Anda di halaman 1dari 123

RANGKUMAN PEMBELAJARAN FISIKA

Disusun oleh : mustika rena


Kelas : XI.mipa 3
Mata pelajaran : fisika
Guru pembimbing : ilham hapis al kodri,spd MM

TAHUN AJARAN 2016-2017


SMA NEGERI 1 PRABUMULIH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan rangkuman pembelajaran fisika
bab 1-13 ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima
kasih pada bapak ilham hapis alkodri s.pd MM yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap modul ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengertian,,jenis jenis dan contoh soal . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.

Semoga rangkuman sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

prabumulih, mei 2017

Penyusun
BAB 1

Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar

 Menentukan koordinat titik berat suatu benda.

1.
1. Gerak Translasi dan Rotasi

Indikator :

 Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan secara kuantitatif


 Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya
dengan gerak rotasi benda tersebut
 Dibuat analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi

Pernahkah Anda melihat permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan
berputar menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Anda melihat katrol? Sebuah alat yang
dapat berputar dan memberikan keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen
gaya yang bekerja pada benda itu.
Gambar:
Katrol

A. Momen Gaya
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan.
Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-
jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu.
Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang  (baca: tau).
Gambar:
Menarik beban menggunakan katrol
=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen
gaya positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum
jam disebut momen gaya negatif.
Gambar:
Skema permainan jungkat jungkit
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah 2 = – F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
∑=0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑=0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
∑F=0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi

Translasi Rotasi

Momentum linier p = mv Momentum sudut* L = I

Gaya F = dp/dt Torsi  = dL/dt


Benda massa Benda momen
Konstan
F = m(dv/dt)
inersia konstan*  = I (d/dt)
Gaya tegak lurus Torsi tegak lurus
terhadap momentum
F=xp
momentum sudut  =L
Energi kinetik Ek = ½ mv2 Energi kinetic Ek = ½ I2

Daya P=F.v Daya P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi


Konsep Translasi Rotasi Catatan

Perubahan sudut S  s = r.

Kecepatan v = ds/dt  = d/dt v = r.

Percepatan a = dv/dt  = d/dt a = r.

Gaya resultan, momen F   = F.r

Keseimbangan F=0  =0
v = v0 + at  = 0 + t

Percepatan konstan s = v0t = ½ at2  =  t + ½t


0
2

v2 = + 2as  2
= + 2

Massa, momen kelembaman M I I = miri2

Hukum kedua Newton F = ma  = I

Usaha W =  F ds W =   d

Daya P = F.v P=I

Energi potensial Ep = mgy

Energi kinetic Ek = ½ mv2 Ek = ½ I2

Impuls  F dt   dt

Momentum P = mv L = I

Contoh

F2
o
30

OA
o
B 37
F
1

Dari gambar di atas, tentukan momen total terhadap poros O. Jarak


OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N, dan F2 = 6 N.
Jawab
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
Untuk gaya F1
r1 = OB = 8 m
Besar momen gaya
1 = F1 sin 1. r1
= 10 . sin 37. 8
= 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
Arah momen gaya 1 searah perputaran jarum jam
Untuk gaya F2
r2 = OA = 4 m
Besar momen gaya
2 = F2 sin 2. r2
= 6 . sin 30. 4
= 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
Arah momen gaya 2 berlawanan arah perputaran jarum jam
Momen gaya total adalah
 = 2 + 2
= 48 + 12
= 60 Nm
Momen Kopel

Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan arah. Kopel
yang bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan
benda berotasi. Momen kopel disimbolkan M
-
FFF

MFd
ddd
FF
F
(a) (b) (c)

Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut
adalah
M = M1 + M2 + M3 + … + Mn
Contoh
F4
F
1
P
1m 2m 1m
Q
F3
F2
Jawab:

Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F = F = 5 N, dan
1 3

F = F = 8 N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah momen kopel
2 4

pada batang PQ tersebut.


Gaya F dan F yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya searah perputaran jarum
1 3

jam (+) dan besarnya:


M
= F x d = 5 x 3 = 15 N m
1

Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3 m membentuk kopel yang arahnya berlawanan arah
perputaran jarum jam (-) dan besarnya:
M
= F x d = 8 x 3 =  24 N m
2

Resultan momen kopel adalah:


M = M1 + M2
= 15 + (  24)
=9Nm
Tanda negatif (-), menunjukkan bahwa momen kopel resultan
arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan

Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut
dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, yang jaraknya masing-masing terhadap
sumbu-X adalah y1, y2, y3,…,yn .
Sedangkan komponen-
komponen gaya pada sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , …,Fny , yang jaraknya
masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn . Semua komponen gaya pada
sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X,
demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya
resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.
Koordinat titik tangkap dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

xo = =
yo = =
Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)
Contoh

Y
F2=5N
F3=7N
X

Dari gambar di samping, tentukan besar, arah, dan letak titik tangkap resultan.
023
-3 -1
F1=-3N
F =-2N
4

Jawab
Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah negatif, resultan gaya adalah:
Fy = F1 + F2 + F3 + F4
= -3 + 5 + 7 – 2 = 7 N (arah ke atas)
Letak titik tangkap gaya resultan adalah:
xo =
xo =
xo =

1. Momen Inersia Benda Tegar

Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut  yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi
 didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia
benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut”.
Dirumuskan sebagai berikut.
=  Fi Ri Sin i atau  = (  mi R2 i ) . 
mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya
dari sumbu.
Dirumuskan:
I =  mi . Ri2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen)
terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan:
I=
maka  = I . 
= I
Karena  = F . R dan  = I . 
maka  F . R = I . 
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.
a=.R
=
persamaan menjadi :
F.R=I.
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak.
Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
I = ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2

Contoh:
1. Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah
batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem
partikel terhadap proses:

1.
1. sumbu AA1,
2. s

AB

1 kg 2 kg 1 kg 3 kg

2m2m2m

A 1 B1

umbu BB1!

Penyelesaian:

1. I = Σ mi . Ri2

= m1 R12 + m2 . R22 + m3 R32 + m4 R42


= 1 . 0 2 + 2 . 22 + 1 . 4 2 + 3 . 62
= 0 + 8 + 16 + 108
I = 132 kg m2

1. I = Σ mi Ri2

= m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42


= 1 . 4 2 + 2 . 22 + 1 . 0 2 + 3 . 22
= 16 + 8 + 0 + 12
I = 36 kg m2

1. Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat
diabaikan.

1. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak
lurus pada bidang kertas!
A

1. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu
percepatan  terhadap poros ini ( = 4 )?
2. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!

Penyelesaian:

1. I = Σ mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42

= 3 . 2 2 + 2 . 22 + 1 . 2 2 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2

1. τ = I .  = 32 . 4 = 128 N.m
2. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42

1. Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan
sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap
sumbu yang tegak lurus batang dan melalui

1. pusat 0, O
2. salah satu bola!

L=1m
Penyelesaian:

1. I = Σ mi Ri2

I = mA . RA2 + mB . RB2 + 1/12 m . L2


I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 . 2 . 12
I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6
I = 2,5 + 1/6
I = 5/2 + 1/6 = = 16/6
I = 8/3 kg m2
b. I = Σ mi Ri2
I = mA.RA2 + Mb.RB2 + 1/3 .m.l2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
I = 5 + 2/3
I = 5 kg m2

 Uji Kompetensi I

1. Seorang tukang cat (massa 55 kg) mengatur papan homogen yang beratnya

60 N dengan kuda-kuda di B dan C seperti pada gambar. Panjang AD = 4 m,


AB = CD = 1 meter. Jarak kaleng cat (2 kg) dari A = 0,5 m. Secara perlahan
ia mengecat sambil menggeser ke kanan. Pada jarak berapa meter dari C dia
dapat menggeser sebelum papan terjungkit ?
ABCD

1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :

a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.


b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.

Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.

1. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya


seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.

1. Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik
0

O
-1/4 l +3/4 l
1. Empat buah benda disusun pada rangka pada sumbu koordinat XY seperti tampak
pada gambar di bawah ini. M1=M3 =1kg, M 2 =3 kg, dan M 4 = 2 kg. Tentukan momen
inersia sistem jika sumbu putarnya adalah (a) sumbu Y, (b) sumbu yang tegak lurus
bidang XY melalui titik O.

Y
M1
2m

M3
O3m
M
3m
M4

1. Tentukan momen inersia bola pejal !

 massa bola m
 volume bola V = 4/3  R3
 massa keping = dm
 volume keping = dV = r2 dx

1. Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi


1.Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 =
100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4. D

C
BF
2

o F1
A 30

1. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :

a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.


b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

1. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5
buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg  = 3/4.

Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.


Indikator :

 Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk berbagai kondisi


 Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis

C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda Tegar


Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L=I.
Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut
terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan V
(memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan perkalian vektor,
L=RP
atau L = R  mV
L = mR  V
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk
oleh R dan v.
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v
saling tegak lurus.
V=R
Sehingga L = m R v
L = m R R
L = m R2 
Arah L dam  adalah sama, maka:
L = m R2 
atau L = I 
karena  =
maka : L = m R2
L=I
Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan
secara vektor ditulis:
L = R  P = m (R  v)
Bila diturunkan, menjadi:
karena  = F  R
maka  =
Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem
mempunyai momentum sudut total akhir L’, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar
dalam dua keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan
roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.
momentum sudut total awal = momentul sudut total akhir
L = L’
L1 + L2 = L1’ + L2’
Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1’ 1’ + I2’ 2’
D. Energi Kinetik Rotasi
Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan rotasi
bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah ½ m1v12.
Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikel ke 2
adalah ½ m2v22 ) :
EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22
Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
EK =  ½ mi vi2
Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap
partikel adalah vi =  . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK =  ½ mivi2
=  ½ mi Ri2 2
= ½ ( mi Ri2) 2
EK = ½ I . 2
karena L = I . 
maka EK = ½ L . 
atau EK = ½
Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui pusat
massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang pengamat.
Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.
EK = ½ mv2 + ½ I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
½ mv2 + ½ I 2 + mgh = konstan
Contoh Soal
Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak bidang
miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar. Buktikanlah
kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang miring adalah V =

1. dengan menggunakan hukum kekekalan energi,


2. dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!

Penyelesaian
Jawab:
v1 = 0, 1 = 0
s
h
a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
(½ m v12 + ½ I 12) + mgh1 = ( ½ mv22 + ½ I 22) + mgh2
0 + 0 + mgh = ½ mv2 + ½ . ½ mR2 ( )2 + 0
gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r
gh = ¾ v2
v2 = gh
v = (terbukti)

1. Hukum II dinamika rotasi

ΣF=m.a
mg.–½m.a=m.a
=a
a=.
v2 = vo2 + 2 a s
v2 = 02 + 2. . s
v2 = gh
v = (terbukti)
E. Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).
F
F
ff
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.

1. Bila gaya F berada tepat di sumbu:

- gerak translasi berlaku : F – f = m . a


- gerak rotasi berlaku : f . R = I . 
di mana ( = )

1. Bila gaya F berada di titik singgung :

- gerak translasi berlaku : F + f = m . a


- gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I .  ( = )
Katrol

1. Sumbu dianggap licin tanpa gesekan

Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F=m.a
+ T1 – m1g = m1a ………………….(i)
+ m2g – T2 = m2a ………………….(ii)
Gerak rotasi katrol :
 = I . 
(T2 – T1) R = I ……………….(iii)

1. Pada puncak bidang miring

Gerak translasi beban :


F=m.a
+ T1 – m1g sin  – f = m1a …….(i)
+ m2g – T2 = m2a …………………..(ii)
Gerak rotasi katrol :
 = I . 
(T2 – T1) R = I ……………………(iii)

1. Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol

Gerak translasi beban :


F=m.a
mg – T = m . a ……………..(i)
Gerak rotasi katrol :
 = I . 
T . R = I . ……………..(ii)
Contoh Soal

1. 8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas katrol silinder yang masanya 4 kg
(dianggap silinder pejal). Masa m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg. jari- jari
katrol = 50 cm. Tentukan:

a. percepatan beban,
b. tegangan tali!
Penyelesaian:
a. Tinjau benda m1
Σ F = m1 . a
w1 – T1 = m1 . a
5 . 10 – T1 =5 . a
T1 = 50 – 5a
Tinjau benda m2:
Σ F = m2 . a
T2 – W2 = m2 . a
T2 – 3.10 = 3 . a
T2 = 30 + 3a
Tinjau katrol
Στ=I.
T1 . R – T2 . R = ½ m . R2 a/R
T1 – T2 = ½ . 4 . 2
50 – 5a – 30 – 3a = 2a
20 = 10 . a
a = 2 m/s2

1. T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N

T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N
2.
Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa gesekan Jika
m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2
Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg.
hitunglah:

1. percepatan sistem,
2. gaya tegang tali!

Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
ΣF=m.a
T 1 – f1 = m . a
Ti – k . N = m1 . a
Ti – 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a
Tinjau m2:
ΣF=m.a
w2 – T2 = m2 . a
m2 . g – T2 = m2 . a
200 . 10 – T2 =200 . a
T2 = 2000 – 200 . a
Tinjau katrol:
Στ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R
T2 – T1 = ½ m . a
2000 – 200a – 50 – 50 a = ½ . 10 . a
1950 = 255 a
a = = 7,65 m/s2
b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
T2 = 2000 – 200 . 7,65 = 470 N

1. Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui
sebuah katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar.
Permukaan meja licin. Tentukan percepatan masing- masing benda bila:

1. katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol


2. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali
3. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali!

Penyelesaian:

1. katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T

Tinjau m1 : Σ F = m . a
T = m1 . a
T=3.a
Tinjau m2 : Σ F = m . a
w2 – T = m2 . a
m2 . g – T = m2 . a
5 . 10 – T = 5 . a
T = 50 – 5a

1.
o T=T

3a = 50 – 5a
3a + 5a = 50
8a = 50
a = = 6,25 2

1. katrol kasar

Katrol :
Στ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a
50 = ½ a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2

1.
1. Bidang miring dengan sudut kemiringan  = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung
bidang miring diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm
(dianggal silinder pejal). Ujung tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg.
Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban dengan massa 10 kg.
Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!

Penyelesaian:
Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a
T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a
T1 – k . N – m1 g sin 30 = m1 . a
T1 – k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ – 4 . 10 . ½ = 4 . a
T1 – 4 – 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a
Tinjau m2 Σ F = m . a
w2 – T2 = m2 . a
w2 . g – T2 = m2 . a
10 .10 – T2 = 10 .a
T2 = 100 – 10a
Tinjau katrol Σ τ = I . 
T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R
100 – 10a – 26,928 – 4a = ½ . 0,6 . a
100 – 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2

1.
1.
 T1 = 26,928 + 4 . 5,1

T1 = 47,328 N
T2 = 100 – 10 . 5,1
= 49 N
1.
1. Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien
gesekan antara balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m.
Massa tali dan katrol diabaikan dan percepatan gravitasi g.

