Anda di halaman 1dari 13

Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... .

| 144

KEGIATAN MONOPOLI BADAN USAHA MILIK NEGARA SEBAGAI


PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
(Studi Putusan KPPU Nomor 9/KPPU-L/2016 dan Nomor 10/KPPU-I/2016)
Oleh: Helmi Nuky Nugroho1

ABSTRACT

Article 51 of ACT No. 5 of year 1999 only BUMN or institutions/other agencies


determined or appointed Government authorized a monopoly on business competition in
Indonesia. Violation of article 17 of ACT No. 5 of year 1999, one of which turned out to be
given administrative sanctions. The verdict to PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk did not
violate article 17 of ACT No. 5 of year 1999. The ruling PT Perusahaan Gas Negara
violates article 17 of ACT No. 5 of year 1999. The verdict of the second Decision the
stated interpretation of different KPPU despite having the same subject, namely BUMN.
The aim in this study is to analyze the reasons of the Tribunal Law Commission
KPPU in violation of PT Perusahaan Gas Negara and PT Telekomunikasi Indonesia.
Analyse the legal consequences of violations of PT Perusahaan Gas Negara. Juridical
normative methods used, data analysis using qualitative normative. The research results
showed that the ruling PT Perusahaan Gas Negara has broken elements of article 17 of
law No. 5 of year 1999. PT Telekomunikasi Indonesia's ruling unfulfilled elements so that
it does not violate article 17 of ACT No. 5 of year 1999. Article 51 Set exclusion
enforcement Act No. 5 of year 1999 against BUMN or other Government-appointed Body
that aims to implement the legislation as far as not violating the principle of competition is
not healthy.
Keyword: BUMN, The KPPU Business, Competition, Monopoly

ABSTRAK

Pasal 51 UU No. 5 Tahun 1999 hanya BUMN atau Lembaga/Badan lain yang
ditentukan atau ditunjuk pemerintah diberi kewenangan monopoli pada persaingan usaha
di Indonesia. Pelanggaran Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 yang salah satunya ternyata
diberikan sanksi administrasi. Putusan kepada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk tidak
melanggar Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999. Putusan PT. Perusahaan Gas Negara
melanggar Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999. Putusan dari kedua Keputusan KPPU yang
dinyatakan berbeda penafsiran walaupun memiliki subyek yang sama yaitu BUMN.
Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisa alasan hukum Majelis komisi
KPPU dalam pelanggaran PT. Perusahaan Gas Negara dan PT. Telekomunikasi
Indonesia. Menganalisa akibat hukum pelanggaran PT. Perusahaan Gas Negara.
Metode yang digunakan yuridis normatif, Analisis data menggunakan normatif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa putusan PT. Perusahaan Gas Negara telah
melanggar unsur-unsur Pasal 17 UU No. 5 tahun 1999. Putusan PT. Telekomunikasi
Indonesia tidak terpenuhi unsur-unsur sehingga tidak melanggar Pasal 17 UU Nomor 5
Tahun 1999. Pasal 51 Mengatur pengecualian pemberlakuan UU No. 5 Tahun 1999
terhadap BUMN atau Badan lain yang ditunjuk pemerintah yang bertujuan melaksanakan
peraturan perundang-undangan sejauh tidak melanggar prinsip persaingan tidak sehat.
Kata kunci: BUMN, KPPU, Monopoli, Persaingan Usaha

