menerima 1.    Jelaskan secara rinci
keluarga b.d situasi keadaan anaknya, mampu menjelaskan keadaan penderita dengan kriteria tentang kondisi
krisis ( anak dalam hasil: penderita, prosedur,
catat fisik )          Keluarga berpartisipasi dalam merawat anaknya dan secra verbal terapi dan prognosanya.
2.    Ulangi penjelasan
tersebut bila perlu
dengan contoh bila
keluarga belum
mengerti
3.    Klarifikasi kesalahan
asumsi dan
misskonsepsi
4.     Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK B DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HYDROSEPHALUS DI RUANGAN NURI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

OLEH :

KELOMPOK 7
=

DAFTAR PUSTAKA

Mc Closky & Bulechek. (2002). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:Mosby.

Meidian, JM. (2002). “Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of America:Mosby.


Mualim. 2010. Askep Hidrosefalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012 http://mualimrezki.blogspot.com/2010/12/askep-
hydrocephalus.html

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan BAyi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Price,Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi;Konsep klinis proses-proses penyakit,Jakarta;EGC.

Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Saharso. 2008. Hydrocephalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012 http://www.pediatrik.com/isi03.php?


page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=061214-sykj201.htm

Vanneste JA. Diagnosis and management of normal-pressure hydrocephalus. J. Neurol, 2000 ; 247 : 5-14.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK B DENGAN DIAGNOSA MEDIS HYDROSEPHALUS DI RUANGAN NURI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 26 April 2020


Tanggal Pengkajian / Nama Mahasiswa : 27 April 2020 / Elisabeth Rani
No. REG : 147769
Ruang / Bangsal : Nuri
Diagnose Medis : Hydrosephalus

BIODATA
I. IDENTITAS
A. Klien
Nama : An. B
Tempat /Tgl. Lahir : Jayapura
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kota Raja
Pendidikan : Belum Sekolah
B. Nama ibu
Nama : Ny. E
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kota Raja

C. Nama Ayah
Nama : Tn. C
Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kota Raja
D. Saudara Kandung

II. KELUHAN UTAMA SAAT MASUK RUMAH SAKIT :

Ibu klien mengatakan klien tampak lemas dan ukuran kepalanya semakin membesar sejak klien dilahirkan

Data saat dikaji :

I b u k l i e n m e
No Umur Jenis kelamin Pendidikan Status kesehatan
semakin membesar,klien kurang aktif dan
1 3 Tahun Perempuan Belum Sekolah Normal
perkembangannya terhambat

Riwayat Keluhan : (PQRST) Tidak Ada


III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ibu klien mengatakan ukuran kepalanya semakin membesar sejak klien dilahirkan

B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Pernah Menderita Penyakit : Tidak pernah
b. Pernah di Opname : Tidak pernah

IV. Riwayat Kehamilan,kelahiran ,persalinan


1. Prenatal
a. ANC di : Puskesmas
b. Berapa kali : 2 kali
Keluhan selama hamil : Tidak Ada
Kenaikan BB selama hamil : 5 Kg
Imunisasi TT : 4 kali
Golongan darah ibu : O Ayah: O
2. Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Umum Abepura
b. Jenis persalinan : Ceasar
c. Lama persalinan : 40 Menit
d. Penolong Persalinan : Dokter dan bidan
e. Komplikasi : Tidak Ada
3. Post Natal
a. Kondisi bayi baru lahir : Hydrosephalus
b. BBL/PBL : 2.000 gr/50 cm
c. apakah anak mengalami
Kuning : Tidak Ada
Kejang : Tidak Ada
Demam : Tidak Ada
Problem menyusui : Tidak Ada
BB tidak stabil : BB Post Natal klien 2000 gr sedangkan BB ideal Post Natal 2.500-
4.000 gr
a. Penyakit yg pernah dialami : Tidak Ada
b. Kecelakaan : Tidak Ada
c. Keracunan : Tidak Ada
d. Konsumsi obat-obatan : Tidak Ada
e. Perkembangan anak dibandingkan dengan saudaranya :
Ibu klien mengatakan perkembangan klien lebih lambat di usia sekarang dibandingkan saudaranya saat ia berusia 5 bulan

V. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Penyakit anggota keluarga
1. TB Paru : Tidak Ada
2. Hati : Tidak Ada
3. Jantung : Tidak Ada
4. Asma : Tidak Ada
5. DM : Tidak Ada
6. Anemia dll : Tidak Ada
b. Genogram
Keterangan:

Laki- laki :

Perempuan :

Pasien :

Meninggal :

Garis perkawinan :
Garis keturunan :

Tinggal Serumah :
VI. Riwayat Imunisasi TT :

No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah


pemberian
1 BCG Usia 1 Bulan Tidak Ada
2 DPT ( I,II,III) Usia 2 Bulan Tidak Ada
3 Polio ( I,II,III,IV) Usia 1 Bulan Tidak Ada
4 Campak Tidak Ada Tidak Ada
5 Hepatitis Usia 12 Jam Tidak Ada

VI. Riwayat Tumbuh Kembang.


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 2.900 gr
2. Tinggi Badan : 55 cm
3. Waktu tumbuh Gigi : Tidak Ada
4. Waktu tanggal Gigi : Tidak Ada

B. Perkembangan tiap tahap.


Usia anak saat ini : 5 Bulan
1. Berguling : Tidak Ada
2. Duduk : Tidak Ada
3. Merangkak : Tidak Ada
4. Berdiri : Tidak Ada
5. Berjalan : Tidak Ada
6. Senyum pada orang : Sesekali
7. Bicara pertama kali : Tidak Ada (Sesekali Menangis)
8. Berpakaian tanpa bantuan : Tidak Ada

VI. Riwayat nutrisi


a. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : Saat dilahirkan
2. Cara pemberian : Manual
3. Lama pemberian : Setiap 2 jam/hari

b. Pemberia Susu Formula


1. Alasan pemberian : Tidak ada
2. Jumlah pemberian : Tidak ada
3. Cara pemberian : Tidak ada

c. Pola pemberian nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini.

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


0-2 bulan ASI Setiap 2jam/hari
2-4 bulan ASI Setiap 2jam/hari
Saat ini ASI Setiap 2jam/hari

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Tanda –Tanda Vital
a. Suhu Badan : 36 ‘C
b. Respirasi : 26 x/ menit
c. Nadi : 102 x/ menit
d. BB : 2.900 gr
3. Keadaan Kepala
a. Rambut : Hitam
b. Bentuk Kepala : Hydrosephalus
c. Kebersihan : Tampak bersih
d. Distribusi : Merata
e. Kelainan :
Ubun-ubun besar melebar,teraba tegang/menonjol dan tidak berdenyut dengan pelebaran vena-vena kulit kepala

4. Mata
a. sklera : Anicterk,tampak di atas iris
b. Conyunctiva : Anemis
c. Odema : Tidak Ada
d. kebersihan : Tampak bersih
e. kelainan : Bola mata berotasi kebawah karena ada tekanan dan penipisan tulang supra orbita
5. Hidung
a. Bentuk : Baik/normal
b. Kebersihan : Tampak bersih
c. Haluaran : Tidak terjadi penyumbatan
d. Fungsi Pernafasan : Baik/normal
e. Kelainan : Tidak Ada
6. Telinga
a. Bentuk : Baik/ normal
b. Kebersihan : Tampak bersih
c. Haluaran : Tidak terjadi penyumbatan

8. Mulut
a. Kebersihan : Tampak bersih
b. Bibir : Baik/ normal
c. Gigi : Tidak Ada

9. Leher
a. Bentuk : Baik/ normal
b. Kelenjar Tiroid : Tidak tampak
c. Kelenjar Limfe : Tidak tampak

10. Dada
a. Bentuk : Normal Chest
b. Bunyi jantung : Bj 1“katub mitral terdengar bunyi LUB pada linea klafikularis ics 4,katup
trikuspidalis terdengar bunyi LUB pada mediaklavikularis. BJ 2”Katup Aorta terdengar bunyi DUB pada
parasternalisdextra ics 2,katub pulmonalis terdengar bunyi DUB pada parasternalis sinistra 2.
c. Bunyi paru : Vesikuler
d. Kelainan : Tidak Ada

11. Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Peristaltik Usus : 5-30x/ menit
c. Turgor : Baik/ normal
d. Kelainan : Tidak Ada
12. Ekstremitas
a. Atas :
Kekuatan otot kanan/kiri : 5/4
Terpasang infus “ RL 12 Tpm “ pada tangan kiri
Clubing off finger : tidak ada
Capillary refill time : kurang dari 2 detik (Normal)
b. Bawah

Kekuatan kanan/kiri : 5/5

Clubing off finger : tidak ada

Capillary refill time : kurang dari 2 detik (Normal)

Refleks patalogis : Baik/ normal

c. Kelainan : Baik/ normal

13. Kelamin
Laki-laki/Perempuan : Laki-laki
14. Genitalia : Baik/ normal

VIII. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. Pola Nutrisi Sebelum Sakit Selama Sakit
- Frekuensi ±10 x Sehari ±10 x Sehari
Makan
- Waktu Makan Setiap 2 jam/ hari Setiap 2 jam/ hari
- Jenis Makanan ASI ASI
- Porsi ±750 cc/ hari ±750 cc/ hari

- Nafsu Makan Baik/ Normal Baik/ Normal

- Mual / Muntah Ada Ada


Tidak ada Tidak ada
- Masalah

B. Pola Cairan & Elektrolit Sebelum Sakit Selama Sakit


- Frekuensi ±10 x Sehari ±10 x Sehari
Minum
- Jumlah ±750 cc/ hari ±750 cc/ hari
- Jenis minuman ASI ASI

- Masalah Ada Ada

C. Pola Eliminasi BAB / Sebelum Sakit Selama Sakit


BAK
BAB :
- Frekuensi 3 x Sehari 3 x Sehari
- Jumlah 3 x Sehari 3 x Sehari
- Konsistensi Lunak Lunak
- Warna/Bau Khas Khas
- Darah / Lendir Tidak Ada Tidak Ada

- Masalah Tidak Ada Tidak Ada

BAK :
- Frekuensi 3-4 x Sehari 3-4 x Sehari
±400-500 ml / Kuning ±400-500 ml / Kuning
- Jumlah/warna
Jernih Jernih
Amoniak Amoniak
- Bau
Tidak Ada Tidak Ada
- Masalah
D. Pola Istirahat / Tidur Sebelum Sakit Selama Sakit
- Tidur Siang 2-4 Jam 2-4 Jam
- Tidur Malam 6-8 Jam 6-8 Jam
- Yg Saat Digendong Saat Digendong

memudahkan
Tidur
- Penggunaan Tidak Ada Tidak Ada

obat
- Masalah Sesekali Menangis Sesekali Menangis
E. Personal Hygiene Sebelum Sakit Selama Sakit
- Mandi /cara 2 x Sehari / Dibantu 2 x Sehari / Dibantu
- Kebersihan Tampak bersih Tampak bersih
Kuku
- Kebersihan
Gigi Tidak Ada Tidak Ada

- Kebersihan
Kulit Tampak bersih Tampak bersih

- Masalah
Tidak Ada Tidak Ada

XI. POLA INTERAKSI SOSIAL


a. Dengan Orang Terdekat : Ibu klien mengatakan klien dapat merespon dengan baik dengan cara sesekali
menangis dan tersenyum
b. Dalam Keluarga : Ibu klien mengatakan klien dapat merespon dengan baik dengan cara sesekali
menangis dan tersenyum
c. Dalam Lingkungan Masyarakat : Ibu klien mengatakan klien jarang dibawa keluar rumah
d. Masalah : Ibu klien mengatakan klien sesekali menangis

