Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

PEMBINAAN
JABATAN FUNGSIONAL
MANAJEMEN PNS

1. penyusunan dan penetapan kebutuhan;


2. pengadaan;
3. pangkat dan Jabatan;
4. pengembangan karier;
5. pola karier;
6. promosl;
7. mutasi;
8. penilaian kinerja;
9. penggajian dan tunj angan;
10. penghargaan;
11. disiplin;
12. pemberhentian;
13. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
14. perlindungan.
JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA
profesi bagi :
1. Pegawai Negeri Sipil
2. Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
Aparatur Sipil
Negara (ASN)
1. Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi:
a) Utama (es.I Pim LPNK)
2. Jabatan Administrasi
b) Madya (es.I) 3. Jabatan Fungsional (psl.18)
c) Pratama (es.II)

Kategori keahlian: Kategori keterampilan:


Jabatan Administrasi: a) ahli utama; a) penyelia;
a) Administrator (es.III) b) ahli madya; b) mahir;
b) Pengawas (es.IV) c) ahli muda; dan c) terampil; dan
c) Pelaksana (es.V & JFU) d) ahli pertama. d) pemula
PEGAWAI DAN JABATAN ASN

UTAMA PPPK
JABATAN
PIMPINAN MADYA
TINGGI

PRATAMA

PNS

ADMINISTRATOR KEAHLIAN
JABATAN
JABATAN FUNGSIONAL PPPK
ADMINISTRASI
PENGAWAS KETRAMPILAN

PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL
• JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang berdasarkan
pada keahlian dan keterampilan tertentu.
• JF dikelompokkan dalam klasifikasi Jabatan berdasarkan kesamaan
karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
• Penetapan JF dilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan dari pimpinan
Instansi Pemerintah dengan mengacu pada klasifrkasi darr kriteria JF.
• Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat
administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas JF.
 Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan
kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.

UTAMA

MADYA
PRATAMA

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ADMINISTRASI
 Utama  Penyelia
ADMINSTRATOR  Madya  Mahir
 Muda  Terampil
PENGAWAS  Pertama  Pemula

PELAKSANA
KEAHLIAN KETERAMPILAN
PENGUSULAN DAN PENETAPAN JF

 Penetapan JF berdasarkan kesesuaian antara tugas dan fungsi organisasi


dengan tugas JF.
 Penetapan JF meliputi :
1. Pengusulan JF baru; dan/atau
2. Perubahan JF yang sudah ditetapkan oleh Menteri PANRB (revisi JF).
 Penetapan JF berdasarkan pada usulan dari pimpinan instansi pemerintah
kepada Menteri.
 Dalam hal diperlukan, Menteri PANRB dapat menetapkan JF tanpa usulan
dari pimpinan instansi pemerintah.
1. Usulan penetapan JF disampaikan oleh pimpinan instansi pemerintah kepada
Menteri PANRB.
2. Rekomendasi penetapan JF ditetapkan oleh Menteri dan dapat didelegasikan
kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi penetapan kebijakan
JF pada Kementerian PANRB.
3. Perumusan tugas jabatan dan uraian kegiatan dilaksanakan dengan berpedoman
pada tugas dan fungsi organisasi dan berorientasi pada hasil kerja (output).
4. Uji beban kerja dan norma waktu dilaksanakan berdasarkan volume pekerjaan,
standar waktu kerja setiap tahun, tingkat kesulitan, dan risiko pekerjaan.
5. Perancangan dan pengharmonisasian, paraf persetujuan, penetapan dan
pengundangan, dan penyebarluasan Peraturan Menteri dilakukan bersama
instansi Pemerintah terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PENGADAAN JF

1 PERENCANAAN

PENGUMUMAN
2 LOWONGAN

3 PELAMARAN

SELEKSI DAN PENGUMUMAN HASIL


4
PENGANGKATAN DAN
5 PELANTIKAN
PENGANGKATAN PENGANGKATAN
PERTAMA PERPINDAHAN
INPASSING PROMOSI

PENGANGKATAN DLM
JAB FUNG BAGI PNS
PENGANGKATAN UNTUK PENGANGKATAN MELALUI YANG MELAKSANAKAN
TUGAS POKOK JABFUNG PENGANGKATAN
PERPINDAHAN DARI
MENGISI FORMASI PADA SAAT JF TERSEBUT YG DILAKUKAN MELALUI
JABATAN LAIN
DITETAPKAN DGN PERPINDAHAN DARI JF KE
MELALUI KE DALAM JABATAN MENETAPKAN DALAM STRUKTURAL
FUNGSIONAL (195) JENJANG JABATAN SESUAI
CPNS
DENGAN PANGKAT YANG
DIMILIKI

PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL


PENGANGKATAN PERTAMA
PELAKSANAAN

PNS diangkat dalam JF paling lama 1 (satu)


PERSYARATAN tahun setelah Ukom.
Setelah diangkat dalam JF wajib mengikuti
dan lulus diklat fungsional paling lama 3
Ada Formasi Jabatan (tiga) tahun.
Memenuhi kualifikasi JF yang belum mengikuti dan/atau tidak
pendidikan lulus diklat fungsional tidak diberikan
kenaikan jenjang satu tingkat diatas.
Mengikuti dan lulus uji
kompetensi Dikecualikan bagi JF yang ketentuan diklat
fungsionalnya telah ditetapkan dalam
Nilai prestasi kerja paling ketentuan perundang-undangan .
kurang bernilai baik dalam 1
tahun terakhir
PENGANGKATAN PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN

PELAKSANAAN
PERSYARATAN

Pangkat yang ditetapkan sesuai dengan


Ada Formasi Jabatan
Memenuhi kualifikasi pendidikan
pangkat yang dimiliki
Mengikuti dan lulus uji kompetensi
Penentuan jenjang ditetapkan sesuai
Memiliki pengalaman tugas paling
kurang 2 tahun
dengan jumlah Angka Kredit yang
Nilai prestasi kerja paling kurang ditetapkan oleh pejabat yang
bernilai baik dalam 2 tahun berwenang menetapkan Angka Kredit
terakhir
Berusia paling tinggi : Angka Kredit dinilai dan ditetapkan dati
1) 53 thn bagi yang akan tugas jabatan dengan
menduduki JF kategori mempertimbangkan pengalaman dalam
keterampilan dan kategori melaksanakan tugas di bidang JF yang
keahlian Ahli Pertama dan Ahli akan diduduki.
Muda
2) 55 thn bagi yang akan
menduduki JF Ahli Madya
3) 60 thn bagi yang akan
menduduki JF Ahli Utama bagi
PNS yang menduduki JPT.
PERPINDAHAN JF UTAMA KE
JF UTAMA LAINNYA

ijazah yang
dimiliki sesuai memiliki
mengikuti
dengan pengalaman berusia paling
tersedia dan lulus uji
kualifikasi paling kurang 2 tinggi 63 thn
formasi kompetensi tahun dalam
bidang Ilmu
dan bidang tugas JF
yang
ditetapkan
PERPINDAHAN KATEGORI KETERAMPILAN
KE KATEGORI KEAHLIAN

PEJABAT FUNGSIONAL KETERAMPILAN YANG MEMPEROLEH IJAZAH


SARJANA (S1)/DIPLOMA IV DAPAT DIANGKAT DALAM JABATAN FUNGSIONAL
KEAHLIAN

ijazah yang memiliki berusia paling


dimiliki sesuai pangkat paling tinggi :
mengikuti
tersedia dengan rendah sesuai 53 thn bagi
dan lulus uji
formasi untuk kualifikasi kompetensi
dengan yang akan
Tingkat Ahli bidang Ilmu pangkat dalam menduduki Ahli
dan JF yang akan Pertama
yang
ditetapkan diduduki
PENETAPAN JABATAN
FUNGSIONAL BARU

PERUBAHAN RUANG LINGKUP TUGAS JF

KEBUTUHAN MENDESAK SESUAI PRIORITAS


STRATEGIS NASIONAL

15
PENGANGKATAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

PELAKSANAAN
PERSYARATAN

Ada Formasi Jabatan. Pengangkatan berlaku bagi PNS yang


Mengikuti dan lulus uji belum menduduki JF
kompetensi.
Kenaikan jenjang jabatan satu tingkat
Nilai prestasi kerja paling lebih tinggi
sedikit bernilai baik dalam 2
tahun terakhir. Angka Kredit untuk pengangkatan
dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan
Memiliki rekam jejak yang
baik.
Tidak pernah melakukan
pelanggaran kode etik dan
profesi PNS.
Tidak pernah dikenakan
hukuman disiplin PNS.
PENGANGKATAN MELALUI PROMOSI
PELAKSANAAN
PERSYARATAN

