Anda di halaman 1dari 23

MATEMATIKA DASAR 2B

Submodul 2: Penyelesaian Persamaan Diferensial

Tim Matematika

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA - LAMPUNG SELATAN
27 JANUARI 2020
1

PENDAHULUAN

Pada Modul 2 ini akan diberikan materi tentang penyelesaian persamaan


diferensial. Perlu diketahui bahwa dalam mempelajari penyelesaian
persamaan diferensial yang dibutuhkan adalah pemahaman tentang
konsep dari modul-modul sebelumnya baik pada Modul Matdas 1B maupun
Modul 1 Matdas 2B, terutama terkait konsep turunan dan anti-turunan
beserta sifat-sifatnya. Kemudian tentang sifat-sifat, turunan dan anti-turunan
dari fungsi logaritma dan eksponensial. Fokus utama yang akan dibahas
pada modul ini yaitu menjelaskan tentang persamaan diferensial serta
bagaimana menyelesaikan persamaan diferensial tersebut.

Pentingnya mempelajari persamaan diferensial dikarenakan dalam


kehidupan sehari-hari persamaan diferensial sering digunakan. Sebagai
contoh, pada pertumbuhan eksponensial dari suatu populasi memenuhi
persamaan diferensial :

( )

dengan ( ) menyatakan banyaknya populasi pada waktu , dan adalah


suatu parameter.

Selain itu, konsep gerak dalam fisika juga erat kaitannya dengan persamaan
diferensial. Jika ( ) ( ) ( ) masing-masing menyatakan posisi, kecepatan,
dan percepatan pada saat dari suatu benda yang bergerak sepanjang
suatu garis koordinat, maka:

( ) ( )

( ) ( )

Persamaan-persamaan pada konsep gerak serta pertumbuhan populasi


memuat turunan dari suatu fungsi, sehingga disebut persamaan diferensial.
2

Berdasarkan penjelasan di atas, Tujuan Instruksional Khusus yang harus


dicapai yaitu:

Mampu memahami konsep persamaan diferensial serta


mampu membedakan turunan dan diferensial suatu
fungsi.

Mampu menemukan solusi umum persamaan diferensial


dengan pemisahan variabel.

Mampu menemukan solusi khusus persamaan diferensial


dengan nilai awal yang diberikan.
3

MATERI PERKULIAHAN

2.1. Persamaan Diferensial

Persamaan merupakan suatu pernyataan matematika/kalimat terbuka


yang mungkin benar atau salah. Persamaan ditulis dengan tanda sama
dengan “=”. Misal diberikan persamaan . Persamaan tersebut
bernilai benar untuk . Akan tetapi jika diambil nilai maka
persamaan tersebut bernilai salah. Persamaan juga dapat digunakan untuk
menyatakan kesamaan dua ekspresi yang terdiri dari satu atau lebih
variabel, seperti .

Kemudian mengenai diferensial, erat kaitannya dengan turunan (derivatif).

Konsep turunan dan diferensial itu berbeda. Notasi Leibniz (baca :

bukan ) telah digunakan untuk menyatakan turunan terhadap .

Notasi digunakan sebagai operator turunan (dari fungsi/apapun

yang mengikuti ). Sedangkan makna terpisah terhadap dan ini

berkaitan dengan diferensial.

Definisi 1. Diferensial
Misalkan ( ) adalah fungsi ter-turunkan dari variabel bebas .
a. adalah pertambahan sebarang dalam variabel bebas .
b. disebut diferensial variabel bebas , sama dengan .
c. adalah perubahan sebenarnya di dalam variabel ketika
berubah dari ke ( ), yakni ( ) ( ).
d. disebut diferensial variabel tak-bebas , didefinisikan oleh
( ) .
4

Turunan/derivatif dapat dianggap sebagai hasil bagi dua buah diferensial.