Tentukan:

1. gaya tarik oleh tali


2. percepatan B

Penyelesaian:
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak tempuh B berarti
sA = 2 sB atau aA = 2 aB
Tinjau benda A
wB – 2T = mB . aB
3mg – 2T = 3m aB
aB =
Tinjau benda B
T – f = mA aA
T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
aA =

1. gaya tarik oleh tali

Substitusi
aA = 2 aB
= 2 ()
3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m
:m
T=

1. percepatan B

aB =
=
==
aB = g

1.
1. Kesetimbangan Benda Tegar

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang
hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.

Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

1. Kesetimbangan Partikel

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0  Fx = 0 (sumbu X
BAB 2

Elastisitas Zat dan hokum hooke

Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah gaya yang
mengenai benda tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis. Ketika Anda menarik pegas
hingga bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke ukuran semula setelah gaya tarik
tersebut dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda plastis. Contoh benda plastis antara lain
plastisin, lumpur, dan tanah liat. Besaran-besaran yang berhubungan dengan sifat elastisitas
benda antara lain sebagai berikut

a. Tegangan (δ)

Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang
tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)

Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan. Regangan
dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda terhadap panjang
awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)

Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu untuk
meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan perbandingan antara
tegangan dan regangan pada benda. Nilai modulus Young menunjukkan tingkat elastisitas
suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan yang
diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut.
d. Batas Elastis

Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila gaya
yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk semula
ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih besar
daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara
permanen berubah bentuk.

Elastisitas pada Pegas

Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya pada
pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda kembali ke bentuk semula disebut
gaya pemulih.

a. Hukum Hooke

Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa
melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding
dengan simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan dengan arah
gerak benda. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke. Secara matematis, hukum Hooke
dinyatakan sebagai berikut.

anda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada pegas selalu
berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k) menyatakan ukuran kekakuan
pegas. Pegas yang kaku memiliki nilai k yang besar, sedangkan pegas lunak memiliki k kecil.

b. Tetapan Gaya pada Benda Elastis

Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat ditulis sebagai berikut.
Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas sebesar F =-k ∆x atau F = -k ∆ℓ
Dengan demikian, konstanta gaya pada benda elastis dapat dirumuskan sebagai berikut.

c. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas

Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai gaya yang
diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa susunan pegas (lebih dari
satu)? Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai berikut.

Susunan Seri pegas

Pertambahan panjang pegas yang disusun seri merupakan jumlah pertambahan panjang kedua
pegas. Jadi, tetapan pegas yang disusun  seri dihitung:

Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:


susunan parallel pegas

Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga pertambahan panjang kedua pegas
sama.

Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali ke bentuksemula.


Berdasarkan hukum Hooke, besarnya gaya pemulih sebanding dengan simpangan benda.
Hukum Hooke dapat dinyatakan dengan grafik seperti di samping.

Grafik F-∆x tersebut menunjukkan bahwa daerah yang diarsir merupakan usaha yang
dilakukan untuk menarik pegas atau besarnya energi potensial pegas untuk kembali ke bentuk
semula. Besarnya energi potensial pegas dihitung dengan langkah sebagai berikut.

Contoh Soal !

1. Seutas kawat logam berdiameter 1,4 mm dan panjang 60 cm digantungi beban bermassa
100 gram. Kawat tersebut bertambah panjang 0,3 mm. Apabiia percepatan gravitasi bumi
sebesar9,8m/s2,hitunglah:
a.tegangan,
b.regangan,dan
c. modulus Young bahan.

Penyelesaian: 

Diketahui

d=1,4mm
r=0,7mm=7x10-4m
m=100g=0,1kg
g=9,8m/s2
ℓ0=60cm=0,6m
∆ℓ = 0,3 mm = 3 x 10-4 mm
Ditanyakan :

a. δ
b.e
c. Y

Jawab:

2. Sebuah pegas memiliki panjang 50 cm saat digantung vertikal. Pada saat diberi beban
seberat 30 N, pegas bertambah panjang menjadi 55 cm. Berapakah konstanta pegas dan
panjang pegas ketika ditarik gaya sebesar 45 N?

Penyelesaian:

Diketahui:

X0=50cm=0,5m
X1=55cm=0,55m
F1 = 30 N
F2 = 45 N

Ditanyakan :

a.k
b. X2

Jawab:
3. Seutas kawat sepanjang 1 meter ditarik dengan gaya 4 N. Luas penampang kawat tersebut
2 mm2 dan modulus elastisitasnya 101° N/m2. Hitung pertambahan panjang kawat akibat gaya
yang diberikan!

Penyelesaian:

Diketahui:

Y=1010N/m2
A=2mm2=2×10-6m2
ℓ=1m
F=4N

Ditanyakan = ∆ℓ

Jawab:

4. Kawat A dan B terbuat dari bahan yang sama. Kawat A memiliki diameter tiga kali
diameter kawat B dan memiliki panjang dua kali panjang B. Berapakah perbandingan antara
tetapan gaya kawat A dan B?

Penyelesaian:

Diketahui :

Kawat terbuat dari bahan yang sama sehingga YA = YB = Y

DA=3DB
ℓA = 2 ℓB

Ditanyakan : KA : KB

Jawab:
MATERI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

TEGANGAN (STRESS)
Adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A.

REGANGAN (STRAIN)
Adalah hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awal L 0.

MODULUS YOUNG
Adalah perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.

GAYA PEGAS DAN HUKUM HOOKE


Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan panjang pegas (Δx) sebanding
dengan gaya tariknya (F).

F = k . ∆x
ENERGI POTENSIAL PEGAS

Keterangan:
Ep = energi potensial pegas(Joule).
F = gaya pegas (N).
∆x = x2 – x1 = pertambahan panjang (m).
k = konstanta pegas (N/m2).

SUSUNAN SERI PEGAS

SUSUNAN PARALEL PEGAS

Keterangan:
ktot = konstanta gabungan pegas (N/m).
k1 = konstanta pegas pertama (N/m).
k2 = konstanta pegas kedua (N/m).
k3 = konstanta pegas ketiga (N/m).
SUSUNAN GABUNGAN PEGAS

Untuk menyelesaikan susunan gabungan:


a. Selesaikan terlebih dahulu susunan paralel dengan persamaan susunan paralel.
b. Selesaikan susunan seri dengan persamaan susunan seri.

PERIODE PEGAS DAN BANDUL

Keterangan:
T = periode (s).
m = massa benda (kg).
k = konstanta pegas (N/m).
l = panjang bandul (m).
g = percepatan gravitasi (10 m/s 2).

Contoh soal elastisitas dan hukum Hooke dan pembahasan

Contoh soal Modulus Young


Sepotong kawat homogen panjangnya 140 cm dan luas penampangnya 2 mm 2. Ketika ditarik dengan
gaya sebesar 100 N, bertambah panjang 1 mm. Modulus elastik kawat bahan kawat tersebut
adalah...
A.7 . 108 N/m2
B.7 . 109 N/m2
C.7 . 1010 N/m2
D.7 . 1011 N/m2
E.7 . 1012 N/m2
Dalam suatu praktikum untuk menentukan konstanta suatu pegas diperoleh data sebagai berikut:

Jika F adalah gaya dan ∆x adalah pertambahan panjang pegas, maka konstanta pegas yang
digunakan adalah...
A.100 N/m
B.200 N/m
C.300 N/m
D.400 N/m
E.500 N/m
Contoh soal energi potensial pegas dan pembahasan
Nomor 1
Sebuah tali karet diberi beban 300 gram dan digantung vertikal pada sebuah statif. Ternyata
karet bertambah panjang 4 cm (g = 10 m/s2). Energi potensial karet tersebut adalah...
A.7,5 . 10-2 joule
B.6,0 . 10-2 joule
-2
C.4,5 . 10 joule
D.3,0 . 10-2 joule
-2
E.1,5 . 10 joule
BAB 3
Apa yang kalian ketahui tentang fluida?
Fluida merupakan suatu himpunan yang berasal dari benda, seperti contoh; gas dan zat cair
adapun sifat yang dimiliki suatu benda yang dikatakan fluida adalah memiliki suatu sifat
tidak menolak pada perubahan bentuk, memiliki kemampuan untuk mengalir, dan memiliki
kemampuan untuk menempati suatu wadah atau ruang.

Jika kalian sudah paham tentang pengertian fluida, apa pengertian dari statis?
Statis merupakan nama sifat yang dimiliki oleh suatu objek atau benda jika berangsur-angsur
dalam keadaan diam.

Jika kalian perhatikan dari dua pengertian di atas, apa yang bisa kalian simpulkan
tentang pengertian “fluida statis”?
Untuk pengertian fluida statis adalah suatu zat atau objek yang mempunyai kedudukan dalam
keadaan diam atau tidak bergerak.

Bagaimana? Apakah sampai disini kalian dapat  memahami tentang pengertian dasar fluida
statis?
Baiklah, setelah kalian paham, berikut komponen-komponen yang berkaitan dengan
hubungan fluida statis:

1. Massa jenis
Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan suatu benda, sehingga dapat
dikatakan, jika suatu benda mengalami massa jenis yang besar, maka benda tersebut
dapat dikatakan memiliki kerapatan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Berikut
persamaan / rumus dari massa jenis:

Dengan keterangan sebagai berikut:


ρ = lambang massa jenis atau biasa dikatakan rouh, dengan satuan (kg/m^3)
m = massa benda, dengan satuan (kg)
V = Volume benda, dengan satuan (m^3)

2. Tekanan
Tekanan (P) merupakan satuan ilmu fisika untuk menyatakan atau menyebutkan hasil
dari gaya (F) dengan Luas (A), satuan tekanan digunakan dalam mengukur kekuatan
dari suatu benda gas dan benda cair. Untuk lebih ringkasnya, tekanan merupakan hasil
bagi antara gaya (F) dan luas penampang(A).
Dengan asumsi , bahwa semakian besar gaya yang diberikan maka semakin besar pula
tekanannya, akan tetapi sebaliknya, jika luas penampang tersebut besar, maka tekanan
yang diberikan akan kecil.
Perhatikan persamaan berikut:

Dengan keterangan sebagai berikut:


P = Tekanan, dengan satuan (pascal/Pa)
F = Gaya, dengan satuan (newton/N)
A = Luas penampang, dengan satuan (m2)

Tentu kalian sedikit bingung, dengan satuan yang saya cantumkan diatas, karena
banyak versi pembahasan yang berbeda terkait dengan satuan tekanan, hal tersebut
bukan dikarenakan ketidakpastian dari satuan tekanan tersebut, melainkan dalam
satuan tekanan memiliki sifat konversi yang beragam untuk kalian pahami dalam
menyelesaikan soal tentang tekanan. Dibawah ini merupakan hitungan konversinya:

 Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang dihasilkan oleh suatu benda atau objek yang
mengalami gravitasi ketika didalam fluida. Oleh sebab itu bahwa besarnya tekanan yang
dihasilkan tergantung dari massa jenis fluida, percepatan gravitasi bumi, dan ketinggian
fluida atau zat cair tersebut.
Maka demikian, terkait dengan konsep tekanan hidrostatis yang saya jelaskan diatas, telah
diketahui bahwa persamaan tekanan hidrostatis adalah sebagai berikut:

Dengan keterangan sebagai berikut:


P_h = tekanan hidrostatis (Pa)
ρ = massa jenis fluida atau zat cair (kg/m^3)
g = percepatan gravitasi (10 m/s^2)
h = ketinggian atau kedalaman benda dari permukaan zat cair / fluida (m)

Berdasarkan rumus diatas, telah diketahui bahwa: Makin besar suatu massa jenis zat cair,
maka semakin besar pula tekanan hidrostatis yang dihasilkan, dan jika semakin dalam benda
pada zat cair tersebut, maka tekanan hidrostatis yang dihasilkan semakin besar pula.
Perlu diingat bahwa: mengukur besarnya kedalaman (h) harus memulai pengukuran dari
permukaan zat cair, bukan dari bawah. Contoh mengukur ketinggian seperti diterapkan pada
gambar di atas.
 Tekanan mutlak
Tekanan mutlak merupakan tekanan dari keseluruhan total  yang dialami benda atau objek
tersebut, sehingga mengaitkan dengan pengertian tersebut, dapat dirumuskan bahwa:

Dengan keterangan sebagai berikut:


P= tekanan mutlak (Pa)
P_o = tekanan udara luar (Pa)
P_h = tekanan hidrostatis (Pa)
 Hukum Pascal
Hukum pascal yang berbunyi: "tekanan yang diberikan kepada fluida dalam sebuah ruangan
tertutup akan diteruskan sama besar kesegala arah".
Penerapan hukum pascal tersebut tertera, pada gambar dibawah ini:

Dengan keterangan sebagai berikut:


F1 = gaya pada permukaan A1 (N)
F2 = gaya pada permukaan A2 (N)
A1 = luas permukaan 1 (m2)
A2 = luas permukaan 2 (m2)
d1 = diameter permukaan 1
d2 = diameter permukaan 2
Melalui persamaan Hukum Pascal di atas, bahwa Hukum Pascal sering diterapkan pada alat-
alat dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, dan
sistem kerja rem hidrolik pada mobil.

Soal No. 1
Seekor ikan berada pada kedalaman 15 meter di bawah permukaan air.

Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan tekanan udara luar
105 N/m, tentukan :
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan
b) tekanan total yang dialami ikan

Pembahasan
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan

b) tekanan total yang dialami ikan

Sebuah dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat beban.

Jika jari-jari pada pipa kecil adalah 2 cm dan jari-jari pipa besar adalah 18 cm, tentukan besar gaya
minimal yang diperlukan untuk mengangkat beban 81 kg !

Pembahasan
Data:
m = 250 kg
r1 = 2 cm
r2 = 18 cm
w = mg = 810 N
F =….

Jika diketahui jari-jari (r) atau diameter (D) pipa gunakan rumus:

Diperoleh

Pipa U diisi dengan air raksa dan cairan minyak seperti terlihat pada gambar!

Jika ketinggian minyak h2 adalah 27,2 cm, massa jenis minyak 0,8 gr/cm 3 dan massa jenis Hg adalah
13,6 gr/cm3 tentukan ketinggian air raksa (h1)!

Pembahasan
Tekanan titik-titik pada cairan yang berada pada garis vertikal seperti ditunjukkan gambar diatas
adalah sama.
Soal No. 5
Sebuah benda tercelup sebagian dalam cairan yang memiliki massa jenis 0,75 gr/cm 3 seperti
ditunjukkan oleh gambar berikut!

Jika volume benda yang tercelup adalah 0,8 dari volume totalnya, tentukan massa jenis benda
tersebut!

Pembahasan
Gaya-gaya yang bekerja pada benda diatas adalah gaya berat yang berarah ke bawah dan gaya
apung / gaya Archimides dengan arah ke atas. Kedua gaya dalam kondisi seimbang.

Sebuah benda berbentuk balok berada pada bejana yang berisikan air dan minyak. 50% dari volum
balok berada di dalam air, 30% berada dalam minyak seperti terlihat pada gambar berikut.

Tentukan massa jenis balok tersebut


Diketahui massa jenis air adalah 1 g/cm 3 dan massa jenis minyak 0,8 g/cm3
Pembahasan
a) Gaya-gaya yang bekerja pada balok adalah sebagai berikut:

Berat benda
w = mg
Karena massa benda belum diketahui, masukkan m = ρ v B sehingga w = ρ v g dengan vB adalah volum
balok.

