Page 1
Dosen Pengampu:
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
PENDAHULUAN
2
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
PENGARUH MIKROSTRUKTUR TERHADAP FASA
Setiap molekul air memiliki Setiap molekul air memiliki Setiap molekul air tidak
attractive force atau daya attractive force atau daya memiliki attractive force
ikat yang tinggi dengan ikat yang lemah dengan atau daya ikat dengan
molekul lainnya. Sehingga molekul lainnya. Sehingga molekul lainnya, kecuali jika
fasa solid, memiliki bentuk fasa ini memiliki bentuk mengalami collision.
yang fixed sesuai dengan container Sehingga fasa ini memiliki
atau wadahnya bentuk yang sangat random
3
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
TRANSISI FASA
4
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
TRANSISI FASA
Transisi fasa dapat pula terjadi pada satu fasa, seperti solid bentuk tertentu
berubah menjadi solid bentuk yang lain.
Seperti pada konversi grafit menjadi berlian melalui tekanan yang sangat tinggi.
5
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
TRANSISI FASA
Allotrope karbon:
Diamond, fullurene, carbon onion, SWNT, MWNT, Graphene
Allotrope sulfur:
7
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
TRANSISI FASA
8
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
TRANSISI FASA
9
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA
10
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA
11
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat dan cair
berada bersama-sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es.
Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan
bersama dalam kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah
permukaan air.
12
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
Kondisi diagram fasa unsur murni seperti air dapat dinyatakan dengan diagram kesetimbangan
fasa tekanan–temperatur (pressure-temperature equilibrium phase diagram)
13
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
Pada diagram tersebut terdapat garis yang membatasi antara dua fase. Jika zat berada
pada garis pembatas antara dua fase, maka zat berada dalam fase equilibrium atau
kesetimbangan. Kesetimbangan fase suatu zat harus memenuhi syarat yaitu:
a. Zat mempunyai lebih dari satu fase meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversible dari satu fase ke fase lain
c. Seluruh bagian zat mempunyai tekanan dan temperature sama
14
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
15
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
Perhitungan nilai batas dapat dilakukan dengan suatu barometer yang berisi Hg
dalam keadaan vakum yang divariasikan pada berbagai suhu. Cairan yang
dimasukkan dalam barometer dan mampu menekan Hg sejumlah tertentu
merupakan nilai tekanan
16
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
17
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA BAHAN
18
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
Pada diagram tersebut juga terdapat dua titik yang penting, yaitu titik tripel (triple point)
dan titik kritik (critical point).
Triple point adalah titik dimana fase padat, cair, dan gas hadir bersamaan dalam
kesetimbangan yang dinamik. Sedangkan titik kritik adalah suhu dan tekanan tertinggi di
mana suatu zat masih dapat mempertahankan kesetimbangan antara fase gas dan
cairnya. Di atas titik ini materi berubah wujud menjadi sesuatu yang bukan gas dan
bukan pula zat cair. Secara termodinamika materi tersebut adalah gas yang
dimampatkan, karena terdiri hanya atas satu fase dan memenuhi seluruh bagian ruang
penyimpannya. Gas yang dimampatkan tersebut dikenal dengan nama fluida superkritik
(supercritical fluids/SCF)
19
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
20
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
21
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA UNSUR MURNI
22
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
HUKUM FASA GIBBS
Suatu persamaan yang mampu menghitung jumlah fasa yang ada dalam
kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih
dengan:
P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih
F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang
dapat diubah bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam
kesetimbangan.
C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau
larutan/cairan)
23
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
HUKUM FASA GIBBS UNSUR MURNI
Contoh:
Untuk diagram fasa air murni, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase)
Jumlah komponen = air saja = 1 = C (Component)
Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan
3 fasa tetap ada di titik itu, maka titik triple ini disebut invariant point (titik
tetap/tak berubah=invariant)
24
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
HUKUM FASA GIBBS UNSUR MURNI
Contoh:
Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka
F= C+2 – P = 1 + 2 – 2 = 1
25
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
HUKUM FASA GIBBS UNSUR MURNI
Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa, maka:
P = 1, C = 1, sehingga P + F = C + 2
F = 1 + 2 – 1 = 2 (dua derajat kebebasan)
26
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
27
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
Misal, mineral besi dalam bentuk oksida. Hematite (Fe2O3). 2 miliar ton
28
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
OVERVIEW TUJUAN MATERI DIAGRAM FASA
29
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
1. Struktur kristal dari setiap elemen dari campuran pada harus sama.
2. Perbedaan atom dari setiap dua elemen tidak boleh berbeda lebih dari
15%
3. Elemen seharusnya tidak membentuk persenyawaan/campuran satu
sama lain. Dalam arti lain, tidak boleh ada perbedaan besar dalam
elektromagnetivitas dari dua elemen.
4. Elemen seharusnya memiliki elektron valensi yang sama.
CONTOH:
Fe-C, Cu-Ni, Fe-Ti
30
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
31
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
Digunakan untuk mengetahui prosentasi berat dari fasa yang ada dalam
daerah dua fasa pada diagram fasa kesetimbangan dua komponen.
Misalnya ditanyakan berapa berat fraksi dari fasa pada suhu T dan fraksi
berat B, w, berdasarkan the level rules pada diagram fasa di bawah ini
32
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
Fraksi berat fasa cair (Xl) + fraksi berat fasa padat (Xs) = 1
Xl + Xs = 1
Xs = 1 – Xl
Xl = 1 – Xs
Massa B dalam dua fasa = massa B dalam fasa cair + massa B dalam fasa padat
33
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
DIAGRAM FASA GANDA PADA PADUAN
Dengan
menggambar
garis pada
diagram maka
didapatkan 34
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id
Terima Kasih
35
dhita.ariyanti@sttn-batan.ac.id