Diilustrasikan sebagai berikut. Misalkan ( ), turunan terhadap dapat

ditulis sebagai ( ) Selanjutnya lihat definisi diferensial (Definisi 1.d.)

bahwa ( ) , karena ( ) merupakan turunan terhadap maka

( ) dapat disubstitusikan dengan ( ), sehingga diperoleh :

( ) , berubah menjadi

( )

Karena simbol ( ) merupakan diferensial variabel bebas ,


sehingga kedua ruas persamaan (boleh) dibagi dengan , diperoleh :

( )

Ruas kiri persamaan merupakan diferensial (dibaca per ), sedangkan di


ruas kanan persamaan merupakan turunan (dibaca ). Dengan
demikian, turunan dapat pula dianggap sebagai hasil bagi dua buah
diferensial.

Misal, diberikan . Artinya turunan terhadap menghasilkan suatu

fungsi dalam , yaitu . Karena turunan dapat dianggap sebagai hasil

bagi dua diferensial, maka bentuk dapat ditulis mejadi

( ) .

Lalu apakah persamaan diferensial itu? Persamaan diferensial merupakan


persamaan yang melibatkan turunan-turunan beserta variabel tak-
bebasnya. Turunan yang digunakan pada persamaan diferensial dapat

berupa hanya turunan pertama ( ), campuran antara turunan pertama

dan kedua ( ), maupun turunan tingkat tinggi (lebih dari turunan kedua).
5

Beberapa contoh persamaan diferensial antara lain.

1.

Persamaan diferensial di atas hanya memuat turunan pertama ( ) .

Persamaan diferensial yang hanya memuat turunan pertama disebut


persamaan diferensial orde pertama.

2. ( )

Bentuk di atas dapat juga dituliskan sebagai :

( ( ))

Selanjutnya pada ruas kiri merupakan fungsi yang tidak secara eksplisit
bergantung pada Dengan kata lain, juga merupakan fungsi terhadap
(katakanlah ( )) . Oleh karena itu, kedua ruas persamaan dapat
dilakukan pembagian terhadap , tentunya dengan . Sehingga
diperoleh :

PD di atas termasuk dalam PD orde pertama karena hanya memuat turunan


pertama saja.

3.
Persamaan di atas juga merupakan persamaan diferensial. Simbol juga
menyatakan turunan pertama dan menyatakan turunan kedua.

Persamaan di atas dapat juga ditulis sebagai Persamaan

tersebut disebut sebagai persamaan diferensial orde-n atau persamaan


diferensial orde tinggi karena memuat lebih dari turunan pertama (turunan
kedua, dst).
6

4.

Persamaan di atas juga termasuk dalam persamaan diferensial orde tinggi


(orde- )

2.2. Menyelesaikan Persamaan Diferensial


Pada Subbab 2.1. sudah dibahas apa itu persamaan diferensial. Pada
subbab ini akan dibahas bagaimana menyelesaikan persamaan diferensial
tersebut. Menyelesaikan persamaan diferensial artinya mencari suatu fungsi
yang ketika disubstitusikan ke dalam persamaan diferensial menghasilkan
pernyataan yang benar. Pada modul ini hanya akan membahas kasus yang
paling sederhana saja, yaitu persamaan diferensial orde pertama yang
terpisahkan. Ini adalah persamaan-persamaan yang hanya melibatkan
turunan pertama dari fungsi, sedemikian rupa sehingga variabel-variabel
dapat dipisahkan, satu pada masing-masing ruas persamaan.

Beberapa bentuk persamaan diferensial orde satu antara lain:

1. ( )

Untuk mendapatkan solusi , cukup dengan mencari anti-turunan dari


( ).

( )

( )

∫ ( )

2. ( ).

Sisi sebelah kanan persamaan merupakan fungsi yang tidak secara


eksplisit bergantung terhadap .

3. ( ) ( )

Pada modul ini, hanya akan membahas penyelesaian persamaan diferensial


yang berbentuk seperti poin 2 dan 3. Selain itu penyelesaian persamaan
7

diferensial yang dibahass dibatasi pada solusi berbentuk persamaan eksplisit,


yaitu nilai dapat dinyatakan sebagai fungsi dalam .

