Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muhamad Wildan

NIM : 1705959
Mata Kuliah : Paradigma IPS
Kelas : PIPS 7A
Analisis Revitalisasi Pengembangan Strands Pembelajaran IPS dalam Perspektif
Paradigma Konstruktivistik
IPS merupakan mata pelajaran terintegrasi yang dimana secara interdisipliner dan
multidisipliner dengan bersumber kepada kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi
menggunakan konsep – konsep ilmu sosial dan humaniora serta ilmu alam yang digunakan
untuk kepentingan pembelajaran. Dinamisnya perubahan sosial di masyarakat dari waktu ke
waktu seharusnya dapat ditangkap dan diperhatikan oleh praktisi pendidikan agar menjadi
suatu pembelajaran yang formal dalam bentuk kurikulum. Dalam Pendidikan IPS sejatinya
memiliki peranan yang sangat penting dalam menjawab tantangan abad 21 yang semakin
cepat dan sulit dipecahkan.
Pada hakikatnya IPS adalah studi sosial yang mengangkat konsep - konsep, teori -
teori ilmu sosial secara terintegrasi guna memahami, mempelajari, memikirkan pemecahan
masalah - masalah yan ada di masyarakat, sehingga member kepuasan bagi personal dan bagi
masyarakat secara keseluruhan, dengan tujuan mendidik anak menjadi warga Negara yang
baik [ CITATION Mif16 \l 1057 ]. Tujuan Pengajaran IPS ialah Sebagai berikut:
1. Menyiapkan siswa menjadii warga Negara yang baik.
2. Menyiapkan siswa memiliki kemampuan berpikir, membentuk inquiry skills,
mengembangkan sikap nilai.
3. Membantu anak dapat berpikir lois, mengembangkan rasa toleransi.
4. Membantu anak agar dapat mengemukakan ide-ide secara selektif, secara lisan dan
tertulis.
5. Membantu anak mengerti dunia hidupnya tidak mengawan-awang, mengetahui hak
dan kewajibannya sebaai warga Negara.
6. Mengembangkan rasa estetika, etika, menghormati orang lain, memanfaatkan waktu
senggang dan sebagainya[ CITATION Alm10 \l 1057 ].
Selaras dengan hal tersebut, menurut Jarolimek dan Parker [CITATION Jar93 \n \t \l 1057 ]
tujuan dari Pendidikan IPS hendaknya mampu mengembangkan aspek pengetahuan dan
pemahaman pengertian (knowledge and undersatnding), aspek sikap dan nilai (attitude and
value) dan aspek keterampilan (skill) pada diri siswa. Dalam aspek pengetahuan dan
pemahaman siswa lebih menekankan kepada kehidupan sosial masyarakat secara kontekstual
dan menjadi pengalaman yang mengesankan untuk siswa. Lalu, dalam aspek sikap dan nilai
berkaitan dengan etika, moral dan norma, yang nantinya berguna untuk dikehidupan
masyarakat. Adapun yang terakhir dalam aspek skill akan berkaitan dengan pengembangan
keterampilan sosial dan keterampilan intelektual seperti Problem solving dan Decision
Making, agar siswa lebih tanggap dengan keadaan sekitar dan mampu memcahkan
permasalahannya sendiri.
Namun kenyataan yang sering kita hadapi secara kontekstual, menunjukan bahwa
pola dan pengembangan pembelajaran IPS hanya sebatas pembelajaran ekspositori saja, yang
artinya guru yang menjadi center dibandingkan siswa yang lebih aktif. Guru hanya berusaha
memberikan suatu ilmu kepada siswa tanpa memberikan kepada siswa untuk
mengembangkan sendiri ilmu yang mereka dapatkan. Kondisi inilah yang menjadikan IPS
sering dianggap sebelah mata, karena menurut orang banyak IPS merupakan mata pelajaran
hafalan diluar konteks pemahaman.
Melihat hal tersebut, revitalisasi pembelajaran IPS sangat diperlukan dalam merubah
stigma masyarakat tentang IPS melalui perbaikan materi, kurikulum pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber pembelajaran, dan assesmen pembelajaran [ CITATION Yul18 \l 1057 ].
Dalam paradigma Konstruktivistik, pembelajaran IPS disajikan dalam penuh nuansa
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya, sehingga siswa memiliki kepekaan sosial yang tinggi, keterampilan sosial dan
empati sosial di lingkungan mereka sendiri [ CITATION Sen14 \l 1057 ].
