Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP PEMBAGIAN PECAHAN


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENDIDIKAN MATEMATIKA SD 3
Dosen Pengampu :
Drs. Sutiyarso, M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
INAYATI 1810125120004
MULYANA JURAIDA 1810125120003
EKA MAULIDINA R 1810125220032
BAITI UTAMI 1810125220029
M. JOKO SANTOSO 1810125310041
Kelas :6A – PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
hidayah, rahmat, serta inayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengajarkan pedoman hidup yakni Al-
Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Matematika yang telah memberikan arahan dan bimbingan materi mengenai
penulisan makalah ini. Kami sangat berharap setelah membaca makalah ini para
pembaca mendapat pengetahuan serta pengalaman yang dapat di praktikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena kurangnya ilmu dan pengalaman penulis tersendiri dalam pembuatan karya
tulis ilmiah. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesarnya atas kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini dan penulis menerima dengan lapang dada kritik dan
saran demi perbaikan makalah penulis kedepannya.Akhir kata penulis berharap
dengan adanya makalah ini setidaknya dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca

Banjarmasin, 20 Februari 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Konsep Bagian Pecahan.................................................................................3


B. Pecahan Biasa................................................................................................4
C. Pecahan Desimal............................................................................................6
D. Pecahan Campuran.........................................................................................9
E. Pecahan Senilai..............................................................................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................18

A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu dari matematika yang kaitannya erat
dengan kehidupan sehari-hari. Pecahan ini termasuk bagian dari matematika
yang diajarkan dari jenjang Sekolah Dasar. Namun masih banyak
permasalahan belajar yang disebabkan belum pahamnya konsep dari bagian
pecahan itu sendiri. Karena diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar, konsep
yang disampaikan akan lebih baik jika dimulai dari yang paling dasar
(kongkrit) menuju ke abstrak. Dengan tahapan seperti itu, diharapkan guru
memilih cara yang tepat dalam menyampaikan kepada siswa, dan siswa dapat
lebih mudah memahami konsep dari bagian pecahan itu sendiri.
Selain itu, menurut Bruner (Jerome Bruner, 1915) seorang psikolog
berkebangsaan Amerika dengan tanpa memandang usia/kelompok usia,
pembelajaran matematika akan sukses diterima oleh siswa jika dimulai dari
tahapan kongkrit, semi-kongkrit, dan abstrak. Menurutnya, jika pembelajaran
yang diberikan dilakukan dengan tiga tahapan tersbeut maka siswa akan
mampu mengembagkan pengetahuannya jauh melampaui dari apa yang telah
mereka terima dari gurunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana konsep dari pecahan ?
2. Bagaimana konsep pecahan biasa ?
3. Bagaimana konsep dari pecahan desimal ?
4. Bagaimana konsep dari pecahan campuran ?
5. Bagaimana konsep dari pecahan senilai
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan konsep dari pecahan.
2. Mengetahui konsep dari pecahan biasa.
3. Mengetahui konsep dari pecahan desimal.

1
4. Mengetahui konsep dari pecahan campuran.
5. Mengetahui konsep pecahan senilai

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Bagian Pecahan

Pecahan yang dipelajari siswa di SD/MI sebetulnya merupakan bagian dari


bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan
bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat
dinyatakan sebagai salah satu bentuk dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal,
(3) pecahan senilai, dan (4) pecahan campuran.

Penerapan bilangan pecahan biasanya digunakan untuk menyatakan


bilangan yang tidak bulat. Bentuk pecahan (pecahan biasa maupun desimal) sangat
tepat untuk menunjukkan suatu nilai yang tidak bulat. Bilangan pecahan dapat
digunakan sebagai representasi perbandingan suatu bagian terhadap keseluruhan.

Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/).

Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian
dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan
berempat dengan temannya, maka apel tersebutharus dipotong‐potong menjadi 4
bagian yang sama. Sehinggamasing‐masing anak akan memperoleh bagian dari
apel tersebut.Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel.

Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4”


menunjukkan banyaknya bagian‐bagian yang samadari suatu keseluruhan atau utuh
dan disebut ”penyebut”.Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang
menjadiperhatian atau digunakan atau diambil dari keseluruhan pada saattertentu

4
dan disebut pembilang.Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan
bilangan asli.Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi disebut
penyebut.Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut. Contoh pecahan: dan
sebagainya.

B. Pecahan Biasa

1. Konsep Pecahan Biasa

Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan
penyebut. Pecahan biasa ini juga merupakan pecahan yang pembilang dan

penyebutnya berupa bilangan bulat. Contohnya ,

, , dan sebagainya.

Selain seperti contoh diatas, pecahan biasa juga bisa berupa bilangan

bulat negatif, contohnya , ,

dan sebagainya.