2.2.1. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Berbentuk ( )

Persamaan diferensial yang berbentuk ( ) disebut juga persamaan

diferensial autonomous, dengan ruas kanan merupakan fungsi yang tidak


secara eksplisit bergantung pada variabel . Beberapa langkah untuk
menyelesaikan persamaan

( ) ( )

adalah sebagai berikut:


1. Berdasarkan definisi diferensial (Definisi 1.d), persamaan (1) dapat
dituliskan menjadi :
( )
Karena merupakan fungsi terhadap , dapat dilakukan pembagian
kedua ruas dengan ( ) asalkan ( ) , diperoleh :

( )
( )
2. Kemudian integralkan kedua ruas diperoleh:

∫ ∫
( )
Akan dibahas dua kasus ( ) yaitu untuk :
( ) ( )
dan
( ) ( )( )
Kasus 1.
Untuk ( ) ( ), persamaan (1) berubah menjadi :

( ) ( )

dengan dan merupakan suatu konstanta dan


8

Langkah-langkah penyelesaian :
1. Gunakan definisi diferensial agar variabel-variabel dapat dipisahkan, satu
pada masing-masing ruas persamaan sehingga persamaan (3) dapat
dituliskan sebagai
( )

Kemudian bagi kedua ruas dengan ( ) sehingga didapatkan :

( )
( )

2. Selanjutnya integralkan kedua ruas diperoleh:

∫ ∫
( )
⇔ | |

3. Langkah selanjutnya, agar didapat solusi eksplisit


( ) eksponensialkan kedua ruas menghasilkan :
| |

⇔| | ( )

⇔| |

Berdasarkan definisi nilai mutlak bahwa | | ⇔ diperoleh

( )

Karena merupakan bilangan irasional bernilai dan adalah


sebarang konstanta maka nilai dari juga merupakan suatu
nilai/konstanta, dimisalkan . Artinya terdapat suatu konstanta
sedemikian sehingga .

Maka dari persamaan (5), kita dapat menuliskan penyelesaian dari


persamaan diferensial (3) menjadi :
9

Dengan kata lain :

Solusi dari persamaan diferensial autonomous yang berbentuk

( )

adalah

dengan merupakan sebarang konstanta dan

Contoh 2.1
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial (PD) berikut :

Jawab.
Langkah 1 : Berdasarkan definisi diferensial, PD di atas dapat ditulis sebagai
( )
Kemudian, bagi kedua ruas dengan ( ) diperoleh:

Langkah 2 : Selanjutnya integralkan kedua ruas, didapatkan

∫ ∫ ( )

Untuk menyelesaikan integral di atas, ingat kembali Modul 1. Dimisalkan


didapat ⇔ . Persamaan (a) dapat dituliskan

menjadi :

∫ ∫

⇔ ∫ ∫

⇔ | |

⇔ | |
10

⇔ | |

Langkah 3 : Untuk menemukan solusi , langkah selanjutnya adalah


eksponensialkan kedua ruas sehingga didapatkan hasil
| | ( )

⇔| |

Misal terdapat suatu konstanta maka baris terakhir di atas


menjadi:

Jadi, solusi umum PD yang berbentuk adalah : .

Solusi umum dari suatu masalah persamaan diferensial bisa jadi tidak unik. Hal
ini dikarenakan adanya proses aljabar yang berbeda namun tetap sah
dalam mendapatkan solusi PD tersebut. Akan tetapi, untuk memastikan
apakah solusi yang didapat adalah benar yakni dengan cara menurunkan
kembali solusi tersebut, kemudian melakukan proses substitusi.

Misal, untuk membuktikan apakah benar bahwa persamaan

merupakan solusi umum dari PD , dilakukan langkah berikut.

 Turunkan persamaan , diperoleh :

( )
( )

 Selanjutnya lihat kembali PD . Jika persamaan

disubstitusikan ke persamaan PD tersebut diperoleh :

( )

( ) ( )

Dari (*) dan (**) diperoleh hasil yang sama. Oleh karena itu,

adalah benar solusi umum dari PD


11

Selanjutnya akan dibahas untuk kasus kedua yaitu ketika ( ) ( )(


).

