Anda di halaman 1dari 7

METODE DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Dewi Kurniati
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Email : dewiikurniati.dk02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan, Kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit tidak akan berjalan dengan baik
apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik. Data kepuasan pasien
di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah tahun 2012 menunjukkan 24% pasien mengatakan tidak
puas dengan pelayanan, dan 41,5% pendokumentasian asuhan keperawatan kurang lengkap.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan metode tim dengan kualitas pelayanan
dan pendokumentasian asuhan keperawatan di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah . Berdasarkan
hasil penelitian tersebut semakin baik penerapan metode tim maka akan semakin baik kualitas
pelayanan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, implikasi keperawatan dalam penelitian ini
adalah perlunya penerapan metode tim secara baik dan benar dengan cara memberikan pelatihan
dan supervisi pelaksanaan metode tim.
Kata kunci : Dokumentasi Keperawatan
ABSTRACT
Introduction, The quality of nursing services in a hospital will not run properly if the nursing
process is not well structured. Data on patient satisfaction at a hospital in Central Java in
2012 showed that 24% of patients said they were not satisfied with the service, and 41.5%
documented incomplete nursing care. The study aims to determine the relationship of the
application of team methods with service quality and documentation of nursing care in one
hospital in Central Java. Based on these results the better the application of team methods,
the better the quality of service and documentation of nursing care, the implication of
nursing in this study is the need for the application of team methods properly and by
providing training and supervision of the implementation of team methods.
Keywords: Nursing Documentation
PENDAHULUAN juga sebaliknya jika pasien dan keluarga
tidak puas maka akan meninggalkan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian
rumah sakit bila kualitas pelayanan buruk
integral dari pelayanan kesehatan yang
(Muhlisin, 2008).
bisa menjadi tolak ukur keberhasilan
dalam pencapaian tujuan suatu rumah Menurut KepMenKes No. 129 tahun 2008
sakit. Kualitas pelayanan keperawatan tentang standar pelayanan minimal rumah
berjalan dengan baik apabila proses sakit menetapkan bahwa standar kepuasan
keperawatan yang dilaksanakan terstruktur pasien rawat inap adalah >= 90% atau
dengan baik (Farlinda, 2011). Kualitas standar ketidakpuasan pasien <= 10%
pelayanan yang baik akan meningkatkan (Abdurrouf, 2013). Hasil penelitian yang
kepuasan pasien dan keluarga demikian dilakukan di RSUD Salatiga didapatkan