Secara akademik, NCSS (National Council Social Studies) telah membuat standar –
standar kurikulum yang ada di social studies atau IPS di Indonesia atau yang mereka sebut
dengan social studies strands. Dalam IPS standar – standar kurikulum yang dikeluarkan oleh
NCSS ini sangat berguna untuk merevitalisasi IPS khususnya dari segi isi dan materi
pembelajaran IPS. Kerangka kurikulum ini tidak terlepas dari konsep – konsep ilmu sosial
yang ada seperti, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik,
Psikologi, Hukum filsafat hingga agama yang dimana terintegrasi dalam mata pelajaran IPS.
Tujuan utama nya ialah untuk membantu kaum muda untuk respon terhadap keadaan sekitar
dan tanggap informasi serta dapat melestarikan budaya yang telah ada di tengah-tengah
keadaan global yang bisa menghilangkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Adapun social studies strands yang menjadi acuan guru dan pakar pendidikan IPS
dalam mengembangkan pembelajaran IPS ialah sebagai berikut:
1. Culture
Pada hakikatnya manusia merupakan yang membuat suatu kebudayaan entah
itu dalam bentuk kebiasaan, norma, adat istiadat, seni, artefak, bahasa hingga
makanan. Selain itu manusia jugalah yang belajar, berbagi dan beradaptasi dengan
budaya tersebut. Adapun aspek lainnya, dalam hal ini seperti sistem kepercayaan, dan
agama pun menjadi suatu patokan dalam bentuk suatu kebudayaan. Dalam tema ini
siswa akan diberikan pemahaman perihal kebudayaan di Indonesia yang telah kita
ketahui, Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang artinya banyak sekali
suku, ras, agama dan golongan lainnya yang berkembang di Indonesia.
Budaya sendiri bersifat dinamis seiringnya perkembangan zaman. Saat ini pun
tradisi-tradisi kebudayaan di Indonesia sudah jarang terlihat kembali karena
seiringnya perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal inilah kenapa IPS
memasukan strand culture kedalam kurikulum. Dalam hal ini culture telah membuat
pertanyaan - pertanyaan yang akan dicari oleh siswa, seperti: Apa kebiasaan yang
berkembang di lingkungan masyarakat sekitar anda?; Apa latar belakang etnis anda
dan lingkungan masyarakat sekitar anda?; Apa adat istiadat atau tradisi yang
berkembang di sekitar lingkungan anda?; Apa agama yang berkembang di sekitar
lingkungan anda?; dan apa bahasa yang sering di gunakan di sekitar lingkungan
anda?; Dalam hal ini melalui pengalaman dan pengamatan siswa, proses pembelajaran
dikelas akan lebih berwarna dengan banyaknya perbedaan identifikasi dari setiap
siswa. Para siswa pun dapat berinteraksi dengan para tokoh masyarakat untuk
mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih luas lagi dan dapat disesuaikan dengan
data yang telah mereka dapatkan dari pengamatan yang telah mereka lakukan.
Dari segi akademik, culture masuk kedalam konsep – konsep geografi,
sejarah, antropologi, arkeologi dan agama. Dari tema ini, siswa mampu
mengeksplorasi budaya-budaya yang ada disekitar mereka dan juga di wilayah lain,
bahkan diseluruh dunia dengan menggunakan konsep – konsep, asimilasi, adaptasi,
akulturasi, difusi dan disonansi yang diambil dari konsep-konsep sosiologi dan
antropologi. Dalam konsep geografi, siswa dapat membedakan kebiasaan yang terjadi
di wilayah pegunungan dan wilayah pantai. Sejarah pun mempengaruhi
perkembangan budaya di Indonesia, karena dengan adanya sejarah budaya-budaya
yang berkembang saat ini akan ada dengan hasil pemikiran-pemikiran terdahulu
seperti, peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian dan sistem
kemasyarakatan yang berkembang sampai sekarang.