1
Advokat (Peradi), E-mail: Helmi.nuky@gmail.com
145 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

baru.3 Persaingan usaha tidak sehat


A. Pendahuluan dapat dipahami sebagai kondisi
Seiring dengan laju persaingan di antarapelaku usaha yang
perkembangan zaman dan globalisasi berjalan tidak fair. Tiga indikator yang
yang tidak dapat dihindari, persaingan menunjukkan adanya persaingan usaha
merupakan sebuah tidak sehat adalah ketika persaingan
keniscahayaan.Ajang kompetisipun usaha dilakukan secara tidak jujur,
digelar, untuk menjamin adanya persaingan usaha dilakukan dengan
kompetisi yang sehat ini banyak negara cara melawan hukum, dan persaingan
yang membuat Undang-undang usaha dilakukan dengan menghambat
kompetisi yang mengatur berbagai terjadinya persaingan di antara pelaku
mekanisme persaingan usaha dan usaha4, maka dari itu diperlukan suatu
menjamin adanya kompetisi yang aturan untuk menjaga iklim persaingan
bebas, sehat, dan adil.Tujuan dari usaha yang sehat.
sebuah Undang-undang kompetisi ialah Pemerintah Indonesia
memberikan kesejahteraan kepada membentuk Undang-undang Nomor 5
konsumen. Sudah barang tentu Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
perlindungan kepada kompetisi yang Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
akan menguntungkan konsumen, Sehat (UU No. 5 Tahun 1999) pada
memiliki perbedaan pemahaman tahun 1999 yang diundangkan pada
terhadap perlindungan kepada pelaku tanggal 5 Maret 1999 dan mulai berlaku
2
bisnis yang menjadi aktor kompetisi. setelah satu tahun diundangkan.
Persaingan usaha dapat Pembentukan UU No. 5 Tahun 1999
dibedakan antara persaingan usaha untuk menegakan aturan hukum
sehat (fair competition) dan persaingan persaingan usaha serta memberi
usaha tidak sehat (unfair competition). perlindungan yang sama bagi setiap
Persaingan usaha yang sehat dapat pelaku usaha dalam upaya menciptakan
diukur berdasarkan kebebasan persaingan usaha yang sehat. Didalam
konsumen untukmemilih pemasok Undang-undang nomor 5 tahun 1999
barang, kebebasan pemasok barang menghimbau kepada pelaku usaha agar
untuk memilih konsumennya, pasar menjalankan kegiatan usahanya tetap
yang memungkinkan para pelaku usaha berasaskan demokrasi ekonomi dengan
bergerak bebas, dan pasar yang bisa tetap memperlihatkan keseimbangan
dimasuki dengan bebas oleh pendatang
3
Rhido Jusmadi, 2014, Konsep Hukum
Persaingan Usaha, Setara Press,
2 Malang,Hlm. 36
Abdul hakim barkatullah, 2000, Hukum 4
Perlindungan Konsumen (kajian teoritis dan Mustafa Kamal Rokan, 2012, Hukum
perkembangan pemikiran), FH Unlam Press, Persaingan Usaha, Rajawali Pers,
Banjarmasin, Hlm. 19 Jakarta, Hlm.1
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 146

antara pelaku usaha dan kepentingan Putusan dari kedua Keputusan


umum. KPPU yang berbeda penafsiran
Setiap monopoli yang dilakukan walaupun memiliki subyek yang sama
oleh para pelaku usaha harus yaitu BUMN. Seperti dalam putusan
memenuhi unsur-unsur yang ada dalam KPPU Nomor 10/KPPU-
Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 agar I/2016pelanggaran monopoli pemasaran
bisa dikenakan sanksi Administrasi pada jasa yang dilakukan oleh PT.
pelaku usaha. Unsur dalam Pasal 17 Telekomunikasi Indonesia Tbk, dalam
pun harus memperhatikan putusannya tidak bersalah melanggar
pengecualian-pengecualian yang juga di Pasal 15 ayat (2) Pasal 17 dan Pasal 25
atur di Pasal 50 dan 51 UU No.5 Tahun ayat (1) huruf a dan c. Kedua terkait
1999. Pasal 51 UU No. 5 Tahun 1999 Monopoli barang (gas bumi) sehingga
berisi bahwa Monopoli dan atau menentukan harga Gas Industri di Area
pemusatan kegiatan yang berkaitan Medan, Sumatera Utara oleh PT.
dengan produksi dan atau pemasaran Perusahaan Gas Negara sesuai
barang dan atau jasa yang menguasai keputusan KPPU Nomor 09/KPPU-
hajat hidup orang banyak serta cabang- L/2016 yang dalam putusannya
cabang produksi yang penting bagi bersalah telah melanggar Pasal 17 UU
negara diatur dengan undang-undang No. 5 Tahun 1999 dan diberikan sanksi
dan diselenggarakan oleh Badan Usaha administrasi. Tentu hal ini memberikan
Milik Negara dan atau badan atau inkonsistensi terhadapPasal 51 UU No.
lembaga yang dibentuk atau ditunjuk 5 Tahun 1999 yang memberikan hak
oleh Pemerintah. Hal ini tentu monopoli pada BUMN. Hai ini
memberikan kewenangan yang berbeda memberikan kesempatan kepada
bagi Badan usaha milik Negara peneliti untuk mengetahui dugaan
berkaitan dengan Monopoli. monopoli yang di lakukan oleh BUMN.
hal itu, peneliti melakukan studi
B. Metode Penelitian mengenai kegiatan monopoli BUMN
Metode yang digunakan dalam sebagai persaingan usaha tidak sehat
penelitian ini adalah metode yuridis dalam Putusan KPPU Nomor 9 KPPU-
normatif atau dapat disebut sebagai L_2016 dan Nomor 10 KPPU-I_2016.
penelitian hukum kepustakaan. Pendekatan yang digunakan dalam
Penelitian hukum ini dilakukan dengan penelitian yuridis ini ada 2 pendekatan,
cara meneliti bahan pustaka atau data yaitu Pendekatan Kasus (Case
5
sekunder belaka. Berkaitan dengan Approach), Pendekatan konseptual