1
data bahwa catatan pendokumentasian adalah dengan menerapkan model asuhan
asuhan keperawatan masih kurang keperawatan profesional metode tim yang
meliputi pengkajian sebanyak 43,4%, memungkinkan perawat profesional
diagnosis sebanyak 29,6%, perencanaan mengatur dalam pemberian asuhan
sebanyak 29,8%, tindakan sebanyak keperawatan termasuk lingkungan untuk
57,8%, evaluasi sebanyak 53,4% dan menopang pemberian asuhan tersebut.
catatan asuhan keperawatan sebanyak Pengembangan model asuhan keperawatan
69,8% (Martini, 2007). Kualitas pelayanan profesional metode tim dikembangkan
ditentukan oleh manajemen asuhan untuk menjawab tantangan terhadap
keperawatan. Pelaksanakan asuhan kualitas pelayanan dan asuhan
keperawatan dengan menggunakan metode keperawatan yang dirasakan belum
proses keperawatan untuk menyelesaikan memuaskan. Model asuhan keperawatan
masalah pasien, antara pasien dan perawat profesional metode tim telah dilaksanakan
berhubungan secara langsung dalam di berbagai negara termasuk rumah sakit di
pengelolaan asuhan keperawatan Indonesia (Nursalam, 2007).
(Muhlisin, 2008). Dokumentasi PEMBAHASAN
keperawatan merupakan aspek penting
yang perlu ditingkatkan. Dokumentasi 1. Penerapan Metode Tim
keperawatan menjadi salah satu fungsi Data hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang paling penting dari perawat sejak penerapan metode tim terdistribusi pada
zaman Florence Nightingale, sistem dua kategori yaitu baik dan cukup, dengan
pelayanan kesehatan mengharuskan frekuensi terbesar pada penerapan metode
adanya pendokumentasian karena dapat tim dengan kategori baik dengan jumlah
menjamin kelangsungan perawatan, dapat 28 perawat (75,7%) dan dengan penerapan
berfungsi sebagai bukti hukum dari proses metode tim kategori cukup sebanyak 9
perawatan dan mendukung evaluasi perawat (24,3%). Frekuensi responden
kualitas perawatan pasien, perawat yang yang menilai model asuhan keperawatan
kurang patuh dalam pendokumentasi profesional metode tim dengan kategori
asuhan keperawatan akan berakibat pada cukup sebanyak 24,3% hal ini dikarenakan
rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi beberapa aspek seperti ketua tim tidak
asuhan keperawatan. Departemen selalu melakukan supervisi kepada
kesehatan RI menetapkan capaian standar anggotanya, operan jaga perawat tidak
asuhan keperawatan (SAK) yaitu sebesar tepat waktu, perawat tidak melakukan
90% (Depkes RI, 2010; survei kepuasan pasien saat pasien ingin
Cheevakasemsook, 2006). pulang serta perawat tidak
Pendokumentasian asuhan keperawatan memperkenalkan diri baik saat berhadapan
yang tidak dilakukan dengan lengkap dengan pasien maupun setelah operan
dapat menurunkan mutu pelayanan jaga. Penerapan model praktek
keperawatan karena tidak dapat menilai keperawatan profesional dalam pemberian
sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan asuhan kepada pasien membutuhkan
keperawatan yang telah diberikan (Yanti metode dan sistem tertentu termasuk
dan Warsito, 2013). Salah satu upaya sarana sumber daya manusia dan peralatan
untuk meningkatkan pelayanan yang memadai misalnya kualifikasi
keperawatan yang bermutu dan profesional sumber daya manusia keperawatan harus

2
ada perawat profesional yaitu perawat sedangkan kualitas pelayanan dengan
yang berkualifikasi sarjana yaitu minimal kategori cukup sebanyak 14 perawat
5 orang dalam satu ruang. Putra, Prabowo, (37,8%). Frekuensi perawat yang
& Setiawan (2013) menyebutkan bahwa mendapatkan nilai kualitas dengan
model praktek keperawatan profesional kategori cukup sebesar 37,8% hal ini di
memberikan dampak positif terhadap sebabkan karena beberapa aspek yang
kepuasan pasien, keluarga, dan perawat, belum terpenuhi seperti kurangnya fasilitas
selain itu model praktek keperawatan yang ada di ruangan, ketersediaan waktu
profesional juga berdampak terhadap perawat untuk konsultasi bagi pasien,
kepuasan kerja profesi lain, dalam ketepatan perawat dalam memenuhi janji,
penelitian ini adalah dokter yang perawat menunjukkan kesan sibuk,
menyimpulkan bahwa dokter lebih puas komunikasi perawat dengan pasien kurang,
bekerjasama dengan perawat pada model dan kurangnya kesadaran perawat akan
praktek keperawatan profesional. perhatian kepada pasien selama menjalani
Nursalam (2011) mengatakan bahwa perawatan di rumah sakit. Pelayanan
dalam pengembangan model asuhan keperawatan diberikan karena adanya
keperawatan profesional ada tiga aspek kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
yang perlu dikembangkan yaitu pengetahuan serta kurangnya pengertian
ketenagaan, sistem pemberian asuhan pasien akan kemampuan melaksanakan
keperawatan, dan dokumentasi kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu
keperawatan. Pengembangan model dilaksanakan dalam usaha mencapai
asuhan keperawatan profesional metode peningkatan kesehatan dengan penekanan
tim dimaksudkan untuk menjawab pada upaya pelayanan kesehatan yang
tantangan terhadap kualitas pelayanan dan memungkinkan setiap individu mencapai
asuhan keperawatan perawat yang kemampuan hidup sehat dan produktif.
dirasakan belum memuaskan. Menurut Kualitas pelayanan kesehatan sebenarnya
Wahyuni (2007) kinerja perawat dalam menunjukkan pada penampilan dari
mengimplementasikan model praktek pelayanan kesehatan yang dikenal dengan
keperawatan profesional dipengaruhi oleh output yaitu hasil akhir dari kegiatan
kompetensi kepala ruang dalam tindakan dokter, perawat, dan tim
pelaksanaan standar manajemen pelayanan kesehatan lain yang bekerjasama dalam
keperawatan. memenuhi kebutuhan pasien, sehingga
baik atau buruknya output sangat
2. Kualitas Pelayanan
dipengaruhi oleh proses (process),
Kualitas pelayanan merupakan salah satu
masukan (input) dan lingkungan
variabel terikat yang diambil dengan
(environment). Kotler (2000) dalam
tujuan untuk mengetahui hubungan model
Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa
asuhan keperawatan profesional metode
kualitas pelayanan kesehatan harus
tim terhadap kualitas pelayanan di ruang
dimulai dari kebutuhan pasien dan
rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak.
berakhir dengan kepuasan pasien serta
Variabel kualitas pelayanan dari penelitian
persepsi positif terhadap kualitas
ini terdistribusi pada dua kategori yaitu
pelayanan. Kualitas pelayanan dipengaruhi
baik dan cukup, dengan frekuensi terbesar
oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan
pada kualitas pelayanan dengan kategori
dari pasien, lembaga sosial atau swadaya
baik dengan jumlah 23 perawat (62,2%),