Gaya ke atas yang bekerja pada balok oleh air


Fair = ρa va g
dengan va adalah volume air yang dipindahkan atau didesak oleh balok (50%v = 0,5 v B).

Gaya ke atas yang bekerja pada balok oleh minyak


F m = ρm v m g
dengan vm adalah volume minyak yang dipindahkan atau didesak oleh balok (30% v B = 0,3 vB).

Gaya yang arahnya ke atas sama dengan gaya yang arahnya ke bawah:
BAB 4

FLUIDA DINAMIK
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang
dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
     1.  Fluida Statis
2.  Fluida Dinamis

2. FLUIDA DINAMIS
Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :
Q   =    debit aliran (m3/s)
A   =    luas penampang (m2)
V   =    laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

 
Dimana :
Q   =    debit aliran (m3/s)
V   =    volume (m3)
t     =    selang waktu (s)
  
Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang
titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :
p   = tekanan air (Pa)
v    = kecepatan air (m/s)
g   = percepatan gravitasi
h    = ketinggian air

Penerapan dalam teknologi


Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena
laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil
daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah
di kali dengan luas efektif pesawat.

Keterangan:              
ρ  = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
 F = Gaya angkat pesawat (N)

Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk

Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas
selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan
menyembur keluar.
Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan Pembahasan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika
kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan
gaya angkat pada sayap pesawat.

Soal dan pembahasan : Fluida Dinamis


Contoh Soal dan Pembahasan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup
debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli.

SOAL
Rumus Minimal

Debit
Q = V/t
Q = Av
Keterangan :
Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
1 liter = 1 dm3 = 10−3 m3

Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2

Persamaan Bernoulli
P + 1/2 ρv2 + ρgh = Konstant
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2

Keterangan :
P = tekanan (Pascal = Pa = N/m2)
ρ = massa jenis fluida; cairan ataupun gas (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Tangki Bocor Mendatar


v = √(2gh)
X = 2√(hH)
t = √(2H/g)

Keterangan :
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah

Soal No. 1
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti
gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran
adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember

Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s

a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10)
Q = 2 x 10−3 m3/s

b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember


Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s
t=V/Q
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon

Soal No. 2
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan
kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada
pipa kecil!

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2) v2
v2 = 37,5 m/s

Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Tentukan:
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah

Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s

b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air


X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m

c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah


t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10)) = √2 sekon

Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2
serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan
Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s

Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.

Bisa juga dengan format rumus berikut:

dimana
a = luas penampang pipa kecil
A = luas penampang pipa besar

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil


A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

Soal No. 5
Pada gambar di bawah air mengalir melewati pipa venturimeter.

Jika luas penampang A1 dan A2 masing-masing 5 cm2 dan 4 cm2 maka kecepatan air
memasuki pipa venturimeter adalah....
A. 3 m/s
B. 4 m/s
C. 5 m/s
D. 9 m/s
E. 25 m/s

Pembahasan
Seperti soal sebelumnya, silakan dicoba, jawabannya 4 m/s.

Soal No. 6
Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada
gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air
pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(ρair = 1000 kg/m3)

Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil


Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1) (v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22 − v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil


P1 − P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 − P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa

Soal No. 7
Sebuah pipa dengan diameter 12 cm ujungnya menyempit dengan diameter 8 cm. Jika
kecepatan aliran di bagian pipa berdiameter besar adalah 10 cm/s, maka kecepatan aliran di
ujung yang kecil adalah....
A. 22,5 cm/s
B. 4,4 cm/s
C. 2,25 cm/s
D. 0,44 cm/s
E. 0,225 cm/s
(Soal UAN Fisika 2004)

Pembahasan
Rumus menentukan kecepatan diketahui diameter pipa
Dari persamaan kontinuitas

Pipanya memiliki diameter, jadi asumsinya luas penampangnya berupa lingkaran.

Luasnya diganti luas lingkaran menjadi

Baris yang terkahir bisa ditulis jadi

Jika diketahui jari-jari pipa (r), dengan jalan yang sama D tinggal diganti dengan r menjadi:

Kembali ke soal, masukkan datanya:


Data soal:
D1 = 12 cm
D2 = 8 cm
v1 = 10 cm/s
v2 = ........
Soal No. 8
Perhatikan gambar!

Jika diameter penampang besar dua kali diameter penampang kecil, kecepatan aliran fluida
pada pipa kecil adalah....
A. 1 m.s−1
B. 4 m.s−1
C. 8 m.s−1
D. 16 m.s−1
E. 20 m.s−1
(UN Fisika SMA 2012 A86)

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
Data soal:
V1 = 4
D1 = 2
D2 = 1
V2 =...?

Soal No. 9
Sebuah pesawat dilengkapi dengan dua buah sayap masing-masing seluas 40 m2. Jika
kelajuan aliran udara di atas sayap adalah 250 m/s dan kelajuan udara di bawah sayap adalah
200 m/s tentukan gaya angkat pada pesawat tersebut, anggap kerapatan udara adalah 1,2
kg/m3!

Pembahasan
Gaya angkat pada sayap pesawat:

dimana:
A = luas total penampang sayap
ρ = massa jenis udara
νa = kelajuan aliran udara di atas sayap
νb = kelajuan aliran udara di bawah sayap
F = gaya angkat pada kedua sayap

Data soal:
Luas total kedua sayap
A = 2 x 40 = 80 m2
Kecepatan udara di atas dan di bawah sayap:
νa = 250 m/s
νb = 200 m/s
Massa jenis udara
ρ = 1,2 kg/m3
F =.....

Soal No. 10
Gaya angkat yang terjadi pada sebuah pesawat diketahui sebesar 1100 kN.

Pesawat tersebut memiliki luas penampang sayap sebesar 80 m2. Jika kecepatan aliran udara
di bawah sayap adalah 250 m/s dan massa jenis udara luar adalah 1,0 kg/m3 tentukan
kecepatan aliran udara di bagian atas sayap pesawat!

Pembahasan
Data soal:
A = 80 m2
νb = 250 m/s
ρ = 1,0 kg/m3
F = 1100 kN = 1100 000 N
νa =......
Kecepatan aliran udara di atas sayap pesawat adalah 300 m/s
Soal No. 11
Sayap pesawat terbang dirancang agar memiliki gaya ke atas maksimal, seperti gambar.

Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan udara, maka sesuai azas Bernoulli
rancangan tersebut dibuat agar....(UN Fisika 2012)
A. vA > vB sehingga PA > PB
B. vA > vB sehingga PA < PB
C. vA < vB sehingga PA < PB
D. vA < vB sehingga PA > PB
E. vA > vB sehingga PA = PB

Pembahasan
Desain sayap pesawat supaya gaya ke atas maksimal:
Tekanan Bawah > Tekanan Atas, PB > PA sama juga PA <PB
Kecepatan Bawah < Kecepatan Atas, vB < vA sama juga vA > vB
Jawab: B. vA > vB sehingga PA < PB
Catatan:
(Tekanan Besar pasangannya kecepatan Kecil, atau tekanan kecil pasangannya kecepatan
besar)
Soal No. 12
Sebuah bak penampung air diperlihatkan pada gambar berikut. Pada sisi kanan bak dibuat
saluran air pada ketinggian 10 m dari atas tanah dengan sudut kemiringan α°.

Jika kecepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:


a) kecepatan keluarnya air
b) waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah
c) nilai cos α
d) perkiraan jarak jatuh air pertama kali (d) saat saluran dibuka
(Gunakan sin α = 5/8 dan √39 = 6,24)

Pembahasan
a) kecepatan keluarnya air
Kecepatan keluarnya air dari saluran:

b) waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah


Meminjam rumus ketinggian dari gerak parabola, dari situ bisa diperoleh waktu yang
diperlukan air saat menyentuh tanah, ketinggian jatuhnya air diukur dari lubang adalah − 10
m.

c) nilai cos α
Nilai sinus α telah diketahui, menentukan nilai cosinus α

d) perkiraan jarak jatuh air pertama kali (d) saat saluran dibuka
Jarak mendatar jatuhnya air

Soal No. 13
Untuk mengukur kelajuan aliran minyak yang memiliki massa jenis 800 kg/m3 digunakan
venturimeter yang dihubungkan dengan manometer ditunjukkan gambar berikut.
Luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 sedangkan luas penampang pipa yang lebih kecil 3
cm2. Jika beda ketinggian Hg pada manometer adalah 20 cm, tentukan kelajuan minyak saat
memasuki pipa, gunakan g = 10 m/s2 dan massa jenis Hg adalah 13600 kg/m3.

Pembahasan
Rumus untuk venturimeter dengan manometer, di soal cairan pengisi manometer adalah air
raksa / Hg:

dengan
v1 = kecepatan aliran fluida pada pipa besar
A = luas pipa yang besar
a = luas pipa yang kecil
h = beda tinggi Hg atau cairan lain pengisi manometer
ρ' = massa jenis Hg atau cairan lain pengisi manometer
ρ = massa jenis fluida yang hendak diukur kelajuannya

Data:
A = 5 cm2
a = 3 cm2
h = 20 cm = 0,2 m
g = 10 m/s2

diperoleh hasil:

Soal No. 14
Sebuah tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U dihubungkan
pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 800 kg/m3.
Jika massa jenis udara yang diukur adalah 1 kg/m3 dan perbedaan level cairan pada tabung U
adalah h = 25 cm, tentukan kelajuan aliran udara yang terukur!

Pembahasan
Misalkan kelajuan udara di A adalah vA dan kelajuan udara di B adalah vB.

Udara masuk melalui lubang depan dan saat di B aliran udara tertahan hingga kecepatannya
nol.
Dari hukum Bernoulli:

Dengan kondisi:
Kecepatan di B vB = 0, dan perbedaan tinggi antara A dan B dianggap tidak signifikan,
diambil ha = hb sehingga ρgha - ρghb = 0

dengan ρ adalah massa jenis udara yang diukur, selanjutnya dinamakan ρu.

Dari pipa U, perbedaan tinggi yang terjadi pada cairan di pipa U diakibatkan perbedaan
tekanan.

gabungkan i dan ii

dengan va adalah kelajuan aliran udara yang diukur, selanjutnya dinamakan v,

Data soal:
ρu = 1 kg/m3
ρzc = 800 kg/m3
h = 25 cm = 0,25 m
g = percepatan gravitasi = 10 m/s2

diperoleh:

Soal No. 15
Pipa pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U dihubungkan pada lengan
tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 750 kg/m3.

Jika kelajuan udara yang diukur adalah 80 m/s massa jenis udara 0,5 kg/m3 tentukan
perbedaan tinggi cairan dalam pipa, gunakan g = 10 m/s2!
Pembahasan
Dengan rumus yang sama dengan nomor sebelumnya:
Dicari perbedaan tinggi cairan atau h

1. Air mengalir melalui pipa mendatar dengan luas penampang pada masing-masing
ujungnya 200mm2 dan 100mm2. Bila air mengalir dari panampang besar dengan kecepatan
adalah 2 m/s, maka kecepatan air pada penampang kecil adalah ….
Pembahasan
Diketahui:
A1 = 200 mm2= 2.10-4m2
A2 = 100mm2= 10-4m2
v1= 2 m/s
ditanyakan v2 = …. ?
jawab:
Q1 = Q2
A1v1 = A2V2
v2 = A1v1/A2 = 2.10-4.2/10-4 = 4m/s

2. Azas Bernoulli dalam fluida bergerak menyatakan hubungan antara ….


jawab :
Dalam fluida bergerak, hubungan antara tekanan, kecepatan, dan massa jenis dinyatakan oleh
Azas Bernouli.

3.
Pada gambar tersebut, G adalah generator 1.000 W yang digerakan
dengan kincir angin, generator hanya menerima energi sebesar 80% dari air. Bila generator
dapat bekerja normal, maka debit air yang sampai kekincir air dalah ….

jawaban:
Diketahui:
Pg = 103watt
ρg = 80% ρair = 0,8 ρair
h = 10 m
Ditanya Q = …. ?
Pg = η.ρ.V.g.h
1000 = 0,8.103.V.10.10
V = 12,5.103m3 = 12,5L
Q = V/t = 12,5 L/s

4. Suatu fluida ideal mengalir di dlaam pipa yang diameternya 5 cm, maka kecepatan aliran
fluida adalah ….
jawaban:
Pembahasan:
Diketahui:
d  = 5 cm = 5.10-2 m
r = 2,5 cm = 2,5.10-2 m
v = 32 m/s
Ditanya: v = …?
Jawab:
Karena memiliki besar diameter yang sama, maka kecepatan aliran fluida besarnya sama,
yaitu 32 m/s.

5. Sebuah selang karet menyemprotkan air vertikal ke atas sejauh 4,05 meter. Bila luas ujung
selang adalah 0,8 cm2, maka volume air yang keluar dari selang selama 1 menit adalah …
liter
jawaban
Diketahui:
h = 4,05 m
A = 0,8cm2 = 8.10-5m2
t = 1menit = 60 sekon
ditanya: V = ….?
Jawab
Ep = m.g.h = ½ mv2
v = √2.g.h = √2.10.4,05 = 9 m/s
Q = A.v = 8.10-3.9 = 7,2.10-4 m3/s
V = Q.t = 7,2.10-4.60 = 432.10-4m3 = 43,2 L

6. Minyak mengalir melalui sebuah pipa bergaris tengah 8 cm dengan kecepatan rata-rata
3 m/s. Cepat aliran dalam pipa sebesar ….
jawaban:
Q = π.R2.v = 3,14.16.10-4.3 = 0,151 m3/s = 151 liter/s

7. Debit air yang keluar dari pipa yang luas penampangnya 4cm2 sebesar 100 cm3/s.
Kecepatan air yang keluar dari pipa tersebut adalah ….
jawaban: c
v = Q/A = 100/4 = 25 cm/s = 0,25 m/s

8.Air mengalir kedalam sebuah bak dengan debit tetap 0,5 liter/s. Jika bak tersebut berukuran
1x1x1 m3, maka bak tersebut akan penuh dalam waktu … menit.
10. jawaban:
Diketahui
Q = 0,5 liter/s = 5.10-4 m3/s
V = 1m3
A = 1m2
Ditanyakan: t = …. ?
Jawab:
t = V/Q = 1/5.10-4 = 2000 s = 33,3 menit
uraian

1. v1 = √2gh = √2.10.8 = 12,65 m/s


A = Q/v1 = 5.10-5 /12,65 = 3,95.10-6 m2
Q2 = A.v2 = 55,85.10-6 m3/s = 55,85 cm3/s

2. Diktetahui
Wu = 95N; Wcair = 87 N
Ditanya Fa = …. ?
Jawab:
Fa = Wu – Wcair = (95-87) = 8 N

3. Alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Bernoulli


a. pipa pitot
b. pipa venturi
c. pesawat terbang
d. karburator motor

4. Diketahui:
A = 25 cm2 = 25.10-4 ; v = 10 m/s
Ditanya: Q = ….?
Penyelesaian
Q = A.v = 25.10-4.10= 0,025 m3/s

Rumus Minimal

Debit
Q = V/t
Q = Av

Keterangan :
Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
1 liter = 1 dm3 = 10−3 m3

Persamaan Kontinuitas
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2

Persamaan Bernoulli
P + 1/2 ρv2 + ρgh = Konstant
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2

Keterangan :
P = tekanan (Pascal = Pa = N/m2)
ρ = massa jenis cairan (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Tangki Bocor Mendatar


v = √(2gh)
X = 2√(hH)
t = √(2H/g)

Keterangan :
v = kecepatan keluar cairan dari lubang
X = jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor
t = waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah

Massa jenis Benda :


Massa Jenis = Massa : Volume = 0,5 kg : 0,00018 m3 = 2780 kg/m3
5. Sebuah benda berbentuk balok berada pada bejana yang berisikan air dan minyak. 50%
dari volum balok berada di dalam air, 30% berada dalam minyak seperti terlihat pada gambar
berikut.

