Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
INAYATI 1810125120004
MULYANA JURAIDA 1810125120003
EKA MAULIDINA R 1810125220032
BAITI UTAMI 1810125220029
M. JOKO SANTOSO 1810125310041
Kelas :6A – PGSD
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
hidayah, rahmat, serta inayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengajarkan pedoman hidup yakni Al-
Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan
Matematika yang telah memberikan arahan dan bimbingan materi mengenai
penulisan makalah ini. Kami sangat berharap setelah membaca makalah ini para
pembaca mendapat pengetahuan serta pengalaman yang dapat di praktikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena kurangnya ilmu dan pengalaman penulis tersendiri dalam pembuatan karya
tulis ilmiah. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesarnya atas kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini dan penulis menerima dengan lapang dada kritik dan
saran demi perbaikan makalah penulis kedepannya.Akhir kata penulis berharap
dengan adanya makalah ini setidaknya dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu dari matematika yang kaitannya erat
dengan kehidupan sehari-hari. Pecahan ini termasuk bagian dari matematika
yang diajarkan dari jenjang Sekolah Dasar. Namun masih banyak
permasalahan belajar yang disebabkan belum pahamnya konsep dari bagian
pecahan itu sendiri. Karena diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar, konsep
yang disampaikan akan lebih baik jika dimulai dari yang paling dasar
(kongkrit) menuju ke abstrak. Dengan tahapan seperti itu, diharapkan guru
memilih cara yang tepat dalam menyampaikan kepada siswa, dan siswa dapat
lebih mudah memahami konsep dari bagian pecahan itu sendiri.
Selain itu, menurut Bruner (Jerome Bruner, 1915) seorang psikolog
berkebangsaan Amerika dengan tanpa memandang usia/kelompok usia,
pembelajaran matematika akan sukses diterima oleh siswa jika dimulai dari
tahapan kongkrit, semi-kongkrit, dan abstrak. Menurutnya, jika pembelajaran
yang diberikan dilakukan dengan tiga tahapan tersbeut maka siswa akan
mampu mengembagkan pengetahuannya jauh melampaui dari apa yang telah
mereka terima dari gurunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana konsep dari pecahan ?
2. Bagaimana konsep pecahan biasa ?
3. Bagaimana konsep dari pecahan desimal ?
4. Bagaimana konsep dari pecahan campuran ?
5. Bagaimana konsep dari pecahan senilai
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan konsep dari pecahan.
2. Mengetahui konsep dari pecahan biasa.
3. Mengetahui konsep dari pecahan desimal.
1
4. Mengetahui konsep dari pecahan campuran.
5. Mengetahui konsep pecahan senilai
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/).
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian
dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan
berempat dengan temannya, maka apel tersebutharus dipotong‐potong menjadi 4
bagian yang sama. Sehinggamasing‐masing anak akan memperoleh bagian dari
apel tersebut.Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel.
4
dan disebut pembilang.Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan
bilangan asli.Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi disebut
penyebut.Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut. Contoh pecahan: dan
sebagainya.
B. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas pembilang dan
penyebut. Pecahan biasa ini juga merupakan pecahan yang pembilang dan
, , dan sebagainya.
Selain seperti contoh diatas, pecahan biasa juga bisa berupa bilangan
dan sebagainya.
+ = = , dan
+ = =
Namun, jika dalam soal penyebutnya belum sama :
5
+ = … (Penyebut dalam pecahan ini belum
sama)
Samakan penyebutnya dengan menghitung KPK dari 4 dan 5
KPK dari 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, …
KPK dari 5 = 5, 10, 15, 20, 25, …
Sehingga KPK dari 4 dan 5 adalah 20
+ = +
Kemudian cari pecahan senilai dengan penyebutnya dari masing-masing
pecahan yang dijumlahkan.
= = (5 diperoleh dari 20 : 4)
= = (4 diperoleh dari 20 : 5)
Sehingga:
+ = = +
=
Konsep diatas juga berlaku untuk pengurangan pecahan, sehingga pada
pengurangan akan mempunyai hasil seperti berikut.
- = = -
=
b. Perkalian dalam bentuk pecahan biasa
Pada perkalian pecahan, pembilang dikalikan dengan pembilang, dan
penyebut dikalikan dengan penyebut.
Contohnya :
= =
c. Pembagian dalam bentuk pecahan biasa
6
Pembagian pecahan biasanya dilakukan dengan melakukan perkalian
bilangan pecahan, tetapi dengan posisi pembilang dan penyebut dibalik.
Contohnya :
= =
=
atau :
= =
C. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari pembagian suatu bilangan
dengan sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya. Contoh : 0,1 (dibaca nol koma satu)
0,1 merupakan hasil dari pembagian 1 dengan 10 = (1 : 10 atau ; 0,15 (dibaca nol
koma satu lima, bukan nol koma lima belas). 0,15 merupakan haasil dari pembagian
15 : 100 = (); 1,7 (dibaca satu koma tujuh) 1,7 merupakan hasil dari 17 : 10 = ()
12,325 + 8,135
7
Jawab : Bilangan 12,325 terdiri atas puluhan (angka 1), satuan (angka
2), koma desimal (tanda “,”), persepuluhan (angka 3), perseratusan (angka 2)
dan perseribuan (angka 5). Bilangan 8,135 terdiri atas satuan (angka 8), koma
desimal (tanda “,”), persepuluhan
(angka 1), perseratusan (angka 3)
dan perseribuan (angka 5). Untuk
menjumlahkannya, elemen-elemen
pada kedua bilangan tersebut
disusun dalam satu lajur seperti berikut ini.