Kasus 2.
Untuk ( ) ( )( ), persamaan (1) berubah menjadi :

( )( ) ( )

dengan dan merupakan suatu konstanta serta

Langkah-langkah penyelesaian :
i. Dengan menggunakan konsep diferensial, persamaan (6) ekuivalen
dengan :
( )( )

Selanjutnya bagi kedua ruas dengan ( )( ), sehingga diperoleh :

( )
( )( )

ii. Kemudian integralkan kedua ruas diperoleh

∫ ∫ ( )
( )( )

Ketika , cukup dicari anti-turunan dari ( ( ) yaitu :


)

∫( ) ∫

Contoh 2.2
Tentukan penyelesaian/solusi umum dari persamaan diferensial (PD) berikut :
( )
12

Jawab.

PD di atas dapat dituliskan kembali sebagai ( ) . Adapun langkah-

langkah untuk menyelesaikan PD tersebut antara lain:

Langkah 1 : Berdasarkan konsep diferensial ( ) juga dapat

dituliskan sebagai
( )

( )
Langkah 2 : Integralkan kedua ruas, diperoleh

∫ ∫
( )

∫( ) ∫

Jadi, solusi umum persamaan diferensial (PD) ( ) adalah :

Lalu untuk kasus ketika dan serta digunakan suatu metode


untuk mempermudah mengintegralkan ruas kiri, yang dinamakan metode
dekomposisi pecahan parsial. Kita mendekomposisi (menguraikan) integran
menjadi penjumlahan dari fungsi rasional yang lebih sederhana yang kita
tahu bagaimana mengintegralkannya. Ruas kiri dari persamaan (7) diuraikan
menjadi :

( )
( )( )
dengan dan merupakan konstanta yang harus dicari nilainya.
13

Permasalahan : menentukan konstanta A dan B sehingga nilai pada ruas


kanan sama dengan nilai pada ruas kiri.

Contoh 2.3
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial (PD) berikut :

( )( )

Jawab.
Langkah 1 : Gunakan konsep diferensial.

( )( )

( )( )

( )( )
Langkah 2 : Integralkan kedua ruas, diperoleh

∫ ∫
( )( )
Langkah 3 : Dengan menggunakan metode dekomposisi pecahan parsial
akan diselesaikan integran pada ruas sebelah kiri.

( )( )
( ) ( )
( )
( )( )

( )( )
( ) ( )
( )( ) ( )( )

Bandingkan bentuk terakhir dengan fungsi yang diintegralkan (integran),


harus diupayakan agar pembilang di ruas kiri sama dengan pembilang di
ruas kanan. Dengan kata lain, koefisien dari variabel di sisi kanan yakni
harus sama dengan 0, sebab pembilang di sisi kiri tidak memuat
variabel . Kemudian pembilang di sisi kiri mempunyai konstanta sama
dengan 1 sehingga nilai ( ) di sisi kanan harus sama dengan 1.
14

⇔ , dan

( ) ⇔ ( )

dan

Karena sudah mendapatkan nilai A dan B, diperoleh :

∫ ∫
( )( )

∫( )

∫ ∫

∫ ∫ ( )

| | | |

| | ( )

Selanjutnya, eksponensialkan kedua ruas diperoleh :


| |

| |

| |

( )

( )

( )

( )
15

Jadi penyelesaian umum dari PD ( )( ) adalah

Contoh 2.4
Tunjukkan bahwa persamaan

merupakan solusi umum dari persamaan

( )( )

Jawab.

Dimulai dengan menurunkan persamaan terhadap , diperoleh:

( ) ( )
( )

( )
( )

Selanjutnya, substitusikan persamaan ke persamaan diferensial

diatas, diperoleh:

( )( )

( )
( )( )

( )( ) ( )
( )

Karena persamaan (*) = (**), maka persamaan merupakan solusi

dari persamaan diferensial ( )( ).


16

2.2.2. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Berbentuk ( ) dengan

Nilai Awal Diberikan

Solusi persamaan diferensial yang diperoleh dari Contoh 2.1 sampai Contoh
2.3 masih mengandung konstanta . Dengan kata lain, solusi yang
didapatkan merupakan solusi umum dari persamaan diferensial tersebut.
Berikut diberikan contoh-contoh persamaan diferensial dengan nilai awal
yang diberikan.