2. Operasi Hitung pada Pecahan Biasa


a. Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan biasa
Penjumlahan pecahan biasa adalah dasar operasi penjumlahan yang
menggunakan pecahan biasa (pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
penyebut). Secara umum penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan
apabila penyebut kedua pecahan bernilai sama.
Contohnya :

+ = = , dan

+ = =
Namun, jika dalam soal penyebutnya belum sama :

5
+ = … (Penyebut dalam pecahan ini belum
sama)
Samakan penyebutnya dengan menghitung KPK dari 4 dan 5
KPK dari 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, …
KPK dari 5 = 5, 10, 15, 20, 25, …
Sehingga KPK dari 4 dan 5 adalah 20

+ = +
Kemudian cari pecahan senilai dengan penyebutnya dari masing-masing
pecahan yang dijumlahkan.

= = (5 diperoleh dari 20 : 4)

= = (4 diperoleh dari 20 : 5)
Sehingga:

+ = = +

=
Konsep diatas juga berlaku untuk pengurangan pecahan, sehingga pada
pengurangan akan mempunyai hasil seperti berikut.

- = = -

=
b. Perkalian dalam bentuk pecahan biasa
Pada perkalian pecahan, pembilang dikalikan dengan pembilang, dan
penyebut dikalikan dengan penyebut.
Contohnya :

= =
c. Pembagian dalam bentuk pecahan biasa

6
Pembagian pecahan biasanya dilakukan dengan melakukan perkalian
bilangan pecahan, tetapi dengan posisi pembilang dan penyebut dibalik.
Contohnya :

= =

=
atau :

= =

C. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari pembagian suatu bilangan
dengan sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya. Contoh : 0,1 (dibaca nol koma satu)
0,1 merupakan hasil dari pembagian 1 dengan 10 = (1 : 10 atau ; 0,15 (dibaca nol
koma satu lima, bukan nol koma lima belas). 0,15 merupakan haasil dari pembagian
15 : 100 = (); 1,7 (dibaca satu koma tujuh) 1,7 merupakan hasil dari 17 : 10 = ()

Operasi pada pecahan desimal

1. Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan desimal

Pada penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan dalam bentuk


desimal yang perlu diperhatikan adalah lajur-lajur perseratusan, persepuluhan,
satuan, puluhan, ratusan, dan sebagainya. Perseratusan ditempatkan dalam satu
lajur, demikian juga persepuluhan, koma desimal, satuan, puluhan, ratusan, dan
sebagainya. Perhatikan contoh berikut ini. Contoh 1:

Hitunglah nilai penjumlahan dari:

12,325 + 8,135

7
Jawab : Bilangan 12,325 terdiri atas puluhan (angka 1), satuan (angka
2), koma desimal (tanda “,”), persepuluhan (angka 3), perseratusan (angka 2)
dan perseribuan (angka 5). Bilangan 8,135 terdiri atas satuan (angka 8), koma
desimal (tanda “,”), persepuluhan
(angka 1), perseratusan (angka 3)
dan perseribuan (angka 5). Untuk
menjumlahkannya, elemen-elemen
pada kedua bilangan tersebut
disusun dalam satu lajur seperti berikut ini.

2. Perkalian bilangan dalam bentuk desimal

Perkalian dengan 10, 100, 1000, 10.000, dan seterusnya dapat


dilakukan dengan mengeser koma desimal ke kanan menurut banyaknya angka
nol pada bilangan bilangan di atas. Contoh: 9,876 x 100 = 987,6 ……. > tanda
koma bergeser 2 angka

Banyaknya tempat desimal dari hasil bilangan desimal diperoleh


dengan menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya

Contoh: 3,67 x 4,258 = 15, 62686

3. Pembagian bilangan dalam bentuk desimal

Pembagian dengan 10, 100, 1000, 10.000 dan seterusnya dapat


dilakukan dengan menggeser tanda koma desimal ke kiri menurut banyaknya
angka nol pada bilangan—bilangan di atas,

Contoh: 23,4 : 10.000 = 0,00234

8
Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan desimal, buatlah agar
pembagian menjadi bilangan bulat. Contoh: 10,3248 : 0,12 diubah menjadi
1032,48 : 12 (dengan mengalikan 100 pada bilangan pembagi dan bilangan
yang dibagi)

D. Pecahan campuran
1. Pengertian Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan
bilangan pecahan atau angka yang terdiri dari bilangan cacah dan pecahan
biasa. Seperti contoh di bawah ini :

1 merupakan bilangan bulat dan adalah bilangan pecahan.

Pecahan campuran dapat diubah menjadi pecahan biasa begitupun


sebaliknya pecahan biasa dapat diubah menjadi pecahan senilai jika bilangan
pembilang lebih besar dari bilangan penyebutnya.