Tentukan massa jenis balok tersebut


Diketahui massa jenis air adalah 1 g/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 g/cm3

Pembahasan
a) Gaya-gaya yang bekerja pada balok adalah sebagai berikut:

Berat benda
w = mg
Karena massa benda belum diketahui, masukkan m = ρ vB sehingga w = ρ v g dengan vB
adalah volum balok.

Gaya ke atas yang bekerja pada balok oleh air


Fair = ρa va g
dengan va adalah volume air yang dipindahkan atau didesak oleh balok (50%v = 0,5 vB).

Gaya ke atas yang bekerja pada balok oleh minyak


Fm = ρm vm g
dengan vm adalah volume minyak yang dipindahkan atau didesak oleh balok (30% vB = 0,3
vB).

Gaya yang arahnya ke atas sama dengan gaya yang arahnya ke bawah:
Bab 5

suhu,kalor,dan perpindahan kalor Pengaruh kalor terhadap suatu zat diantaranya kalor
dapat mengubah suhu dan wujud suatu zat. Setiap ada perbedaan suhu antara dua sistem, maka
akan terjadi perpindahan kalor. Kalor mengalir dari sistem bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu
lebih rendah. Apa sajakah pengaruh kalor terhadap suatu sistem atau benda?

Pengaruh Kalor Terhadap Suatu Zat


1. Kalor Dapat Mengubah Suhu Suatu Benda

Kalor merupakan salah satu bentuk energi, sehingga dapat berpindah dari satu sistem ke
sistem yang lain karena adanya perbedaan suhu. Sebaliknya, setiap ada perbedaan suhu antara
dua sistem maka akan terjadi perpindahan kalor. Sebagai contoh, es yang dimasukkan ke
dalam gelas berisi air panas, maka es akan mencair dan air menjadi dingin. Karena ada
perbedaan suhu antara es dan air maka air panas melepaskan sebagian kalornya sehingga
suhunya turun dan es menerima kalor sehingga suhunya naik (mencair).

2. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat

Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan wujud yang
terjadi ditunjukkan oleh gambar dibawah. Cobalah mengingat kembali pelajaran SMP, dan
carilah contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan perubahan wujud zat karena
dipengaruhi kalor.

Diagram Pengaruh Kalor Terhadap Suatu Zat

Diagram perubahan wujud zat yang


dipengaruhi kalor.

Digram perubahan wujud zat pada gambar diatas menjelaskan perubahan wujud zat padat, zat
cair dan zat gas karena perubahan kalor. Dari diagram tersebut diatas kita dapat lebih mudah
memahami alur pengaruh kalor terhadap suatu zat

Asas Black
Kalor dapat mengalami perpindahan dari suatu benda ke benda lain atau dari suatu sistem ke
sistem yang lain. Jika dua benda yang berbeda suhunya dicampur maka kedua benda tersebut
akan saling memberi dan menerima kalor.
Dalam peristiwa memberi dan menerima energi kalor antara dua zat yang dicampur ini
berlaku hukum kekekalan energi untuk kalor yang menyatakan bahwa
kalor yang dilepaskan = kalor yang diterima

Pernyataan ini sama dengan asas Black yang ditemukan Joseph Black (1728–1799), yaitu
kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan. 

Jadi, kalor yang dilepaskan oleh benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang suhunya lebih rendah .

Akan tetapi, pada kenyataannya, pernyataan tersebut tidak selalu dapat dibuktikan dengan
percobaan. Hal ini disebabkan ada kalor yang berubah menjadi energi bentuk lain sehingga
seolah-olah hilang.
Jadi, pernyataan hukum kekekalan energi untuk kalor di atas hanya berlaku untuk keadaan
ideal saja.

Rumus Asas Black

Contoh Soal Asas Black

Untuk memperoleh air hangat, Andi mencampurkan 4 kg air mendidih (100 oC) dengan 6 kg
air dingin bersuhu 20oC. Berapa suhu air hangat yang diperoleh?

Pembahasan

Diketahui:
m air mendidih (m1) = 4 kg;
m air dingin (m2) = 6 kg;
T1 = 100oC
T2 = 20oC

Ditanya: Tx (suhu air hangat) = ...?

Jawab:

Asas Black
Jumlah kalor yang diberikan air panas:
Q1 = m1 × c × ΔT
     = 4 × c × (100 – Tx)

Jumlah kalor yang diterima air dingin:


Q2 = m2 × c × ΔT
     = 6 × c × (Tx – 20)

Kalor yang dilepas = kalor yang diterima


4 × c × (100 – Tx) = 6 × c × (Tx – 20)
400 – 4Tx = 6Tx – 120
10Tx = 520
Tx = 52

Jadi, suhu air hangat yang dihasilkan adalah 52oC.

Pemuaian zat
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan
pada zat gas. Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk
satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga
dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja,
khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koefisien muai volumenya sama dengan
1/273.

1. Pemuaian Zat Padat


Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat disebut muschen broek.
Dalam

eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua benda padat apabila


dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas dan volume. 

a. Muai panjang
Muai panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan
dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.
Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil
yang panjang sekali.

Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang
suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Berikut beberapa
koefisien muai panjang benda padat.
Koefisien muai panjang berbagai jenis zat padat
No. Jenis zat Koefisin muai panjang ( /°C )
1. Aluminium 0,000024/°C
2. Perunggu 0,000019/°C
3. Baja 0,000011/°C
4. Tembaga 0,000017/°C
5. Kaca 0,000009/°C
6. Pirek 0,000003/°C
7. Berlian 0,000001/°C
8. Grafit 0,000008/°C
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan
panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
L = Lo { 1 + α ( t2 – t1 ) }
Keterangan
L     = panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m) atau (cm)
L o  = panjang awal (m) atau (cm)
α     = koefisien muai panjang (/°C)
t1    = suhu mula-mula ( °C )
t2    = suhu akhir( °C)

Contoh Soal:
Panjang sebatang alumunium pada suhu 0° C adalah 100 cm. Berapa panjang pada
suhu 100° C, bila angka koefisien muai panjangnya 0,000024/° C ?
Pembahasan : Jawab : 
Diketahui  :  L = Lo { 1 + α ( t2 – t1 ) }
L0= 100 cm L = 100 { 1 + 0,000024 (100 - 0)
t1 = 0°C    =100{ 1 + 0,000024 x 100}
t2 = 100°C    = 100 {1,0024)
α  = 0,000024/°C    = 100,24
Ditanya : L Jadi, panjang sebatang alumunium = 100,24 cm
b. Muai luas
Muai luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.

Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah
luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian
luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien
muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.   Untuk menentukan
pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
A = Ao { 1 + β ( t2 – t1 ) }
Keterangan
A   = luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2) atau (cm2)
Ao = luas awal (m²) atau (cm²)
β    = koefisien muai luas ( /°C )
t1  = suhu mula-mula ( °C )
t2  = suhu akhir ( °C )
Catatan
β = 2α 
Contoh Soal :
Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm pada suhu 25°C.
Koefisien muai panjang aluminium 0,000024/°C. Tentukan pertambahan luas plat
tersebut jika dipanasi hingga suhu 125°C !
Pembahasan :
Jawab : 
Diketahui  : 
A = Ao { 1 + β ( t2 – t1 ) }
A0= 20 x 20 =400 cm²
A = 400 { 1 + 0,000048 (125 - 25)
t1 = 25°C
   = 400{ 1 + 0,000048 x 100}
t2 = 125°C
   = 400 {1,0048)
β = 2 α  =2 x 0,000024/°C
   = 101,92
              = 0,000048
Jadi, luas plat alumunium = 101,92 cm
Ditanya : A
c. Muai volume
Muai volume dalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan
udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu
untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai
panjang. 

Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume


akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada
lambangnya saja. Perumusannya adalah
V = Vo { 1 + γ ( t2 – t1 ) }
Keterangan
V   = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m³) atau (cm³)
Vo = volume awal (m³) atau (cm³)
γ    = koefisien muai volume ( /°C)
t1  = suhu mula-mula (°C)
t2  = suhu akhir (°C)
Catatan
γ = 3α
Contoh Soal :
Sebuah bola tembaga pada suhu 15°C volumenya 1 m³. Berapakah volume tembaga
itu pada suhu 100°C ? Koefisien muai ruang tembaga = 0,000017 /°C.
Pembahasan :
Jawab : 
Diketahui  : 
V = Vo { 1 + γ ( t2 – t1 ) }
V0= 1 m³
V = 1 { 1 + 0,000051 (100 - 15)
t1 = 15°C
   =  1 { 1 + 0,000051 x 85 }
t2 = 100°C
   =  1 {1,004335)
γ = 3α = 3 x 0,000017 
   = 1, 004335
             = 0,000051 /°C
Jadi, ruang tembaga setelah memuai = 1, 004335 m³
Ditanya : V
2. Pemuaian Zat Cair
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat cair disebut labu didih. Sifat
utama zat cair adalah menyesuaikan dengan bentuk wadahnya. Oleh karena itu zat
cair hanya memiliki muai volume saja. Secara matematis rumus pemuaian zat cair
sebagai berikut
V2 = V1( 1 + γ x Δt)
Keterangan
V2  = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m³) atau (cm³)
V1  = volume awal (m³) atau (cm³)
γ    = koefisien muai volume ( /°C)
t1   = suhu mula-mula (°C)
t2   = suhu akhir (°C)
Δt  = t2 - t1
Berikut beberapa koefisien muai volume zat cair.
Koefisien muai volume zat cair
No. Jenis zat Koefisin muai volume ( /°C )
1. Air raksa 0,00018/°C
2. Aseton 0,00150/°C
3. Air 0,00021/°C
4. Bensin 0,00095/°C
Contoh Soal
Roni memanasi air sebanyak 10 liter dari suhu 10 °C menjadi 60°C. Jika koefisien
muai ruang air 0,00021/°C, hitung volume air setelah dipanaskan !
Pembahasan :
Jawab : 
Diketahui  : 
V2 = V1( 1 + γ x Δt)
V1= 10 liter
     = 10 ( 1 + 0,00021 x 50 )
t1 = 10°C
     = 10 ( 1 + 0,0045 )
t2 = 60°C
     = 10 x 1,045
Δt = t2 - t1 = 60 - 50 = 10
     = 10, 45
γ = 0,00021/°C
Jadi, volume air setelah dipanaskan = 10,45 liter
Ditanya : V2
3. Pemuaian Zat Gas
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian gas disebut dilatometer. Salah
satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah volume zat gas dapat
diubah-ubah dengan mudah. Misal, sebuah tabung gas elpiji. Di dalam tabung gas
tentu akan mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan ini disebabkan oleh
gerakan partikel gas. Gas akan mengalami pemuaian apabila dipanaskan. Peristiwa
pemuaian pada zat gas mudah diamati daripada pemuaian pada zat padat. Pemuaian
pada zat gas ditunjukkan oleh gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam
pipa kapiler yang ada pada labu didih.

Tiga hal yang perlu diperhatikan pada zat gas adalah volume, tekanan dan suhu.
a. Untuk volume terhadap perubahan suhu pada tekanan tetap
V = Vo { 1 +  γp ( t2 – t1 ) }
Keterangan
V = volume gas pada suhu t ( m³ )
Vo = volume gas mula-mula ( m³ )
γp = koefisien muai gas pada tekanan tetap ( /°C)
t1 = suhu mula-mula ( °C )
t2 = suhu akhir ( °C )

b. Tekanan terhadap perubahan suhu pada volume tetap


P = Po { 1 + γv ( t2 – t1 ) }
Keterangan
P = tekanan gas pada suhu t ( m³ )
Po= tekanan gas mula-mula ( m³ )
γv = koefisien muai gas pada volume tetap ( /°C)
t1 = suhu mula-mula ( °C )
t2 = suhu akhir ( °C)

c. Muai volume gas


V = Vo ( 1 + t/273 )
Dari hasil eksperimen yang dilakukan ternyata koefisien muai untuk semua jenis gas
adalah sama yaitu 1/273 /K atau 0,00367 /K.

Perpindahan Kalor (Konduksi, Konveksi, dan Radiasi)

1. Konduksi 

Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu
disebut konduksi  atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan.
Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas. 
Coba perhatikan gambar berikut:

Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang
dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan
kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar
yang buruk).

2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan  perpindahan bagian-bagian
yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran.  Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya  pemanasan. Hal ini disebabkan
partikel-partikel zat cair ikut berpindah  tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara.  Seperti halnya pada air, rambatan (aliran)
kalor dalam gas (udara)  terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat
adanya konveksi udara adalah sebagai berikut.
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang  hari, daratan lebih cepat
menjadi panas daripada lautan sehingga  udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari
lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari.  Pada malam hari, daratan lebih
cepat menjadi dingin daripada lautan.  Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan
digantikan oleh udara dari daratan.

3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah


4) Adanya cerobong asap pabrik.

3. Radiasi

Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau  pancaran. Kalor
diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik,  gelombang radio, atau gelombang
cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api  Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita
merasa hangat.  Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi 
kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan  bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat
merambat.  Ada beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya.
Alat yang digunakan untuk mengetahui atau  menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop,
seperti yang tampak  pada gambar berikut:

Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita  dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau  permancar radiasi kalor yang
baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau  pemancar radiasi yang buiruk.

4. Mencegah Perpindahan Energi Kalor 


Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang  tersebut. Misalnya,
pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga,  seperti termos dan setrika listrik.
a. Termos

Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap?  Dindinnya berlapis dua  ruang  di
antara kedua dinding itu dihampakan. Dengm demikian, zat  cair yang ada di dalamnya tetap 
panas untuk waktu yang relatif  lama. Termos dapat mencegah  perpindahan kalor, baik
secara  konduksi, konveksi, maupun  radiasi.
b. Setrika Listrik

Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau  tidak kusut? Di dalam setrika listrik
terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan  pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi 
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian
yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada  pakaian yang disetrika.
BAB 6

teori kinetik gas

Di dalam teori kinetik gas terdapat suatu gas ideal. Gas ideal adalah suatu gas yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :

" Jumlah partikel gas banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik menarik (interaksi) antar
partikel , Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang atau bergerak secara
acak "

Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan. Atau bisa dikatakan ukuran
partikel gas ideal jauh lebih kecil daripada jarak atar partikel . Bila tumbukan yang terjadi
sifatnya lenting sempurna , maka partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang dengan
jumlah yang banyak dan berlaku hukum Newton tentang gerak

Di dalam kenyataannya, kita tidak menemukan suatu gas yang memenuhi kriteria di atas,
akan tetapi sifat itu dapat didekati oleh gas pada temperatur tinggi dan tekanan rendah atau
gas pada kondisi jauh di atas titik kritis dalam diagram PT.