5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, tinjauan singkat), PT. Raja Grafindo
2011, Penelitian hukum normatif (suatu Persada, Jakarta, Hlm. 13-14.
147 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

6
(Conceptual Approach) Data yang sehingga harga menjadi lebih rendah
telah dikumpulkan dari hasil penelitian serta kualitasnya semakin meningkat.
selanjutnya dianalisis secara Normatif Bahkan lebih dari itu persaingan dapat
kualitatif, yaitu suatu metode analisis menjadi landasan fundamental bagi
data dengan cara mengelompokan dan kinerja diatas rata-rata untuk jangka
menseleksi data yang diperoleh dari panjang dan dinamikanya keunggulan
penelitian menurut kualitas dan bersaing yang lestari (sustainable
kebenarannya, kemudian dihubungkan competitive advantage) yang dapat
dengan peraturan perundang- diperoleh melalui tiga strategi generik,
undangan dan teori-teori hukum serta yakni keunggulan biaya, diferensiasi,
pendapat para pakar hukum sehingga dan fokus biaya.8
diperoleh jawaban terhadap Prespektif nonekonomi bahwa
permasalahan dalam penelitian ini. persaingan mempunyai aspek positif.
Ada tiga argumen yang mendukung
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dalam bidang usaha. 9 Pertama, dalam
Aktifitas bisnis dapat dipastikan kondisi penjual maupun pembeli
terjadi persaingan diantara pelaku terstruktur secara teoretis (masing-
usaha. Pelaku usaha akan berusaha masing berdiri sendiri sebagai unit-unit
menciptakan, mengemas, serta terkecil dan independen) yang ada
memasarkan produk yang dimiliki baik dalam persaingan, kekuatan ekonomi
barang/jasa sebaik mungkin agar atau yang didukung oleh faktor ekonomi
diminati dan dibeli oleh konsumen. menjadi tersebar dan terdesentralisasi.
Persaingan dalam usaha dapat Dengan demikian, pembagian sumber
berimplikasi positif, sebaliknya, dapat daya alam (SDA) dan pemerataan
menjadi negatif jika dijalankan dengan pendapatan akan terjadi secara
perilaku negatif dan sistem ekonomi mekanik, terlepas dari campur tangan
yang menyebabkan tidak kompetitif.7 kekuasaan pemerintah maupun pihak
Dari sisi manfaat, persaingan dalam swasta yang memegang kekuasaan.
dunia usaha adalah cara yang efektif Gagasan melepaskan aktifitas sipil
untuk mencapai pendayagunaan (termasuk aktifitas ekonomi) dari
sumber daya secara optimal, dengan campur tangan penguasa (khususnya
adanya rivalitas akan cenderung
8
menekan ongkos-ongkos produksi Johny Ibrahim, 2006, Hukum Persaingan
usaha (filosofi, teori, dan implikasi
6
Peter Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, penerapannya di Indonesia), Bayu Media,
Kencana Persada Media group, Jakarta, Jakarta, Hlm. 102-103.
9
Hlm. 177. Handler, Milton, et. Al, 1997, Trade,
7 Regulatoin, Cases And Material, The
Mustafa Kamal Rokan, 2012, Hukum
Persaingan Usaha Teori dan Praktiknya di Foundation Press, Westbury, New York,
Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, Hlm. 8. Hlm. 3.
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 148