2. Time, Continuity and Change
Tema ini memberikan kita pemahaman akan mempelajari masa lalu
memungkinkan kita untuk memahami kisah manusia sepanjang waktu. Tidak hanya
mempelajari masa lalu, tapi juga mempelajari masa sekarang bahkan bisa
memprediksi masa yang akan datang. Adapun tema ini dapat memberikan
pengalaman bagi siswa dalam mempelajari kontinuitas dari waktu ke waktu yang
menyebabkan perubahan dalam tatanan masyarakat. Tema ini membuat kita
menyadari cara di mana manusia telah melihat sendiri , masyarakat dan dunia yang
lebih luas pada periode waktu yang berbeda Adapun tema ini memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari oleh siswa, seperti: Bagaimana kita
memahami masa lalu?; Apa yang menyebabkan perubahan yang terus terjadi?;
Mengapa masa lalu sangat penting bagi kita?; Bagaimana proses perubahan terjadi?;
dan bagaimana kita bisa belajar dari masa lalu?.
Penggunaan cerita tentang masa lalu dapat membantu anak-anak
mengembangkan pemahaman mereka tentang isu-isu etika dan moral ketika mereka
belajar tentang peristiwa-peristiwa penting perkembanga yang terjadi di dunia ini.
Dalam konteks yang sama tema ini sangat menarik dengan adanya metode penelitian
sejarah, yang dimana tema ini merupakan konsep sejarah. Dengan adanya
pengembangan pembelajaran, tema ini akan semakin menyenangkan dengan adanya
pengalaman masa lalu yang kita punya. Hal ini dapat membangun interpretasi
peristiwa masa lalu versi mereka
3. People, Place and Environment
Tema ini memberikan pemahaman tentang hubungan antara manusia, tempat
dengan lingkungan dari berbagai perspektif seperti geografi, ekonomi politik dan
sosial budaya. Dari perspektif geografi kita dapat memahami pengaruh sistem fisik
seperti iklum, cuaca, sumber daya alam (tanah dan air) terhadap populasi manusia.
Adapun dari perspektif ekonomi politik dan sosial budaya kita dapat memahami
konsep perpindahan penduduk, pola pemukiman penduduk, migrasi dan berbagai
jenis pusat populasi di masyarakat serta menyelediki dampak perilaku manusiia
terhadap lingkungan. Hal tersebut tema ini memberikan suatu pertanyaan-pertanyaan
yang harus dicari oleh siswa, seperti: Mengapa orang memutuskan untuk tinggal di
mana mereka lakukan atau pindah ke tempat lain ? Mengapa lokasi penting?
Bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan dan apa adakah beberapa
konsekuensi dari interaksi ? Apa karakteristik fisik dan lainnya mengarah pada
penciptaan daerah ? Bagaimana peta, bola dunia , alat geografis dan teknologi
geospasial berkontribusi pada pemahaman tentang orang, tempat , dan lingkungan ?
Pengalaman siswa akan mendorong pemikiran semakin abstrak karena mereka
menggunakan data dan menerapkan keterampilan dalam menganalisis perilaku
manusia dalam kaitannya dengan lingkungan fisik dan budayanya. Siswa akan aktif
dalam memahami lingkungan sekitar dengan melihat lingkungan fisik dan budayanya,
lalu mereka akan mulai bereksplorasi menggunakan peta, globe atau aplikasi map
yang ada di gadget mereka masing-masing untuk mengetahui lingkungan fisik
diwilayah-wilayah yang ingin mereka ketahui. Adapun mereka juga dapat
mengekspresikan jiwa kepedulian terhadap lingkungan serta dapat memperbaiki
lingkungan dengan tidak melakukan hal-hal yang merusak lingkungan seperti buang
sampah sembarangan. Dalam aspek kependudukan, siswa akan dapat mengetahui
tentang perpindahan penduduk, serta pola pemukiman penduduk yang dapat dilihat di
lingkungan sekitar mereka.
4. Individual Development and Identity
Pada hakikatnya identitas pribadi merupakan suatu kesatuan dari budaya
individu, kelompok hingga lembaga. Dalam tema ini lebih menitikberatkan kepada
pengembangan individu dan identitas sosial. Hal ini Mengingat sifat perkembangan
individu dalam konteks sosial dan budaya, siswa harus menyadari proses belajar,
pertumbuhan, dan interaksi di setiap tingkat pengalaman sekolah mereka sendiri.