2. Hukum-hukum tentang gas


A.Hukum Boyle

Hasil kali tekanan(P) dan volume(V) gas pada suhu tertentu adalah tetap. Proses seperti ini
disebut juga dengan isotermal (temperatur tetap). 
*PV=konstan
*T2>T1
*Tidak berlaku pada uap jenuh

B.Hukum Guy Lussac


Hasil bagi volume(V) dengan temperatur (T) gas pada tekanan tertentu adalah tetap. Proses
ini disebut juga isobarik (tekanan tetap).
*V/T=konstan
*P3>P2>P1

C.Hukum Charles

Hasil bagi tekanan (P) dengan temperatur (T) gas pada volume tertentu adalah tetap. Proses
seperti ini disebut dengan isokhorik (volume tetap).

*P/T=konstan
*V3>V2>V1

D.Hukum Boyle-Guy Lussac

Hukum Boyle dan Guy Lussac merupakan penggabungan dari hukum Boyle dengan hukum
Guy Lussac. Biasanya di dalam soal rumus yang sering digunakan adalah rumus dari hukum
ini. Sekedar trik dari saya, anda bisa menamai hukum ini dengan hukum BoLu (Boyle-
Lussac). Nah, dari hukum ini kita bisa mendapatkan: PV/T=konstan.

Persamaan Keadaan Gas Ideal


Contoh soal dan pembahasannya

1. Sebuah bejana berisi gas He yang mempunyai volume 2 L, tekanan 1 atm dan suhunya
27`C. Jika suhunya dinaikkan menjadi 127`C dan ternyata tekanannya naik 2 kalinya. Hitung
volume sekarang !

2. Sebuah tangki bervolume 3000 cm3 berisi gas O2 pada suhu 20`C dan tekanan relatif pada
alat 25 atm. Jika massa molar O2=32 kg/kmol, tekanan udara luar 1 atm, maka massa O2 di
dalam tangki adalah …
BAB 7
Pengertian Termodinamika

Termodinamika adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan jenis energi lainnya.

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:

Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sejumlah kalor Q yang diterima dan usaha W yang dilakukan terhadap suatu gas dapat
digunakan untuk mengubah energi dalam”.

Q = ∆U+W

Dengan ketentuan, jika:


Q(+) →  sistem menerimakalor
OR →  sistem melepaskalor
W(+) →  sistem melakukan usaha
W(-)  → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam

Kapasitas Kalor Gas

a. Konsep Kapasitas Kalor Gas

Kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur suatu
zat sebesar satu kelvin atau satu derajat celcius. Secara matematis, dapat dituliskan:

 dengan C = kapasitas kalor (J/K atau J/°C)

Kalor jenis merupakan kapasitas kalor tiap satuan massa. Secara matematis dapat ditulis:

dengan c = kalor jenis (J/kg atau J/kgºC)

Kalor jenis molar merupakan kapasitas kalor tiap mol, dinyatakan:

dengan c* = kalor jenis molar (J/mol K atau J/mol°C)

b. Macam-Macam Kapasitas Kalor


Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap Cp adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu zat sebesar satu kelvin dan tekanan tetap.
Persamaannya adalah:

Kapasitas kalor gas pada volume tetap Cv adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu zat sebesar satu kelvin pada volume tetap.
Persamaannya adalah:

Hubungan Cp dan Cv adalah:

Dari berbagai persamaan, usaha dapatdinyatakan:

W=p∆V=p(V2-V1)  

W=nR∆T=nR(T2-T1)

W=Qp-Qv = (Cp-Cv)∆T

Untuk kalor jenis molar, persamaan matematisnya:

Cp* = cv* + R

Gas monoatomic  

Gas diatomic 

Tetapan Laplace (Ƴ) merupakan perbandingan Cp terhadap Cv. Untuk gas monoatomik Ƴ =
1,67, sedangkan gas diatomik Ƴ = 1,4.
Contoh soal!

1. Suatu gas dalam ruang tertutup melepaskan kalor ke lingkungan sebesar 1.000 kalori dan
melakukan usaha 2.000 joule. Berapakah perubahan energy dalam gas? (1 kalori = 4,2 J)

Penyelesaian:

Diketahui:
Q = -1.000 kalori = -4.200J
W = +2.000 J

Ditanyakan : ∆U

Jawab:

∆U = Q –W
= -4.200 J – (+2.000 J)
= -6.200 J

2. Gas hydrogen dipanaskan dari suhu 300 K sampai 312 K dalam bejana yang bebas hingga
memuai. Kalor yang dibutuhkan dalam proses itu 24kJ. Tentukan kapasitas kalor hydrogen!

Penyelesaian:

Diketahui:∆T=312K–300K=12K
Qp = 24 kJ = 24.000 J

Ditanyakan : Cp ?

Jawab :

Siklus Termodinamika dan Hukum II Termodinamika

1. Pengertian Siklus

Siklus adalah serangkaian proses yang dimulai dari suatu keadaan awal dan berakhir pada
keadaan yang sama dengan keadaan awalnya. Agar dapat melakukan usaha terus-menerus,
suatu sistem harus bekerja dalam satu tsiklus. Ada 2 macam siklus, yaitu siklus reversibel
(siklus yang dapat balik) dan irreversibel (siklus yang tidak dapat balik)
2. Siklus Carnot

Perhatikan gambar diatas. Gambar diatas merupakan gambar siklus mesin pemanas carnot.
terdapat empat proses dalam siklus Carnot, yaitu:

 pemuaian secara isotermik. (a-b)


 pemuaian secara adiabatik. (b-c)
 pemampatan secara isotermik. (c-d)
 pemampatan secara adiabatik. (d-a)

3. Mesin Kalor Carnot

Proses-proses dalam mesin kalor Carnot, perhatikan gambar siklus carnot diatas. Siklus dapat
dijelaskan sebagai berikut:

 Siklus a-b
Gas menyerap kalor Qt pada temperatur Tv Suhu sistem sama dengan suhu reservoir panas
sehingga disebut proses isotermik. Gas memuai dan melakukan usaha pada pengisap. Oleh
karena energi dalam tetap maka usaha yang dilakukan pada sistem sama dengan kalor yang
diserap.
 Siklus b-c
Beban pengisap dikurangi sehingga gas memuai menurut proses adiabatik. Terjadi
pengurangan energi dalam dan suhu sistem menurun sampai sama dengan suhu pada
reservoir dingin Tr
 Siklus c-d
Gas mengalami penyusutan secara isotermik dengan membuang kalor Qrpada reservoir
dingin pada temperatur 7) sehingga usahanya negatif (usaha dilakukan pada sistem).
 Siklus d-1
Beban pengisap ditambah sehingga gas menyusut menurut proses adiabatik. Terjadi
penambahan energi dalam dan suhu naik sampai sama dengan suhu pada reservoir panasT,.
Energi dalam gas kembali seperti pada awal siklus.

 Usaha pada mesin pemanas Carnot:


 W = Qt – Qy

 Karakteristik mesin kalor carnot dinyatakan dengan efisiensi mesin (η) yaitu
perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan kalor yang diserap. Secara
matematis ditulis sebagai berikut.

 Efisiensi suatu mesin kalor jenis apa pun selalu lebih kecil dari efisiensi mesin ideal
atau mesin Carnot.

 Berdasarkan hukum I Termodinamika berlaku:

 Keterangan:
η = efisiensi mesin
Tr = temperatur pada reservoir rendah
Tt = temperatur pada reservoir tinggi
Qr = kalor yang dibuang pada reservoir rendah
Qt = kalor yang diserap pada reservoir tinggi

 Mesin Pendingin Carnot

 Contoh dari mesin pendingin Carnot antara lain mesin pendingin ruangan dan lemari
es. Siklus mesin pendingin Carnot merupakan kebalikan siklus mesin kalor Carnot
karena siklusnya reversibel (dapat balik).

 Usaha pada mesin pendingin Carnot dapat dituliskan:


 W= Qt — Qr

 Karakteristik pada mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien performansi atau


koefisien kinerja yang simbolnya Kd. Koefisien kinerja didefinisikan sebagai
perbandingan antara kalor yang dipindahkan dengan usaha yang dilakukan sistem.
 Mesin Pemanas Carnot

 Dari Gambar 4.9 dapat dijelaskan bahwa kalor yang diambil dipindahkan ke dalam
ruangan.
Karakteristik mesin pemanas dinyatakan dengan koefisien kerja yang simbolnya K p .
Secara matematis dapat dituliskan:

4. Entropi dan Hukum II Termodinamika

Entropi

Entropi dapat diartikan sebagai ukuran ketidakteraturan. Dalam sistem tertutup peningkatan
entropi diikuti oleh penurunan jumlah energi yang tersedia. Semakin tinggi entropi, semakin
tinggi ketakteraturannya.

 Entropi pada Proses Temperatur Konstan


Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan menyerap
sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S dapat dituliskan:

∆S = S2 – S1 = Q/T

Keterangan:
∆S= perubahan entropi (J/K)
S1 = entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)

 Entropi pada Proses Temperatur Berubah


Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
∆S = perubahan entropi (J/K)
S1= entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
c = kalor jenis (J/kg K)
m = massa (kg)
T1= suhu mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)

Hukum II Termodinamika

Bunyi hukum II Termodinamika:

” Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak
akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tan pa dilakukan usaha”.

Penjelasan hukum II Termodinamika adalah sebagai berikut.

 Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari satu
reservoir dan mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha.
 Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan mengambil kalor dari
reservoir yang mempunyai suhu rendah dan memberikannya ke reservoir suhu tinggi tanpa
usaha dari luar.
 Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu T t dan reservoir suhu Tt(Tt > Tr), memiliki
efisiensi maksimum.

Contoh soal!

1. Suatu mesin memiliki suhu reservoir tinggi 400°C dan suhu reservoir rendah 70°C.
Hitunglah efisiensi mesin tersebut!

Penyelesaian:

Diketahui :
Tt = 400°C = 673 k
Tr = 70°C = 343 K

Ditanyakan : η

Jawab:
Jadi, efisiensi mesin sebesar 49%

2. Suatu system menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah peubahan entropi
system ini?

Penyelesaian:

Diketahui:
Q = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K

Ditanyakan:

Jawab:

Jadi, besar perubahan entropi adalah 200J/K


BAB 8

Gelombang mekanik

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang mekanik adalah gelombang yang


memerlukan media untuk merambat. Gelombang yang terjadi pada slinky atau tali merupakan
contoh gelombang mekanik. Gejala gelombang pada slinky atau tali tersebut terjadi karena
getaran yang merambat pada slinky atau tali.

Jenis – Jenis Gelombang Mekanik

Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibedakan atas gelombang


transversal dan longitudinal.Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya
tegak lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang jenis ini adalah gelombang pada tali.
Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah rambat sejajar
dengan arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinky.
Karakteristik Gelombang
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang konsep gelombang mekanik, akan lebih baik
bila kita mengetahui karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan gelombang sebagai
berikut.
1. Panjang Gelombang
Untuk memahami pengertian panjang gelombang, perhatikan gambar berikut.

Gambar Panjang Gelombang
abc, efg adalah bukit gelombang cde, ghi adalah lembah gelombang titik b, f adalah puncak
gelombang titik d, h adalah dasar gelombang abcde, bcdef, cdefg, dan seterusnya adalah satu
gelombang. Panjang a–e, b–f, c–g, d–h, dan seterusnya adalah panjang satu gelombang atau
sering disebut panjang gelombang (λ = dibaca lamda). Pada gambar di atas maka λ  = l .
Untuk gelombang longitudinal, panjang satu gelombang adalah panjang satu rapatan dan satu
regangan atau jarak antardua rapatan yang berurutan atau jarak antara dua regangan yang
berurutan seperti pada gambar gelombang longitudinal pada slinky berikut.

2. Periode Gelombang
Periode gelombang (T), yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. Pada
gambar panjang gelombang diatas yang dimaksud T adalah waktu yang diperlukan
gelombang untuk membentuk satu gelombang dari titik a – e (l).
3. Frekuensi Gelombang
Frekuensi gelombang (f), yaitu jumlah gelombang tiap sekon. Yaitu berapa banyak satu
siklus gelombang penuh (dari titik a-f) yang terbentuk dalam 1 detik.
4. Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang (v), yaitu jarak yang ditempuh gelombang tiap sekon. Secara
matematis, cepat rambat gelombang dirumuskan:

Jika s = λ maka persamaan cepat rambat gelombang diatas menjadi:

 atau dapat juga dituliskan sebagai berikut :


v=λ.f
Keterangan:
s : jarak yang ditempuh dalam t sekon
t : periode (t = T)
Berdasarkan pembahasan di atas kita dapat mengetahui tentang gelombang secara umum dan
istilah yang berkaitan dengan gelombang serta pengertian gelombang mekanik.
Gelombang pada permukaan air Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh permukaan
air akan berupa lingkaran-lingkaran. Mulai dari lingkaran kecil, kemudian lingkaran kecil
tersebut merambat menjauhi titik pusat llingkarannya membentuk lingkaran-lingkaran yang
lebih besar. Jarak antara dua muka gelombang yang berdekatan sama dengan panjang
gelombang

Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di


dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat
ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.
Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik dari gangguan alami (seperti:
pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dsb)
adalah apa yang kita kenal sebagai fenomena gempa bumi.
Kecepatan perambatan gelombang mekanik
Untuk perambatan gelombang longitudinal pada batang padat berlaku :

V=
√e
p

Perambatan gelombang longitudinal dalam zat cair atau gas adalah

V=
√B
p

Sifat sifat gelombang mekanik

1.pemantulan gelombang air

Pada peristiwa pemantulan gelombang dikenal istilah muka gelombang dan sinar
gelombang. Muka gelombang didefinisikan sebagai kedudukan titik-titik yang memiliki fase
yang sama pada suatu gelombang. Jika pusat getaran gelombang itu merupakan sebuah titik,
muka gelombangnya akan berupa lingkaran-lingkaran. Jika sumber getarannya berupa garis
lurus, getaran-getaran yang dihasilkan akan merambat dengan bentuk muka gelombang lurus.
Jarak antara dua muka gelombang yang berdekatan sama dengan satu panjang gelombang (λ)
dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu panjang gelombang disebut satu periode
(T). Sedangkan sinar gelombang merupakan arah rambatan gelambang dan arahnya selalu
tegak lurus muka gelombang.

Gambar. Muka gelombang dan sinar gelombang.


Dalam pemantulan gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu:
a)    Sudut datang sama dengan sudut pantul gelombang.
b) Gelombang datang, gelombang pantul dan garis normal terletak dalam satu bidang datar.
Pada peristiwa pemantulan gelombang, bentuk gelombang yang dipantulkan
dipengaruhi oleh penghalangnya. Gelombang akan dipantulkan secara teratur dengan sudut
datang sama dengan sudut pantul pada permukaan yang datar. Sedangkan pada permukaan
cembung atau cekung, gelombang akan dipantulkan mengikuti bentuk tersebut.