X. KESEHATAN SOSIAL
Keadaan Rumah dan Lingkungan
a. Keadaan Rumah /Status rumah : Sederhana/ Kontrak
b. Jumlah / Penghuni Dalam Rumah : 4 Orang
c. Ventilasi Masalah : Tidak Ada
XI. KEADAAN PSIKOLOGI SELAMA SAKIT / REAKSI HOSPITALISASI (ANAK/ ORTU)
a. Cemas ADA / TIDAK, JELASKAN : Ibu klien tampak cemas dengan prosedur pengobatan yang akan dijalan klien
b. Interaksi dengan Petugas Kesehatan : Ibu klien selalu bertanya tentang prosedur tindakan keperawatan yang akan
dijalani klien
c. Interaksi dengan Pasien Lain : Ibu klien sering bercerita tentang keadaan yang dialami klien
d. Harapan-harapan : Ibu klien selalu mengatakan ingin anaknya dapat tumbuh normal seperti anak
lainnya
XII. KEADAAN SPIRITUAL SEBELUM SAKIT
a. Agama yang di anut : Kristen
b. Aktivitas dalam keagamaan : Tidak Ada
c. Selama Sakit : Tidak Ada
XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG tgl
1. Laboratorium
Nama : An.B

Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2020


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 10 gr/% 13,4-18,00 gr%
Hematokrit 62% 55-68%
Leukosit 10.800 mm³ 9.400- 34.000 mm³
Eritrosit 4,0 juta/mm³ 3,8-6,1 juta/mm³

2. Pemeriksaan Radiologi
a. CT SCAN :
XIV. PENGOBATAN

Nama obat Metode pemberian Dosis (mg) Waktu pemberian

Furosemid IV 0,3 mg 1x sehari


Asetasolamid IV 290 mg 1x sehari
RL IV 12 gtt/ Menit 8 Jam
Ondansenton IV 0,3 mg 8 Jam
XV. KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


Ibu klien mengatakan : Klien tampak :
 klien tampak lemas dan ukuran  Keadaan Umum : Sedang
kepalanya semakin membesar sejak  Kesadaran : Komposmentis
klien dilahirkan  Tanda –Tanda Vital
 klien kurang aktif dan  Suhu Badan : 36 ‘C
perkembangannya terhambat  Respirasi : 26 x/ menit
 Keluhan makan dan minum mual dan  Nadi : 102 x/ menit
muntah
 BB : 2.900 gr
 BB Post Natal klien 2000 gr
 Tinggi Badan : 55 cm
 perkembangan klien lebih lambat di
 Bentuk Kepala : Hydrosephalus
usia sekarang dibandingkan
 Ubun-ubun besar melebar,teraba
saudaranya saat ia berusia 5 bulan
tegang/menonjol dan tidak
 klien sesekali menangis
berdenyut dengan pelebaran vena-
vena kulit kepala
 sklera : Anicterk,tampak di atas iris
 Bola mata berotasi kebawah karena
ada tekanan dan penipisan tulang
supra orbita
 Kekuatan otot kanan/kiri : 5/4
D. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS: Peningkatan TIK Gangguan perfusi
jaringan cerebral
 klien tampak lemas dan
ukuran kepalanya
Penekanan jaringan
semakin membesar sejak
otak
klien dilahirkan
 klien kurang aktif dan
perkembangannya Infiltrasi/invasi ke
terhambat parenkim otak
 Keluhan makan dan
minum mual dan muntah
 perkembangan klien Kerusakan jaringan
lebih lambat di usia neuron
sekarang dibandingkan
saudaranya saat ia
berusia 5 bulan Iritasi korteks serebral

 klien sesekali menangis


DO :
Kejang
 Keadaan Umum :
Sedang
 Kesadaran : Gangguan perfusi
Komposmentis jaringan cerebral
 Tanda –Tanda Vital

 Suhu Badan : 36 ‘C
 Respirasi : 26 x/
menit
 Nadi : 102 x/
menit
 Bentuk Kepala :
Hydrosephalus
 Ubun-ubun besar
melebar,teraba
tegang/menonjol dan
tidak berdenyut dengan
pelebaran vena-vena
kulit kepala
 sklera : Anicterk,tampak
di atas iris
 Bola mata berotasi
kebawah karena ada
tekanan dan penipisan
tulang supra orbita
 Kekuatan otot kanan/kiri
: 5/4