Dilihat dari konteks tersebut tema ini menggunakan konsep psikologi, sosiologi dan
antropologi sebagai acuannya. Adapun tema ini sudah menyiapkan perihal beberapa
pertanyaan yang harus dicari oleh siswa, seperti: Bagaimana individu tumbuh dan
berubah secara fisik, emosional dan intelektual?; Mengapa individu berperilaku
seperti mereka?; Apa yang memengaruhi cara orang belajar, memandang, dan
tumbuh?; Bagaimana orang memenuhi kebutuhan dasar mereka dalam berbagai
konteks?; Bagaimana individu berkembang dari waktu ke waktu?; Bagaimana
interaksi sosial, politik, dan budaya mendukung perkembangan identitas?; Bagaimana
perkembangan dan identitas didefinisikan di waktu lain dan di tempat lain?
Dalam tema ini, siswa akan sering bermain dengan pengalaman mereka,
karena mereka yang akan menjadi objek didalamnya. Mereka harus mengetahui
identitas pribadi mereka dalam berbagai konteks seperti keluarga, teman sepermainan
dan masyarakat. Lalu dikembangkan dengan melihat perilaku sekeliling mereka
dengan memeriksa pola perilaku orang lain dan mempelajari bagaimana suatu
individu akan berkembang dalam masyarakat dan budaya yang berbeda.
5. Individuals, Group and Institution
Tema ini memberikan konsep satu kesatuan tatanan masyarakat dari individu
hingga lembaga yang mengatur semua kebutuhan kita sehari-hari. Secara konsep ilmu
sosial, tema ini masuk kedalam sosiologi, psikologi, antropologi, ilmu politik dan
sejarah. Secara konsep tema, individu merupakan satu kesatuan yang terbatas, yang
artinya manusia perseorangan, lalu grup merupakan kumpulan dari individu yang
memiliki tujuan yang sama dan yang terakhir lembaga merupakan organisasi politik,
ekonomi, dan sosial formal dan informal yang membantu kita menjalankan, mengatur,
dan mengatur urusan sehari-hari.
Adapun tema ini memiliki pertanyaan-pertanyaan yang bisa dicari oleh siswa,
seperti mengetahui bagaimana institusi dibentuk, apa yang mengontrol dan
mempengaruhi mereka, bagaimana mereka mengontrol dan mempengaruhi individu
dan budaya, dan bagaimana institusi dapat dipertahankan atau diubah. Dalam hal ini
siswa akan memahami akan lembaga yang selalu mengikat mereka sesuai dengan
nilai dan norma di masyarakat. Dalam tema ini, siswa akan mengidentifikasi perihal
lembaga yang mereka temui atau yang mereka masuki, lalu mereka menganalisis
bagaimana lembaga itu beroperasi. Dan terakhir mengevaluasi lembaga tersebut
apakah sesuai dengan tujuan bersama atau tidak. Dalam tema ini juga dikembangkan
perihal interaksi sosial yang sering dilakukan di dalam satu lembaga, kelompok
dengan kelompok atau individu dengan individu.
6. Power, Authority, and Governance
Pada hakikatnya pengembangan landasan kewarganegaraan membutuhkan
pemahaman tentang landasan pemikiran politik, sejarah, dan perkembangan berbagai
struktur pemerintahan dan otoritas serta kekuasaan didalamnya. Dalam konsep
resolusi konflik, tema ini menjelaskan perihal penyelesaian konflik internal negara
maupun konflik antarnegara dan berusaha untuk membangun keamanan dan
ketertiban di negara tersebut. Dalam mengeksplor tema ini siswa akan mendapatkan
pertanyaan seperti: Apa tujuan dan fungsi pemerintahan? Dalam keadaan apa
pelaksanaan kekuasaan politik sah? Apa cakupan dan batasan otoritas yang tepat?
Bagaimana hak individu dilindungi dan ditantang dalam konteks kekuasaan
mayoritas? Konflik apa yang ada di antara prinsip dan nilai fundamental demokrasi
konstitusional? Apa hak dan kewajiban warga negara dalam demokrasi
konstitusional?
Melalui studi tentang hubungan dinamis antara hak dan tanggung jawab
individu, kebutuhan kelompok sosial, dan konsep masyarakat yang adil, peserta didik
menjadi pemecah masalah dan pengambil keputusan yang lebih efektif ketika
menangani masalah persisten dan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan
publik. Dalam tema ini terdapat konsep-konsep pemerintahan, ilmu politik, hukum,
sejarah dan kewarganegaraan. Pengembangan unsur tema ini dalam pembelajaran,
siswa mengembangkan dan mengeksplorasi tentang hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang baik, memahami sistem pemerintaha di Indonesia dari waktu ke waktu,
dan juga menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menerapkan
sistem kekuasaan dan otoritas dalam cakupan kelompok atau lembaga, seperti
Struktur organisasi kelas, OSIS, dan lainnya.