2. Pembiasan (Refraksi Gelombang)

Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan
gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan
terjadi perubahan laju perambatan. Panjang gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai
dengan perubahan kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Peristiwa ini
ditunjukkan pada Gambar 4.

Pada gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil daripada medium 1.
Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga perambatannya lebih hampir tegak lurus
terhadap batas. Jadi, sudut pembiasan (θ2), lebih kecil daripada sudut datang (θ1).
Gelombang yang datang dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan. Muka
gelombang A, pada waktu yang sama t di mana A1 merambat sejauh l1 = v1t, terlihat
bahwa A2 merambat sejauh l2 = v2t. Kedua segitiga yang digambarkan memiliki sisi sama
yaitu a. Sehingga:

sin θ1 = l1/a = v1t/a dan sin θ2 = l2/a = v2t/a

Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

(sin θ1/sin θ2) = v1/v2........................................................... (1)

Perbandingan v1/v2 menyatakan indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1, n,


sehingga:
n = n2/n1 ................................................................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
sin θ1/sin θ2 = n
(sin θ1/sin θ2) = (n2/n1) ....................................................... (3)
atau
n1.sin θ1 = n2.θ2 ........................................ (4)
Persamaan (4) merupakan pernyataan Hukum Snellius.

3. Difraksi Gelombang

Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang
tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi
bergantung pada ukuran penghalang dan panjang gelombang, seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Difraksi gelombang, a. Pada celah lebar. b. Pada celah sempit.


Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, makin besar
pembelokannya
4. Interferensi Gelombang

Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang mempengaruhi suatu bagian medium
yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah vektor
gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing gelombang merupakan penjelasan fenomena
interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang koheren, yaitu gelombang yang
memiliki frekuensi dan beda fase sama.

Pada gelombang tali, jika dua buah gelombang tali merambat berlawanan arah, saat bertemu
keduanya melakukan interferensi. Setelah itu, masing-masing melanjutkan perjalanannya
seperti semula tanpa terpengaruh sedikit pun dengan peristiwa interferensi yang baru
dialaminya. Sifat khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.

Gambar 6. Interferensi gelombang tali.


Jika dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba
pada satu titik secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari
gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan (konstruktif). Titik
yang mengalami interferensi seperti ini disebut perut gelombang. Akan tetapi, jika puncak
gelombang yang satu tiba pada suatu titik bersamaan dengan dasar gelombang lain,
amplitudo gabungannya minimum (sama dengan nol). Interferensi seperti ini disebut
interferensi saling melemahkan (destruktif). Interferensi pada gelombang air dapat diamati
dengan menggunakan tangki riak dengan dua pembangkit gelombang lingkaran.

Analisis interferensi gelombang air digunakan seperti pada Gambar 7.


Gambar 7. Interferensi Gelombang Air.
Berdasarkan gambar, S1 dan S2 merupakan sumber gelombang lingkaran yang berinterferensi.
Garis tebal (tidak putus-putus) menunjukkan muka gelombang yang terdiri atas puncak-
puncak gelombang, sedangkan garis putus-putus menunjukkan dasar-dasar gelombang.

Perpotongan garis tebal dan garis putus-putus diberi tanda lingkaran kosong (O). Pada tangki
riak, garis sepanjang titik perpotongan itu berwarna agak gelap, yang menunjukkan terjadinya
interferensi yang saling melemahkan (destruktif). Di antara garis-garis agak gelap, terdapat
pitapita yang sangat terang dan gelap secara bergantian. Pita sangat terang terjadi jika puncak
dua gelombang bertemu (perpotongan garis tebal), dan pita sangat gelap terjadi jika dasar dua
gelombang bertemu (perpotongan garis putus-putus). Titik-titik yang paling terang pada pita
terang dan titik-titik yang paling gelap pada pita gelap merupakan titik-titik hasil interferensi
saling menguatkan.
BAB 9
Gelombang berjalan dan gelombang stasioner

Apa Itu Gelombang


Stasioner? 

Gelombang stasioner adalah jenis gelombang yang mempunyai amplitudo tak tetap atau
berubah-ubah. Lazimnya amplitudo ini berkisar antara nol sampai pada suatu nilai maksimum
tertentu. Selain definisi tersebut, gelombang stasioner juga diartikan sebagai gelombang
dengan bentuk yang tidak bergerak melalui suatu medium, melainkan diam. Gelombang ini
merupakan lawan dari gelombang berjalan atau juga gelombang merambat dimana bentuk
gelombangnya bergerak pada sebuah medium lengkap dengan kelajuan gelombangnya.
Gelombang stasioner ini dikenal juga dengan nama gelombang berdiri atau gelombang
tegak. 

Gelombang stasioner ini kembali dibagi menjadi dua kelompok besar yakni: 

 Gelombang stasioner yang diakibatkan oleh pemantulan di ujung terikat.


 Gelombang stasioner dengan ujung bebas.

Untuk mengamati gelombang stasioner ini, cobalah ambil seutas tali dengan panjang kurang
lebih satu meter. Pada ujung yang satu, ikatlah ke tiang. Adapun ujung lainnya, biarkan saja.
Selanjutnya, bagian ujung tali yang bebas digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah secara
berulang. Amati gerakan yang terjadi saat Anda menggoyangkan tali. Gerakan tersebut
adalah gelombang yang merambat mulai dari ujung tali bebas sampai ke ujung tali yang
diikat di tiang. Gelombang yang ada lihat tersebut dinamai gelombang dating. Saat
gelombang dating tersebut tiba pada ujung tali yang terikat, maka ia akan dipantulkan dan
kemudian terjadilah interferensi gelombang. 

Untuk menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan gelombang tersebut merambat, maka
digunakan persamaan sebagai berikut: 

 y1= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) digunakan menghitung gelombang datang.


 y2= A sin 2π/T (t- (l+x)/v+ 1800) digunakan menghitung gelombang pantul.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita lazim menjumpai gelombang stasioner ini. Misalnya saja
pada senar gitar yang sedang dipetik. Getaran pada senar tersebut merambat dari titik awal ke
titik akhir dengan amplitudo yang berubah-ubah. 

Apa itu Gelombang Berjalan? 

Yang dimaksud dengan gelombang berjalan adalah gelombang dengan amplitudo yang tetap.
Ia merupakan lawan dari gelombang stasioner. Amplitudo gelombang berjalan ini bisa
diamati pada seutas tali. Meskipun tali tersebut digetarkan berulang-ulang maka
amplitudonya akan selalu tetap. Untuk mengamati jenis gelombang ini, cobalah ambil tali
dengan panjang kurang lebih 1 meter. Gerakkan tali tersebut berulang-ulang ke atas dan ke
bawah. Maka akan terlihat gelombang yang berjalan menuju ujung lain dan terlihat stabil atau
tetap. 

Dalam menghitung besaran gelombang dan waktu yang diperlukan untuk merambat, maka
persamaan yang digunakan sebagai berikut: 

tp= t- x/v 

Titik O adalah sumber getaran dan titik P adalah ujung getaran dengan jarak tertentu dari titik
O. Jarak ini kita simbolkan dengan X. Pada saat titik O digoyangkan maka getarannya akan
merambat ke titik P. Waktu yang dibutuhkan gelombang tadi untuk merambat adalah x/v.
Bab 10

Gelombang bunyi 

Karakteristek gelombang bunyi meliputi :

 Nada adalah bunyi yang frekuensinya yg teratur

 Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur

 Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda

 Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak

 Cepat rambat bunyi,karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai


cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor :

1.kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi,semakin rapat susunan partikel


medium maka semakin cepat bunyi merambat,sehingga bunyi merambat paling cepat
pada zat padat

2.suhu medium,semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat
matematis ( v=v0 +0.6 t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t
adalah suhu medium

B. SIFAT-SIFAT GELOMBANG BUNYI


Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari gelombang.
Dengan demikian sifat- sifat bunyi yaitu:
1.Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras, seperti
permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi
yang mengenai dinding gua.

2.Dapat dibiaskan (refraksi)


Refraksi adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara
dua medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena
pembiasan gelombang bunyi.

3.Dapat dipadukan (interferensi)


Interferensi adalah sampainya dua buah sumber bunyi yang koheren ke telinga kita.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat
pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang koheren.

4.Dapat dilenturkan (difraksi)


Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena bunyi
melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.

B.sumber dan kecepatan gelombang bunyi

1. DAWAI
Dawai atau tali merupakan salah satu sumber bunyi. Dawai yang digetarkan akan membentuk
gelombang stasioner dan menghasilkan bunyi yang merambat ke segala arah. Nada yang
dihasilkan dari dawai berbeda - beda sesuai panjang gelombang yang dihasilkan. Pola nada
yang dihasilkan adalah Nada Dasar, Nada atas pertama, Nada atas kedua, dst. Berikut
gambaran pola nada yang terbentuk.

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pola resonansi bunyi pada dawai memiliki
perbedaan sebesar 1/2 λ. Pada nada dasar, λ = 2L, pada nada atas pertama, λ = L, pada nada
atas kedua, λ = 2/3 L --- λn = 2L/(n+1) dengan n = 0,1,2,3 ....
Besar frekuensi yang dihasilkan adalah :

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nada yang dihasilkan oleh
dawai adalah
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 2 : 3 : .....
INGAT !
Pada materi sebelumnya sudah dibahas tentang cepat rambat gelombang pada tali/dawai yang
dirumuskan dengan :

FT : Tegangan tali/dawai (N)


μ : massa [m] per satuan panjang [L] (Kg/m)

2. PIPA ORGANA TERBUKA

Pipa organa merupakan tabung pipa yang berisi udara dengan kedua ujung terbuka. Berikut
ini gambar terjadinya resonansi nada - nada pada pipa organa terbuka.
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pola resonansi bunyi pada pipa organa
terbuka sama dengan resosansi nada pada dawai. 
Perbedaan antar nada sebesar 1/2 λ. Pada nada dasar, λ = 2L, pada nada atas pertama, λ = L,
pada nada atas kedua, λ = 2/3 L --- λn = 2L/(n+1) dengan n = 0,1,2,3 ....
Besar frekuensi yang dihasilkan adalah :

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nada yang dihasilkan oleh
pipa organa terbuka adalah
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 2 : 3 : .....

3. PIPA ORGANA TERTUTUP

Berbeda dengan pipa organa terbuka, pada pipa organa tertutup salah satu ujungnya tertutup.
Pola nada yang dihasilkan adalah sebagai berikut !

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pola resonansi bunyi pada dawai memiliki
perbedaan sebesar 1/2 λ. Pada nada dasar, λ = 4L, pada nada atas pertama, λ = 4L/3, pada
nada atas kedua, λ = 4L/5 --- λn = 4L/(2n+1) dengan n = 0,1,2,3 ....
Besar frekuensi yang dihasilkan adalah :
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan nada yang dihasilkan oleh
pipa organa tertutup adalah
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 3 : 5 : .....

4. CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI


Bunyi merambat dengan kecepatan berbeda, bergantung pada medium yang dilaluinya.
Secara umum, gelombang bunyi dalam suatu medium menjalar dengan laju:

v= √((modulus kekenyalan medium)/(kerapatan medium))

a. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Gas


Adapun pada medium gas misalnya udara, laju bunyi dirumuskan:

Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
γ = konstanta laplace
R = tetapan gas ideal (8,314 J/ mol. K)
T = suhu mutlak gas (K)
M = massa molar gas (untuk udara bernilai 29×103 kg/mol)

b. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Fluida


Laju gelombang bunyi dalam fluida dirumuskan dengan:

Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (Pa)
ρ = massa jenis fluida (kg/ m3)

c. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Zat Padat


Pada medium zat padat, misalnya besi, laju bunyi dirumuskan sebagi berikut:

F. EFEK DOPPLER
Istilah Efek Doppler diambil dari nama seorang fisikawan Austria, Christian Johanm
Doppler. Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi bunyi yang diterima oleh
pendengar karena adanya perubahan jarak (gerak relatif) antara sumber bunyi dan pendengar.
Misalnya ketika Anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain yang sedang membunyikan
klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan
sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekuensi
bunyi yang didengar berkurang.

Frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih besar dari pada frekuensi sumbernya
jika jarak antara sumber dan pendengar semakin dekat. Sebaliknya, frekuensi bunyi yang
diterima pendengar lebih kecil dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber dan
pendengar semakin jauh.
Secara matematis, frekuensi yang diterima pendengar memenuhi persamaan:

Keterangan:
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp= kecepatan pendengar (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)

Dari persamaan tadi, Vp dan Vs dapat bernilai positif atau negatif dengan ketentuan sebagai
berikut:
a.Jika sumber bunyi atau pendengar tidak bergerak (diam) nilai dan selalu sama dengan nol.
b.Nilai positif jika pengamat mendekati sumber. Sebaliknya, bernilai negatif jika pengamat
menjauhi sumber.
c.Nilai positif jika sumber menjauhi pengamat. Sebaliknya, bernilai negatif jika sumber
mendekati pengamat.

H. INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS


a.Intensitas bunyi
Intensitas bunyi adalah daya rata- rata per satuan luas yang datang tegak lurus arah rambatan.
Gelombang merupakan rambatan energi getaran. Jika ada gelombang tali berarti energinya
dirambatkan melalui tali tersebut. Bunyi di rambatkan dari sumber ke pendengar melalui
udara. Yang menarik bahwa bunyi disebarkan dari sumber ke segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi maka bunyi itu telah
tersebar membentuk luasan bola dengan jari- jari R. Berarti energi yang diterima pendengar
itu tidak lagi sebesar sumbernya. Sehingga dapatlah dihitung besarnya intensitas bunyi
tersebut. Secara matematis dapat dituliskan :

keterangan :
I = intensitas bunyi (W/ m2)

P = daya sumber bunyi 


A = luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan bunyi secara isotropik (menyebar ke segala arah sama rata),
luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu:

b.Taraf intesitas bunyi


Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan
intensitas ambang pendengaran.
Taraf intensitas bunyi dinyatakan dalam desibel (dB), secara matematis ditulis :

keterangan :
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengar (10-12 watt/m2)

Manfaat gelombang ultrasonik antara lain:


1. Mengukur kedalaman laut
Mengukur dalamnya laut dilakukan dengan suatu alat fathometer. Alat ini menghasilkan
bunyi ultrasonik berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh dasar laut dan
akan diterima kembali. Dengan mengukur interval waktu antara dikirimnya pulsa sampai
diterimanya kembali, maka kedalaman laut dapat diukur.
, sehingga kedalaman laut adalah ½ s
2. Memeriksa bagian dalam tubuh
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang
hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-organ tubuh bagian dalam.
Masing-masing organ mempunyai struktur, kerapatan, dan kelentingan yang berbeda. Dengan
mengukur waktu relatif dari gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-
kedalaman organ. Berdasarkan data kedalaman dan arag gelombang pantul, komputer akan
membentuk bayangan bagian dalam tubuh.
Salah satunya dengan ultrasonic transducer.
Ultrasonic tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistem
arteri pada penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita lemah atau
kelainan otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi, misalnya kedalaman laut,
mengamati terumbu karang dan tentu saja jenis dan jarak peasawat amphibi dan submarin,
baik fihak kawan maupun lawan disaat perang terutama, juga pada masa damai, mungkin
juga untuk memantau posisi satelit, atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa,
meteorit atau asteroid dan gugus bintang yg relatif dekat dari BimaSakti.