8
Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan desimal, buatlah agar
pembagian menjadi bilangan bulat. Contoh: 10,3248 : 0,12 diubah menjadi
1032,48 : 12 (dengan mengalikan 100 pada bilangan pembagi dan bilangan
yang dibagi)
D. Pecahan campuran
1. Pengertian Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan
bilangan pecahan atau angka yang terdiri dari bilangan cacah dan pecahan
biasa. Seperti contoh di bawah ini :
× =
Rumus pembagian pecahan
= × =
9
1) Operasi perkalian pecahan campuran
Cara menghitung perkalian bilangan pecahan campuran sama dengan
menghitung perkalian bilangan pecahan biasa. Pada perkalian pecahan jika
terdapat pecahan campuran, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah mengubah bentuk pecahan campuran tersebut menjadi bentuk
pecahan biasa.
a. =
b. =
c. 3. 7 =
Penyelesaian :
a. = =
b. = =
c. 7 = = =
10
Contoh :
Diketahui :
Pertanyaan :
Berapa banyak botol yang dibutuhkan bapak untuk menjual 30liter minyak
tanah tersebut ?
Penyelesaian :
30 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1
-...= 0
11
lakukan yaitu dengan mengubah kedua bilangan tersebut menjadi pecahan
biasa. Penjelasannya dapat dilihat dibawah ini :
30 → = 30:1 = 30
1 → = =1
: = ...
= = = =
= = 20
12
baik dan bahan dapat terpakai untuk membuat kue sebanyak
yang diinginkan ibu.
Dari dua contoh kasus diatas, dapat kita ketahui bahwa persoalan yang
ada dalam kehidupan sehari - hari dapat di pecahkan dengan penyelesaian
matematika. Perhatikanlah penyelesaian kasus kasus 1 sebgai berikut!
Contoh soal :
Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak 2/3 kg. karena Adik ingin roti
buatan ibu, maka ibu membuatkannya. Untuk membuat roti diperlukan 1/3
mentega. Supaya tidak kehabisan mentega, Ibu membeli lagi ¼ kg
untukpersediaan. Berapa kg mentega yang dimiliki Ibu sekarang ???
Untuk menjawab soal diatas, maka kita harus mengubahnya kedalam kalimat
matematika sebagai berikut :
Jawab :
- + - + = + =
13
a.
b. 4 =
c. 4 =
d. : =
e. 6: =
Pembahasan:
a.
b. 4 =
c. 4 =
= 11
d. . : =
e. 6 : =6 =9
14
E. Pecahan senilai
Menurut (Drajat, 2008: 86-87 ). Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang
nilainya sama.
Contoh:
Coba tentukan pecahabn yang senilai dengan dan memiliki penyebut 16.
Jawab:
Kamu dapat menuliskan
=
Oleh karena pecahan yang dicari memiliki penyebut 16, maka pembilang dan
15
Cara pertama untuk menentukan pecahan senilai adalah dengan menggunakan
Garis Bilangan. Garis bilangan merupakan alat atau model yang bermanfaat
bagi pembelajaran pecahan senilai setelah model konkrit dan model gambar.
Perhatikan garis bilangan berikut.
Jika nilai pecahan pada garis bilangan di atas berada pada garis putus-putus
yang sama, maka pecahan tersebut senilai. Misalnya, sebagai berikut.
16
3. Menentukan Pecahan Senilai dengan Membagi atau Mengalikan
Pembilang dan Penyebut dengan Bilangan yang Sama
Untuk mengetahui hubungan pecahan-pecahan yang senilai, perhatikan uraian
berikut.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan bilangan pecahan biasanya digunakan untuk menyatakan bilangan
yang tidak bulat. Bentuk pecahan (pecahan biasa maupun desimal) sangat
tepat untuk menunjukkan suatu nilai yang tidak bulat. Bilangan pecahan dapat
digunakan sebagai representasi perbandingan suatu bagian terhadap
keseluruhan. Ada beberapa pembagian pecahan diantaranya pecahan biasa,
pecahan decimal, pecahan campran, dan pecahan senilai.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, dkk. 2008. Math Stories: Kumpulan Rumus dan Cerita Matematika. Bandung:
Dari Mizan.
Aspar. 2009. Buku Kerja Matematika 1 SMP Kelas VII. Jakarta: Quadra.
Sarsinta. 2008. Sukses Ujian Nasional Matematika SD. Jakarta: Media Pusindo (Grub
puspa Swara)
Yuwono, Budi. 2008. Pintar Matematika Untuk Sekolah Dasar. Depok: Puspa Swara.
19