pemerintahan) ini sejalan dengan sempurna (perfect information) tentang


ideologi liberal yang mewarnai sistem berbagai hal, diantaranya kesukaan
pemerintahan negara barat. (preferences) tingkat pendapatan
Persaingan dalam pasar dan (income levels), biaya teknologi yang
mekanisme pasar dapat membentuk digunakan untuk menghasilkan barang
jenis pasar. Ada yang disebut dengan atau jasa.
pasar persaingan sempurna (perfect Secara umum pasar persaingan
competition market), pasar monopoli, sempurna mempunyai ciri, identik
oligopoli, dan juga posisi dominan. barang yang yang diperjualbelikan
Persaingan sempurna adalah struktur bersifat homogen dengan jumlah
pasar yang paling ideal karena sistem penjual dan pembeli yang sangat
pasar ini adalah struktur pasar yang banyak sehingga tidak ada satupun
akan menjamin terwujudnya kegiatan penjual maupun pembeli yang dapat
memproduksi barang dan jasa yang mempengaruhi pasar secara sendiri.
sangat tinggi efisiensinya. Paling tidak Jika ada penjual yang menaikan harga
ada empat asumsi yang melandasi agar maka ia akan kehilangan pembeli,
terjadi persaingan sempurna pada suatu sedangkan jika ia menurunkan harga
10
pasar tertentu. maka akan merugi. Selanjutnya dalam
Pertama pelaku usaha tidak dapat persaingan sempurna harus tercipta
menentukan secara sepihak harga atas pasar yang bebas hambatan bagi setiap
produk atau jasa. Adapun yang penjual untuk masuk atau keluar dari
menentukan secara sepihak adalah pasar, serta terjadinya pasar yang
pasar berdasarkan ekuilibrium bebas informasi, yakni setiap penjual
permintaan dan penawaran (supply dan dan pembeli dapat mengakses informasi
demand). Dengan demikian pelaku pasar seluruhnya tanpa ada yang
pasar dalam pasar persaingan menghalang- halangi.
sempurna tidak bertindak sebagai price Perusahaan dalam melakukan
maker melainkan hanya bertindak strategi pemasaran dan produksi barang
sebagai price taker. Kedua, barang atau dan/atau jasa, harus berpedoman pada
jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha asas untuk melakukan suatu persaingan
adalah betul-betul sama (product usaha. Dalam Pasal 2 Undang-Undang
homogeneity). Ketiga, pelaku usaha Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
mempuya kebebasan untuk masuk atau 1999 tentang Larangan Praktek
keluar pasar (perfect mobility of Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
resources). Keempat, konsumen dan Sehat, dinyatakan bahwa pelaku usaha
pelaku usaha memiliki informasi yang di Indonesia dalam menjalankan
kegiatan usahanya berasaskan
10
Ibid Hlm. 11
149 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

demokrasi ekonomi dengan pengaturan tentang persaingan


memerhatikan keseimbangan antara usaha tidak sehat dapat
kepentingan pelaku usaha dan dilaksanakan dengan baik.
kepentingan umum. Adapun asas- c. Asas demokrasi ekonomi,
asasnya sebagai berikut: adalah suatu asas yang
a. Asas itikad baik (good faith) mengarahkan pada setiap
harus dimiliki oleh seluruh kegiatan ekonomi yang
pelaku usaha ketika dilakukan harus berdasarkan
melakukan suatu persaingan pada kepentingan kerakyatan
usaha. Itikad baik menurut secara keseluruhan.
Sutan Remy Sjahdeini secara d. Asas kepentingan umum adalah
umum adalah niat dari pihak suatu asas yang mendasarkan
yang satu dalam suatu diri pada wewenang negara
perjanjian untuk tidak merugikan untuk melindungi dan mengatur
mitra janjinya maupun tidak kepentingan dalam kehidupan
merugikan kepentingan bermasyarakat.
11
umum" Bahwa berdasarkan Pedoman
b. Asas kepastian hukum, bahwa Komisi Nomor 11 Tahun 2011 tentang
salah satu fungsi ditetapkannya pedoman Pasal 17 UU No. 5 Tahun
norma hukum adalah untuk 1999 dampak negatif yang ditimbulkan
menjamin adanya kepastian oleh penyalahgunaan Posisi Monopoli
hukum itu sendiri. Gustav tidak hanya berdampak langsung
Radbruch sebagaimana dikutip kepada konsumen, melainkan juga
12
oleh Esmi Warassih , berdampak negatif kepada
mengemukakan adanya tiga kesejahteraan pasar secara
nilai dasar yang ingin dikejar keseluruhan. Turunnya jumlah output
oleh hukum, yakni nilai keadilan, yang dihasilkan oleh perusahaan
kepastian hukum dan monopoli (dibandingkan pasar
kemanfaatan. Dengan adanya persaingan sempurna) dan tingginya
fungsi kepastian hukum dari harga yang harus dibayar oleh
norma hukum, maka konsumen menyebabkan penurunan
kesejahteraan total (konsumen dan
11
Sjahdeini, Sutan Remy, 1993, Kebebasan produsen). Bahwa secara teoretis,
Berkontrak dan Perlindungan Seimbang penyalahgunaan posisi Dominan
bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit di
Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta. merupakan perilaku yang didalamnya
Hlm.112.
12
Esmi Warassih, 2005, Pranata Hukum,
mengandung unsur: (i) pencegahan,
Sebuah Telaah Sosiologis, PT.Suryandanu pembatasan, dan penurunan
Utama, Semarang, Hlm. 13
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 150

persaingan, dan (ii) eksploitasi. Bahwa reasonada perbuatan yang


dalam perkara a quo (A.1) telah mengakibatkan persaingan usaha tidak
menetapkan harga yang excessive dan sehat dengan menetapkan harga
merugikan pelanggan sehingga secara diatas harga pasar pada bulan
mutatis mutandis menjadi satu Agustus- Nopember 2016 oleh A.1.
kesatuan. Perilaku abusive (A.1) persaingan antar pelaku usaha dalam
mengakibatkan dampak unsur menjalankan kegiatan produksi dan
mengakibatkan praktik monopoli atau pemasaran barang dan atau jasa
dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan dengan cara
terpenuhi. menghambat persaingan usaha atau
Kemampuan monopoli PGN tidak jujur merupakan ciri persaingan
merupakan atas pengusaan pipa yang usaha tidak sehat. Pasal 51 UU No. 5
dikuasai diwilayah sumatera utara.Atas Tahun 1999 menerangkan bahwa
pengusaan pipa distribusi gas bagi BUMN berhak melakukan monopoli
pelanggan umum di wilayah sumatera dan penguasaan pasar selagi tidak
utara, membuat perusahaan gas menimbulkan persaingan usaha tidak
Negara memiliki posisi dominan dalam sehat sesuai latar belakang Peraturan
perjanjian jual beli gas.Ditilik dalam KPPU No. 3 Tahun 2010 tentang
perjanjian tidak ada kompensasi jika pedoman Pasal 51, namun menurut
ada perubahan harga dalam penulis A.1. melakukan persaingan
pembeliian gas bagi pengguna usaha yang tidak sehat dengan
umum.Ditribusi gas yang dilakukan menaikan harga secara sepihak
perusahaan Negara tidak memiliki kepada konsumen. Dengan demikian
batas minimum dan maksimum dalam menurut catatan penulis jika semua
distribusi gas kepada pelanggan unsur Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999
umum.Padahal jika ada kenaikan telah terpenuhi dan telah melalui
harga mengakibatkan pengurangan pendekatan rule of reason sehingga
produktifitas pelanggan umum. timbul persaingan usaha yang tidak
Putusan kepada PT. sehat, maka putusan yang dikeluarkan
Perusahaan Gas Negara melalui oleh KPPU dengan sanksi denda telah
KPPU Nomor 9/KPPU-L/2016 telah sesuai.
melanggar unsur-unsur Pasal 17 UU Kekosongan tentang pedoman
Nomor 5 tahun 1999 dari unsur pelaku penetapan harga oleh pemerintah
usaha, unsur penguasaan barang, mengakibatkan badan usaha dapat
unsur praktek monopoli, unsur menetapkan harga pada suatu
persaingan usaha tidak sehat. produksi. Hal ini mengakibatkan
Berdasarkan pendekatan rule of kemampuan pasar tidak bisa terdeteksi
151 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

dengan baik dalam menghadapi bersangkutan. Majelis Komisi menilai


kenaikan harga sepihak yang di dalam perkara a quo tidak terdapat
lakukan oleh Perusahaan Gas Negara bukti yang cukup mengenai adanya
di wilayah Sumatera utara. Pada 1 prilaku terlapor melakukan tindakan
Agustus 2015 harga gas dinaikkan Pencegahan, Pembatasan, dan
oleh perusahaan gas Negara sebesar Penurunan Persaingan, dan
13,38 MMBTU. Pada tanggal 28 Eksploitasi Bahwa dengan demikian
Agustus 2015 baru dilakukan unsur praktek monopoli tidak
pelaporan kepada menteri ESDM terpenuhi. Persaingan sempurna
tetapi tidak meminta persetujuan. adalah struktur pasar yang paling ideal
Dalam perjanjian jual beli gas bumi karena sistem pasar ini adalah struktur
yang dilakukan oleh perusahaan gas pasar yang akan menjamin
Negara dengan konsumen umum tidak terwujudnya kegiatan memproduksi
dicantumkan substansi kompensasi barang dan jasa yang sangat tinggi
yang diperoleh pelanggan jika pasokan efisiensinya. Paling tidak ada empat
dari Perusahaan gas Negara dibawah asumsi yang melandasi agar terjadi
jumlah yang diminta pelanggan persaingan sempurna pada suatu
sehingga tidak ada ukuran minimum pasar tertentu.
yang dapat diperoleh jika tidak ada Perkara A.1 terbukti tentang
kemampuan pembelian dalam waktu monopoli yang dilakukan oleh badan
berjalannya perjanjian pembelian usaha negara dengan memanfaatkan
bahan bakar gas bumi. posisi monopoli sehingga bisa
Bahwa secara teoritis, menaikan harga jual gas. Kaidah yang
penyalahgunaan Posisi Monopoli dibentuk dari Peraturan Pemerintah
merupakan perilaku (conduct) yang di adalah penggunaan gas Industri yang
dalamnya mengandung unsur: berguna bagi khalayak umum.
Pencegahan, Pembatasan, dan Meningkatkan produksi dalam negeri
Penurunan Persaingan, dan termasuk gas jenis tertentu yang
Eksploitasi. Oleh karena itu penerapan harganya dikeluarkan oleh
berdasarkan keterangan pelaku usaha pemerintah.Dalam substansi perjanjian
pesaing tersebut maka Majelis Komisi yang dibuat antara A.1 dan
menilai tidak ada bukti yang cukup pelanggan/konsumen terjadi bargining
terjadinya upaya pencegahan, position tentang penentuan harga gas.
pembatasan, dan penurunan Hal ini menghambat proses
persaingan yang dialami pelaku usaha pemanfaatan sumber daya oleh
pesaing akibat perilaku Terlapor pada konsumen. Distribusi dan penjualan
pasar jasa layanan internet pada pasar gas bumi yang dimiliki Terlapor A.1
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 152

merupakan barang yang tidak bisa Telekomunikasi Indonesia melalui


memiliki substitusi. Pengenaan denda KPPU Nomor 10/KPPU-I/2016 telah
sebagai tolak ukur atas kerugian yang melanggar beberapa unsur-unsur
dirasakan oleh konsumen/pelanggan Pasal 17 UU Nomor 5 tahun 1999 dari
disesuaikan dengan Pasal 47 Ayat 2 (f) unsur pelaku usaha, unsur
UU No. 5 Tahun 1999, sehingga penguasaan barang, unsur praktek
Putusan KPPU dengan menghukum monopoli, namun tidak melanggar
A.1 denda sebesar unsur persaingan usaha tidak sehat.
Rp.9.923.848.407sesuai Pasal 17 UU Berdasarkan pendekatan rule of
No 5 Tahun 1999 karena terbukti reasontidakada perbuatan yang
melakukan persaingan usaha tidak mengakibatkan persaingan usaha tidak
sehat. sehat, karena produk yang dikeluarkan
Pertama pelaku usaha tidak oleh A.2 adalah produk yang berbeda
dapat menentukan secara sepihak dari para pesaingnya, karena produk
harga atas produk atau jasa. Adapun yang dikeluarkan A.2 adalah produk
yang menentukan secara sepihak baru yang belum digunakan oleh
adalah pasar berdasarkan ekuilibrium pesaing lain. Pasal 51 UU No. 5 Tahun
permintaan dan penawaran (supply 1999 menerangkan bahwa BUMN
dan demand). Dengan demikian pelaku berhak melakukan monopoli dan
pasar dalam pasar persaingan penguasaan pasar selagi tidak
sempurna tidak bertindak sebagai price menimbulkan persaingan usaha tidak
maker melainkan hanya bertindak sehat sesuai latar belakang Peraturan
sebagai price taker. Kedua, barang KPPU No. 3 Tahun 2010 tentang
atau jasa yang dihasilkan oleh pelaku pedoman Pasal 51, sehingga menurut
usaha adalah betul-betul sama penulis A.2. berhak melakukan
(product homogeneity). Ketiga, pelaku monopoli dan pengusaan pasar.
usaha mempuya kebebasan untuk Dengan demikian menurut catatan
masuk atau keluar pasar (perfect penulis jika salah satu unsur Pasal 17
mobility of resources). Keempat, UU No. 5 Tahun 1999 tidak terpenuhi
konsumen dan pelaku usaha memiliki dan telah melalui pendekatan rule of
informasi yang sempurna (perfect reason dan tidak menimbulkan
information) tentang berbagai hal, persaingan usaha yang tidak sehat,
diantaranya kesukaan (preferences) maka putusan yang dikeluarkan oleh
tingkat pendapatan (income levels), KPPU telah sesuai.
biaya teknologi yang digunakan untuk Pada putusan majelis KPPU
menghasilkan barang atau jasa. yang di teliti oleh penulis memiliki
Putusan kepada PT. pandangan bahwa analisa tentang
153 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

perbuatan monopoli dan persaingan Denda administratif hanya dapat


usaha tidak sehat yang dilakukan oleh diterapkan atas dasar kekuatan
PT. Telekomunikasi Indonesia belum wewenang yang diatur dalam undang-
terpenuhi. Indikasi yang diarahkan undang dalam arti formal. KPPU juga
kepada A.2 adalah tentang pengusaan berwenang memberikan rekomendasi
telepon tetap yang pangsa pasarnya di kepada pemerintah terkait kebijakan
Indonesia sebesar 99,0 % diseluruh yang berkaitan dengan monopoli atau
wilayah Indonesia. Tren penggunaan persaingan usaha tidak sehat sesuai
telepon tetap dari tahun 2004-sekarang Pasal 35 (e) UU Nomor 5 Tahun 1999.
mengalami penurunan dikarenakan Putusan A.1 perlu diberikan
dominasi penggunaan internet. rekomendasi kepada Menteri Energi
Penguasaan telepon tetap oleh PT dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Telekomunikasi Indonesia juga tidak dalam pengaturan energi gas bumi
memiliki unsur menghambat dan nasional, menyangkut harga gas bumi
membatasi pesaing lain untuk melalui pipa untuk pengguna umum
melakukan pengusaan jasa telepon perlu selaras dengan perundang
tetap, maka putusan majelis KPPU undangan yang berlaku sehingga
dalam putusan terhadap PT. peraturan menteri perlu lebih rinci dan
Telekomunikasi Indonesia tidak sejalan dengan peraturan perundang-
memiliki akibat hukum atau akibat undangan di atasnya. Sehingga pelaku
ekonomi tidak bisa dikenakan sanksi. usaha tidak memanfaatkan in absence
Berbeda dengan putusan majelis of government regulation. Menteri
KPPU terhadap Perusahaan Gas Energi dan Sumber Daya Mineral
Negara yang memiliki akibat hukum (ESDM) untuk melakukan revisi atas
dan akibat ekonomi, sehingga perlu Peraturan Menteri Nomor 19 Tahun
dikenakan sanksi akibat monopoli dan 2009 ketentuan Pasal 21 ayat (4) dan
persaingan usaha yang tidak diselaraskan dengan Peraturan
sehat.selanjunya di bagian 2 akan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009
dijabarkan tentang kewenangan ketentuan Pasal 72.
pemberian sanksi oleh KPPU. Putusan A.2 Majelis Komisi
Pembuat undang-undang dapat memberikan rekomendasi terkait
memberikan wewenang kepada konvergensi dalam telekomunikasi
pemerintah untuk menjatuhkan yang meliputi voice, data, teks, grafis
hukuman yang berupa denda dan visual (video&film) sudah menjadi
(geldboete) terhadap seseorang yang satu dalam suatu media (smartphone,
telah melakukan pelanggaran komputer, smart TV), hal ini
peraturan perundang-undangan. merupakan kecenderungan global
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 154

termasuk Indonesia dalam pelayanan perkara.Perkembangan teknologi


telekomunikasi yang sudah bisa sudah bergeser arus dari telepon tetap
disaksikan pada tingkat individual ke seluler dan data Internet.
maupun rumah tangga, sehingga cepat Penerapan Pasal 17 UU No. 5 Tahun
atau lambat konsumen akan 1999 pada A.2 ada salah satu unsur
meninggalkan pelayanan yang tidak terpenuhi yaitu unsur
telekomunikasi seperti fixed line, yang mengakibatkan persaingan usaha tidak
tidak konvergen mencakup semua sehat, sehingga A.2 tidak bisa
jenis informasi, voice, data, teks, grafis, dikenakan sanksi dan menurut Pasal
film, dalam pelayanannya. Walaupun 51 UU No. 5 Tahun 1999 sejauh tidak
RUU konvergensi masih menjadi menimbulkan persaingan tidak sehat
perdebatan isu politik & bisnis yang maka BUMN berwenang melakukan
memerlukan kearifan dari lembaga monopoli dan penguasaan pasar
terkait (DPR, menteri terkait, asosiasi, berdasarkan peraturan perundang-
pelaku usaha) untuk memberikan undangan.
kepastian hukum dalam kegiatan
usaha bidang telekomunikasi yang D. Penutup
sudah demikian konvergen termasuk
1. Kesimpulan
keterkaitannya dengan industri media
a. Pertimbangan hukum
cetak, penyiaran TV, dan Radio yang
yang diputuskan oleh
saat ini masih diatur dalam undang-
majelis komisi KPPU
undang tersendiri.
sudah sesuai dengan
Perkara A.2 BUMN yang
kaidah hukum yang di
memiliki kemampuan penjual jasa
Indonesia. Putusan
telekomunikasi telepon tetap sebagai
kepada PT. Perusahaan
objek perkara.Memiliki monopoli 99%
Gas Negara melalui
diwilayah Republik Indonesia.Ukuran
KPPU No. 9/KPPU-
monopoli tidak disempitkan dalam
L/2016 telah melanggar
bentuk analogi oleh investigator,
unsur-unsur Pasal 17 UU
sehingga kesimpulan yang diajukan
No. 5 tahun 1999 dari
oleh investigator tidak
unsur pelaku usaha,
relevan.Perusahaan telekomunikasi
unsur penguasaan
yang dikuasai oleh negara memiliki
barang, unsur praktek
fleksibilitas tinggi dalam kemajuan dan
monopoli, unsur
perkembangan jaman.Praktek
persaingan usaha tidak
monopoli yang diarahkan investigator
sehat, sedangkan dalam
A.2 juga tidak fokus dalam satu obyek
putusan kepada PT.
155 | J u r n a l I d e a H u k u m
Vol. 6 No. 1 Maret 2020
Magister Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Telekomunikasi Indonesia dikenakan sanksi, dalam


melalui KPPU penelitian ini hanya putusan
No.10/KPPU-I/2016 KPPU No. 9/KPPU-L/2016
memenuhi salah satu yang melanggar Pasal 17
unsur dalam Pasal 17 UU UU No. 5 Tahun 1999
No. 5 Tahun 1999 unsur sehingga sesuai Pasal 36
pelaku usaha, unsur huruf (l) UU No. 5 Tahun
penguasaan barang, 1999 KPPU berwenang
unsur praktek monopoli, untuk memberikan sanksi
namun tidak memenuhi terhadap Badan usaha milik
unsur persaingan usaha Negara.
tidak sehat, sehingga
tidak melanggar Pasal 17
2. Saran
karena penerapan Pasal
17 UU No.5 tahun 1999 Pemerintah dalam
pengaturan energi gas bumi
harus dalam satu
kesatuan. nasional, menyangkut harga gas
bumi melalui pipa untuk
b. Akibat hukum dari kegiatan
pengguna umum perlu selaras
monopoli yang melanggar
dengan perundang undangan
Pasal 17 UU No. 5 Tahun
yang berlaku sehingga
1999 diberikan sanksi
peraturan menteri perlu lebih
administrasi atau sanksi
rinci dan sejalan dengan
pidana. Dalam penelitian ini
peraturan perundang- undangan
sanksi yang diberikan oleh
di atasnya. Sehingga pelaku
majelis komisi adalah
usaha tidak memanfaatkan in
sanksi administrasi berupa
absence of government
denda. Penerapan sanksi
regulation.Menteri Energi dan
denda bagi pelanggaran
Sumber Daya Mineral (ESDM)
monopoli dan persaingan
untuk melakukan revisi atas
usaha tidak sehat bukan
Permen ESDM Nomor 19 Tahun
hanya didalam lingkup
2009 ketentuan Pasal 21 ayat
perusahaan swasta.
(4) dan diselaraskan dengan
Perusahaan negara atau
Peraturan Pemerintah Nomor 30
badan yang ditunjuk oleh
Tahun 2009 ketentuan Pasal 72.
pemerintahyang melakukan
Segala tindakan yang dilakukan
pelanggaran terhadap UU
BUMN memiliki tanggung jawab
No. 5 Tahun 1999 bisa
Kegiatan Monopoli Badan Usaha .... . | 156

hukum terhadap masyarakat. Banjarmasin.


Esmi Warassih, 2005, Pranata Hukum,
Sehingga BUMN harus lebih
Sebuah Telaah Sosiologis,
berhati-hati dalam memutuskan PT.Suryandanu Utama,
Semarang.
suatu persoalan yang
Handler, Milton, et. Al, 1997, Trade,
berhubungan dengan Regulatoin, Cases And Material,
The Foundation Press, Westbury,
masyarakat. Pemerintah harus
New York.
memiliki aktualisasi peraturan Johny Ibrahim, 2006, Hukum
Persaingan usaha (filosofi, teori,
dan menyelaraskan agar tidak
dan implikasi penerapannya di
ada kekosongan hukum dalam Indonesia), Bayu Media,
Jakarta.
setiap tindakan BUMN agar
Mustafa Kamal Rokan, 2012, Hukum
tiidak berimplikasi luas bagi Persaingan Usaha Teori dan
Praktiknya di Indonesia,
masyarakat. Pengungkapan
Rajawali Press, Jakarta.
suatu kejadian hukum yang Mustafa Kamal Rokan, 2012, Hukum
Persaingan Usaha, Rajawali
berhubungan dengan BUMN
Pers, Jakarta.
lebih dalam diteliti tidak hanya Peter Marzuki, 2011, Penelitian Hukum,
Kencana Persada Media group,
dari unsur regulasi semata,
Jakarta.
melainkan dari unsur ekonomi Rhido Jusmadi, 2014, Konsep Hukum
Persaingan Usaha, Setara Press,
dan kemampuan daya beli
Malang.
dalam negeri dan nilai produksi Sjahdeini, Sutan Remy, 1993,
Kebebasan Berkontrak dan
serta kemampuan pasar.
Perlindungan Seimbang bagi
Para Pihak dalam Perjanjian
Kredit di Indonesia, Institut Bankir
Daftar Pustaka Indonesia, Jakarta.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Abdul hakim barkatullah, 2000, Hukum 2011, Penelitian hukum normatif
Perlindungan Konsumen (kajian (suatu tinjauan singkat), PT. Raja
teoritis dan perkembangan Grafindo Persada, Jakarta.
pemikiran), FH Unlam Press,

Anda mungkin juga menyukai