3. Kaca mata orang buta


Dengan menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima gelombang ultrasonik.
Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan memantulkan pulsa tersebut dan
ditangkap kembali oleh alat tersebut. Pulsa pantul ini diubah menjadi bunyi yang
memberitahkan kepada orang tersebut berapa jauh suatu benda dengan dirinya.
4. Memeriksa kerusakan logam
Dengan menggunakan sistem pantulan ultrasonik yang dapat mengetahui kedalaman benda
yang dideteksi, maka dapat diperiksa keretakan-keretakan pada titik sambungan las logam.
Teknik ultrasound juga sering dimanfaatkan untuk menganalisa bagian-bagian pesawat yang
mengalami kerusakan atau karat.
Bab 11
Gelombang cahaya

Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya merupakan perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi “medium” asalnya,
setelah menumbuk antar muka dua medium.

Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar

Pada pemantulan terhadap cermin datar, ukuran benda sama dengan ukuran bayangan dan
jarak benda sama dengan jarak bayangan.
Lukisan bayangan pada cermin datar

Lukisan bayangan pada cermin datar dapat dilihat pada gambar berikut.

Untuk melukis bayangan digunakan aturan hukum pemantulan.

Sifat bayangan:
a.maya/semu/virtuil
b.tegak
c. sama besar
Panjang Cermin Minimum

Agar seluruh bayangan terlihat pada cermin datar, maka panjang cermin (ρ) adalah setengah
dari tinggi benda (ho)

dengan :

ρ=panjang cermin (m)


ho = tinggi benda (m)

Tinggi cermin yang diperlukan untuk melihat seluruh bayangan anak adalah setengah tinggi
anak tersebut.
Dua Buah Cermin Datar yang Membentuk Sudut

Jumlah bayangan yang dihasilkan kedua cermin dihitung dengan rumus:

dengan :
n = jumlah bayangan
α = sudut antara kedua cermin datar (o)
Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung

Cermin cekung adalah cermin yang bidang pantulnya melengkung ke dalam. Sendok dan
mangkuk merupakan contoh benda yang permukaannya cekung. Tampak pada mangkok dan
sendok bayangan dari apel. Untuk memahami bagaimana bayangan terbentuk, terlebih dulu
harus memahami sifat, bagian-bagian cermin dan sinar-sinar istimewa yang berlaku pada
cermin tersebut.
Sifat Cermin Cekung

Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan ke sebuah cermin cekung, maka sinar
pantulnya akan mengumpul (konvergen). Karena sifat inilah, maka cermin cekung disebut
juga cermin konvergen.

Sinar-sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.

Bagian-bagian Cermin Cekung/Konvergen

Bagian-bagian cermin cekung

  
1, 2, 3, dan 4 merupakan ruang benda dan ruang bayangan

Dengan :

O = titik pusat bidang cermin


F = titik fokus
M = titik pusat kelengkungan cermin
f = jarak fokus cermin (cm)
R = jari-jari cermin (cm)
SU = sumbu utama
Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus F.
2. Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali melalui
titik M.

Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung


Lukisan Bayangan Pada Cermin Cekung

Untuk melukis bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung dapat digunakan 2 di antara 3
sifat sinar-sinar istimewa.

Bayangan benda pada cermin cekung

Sifat bayangan:
1. nyata
2. terbalik
3. diperkecil
Pada cermin cekung berlaku “aturan 5”, yaitu:
1. Jika benda di ruang (1), bayangan di ruang (4)
2. Jika benda di ruang (2), bayangan di ruang (3)
3. Jika benda di ruang (3), bayangan di ruang (2)
Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cembung

Cermin cembung adalah cermin yang bidang pantulnya melengkung keluar. Contoh lain dari
cermin cembung adalah kaca spion. Bagaimanakah proses terbentuknya bayangan? Untuk itu
kita harus memahami sifat, bagian-bagian cermin, dan sinar-sinar istimewa yang berlaku
pada cermin cembung.
Sifat Cermin Cembung

Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan pada cermin cembung maka berkas sinar
akan dipantulkan menyebar (divergen) seolah-olah berasal dari titik fokus.

Sinar dipantulkan menyebar

Oleh karena itu, cermin cembung disebut cermin divergen. Selain itu karena nilai R negatif,
maka cermin cembung disebut juga cermin negatif.
Bagian-bagian Cermin Cembung/Negatif/Divergen

Bagian-baggian cermin cembung

Pada cermin cembung, benda selalu di ruang (4) sehingga bayangan di ruang (1).
Sinar-sinar Istimewa Pada Cermin Cembung

Cermin cembung juga memiliki 3 sinar istimewa, yaitu:


1. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus F.
Sinar sejajar sumbu utama
2. Sinar datang menuju titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

Sinar menuju titik fokus


3. Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali seolah-
olah berasal dari titik M.

Sinar menuju pusat kelengkungan


Lukisan Bayangan Pada Cermin Cembung

Variabel pada cermin cembung


Sifat bayangan yang dibentuk selalu:
1. maya
2. tegak
3. diperkecil
Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cembung

Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cembung sama seperti rumus cermin cekung, yaitu:

Maya, tegak dan diperkecil merupakan sifat pembentukan bayangan pada cermin cembung

B.pembiasaan cahaya

Pembiasaan cahaya 2 medium

Ketika kamu memasukkan sebagian pensil ke dalam air, apa yang terjadi? Seakan-akan
pensilmu menjadi patah. Mengapa demikian? Kamu telah mempelajari sifat-sifat cahaya pada
benda yang tidak tembus cahaya. Bagaimanakah jika cahaya tersebut mengenai benda bening
yang tembus cahaya?

Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa
tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca
memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu dapat menyimpulkan bahwa pembiasan
cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar
bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke
medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat
dari medium lebih rapat (kaca) ke medium kurang rapat (udara). Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 2.1 berikut.
Sinar datang sejajar dengan sinar yang keluar dari kaca plan pararel

(Sumber : Saeful Karim, dkk, 2008: 291)

Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli matematika dan
perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrord Snell. Kesimpulan hasil percobaannya
dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius. Hukum Snellius menyatakan sebagai
berikut:

1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat,
sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih
rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.

Telah disebutkan bahwa pembiasan dapat terjadi pada medium yang transparan atau tembus
cahaya. Dengan lensa kita dapat mempelajari peristiwa pembiasan. Pengetahuan pembiasan
pada lensa cembung maupun lensa cekung merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari
alat-alat optik seperti kacamata, kamera, teropong, dan alat optik lainnya.

PEMANTULAN SEMPURNA

Pemantulan sempurna merupakan fenomena alam yang dalam bidang teknologi dimanfaatkan
pada prinsip kerja serat optik. Terjadinya pemantulan sempurna disebabkan karena dua hal
yaitu
1. Cahaya datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
2. Sudut datang lebih besar daripada sudut kritis
(Apa itu sudut datang? dan apa itu sudut kritis?

"sudut datang adalah sudut yang terbentuk oleh cahaya datang dengan garis normal (garis
tegak lurus terhap bidang)" sedangkan sudut kritis adalah sudut yang dibentuk ketika cahaya
datang dari medium rapat ke medium yang kurang rapat yang membentuk sudut bias sebesar
90 derajat terhadap garis normal. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut ini
Sudut Kritis dari pemantulan sempurna dapat kita turunkan dengan hasil persamaannya
menjadi seperti berikut ini

Pemantulan sempurna paling baik terjadi pada prisma dengan ketiga sudutnya yaitu 45-45- 90
derajat. Prinsip pemantulan sempurna pada prisma kaca ini banyak dimanfaatkan pada alat-
alat optik yaitu periskop dan kamera. Aplikasi lain dari prinsip pemantulan sempurna
digunakan dalam teknologi serat optik yang mampu memantulakan cahaya dengan intensitas
yang tetap antara intensitas cahaya masuk dengan intensitas cahaya keluar. 
BAB 12

Alat alat optik

* MATA
Fungsi Mata sebagai Alat Optik
Mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata
membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
Berikut ini adalah bagian-bagian mata dan fungsinya:

1. Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan
udara luar.
2. Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam
pembentukan bayangan.
3. Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
4. Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini
terdapat simpul-simpul syaraf optik.
5. Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.

Mata normal (Emetropia) : memiliki titik jauh (PR) pada jarak jauh tak berhingga
dan titik dekat (PP) = 25 cm, mata ini jangkauan penglihatannya paling lebar.

Rabun jauh (Miopia) : memiliki titik jauh (PR) terbatas/kurang dari tak berhingga
dan titik dekat (PP) = 25 cm.

Rabun dekat (Hipermetropia) : memiliki titik jauh (PR) tak berhingga, tetapi titik
dekat (PP) > 25 cm.

Rabun jauh dan dekat (Presbiopia) : memiliki titik jauh (PR) kurang dari tak
berhingga dan titik dekat (PP) > 25 cm, cacat mata ini merupakan gabungan dari
hipermetropi dan miopi, sering disebut sebagai cacat mata tua.
Cacat Mata Miopi
Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan jatuh di depan
retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat pipih (terlalu cembung).
Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu dibantu dengan lensa divergen (lensa
cekung). Lensa divergen adalah lensa yang dapat menyebarkan berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum dan sesudah
memakai lensa.
Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar
jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya dari
tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina.
Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar
menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan penglihatan.
Dalam perhitungan:
So = letak benda sebenarnya (~)
Si = – PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di
depan lensa.
Dari persamaan :

diperoleh bahwa:f = – PR
Ukuran lensa yang digunakan adalah :

P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)


f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)
Cacat Mata Hipermetropi
Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal mengakibatkan
bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat
menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak
baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu dibantu dengan menggunakan
lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul
berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah
memakai lensa.
Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya
kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan
dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).
Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang
berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa
mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.
Dalam perhitungan:
So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang
terletak
di titik dekatnya
Cacat Mata Presbiopi
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan karena
melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina pada saat
melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini terjadi karena
daya akomodasi lensa mata lemah. Agar dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun
yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen)
dan cekung (divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua.
Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka titik jauh
maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan cara sebagaimana
pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran lensa dapat diketahui.

*KAMERA
Kamera merupakan alat optik yang dapat memindahkan/mengambil gambar dan
menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera menggunakan lensa positif
dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik,
dan diperkecil. Pemfokusan dilakukan dengan mengatur jarak lensa dengan film. Perubahan
jarak benda mengakibatkan perubahan jarak bayangan pada film oleh karena itu lensa kamera
perlu digeser agar bayangan tetap jatuh pada film. Hal ini terjadi karena jarak fokus lensa
kamera tetap. Dari rumus umum optik, jika jarak fokus tetap, maka perubahan jarak benda
(So) akan diikuti oleh perubahan jarak bayangan (Si).

Bagian-bagian dari kamera secara sederhana terdiri dari:

1. Lensa cembung
2. Film
3. Diafragma
4. Aperture

Bagaimanakah pembentukan bayangan pada kamera?

Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah
ukuran aperturenya.
Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur
dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
So = jarak benda dalam meter, Si = jarak bayangan dalam meter, F = titik fokus lensa
Perbandingan Kamera
Berdasarkan gambar di atas, kemiripan antara kamera dan mata adalah:
Kamera Mata Keterangan
Lensa Lensa Lensa cembung
Diafragma Iris Mengatur besar kecilnya lubang cahaya
Aperture Pupil Lubang tempat masuknya cahaya
Film Retina Tempat terbentuknya bayangan
Secara umum bagian-bagian kamera sama dengan bagian-bagian mata, namun kedua alat ini
memiliki perbedaan dalam hal menempatkan bayangan pada retina/film, perbedaannya
adalah:

1. mata menggunakan daya akomodasi


2. kamera menggunakan pergeseran lensa

*LUP
Fungsi Lup atau Kaca Pembesar
Sebagaimana namanya, lup memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lup adalah
lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih besar.
Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat: maya, tegak, dan diperbesar. Untuk itu
benda harus diletakkan di Ruang I atau daerah yang dibatasi oleh fokus dan pusat lensa atau
cermin (antara f dan O), dimana So < f.

Ada
dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:
1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar
bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu
diperhatikan adalah:

1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum


Proksimum (PP)
2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
3. kelemahan : mata cepat lelah
4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

Mata Tak Berakomodasi


Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar
tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:

1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga


2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
3. keuntungan : mata tak cepat lelah

Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)


Perhitungan
Pada mata berakomodasi maksimum
• Si = -PP = -Sn

Perbesaran sudut atau perbesaran angular

Pada mata tak berakomodasi 


• Si = -PR
• So = f
Perbesaran sudut

M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter
*TEROPONG
Cara Kerja Teropong
Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas dua buah
lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa
mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.
Berdasarkan fungsinya
teropong dibagi menjadi:
1. teropong bintang
2. teropong bumi
3. teropong panggung
Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk
bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan
demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak
berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif
dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa
okulernya.
Teropong Bintang
Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (bintang).
Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa obyektif
dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan okulernya adalah sebuah lensa cembung
dengan jarak fokus pendek. Bagaimanakah pembentukan bayangan pada teropong dan
bagaimana sifat bayangannya? Ikutilah kegiatan berikut ini.
Teropong Bumi 
Teropong bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi.
Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih dekat dan tidak
terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif dan salah satunya berfungsi sebagai
pembalik bayangan. Pembentukan bayangan pada alat ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Panjang teropong bumi adalah panjang fokus lensa obyektif ditambah 2 kali jarak fokus lensa
pembalik dan panjang fokus lensa okuler. Dengan rumus : d = fOb + 4 fp + fOk
Teropong Panggung
Teropong panggung adalah teropong yang mengkombinasikan antara lensa positif dan lensa
negatif. Lensa negatif digunakan sebagai pembalik dan sekaligus sebagai okuler. Sifat
bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil. Seperti apa pembentukan
bayangan pada teropong panggung? Perhatikan kegiatan berikut ini!

Prinsip kerja teropong


panggung adalah sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan nyata
tepat di titik fokus obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa
okuler. Dan oleh lensa okuler akan dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata.
Pada pengamatan tanpa berakomodasi maka panjang teropong adalah :
d = f (Ob) – f (Ok)
d = panjang teropong dalam meter
f  (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam meter
f  (Ok)  = panjang fokus lensa okuler dalam meter
*MIKROSKOP
Pengertian dan Bagian-bagian Mikroskop
LUP sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki
keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar
bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang
paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus
obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
Prinsip kerja mikroskop adalah
obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik
dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat
melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata
berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara
menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft
adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini
akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop.
Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.

Pengamatan ini
menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.