2. Operasi Perkalian Dan Pembagian Pecahan Campuran


Untuk mengerti dan memahami perkalian dan pembagian bilangan
pecahan maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui dan
memahami rumus perkalian dan pembagian bilangan pecahan dan berikut
adalah rumusnya.
Rumus perkalian bilangan pecahan :

× =
Rumus pembagian pecahan

= × =

9
1) Operasi perkalian pecahan campuran
Cara menghitung perkalian bilangan pecahan campuran sama dengan
menghitung perkalian bilangan pecahan biasa. Pada perkalian pecahan jika
terdapat pecahan campuran, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah mengubah bentuk pecahan campuran tersebut menjadi bentuk
pecahan biasa.

Hitunglah hasil dari perkalian-perkalian pecahan berikut ini.

a. =

b. =

c. 3. 7 =

Penyelesaian :

a. = =

b. = =

c. 7 = = =

2) Operasi pembagian pecahan campuran


Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan
pembagian bilangan pecahan campuran adalah mengubah bilangan
pecahan campuran menjadi bilangan pecahan biasa. Caranya adalah
mengubah posisi pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi
pembilang.

10
Contoh :

Bapak membeli minyak tanah sebanyak 30 liter. Bapak hendak menjual


kembali minyak tanah tersebut menjadi beberapa botol yang masing-
masing berisi minyak tanah sebanyak 1 liter. Berapa banyak botol yang
bapak butuhkan?

Diketahui :

a) Minyak tanah yang dimiliki oleh Bapak 30 liter

b) 1 botol minyak tanah yang akan dijual berisi 1 liter

Pertanyaan :

Berapa banyak botol yang dibutuhkan bapak untuk menjual 30liter minyak
tanah tersebut ?

Penyelesaian :

Untuk menjual minyak tanah tersebut, Bapak harus mengisi 1 liter


minyak kedalam 1 botol. Untuk mengetahui banyak botol yang dibutuhkan
Bapak untuk menjual 30 liter minyak tanah tersebut dapat dilakukan
dengan cara pengurangan berulang sebagai berikut :

30 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1

-...= 0

Dari penjabaran diatas, 30 merupakan bilangan bulat dan 1

merupakan pecahan campuran. Bagaimana cara


mengoperasikan kedua bilangan tersebut ? Salah satu cara yang dapat kita

11
lakukan yaitu dengan mengubah kedua bilangan tersebut menjadi pecahan
biasa. Penjelasannya dapat dilihat dibawah ini :

30 → = 30:1 = 30

1 → = =1

Dari penjelasan berikut, bilangan 30 dan 1 ini

dapat dijadikan pecahan biasa yaitu dan

. sehingga apabila diubah kedalam bentuk kalimat


matematika yaitu :

: = ...

Lalu, bagaimana Penyelesaiannya ?

= = = =

= = 20

Jadi, Bapak membutuhkan 20 buah botol untuk menjual minyak tanah.

3. Menyelesaikan Masalah Yang Berhubungan Dengan Operasi Hitung


Pecahan
Contoh kasus

Kasus 1 : Pernahkan kalian melihat atau memperhatikan ibu kalian yang


sedang Menghitung - hitung bahan untuk membuat kue ? setiap
bahan ibu takar terlebih dahulu agar mendapatkan adonan yang

12
baik dan bahan dapat terpakai untuk membuat kue sebanyak
yang diinginkan ibu.

Kasus 2 : Pernahkah kalian melihat ayah menghitung potongan tali untuk


membetulkan jemuran di rumah ? sebelum membuat jemuran,
ayah mengukur panjang tali keseluruhan untuk dapat mengetahui
berapa baris jemuran yang dapat ayah buat dari tali yang ia
miliki.

Dari dua contoh kasus diatas, dapat kita ketahui bahwa persoalan yang
ada dalam kehidupan sehari - hari dapat di pecahkan dengan penyelesaian
matematika. Perhatikanlah penyelesaian kasus kasus 1 sebgai berikut!

Contoh soal :

Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak 2/3 kg. karena Adik ingin roti
buatan ibu, maka ibu membuatkannya. Untuk membuat roti diperlukan 1/3
mentega. Supaya tidak kehabisan mentega, Ibu membeli lagi ¼ kg
untukpersediaan. Berapa kg mentega yang dimiliki Ibu sekarang ???

Untuk menjawab soal diatas, maka kita harus mengubahnya kedalam kalimat
matematika sebagai berikut :

Jawab :

Kalimat matematikanya adalah

- + - + = + =

Jadi, mentega yang dimiliki ibu sekarang adalah kg.

4. Soal dan Pembahasan Pecahan Campuran


Hitunglah hasil pecahan campuran berikut

13
a.

b. 4 =

c. 4 =

d. : =

e. 6: =
Pembahasan:

a.

b. 4 =

c. 4 =

= 11

d. . : =

e. 6 : =6 =9

14
E. Pecahan senilai
Menurut (Drajat, 2008: 86-87 ). Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang
nilainya sama.
Contoh:

Pecahan merupakan pecahansenilai.


