Disusun Oleh:
Kelas 6A PGSD
Kelompok 1
Husna 1810125220021
Gusrina Dewi 1810125220023
Herliana 1810125220028
Linda 1810125320044
Wa’apini 1810125320047
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Definisi Pecahan.............................................................................................3
B. Makna Pecahan...............................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................9
A. Kesimpulan ....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pecahan merupakan bagian matematika yang erat kaitannya dengan
masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan bilangan
asli, cacah, dan bulat, pecahan juga. Pecahan termasuk bagian dari
matematika yang diajarkan di jenjang sekolah dasar dan masih banyak yang
menjadi permasalahan dalam pembelajarannya. Melalui tulisan ini dicoba
untuk memberikan gambaran konsep tentang beberapa kaidah dalam pecahan.
Konsep yang dimaksud diantaranya mengapa pada penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang berbeda penyebut untuk dapat melakukan
operasinya harus disamakan dahulu penyebut-penyebutnya, mengapa pada
perkalian dua pecahan hasilnya sama dengan pecahan yang pembilangnya
sama dengan hasil kali pembilang pada pecahan-pecahan asal dan
penyebutnya juga sama dengan pecahan yang penyebutnya sama dengan hasil
kali penyebut pada pecahan-pecahan asal. Masalah lainnya adalah mengapa
hasil bagi dua pecahan hasilnya sama dengan perkalian antara pecahan
pertama dengan pecahan kedua yang penyebutnya dibalik.
Sebagai bahasa tulis konsep-kosep yang dikemukakan diusahakan
dimulai dari tahapan semi kongkrit (econic) dan diakhiri dengan tahapan
abstrak. Harapannya dengan kedua tahapan itu teman-teman guru sudah akan
mampu untuk menerimanya dengan baik demikian pula dalam
menyampaikan pembelajarannya kepada para muridnya. Pembelajaran
konsep-konsep pecahan didesaian sesuai dengan tahapan pembelajaran
Bruner yakni dengan tanpa memandang usia pembelajaran matematika akan
sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive),
kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir tahapan abstrak
(symbolic). Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta
didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa
yang pernah mereka terima dari gurunya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi dari pecahan?
2. Apa makna dari pecahan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Definisi Pecahan.
2. Untuk mengetahui Makna dari Pecahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PECAHAN
Pecahan adalah istilah untuk bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
rasional, yang terdiri dari dua
bagian, yaitu pembilang dan
penyebut.
a
Bentuk umum pecahan: a :
b
pembilang , b : penyebut , a, b
bi langan bulat dan b ≠ 0
3
Bagian yang diarsir memiliki besar bagian dari keseluruhan bagian
8
lingkaran. Oleh karena itu, pecahan dapat diartikan juga sebagai
perbandingan bagian dari keseluruhan.
1. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan yang memiliki nilai yang sama.
1 2 4
Dari gambar di atas, bagian yang diarsir adalah 2 , 4 , dan 8 . Dapat
dilihat bahwa gambar di atas memiliki ukuran yang sama untuk bagian
yang diarsir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pecahan –
pecahan tersebut adalah senilai (memiliki nilai yang sama).
3
Untuk memperoleh pecahan senilai, perhatikan penjelasan berikut ini:
4
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat,
pembilang, dan penyebut.
c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang diperoleh dari hasil
pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1000, dst. Pecahan
desimal biasanya ditandai dengan tanda koma ( , ).
d. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah suatu bilangan yang dibagi seratus.
B. MAKNA PECAHAN
Pecahan sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat
a
ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak
b
sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah
satu bentuk dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal, (3) persen, dan (4)
5
(1994:425–427) makna dari pecahan dapat muncul dari situasi-situasi sebagai
berikut.
1. Pecahan Menyatakan Bagian Yang Berukuran Sama Dari Satu Utuh.
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap
bagian dari keseluruhan (yang utuh). Beberapa contoh kehidupan sehari-
hari yang menggambarkan tentang pecahan, misalnya:
6
2. Pecahan menyatakan bagian dari kelompok-kelompok yang
beranggotakan sama banyak, atau juga menyatakan pembagian.
Apabila sekumpulan objek dikelompokkan menjadi bagian yang
beranggotakan sama banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan
pembagian. Contohnya, situasi dimana terdapat apel yang berjumlah 12,
apabila sekumpulan apel dikelompokkan menjadi 2 bagian yang
beranggotakan sama banyak, maka situasinya jelas dihubungkan dengan
pembagian. Situasi di mana sekumpulan apel yang banyaknya 12, dibagi
menjadi 2 kelompok yang beranggotakan sama banyak, maka kalimat
1
matematikanya dapat 12 : 2 = 6 atau × 12 = 6.
2
1
Sehingga untuk mendapatkan dari 12 apel, maka kita harus
2
memikirkan 12 apel yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yang
beranggotakan sama. Banyaknya anggota masing-masing kelompok,
1
terkait dengan banyaknya apel semula, dalam hal ini dari banyaknya
2
1
apel semula yaitu dari 12.
2
3. Pecahan sebagai perbandingan (rasio)
Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai
sebuah perbandingan Suatu pecahan yang menunjukkan perbandingan
tidak sama artinya dengan pecahan yang mewakili bagian dari
keseluruhan (utuh). Bila pecahan biasa digunakan untuk menunjukkan
perbandingan maka akan mempunyai interpretasi yang berbeda bila
dibandingkan dengan pecahan sebagai bagian dari ang utuh. Sebagai
contoh: pembilang dari sebuah pecahan sebagai perbandingan mungkin
7
menyatakan jumlah objek dalam kumpulan objek. Oleh karena itu
konsep pecahan sebagai perbandingan harus jelas. Untuk memahami
mengapa pecahan merupakan perbandingan dapat dipikirkan contoh
situasi berikut ini..
a. Dalam kelompok yang terdiri dari 10 buku terdapat 3 buku yang
bersampul hitam. Perbandingan (rasio) buku yang bersampul hitam
terhadap keseluruhan buku adalah 3 : 10 atau buku yang bersampul
3
biru dari keseluruhan buku.
10
10
dalam pecahan bisa menjadi atau masing-masing pembilang dan
30
1
penyebut dibagi dengan 10 menjadi panjang tali A dari panjang
3
tali B. Sehingga panjang tali A dibanding tali B = 1 : 3.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pecahan adalah istilah untuk bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk rasional, yang terdiri dari dua bagian, yaitu pembilang dan penyebut.
a
Bentuk umum pecahan: a : pembilang , b : penyebut , a, b bilangan
b
bulat dan b ≠ 0. Oleh karena itu, pecahan dapat diartikan juga sebagai
perbandingan bagian dari keseluruhan. Pecahan senilai adalah pecahan yang
memiliki nilai yang sama. Jenis-jenis pecahan terbagi atas pecahan biasa,
pecahan campuran, pecahan desimal, pecahan persen.
Menurut Kennedy (1994:425–427) makna dari pecahan dapat muncul
dari situasi-situasi sebagai berikut : pecahan menyatakan bagian yang
berukuran sama dari satu utuh, pecahan menyatakan bagian dari kelompok-
kelompok yang beranggotakan sama banyak, atau juga menyatakan
pembagian, pecahan sebagai perbandingan (rasio).
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari bapak dan teman-teman sangatlah kami harapkan guna
untuk menunjang kesempurnaan makalah kami.
9
DAFTAR PUSTAKA
iv