Pengamatan ini
menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter


S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meterf(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-
masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob)  = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meterf(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter
Bab 13

Pemanasan global

A. Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global atau global warming adalah suatu proses meningkatnya temperature rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Temperature rata-rata global pada permukaan bumi
telah meningkat 0,74 +/- 0,18 oC selama seratus tahun terakhir. International panel on climate
change (IPPC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-
gas rumah kaca akibat aktivitas manusia.
Meningkatnya temperature rat-rata permukaan dan atmosfer bumi mengakibatkan bumi
terasa lebih panas dan pada siang hari kita merasakan panas yang berlebihan.
Pemanasan global berdampak pada banyaknya kerusakan di bumi, sangat membahayakan dan
mengancam kehidupan di bumi.

B.      Penyebab Pemanasan Global

1.       Efek rumah kaca


Efek rumah kaca ditemukan pertama kali oleh joseph fourier pada tahun 1824 merupakan
sebuah proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus dan benda langit
beratmosfer lainnya memilliki efek rumah kaca.
Segala sumber energy yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energy
tersebut berupa radiasi gelombang pendek termasuk cahaya tampak. Ketika sampai
dipermukaan bumi sebagian energy cahaya berubah menjadi energy kalor dan kalr yang tidak
terserap dipantulkan kembali ke atmosfer. Sebagian energy yang terpantul ini berupa radiasi
gelombang panjang pada spectrum infra merahke angkasa luar. Sebagian energy kalor tetap
terperangkap dalam atmosfer bumi akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca antara
lain: CO2, CH4, SO2 dan sebagainya, yang menjadi perangkap radiasi energy ini. Gas-gas ini
menyerap dan memantulkan kembali radiasi energy yang dipancarkan bumi dan akibatnya
energy tersebut tersimpan di permukaan bumi dalam bentuk kalor atau panas. Hal ini terjadi
berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata permukaan bumi terus meningkat. Gas-gas
tersebutr berfungsi sebagai kaca dan rumah kaca. Dengan meningkatnya gas-gas ini di
atmosfer berdampak semakin banyak panas yang terperangkap dibawahnya.
Beberapa aktivitas manusia yang berdampak meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca
adalah :
a. Konsentrasi energy bahan bakar fosil
Menurutdata dari departemen energy dan sumber daya mineral (2003), konsumsi bahan bakar
fosil sebanyak 70% dari total konsumsi energy , listrik pada posisi kedua sebanyak 10% dari
total konsumsi energy. Amerika serikat merupakan Negara dengan penduduk yang
mempunyai gaya hidup sangat boros dalam mengkonsumsi energy bahan bakar fosil,
Indonesia termasuk Negara pengkonsumsi terbanyak di asia setelah cina, jepang, india dan
korea selatan. Konsumsi energy yang besar ini dieroleh karena banyaknya penduduk yang
menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Menurut Prof. Emil Salim,
amerika serikat dengan jumlah 1,1 milyar penduduk mengemisikan 20 ton gas CO 2 per orang
per tahun. Cina dengan 1,3 milyar penduduk mengemisikan 1,2 ton gas CO2 per orang per
tahun.
b. Sampah
Sampah menghasilkan gas metana (CH3) DIPERKIRAKAN 1 TON SAMPAH PADAT
MENGHASILKAN 50 Kg gas metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapai
kota-kota di Indonesia. Berdasarkan data dari kementerian negeri lingkungan hidup, pada
tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8
Kg /hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 1 Kg/hari. Disisi lain jumlah penduduk
terus meningkat , sehingga diperkirakan 20 tahubn yang akan datang jumlah sampah yang
dihasilkan penduduk perkotaan terus meningkat dan kemungkinan dapat mencapai 190ribu
ton/tahun. Dengan demikian , sampah di perkotaaan merupakan sector yang sangat potensial
mempercepat proses pemanasan global.
c. Kerusakan hutan
Salah satu fungsi tumbuhan /hutan adalah mengurangi gas rumah kaca di atmosfer melalui
penyerapan gas karbondioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi gas oksigen (O2). Saat ini
di Indonesia telah terjadi kerusakan hutan yang disebabkan oleh manusia. Kerusakan hutan
tersebut disebabkan oleh kebakaaran hutan dan perubahan tata guna lahan, antara lain
perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal misalnya kelapa sawit.
Kerusakan hutan yang lain dapat ditimbulkan pemegang pengusaha hutan (PPH). Penebangan
hutan secara besar-besaran dan tidak segera dilakukan reboisasi semakin memperparah
kerusakan hutan. Akibat kerusakan hutan adalah kurang optimalnya proses penyerapan gas
karbondioksida.
d.Pertanian dan peternakan
Sawah-sawah yang tergenang mengakibatkan terjadinya pembusukan sisa-sisa pertanian,
penggunaan pupuk serta pembusukan kotoran ternak menghasilkana gas metana (CH 4) dan
gas dinitro oksida (N2O). disamping itu saat mengawali pengolahan sawah para petani
melakukan pembakaran sisa-sisa tanaman sehingga dihasilkan gas CO 2. Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca . Hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang
signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan metana (CH4) dari dalam perutnya selama
proses mencerna makanan. Hasil penelitian para ilmuwan bahwa metana merupakan gas
rumah kaca yang 23 kali lebih buruk daripda karbondioksida.
Limbah lain dari sector peternakan aadalah kotoran ternak. Kotoran ini  mengandung
senyawa Nitrogen Oksida (NO) yang 300 kali lebih berbahaya dibandingkan gas C0 2. Di
Indonesia sector pertanian dan peternakan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca 8,05%
dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.

2. Efek umpan balik


Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Contoh penguapan air. Proses peningkatan suhu atmosfer akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (C02) dan gas metana (CH4)
mengakibatkan lebih banyak terjadi penguapan air ke atmosfer. Efek rumah kca yang
dihasilkan penguapan air lebih besar jika dibandingkan dengan akibat yang ditimbulkan gas
karbondioksida ataupun gas metana.
Efek umpan balik karena awan saat ini sedang menjadi obyek penelitian. Bila ditinjau dari
posisi bawah, awan memantulkan kembali radiasi inframerah ke permukaan bumi, sehingga
meningkatkan efek pemanasan global. Sebaliknya jika ditinjau dari posisi atasm awan akan
memantulkan radiasi sinar matahari dan radiasi inframerah ke angkasa , sehingga
meningkatkan pendinginan. Efek netto nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan masih
berganntung pada beberapa factor seperti tipe dan ketinggian awan dari permukaan  bumi.
Efek umpan balik yang lain adalah berkurangnya daya pantul bumi memantulkan cahaya
(albedo) yang dikarenakan mencairnya es di kutub. Saat suhu global meningkat , es di daerah
kutub akan mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Dalam waktu yang bersamaan
pelelehan es daratan dan air di bawahnya menjadi terbuka. Oleh karena kemampuan daratan
ataupun air memantulkan cahaya lebih rendah dibandingkan dengan es akibatnya daratan dan
air lebih banyak menyerap radiasi sinar matahari. Semakin banyak radiasi sinar matahari
terserap, semakin menambah pemanasan dan akibatnya semakin banyak es mencair. Selain
itu es yang mencair jjuga melepas gas metana yang dapat juga menimbulkan umpan balik
positif (menambah pemanasan)

C. Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan menggunakan model computer dari temperature, pola presipitasi dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut , para ilmuwan
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap temperature
global, iklim, tinggi permukaaan air laut, pertanian, perikanan, kehutanan dan kesehatan
masyarakat.

1. Kenaikan temperature global


Kenaikan temeratur global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga
menambah volume dan menaikkan permukaan air laut, yag mengakibatkan berkurangnya
luas permukaan daratan. Pulau-pulau kecil di daerah landai akan hilang. Naiknya prmukaan
air laut juga berdampak menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta terjadinya
pemutihan terumbu karang (coral bleaching) dan punahnya berbagai ikan. Dampak lain
adalah memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari merembesnya air laut, serta
kerusakan infrastruktur perkotaan daerah pantai, akibat tergenang air laut.

2. Perubahan iklim
Para ilmuwan memprediksikan bahawa selama pemanasan global, di beberapa daerah musim
tanam menjadi lebih panjang. Temperature udara pada musim dingin dan malam hari
cenderung meningkat. Daerah ahngat akn menjadi lebih lembab karena lebih banyak terjadi
penguapan air lautan.
Para ilmuwan belum begitu yakin dampak kelembaban udara terhadap pemanasan global,
apakah kelembaban udara akan meningkatkan atau bahkan menurunkan temperaatur
pemanaasan global. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Perubahan iklim akan mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat
serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa daerah terjadi peningkatan curah hujan
sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain
terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar
daerah aliran sungai (DAS) rterjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang semakina
tajam. Hal ini mengakibatkan meningkatnya intensitas terjadinya banir atau kekeringan.
Kondisi ini semakin parah apbila daya tamping sungai atau waduk tidak terpelihara akibat
erosi ataupun sedimentasi.
Pergeseran iklim dapat pula berdampak meningkatnya frekuensi badai. Selain itu air akan
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Topan badai yang emperoleh kekuatan dari penguapan air semakin besar.

3. Kenaikan permukaan air laut


Kenaikan temperature global menyebabkan temperature air laut juga akan mengalami
kenaikan sehingga volume menjadi bertambah dan menaikkan tinggi permukaaan laut.
Pemanasan juga berdampak mencairkannya es di kutub utara dan selatan, sehingga
memperbanyak volume dan menaikkan permukaan air laut lebih tinggi lagi, yang
mengakibatkan berkurangnya luas daratan. Pulau-pulau kecil di daerah landai akan hilang.
Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad  ke 20, dan
para ilmuwan IPPC memprediksi peningkatan lebih lanjut berkisar 9-88 cm pada abad ke 21.
Kenaikan permukaan laut sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Naiknya
permukaan air laut berdampak menurunkan produksi tambak ikan udang serta terjadimya
pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Dampak lain adalah
memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari merembesnya air laut, serta kerusakan
infrastruktur perkotaan di daerah pantai akibat tergenang air laut.

4. Pertanian
Pada umumnya semua bentuk sstem pertanian sensitive terhadap perubahan iklim. Perubahan
iklim berakibat pada pergeseran musim dan pergeseran pola curah hujan. Hal tersebut
berdampak pada pla pertanian misalnya keterlambatan masa tanam atau panen, kegagalan
penanaman atau panen karena banjir, tanah longsor, atau kekeringan. Yang pada akhirnya
berakibat terjadinya penurunan produksi pertanian.
Dampak pemanansan global di Indonesia terkait dengan perubahan iklim adalah
terpengaruhnya ketahanan pangan nasional. Bahan-bahan pokkok terpaksa harus impor dari
Negara lain.

5. Perikanan
Kenaikan temperature air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang dan
selanjutnya matinya terumbu karang yang merupakan habitat berbagai jenis ikan.
Temperature air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi berbagai jenis ikan
yang sensitive terhadap perubahan suhu secara besar-besara menuju ke daerah yang lebih
dingin. Fenomena matinya terumbu krang dan migrasi ikan merugikan nelayan karena
menurunkan hasil tangkapan.

6. Kehutanan
Kenaikan temperature global berdampak pada kenaikan temperature di kawasan kekhutanan
menyebabkan runput-rumput dan ranting mongering dan mudah terbakar. Kebakaran hutan
menyebabkan punahnya berbagai keanekaraman hayati dan meningkatnya kadar CO2.

7. Kesehatan
Dampak pemanasan global pada sector kesehatan adadlah meingkatnya frekuensi penyakit
tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah),
mewabahnya diare, penyakit leptospirosis atau kencing tikus dan penyakit kulit. Kenaikan
temperature udara menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin cepat berkembang biak.
Bencana banjir menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan
wabah penyakit diare dan penyakit kulit. Penyakit ISPA (infeksi saluran pernafasan akut)
kemungkinan muncu;l sebagai akibat dari polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik, kendaraan
bermotor, dan kebakaran hutan.
D.  Pengendalian Pemanasan Global
Pemanasan global dapat dikendalikan dengan berbagai cara dan kita dapat ikut berperan di
dalamnya. Bagaimana caranya?
1. Jangan menebang pohon sembaranga;;;n
Pepohonan merupakan penyerap gas CO2 dan penghasil gas O2 terbesar di dunia. Setiap hari
kita bernafas membutuhkan oksigen dan pepohonanlah yang setiap harinya menyediakan
oksigen untuk kita. Semakin sedikit pepohonan semakin banyak gas CO 2 di atmosfer bumi
dan akibatnya membuat bumi semakin panas.
2.  Melakuikan reboisasi
Banyak aktivitas manusia dengan merusak hutan hanyauntuk mencari keuntungan sesaat.
Tanpa disadari hutan yang fungsinya sangat vital bagi kehidupan di bumidirusak oleh
sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Dengan reboisasi terhadap hutamn yang
sudah gundul kita mencegah pemanasan global dan juga terjadinya banjir dan tanah longsor.
3. Menanm pohon di pekarangan rumah
Memanfaatkan tanah di pekarangan kosong dengan tanman hias dan tanaman lain yang
memiliki daun hijau memiliki pptensi menyerap gas CO2 dan CO dan dapat menghasilkan gas
oksigen serta lingkungan pekarangan menjadi sejuk dan segar.
4  Menggunakan lampu hemat energy dan mematikan lampu di siang hari
Lampu hemat energy membantu penghematan energy listrik. Matikan lampu penerangan
ruangan rumah di siang hari berpengaruh pada penggunaan energy listrik. Penggunaan energy
listrik yang berlebihan berdampak pada pembakaran batubara atau BBM untuk
mengtoperasikan pembangkit listrik. Pembakaran baatubara atau BBM menghasilkan gas
CO2yang berpotensi meningkatkan pemanasan global.
5.       Kurangi penggunaaan kendaraan pribadi
Kendaraan berbahan bakra minyak mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan COdalam
jumlah besargas-gas itu dapat menimbulkan efek rumah kaca yang akhirnya membuat
pemanasan global semakin parah. 

E. Persetujuan Internasional
Kerjasama internasiional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca.
Tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World meteorological Organization (WMO) dan
United Nation Programme (UNEP) didirikan Intergovermental Panel on Climate Change
(IPPC) atau Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim untuk mengevaluasi resiko
perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Pada tahun 1992 pada Earth Summit di Rio de Jeneiro Brazil, 150 negara berikrar untuk
menghadapi gas rumah kaca dan setuju untuk menindaklanjutinya dalam perjanjian yang
mengikat , bentuk kerjasamanya adalah diadakannya United Nation Framework Convention
on Climate Change (UNFCCC). Menurut UNFCCC Negara-negara peserta sepakat untuk
mengumpulkan data berbagai informasi tentang emisi gas rumah kaca. Meskipun perjanjian
ini tidak mengikat secara hukum , tetapi banyak Negara melihat kesepakatan ini merupakan
lanngkah penting sehingga berkomitmen menjalankannya.

Pada tahun 1997 di jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal
dengan Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan perjanjian internasional untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industry dunia dan juga untuk
mengatasi berbagai masalah akibat aktivitas manusia terhadap perubahan iklim. Protokol
Kyoto mengikat secara hukum bagi Negara-negara pesertaa untuk mengurangi emisi
karbondioksida , metana, nitrogen dioksida, sulfur hexaflourida, senyawa hidroflourida
(HFC) dan perfluorokarbon (PFC)

Anda mungkin juga menyukai