2. DS : Kenaikan tekanan Perubahan nutrisi


 klien tampak lemas darah kurang dari
 klien kurang aktif dan kebutuhan tubuh
perkembangannya
Penumpukan cairan
terhambat
(CSS) dalam ventrikel
 Keluhan makan dan
otak secara aktif
minum mual dan muntah
(Hydrosephalus)

 BB Post Natal klien


2000 gr
Mempengaruh
 perkembangan klien
hypothalamus
lebih lambat di usia
sekarang dibandingkan
saudaranya saat ia Kurang napsu makan
berusia 5 bulan
DO :
Mual dan muntah
 Keadaan Umum :
Sedang
 Kesadaran : Perubahan nutrisi
Komposmentis kurang dari
 Tanda –Tanda Vital kebutuhan tubuh

 Suhu Badan : 36 ‘C
 Respirasi : 26 x/ menit
 Nadi : 102 x/ menit
 BB : 2.900 gr
 Tinggi Badan : 55 cm

3. DS : Adanya faktor Ansietas


penyebab
 klien sesekali menangis
DO :

 Tanda –Tanda Vital Perubahan status

 Suhu Badan : 36 ‘C
 Respirasi : 26 x/ menit Kurang mendapatkan
 Nadi : 102 x/ informasi tentang

menit penyakit
 Ibu klien tampak cemas
dengan prosedur
Stres psikologis
pengobatan yang akan
dijalan klien
 Ibu klien selalu bertanya Ansietas
tentang prosedur
tindakan keperawatan
yang akan dijalani klien
 Ibu klien sering bercerita
tentang keadaan yang
dialami klien
 Ibu klien selalu
mengatakan ingin
anaknya dapat tumbuh
normal seperti anak
lainnya
Daftar Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan perfusi jaringan cerebral