3
masyarakat bahkan pemerintah sekalipun. kesalahan dengan pendekatan proses
Kualitas pelayanan dapat diwujudkan jika keperawatan dan pendokumentasian
telah ada dan berakhirnya interaksi antara asuhan keperawatan yang akurat dan benar
pasien dan perawat. (Nursalam 2009). Menurut Wirawan,
3. Pendokumentasian Asuhan Novitasari, Wijayanti, (2013) bahwa
Keperawatan dokumentasi asuhan keperawatan
Variabel pendokumentasian asuhan dipengaruhi oleh motivasi perawat dan
keperawatan dari penelitian ini supervisi kepala ruang, sedangkan menurut
terdistribusi pada dua kategori yaitu Zakiyah (2012) pendokumentasian
lengkap dan kurang lengkap dengan dipengaruhi oleh sikap dan tingkat
frekuensi terbesar pada pendokumentasian pendidikan perawat. Sikap yang baik dan
asuhan keperawatan dengan kategori semakin tinggi tingkat pendidikan akan
lengkap dengan jumlah 29 dokumentasi berpengaruh kepada pendokumentasian
(78,4%) dan 8 dokumentasi (21,6%) asuhan keperawatan yang semakin baik.
dengan pendokumentasian asuhan Pencatatan data klien yang lengkap dan
keperawatan dengan kategori kurang akurat akan memberikan kemudahan bagi
lengkap. Frekuensi responden dengan perawat dalam membantu menyelesaikan
pendokumentasian asuhan keperawatan masalah klien dan mengetahui sejauh
dengan kategori kurang lengkap sebesar mana masalah klien dapat teratasi, hal ini
21,6% hal ini dikarenakan pengkajian akan membantu meningkatkan mutu
belum sepenuhnya dilengkapi oleh pendokumentasian asuhan keperawatan.
perawat, diagnosis keperawatan belum Pada tahun 2010 Depkes RI telah
faktual artinya diagnosis awal pasien menetapkan standar asuhan keperawatan
masuk sampai pasien pulang sama, yaitu sebesar 90%. Secara garis besar
perawat belum sepenuhnya memberikan pendokumentasian asuhan keperawatan di
tindakan keperawatan secara menyeluruh ruang rawat inap Mawar, Cempaka dan
atau holistik kepada pasien selama di Teratai RSUD Sunan Kalijaga Demak
rumah sakit terutama kebutuhan spiritual dengan kategori lengkap sebesar 78,4%.
yang sering diabaikan oleh perawat. Hasil ini jika dibandingkan dengan standar
Dokumentasi keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan
dokumen asuhan keperawatan merupakan oleh Depkes RI tahun 2010 yang
salah satu alat pembuktian atas perbuatan menunjukkan bahwa pendokumentasian
perawat selama menjalankan tugas asuhan keperawatan masih berkategori
pelayanan keperawatan. Sehingga kurang baik.
dokumentasi asuhan keperawatan menjadi 4. Hubungan Model Asuhan Keperawatan
hal yang penting sebagai alat bukti Profesional Metode Tim Terhadap
tanggung jawab dan tanggung gugat dari Kualitas Pelayanan
perawat dalam menjalankan tugasnya. Pelayanan yang berkualitas adalah
Perawat profesional dihadapkan pada pelayanan yang memuaskan setiap
suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
tinggi dan tanggung gugat setiap tindakan dengan tingkat kepuasan rata-rata
yang dilaksanakan, artinya intervensi penduduk, serta menyelenggarakan sesuai
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan kode etik dan standar pelayanan
harus dihindari terjadinya kesalahan- profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan

4
yang menguntungkan dan diberikan dalam kualitas pelayanan di ruang rawat inap
konteks pelayanan di rumah sakit berarti RSUD Sunan Kalijaga Demak. Semakin
memberikan pelayanan kepada pasien dan besar nilai satu variabel semakin besar
keluarganya didasarkan pada standar pula nilai variabel lainnya, artinya semakin
kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan baik model asuhan keperawatan
keinginan mereka, sehingga dapat profesional metode tim maka semakin baik
memperoleh kepuasan yang akhirnya pula kualitas pelayanan di ruang rawat
dapat meningkatkan kepercayaan pasien inap RSUD Sunan Kalijaga Demak.
dan keluarganya terhadap rumah sakit 5. Hubungan penerapan Metode Tim
(Muninjaya, 2011). Menurut Anjaryani dengan Pendokumentasian Asuhan
(2009) mengemukakan bahwa mutu Keperawatan
asuhan keperawatan sangat mempengaruhi Model asuhan keperawatan pofesional
kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi metode tim merupakan metode pemberian
salah satu faktor penentu citra institusi asuhan keperawatan, dimana seorang
pelayanan di mata masyarakat, kualitas perawat memimpin sekelompok tenaga
pelayanan keperawatan juga akan perawat dalam memberikan asuhan
meningkatkan kepuasan pasien keperawatan pada sekelompok klien
(Trimumpuni, 2009). Untuk melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
mempertahankan dan meningkatkan (Suyanto, 2008). Metode tim didasarkan
kualitas asuhan keperawatan diperlukan pada keyakinan bahwa setiap anggota
alat ukur yaitu standar asuhan keperawatan kelompok mempunyai konstribusi dalam
yang baku dan disyahkan melalui merencanakan dan memberikan asuhan
kesepakatan oleh tenaga perawat. Salah keperawatan sehingga pada perawat timbul
satu usaha untuk memberikan pelayanan motivasi dan rasa tanggung jawab yang
yang berkualitas dan profesional tersebut tinggi, dengan demikian diharapkan dapat
adalah pengembangan model asuhan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
keperawatan profesional metode tim yang Keberhasilan suatu asuhan keperawatan
memungkinkan perawat profesional kepada klien sangat ditentukan oleh
mengatur dalam pemberian asuhan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk keperawatan profesional dengan semakin
menopang pemberian asuhan tersebut. meningkatkannya kebutuhan masyarakat
Hasil penelitian jika dikaitkan dengan teori akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
yang dikemukakan pada paragraf perkembangan IPTEK, maka metode
sebelumnya dan dengan sistem pemberian asuhan keperawatan
mempertimbangkan berbagai informasi harus efektif dan efesien (Nursalam,
yang diterima, dengan tingginya model 2011). Penelitian yang dilakukan Supit
asuhan keperawatan profesional metode (2011) tentang efektifitas penerapan model
tim seharusnya tinggi pula usaha tenaga praktek keperawatan profesional di ruang
perawat dalam meningkatkan kualitas rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung
pelayanan yang diberikan kepada pasien didapatkan hasil bahwa tidak ada
atau keluarga selama dirawat di rumah perbedaan antara kepatuhan
sakit. Tingginya model asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan
keperawatan profesional metode tim pada ruang model praktek keperawatan
memiliki korelasi yang signifikan terhadap profesional dibandingkan ruang