Contoh 2.5
Tentukan penyelesaian khusus dari PD pada Contoh 2.2 yang memenuhi
pada

Jawab.
Pada Contoh 2.2 sudah diperoleh solusi umum PD yaitu

Untuk menemukan nilai C, substitusi nilai ketika diperoleh :

( )

Substitusi nilai C, sehingga diperoleh solusi khusus PD yaitu : .

Contoh 2.6
Tentukan penyelesaian khusus dari PD pada Contoh 2.3 yang memenuhi
pada .

Jawab.

Pada Contoh 2.3 sudah diperoleh solusi umum PD yaitu

Untuk menemukan nilai C, substitusi nilai ketika diperoleh :


17

( )

( )

Substitusi nilai C sehingga diperoleh solusi khusus PD yaitu :

2.2.3. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Berbentuk ( ) ( )

Persamaan diferensial yang berbentuk ( ) ( ) bisa dikatakan

merupakan bentuk umum dari persamaan diferensial. Beberapa langkah


untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang berbentuk

( ) ( ) ( )

adalah sebagai berikut:


1. Pisahkan variabel dan sehingga satu sisi persamaan hanya
bergantung pada dan di sisi lain hanya bergantung pada . Untuk
melakukannya digunakan konsep diferensial sehingga persamaan (10)
ekuivalen dengan :
( ) ( )

Kemudian, bagi kedua ruas dengan ( ), tentu ( ) tidak boleh sama


dengan 0 diperoleh:

( ) ( )
( )

2. Selanjutnya integralkan kedua ruas sehingga diperoleh:


∫ ∫ ( )
( )
18

Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan integral tersebut dengan teknik


integrasi yang sudah dipelajari pada contoh-contoh ssbelumnya. Untuk lebih
memahami, diberikan contoh berikut.

Contoh 2.7
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial berikut :

Jawab.
Langkah 1 : Dengan konsep diferensial

( )

Bagi kedua ruas dengan ( ) diperoleh :

Langkah 2 : Integralkan kedua ruas :

∫ ∫

| | | |
Langkah 3 : Untuk menemukan solusi , eksponensialkan kedua ruas :
| | | |

| | | |

( )

Jadi penyelesaian umum dari PD adalah

2.2.4. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Berbentuk ( ) ( )

dengan Nilai Awal Diberikan

Solusi persamaan diferensial yang diperoleh dari Contoh 2.7 masih


mengandung konstanta . Dengan kata lain, solusi yang didapatkan berupa
19

solusi umum dari persamaan diferensial tersebut. Berikut diberikan contoh


persamaan diferensial dengan nilai awal yang diberikan.

Contoh 2.8
Tentukan penyelesaian khusus dari PD pada Contoh 2.7 yang memenuhi
ketika .

Jawab.

Penyelesaian umum dari PD adalah : . Untuk menghitung

nilai , digunakan syarat ketika .

( )

Jadi penyelesaian khusus PD tersebut adalah .


20

RANGKUMAN

Secara umum langkah-langkah untuk menyelesaikan persamaan diferensial


adalah sebagai berikut.
1. Gunakan definisi diferensial agar variabel-variabel dapat dipisahkan, satu
pada masing-masing ruas persamaan.
2. Selanjutnya integralkan kedua ruas persamaan.
3. Jika persamaan yang didapat berupa fungsi logaritma, maka
eksponensialkan kedua ruas.
4. Lakukan proses aljabar hingga diperoleh solusi umum berbentuk eksplisit
( )
5. Untuk mendapatkan solusi khusus persamaan diferensial, substitusikan nilai
awal yang diberikan pada solusi umum PD.
21

SOAL LATIHAN

Tentukan solusi umum dan solusi khusus dari persamaan diferensial berikut
dengan nilai awal yang diberikan.

1. yang memenuhi ketika .

2. ( ) yang memenuhi ketika

3. ( ) yang memenuhi ketika

4. yang memenuhi ketika

5. ( ) yang memenuhi ketika

6. yang memenuhi ketika


22

DAFTAR PUSTAKA

Neuhauser, C. 2011. Calculus for Biology and Medicine 3rd Ed. Prentice Hall.
Varberg, D. Purcell, E. and Rigdon, S. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai