Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Target cakupan
pelayanan penderita Diare semua umur (SU) yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari
perkiraan jumlah penderita Diare SU (Insidens Diare SU dikali jumlah penduduk di satu wilayah
kerja dalam waktu satu tahun). Tahun 2016 jumlah penderita diare SU yang dilayani di sarana
kesehatan sebanyak 3.176.079 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 yaitu menjadi
4.274.790 penderita atau 60,4% dari perkiraan diare di sarana kesehatan. Insiden diare semua
umur secara nasional adalah 270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Target
cakupan pelayanan penderita Diare Balita yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari
perkiraan jumlah penderita Diare Balita (Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu
wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Gambar di bawah ini adalah cakupan pelayanan penderita
diare Balita secara nasional tahun 2017, dengan provinsi tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara
Barat (96,94%), Kalimantan Utara (63,43%) dan Kalimantan Timur (56,91%), sedangkan
provinsi terendah yaitu Nusa Tenggara Timur (17,78%), Sumatera Utara (15,40%) dan Papua
Barat (4,06%).
Tahun 2017 terjadi 21 kali KLB Diare yang tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota.
Kabupaten Polewali Mandar, Pohuwato, Lampung Tengah dan Merauke masing-masing terjadi 2
kali KLB. Jumlah penderita 1.725 orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%). Angka kematian
(CFR) saat KLB Diare diharapkan <1%. Pada tabel berikut dapat dilihat rekapitulasi KLB Diare
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2017. Terlihat bahwa CFR saat KLB masih cukup tinggi
(>1%) kecuali pada tahun 2011 CFR pada saat KLB sebesar 0,40%, sedangkan tahun 2017 CFR
Diare saat KLB mengalami penurunan di banding tahun 2016 yaitu menjadi 1,97%.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menguraikan Masalah
Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air besar (bab) lebih
sering dari biasanya. Selain itu, diare juga ditandai dengan kondisi feses yang lebih encer dari
biasanya. Penyakit ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dalam kasus tertentu bisa
berlangsung hingga berminggu-minggu.
Pada dasarnya, penyebab diare bisa bermacam-macam. Beberapa di antara penyebab diare adalah
keracunan makanan, infeksi kuman, dan stres. Penyakit diare biasanya dapat sembuh sendiri karena
sebenarnya diare sendiri adalah mekanisme tubuh untuk membuang racun dan kuman yang ada di
usus. Penyebab diare pada anak kecil yang terbanyak adalah karena virus sehingga dapat sembuh
dengan sendirinya. Meskipun penyebab diare pada orang dewasa maupun pada anak-anak terkadang
bisa sembuh tanpa obat, penderita diare tetap harus diperhatikan karena jika cairan tubuh banyak yang
terbuang, penderita diare harus minum banyak cairan dan obat antidiare apabila penyakit ini sudah
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Target cakupan pelayanan penderita Diare semua umur (SU) yang datang ke sarana kesehatan
adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita Diare SU (Insidens Diare SU dikali jumlah penduduk di
satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Tahun 2016 jumlah penderita diare SU yang dilayani di
sarana kesehatan sebanyak 3.176.079 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2017 yaitu
menjadi 4.274.790 penderita atau 60,4% dari perkiraan diare di sarana kesehatan. Insiden diare semua
umur secara nasional adalah 270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Target cakupan
pelayanan penderita Diare Balita yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah
penderita Diare Balita (Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu wilayah kerja dalam waktu
satu tahun). Gambar di bawah ini adalah cakupan pelayanan penderita diare Balita secara nasional
tahun 2017, dengan provinsi tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (96,94%), Kalimantan
Utara (63,43%) dan Kalimantan Timur (56,91%), sedangkan provinsi terendah yaitu Nusa Tenggara
Timur (17,78%), Sumatera Utara (15,40%) dan Papua Barat (4,06%).

2
B. Perumusan Tujuan, Sasaran dan Kebijakan
1. Tujuan
 Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
 Tujuan Khusus :
1) Tercapainya penurunan angka kesakitan
2) Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
3) Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat,
sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
4) Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui
promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehinggakesakitan dan kematian karena diare dapat
dicegah.
5) Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja yang
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya (Kemenkes RI, 2011).

2. SASARAN
1) Ibu yang mempunyai bayi
2) Ibu yang mempunyai balita >6 bulan
3) Anak usia 6-10 tahun

3. Kebijakan
1) Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di sarana kesehatan maupun
masyarakat/rumah tangga
2) Melaksanakan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Diare
3) Mengembangkan pedoman pengendalian penyakit diare
4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengelolaan program yang
meliputi aspek manajerial dan teknis medis
5) Mengembangkan jejaring lintas program dan sektor di pusat, propinsi dan kabupaten/kota
6) Meningkatkan pembinaan teknis dan monitoring untuk mencapai kualitas pelaksanaan
pengendalian penyakit diare secara maksimal
7) Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan program dan sebagai dasar
perencanaan selanjutnya (Kemenkes RI, 2011).

3
C. PROGRAM KESEHATAN
LINTAS Diare ( Lima Langkah Tuntaskan Diare )
1. Berikan Oralit
Penggunaan oralit sesuai dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) bahwa
semua penderita diare harus mendapatkan oralit maka target penggunaan Oralit adalah 100% dari
semua kasus diare yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas dan kader. Tahun 2017 secara nasional
penggunaan oralit semua umur masih di bawah target yaitu 88,72%. Pencapaian yang masih kurang
tersebut karena pemberi layanan di Puskesmas dan kader belum memberikan oralit sesuai dengan
standar tata laksana yaitu sebanyak 6 bungkus/penderita diare. Selain itu, masyarakat masih belum
mengetahui tentang manfaat oralit sebagai cairan yang harus diberikan pada setiap penderita Diare
untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi :
1) Diare tanpa dehidrasi Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih : -
Keadaan Umum : baik - Mata : Normal - Rasa haus : Normal, minum biasa - Turgor kulit :
kembali cepat. Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :
 Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
 Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
 Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
2) Diare dehidrasi Ringan/Sedang Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di
bawah ini atau lebih:  Keadaan Umum : Gelisah, rewel  Mata : Cekung  Rasa haus : Haus,
ingin minum banyak  Turgor kulit : Kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
3) Diare dehidrasi berat Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih: 
Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar  Mata : Cekung  Rasa haus : Tidak bisa
minum atau malas minum  Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.

2. Berilan Obat Zinc


Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat
enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare
dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang
mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare. Penggunaan Zink dimana Zink
merupakan mikronutrien yang berfungsi untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,
mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada tiga bulan berikutnya. Penggunaan zink selama 10 hari berturut-turut pada saat

4
balita diare merupakan terapi diare balita. Pada tahun 2017 cakupan pemberian zink pada balita diare
adalah 86,17%.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
 Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari
 Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari. Zinc tetap diberikan selama 10 hari
walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah
larut berikan pada anak diare.

3. Pemberian ASI / Makanan


Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada
anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum
Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus
diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah
diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan
berat badan.

4. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi


Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada ba/lita yang
disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian
besar karena shigellosis), suspek kolera. Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak
yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di anjurkan kecuali
muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak,
bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti
protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).

5. Pemberian Nasehat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :
1) Cara memberikan cairan dan obat di rumah.
2) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
 Diare lebih sering
 Muntah berulang
 Sangat haus
 Makan/minum sedikit
 Timbul demam
 Tinja berdarah
 Tidak membaik dalam 3 hari.

5
D. Pengawasan dan Pengendalian
 Tercapainya penurunan angka kesakitan
 Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
 Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat,
sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan.
 Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui
promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat
dicegah.
 Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja yang
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya (Kemenkes RI, 2011).

Formulir Isian RO

Program = Program LINTAS Diare ( Lima Langkah Tuntaskan Diare ) di daerah Kampung susuk,
Padang Bulan, Medan Selayang
Biaya/Sum Penanggun Proses
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Keterangan
ber g Jawab Penilaian
Pendataan Sebagai data Ibu yang Rp Jumat, Dinda
terhadap penunjang mempunyai 5.500.000 / 06 April Zahara dan
sasaran untuk bayi, Ibu Dinas 2018 Ananda
pemberian yang Kesehatan Pratiwi
penyuluhan mempunyai Kota
agar peserta balita Medan
sesuai
dengan
sasaran yang
diinginkan
Melakukan Supaya Ibu Ibu yang Rp Sabtu, Ghina
Penyuluhan tahu bahaya mempunyai 20.000.000 07 April Atikah,
tentang Diare diare jika bayi, Ibu / Dinas 2018 Nadya Ayu
dibiarkan yang Kesehatan Aprina,
tanpa ada mempunyai Kota Annisa
penanganan balita Medan Khofifah
dan Silalahi
pencegahann
ya. Serta

6
memberi
pengetahuan
tentang apa
yang ibu
makan akan
berpengaruh
pada saat
pemberian
ASI pada
bayi, oralit,
obat zinc,
dan
antibiotic.
Pembagian Jikalau anak Ibu yang Rp Sabtu, Sarah
Oralit terkena diare, mempunyai 10.500.000 07 April Khalisha,
dirumah bayi, Ibu / Dinas 2018 Nur Azmi
sudah yang Kesehatan
tersedia mempunyai Kota
oralit balita Medan

Anda mungkin juga menyukai