5
fungsional. Tingginya hasil model asuhan DAFTAR PUSTAKA
keperawatan profesional metode tim dalam Abdurrouf, Nursalam, & Purwaningsih.
aspek pendokumentasian asuhan 2013. Model caring caring Islami
keperawatan di ruang rawat inap Mawar, terhadap peningkatan kepuasan pasien.
Cempaka dan Teratai RSUD Sunan Jurnal Ners, 156-16.
Kalijaga Demak dikarenakan adanya
motivasi dari berbagai pihak yaitu sesama Andriani, L. 2012. Kepuasan Kerja
perawat pelaksana, ketua tim dan kepala Perawat pada Aplikasi Metode Tim
ruang serta rasa tanggung jawab perawat Primer dalam Pelaksanaan Tindakan
terhadap tugasnya. Namun jika Asuhan Keperawatan (Studi
dibandingkan dengan standar yang sudah Kuantitatif di Rumah Sakit Dr. Saiful
ditetapkan oleh Depkes RI tahun 2010, Anwar Malang). Jurnal Aplikasi
pendokumentasian asuhan keperawatan di Manajemen, 10(2), 419-424.
ruang rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Anjaryani, 2009. Kepuasan pasien rawat
Demak belum mencapai standar asuhan inap terhadap pelayanan perawat di
keperawatan dengan kategori baik. Hal ini RSUD Tugurejo Semarang, Undip,
dikarenakan karena kurangnya pujian oleh
tesis
teman sejawat atas aspek positif yang
dimiliki perawat lain, tidak adanya Cheevakasemsook, Chapman, Francis &
supervisi secara mendalam mengenai Davies. 2006. The study of nursing
kelengkapan pendokumentasian oleh ketua documentation complexities.
tim, kepala ruang atau tim keperawatan International Journal of Nursing
lain, sehingga perawat tidak maksimal Practice. Volume 12, Issue 6, pages
dalam melaksanakan pendokumentasian 366-374. Diunduh pada Juni 2013.
asuhan keperawatan secara lengkap. Departemen Kesehatan RI. 2010.
Instrumen evaluasi penerapan standar
KESIMPULAN asuhan keperawatan. Jakarta.
Simpulan penelitian yaitu: 1) ada
Diyanto, Y. 2007. Tesis analisa faktor-
hubungan yang signifikan antara
faktor pelaksanaan dokumentasi
penerapan metode tim terhadap kualitas
asuhan keperawatan di rumah sakit
pelayanan di ruang rawat inap RSUD
umum daerah Tugurejo Semarang.
Sunan Kalijaga Demak dengan nilai p
value 0,021 dan nilai korelasi Spearman Muninjaya, 2011. Manajemen Mutu
rank sebesar 0,378 yang menunjukkan Pelayanan Kesehatan, Jakarta: EGC.
kekuatan korelasi sedang dengan arah hal 12-21.
korelasi positif; 2) ada hubungan yang Nursalam. 2009. Proses dan dokumentasi
signifikan antara penerapan metode tim keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan
Sunan Kalijaga Demak dengan p value aplikasi dalam praktek keperawatan
0,042 dan nilai korelasi Spearman rank profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba
sebesar 0,336 yang menunjukkan kekuatan Medika.
korelasi sedang dengan arah korelasi Radiani, E. 2009. Motivasi perawat dalam
positif. pendokumentasian asuhan

6
keperawatan di puskesmas rawat inap
Kabupaten Ciamis. Universitas
Diponegoro.
R.H.Simamora. 2010. Komunikasi dalam
Keperawatan. Jember University Press

R.H.Simamora. 2008. Peran Manajer


dalam pembinaan etika perawat
pelaksana dalam peningkatan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Jurnal
IKESMA

R.H.Simamora. 2009. Dokumentasi


Proses Keperawatan. Jember
University Press

Setiadi. 2012. Konsep dan penulisan


dokumentasi asuhan keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Wirawan, Novitasari, & Wijayanti, 2013.
Hubungan antara supervisi kepala
ruang dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan di rumah sakit
umum daerah ambarawa, Jurnal
Manajemen Keperawatan vol. 1 No. 1
http://
jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/art
icle/view/943 diunduh tanggal 28 Juni
2015

Anda mungkin juga menyukai