Penetapan jenjang JF dilaksanakan


Ada Formasi Jabatan. berdasarkan pangkat dan golongan
Memenuhi kualifikasi ruang yang dimiliki PNS setelah
pendidikan. mengikuti dan lulus uji kompetensi

Memiliki pengalaman tugas Angka Kredit diberikan sesuai golongan


paling kurang 2 tahun. ruang dan masa kerja golongan
sebagaimana lampiran
Nilai prestasi kerja paling
kurang bernilai baik dalam Angka Kredit hanya berlaku 1 kali
2 tahun. selama masa penyesuaian/inpassing
PROMOSI DILAKSANAKAN ATAS DASAR : 11
PROMOSI JABATAN
FUNGSIONAL 1. Pengembangan karir
2. Kebutuhan organisasi yang bersifat strategis

2
KRITERIA PENGANGKATAN PROMOSI :

1. Termasuk dalam kelompok rencana suksesi Bermanfaat bagi instansi dan kepentingan nasional,
2. Menghasilkan inovasi dan diakui oleh lembaga pemerintah terkait bidang
3. Memenuhi standar kompetensi inovasinya

PENGANGKATAN BERLAKU BAGI : 3

Dilaksanakan sesuai ketentuan 1. JF Ahli Madya dipromosikan ke JPT Pratama


ttg pengisian JPT 2. JF Ahli Utama dipromosikan ke JPT Madya dan JPT Utama
Dilakukan secara kompetitif 3. JF Ahli Muda dipromosi ke Jabatan Administrator
berbasis sistem merit 4. JF Penyelia dan Ahli Pertama dipromosikan ke Jabatan Pengawas
Usulan dari PPK
untuk JF Ahli Utama

Usulan dari Pejabat untuk jenjang keterampilan JF


yang Berwenang Pemula s/d Penyelia; dan
jenjang keahlian JF Ahli Pertama
s/d Ahli Madya
AK Minimal setiap tahun :
Keahlian
a. 12,5 AK untuk Ahli Pertama
b. 25 AK untuk Ahli Muda AK untuk pangkat tertinggi
c. 37,5 AK untuk Ahli Madya dalam jenjang tertinggi:
d. 50 AK untuk Ahli Utama a. 25 AK untuk Ahli Utama
b. 20 AK untuk Ahli Madya
Keterampilan c. 10 AK untuk Penyelia
a. 3,75 AK untuk Pemula
b. 5 AK untuk Terampil
c. 12,5 AK untuk Mahir
d. 25 AK untuk Penyelia
AK dalam hal belum tersedia
kebutuhan jenjang jabatan:
Keahlian
a. 10 AK untuk Ahli Pertama
b. 20 AK untuk Ahli Muda
c. 30 AK untuk Ahli Madya

Keterampilan
a. 3 AK untuk Pemula
b. 4 AK untuk Terampil
c. 10 AK untuk Mahir
CAPAIAN ANGKA KREDIT
 PAK dilakukan berdasarkan hasil penilaian capaian Angka Kredit.
 Capaian AK diperoleh berdasarkan capaian SKP yang diperoleh dari hasil
penilaian SKP oleh pejabat penilai yang ditetapkan dalam bentuk
penilaian Angka Kredit oleh Tim Penilai.
 Penilaian capaian AK berdasarkan standar kualitas hasil pekerjaan yang
disusun oleh instansi pembina JF.
 Capaian AK ditetapkan paling tinggi 150% (seratus lima puluh persen)
dari target AK setiap tahun.
 Dalam hal bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penilaian Angka
Kredit, bukti fisik dan laporan hasil kerja dapat disampaikan oleh Tim
Penilai.
 Apabila diperlukan, Tim Penilai dapat melakukan konfirmasi terhadap
pejabat penilai dan pejabat fungsional yang bersangkutan.
 Dalam melakukan penilaian AK, Tim Penilai wajib memperhatikan
kesesuaian tugas JF dan tugas fungsi unit kerja berdasarkan kedudukan JF
yang ditetapkan dalam peta jabatan.
TIM PENILAI

Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan


oleh pejabat yang berwenang
dan bertugas menilai prestasi
kerja jabatan fungsional
SEORANG KETUA
MERANGKAP
ANGGOTA