7. Production, Distribution, and Consumption
Pada hakikatnya sumber daya yang ada untuk kebutuhan sehari-sehari
sangatlah terbatas jumlahnyan. Namun, semakin hari semakin banyak permintaan
akan kebutuhan barang dan jasa. Dalam tema ini menjelaskan proses terjadinya
konsep ekonomi dasar di masyarakat, dari proses produksi, distribusi hingga datang
kepada konsumen. Pengelolaan produksi dan distribusi merupakan kunci utama dalam
konsep ekonomi di masyarakat. Dengan kita pandai mengelola produksi, hasil yang
kita dapatkan akan berbanding lurus dengan modal dan usaha yang telah kita lakukan.
Pada konsep produksi, para produsen harus pintar dalam mengolah sumber daya, baik
itu barang maupun jasa, agar tidak terjadi kerugian didalamnya. Dalam konsep
distribusi, pemahaman tentang penyebaran ekonomi yang merata adalah tujuan dari
konsep distribusi. Kita masyarakat di wilayah dataran rendah tidak akan mendapatkan
sayuran-sayuran segar jika tidak ada distribusi dari wilayah dataran tinggi, begitupun
sebaliknya masyarakat dataran tinggi tidak akan mendapatkan ikan laut segar jika
tidak ada distribusi di wilayah dataran rendah.
Dalam mengeksplorasi tema ini, siswa menghadapi pertanyaan-pertanyaan
seperti: Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan tentang
masalah produksi, distribusi dan konsumsi barang? Apa cara terbaik untuk mengatasi
kegagalan pasar? Bagaimana saling ketergantungan yang disebabkan oleh globalisasi
berdampak pada ekonomi dan sistem sosial lokal? Dalam hal ini siswa akan
memikirkan bagaimana cara agar tidak terjadi kelangkaan sumberdaya. Dalam
mencari suatu konsep ekonomi dan proses terjadinya tema ini, siswa dapat
menggunakan pengalaman mereka dalam hal mencari pemecahan masalah dalam
konteks permasalahan ekonomi dasar. Lebih lanjut, mereka dapat memahami proses
terjadinya perdagangan global yang sekarang sudah menjadi hal lazim di masyarakat.
8. Science, Technology and Society
Perkembangan sains dan teknologi di masyarakat semakin cepat berkembang
yang muncul dari inovasi-inovasi para ilmuwan sains di dunia. Smartphone adalah
salah satu bentuk nyata yang ada pada zaman sekarang. Dengan adanya smartphone
kita bisa melakukan apapun, seperti melakukan pekerjaan rumah, belajar, hingga
berbelanja, hanya dengan menggunakan smartphone yang kita pakai. Sains, dan
penerapan praktisnya dalam teknologi, memiliki pengaruh besar terhadap perubahan
sosial dan budaya, dan cara orang berinteraksi dengan dunia. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi kehidupan selama berabad-abad, dan
kehidupan modern, seperti yang kita ketahui, tidak mungkin terjadi tanpa teknologi
dan ilmu pengetahuan yang mendukungnya. Tema ini berhubungan dengan konsep-
konsep, sejarah, geografi, ekonomi, kewarganegaraan hingga pemerintahan. Hal ini
mengacu pada penerapan konsep ilmu alam dan fisik dengan sosial humanioran dalam
menyelesaikan isu-isu sosial yang terkait dengan sains dan teknologi.
Dalam tema ini dapat di eksplorasi dari pertanyaan-pertanyaan berikut, seperti:
Apa yang dapat kita pelajari dari masa lalu tentang bagaimana teknologi baru
menghasilkan perubahan sosial yang lebih luas, beberapa di antaranya tidak terduga?