Untuk menentukan pecahan senilai ini, dapat mengalikan atau membagi
pemilang dan penyebut pecahan dengan bilangan yang sama, kecuali nol.
Contoh

Coba tentukan pecahabn yang senilai dengan dan memiliki penyebut 16.
Jawab:
Kamu dapat menuliskan

=
Oleh karena pecahan yang dicari memiliki penyebut 16, maka pembilang dan

penyebut pecahan harus dikalikan dengan 4.

Jadi, pecahan senilai dengan .

Pecaan yang berbeda dapat bernilai sama asalkan perbandingannya tetap.


Pecahan tersebut dinamakan pecahan senilai. Untuk memahami tentang pecahan
senilai, tiga kegiatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan garis bilangan,
menggunakan gambar yang diarsir dan mengalikan pembilang dan penyebut dari
pecahan dengan sebuah bilangan yang sama.
Pecahan senilai merujuk pada pecahan yang nilainya tetap sama ketika
pembilang dan penyebut dari sebuah pecahan dikalikan atau dibagi dengan
bilangan yang sama. Perlu diingat bahwa bilangan yang dikalikan bukanlah 0
sebab 0/0 =tak terhingga.
1. Menentukan Pecahan Senilai dengan Garis Bilangan

15
Cara pertama untuk menentukan pecahan senilai adalah dengan menggunakan
Garis Bilangan. Garis bilangan merupakan alat atau model yang bermanfaat
bagi pembelajaran pecahan senilai setelah model konkrit dan model gambar.
Perhatikan garis bilangan berikut.

Jika nilai pecahan pada garis bilangan di atas berada pada garis putus-putus
yang sama, maka pecahan tersebut senilai. Misalnya, sebagai berikut.

2. Menentukan Pecahan Senilai dengan Menggunakan Gambar


Perhatikan gambar berikut.

Daerah persegi panjang pada gambar di atas dibagi menjadi beberapa


bagian yang sama. Bilangan di bawah masing-masing gambar menunjukkan
luas daerah yang diarsir. Karena luas daerah yang diarsir pada masing-masing
gambar tersebut sama, maka pecahan bernilai sama, dan disebut pecahan-
pecahan senilai.

16
3. Menentukan Pecahan Senilai dengan Membagi atau Mengalikan
Pembilang dan Penyebut dengan Bilangan yang Sama
Untuk mengetahui hubungan pecahan-pecahan yang senilai, perhatikan uraian
berikut.

Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan yang


senilai dapat diperoleh, jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan
dikalikan dengan bilangan yang sama. Selanjutnya, perhatikan hubungan
pecahan-pecahan berikut.

Berdasarkan contoh di atas dapat dikatakan bahwa pecahan yang


senilai dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut suatu
pecahan dengan bilangan yang sama

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan bilangan pecahan biasanya digunakan untuk menyatakan bilangan
yang tidak bulat. Bentuk pecahan (pecahan biasa maupun desimal) sangat
tepat untuk menunjukkan suatu nilai yang tidak bulat. Bilangan pecahan dapat
digunakan sebagai representasi perbandingan suatu bagian terhadap
keseluruhan. Ada beberapa pembagian pecahan diantaranya pecahan biasa,
pecahan decimal, pecahan campran, dan pecahan senilai.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kelompok kami susun. Kami memohon maaf


jika terdapat kekurangan dari makalah ini. Adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembacanya sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah yang kelompok kami susun. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus untuk kami
sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arnenda,tezar. 2012. Matematika. Surakarta : Ultima.

Drajat, dkk. 2008. Math Stories: Kumpulan Rumus dan Cerita Matematika. Bandung:
Dari Mizan.

Aspar. 2009. Buku Kerja Matematika 1 SMP Kelas VII. Jakarta: Quadra.

Ismadi, Janu. 2008. Evaluasi Pintar Terpadu Matematika SD 5. Jakarta : Grasindo

Nurhayati. 2004. Belajar aktif matematika. Jakarta barat : PT.bintang ilmu.

Sarsinta. 2008. Sukses Ujian Nasional Matematika SD. Jakarta: Media Pusindo (Grub
puspa Swara)

Supatmono, Catur. 2009. Matematika asyik. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana


Indonesia

Suripto. 2006. Terampil berhitung matematika. Jakarta: Erlangga.

Tim Guru Indonesia. 2010. Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 in 1. Jakarta: PT


WahyuMedia.

Untari, Joko.2010 . Genius Matematika. Jakarta: WahyuMedia.

Yuwono, Budi. 2008. Pintar Matematika Untuk Sekolah Dasar. Depok: Puspa Swara.

19

Anda mungkin juga menyukai