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ansietas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI PADA AN. B DENGAN DIAGNOSA MEDIS HYDROSEPHALUS
DI RUANG NURI,RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
Nam a : An. B
No RM : 147769
JK : Laki-laki
DX Medis: Hydrosephalus
Rencana Keperawatan Jam/
Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan Tanggal
Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan 1. Edukasi kepada klien 1. Agar pasien merasa lebih 27 April 1. Mengedukasi kepada 74 April
jaringan cerebral b/d tindakan dan keluarga agar nyaman 2020 klien dan keluarga agar
2020
peningkatan tekanan keperawatan klien bed rest selama 09:00 WIT klien bed rest selama
intra kranial selama 1X24 jam fase akut fase akut S:
Ditanda dengan : diharapkan Respon :
 klien tampak lemas
DS : gangguan perfusi Ibu klien dapat memahami
dan ukuran kepalanya
 klien tampak jaringan cerebral hal tersebut
semakin membesar
lemas dan ukuran dapat teratasi 2. Mengurangi rasa nyeri 09:05 WIT 2. Memberikan posisi
2. Berikan posisi Head  klien kurang aktif dan
kepalanya dengan yang dialami klien Head Up (15-30)
Up (15-30)’ perkembangannya
semakin Kriteria Hasil : Hasil :
terhambat
membesar sejak
- Kesadaran  Keluhan makan dan
klien dilahirkan Klien tampak merasa
meningkat minum mual dan
 klien kurang aktif nyaman dan tidak menangis
- GCS muntah
dan 3. Membatasi manipulasi
meningkat  klien sesekali
perkembangannya 3. Batasi manipulasi 3. Menghindari cedera kepala 09:07 WIT gerakan kepala
- Pupil isokor menangis
terhambat
 Keluhan makan - TTV dalam gerakan kepala Respon :
dan minum mual rentang normal Ibu Klien dapat mengikuti
dan muntah - Disatria anjuran tersebut
 perkembangan berkurang
klien lebih lambat - Afasia teratasi 4. Mengetahui kondisi TTV 09:10 WIT
O:
di usia sekarang - Tidak ada 4. Mengobservasi
dibandingkan tanda-tanda 4. Observasi kesadaran kesadaran dan TTV  Keadaan Umum :
saudaranya saat ia peningkatan dan TTV Hasil : Sedang
berusia 5 bulan TIK (nyeri  Kesadaran :
Kesadaran
 klien sesekali kepala,muntah Komposmentis
menangis ,kejang ) Kuantatif : GCS 15 (E4, V5,  Tanda –Tanda Vital
DO : M6)
 Suhu Badan : 36 ‘C
 Keadaan Umum : Kualitatif : komposmentis
Sedang  Respirasi : 26 x/
Tanda –Tanda Vital menit
 Kesadaran :
Suhu Badan : 36 ‘C  Nadi : 102 x/ menit
Komposmentis
Respirasi : 26 x/ menit  Bentuk Kepala :
 Tanda –Tanda
5. Agar kebersihan diri klien 10:00 WIT Nadi : 102 x/ menit Hydrosephalus
Vital
terjaga 5. Membantu ADL dan  Ubun-ubun besar
 Suhu Badan : 5. Bantu ADL dan
perawatan diri klien melebar,teraba
36 ‘C perawatan diri klien
Hasil : tegang/menonjol dan
 Respirasi
Klien mandi dibantu 1x tidak berdenyut
: 26 x/ menit
11:50 WIT sehari dengan pelebaran
 Nadi : 6. Pemberian Furosemid 6. Mengkolaborasi untuk vena-vena kulit
102 x/ menit 6. Kolaborasi untuk 0,3mg/24 jam pemberian kepala
 Bentuk Kepala : pemberian Antihipertensi  Sklera :
Hydrosephalus Antihipertensi Hasil : Anicterk,tampak di
 Ubun-ubun besar Pemberian Furosemid atas iris
melebar,teraba 0,3mg/24 jam  Bola mata berotasi
tegang/menonjol kebawah karena ada
dan tidak tekanan dan
berdenyut dengan penipisan tulang
pelebaran vena- supra orbita
vena kulit kepala  Kekuatan otot
 sklera : kanan/kiri : 5/4
Anicterk,tampak
di atas iris
 Bola mata
berotasi kebawah
karena ada
tekanan dan
penipisan tulang A:

supra orbita Masalah belum teratasi


 Kekuatan otot
kanan/kiri : 5/4
P:

Lanjutkan Intervensi

Setelah dilakukan 27 April


tindakan 2020
2. Perubahan nutrisi 1. Agar pasien merasa lebih
keperawatan 1. Mengedukasi kepada
kurang dari kebutuhan nyaman
selama 1X24 jam 1. Edukasi kepada klien 10:10 klien tentang manfaat
S:
tubuh b/d mual dan
diharapkan tentang manfaat nutrisi untuk proses
muntah  Ibu klien mengatakan
Perubahan nutrisi nutrisi untuk proses penyembuhan
Ditanda dengan : klien masih merasa
kurang dari penyembuhan Respon :
DS: mual dan muntah saat
kebutuhan tubuh Ibu Klien dapat memahami
: mengkonsumsi ASI
dapat teratasi manfaat nutrisi untuk proses
dengan penyembuhan  klien tampak lemas
 klien tampak
lemas Kriteria Hasil:  klien kurang aktif dan

 klien kurang aktif - BB dan LILA 10:15 WIT 2. Mengedukasi kepada perkembangannya
2. Mengurangi rasa nyeri
dan dalam rentang klien tentang pentingnya terhambat
yang dialami klien
perkembangannya normal menjaga kebersihan

terhambat - Albumin (3,8- mulut


4,4)% 2. Edukasi kepada klien Respon :
 Keluhan makan
- Hb ( 11,4- tentang pentingnya Ibu Klien selalu menjaga
dan minum mual
17,7)g% menjaga kebersihan kebersihan mulut Klien
dan muntah
- Tugor kulit mulut 3. Memberikan makan
 BB Post Natal 10:20 WIT
3. Menghindari cedera
baik, membran dengan porsi kecil dan

Anda mungkin juga menyukai