Apakah teknologi baru selalu lebih baik daripada yang digantikannya? Bagaimana
kita dapat mengatasi laju perubahan yang terus meningkat, bahkan mungkin
kekhawatiran bahwa teknologi akan lepas kendali? Bagaimana kita bisa mengelola
teknologi sehingga sebagian besar orang mendapat manfaat? Bagaimana kita bisa
melestarikan nilai-nilai dan kepercayaan fundamental di dunia yang dengan cepat
menjadi satu desa yang terhubung dengan teknologi? Bagaimana sains dan teknologi
memengaruhi rasa diri dan moralitas kita? Bagaimana budaya yang berbeda, terpisah
secara geografis tetapi dipengaruhi oleh peristiwa global, dipersatukan oleh teknologi
yang menginformasikan kita tentang peristiwa, dan menawarkan harapan oleh ilmu
pengetahuan yang dapat meringankan masalah global (misalnya, penyebaran AIDS)?
Bagaimana cara menjembatani kesenjangan dalam akses ke manfaat sains dan
teknologi?
9. Global Connections
Pada hakikatnya tema ini menjelaskan tentang hubungan masyarakat secara
global yang mampu terkoneksi tanpa batas. Hubungan perdagangan dunia, ekspor
impor dan sistem sosial merupakan dampak dari global connections. Selain itu proses
penerimaan budaya luar akan mudah masuk ke wilayah kita dengan bantuan teknologi
yang ada. Dalam tema ini siswa mampu menganalisis pertanyaan-pertanyaan terkait
tema ini, seperti: Apa sajakah jenis koneksi global? Hubungan global apa yang pernah
ada di masa lalu, ada saat ini, dan kemungkinan besar di masa depan? Bagaimana ide
menyebar di antara masyarakat di dunia yang saling terhubung saat ini? Bagaimana
hal ini menyebabkan perubahan dalam masyarakat tersebut? Apa konsekuensi lain
dari koneksi global? Apa manfaat dari dan masalah yang terkait dengan saling
ketergantungan global? Bagaimana orang-orang di berbagai belahan dunia dapat
memiliki perspektif yang berbeda tentang manfaat dan masalah ini? Pengaruh apa
yang telah meningkatkan saling ketergantungan global terhadap pola migrasi
internasional? Bagaimana seharusnya orang dan masyarakat menyeimbangkan
keterhubungan global dengan kebutuhan lokal? Apa yang dibutuhkan agar kehidupan
berkembang di planet yang terus berubah dan semakin bergantung?
Dalam tema ini siswa mampu mengeksplorasi kegiatan interaksi secara global,
mengembangkan keterampilan dalam aspek pengembangan diri yang responsif
terhadap permasalahan yang ada di dunia. Konsep geografi, budaya, ekonomi,
sejarah, dan ilmu politik merupakan konsep-konsep yang mengembangkan tema ini.
global connentions memberikan kita pemahaman tentang perubahan sosial budaya
yang menjadi isu global yang menimbulkan permasalahan atau konflik baru pada
tatanan masyarakat kita.
10. Civic Ideals and Practices
Dalam tema ini membahas tentang praktik ideal menjadi warga negara yang
baik. Pemahaman tentang cita-cita dan praktik sipil sangat penting untuk partisipasi
penuh dalam masyarakat dan merupakan komponen penting dari pendidikan untuk
kewarganegaraan, yang merupakan tujuan utama dari social studies. Semua orang
memiliki kepentingan dalam memeriksa cita-cita dan praktik sipil sepanjang waktu
dan dalam masyarakat yang berbeda. Melalui pemahaman tentang cita-cita dan
praktik, menjadi mungkin untuk mengidentifikasi kesenjangan di antara mereka, dan
mempelajari upaya untuk menutup kesenjangan di republik demokratis kita dan di
seluruh dunia. Melalui tema ini siswa memperoleh pemahaman historis dan
kontemporer tentang kebebasan dasar dan hak warga negara dalam demokrasi, dan
belajar tentang lembaga dan praktik yang mendukung dan melindungi kebebasan dan
hak ini, serta dokumen sejarah penting yang mengartikulasikannya.
Tema ini telah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari oleh
siswa, seperti: Apa cita-cita dan praktik demokrasi dari demokrasi konstitusional?
Apa keseimbangan antara hak dan tanggung jawab? Apa partisipasi sipil? Bagaimana
warga bisa terlibat? Apa peran warga negara dalam komunitas dan bangsa, dan
sebagai anggota komunitas dunia? Siswa akan mengeksplorasi bagaimana individu
dan institusi berinteraksi. Mereka juga akan mengenali dan menghormati sudut
pandang yang berbeda. Siswa belajar dari pengalaman bagaimana berpartisipasi
dalam pelayanan masyarakat dan kegiatan politik dan bagaimana menggunakan
proses demokrasi untuk mempengaruhi kebijakan publik.