SEORANG
PALING SUSUNAN SEKRETARIS
KURANG 3 MERANGKAP
ORANG KEANGGOTAAN ANGGOTA DARI
ANGGOTA TIM PENILAI UNSUR
KEPEGAWAIAN

ANGGOTA TIM
PENILAI BERASAL
DARI PEJABAT
FUNGSIONAL
dengan ketentuan
SESUAI DENGAN
BIDANGNYA
jumlah anggota tim penilai harus
ganjil
SYARAT UNTUK MENJADI ANGGOTA

1. menduduki jabatan/pangkat paling


rendah sama dengan jabatan/pangkat JF
yang dinilai;
2. memiliki kompetensi untuk melakukan
penilaian; dan
3. aktif melakukan penilaian.
Kenaikan pangkat

1. CAPAIAN AK TELAH MEMENUHI AK KUMULATIF


YANG DIPERSYARATKAN UNTUK KENAIKAN
PANGKAT.;

2. DAPAT MELAKSANAKAN KEGIATAN PENUNJANG


DGN AKUMULASI AK PALING TINGGI 20% DARI
AK YANG DIPERSYARATKAN; DAN

3. AK DIBERIKAN UNTUK SATU KALI KENAIKAN


PANGKAT.

25
Kenaikan jabatan
1. MEMENUHI AK YANG DITETAPKAN;

2. AK DIHITUNG DARI AKUMULASI AK KENAIKAN


PANGKAT DALAM SATU JENJANG YANG
DIDUDUKI;

3. NILAI PRESTASI KERJA PALING KURANG BERNILAI


BAIK DALAM 2 (DUA) TAHUN TERAKHIR;

4. TERSEDIA LOWONGAN KEBUTUHAN; DAN

5. MENGIKUTI DAN LULUS UJI KOMPETENSI


PENGEMBANGAN PROFESI YANG
DISYARATKAN

MAHIR 4 AK PENYELIA

AHLI MUDA 6 AK AHLI MADYA

AHLI MADYA 12 AK AHLI UTAMA


RANGKAP JABATAN
• Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kineda
organisasi, pejabat fungsionaldilarang rangkap Jabatan dengan JA atau
JPT, kecuali untuk JA atau JPT yang kompetensi dan bidang tugas
Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan
bidang tugas JF.
• Pengecualian yang dimaksud dalam Pasal ini seperti:
a. Jaksa yang diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala
kejaksaan tinggi, kepala kej alsaan negeri, atau kepala cabang
kejaksaan negeri;
b. Perancang peraturan perundang-undangan ahli madya yang
diangkat menjadi Direktur Perancangan Peraturan Perundang-
undangan ada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan; atau
c. Diplomat ahli utama yang diangkat menjadi Direktur Jenderal
Amerika Eropa
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN
KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN
MUTASI
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg
merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
PENGEMBANGAN KARIER

• dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan


kebutuhan Instansi Pemerintah.
• dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas
• dilakukan melalui manajemen pengembangan karier dalam rangka
penyesuaian kebutuhan organisasi, kompetensi dan pola karier PNS
• Manajemen pengembangan melalui:
a. mutasi; dan/ atau
b. promosi.
c. penugasan khusus
PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
PENILAIAN KINERJA
DISIPLIN
MUTASI

• Instansi Pemerintah menyusun perencanaan mutasi PNS di


lingkungannyaPola karier PNS terdiri atas:
• Mutasi dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun
• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip
larangan konflik kepentingan.
• Selain mutasi karena tugas dan /atau lokasi, PNS dapat
• mengajukan mutasi tugas dan/atau lokasi atas permintaan
sendiri.
POLA KARIER

• merupakan pola dasar mengenai urutan penempatan dan/


atau perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis
Jabatan secara berkesinambungan.
• Pola karier PNS terdiri atas:
a. pola karier instansi; dan
b. pola karier nasional
• Pola karier nasional disusun dan ditetapkan oleh Menteri.
• Setiap Instansi Pemerintah menyusun pola karier instansi
secara khusus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pola
karier nasional
 Mengundurkan diri dari Jabatan
 Diberhentikan Sementara Sebagai PNS
 Ditugaskan Secara Penuh Diluar Jabfung
 Cuti Diluar Tanggungan Negara
 Tugas Belajar Lebih Dari 6 (Enam) Bulan
 Tidak memenuhi persyaratan Jabatan

Anda mungkin juga menyukai