Tema ini merupakan gabungan dari konsep-konsep kewarganegaraan, sejarah,
ilmu politik, antropologi budaya dan hukum. siswa diperkenalkan dengan cita-cita dan
praktik kewarganegaraan melalui kegiatan seperti membantu menetapkan harapan
kelas, memeriksa pengalaman dalam kaitannya dengan cita-cita, berpartisipasi dalam
pemilu tiruan, dan menentukan cara menyeimbangkan kebutuhan individu dan
kelompok. Selama ini, siswa juga mengalami pandangan kewarganegaraan di waktu
dan tempat lain melalui cerita dan drama. Lalu, siswa memperluas pengetahuan
mereka tentang cita-cita dan praktik demokrasi, bersama dengan kemampuan mereka
untuk menganalisis dan mengevaluasi hubungan antara cita-cita dan praktik ini.
Mereka dapat melihat diri mereka mengambil peran sipil di komunitas mereka. Lebih
lanjut siswa semakin menyadari hak dan tanggung jawab warga negara dalam
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menetapkan arahan untuk kebijakan publik,
dan bekerja untuk mendukung martabat individu dan kebaikan bersama. Mereka
menjadi terbiasa dengan metode menganalisis masalah publik yang penting dan
mengevaluasi berbagai rekomendasi untuk menangani masalah ini.
Secara garis besar tema-tema di atas merupakan pengembangan konstuktivisme yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari suatu pengalaman yang sangat
berharga dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini perspektif tentang paradigma
konstruktivistik merupakan landasan pembelajaran IPS. Melalui pengalaman hidup di dalam
keluarga dan masyarakat siswa telah memiliki pengetahuan yang perlu mendapat apresiasi
guru guna meningkatkan pemahamannya melalui proses pembelajaran. Dikatakan oleh Joyce
dkk [CITATION Joy09 \n \t \l 1057 ] bahwa sikap konstruktivis menganggap pengetahuan tidak
sekedar ditransmisikan oleh guru atau orang tua, tetapi mau tidak mau harus dibangun dan
dimunculkan sendiri oleh siswa agar mereka dapat mersepon informasi dalam lingkungan
pendidikan.
Revitalisasi pembelajaran IPS akan terwujud apabila aspek-aspek diatas mampu
terwujudkan dalam mata pelajaran IPS. Adapun aspek-aspek lain yang harus di revitalisasi
adalah metode pembelajaran dan sumber belajar dalam pembelajaran IPS. Metode
pembelajaran yang akan mengembangkan pengelaman siswa dalam belajar adalah
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teachig and learning) dan Pembelajaran berbasis
pemecahan masalah (Problem Based learning). Dalam metode pembelajaran diatas maka
sumber belajar siswa tidak lagi menggunakan buku teks melainkan lingkungan sekitar
mereka. Adapun proses penilaian siswa pun harus di revitalisasi dengan prinsip yang harus
digunakan dalam asesmen hasil belajar untuk mengumpulkan informasi mengenai tingkat
penguasaan kompetensi dan diarahkan untuk membantu peserta didik yang mengalami
masalah belajar. Dalam hal ini dapat menggunakan assesmen Solo taksonomy, Performance
assesment, dan Portofolio assesement [ CITATION Yul18 \l 1057 ].

Daftar Pustaka
Alma, B. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfa Beta.
Jarolimek, J., & Parker, W. (1993). Social Studies in Elementary Education (9th ed.). New
York: Macmillan Publishing Company.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching. (Terjemahan Achmad F dan
Ateilla M.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Miftahuddin. (2016). Revitalisasi IPS dalam Perspektif Global. Tribakti, 27(2), 267-284.
Senen, A. (2014). MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN IPS DALAM PERSPEKTIF
PARADIGMA KONSTRUKTIVISTIK. JURNAL PENDIDIKAN DASAR
DINAMIKA , 6(2), 179-194.
Yulanda, N. (2018). REVITALISASI PEMBELAJARAN IPS DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS. Research and
Development Journal Of Education, 4(2), 16-24.

Anda mungkin juga menyukai